Mobilisasi Sumberdaya dalam Gerakan Literasi (Studi Pada Gerakan Vespa Pustaka) Oleh: Luna Febriani, S.Sos., M.A
ABSTRAK Perilaku literasi merupakan upaya memanfaatkan informasi dari bahan bacaan untuk menjawab beragam persoalan kehidupan manusia sehari-hari, dalam artian ini perilaku literasi bukan sekedar membaca, tapi menulis dan memanfaatkan informasi juga. Di Indonesia, perilaku literasi berada dalam posisi yang memprihatinkan. Dari data yang ada, Indonesia menempati peringgkat ke 60 dari 61 negara di dunia terkait perilaku literasi. Rendahnya perilaku literasi di Indonesia ini menjadikan beberapa kelompok masyarakat maupun individu untuk melakukan gerakan dalam rangka meningkatkan perilaku literasi. Salah satunya adalah gerakan Vespa Pustaka, gerakan ini merupakan gerakan literasi yang diinisasi oleh pemuda di Kabupaten Bangka Selatan. Uniknya, gerakan ini dilakukan dengan cara menyelenggarakan perpustakaan jalanan di Toboali, Kabupaten Bangka Selatan dengan menggunakan sarana motor vespa. Penelitian ini ditujukan untuk melihat bagaimana gerakan ini dapat eksis dan diterima oleh masyarakat di kabupaten Bangka Selatan atau dengan kata lain mobilisasi apa saja yang digunakan oleh Vespa Pustaka dalam melakukan gerakan literasi ini. Dalam membedah penelitian ini digunakan teori mobilisasi sumber daya. Sehingga, dapat dilihat bentuk mobilisasi sumber daya yang digunakan oleh Vespa Pustaka dalam melakukan gerakannya, Kata Kunci: Literasi, mobilisasi, gerakan, pemuda
A. Pendahuluan Perilaku literasi di Indonesia berada dalam
posisi
Berdasarkan
yang data
dirumah, ditempat kerja maupun dalam masyarakat (Suyono, 82).
memprihatinkan. yang
didapatkan,
Untuk meningkatkan perilaku literasi
peringkat literasi Indonesia berada pada
masyarakat
posisi kedua terbawah atau peringkat 60
Republik Indonesia melalui Kementrian
dari 61 negara yang diteliti oleh Central
Pendidikan
Connecticut State University (2015). Fakta
mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah
ini juga didukung oleh survei yang yang
(GSL). Gerakan ini dilakukan dengan cara
dilakukan oleh BPS mengenai minat baca
membaca buku nonpelajaran selam 15
dan menonton anak-anak Indonesia yang
menit sebelum waktu belajar dimulai.
menyatakan bahwa hanya 17,66% anak-
Kegiatan
anak Indonesoa yang memiliki minat baca,
menumbuhkan minat baca peserta didik
sementara itu sebesar 91, 76% anak-anak
serta
Indonesia
membaca
memiliki
minat
menonton
Indonesia,
Pemerintah
dan
ini
Kebudayaan
dilakukan
meningkatkan agar
untuk
keterampilan
pengetahuan
dikuasai
(http://www.femina.co.id/trending-
secara lebih baik. Selain muncul gerakan
topic/peringkat-literasi-indonesia-nomor-
literasi yang diinisiasi oleh pemerintah,
dua-dari-bawah).
muncul pula gerakan dan organisasi yang digagas
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa
perilaku
literasi
di
Indonesia
terbilang kecil. Perilaku literasi merupakan upaya memanfaatkan informasi dari bahan bacaan
untuk
menjawab
beragam
oleh
beberapa
kelompok
masyarakat maupun individu untuk dapat menggiatkan
perilaku
literasi.
Salah
satunya adalah gerakan literasi Vespa Pustaka
yang
berlokasi
di
Toboali,
Vespa
Pustaka
Kabupaten Bangka Selatan.
persoalan kehidupan manusia sehari-hari. Dengan
kata
lain,
perilaku
literasi
Gerakan
literasi
merupakan suatu kontinum, yakni mulai
merupakan gerakan literasi yang diinisiasi
dari kemampuan membaca; kemudian
oleh kelompok pemuda-pemuda yang ada
membaca
diteruskan
di Toboali, Kabupaten Selatan. Pemuda
membaca menulis dan berbahasa dan
merupakan Pemuda adalah individu yang
akhirnya membaca menulis berpikir kritis
bila dilihat secara fisik sedang mengalami
dan berbahasa lisan yang dimanfaatkan
perkembangan dan secara psikis sedang
untuk
mengalami
dan
belajar
menulis,
sepanjang
hayat
baik
perkembangan
emosional,
sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia
pembangunan
baik
saat
ini
maupun masa datang. Menurut Undang-
ini di usianya yang menginjak 3 tahun
Undang No. 40 tahun 2009 Pemuda adalah
kehadiran
warga negara Indonesia yang memasuki
mendapatkan ruang dalam masyarakat
periode
sehingga sampai saat ini gerakan literasi
penting
pertumbuhan
dan
Vespa
Pustaka
tetap
perkembangan yang berusia 16 (enam
masih tetap ada dan berkembang.
belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
karena itu, penelitian ini ditujukan untuk
Definisi yang kedua, pemuda adalah
mencari tahu bagaimana Vespa Pustaka
individu dengan karakter yang dinamis,
mengembangkan gerakan literasinya, atau
bahkan bergejolak dan optimis namun
dengan kata lain sumberdaya apa saja yang
belum memiliki pengendalian emosi yang
digunakan gerakan literasi Vespa Pustaka
stabil
sehingga mereka dapat bertahan dan
Sejarah bangsa Indonesia tidak dapat
Oleh
berkembang hingga saat ini.
dilepaskan dari gerakan-gerakan yang diinisiasi oleh pemuda. Kehadiran gerakan pemuda yang sarat nilai dan diapresiasi oleh lapisan masyarakat inilah, yang kemudian harus dikembangkan sedemikian rupa. Sehingga pergerakan bangsa menjadi semakin dinamis, dan perbaikan kehidupan
B. Rumusan Masalah Adapun penelitian
rumusan ini
masalah
adalah
dalam
“Bagaimana
mobilisasi sumberdaya yang dilakukan Vespa pustaka dalam mengembangkan gerakan Vespa Pustaka?
bernegara dalam setiap dimensi kehidupan selalu
berkesinambungan
(Dewanata,
2008: 139)
C. Kerangka Teoritis Dalam mengkaji tulisan ini, peneliti
Kemunculan Vespa Pustaka yang
menggunakan salah satu jenis teori dari
merupakan gerakan literasi Vespa Pustaka
teori gerakan sosial yakni teori mobilisasi
ini tidak dapat dilepaskan dari rendahnya
sumber daya. Menurut Giddens (gerakan
perilaku literasi di Kabupaten Bangka
sosial merupakan upaya kolektif untuk
Selatan,. Selain itu, minimnya akses dan
mengejar suatu kepetingan bersama, atau
ruang untuk masyarakat dalam mengakses
mencapai tujuan bersama melalui tindakan
buku atau bahan bacaan menjadikan dasar
kolektif (collective action) di luar lingkup
dari gerakan literasi pemuda ini. Hadirnya
lembaga-lembaga yang mapan (Suharko,
gerakan
2014:15).
literasi
mendapatkan
respon
Vespa positif
Pustaka oleh
masyarakat sekitar, sehingga hingga saat
Konsep
dan
teori
tentang
Gerakan Sosial mengalami perkembangan
pesar pada dekade 60an dan semakin kaya
kontemporer
memiliki
cara
pandang
memasuki abd ke-21.
tersendiri tentang logika dari tindakan
Teori mobilisasi sumber daya manusia
yang berbasis dalam politik, ideologi,
merupakan salah satu bagian teori dari
kultur, etnisitas, jender dan seks sebagai
teori gerakan sosial baru. Munculnya
akar
gerakan
Sedangkan teori gerakan sosial lama
sosial
baru
ditandai
dengan
dari
tindakan-tindakan
kolektif.
semakin beragamnyapelaku gerakan sosial
menganggap bahwa hal
seperti
kalaangan
penting dari aktor sosial didefiniskan oleh
profesional, perempuan dan tidak lagi
relasi-relasi kelas yang berakar dalam
menjadi fortopolio buruh dan petani dan
proses
juga isu yang hendak dicapai seperti hak
lainnya
asasi manusia, demokratisasi, perempuan,
kolektif (Sukmana, 2015: 118).
mahasiswa/i,
produksi
dan
yang paling
identitas
sosial
yang memberntuk aktor-aktor
lingkungan hidup, ketidakadilan membuat
Tulisan tentang pemuda dan gerakan
studi gerakan sosial bergeser, dari terpusat
literasi ini akan dibedah dengan teori
menjadi menyebar ke berbagai pusat-pusat
mobilisasi sumberdaya yang diperkenalkan
disiplin ilmu baik dikalangan akademisi
oleh Anthony Oberschall. Teori mobilisasi
maupun pelaku perubahan (Situmorang,
sumberdaya memfokuskan perhatiannya
2013: 10)
pada
proses-proses
sosial
yang
Secara umum, studi-studi gerakan
memungkinkan muncul dan berhasilnya
sosial di Indonesia banyak mengacu pada
suatu gerakan. Teori ini berasumsi bahwa
kerangka teoritis dari pandangan Rajendra
faktor
Singh, yang mana menurut Singh peta
mobilisasi
teori gerakan sosial terdiri dari: (1) Klasik,
komunikasi
(2) neo-klasik dan (3) Gerakan Sosial Baru
terdapatnya anggota dengan kemapanan
(Sukmana, 2016: 8).
kepemimpinan dan adanya
Classical social
penting
kelompok
karena
melakukan
memiliki
jaringan
sudah
mapan,
yang
partisipasi
movements meliputi studi tentang perilaku
tradisional dari anggotanya. Selain itu,
kolektif seperti kerumunan, kerusuhan dan
dalam kelompok juga terdapat pemimpin,
penolakan
anggora, terdapat pertemuan, kegiatan
yang
berbasis
pada
akar
psikologi sosial klasik. Sementara, tradisi
rutin,
neo klasik dihubungkan dengan teori
kepercayaan, simbol serta bahasa yang
gerakan sosial lama yang mana teori
sama.
memiliki dua model, yaitu fungsional dan dialektika
Marxis.
Sedangkan
teori
gerakan sosial baru atau gerakan sosial
rantai
sosial,
dan
berbagai
Sehingga, secara sederhana dapat disimpulkan
bahwa
faktor-faktor
determinan dalam suatu gerakan sosial
menurut teori mobilisasi sumberdaya, yakni: 1.
2.
Teori mobilisasi sumberdaya diatas akan melihat sejauh mana gerakan yang
Organisasi
gerakan
sosial,
dilakukan
di
perasaan dari komunitas, norma
oleh asyarakat dan dapat bertahan hingga
tindakan dan struktur organisasi.
sekarang ini.
Pemimpin
dan
kepemimpinan,
menginspirasi
dan
mengorganisais orang lain untuk berpartisipasi,
sedangkan
kepemimpinan
adalah
kemampuan untuk mempengaruhi kelompok
melalui
pencapaian
dan
mobilisasi
tujuan.
D. Metode Penelitian
sumberdaya dalam gerakan sosial, yakni:
sumberdaya
moral,
sumberdaya kultural, sumberdaya organisasi
sosial,
sumberdaya
manusia
dan
sumberdaya
material,
penelitian kualitatif dengan pendekatan riset
naratif.
Czarniawska
(dalam
Craswell) mendefinisikan riset naratif sebagai tipe sedain kualitatif yang spesifik yang narasinya dipahami sebagai teks yang dituturkan
atau
dituliskan
dengan
sosial merupakan faktor pelekat sebagian
besar
anggora
dalam berbagai organisasi. Peluang
dan
pada
ini kemampuan
masyarakat
lokal
untuk
mengorganisir
suatu
tindakan
kolektif.
secara kronologis (Craswell, :201596). Prosedur pelaksanaan riset ini dimulai dengan memfokuskan pada pengkajian terhadap satu atau dua individu dan penyusuna kronologis atas makna dari pengalaman tersebut.
menggunakan metode pengumpulan data dengan cara wawancara, pengamatan, dokumen-dokumen terkait, gambar dan sumber data kualitatif lainnya. Data yang
kapasitas
masyarakat.perspektif mengacu
rangkaian peristiwa.aksi, yang terhubung
Dalam mengumpulkan data, peneliti
Jaringan dan partisipasi, jaringan
bagi
Penelitian ini menggunakan metode
menceritakan tentang peristiwa/aksi atau
Sumberdaya
sumberdaya, terdapat lima tipe
5.
Pustaka
Kabupaten Bangka Selatan dapat diterima
pembuat keputuan strategis yang
4.
Vespa
merupakan sistem nilai bersama,
pemimpin didefinisikan sebagai
3.
oleh
telah
dikumpulkan
kemudian
akan
dianalisis secara sistematis, yakni dengan menggunakan
metode
analisis
data
interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari (Idrus, 2002):
1.
Reduksi data merupakan tahap
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
pemilihan, pemusatan perhatian
dengan Toboali sebagai ibukotanya.
pada
penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis
dari
lapangan 2.
diinisiasi oleh salah seorang pemuda dari Toboali,
yakni
Dibentuknya
Agam
gerakan
Primadi.
literasi
Vespa
Pustaka didasari oleh beberapa hal, yakni:
Penyajian data merupakan tahap penyusunan
3.
Kelahiran gerakan Vespa Pustaka ini
informasi
yang
1.
Untuk
mengatasi
persoalan
memberikan kemungkinan adanya
minimnya perilaku literasi di
penrikan
Indonesia,
kesimpulan
dan
khususnya
pengambilan tindakan.
Kabupaten
Penarikan kesimpulan merupakan
Bangka Selatan termasuk dalam
proses
Kabupaten yang rendah akan
akhir
dimana
terjadi
Selatan.
tingkat literasinya.
penarikan arti atau makna dari data yang telah ditampilkan.
Bangka
di
2.
Untuk
memberikan
ruang
membaca kepada masyarakat di Kabupaten
E. Hasil dan Pembahasan
Bangka
Selatan
Indonesia
umumnya dan Toboali khususnya
menempati posisi yang memprihatinkan,
karena selama ini di Kabupaten
berdasarkan data yang ada perilaku literasi
Bangka Selatan masih minimnya
Indonesia menempati possisi ke 60 dari 61
ruang membaca bagi masyarakat.
negara di dunia. Rendahnya perilaku
Selain tidak adanya ruang untuk
literasi ini kemudian menjadikan beberapa
membaca
kelompok
individu
sulitnya akses untuk mendapatkan
membentuk dan menggiatkan gerakan-
buku-buku bacaan dikarenakan
gerakan literasi, salah satunya adalah
buku-buku yang harganya relatif
gerakan Vespa Literasi. Vespa Pustaka
tinggi juga mendasari lahirnya
merupakan salah satu gerakan literasi yang
gerakan Vespa Pustaka.
Perilaku
literasi
masyarakat
di
dan
bagi
masyarakat,
Bangka
Alasan tersebut menjadikan Agam
Belitung, tepatnya di Kabupaten Bangka
sebagai pemuda Bangka Selatan untuk
Selatan.
menggagas rumah baca bagi masyarakat di
ada di
Provinsi
Kepualauan
Kabupaten
Bangka
Selatan
merupakan salah satu kabupaten yang ada
Kabupaten
Bangka
Selatan,
sehingga
berawal dari perpustakaan pribadi yang
dimilikinya
membentuk
Seiring tebentuknya Gerakan Vespa
rumah baca yang dibuka bagi masyarakat
Pustaka, maka dibentuk pula struktur
umum. Kemunculan rumah baca ini
organisasi kepengurusannya. Dibentuknya
mendapatkan respon baik bagi masyarakat,
struktur organisasi ini untuk memudahkan
karena setidaknya telah ada ruang bagi
dan memperjelas pembagian kerja para
masyarakat untuk mendapatkan bahan-
anggota dan untuk melegalisasi kegiatan-
bahan bacaan. Selain mendapatkan respon
kegiatan yang dilakukan oleh Vespa
baik dari maysarakat, kemunculan rumah
Pustaka. Organisasi ini diketua oleh
baca
penggiat dari gerakan Vespa Pustaka itu
ini
ia
kemudian
juga
menjadi
wadah
bagi
masyarakat untuk menyalurkan buku-buku
sendiri dan memiliki
mereka
mana
untuk
dapat
dibaca
oleh
masyarakat banyak. Adanya
respon
baik
dari
masyaakat ini kemudian menjadikan sang penggiatnya
untuk
anggota-anggota
merupakan yang
memperbesar
dan
memperluas jaringan rumah baca. Oleh
23 anggota yang
Pelibatan
anggota
tersebut
Scooter
pengendara
juga
Toboali.
Vespa
dalam
melakukan gerakan literasi dikarenakan beberapa hal, yakni: 1.
Anggota
pengendara
vespa
karena itu, di tahun 2014 penggiat rumah
merupakan pemuda-pemuda yang
baca komunitas ini melakukan penjajakan
memiliki semangat tinggi dan
dengan beberapa pengendara sepeda motor
enerjik
jenis
vespa
yang
tergabung
dalam
2.
Untuk mengisi waktu luang para
komunitas Scooter Toboali di Toboali,
pengendara-pengendara
Kabupaten Bangka Selatan. Penjajakan ini
karena selama ini pengendara
dilakukan untuk memperluas akses rumah
vespa dianggap hanya
baca komunitas agar seluruh element
3.
vespa,
Untuk mengubah image atau citra
masyarakat yang ada di Kabupaten Bangka
para
Selatan dapat menikmati fasilitas dan
selama ini cenderung dipandang
merasakan manfaat dari kehadiran rumah
negatif oleh masyarakat sekitar.
baca ini. Kerjasama ini kemudian disambut
Dengan
baik oleh para pengendara motor vespa
pengendara vespa ini diharapkan
yang tergabung dalam Scooter Toboali,
image
yang kemudian tepat pada tanggal 8 Mei
pengendara motor vespa menjadi
2015 terbentuklah gerakan literasi yang
positif.
diberi nama Vespa Pustaka.
pengendara
vespa
melibatkan
masyarakat
yang
para
terhadap
Dalam melakukan gerakannya, ada beberapa
kegiatan
dilepaskan
dari
kemampuan
gerakan
rutin
yang
tersebut dalam memobilisasi sumberdaya
gerakan
Vespa
yang sifatnya internal maupun eksternal
baca,
literasi
yang ada dalam lingkungan masyarakat
tematik.
sekitar. Menurut McCarthy dan Zald
Rumah baca Vespa Pustaka merupakan
(dalam Sukmana 2010:157) menyatakan
perpustakaan
bahwa
diselenggarakan
oleh
Pustaka,
yakni;
rumah
jalanan,
serta
diskusi-diskusi
bagi
masyarakat
yang
perkembangan
gerakan
sosial
hendak meminjam dan membaca buku-
dipandang sebagai produk dari kekuatan-
buku yang disediakan. Rumah baca ini
kekuatan lingkungan baik bersifat internal
memiliki koleksi 1500an yang terdiri dari
maupun eksternal. Faktor-faktor internal
buku sosial, psikologi, ekonomi, motivasi ,
meliputi:
seri remaja dan anak-anak. Rumah baca ini
ketersediaan
dibuka setiap hari dari mulai pukul 15.00
kelompok dan tingkat organisasi internal.
s.d 17.45 WIB. Untuk literasi jalanan
Sedangkan
dilakukan oleh Vespa Pustaka dengan cara
meliputi: tingkat represi dari masyarakat,
membuka lapak atau perpustakan buku di
tingkat simpatisan eksternal, serta jumlah
jalanan.
dan kekuatan kelompok politik.
Perpustakaan
jalanan
ini
dilakukan dalam waktu 3-4 kali dalam seminggu dan bertempat di depan jan Gedung Nasional, Toboali. Sedangkan untuk diskusi tematik dilakukan di rumah baca sesuai dengan
tema-tema
kepemimpinan,
tingkat
sumberdaya,
ukuran
faktor-faktor
eksternal
Dari paparan diatas, maka dapat dirumuskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan
gerakan
Vespa Pustaka antara lain:
yang 1.
sedang berkembang.
Organisasi Gerakan Sosial Menurut McLaughlin (Sukmana,
Gerakan Vespa Pustaka yang digagas oleh pemuda-pemuda Vespa di Toboali Kabupaten
Bangka
tanggapan
atau
Selatan
respon
mendapat
positif
bagi
masyarakat sekitar. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat untuk mengunjungi rumah baca dan perpustakaan jalanan yang digerakkan
oleh
Vespa
Pustaka.
Keberhasilan dalam melakukan gerakan literasi oleh Vespa Pustaka tidak dapat
2016) karateristik yang menonjol dari suatu gerakan sosial adalah meliputi adanya sistem nilai bersama, perasaan dari komunitas, norma tindakan dan struktur organisasi. Faktor organisasi gerakan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi dalam gerakan literasi Vespa Pusta, dimana di dalam gerakan ini dibangun sebuah organisasi dengan struktur yang jelas dan didalammya
terdapat
sistem
nilai
bersama,
pembuat keputusan startegis yang
perasaan dari komunitas serta norma
menginspirasi
dan tindakan. Sistem nilai bersama
orang lain untuk berpartisipasi dalam
yang dimiliki dan dijaga oleh Vespa
gerakan
Pustaka adalah nilai kepercayaan dan
kepemimpinan adalah kemauan untuk
kesukarelaan.
mempengaruhi
Nilai
kepercayaan
dan
mengorganisasi
sosial.
Sedangkan
kelompok
melalui
mengacu pada adanya rasa percaya
pencapaian tujuan. Dalam gerakan
terhadap sesama anggota komunitas
literasi Vespa Pustaka, pemimpin
serta para peminjam buku. Untuk nilai
memiliki
kesukarelaan
mengembangkan
dapat
dilihat
dari
peranan
penting dan
dalam
memajukan
anggota-anggota yang terlibat dalam
gerakan ini. Pemimpin gerakan Vespa
gerakan
Pustaka
literasi
Vespa
Pustaka
termasuk
dalam
dapat
merupakan para sukarelawan yang
menginspirasi para anggota gerakan,
tidak dibayar, bahkan mereka harus
serta dapat memobilisasi sumber-
iuran setiap bulannya untuk menjamin
sumber yang ada untuk memajukan
keberlangsungan gerakan literasi ini.
gerakan ini, seperti jaringan. Dimana,
Hal inilah yang kemudian menjadikan
pemimpin gerakan Vespa Pustaka ini
mereka dapat menjaga soliditas antara
pernah menjadi pemuda pelopor yang
sesama, karena hubungan yang terjalin
mewakili pemuda Bangka Belitung ke
dalam gerakan literasi Vespa Pustaka
Tingkat nasional, sehingga jaringan
bukan
sudah banyak terbangun.
berdasarkan
melainkan
material,
berdasarkan
hubungan
3.
kekeluargaan. 2.
Menurut Morris dan Staggenborg (Sukmana, 2016), para pemimpin sangat penting dalam gerakan sosial, menginspirasi
memobilisasi menciptakan
komitmen,
sumber-sumber, dan
memahami
kesempatan, menyusun strategi dan mempengaruhi hasil-hasil. Pemimpin gerakan
di
dan
Mobilisassi
Sumberdaya Menurut Edwards dan McCarthy
Pemimpin dan Kepemimpinan
mereka
Sumberdaya
definisikan
sebagai
(Sukmana,
2016),
terdapat
lima
sumberdaya yakni: sumberdaya moral, sumberdaya
kultural,
sumberdaya
organisasi sosial, sumberdaya manusia dan
sumberdaya
melakukan gerakan
material.
dan literasi,
Dalam
mengembangkan gerakan
Vespa
Pustaka memanfaatkan sumberdayasumberdaya
yang
ada
lingkungan
masyarakat
dalam sekitar.
Sumberdaya moral disini merupakan
kultural
dukungan-dukungan
dan
melakukan literasi dijalan, dimana
dukungan orang atau tokoh-tokoh
gerakan Vespa Pusta aktif menjemput
terkenal. Dukungan simpati ini dapat
bola
dilihat dari banyaknya donasi-donasi
memiliki
buku yang diberikan oleh masyarakat
berkunjung ke rumah baca. Dengan
dalam rangka mendukung gerakan
melakukan
literasi. Selain itu gerakan literasi juga
mereka memanfaatkan ruang jalanan
didukung oleh banyak pihak, baik
yang biasanya didatangi dan disukai
yang berasal dari masyarakat maupun
anak-anak muda untuk menghabiskan
dari tokoh-tokoh birokrasi.
waktunya,
Kedua,
simpati
sumberdaya
lainnya
para
adalah
pembaca waktu
dengan
yang
tidak
luang
literasi
untuk
jalanan,
sehingga
maka
banyak
anak
kultural,
muda yang tertarik dengan literasi
dapat dilihat dari bagaimana gerakan
jalanan yang digagas oleh Vespa
ini
Pustaka.
memanfaatkan
dan
memiliki
Selain
itu
sumberdaya
kompetensi atau pengetahuan khusus
kultural yang digunakan oleh gerakan
yang dapat menjadi nilai untuk suatu
Vespa Pustaka adalah penggunaan
gerakan
ini
media-media sosial yang digunakan
kompetensi kultural yang dimobilisasi
untuk sarana promosi dan informasi
oleh Vespa Pustaka adalah dengan
kepada
cara
eksistensi dan kegiatan-kegiatan yang
sosial.
Dalam
hal
melibatkan
pemuda-pemuda
dalam
menggerakkan
daerah organisasi Pustaka.
dan
kegiatan
Dilibatkannya
Vespa
masyarakat
luas
tentang
dilakukan oleh Vespa Pustaka. Ketiga,
sumberdaya
organsasi
pemuda
sosial meliputi: jaringan sosial dan
daerah menjadi nilai penting, karena
organsiassi. Gerakan literasi Vespa
pemuda merupakan orang yang masih
Pustaka
memiliki kemauan dan semangat yang
memobilisaisi sumberdaya ini untuk
tinggi dalam menjalankan kegiatan
mengembangkan gerakannya, seperti
organisasi.
pemanfaatan jaringan sosial. Tidak
Keuntungan
lainnya
memanfaatkan
dengan melibatkan pemuda daerah
dapat
adalah interaksi dengan pembaca atau
memiliki banyak jaringan dengan
pengunjung akan lebih mudah dan
organisasi-organisasi
cepat dilakukan, karena berasal dari
lingkup lokal maupun dalam lingkup
kebudayaan
Selain
luar, seperti KNPI, HIPMI, PBNU
pelibatan pemuda daerah, mobilisasi
serta jaringan rumah baca yang ada
yang
sama.
dipungkiri
Vespa
dan
baik
Pustaka
dalam
diluar kota. Banyaknya jaringan sosial
Terakhir, sumberdaya
material
yang dimiliki oleh gerakan Vespa
merupakan sumberdaya yang bersifat
Literasi ini dirasakan dapat membantu
modal atau finansial. Sumber daya
keberlangsungan dan prasarana yang
material merupakan bagian penting,
dibutuhkan,
karena dari sumbedaya ini eksintensi
seperti
baru-baru
ini
Vespa Pustaka mendapat bantuan
dapat
ratusan buku dari salah satu penerbit
dipungkiri, dalam melakukan gerakan
yang ada di Pulau Jawa. Selain
literasinya, hampir sebagian besar
bantuan buku, ada pula bantuan-
sumberdaya finansialnya dikeluarkan
bantuan lainnya yang bantuan dana
dari kantong pribadi ketua organisasi.
dari
dan
Namun, selain dari bantuan uang
lain
pribadi
Kementrian
Olahraga
Pemuda
(Kemenpora)
dan
sebagainya.
Tidak
pemimpin
dapat
organsiasi,
sumberdya finansial gerakan ini juga
Keempat, mobilisasi sumber daya manusia.
berlangsung.
Tidak
dapat
dipungkiri
ditopang oleh iuran para anggotanya dimana
setiap
bulannya
anggota
sumberdaya manusia lebih nyata dan
diwajibkan untuk membayar iuran
lebih muda diapresiasi dibandingkan
sebesar Rp. 20.000,- (dua puluh ribu
sumberdaya
rupiah).
moral,
sumberdaya
Iuran
ini
secara
tidak
kultural dan sumberdaya organisasi
langsung dapat membantu kegiatan
sosial.
operasional
Mobilisasi
sumberdaya
manusia dapat dilihat dari kualitas sumberdaya manusia yang ada dalam gerakan
tersebut
dimana
hampir
yang
dilakukan
oleh
Vespa Pustaka. Pendayagunaan sumberdaya
mobilisasi
seperti
yang
telah
sebagian besar sumberdaya manusia
dipaparkan diatas menjadikan gerakan
yang tergabung dalam gerakan Vespa
Literasi Vespa Pustaka ini dapat ada
Pustaka
bertahan
merupakan
orang
yang
dan
diterima
oleh
berpendidikan dan sedang menempuh
masyarakat. Mobilisasi sumberdaya
pendidikan strata 1, bahkan ada pula
merupakan pemanfaatan sumberdaya
yang sedang menempuh pendidikan
yang ada dilingkungan sekitar baik
strata 2, yakni ketua Vespa Pustaka.
yang
Sehingga,
ekternal
setiap
anggota
Vespa
sifatnya untuk
internal
maupun
mendukung
dan
Pustaka memiliki kompetensi masing-
mengembangkan suatu gerakan sosial.
masing sesuai dengan latar belakang
Selain mobilisasi sumberdaya diatas,
pendidikan mereka.
masih
banyak
sumberdaya
yang
sesungguhnya dapat dikembangkan
kepemimpinan,
oleh gerakan Vespa Pustaka. Oleh
sumberdaya, ukuran kelompok dan tingkat
karena
inventarisir
organisasi internal. Sedangkan faktor-
sumberdaya dan strategi mobilisasi
faktor eksternal meliputi: tingkat represi
sumberdaya
dari
itu diperlukan
agar
pemanfaatannya
lebih optimal.
tingkat
masyarakat,
ketersediaan
tingkat
simpatisan
eksternal, serta jumlah dan kekuatan kelompok
politik.
Adapun
mobilisasi
sumberdaya yang dilakukan oleh gerakan
F. Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap gerakan literasi Vespa Pustaka
Vespa Pustaka antara lain: 1.
Sumberdaya
moral
disini
yang ada di Kabupaten Bangka Selatan,
merupakan
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
simpati dan dukungan orang atau
keberadaan
mendapat
tokoh-tokoh terkenal. Dukungan
respon positif dan antusias yang tinggi
simpati ini dapat dilihat dari
bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan
banyaknya donasi-donasi buku
Vespa Pustaka memberikan ruang dan
yang diberikan oleh masyarakat
akses bagi masyarakat Toboali dan Bangka
dalam
rangka
mendukung
Selatan umumnya untuk dapat mebaca.
gerakan
literasi.
Selain
Penerimaan masyarakat terhadap gerakan
gerakan literasi juga didukung
literasi Vespa Pustaka ini tidak dapat
oleh banyak pihak, baik yang
dilepaskan
berasal dari masyarakat maupun
literasi
Vespa
dari
tersebut
Pustaka
kemampuan dalam
sumberdaya
yang
sumberdaya
merupakan
gerakan
memobilisasi
ada.
Mobilisasi
dukungan-dukungan
itu
dari tokoh-tokoh birokrasi. 2.
Pemimpin dan Kepeminpinan
pemanfaatan
Menurut Morris dan Staggenborg,
sumberdaya yang ada dilingkungan sekitar
para pemimpin sangat penting dalam
baik
gerakan sosial, mereka menginspirasi
yang
ekternal
sifatnya untuk
internal
maupun
mendukung
dan
mengembangkan suatu gerakan sosial. Menurut McCarthy dan Zald (dalam Sukmana 2010:157)
menyatakan bahwa
komitmen,
memobilisasi
sumber-
sumber, menciptakan dan memahami kesempatan, menyusun strategi dan mempengaruhi hasil-hasil. Pemimpin
perkembangan gerakan sosial dipandang
gerakan
Vespa
Pustaka
sebagai produk dari kekuatan-kekuatan
Primadi)
menurut
lingkungan baik bersifat internal maupun
kelompok Vespa Pustaka merupakan
eksternal. Faktor-faktor internal meliputi:
orang atau sosok pimpinan yang dapat
para
(Agam anggota
menginspirasi para anggota gerakan,
organisasi
memiliki kompetensi akademik serta
Vespa
dapat memobilisasi sumber-sumber
Dilibatkannya pemuda daerah
yang ada untuk memajukan gerakan
menjadi nilai penting, karena
ini,
pemuda
merupakan
pemimpin gerakan Vespa Pustaka ini
yang
masih
pernah menjadi pemuda pelopor yang
kemauan dan semangat yang
mewakili pemuda Bangka Belitung ke
tinggi
Tingkat nasional, sehingga jaringan
kegiatan organisasi. Kaum
sudah banyak terbangun.
muda
3.
seperti
jaringan.
Sumberdaya
dan
Dimana,
Mobilisassi
Sumberdaya
moral
merupakan dukungan
disini
dukungansimpati
dan
dukungan orang atau tokohtokoh
terkenal.
Dukungan
simpati ini dapat dilihat dari banyaknya
donasi-donasi
buku yang diberikan oleh masyarakat
dalam
rangka
mendukung gerakan literasi. Selain itu gerakan literasi juga didukung oleh banyak pihak, baik yang berasal dari masyarakat
maupun
dari
tokoh-tokoh birokrasi. -
kegiatan Pustaka.
dalam
orang
memiliki
menjalankan
dianggap
keunggulan
memiliki
dibandingkan
kelompok sosial lain. Mereka
Sumberdaya -
dan
Sumberdaya kultural, dalam hal ini kompetensi kultural yang dimobilisasi oleh Vespa Pustaka adalah dengan cara melibatkan pemuda-pemuda daerah dalam menggerakkan
lahir dari kelas menengah perkotaanyang
memiliki
modal sosial dan budaya dibandingkan
kelompok
sosial lainnya. Modal sosial seperti kemampuan teknologi informasi,
keterampilan
berjejaraing, akademik
serta
dan
prestasi
pendidikan
telah memungkinkan mereka membangun kekuatan soal melalui
gerakan
sosial
(Suharko dkk, 2014; 24). Keuntungan lainnya dengan melibatkan pemuda daerah adalah pembaca
interaksi atau
dengan
pengunjung
akan lebih mudah dan cepat dilakukan, karena berasal dari kebudayaan Selain
yang
pelibatan
sama. pemuda
daerah, mobilisasi kultural
lainnya
-
adalah
dengan
melakukan literasi dijalan,
dilihat
dimana gerakan Vespa Pusta
sumberdaya manusia yang
aktif menjemput bola para
ada dalam gerakan tersebut
pembaca yang tidak memiliki
dimana
waktu
besar sumberdaya manusia
luang
untuk
dari
yang
Ketiga,
gerakan
sumberdaya sosial
jaringan
meliputi:
sosial
sebagian
tergabung
dalam
Vespa
merupakan
dan
kualitas
hampir
berkunjung ke rumah baca.
organsasi
Pustaka
orang
yang
dan
sedang
berpendidikan
organsiassi. Gerakan literasi
menempuh pendidikan strata
Vespa Pustaka memanfaatkan
1, bahkan ada pula yang
dan
sedang
memobilisaisi
sumberdaya
ini
untuk
mengembangkan gerakannya,
menempuh
pendidikan strata 2. Terakhir,
sumberdaya
seperti pemanfaatan jaringan
material
merupakan
sosial. Tidak dapat dipungkiri
sumberdaya
Vespa
modal atau finansial. Sumber
Pustaka
banyak
memiliki
jaringan
dengan
organisasi-organisasi
-
sumberdaya manusia dapat
baik
-
daya
yang
material
bersifat
merupakan
bagian penting, karena dari
dalam lingkup lokal maupun
sumbedaya
dalam lingkup luar, seperti
dapat
berlangsung.
Tidak
KNPI, HIPMI, PBNU serta
dapat
dipungkiri,
dalam
jaringan rumah baca yang ada
melakukan
diluar kota.
literasinya, hampir sebagian
Keempat, mobilisasi sumber
besar
daya manusia. Tidak dapat
finansialnya dikeluarkan dari
dipungkiri
kantong
pribadi
ketua
manusia lebih nyata dan lebih
organisasi.
Namun,
selain
muda
dari bantuan uang pribadi
dibandingkan
sumberdaya
diapresiasi sumberdaya
ini
eksintensi
gerakan
sumberdaya
pemimpin
organsiasi,
moral, sumberdaya kultural
sumberdya finansial gerakan
dan sumberdaya organisasi
ini juga ditopang oleh iuran
sosial.
para
Mobilisasi
anggotanya
dimana
setiap
bulannya
anggota
Sukmana, Oman. 2016. Konsep dan Teori
diwajibkan untuk membayar
Gerakan Sosial. Malang: Instrans
iuran sebesar Rp. 20.000,-
Publishing.
(dua puluh ribu rupiah) Pendayagunaan sumberdaya di lingkungan baik yang sifatnya internal
Sumber Internet:
maupun ekternal menjadikan faktor
http://www.femina.co.id/trending-
determinan
dalam
mempengaruhi
perkembangan suatu gerakan sosial.
topic/peringkat-literasi-indonesianomor-dua-dari-bawah diunduh pada 6 Juni 2017 pukul 12.00.
G. Daftar Pustaka Creswell,
John.
2014.
Penelitian
Kualitatif & Desain Riset: Memilih di Antara Lima Pendekatan (Edisi 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. Dewanata Pandu dan Chavcay Syaifullah. 2008. Rekonstruksi Pemuda. Jakarta: Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga. Idrus,
Muhammad.
2002.
Metode
Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Erlangga: Yogyakarta. Situmorang, Abdul Wahib. 2013. Gerakan Sosial:
Teori
dan
Praktik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suharko dkk, 2014. Organisasi Pemuda Lingkungan
di
Indonesia
Pasca
Orde Baru. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
https://tirto.id/literasi-indonesia-yangbelum-merdeka-bBJS diunduh pada 6 Juni 2017 pukul 10.04. http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article /view/50/293 diunduh pada 6 Juni 2017 pukul 13.19.