Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS Gatot Wurdiyanto, Holnisar, dan Hermawan Candra Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – BATAN
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian metode kalibrasi untuk monitor gas mulia dengan menggunakan sistem statis sumber standar radioaktif wujud gas kripton-85 di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – BATAN. Hal ini perlu dilakukan karena metode baku yang ada selama ini dipandang tidak ekonomis dan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Cara yang dilakukan adalah dengan menstandarkan sumber radioaktif bentuk gas Kr-85. Standardisasi Kr-85 dilakukan dengan metode spektrometri gamma. Kalibrasi monitor gas dilakukan dengan memvariasikan terhadap absorber tertentu sehingga besaran aktivitas sumber standar dapat lebih bervariatif tanpa mengalirkan gas Kr-85. Faktor kalibrasi pada monitor gas yang diuji adalah 1,87 kBq/cps dengan nilai ketidakpastian bentangan adalah 6,9 %. Dengan berhasilnya penelitian ini diharapkan Laboratorium Metrologi Radiasi PTKMR-BATAN dapat melakukan kalibrasi monitor gas pada instalasi nuklir, sehingga pemanfaatan teknologi nuklir dapat terlaksana dengan aman dan selamat baik bagi pekerja, masyarakat maupun lingkungannya. Kata kunci : Kalibrasi, monitor gas mulia, Kr-85, dan spektrometri gamma.
ABSTRACT The Research of Calbration method for noble gas monitor has been carried out by using static system of Kripton-85 gas source in Center for Technology of Radiation Safety and Metrology – National Nuclear Energy Agency. The research has to be carried out because earlier methods look like not economic and have a negative effect in environmental. The way for this purpose is standardization of Kr-85 radioactive standard source. The standardization of Kr-85 is carried out by gamma spectrometry method. Calibration of gas monitor has been carried out by set up an absorber in other that the activity of the standard source much more variative. Calibration factor for check gas monitor is 1.87 kBq/cps by 6.9 % of the expanded uncertainty. With the success of this research, Metrology Radiation Laboratory PTKMR-BATAN, is expected to be able to calibrate noble gas monitor in nuclear facility, so that the nuclear technology can be done with the secure and safe for workers, communities and environment. Key words : Calibration, noble gas monitor, Kr-85 and gamma spectrometry.
dengan alat ukur radiasi yang terkalibrasi.
I. PENDAHULUAN Kalibrasi monitor gas merupakan hal
Peraturan tersebut juga mensyaratkan agar
yang sangat penting dan wajib dilakukan oleh
alat ukur radiasi harus dikalibrasi setiap
setiap pengusaha instalasi nuklir.
Hal ini
setahun sekali dan jika terjadi perubahan
Atom
kondisi alat maka perlu segera dikalibrasi
Badan
ulang. Monitor gas pada suatu fasilitas nuklir
Pengawas Tenaga Nuklir 2 yang menyebutkan
merupakan alat untuk mendeteksi adanya
bahwa gas buang yang dilepaskan ke udara
lepasan
bebas harus diukur aktivitasnya lebih dahulu
Sehingga
tersirat
pada
Internasional
peraturan (IAEA)1
Badan maupun
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
radioaktif monitor
dalam gas
bentuk
dapat
gas.
dijadikan
12
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
petunjuk (indicator) pertama dan utama jika
Salah satu upaya yang dilakukan
terjadi kejadian tak normal (incident) maupun
adalah mengembangkan metode standardisasi
kecelakaan (accident) pada reaktor maupun
radionuklida jenis gas, dalam hal ini gas mulia
instalasi nuklir. Kalibrasi monitor gas secara
yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan
rutin diperlukan guna mendapatkan nilai
sebagai sumber standar untuk mengkalibrasi
pengukuran yang akurat dan teliti.
monitar
Seperti
gas
mulia.
Pengembangan
akibat
selanjutnya adalah mencari metode yang tepat
kecelakaan nuklir bukan hanya masalah
dengan memanfaatkan hasil pengembangan
keselamatan manusia maupun lingkungannya.
metode standardisasi sehingga arah dan
Tetapi dampak psychologis pun akan timbul
sasaran
yang terkadang melebihi dampak dari paparan
pengembangan
radiasi itu sendiri. Dan lebih fatal lagi akan
kalibrasi sesuai dengan kebutuhan pasar.
berakibat
Pada penelitian tahun sebelumnya telah
diketahui
bahwa dampak
pada
radiasi
penolakan
masyarakat
kegiatan metode
penelitian
dan
standardisasi
dan
terhadap pemanfaatan teknologi nuklir. Pada
dilakukan
pengembangan
metode
sisi lain jika instalasi nuklir tidak dikelola
standardisasi gas mulia : Ar-41, Kr-85, dan
secara baik maka akan muncul dampak
Xe-133. Selain itu telah dikembangkan pula
psychologis yang berkepanjangan.
metode kalibrasi secara in situ untuk alat ukur Radiasi
radiasi yang terpasang secara tetap (fixed),
Nasional, PTKMR-BATAN saat ini sedang
kalibrasi untuk alat monitor gas Iodin
dan selalu berupaya untuk mengembangkan
(continues air monitor), kalibrasi alat ukur
metode kalibrasi alat ukur radiasi yang
aktivitas
mendeteksi gas mulia.
Hal ini perlu
Gamma Counter, perangkat up take thyroid,
mendapatkan perhatian yang serius mengingat
serta kalibrasi alat ukur kontaminasi seperti
akan segera dibangunnya reaktor daya dalam
hand and foot monitor.
waktu dekat.
penelitian dan pengembangan tersebut perlu
Laboratorium
Metrologi
Untuk itu, Laboratorium
Radiasi
Laboratorium mempunyai
Metrologi
yang
Acuan tugas
dan
merupakan
Nasional
3
fungsinya
dan untuk
seperti
Dose
Calibrator,
Well
Dari hasil-hasil
adanya kajian untuk mencari terobosan guna meningkatkan kualitas, kuantitas serta faktor keselamatan
dan
faktor
ekonomi
harus
melakukan kalibrasi alat ukur radiasi telah
kompetitif. Dengan berhasilnya penelitian ini
melakukan beberapa langkah melalui program
diharapkan Laboratorium Metrologi Radiasi
penelitian sehingga dapat
PTKMR-BATAN,
meningkatkan
mampu
melakukan
mengembangkan
standardisasi dan kalibrasi dengan kualitas
metodenya dalam mengkalibrasi alat ukur
yang memadai, aman dan ekonomis sesuai
radiasi yang mendeteksi gas mulia.
dengan tuntutan pasar.
kemampuannya
dan
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
13
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
JAERI
Peneliti seperti M. Yoshida dari
standar
4,5
digunakan adalah Kr-85.
melakukan kalibrasi monitor gas
radioaktif
berbentuk
gas
yang
Hal ini dipilih
secara simultan dengan menggunakan alat
karena mempunyai umur paro cukup panjang
ukur standar yang telah dikalibrasi terlebih
(10,752 ± 0,023 tahun)
dahulu sedangkan sumber yang digunakan Kr-
menganalisa mempunyai waktu yang cukup.
85, Xe-133 maupun Ar-41. Kelemahan jika
6
sehingga dalam
Cara yang dilakukan pada penelitian
adalah
ini adalah dengan menstandarkan sumber
membutuhkan alat ukur standar khusus untuk
radioaktif berbentuk gas Kr-85 yanhg berada
mengukur zat radioaktif bentuk gas yang
dalam wadah ampul menggunakan metode
harus dikalibrasi secara rutin, sehingga secara
spektrometri gamma.
ekonomis kurang menguntungkan. Selain itu
karena sangat fleksibel untuk mengukur
metode ini menggunakan sistem gas radioaktif
radioaktif yang memancarkan foton gamma
yang mengalir melewati alat ukur standar dan
serta dapat melakukan analisa secara kualitatif
alat ukur yang dikalibrasi, selanjutnya setelah
dan kuantitatif. Selain itu metode ini dapat
selesai melakukan kalibrasi, sumber radioaktif
digunakan
gas tersebut dibuang secara perlahan-lahan ke
(impuritas) yang ada pada sumber standar
udara bebas. Alat standar dimaksud belum
tersebut, sehingga bila terdeteksi adanya
dimiliki oleh Laboratorium Metrologi Radiasi,
impuritas maka perlu dilakukan koreksi.
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi
Pengukuran aktivitas difokuskan pada energi
Radiasi – BATAN. Untuk itu, PTKMR perlu
514 keV
mencari metode lain yang sesuai dengan
pancaran sinar gamma yang paling besar yaitu
fasilitas dan kemampuan yang dimiliki saat
(0,435 ± 0,010) % 6 . Koreksi terhadap wadah
ini serta berupaya mencari solusi agar
ampul yang digunakan dilakukan dengan
kalibrasi
mengukur faktor atenuasi linear pada masing-
menggunakan
metode
monitor
gas
ini
terlaksana
secara
untuk
Metode ini dipilih
menganalisa
karena memiliki probabilitas
masing energi dari Kr-85.
ekonomis dan kompetitif.
pengotor
Hal ini karena
Pada penelitian ini akan dilakukan uji
mempengaruhi akurasi pengukuran akibat
coba melakukan kalibrasi untuk monitor gas
serapan ampul yang digunakan sebagai
mulia menggunakan fasilitas dan sumber daya
tempat/wadah
yang ada.
sumber standar tersebut digunakan untuk
Metode yang digunakan adalah
melakukan
kalibrasi
menggunakan
sumber
monitor
gas
sumber
itu.
Selanjutnya
mengkalibrasi monitor gas.
radioaktif
Tujuan dari penelitian ini adalah
bentuk gas statis. Maksudnya adalah sumber
dapat melakukan kalibrasi monitor gas secara
standar tidak mengalir ke seluruh rongga
akurat dengan metode sumber standar gas
detektor/monitor yang dikalibrasi tetapi statis
statis sehingga pemanfaatan teknologi nuklir
/tetap berada dalam wadah ampul.
semakin kompetetif, ekonomis, aman dan
standar
Sumber
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
14
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
selamat
baik
bagi
pekerja,
masyarakat
maupun lingkungannya.
561,66 kBq pada tanggal 4 Januari 1980. Perangkat digunakan
spektrometer terdiri
gamma
sebuah
yang detektor
semikonduktor HP Ge tipe coaxial dengan
II. TATA KERJA Secara keseluruhan penelitian ini
sistem penguat awal (pre amplifier) yang
dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain
langsung terangkai pada detektor sehingga
: standardisasi sumber gas Kr-85, kalibrasi
dapat mengurangi gangguan pulsa yang
monitor gas, dan analisa hasil.
timbul. Perangkat tersebut dirangkai dengan sebuah
A. Standardisasi Sumber Gas Kr-85 gelas
ampul
kemudian
MCA (Multi Channel Analyzer) yang telah
pada
diinstal pada sebuah PC (Personal Computer).
penyangga terbuat dari bahan timbal agar
Coarse gain penguat disetel pada posisi 10
berfungsi ganda sebagai proteksi fisik maupun
dan fine gain pada posisi 14,7. Penyetelan
radiasi.
Proteksi fisik dimaksudkan agar
penguat ini dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat menjaga sumber Kr-85 dari kerusakan
puncak energi Kr-85 dan puncak-puncak
akibat benturan sedangkan proteksi radiasi
energi dari impuritas yang diperkirakan
dimaksudkan agar paparan dari sumber
memiliki kemungkinan akan muncul serta
radioaktif tersebut dapat dihambat. Rancang
sumber standar yang digunakan tampak pada
bangun penyangga ini dibuat sedemikian rupa
layar monitor. Jarak dari sumber ke detektor
sehingga hanya satu sisi yang terbuka dengan
ditetapkan 25 cm, tegangan kerja detektor
ukuran diameter 1 cm sesuai dengan diameter
yang disetel pada modul HV (High Voltage)
gelas ampul.
Dimensi ukuran penyangga
dioperasikan sesuai dengan petunjuk pada
diameter 10 cm, tinggi 3,8 cm dan dengan
modul detektor yaitu 4500 volt dengan
kolimator ukuran diameter 5 cm, tinggi 1,5
polaritas positif. Waktu pengukuran sampel
cm serta jarak ujung kolimator ke sumber 0,5
adalah 3600 detik dengan pengulangan 3
cm.
(tiga) kali. Cacah latar diukur sebelum dan
Gambar 1.
ditempatkan
(amplifier)
dihubungkan ke rangkaian ADC pada sistem
Sumber radioaktif gas Kr-85 yang berada dalam
penguat
Menampilkan gambar
sumber Kr-85 berada dalam penyangganya. Standardisasi sumber Kr-85 dilakukan menggunakan gamma,
yaitu
perangkat perangkat
spektrometer pengukur
sesudah pengukuran sampel dengan waktu pengukuran 10.000 detik. Impuritas sumber Kr-85 diukur secara bersamaan dengan pengukuran aktivitas.
radioaktivitas berdasarkan pada spektrum
Koreksi harus dilakukan untuk mencapai
yang dipancarkan oleh bahan radioaktif.
kondisi yang mendekati ideal sehingga hasil
Sumber
untuk
penentuan aktivitas sumber radioaktif lebih
mengkalibrasi adalah Eu-152 dengan aktivitas
akurat. Untuk itu perlu melakukan koreksi
standar
yang
digunakan
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
15
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
terhadap faktor penyerap bahan ampul dari sumber Kr-85.
Hal ini dilakukan dengan
mengukur besaran koefisien atenuasi linear menggunakan metode spektrometri gamma. Sedangkan energi sinar gamma yang diamati adalah 514 keV karena memiliki intensitas yang paling besar.
Guna memberikann
manfaat yang lebih luas maka dilakukan pula pengukuran koefisien atenuasi linier untuk bahan penyerap Pb. Adapun koreksi-koreksi yang dilakukan adalah cacah latar, waktu mati (dead
time),
faktor
kekotoran
Gambar 1. Gambar Sumber Kr-85 pada Penyangga Pb.
sampel
(impuritas), faktor peluruhan dan faktor
H V
atenuasi. B. Kalibrasi Monitor Gas Sistem fasilitas kalibrasi dibuat sedemikian rupa sehingga lebih fleksibel penggunaannya. Besaran
aktivitas
direduksi
dengan
sumber
standar
penempatan
De tek tor
K r85
dapat
sejumlah
Gambar 2.
Diagram sistem Fasilitas Kalibrasi Monitor Gas
plat/lapisan Pb yang telah diketahui sifat fisik maupun
daya
absorpsi
terhadap
radiasi
photon/gamma. Jarak monitor gas yang akan dikalibrasi terhadap sumber dibuat 10 cm. Gambar 1.
Sc al er
Menampilkan susunan sistem
kalibrasi monitor gas. Data kalibrasi diambil untuk beberapa variasi tebal lapisan Pb maupun bahan ampul gelas. Data pengukuran diambil sebanyak 15 data.
C. Analisa data. Analisa memperhatikan
data besaran
dilakukan
dengan
aktivitas
sumber
standar, impuritas, koreksi, cacah latar serta tingkat kedapat ulangan respon monitor gas. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dilakukan
kalibrasi
dengan
efisiensi
menggunakan
yang sumber
standar Eu-152 ditampilkan pada kurva kalibrasi efisiensi, Gambar 3. Dari kurva ini dapat ditentukan nilai efisiensi untuk energi 514 keV dari Kr-85, yaitu sebesar 0,000581. PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
16
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
Untuk menentukan besarnya efisiensi dari
dengan detektor HPGe ditampilkan pada
impuritas,
spektrum-
Gambar 4. Pada gambar ini terlihat sangat
spektrum energi yang muncul saat dilakukan
jelas spektrum Kr-85 pada energi 514 keV.
pencacahan.
tergantung
pada
Identifikasi puncak puncak
Pada
spektrum
Kr-85
ini
tidak
energi pada setiap spektrum dari impuritas
tampak/terdeteksi impuritas radionuklida lain
ditentukan berdasar pada hasil kurva kalibrasi
yang timbul.
energi dengan menggunakan sumber standar
beberapa kali dengan periode yang berbeda-
yang telah diketahui energinya.
beda serta dengan setting peralatan pada
Pengukuran juga dilakukan
daerah-daerah yang diduga akan memberikan kontribusi impuritas. Dengan ini diharapkan unsur-unsur impuritas dapat diidentifikasi seluruhnya baik secara kualitas maupun kuantitas.
Namun demikian tidak satupun
unsur impuritas dapat terdeteksi.
Dengan
demikian maka pengukuran aktivitas Kr-85 tidak memerlukan koreksi terhadap impuritas. Penentuan nilai koefisien atenuasi linier bahan ampul gelas maupun bahan Pb terhadap sinar gamma pada energi 514 keV Gambar 3. Kurva kalibrasi efisiensi HPGe menggunakan sumber Eu-152.
dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara besarnya lapisan terhadap intensitas yang diterima.
Persamaan kurva atenuasi
untuk bahan ampul gelas adalah : y = 9,4572 e-0,045x , sedangkan untuk bahan Pb adalah : y = 56,142 e-0,185x , dimana y adalah intensitas dan x adalah jumlah lapisan bahan absorber. 514 keV
Gambar 5, menampilkan hasil penentuan kurva atenuasi untuk bahan ampul gelas pada energi 514 keV. Pada kurva-kurva tersebut terlihat bahwa nilai koefisien atenuasi bahan ampul gelas terhadap sinar gamma pada Gambar 4. Spektrum Sumber gas Kr-85.
energi 514 keV adalah 0,045 per satuan lapisan ampul dengan nilai ketidakpastian
Spektrum Kr-85 yang didapat dengan menggunakan perangkat spektrometer gamma
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
sebesar 1,51 %.
Gambar 6, menampilkan
hasil penentuan kurva atenuasi untuk bahan
17
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
Pb pada energi 514 keV. Pada kurva-kurva tersebut terlihat bahwa nilai koefisien atenuasi
-0.045x
bahan Pb terhadap sinar gamma pada energi dengan nilai ketidakpastian sebesar 1,51 %. Nilai koefisien atenuasi ini digunakan sebagai
8 In ten s i tas
514 keV adalah 0,185 per satuan lapisan Pb
bila
kalibrasi
monitor
membutuhkan nilai aktivitas yang relatif
4
0 0
standar Kr-85 yang ditempatkan dalam wadah digunakan
6
2
koreksi dalam menentukan nilai aktivitas ampul. Sedangkan nilai koefisien atenuasi Pb
y = 9.4572e R² = 0.9973
10
2
4
6
8
J umlah lapisan
Gambar 5. Kurva atenuasi lapisan ampul terhadap energi 514 keV dari Kr85.
rendah. Hasil pengukuran aktivitas sumber
K urva atenuasi pada energi 514K eV
radioaktif bentuk gas Kr-85 setelah dikoreksi 50
faktor kekotoran sampel (impuritas), faktor
40
peluruhan, dan faktor atenuasi wadah ampul gelas pyrex adalah 38013 kBq dengan ketidakpastian
bentangan
(expanded
In ten s i tas
dengan cacah latar, waktu mati (dead time),
deteksi
y = 56.142e -0.1851x R 2 = 0.9591
0
dari nilai ketidakpastian ini adalah nilai efisiensi
S eries1 E xpon. (S eries1) E xpon. (S eries1)
20 10
uncertainty) 6,14 % . Kontribusi terbesar ketidakpastian
30
0
1
2
(3,3%),
3
4
5
6
jumlah lapisan
ketidakpastian probabilitas pancaran sinar gamma (2,3%), ketidakpastian sumber standar (1,5%) dan ketidakpastian atenuasi linier (1,51%).
Hasil
standardisasi
Gambar 6. Kurva atenuasi lapisan Pb terhadap energi 514 keV dari Kr85.
Kr-85 Data kalibrasi ditampilkan pada Tabel
menggunakan metode spektrometri gamma ini dinilai cukup baik karena memiliki tingkat
1.
akurasi di bawah 10 %. Nilai standar ini akan
dikoreksi dengan cacah latar yaitu sebesar 4
diperhitungkan
cps. Pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai
saat
dilakukan
kalibrasi
monitor gas.
Nilai cacah
kedapat-ulangan
pada tabel tersebut telah
cukup
baik
dengan
ketidakpastian sekitar 0,61 %. Nilai ini akan diperhitungkan ketidakpastian
saat bentangan
menentukan untuk
faktor
kalibrasi monitor gas. Perbedaan acuan saat
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
18
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
standardisasi dengan saat kalibrasi sekitar 75
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
hari, sehingga nilai aktivitas standar perlu dikoreksi kembali dengan peluruhannya. Dari nilai tersebut didapatkan faktor kalibrasi monitor gas yang diuji sebesar 1,87 kBq/cps. Sedangkan nilai ketidakpastian bentangan (expanded uncertainty) adalah sebesar 6,9 %. Hasil ini cukup baik mengingat proses kalibrasi yang dilakukan cukup panjang yaitu dimulai proses standardisasi sampai dengan penentuan
faktor
diharapkan
kalibrasi.
dapat
Hasil
memacu
ini
untuk
dilakukannya kalibrasi monitor gas secara kontinue dan tertelusur ke sistem satuan Internasional.
yang
telah dilakukan maka dapat disimpulkan : - Pusat
Teknologi
Keselamatan
dan
Metrologi Radiasi telah dapat melakukan uji coba kalibrasi monitor gas mulia dengan menggunakan sumber standar Kr85 statis. - Nilai faktor kalibrasi monitor gas adalah 1,87 kBq / cps untuk daerah aktif bervolume
5,43
ketidakpastian
cc,
dengan
bentangan
nilai
(expanded
uncertainty) sebesar 6,9 %. - Nilai koefisien atenuasi bahan ampul pyrex
Tabel 1. Data kalibrasi No.
Dari percobaan dan kalibrasi
terhadap
sinar
gamma
yang
digunakan untuk menentukan nilai standar
Cacah Latar (Cps)
Cacah Sumber (Cps)
Net Cacahan (Cps)
sumber Kr-85 adalah pada energi 514 keV
1.
3,23
20100
20096
sedangkan untuk bahan Pb adalah 0,185
2.
2,97
20200
20196
per tebal lapisan Pb.
3.
3,22
19900
19896
4.
4,17
20000
19996
5.
3,94
20100
20096
6.
4,11
20000
19996
7.
2,98
19900
19896
8.
3,7
20100
20096
9.
4,09
20300
20296
10.
4,45
20100
20096
11.
3,87
19900
19896
lebih jauh tentang probabilitas pancaran
12.
3,88
20000
19996
sinar gamma untuk energi 514 keV dari
13.
4,75
19900
19896
Kr-85, karena ini cukup menyumbangkan
14.
3,89
19900
19896
nilai ketidakpastian yang cukup besar (2,3
15.
3,43
20000
19996
%).
Rerata
20022 ± 122
yaitu 0,045 per tebal lapisan bahan pyrex,
- Untuk meningkatkan akurasi pengukuran maka
perlu
dilakukan
pengukuran
koefisien atenuasi yang lebih teliti, karena berdasar
analisa,
faktor
ini
cukup
memberikan kontribusi yang cukup besar (3%)
dalam
menentukan
nilai
ketidakpastian. Selain itu perlu meneliti
- Dengan berhasilnya penelitian ini maka Laboratorium Metrologi Radiasi PTKMRBATAN, telah siap untuk melakukan
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
19
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
kalibrasi monitor gas yang terpasang pada instalasi nuklir dengan metode gas statis, sehingga pemanfaatan teknologi nuklir lebih ekonomis, lebih selamat, aman dan nyaman baik bagi pekerja, masyarakat dan lingkungannya. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada staf peneliti PTAPB – BATAN, yaitu Bapak Drs.
4. M. YOSHIDA, et al., A Calibration Technique for Radioactive Gas Monitor with a Built-in Germanium Detector, JAERI Journal, 1999. 5. T. OISHI and M. YOSHIDA, Comparison of Characteristics between Pulse-like Injection and Closed Loop Techniques on Calibration of Gas Monitors, JAERI Journal, 1999. 6. NCRP, A Handbook of Radioactivity Measurements Procedures, NCRP Report No. 58, 1978. 7. Annals of the ICRP; RADIONUCLIDE TRANSFORMATIONS; ICRP Publication 38; Volume 11-13, 1983.
Cipto Soeyitno dan Bapak Soemarmo yang telah meluangkan waktu membantu kami sehingga penelitian ini dapat terselenggara dengan baik. Terima kasih pula kami tujukan kepada seluruh staf bidang Reaktor, PRSG – BATAN yang telah membantu kami saat melakukan aktivasi di reaktor, sehingga dapat berjalan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA 1. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, International Basic Safety Standards for Protection against Ionizing Radiation and for the Safety of Radiation Sources. Safety Series No. 115. IAEA, Vienna (1996). 2. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Peraturan Kepala Nomor 1 tahun 2006, tentang Laboratorium Dosimetri, Kalibrasi Alat Ukur Radiasi dan Keluaran Radiasi Terapi, dan Standardisasi Radionuklida.
TANYA JAWAB 1. Penanya : Wahyudi - PTKMR Pertanyaan : 1. Berapa tebal lapisan Pb maupun pyrex? Jawaban : Gatot Wurdiyanto 1. Tebal Pb 1 mm, tebal lapisan pyrex 1 mm. 2. Penanya : Satrio - PATIR Pertanyaan : 1. Apakah pengaruh cacah latar dapat dikurangi sehingga efisiensi meningkat? 2. Ketidakpastiannya apakah dengan 1 atau 2? Jawaban : Gatot Wurdiyanto 1. Tidak bisa, efisiensi tidak terpengaruh oleh cacah latar. 2. Ketidakpastiannya 2 untuk tingkat kepercayaan 95%.
3. BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Peraturan Kepala No. 392/KA/XI/2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN.
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
20