METODE DEMONSTRASI
Oleh :Tuty Herawati
Metode demonstrasi sering kali dipandang sebagai metode yang paling efektif , karena metode seperti ini sesuai dengan kata pepatah “ seeing is believing”
yang dapat diartikan sebagai “dengan melihat, kita menjadi percaya”
atau percaya karena melihat. Artinya didalam kegiatan penyuluhan, kepada sasaran penyuluhan perlu ditunjukkan bukti-bukti yang nyata, yang dapat dengan mata kepala mereka sendiri , agar mereka mempercayai segala sesuatu yang disuluhkan. Bila mereka sudah percaya mereka lebih cepat terdorong untuk mencoba dan menerapkannya. Oleh sebab itu, metode demonstrasi hampir selalu diterapkan oleh setiap penyuluh, meskipun sebenarnya metode ini lebih tepat diterapkan setidak – tidaknya pada tahapan “minat” dan “menilai”, karena memerlukan biaya yang relative mahal. Demonstrasi adalah suatu bentuk metode penyuluhan pertanian yang memperlihatkan cara dan hasil penerapan teknologi baru.
Selain itu,
demonstrasi merupakan salah satu media penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan cara peragaan.
Sebagai salah satu media penyuluhan pertanian,
demonstrasi sangat populer di kalangan petani terutama karena proses kegiatannya dapat langsung dilihat secara nyata di lapangan. Demonstrasi dapat dilakukan dalam ruangan secara simulasi untuk menunjukkan produk baru atau cara kerja teknologi baru yang lebih menguntungkan petani. Namun secara umum, kegiatan demonstrasi khususnya yang ingin memperlihatkan suatu teknologi baru (misalnya yang menyangkut dengan budidaya tanaman, seperti pengenalan varitas, percobaan pemupukan, dan
penggunaan pestisida) kebanyakan dilakukan di lapangan pada areal
terbuka. Hal ini dimaksudkan agar proses kegiatannya dapat diikuti oleh lebih banyak khalayak. Sebagaimana diketahui bahwa setiap kegiatan itu tentu ada tujuannya, demikian pula dengan demonstrasi. Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan maksud agar memperlihatkan suatu inovasi baru kepada sasaran secara nyata atau kongkrit. Melalui kegiatan demonstrasi
sasaran
(audience)
diajarkan
mengenai
keterampilan,
25
memperagakan cara kerja teknik-teknik baru termasuk keunggulannya untuk menyempurnakan cara lama.
Kegiatan demonstrasi secara umum bertujuan
untuk memperkenalkan teknologi baru dalam kegiatan budidaya tanaman/ternak yang berguna bagi sasaran dan memberi hasil yang baik dan menguntungkan secara lokalita. Demonstrasi menurut Jenis dan Bentuknya 1. Demonstrasi menurut Jenisnya Dalam penyuluhan pertanian dikenal ada tiga jenis demonstrasi, yaitu a) demonstrasi cara, b) demonstrasi hasil, dan c) demonstrasi usaha tani. a. Demonstrasi cara Demonstrasi ini mempertunjukkan suatu cara kerja baru atau suatu cara lama tetapi dilakukan dengan lebih baik, misalnya bagaimana cara menanam padi menurut sistem tanam jajar Legowo, cara melakukan vaksinasi, cara pembuatan pupuk organik (bokasi), dan sebagainya. Metode demonstrasi cara tidak mempersoalkan mengenai hasilnya, tetapi bagaimana melakukan suatu cara kerja. Yang perlu diingat bahwa demonstrasi bukanlah suatu percobaan atau pengujian, tetapi suatu usaha pendidikan atau percontohan. Untuk kegiatan demonstrasi diperlukan langkah kerja sebagai berikut: 1) persiapan, 2) pelaksanaan, dan 3) pengakhiran. Langkah kerja untuk kegiatan demonstrasi cara, antara lain: 1) Persiapan Yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan demonstrasi cara, yaitu: a) tentukan isi pesan atau kebutuhan belajar; b) mempersiapkan penyajian dan perlengkapan (alat dan bahan); c) mempersiapkan ruangan/tempat yang akan digunakan. 2) Pelaksanaan Dalam pelaksanaan kegiatan demonstrasi cara, antara lain: a) desain ruangan agar para audien bisa fokus pada materi; b) peragaan dalam proses demonstrasi dikerjakan dengan hati-hati; c) usahakan agar sistematis dalam penyajiannya (lengkapi dengan alat bantu berupa sketsa, gambar, dan model); d) beri kesempatan audien untuk mencoba secara langsung peragaan;
26
e) berikan penjelasan untuk menghindari bahaya yang mungkin timbul; f) rangsang audien untuk bertanya dan berdiskusi; g) berilah motivasi salah seorang audien agar mau membimbing audien lainnya melakukan peragaan; h) berilah simpulan tentang apa yang telah dilakukan selama proses peragaan tersebut. 3) Pengakhiran Setelah selesai melaksanakan demonstrasi cara, perlu dilakukan tindaklanjut berupa: a) menyebarluaskan hasil demonstrasi cara dalam media yang dapat dimonitor oleh audien, misalnya surat kabar, siaran radio, dan pertemuan-pertemuan; b) melakukan bimbingan lanjutan kepada petani, terutama kepada kontak tani. b. Demonstrasi hasil Demonstrasi untuk memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penerapan teknik baru, misalnya demonstrasi pemupukan dengan dosis pupuk tertentu, adaptasi varitas tanaman padi, dan sebagainya. Metode
demonstrasi
hasil
memperlihatkan
atau
membuktikan
pemanfaatan satu atau beberapa seri teknologi yang dianjurkan. Selain itu, agak memerlukan banyak waktu dan biasanya diperlukan perbandingan dan pencatatan. Langkah kerja untuk kegiatan demonstrasi hasil, antara lain: 1) Persiapan Sebagaimana hal demonstrasi cara, maka yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan demonstrasi hasil, yaitu: a) tentukan isi pesan atau kebutuhan belajar; b) mempersiapkan penyajian dan perlengkapan (alat dan bahan); c) mempersiapkan ruangan/tempat yang akan digunakan (usahakan yang strategis); d) menunjuk instruktur selaku penanggung jawab kegiatan; e) Penanggung jawab menyusun kalender kerja dan menyampaikan kepada audien; f) lokasi demonstrasi direncanakan di tempat yang merupakan masalah untuk memenuhi kebutuhan belajar; g) hendaknya menggunakan pembanding cara lama dengan cara baru;
27
h) ukuran disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia dan sebaiknya materi demonstrasi bisa menimbulkan minat audien untuk berpartisipasi; i) buat jadwal hari-hari kunjungan bagi audien; j) menyampaikan atau publisitas tentang penyelenggaraan demonstrasi dan demonstratornya. 2) Pelaksanaan Dalam pelaksanaan kegiatan demonstrasi hasil, antara lain: a) mempersiapkan semua alat dan bahan; b) menghadirkan audien ada tahap awal kegiatan; c) menentukan ukuran plot (untuk kegiatan demplot); d) penanggung jawab hendaknya sering mengunjungi lokasi demonstrasi ntuk memberi bimbingan kepada demonstrator; e) melakukan pencatatan peristiwa, bukti-bukti atau keunggulan; f) beri kesempatan audien untuk mencoba secara langsung peragaan; g) berikan penjelasan untuk menghindari bahaya yang mungkin timbul; h) rangsang audien untuk bertanya dan berdiskusi; semua cara-cara baru yang memberi kontribusi terhadap keunggulan hendaknya disaksikan oleh audien. 3. Pengakhiran Setelah selesai melaksanakan demonstrasi hasil, perlu dilakukan tindaklanjut berupa: a) menyebarluaskan hasil demonstrasi cara dalam media yang dapat dimonitor oleh audien, misalnya surat kabar, siaran radio, selebaran, dan pertemuanpertemuan; b) melakukan bimbingan lanjutan kepada petani, terutama kepada kontak tani. c. Demonstrasi usaha tani Kegiatan demonstrasi yang di dalamnya termasuk demonstrasi cara dan demonstrasi hasil dalam suatu kegiatan usaha tani. Pada kegiatan demonstrasi usaha tani, dilengkapi dengan analisis perhitungan input dan output yang sebetulnya dari suatu usaha tani yang baik. Prosesi kegiatan demonstrasi usaha tani pada dasarnya sama dengan prosesi kegiatan dalam demonstrasi cara dan demonstrasi hasil.
2. Demonstrasi menurut Bentuknya
28
Sedangkan menurut bentuknya atau luas areal dikenal ada empat tingkatan demonstrasi, yaitu: a. Demonstrasi plot (demplot); demonstrasi usaha tani perorangan dengan penerapan teknologi pertanian pada usaha tani kecil dengan komoditi tertentu (tanaman pangan, perkebunan, ternak, ikan, dan penghijauan). Luas lahan yg digunakan 0,1 ha. Pembiayaannya berasal dari pemerintah atau pihak swasta yang bertujuan mempromosikan produk atau teknologinya. b. Demonstrasi farming (demfarm); demonstrasi usaha tani dengan penerapan teknologi pertanian pada usaha tani yang dilakukan secara kelompok. Luas lahan yang digunakan 1 - 5 ha. c. Demonstrasi area (dem-area); demonstrasi usaha tani gabungan kelompok dgn penerapan teknologi pertanian pd usaha tani yg dilakukan secara kerja sama antara kelompok dalam satu gabungan kelompok. Luas lahan yang digunakan 25 – 100 ha.
Dem-area ini merupakan pola dasar dari model
intensifikasi khusus (INSUS) d. Demonstrasi unit (dem-unit); demonstrasi yg dilaksanakan antar gabungan kelompok tani dalam suatu hamparan Wilayah Kerja Penyuluhan. Kegiatan utamanya meliputi, produksi, pengolahan, penguasaan, dan pemasaran hasil pertanian, menuju kepada pembangunan masyarakat perdesaan. Demonstrasi pada dasarnya merupakan tindak lanjut dari hasil pengujian suatu produk atau teknologi, yang dianggap tepat diterapkan atau dikembangkan di suatu daerah tertentu. Pembukaan awal dari penerapan teknologi di suatu tempat yaitu demonstrasi plot (demplot). Contoh kegiatan demplot yang sering dilakukan adalah demplot penggunaan agroinput (benih, pupuk, dan pestisida) pada budidaya tanaman padi atau percobaan penggunaan obat-obatan dan vaksinasi pada ternak.
Manfaat dan Hambatannya
29
Manfaat
demonstrasi
cara,
yaitu
a)
efektif
untuk
mengajarkan
keterampilan, b) menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri, c) merangsang kegiatan, dan d) mempunyai efek publisitas. Sedangkan hambatannya, yaitu a) tidak semua dapat didemonstrasikan, b) memerlukan banyak persiapan, dan c) akan merugikan program penyuluhan apabila demonstrasi berjalan buruk. Manfaat demonstrasi hasil, yaitu a) mempecepat proses adopsi, b) memperoleh keterangan dan data yang nyata, dan c) memberi pengalaman kepada petugas sehingga memperbesar keyakinan atas tugasnya. Sedangkan hambatannya, yaitu a) memerlukan banyak persiapan, pelaksanaan dan pengawasan yang teliti, b) biaya besar, c) sering gagal karena faktor agroklimat, dan d) dapat menimbulkan persaingan tidak sehat. Selain hal-hal tersebut di atas, yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan demonstrasi, antara lain: 1. Letak petakan Letak petak demonstrasi harus dipilih tempat yang strategis, artinya mudah dilihat oleh petan lain. Tidak terlalu dekat dengan saluran air yang bisa banjir. Diusahakan dalam satu petak sawah/kebun. Keadaan pengairannya baik dan kualitas tanah rata-rata sama dengan seperti tanah-tanah lainnya. 2. Ada atribut/keterangan Dalam proses pelaksanaan demonstrasi harus dilengkapi dengan atribut berupa penjelasan tertulis dalam petak demonstrasi sehingga setiap orang yang melewati tempat tersebut dapat membacanya. Dengan adanya penjelasan ini, petani yang lain akan tahu perlakuan yang digunakan, misalnya jarak tanam, dosis pemupukan,
varitas,
dan waktu tindakan pemeliharaan.
Siapa
pelaksananya, kapan waktu panennya. 3. Hasil yang dicapai Diusahakan dari kegiatan demonstrasi hasilnya lebih baik sesuai dengan tujuannya. 4. Libatkan lebih banyak petani Dalam pelaksanaannya, diusahakan banyak mengikutsertakan petani. Dalam hal ini kontak tani, para tokoh tani setempat, dan beberapa masyarakat tani.
Keikutsertaan petani dalam kegiatan demonstrasi sebaiknya memberi
pengaruh terhadap petani-petani lainnya, berkomitmen untuk maju dan selalu
30
respon terhadap inovasi baru, dan mudah diajak bekerja sama serta mau menerima berbagai petunjuk yang diperlukan. Untuk
melaksanakan
demonstrasi,
seorang
penyuluh
pertanian
sebelumnya harus benar-benar menguasai bagaimana cara yang akan dilakukan dalam demonstrasi tersebut, dan setiap saat selalu siap apabila ada permintaan dari petani untuk menjelaskan proses demonstrasi.
DAFTAR PUSTAKA Ban, van den, A.W. dan Hawkins, H.S., 1999. Penyuluhan Pertanian, Kanisius, Yogyakarta. Kartasapoetra, A.G., 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta Kusnadi, T., 2001. Teknik Penyuluhan Pertanian. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta. Mardikanto, T., 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Padmowihardjo, S., 2000. Metode Penyuluhan Pertanian, Universitas Terbuka, Jakarta. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Per/02/ Menpan/2/2008, tanggal 18 Pebruari 2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya, Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian, Badan Pengembangan SDM Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian, Bina Cipta, Bandung. Soedijanto, 2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Agribisnis, Departemen Pertanian, Jakarta. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, Jakarta.
31
32