METODE DAKWAH “MAUIZHAH AL-HASANAH “ DAN TURUNANNYA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN DAN HADIS Oleh : Nazirman A. Pengertian Metode ; Kata Metode berasal
dari bahasa Yunani yaitu
1
methodos yang berarti cara atau jalan. Metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hodos”(jalan,cara).2 Dalam bahasa Ingris ditulis dengan method yang berarti (1) a way of doing anything; mode; procedure, proses, especially, a regular, orderly devinite procedure or way of teathing, investigating, ect. (2) Regularity and orderliness in action, thought, or expression; system in doing thing or handling; (and) (3) regular, onderly arrangement.3 Dalam bahasa Jerman methodica, artinya ajaran tentang metode.4 Dalam bahasa Arab disebut dengan thariq,5manhaj. Sedangakan dalam bahasa Indonesia kata “metode” mengadung pengertian cara yang teratur dan berpikir baik-baik untu kmencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan
1
Fuad Hasan dan Koentjaranigrat,beberapa Asaz Metodologi Ilmiyah,di dalam Koentjaranigrat (Ed),Metodologi Penelitian Masyarakat ,(Jakarta : Gramedia, 1997, h.16. 2 M. Arifin,Ilmu Pendidkan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara,1991),h.61 3 Wiliam Collins, Webster`s New Twentieth Century Dictionary,( Amerika Serikat: Noah Webster,1980),ed ke-2, h.1134 dan temukan juga dalam Salmadanis,Filsafat Dakwah,(Jakarta : Surau,2003),h.117 4 Munzier Saputra dan Harjani Hefni (Ed),Metode Dakwah,(Jakarta : Rahmad Semesta,2006) Cet. Ke-2,h.6 5 Hasanudin,Hukum Dakwah,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996), Cet.ke- 1,h.35 Metode Mauizhah al-Hasanah 355
dsb); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.6 Berberapa istilah yang terkait dengan metode seperti pendekatan (approach), strategi, metode, teknik dan taktik. Dalam bahasa Arab dikenal pula Istilah Nahiyah( Pendekatan), Manhaj (Strategi), Ushlub ( Metode), Thariqah( Teknik), dan Syahilah (Taktik).7 Adapun yang dimaksud dengan metode dakwah adalah cara atau jalan yang dilakukan dan ditempuh oleh para dai dalam menyampaikan atau mendakwahkan ajaran Islam kepada umat (almaduin) melalui proses-proses atau strategi tertentu. Muizhah alhasanah dalam bab al-Dakwah ilallah bil mauizhah al-hasanah pada tafsir
al-Qayyim
halaman
334
menjelaskan
bahwa
ulama`
mengartikannya sebagai perkataan yang bersahabat. Ada juga yang menyebutnya dengan
nasihat, dan peringatan dengan sangsi.
Dikatakan pula sebagai amar dan nahi dalam bentuk thargib dan tarhib.8 Al- Maragi, Muhammad Nawawi dengan tafsirnya At-Tafsir Al-Munir dan lain-lain sebagainya, sebagaimana yang dikutip oleh Asep Muhidin, mendeskripsikan pengertian Al-Mauizhah al-hasanah sebagai berikut : 6
Poerwadarminta,kamus Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka, 1986), Cet.ke-9,h.649 7 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah,(edisi Revisi),(Jakarta: Kencana Pernanda Media Group, 2009),h.345-346 ، ًُ الٌصح ّالتذكٍز تالعْاقة: ّقٍل، تأًِا كالم هصحْب تزجز: )1( ٌعزف العلواء الوْعظح8 ) 344 ( التفسٍز القٍن ص: ًُ األهز ّالًٌِ الوقزّى تالتزغٍة ّالتزٍُة ) اًظز: ّقٍل 356 Nazirman
1. Pelajaran dan nasehat yang baik, berpaling dari hal perbuatan jelek melalui tarhib dan targhib (dorongan dan motivasi); penjelasan, keterangan, gaya bahasa, peringatan, petutur, teladan, pengarahan dan pencegahan dengan cara halus; 2. Bi al-Mauizhah al-hasanah adalah melalui pelajaran, keterangan, petutur, peringatan, pengarahan dengan gaya bahasa yang mengesankan atau menyentuh dan terpatri dalam nurani. 3. Dengan bahasa dan makna symbol, alamat, tanda, janji, penuntun, petunjuk, dan dalil-dalil yang memuaskan melalui al-qaul al-rafoq (ucapan lembut dengan penuh kasih sayang); 4. Dengan kelembutan hati menyentuh jiwa dan memperbaiki peningkatan amal; 5. Melalui suatu nasihat, bimbingan dan arahan untuk kemaslahatan. Dilakukan dengan baik dan penuh tanggung jawab, akrab, komunikatif, mudah dicerna, dan terkesan di hati sanubari mad`u; 6. Suatu ungkapan dengan penuh kasih sayang yang dapat terpatri dalam kalbu, penuh kelembutan sehingga terkesan dalam
jiwa,
tidak
melalui
cara
pelanggaran
dan
pencegahan, mengejek, melecehkan, menyudutkan atau menyelahkan,
dapat
meluluhkan
hati
yang
keras,
menjinakkan kalbu yang liar; 7. Dengan tutur kata yang lemah lembut, pelan-pelan, bertahap, dan sikap kasih sayang—dalam konteks dakwah, Metode Mauizhah al-Hasanah 357
dapat
membuat
seseorang
merasa
dihargai
rasa
kemanusiaannya sehingga akan dapat merespon positif dari mad`u.9
Siti Muriah sebagaimana dikutip oleh Samsul Munir Amin, mengartikan Mauizah al-hasanah atau nasihat yang baik, maksudnya adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik, dapat diterima, berkenan di hati, menyentuh perasaan, lurus dipikirkan, menghindari sikap kasar, dan tidak mencaci atau menyebut kesalahan audiens, sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek dakwah. Jadi dakwah bukan propaganda.10 Ali Musthafa Ya`cup mengartikan mauizah al-Hasanah dengan ucapan yang berisi nasihat-nasihat baik dan bermanfaat bagi orang-orang yang mendengarkannya, atau argument-argumen yang memuaskan sehingga pihak audiens dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh subjek dakwah.11 Imam Abdullah bin Ahmad an-Nasafi sebagaimana yang dikutip oleh Hasanudin dalam buku Metode Dakwah
mengemukan
bahwa al-Mauizah al hasanah adalah perkataan-perkataan yang tidak
9
Asep Muhidin,Dakwah dalam Persfektif al-Qur`an,( Bandung: Pustaka Setia,2002),h.165-166 10 Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah,(Jakarta: Amzah,2009),h. 100 11 Ibid 358 Nazirman
tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka dengan al-Qur`an.12 Abd. Hamid al-Bilali mengartikannya dengan suatu manhaj (metode) dalam berdakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik.13 Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa Mauizah alhasanah adalah dakwah berupa ungkapan, perbuatan atau tindakan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisahkisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan penting (wasiat) yang dapat dijadikan sebagai aacuan dan panduan dalam berdakwah menuju tercapainya tujuan-tujuan dakwah.
Dapat pula dikatakan dengan
ungkapan yang sarat dengan nilai-nilai edukatif yang menggugah hati dan membangkitan kesadaran akan Tuhan(merasa bertuhan). Oleh karena itu sifat dari metode ini lebih persuasive, dinamis yang jauh dari sikap egois, agitasi emosional dan apologi. Mauizhah al-hasanah metode yang bervariatif praktis dan dinamis yang sangat cocok dengan tututan dan perkembangan zaman. Mauizhah al-hasanah diartikan juga dengan bahasa-bahasa tabligh yang menenakan pendengaran, diterima oleh hati dan menyentuh sanubari dan membangkitkan kesadaran dan disampaikan
12
Munzier Saputra dan Harjani Hefni (ed) ,Metode Dakkwah,(Jakarta: Rahmat semesta,2006) ,edisi Revisi,h.15 13 Baca selengkapnya Abd. Hamid al-Bilali, Fiqh al-da`wah fi ingkar al-munkar,(Kuwait: Dar al-Dakwah,1989),h.260 atau baca Munzier Saputra dan Harjani Hefni (ed) ,Metode Dakkwah,(Jakarta: Rahmat Semesta,2006),edisi Revisi,h.16 Metode Mauizhah al-Hasanah
359
sesuai dengan bahasa qaum dengan lemah lembut dan penuh kesungguhan.
B.
Bentuk-bentuk Turunannya Metode pembelajaran atau mauizhah al-hasanah memiliki
berbagai variasi seperti dijelaskan dalam berberapa ayat dalam alQur`an yang dijadikan sebagai bentuk turunan dari mauizhah itu sendiri. Muhammad Fuad al-Baqiq14 memaparkan kata-kata mauizhah ditemukan sebanyak 9 x dalam berbagai surat antara lain : Qs. AlBaqarah ayat 66 dan 275, Ali Imran:138, al-Maidah: 46, al-A`raf : 145, Yunus : 57, Hud: 120, al-Nahl : 125, dan Al-Nur: 34 .
1.
Qs. Al-Baqarah ayat 66
Artinya:Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang Kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orangorang yang bertakwa.(Qs. Al-Baqarah : 66) 2. Qs.Al-Baqarah ayat 87 14
Muhammad Fu`ad `Abdul Baqi` al-Mu`jam al- Mufahras li alFazh al-Qur`an al-Karim,(Qahirah : Dar al-Hadis,1998),h. 153-154 360 Nazirman
Artinya: dan Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus15. Apakah Setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; Maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?(Qs.2: 87)
3. Qs. Al- Baqarah ayat 275 15
Maksudnya: kejadian Isa a.s. adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapak, Yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Maryam. ini Termasuk mukjizat Isa a.s. menurut jumhur musafirin, bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril. Metode Mauizhah al-Hasanah
361
Artinya :Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(Qs. 2:275)
4. Firman Allah dalam surat Ali Imran: 138
Artinya:(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orangorang yang bertakwa. 5. Firman Allah Swt dalam surat al-Maidah: 46,
362
Nazirman
Artinya: Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.(Qs.5: 49)
6. al-A`raf : 145, Artinya: Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; Maka (kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintahMetode Mauizhah al-Hasanah 363
perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik.(Qs:7:145)
Yunus : 57 Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
8.
Hud: 120
Artijya:Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. 9. 364
anl-Nahl :125.
Nazirman
Aetinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 10.
Al-Nur: 34 Artinya: dan Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Kemudian dalam bentuk asal waaza ditemukan sebanyak 10
x terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 232, Ali Imran 138, Anisa` 63 dan 66, as-Shura 136, Shaf 16, 53, al-Waqiah 47,al-Mujadalah 3, atThalaq 2. Dalam bentuk fi`il mudhari` “ yaizhu” ditemukan sebanyak 9 x seperti dalam surat al-Baqarah ayat 231, an-Nisa` 58, an-Nahl 90, Metode Mauizhah al-Hasanah 365
al-Hajji 30 dan 32, an-Nur 17, Luqman 13dan at-Talaq ayat 5. Katakata yaizhuhu diaratikan sebagai kegiatan memberikan pembelajaran. Kegiantan yang bernuansa edukatif dalam al-Qur`an ditemukan berbagai variasi atay bentuk yang akan dinaha pada bahasan berikut ini. C. Penerapan Metode Mauizah al-Hasanah Prinsip penerapan metode dakwah dengan Mauizhah alHasanah teraplikasi dalam bentuk ahsan qaul dan ahsan amal. Ahsan Qaul diartikan sebagai bentuk komunikasi verbal dengan mengunakan kata-kata atau pembicaraan yang bernilai edukasi dan bersifat penyadaran dan memberikan pelajaran yang membekas dijiwa orang yang mendengar dan menerima isi pembicaraan tersebut. Sedangkan ahsan amal diartikan sebagai tindakan nyata yang dikenal dengan dakwah bilhal. Di dalam surat al-Fushilat Allah Swt menjelaskan:
Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?"(Qs. 41:33) Perkataan (Qaulan) sebagai symbol komunikasi penyejuk hati dan penumbuhan kesadaran jiwa dalam al-Qur`an ditemukan sebanyak 11 variasi dalam berbagai ayat antara lain: 366 Nazirman
1.
Qulan ma`rufan terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 235, An-Nisa` ayat 5 dan 8 serta surat al-Ahzab ayat 32.
2. Qaulan Sadidan, terdapat dalam surat An-Nisa` ayat 9 dan AlAhzab ayat 70. 3. Qaulan Balighan, terdapat dalam surat An-Nisa` ayat 63 4. Qaulan Kariman, terdapat dalam surat al-Isra` ayat 23 5. Qaulan Maysuran, terdapat dalam surat al- Isra` ayat 28 6. Qaulan Azhiman, terdapat dalam surat al-Isra` ayat 40 7. Qaulan Layyinan, terdapat dalam surat Thaha ayat 44 8. Qaulan min abbin rahim terdapat dalam surat Yasin ayat 58 9. Qaulan Tsaqilan, terdapat dalam surat al-Munzammil ayat 5 10. Qaulan Ahsan( Ahsan Qaula), terdapat dalam surat Luqman ayat 33 11. Qaulan Salaman, terdapat dalam surat al-Furqan ayat 63. 16 Semua bentuk perkataan tersebut terpakai dan digunakan dalam kegiatan dakwah termasuk dakwah dengan menerapkan prinsip metode mauizhah al-hasanah. Adapun penerapan metode dapat dilihat dari turunan metode sebagai berikut: a. Tabligh Secara harfiyah kata-kata tabligh berasal dari kata-kata balagha yang berati sampai. Kemudian dalam bentuk fiil muta`addi(transitif) menjadi ballaga yang berarti menyampaikan. Bentuk mashdar
dari fi`il madhi ini menjadi tabligh. Dalam
konteks Dakwah, tabligh
16
diartikan menyampaikan atau
Op.cit, Asep Muhyidin, h. 158 Metode Mauizhah al-Hasanah
367
menginformasikan ajaran Ilahi (al-Islam) kepada manusia agar diimani dan dapat dipahami serta dijadikan pedoman hidupnya.17 Secara definitif, tabligh dirumuskan para ahli antara lain sebagai i`lam,sebagaimana yang dikemukakn oleh Ibrahim Imam dan Abdul Latif Hamzah. I`lam didefinisikan sebagai berikut: 1. Membekali manusia dengan informasi dan berita yang benar, dengan pengetahuan ilmiah, kenyataan factual dan akurat untuk membantu terbentuknya pemikiran dan pandangan dalam menghadapi kenyataan dan kesulitan yang dihadapi. 2. Menyampaikan ajaran dasar-dasar akidah dan ketauhidan, ajaran dalam ubudiyah sesuai dengan petunjuk kitab Allah dan sunnah
Rasul,
serta
akhlak
dalam
politik,
sosial
kemasyarakatan,dan perekonomian dengan tujuan agar Islam dijadikan padangan hidupnya. 3. Suatu ilmu yang membahas cara menyampaikan ajaran Islam dengan berbagai cara dan metode Ilmiah, melalui jalan Istinbath(dedukdi), Iqtibas( induksi) atau Istiqra`I (penelitian dan eksperimen. 18
Dengan demikian, Tabligh merupakan suatu kegiatan dakwah yang dilakukan oleh seorang mubaligh, dewasa ini dikenal dengan proses komunikasi yang melibatkan berbagai unsur dengan satu maksud dan tujuan.
17
Ibid,h. 60 Ibid, h. 61 atau baca Abdul lathif Hamzah¸al-I`lam fi Shadr al-Islam, Kairo: Dar –al-Fikr, 1997, h. 105 dan Ibrahim Imam, Ushul al-I`lam alIslam, Kairo: Dar- al-Fikr, 1985, h. 14 368 Nazirman 18
Dalam al-Qur`an. Kata-kata tabligh yang berarti sampai ditemukan sebanyak 4 kali masing-masing terdapat dalam surat alIsra` ayat 37, al-Haji ayat 4, dan Gafir ayat 67 dan 80. Sedangkan Mubaligh—orang yang menyampaikan tabligh ditemukan dalam surat Yasin ayat 17. Dalam redaksi yang memiliki kemiripan dengan itu dapat ditemukan dalam surat Ali Imran ayat 20, al-Maidah ayat 92 dan 99, surat al-Ra`d ayat 40, an-Nahl ayat 35 dan 82, surat an-Nur ayat 54, al-Ankabut :89, Asy-Syura ayat 48
b.
Ta`lim Ta`lim dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pendidikan
atau pengajaran. Istilah yang berpadanan dengan ini dikenal dengan tarbiah. Dalam bahasa Indonesia, kedua istilah tersebut bisa diartikan secara berpadanan , yaitu bermakna “ pendidikan dan pengajaran”. Dalam proses empiriknya, kedua kegiatan itu tampaknya lebih mendahulukan proses pengajaran, karena yang dimaksud dengan pengajaran (Ta`lim) di sini adalah mengajar atau member pelajaran berdasarkan pengetahuan dan pendidikan. Adapun pendidikan adalah mendidik manusia agar dengan pengetahuan dan penyelidikan itu, ia benar-benar menjadi sadar akan hakikat keberadaan dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang pada akhirnya mampu memahami akidah dan syari`ah sebagai jalan kehidupannya. 19 Dalam al-Qur`an banyak sekali ayat yang semakna dengan pendidikan itu sendiri. Kata-kata yang sering ditemukan yang diartikan sebagai proses pendidikan atau pengajaran di antaranya kata-
19
Ibid,h. 64 Metode Mauizhah al-Hasanah
369
kata `allama—yuallimu, ya`lamu, ilman dan ta`lim. Hal ini ditegaskan oleh Allah misalnya dalam surat al-Baqarah 151, al-Rahman ayai 1-4, Ali Imran 48, an-Nisa` ayat 113 dan sebagainya. Artinya : Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(Qs. 2: 151-152) Dari ayat-ayat al-Qur`an yang mengakomudir tentang pendidikan dan pengajaran maka tujuan pendidikan adalah mengajar dan mendidk manusia agar menjadi manusia yang menyadari kehadiran Tuhan dan mengenal nilai-nilai pesan ajaran Ilahi berdasarkan ilmu pengetahuan
dan penyelidikan yang mendalam
melalui tadabbur dan tafakkur.20 Inilah yang penulis sebut dengan ulul albab.
20
370
Ibid,h 69 Nazirman
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.(Qs. 3: 190-191) Dengan demikian dapat dipahami bahwa tarbiyah dan taklim salah satu metode atau strategi dakwah yakni turunan mauizhah al hasanah dalam upaya mendidik dan menambah wawasan (transfer of knowlage) dan internalisasi nilai menuju insan yang bertaqwa dapat pula dikatakan sebagai menuju insan ahsan taqwim. Oleh karena itu Syaikh Ali Mahfuzh
mengatakan sebaik-baik dakwah adalah
tarbiyah. Sekaligus menjawab keragu-raguan tentang posisi tarbiyah dan dakwah. Dapat ditegaskan bahwa tarbiyah dan taklim turunan dari metode dakwah serta induk dari tarbiyah adalah dakwah. Metode Mauizhah al-Hasanah
371
c. Tadzkir dan Tanbih Istilah Tadzkir dan Tanbih, dapat diartikan sebagai peringatan. Namun, ketika kedua istilah ini digunakan dalam konteks dakwah, maka pengertiannyapun mepunyai makna yang berbeda. Makna yang dikandungnya
antara
lain
member
nasihat,
memberitahukan,
membangkitkan dan perhatian kewaspadaan.21 Istilah Tadzkirah dalam terjemahan Depag diartikan “peringatan”22 yang diungkapkan dalam al-Qur`an sebanyak sembilan kali yaitu dalam surat Thaha ayat 3, alWaqiyah ayat 73, al-Haqqah ayat 12 dan 48, al-Munzammil ayat 19, al-Muddatsir ayat 29, 49,50 serta `Abasa ayat 11. Sebagai contoh Allah berfirman :
Artinya :Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), (Qs. 20:2-3) Sedangkan Tanbih secara khusus tidak terdapat dalam alQur`an, namun tetap dipergunakan dalam terma dakwah dengan tujuan untuk memperkuat dan mempertegas makna Tadzkirah. Tadzkirah dan Tanbih merupakan kalimat mutaradif (padanan yang hampir mirip) yang diartikan sebagai “peringatan” dan Penyadaran”.23
21
Ibid, h. 72 Ahmad Warson, h.438 dan 1477 23 Op.cit, h. 72-73 372 Nazirman 22
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tadzkirah dan tanbih merupakan tindak lanjut dari tarbiyah dan ta`lim. Setelah mengajar dan mendidik yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan dan penyelidikan, agar peserta didik mampu dan mau serta sanggup menghayati dan mengamalkan ajaran dakwah, maka perlu dilakukan kegiatan dalam rangka mengigatkan dan menyadarkan agar mereka komitmen di jalan hadayah yang telah diberikan. Kemudian metode dakwah turunan dari al-mauizhah al hasanah dikenal juga dengan targhib wa tarhib. At Targhib yaitu anjuran,dorongan,motivasi untuk segera melakukan amal kebaikan & janji, pahala dan surga yang akan diperoleh jika mengamalkan kebaikan tersebut. At Tarhib yaitu ancaman, peringatan, larangan, akibat buruk dari melakukan hal-hal yang dilarang Alloh Swt dan disertai dengan balasan dosa dan neraka sebagai balasan-nya dalam berbagai masalah Aqidah, Ibadah, Akhlaq, Muamalah. Dalam mengaplikasikan metode ini dilakukan dengan berkesinambungan (kontiniutas) dalam bahasa dakwahnya dikenal dengan istilah tikrar (pengulangan). Pengulangan kegiatan dakwah terutama dalam mengingatkan terdapat 18 kali dalam al-Qur`an yang ditemukan dalam surat Ali Imran ayat 20, al-Maidah: 92,99, al-Ra`d :40, an-Nahl : 35 dan 82, an-Nur : 54, al-Ankabut : 18, Yasin : 17, AsSyuara : 48, al-A`raf 188, Hud: 2, Al-Baqarah :119, Fathir: 24, alIsra`: 105, Furqan: 56, as-Sajadah: 45 dan al-Fath : 8. Adapun hikmah pengulangan dalam al-Qur`an terutama menginggatkan atau menyadarkan sabagai salah satu bentuk startegi dakwah yang mengandung berberapa rahasia: Metode Mauizhah al-Hasanah
373
Peratama, meringankan beban psikologis bagi para juru dakwah, agar setelah berupaya melaksanakan tugas dakwah secara optimal tidak terlalu memikirkan tentang hasil dan penerimaan dakwahnya oleh almaduinya. Kedua, Agar para dai terhindar dari kepentingan dan kehendak serta ambisi pribadi atau fanatisme kelompok sehingga ia menjalankan tugas dengan tenang, lurus dan apa adanya dan penuh keihklasan. Ketiga, terhindar dari unsur pemaksaan kehendak, dan simad`u terhindar pula dari keterpaksaan serta kemunafikan. Keempat, menunjukkan batasan yang tegas antara hak dan kewajiban serta wewenang manusia sebagai hamba dengan hak dan kewajiban serta wewenang Ilalhi sebagai khalik, pemilik hakiki dan pengatur alam jagat raya ini.24
d.
Taujih wal Irsyad (Bimbingan dan Konseling) Dalam al-Qur`an tidak ditemukan kata-kata konseling. Namun
kata yang semakna disebutkan oleh mufassir ketika menjelaskan makna mauizahah al-hasanah dalam surat an-nahl ayat 125 dengan ungkapan al-tujih wa al Irsyad. Dalam al-Qur`an lebih kurang sembilan belas kali
ayat yang menyebutkan istilah irsyad dalam
beragam susunan kata dalam berbagai surat. Berikut table ayat yang dimaksud: LAFAZH
24
Ibid, 76 Nazirman
374
NAMA SURAT
NO.SURAT
NOMOR AYAT
JUMLAH
ٌزشذّى
Al2 186 1 Baqarah الزشذ Al2 256 1 Baqarah Al-A`raf 7 146 1 Al-Jin 72 2 1 رشذا An-Nisa` 4 6 1 Al-Kahfi 18 22 1 ٍرشذ Al21 51 1 Anbiya` رشذا Al-Kahfi 18 10,24 2 Al-Jin 72 10,14,21 3 الزشاد Al-Fathir 40 29,38 2 الزاشذّى Al49 7 1 Hujurat رشٍذ Huud 11 78,87,97 3 هزشذا Al-Kahfi 10 17 1 JUMLAH 9 Surat 9 19 19 RUJUKAN : Muhammad Fuad Abdul Baqy,Al-Mu`jam al- Mufahras lil alfazh al-Qur`an,h.320-231 Dari ayat-ayat di atas yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah Bimbingan dan konseling. Istilah Bimbingan sebagaimana yang dikemukakan oleh Thohari Musnamar dalam Komaruddin, mengartikan sebagai “proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan konseling diartikan sebagai”Proses pemberian bantuan terhadap invidu agar dirinya menyadari kembali kepada eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk
Metode Mauizhah al-Hasanah
375
Allah, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.”25 Dengan demikian Konseling lebih memfokuskan kajiannya pada penyelesaian kasus dan pemecahannya agara setiap pribadi atau individu bisa menyelesaikan masalahnya melalui suatu proses atau tahapan-tahapan dan mengikuti aturan dan prinsip-prinsip tertentu. e.
Nasehah/tanshih Nasihat ditemukan dalam al-Qur`an sebanyak 3 kali dalam
bentuk الٌاصحyaitu dalam surat al-`Araf ayat 21, 79, dan al-Qashas 20.
Artinya : dan Dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah Termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",(Qs:7: 21) Artinya :Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat".(Qs. 7: 79)
25
Komaruddin, Jauharotul Farida, Abu Rokmad, Dakwah dan Konseling,(Semarang: 2008)h.73 376 Nazirman
Artinya : Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, Sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu".(Qs: 28: 20).
Dari segi pengertian Nasihat diartikan dengan khalasha yang punya makna murni dan bersih, Juga berarti “Khata” yaitu menjahit. Dalam kamus bahasa Indonesia nasihat diartikan dengan memberikan petunjuk kepada jalan yang benar. Nasihat sifatnya anjuran yang bernilai
motivasi
yang
di
dalamnya
memuat
muatan
misi
mengingatkan akan adanya konsekwensi logis dan saksi atas segala bentuk perbuatan. Pelaksanaan nasihat lebih santun dan manusiawi karena dalam penerapannya lebih menekankan kepada aspek bahasa kalbu yang jauh dari intimidasi dan pemaksaan kehendak. Dalam perpektif al-Qur`an nasihat juga diartikan sebagai washiyah. Dalam al-Qur`an kata-kana nasihat ditemukan sebanyak 13 kali dalam delapan bentuk di dua belas ayat. Seperti dinukilkan dalam surat al-Araf ayat 21, 66, 68,79, 93 surat at-Taubah ayat : 91, Hud
Metode Mauizhah al-Hasanah
377
ayat 34, Yusuf ayat 11 dan al-Qasas ayat 12 dan 20 serta surat at.tahrim ayat 8.26 Contoh: Firman Allah dalam surat al-A`raf ayat 93 Artinya :Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasehat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?"(Qs. 7:93) Dengan demikian nasihat salah satu cara dakwahnya para nabi sebelum nabi Muhammad Saw dan mengingatkan dan menyadarkan umat atau kaumnya. Nabi Muhammad Saw juga menjadikannya sebagai salah satu bentuk strategi penyampaian yang
memiliki
banyak pelajaran di dalamnya. Dalam Konteks hadis, Nasihat itu juga terpakai dalam dakwahnya Nabi seperti yang dikemukakan dalam hadis Rasulullah Saw dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari:
: اّصٌى قال: عي اتى ُزٌزج رضٍى هللا عٌَ أى رجال قال للٌثً ملسو هيلع هللا ىلص )ال تغضة (رّاٍ الثخاري: قال ملسو هيلع هللا ىلص, فزدد هزار, ال تغضة Artinya: Dari Abu Hurairah ra,: Bahwa seorang laki-laki telah berkata kepada Nabi Saw.: “Berilah aku nasihat”, Nabi menjawab: “jangan engkau jadi pemarah,” laki-laki itu kembali berberapa kali bertanya dan 26
Lihat Yunan Yusuf, (pengantar), Metode Dakwah, (Jakarta : Rahmad Semesta,2003),h. 249 378 Nazirman
nabi menjawab, “ Jangan kamu menjadi pemerah (HR. Bukhari) Dari hadis tersebut dapat dikemukakan
bahwa salah satu
nasihat Nabi kepada umantnya adalah agar mampu mengendalikan gejolak emosional, “Nabi memesankan jangan marah”. Ini sebuah siyalemen bahwa begitu pentingnya arti dari sebuah pengendalian emosional.
f.
Tabsyir, Tanzir(Inzar) Tabsyir dan Tanzir merupakan
pendekatan dakwah yang
dikenalkan oleh Allah dalam al-Qur`an. Tabsyir diartikan dengan mengembirakan sedangkan Tanzir berarti memberi kabar pertakut atau peringatan. Para mufassir mengarikan dan memberikan pemahaman tentang model penerapan tabsyir dan tanzir dalam berdakwah. Tabsyir dilakukan dengan ilustrasi pahala, penghargaan (apresiasi) atau dengan janji mendapatkan kehidupan syurga bagi seoseorang yang menerima positif atau beriman dan menjadikan amal saleh.27 Adapun pendekatan tanzir dilakukan melalui ilustrasi sanksi, akibat buruk atau mendapatancaman suuatu kehidupan pahit, gersang, dan sangat menyedihkan, yaitu suatu kehidupan an-nar.28 Dalam al-Qur`an cukup banyak muatan ayat yang berisikan motivasi, anjuran, janji-janji berupa pahala sekaligus mengingatkan akan sanksi yang dibuat oleh seseorang yang akan diterimanya kelak atau menjadi konsekwensi logis dari aktifitas yang dilakukannya.
27 28
Op.cit, h. 78 Ibid,h.80 Metode Mauizhah al-Hasanah
379
Contoh : Firman Allah yang mengandung lafadz dan makna Tabsyir dan tanzir sebagai berikut : .
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.( Qs. 2: 155-157) 380
Nazirman
. Artinya :Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.(Qs. 9:72)
Metode Mauizhah al-Hasanah
381
Artinya: Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.(Qs.9:68) Dengan demikian tabsyir dipergunakan untuk memotivasi dan membangkitkan semangat dan janji-janji atas perbuatan baik yang dilakukan sedangan tanzir dipergunakan untuk mengingatkan dengan ancaman Allah kepada orang-orang yang melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya berupa kehidupan yang sempit atau siksaan yang akan menanti di balik kejahatan yang mereka lakukan. g. Isyfa` /Ilaj/ Tadawwa` Isyfa` atau Istisyfa` diartikan sebagai usaha minta kesembuhan atau memohon untuk sebuah kesembuhan dengan cara menjadikan al-Qur`an sebagai doa. Salah satu fungsi dari al-Qur`an adalah syifa`. Hal ini diungkapkan oleh Allah dalam surat al-Isra` ayat 82
Artinya :dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Qs, 17:82)
382
Nazirman
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.( Qs: 10: 57)
Artinya: Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buahbuahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.(Qs.16: 69)
Metode Mauizhah al-Hasanah
383
Artinya: Dan Jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayatayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".(Qs. 41:44) Kegiatan dakwah melalui upaya pengobatan dan perawatan ternyata cukup ampuh dalam dakwah penyadaran dan penyabaran. Kenyataan orang yang sakit jika diamati tingkah lakunnya ternyata mereka sedang mengalami kehilangan daya rasioanlitasnya. Buktinya adalah orang yang sedang sakit akan melakukan apa saja asalkan mereka sembuh. Biasanya orang yang sakit sangat membutuhkan dakwah motivatif dakwah terapeutik. 384
Nazirman
h. Tazkiyah, Tilawah, Ta`limah, Tazkiyah diartikan dengan kegiatan dalam mensucikan jiwa. Kata pensucian dalam al-Qur`an dikenal dengan kata-kata zakah. Dalam al-Qur`an ditemukan sekurang-kurangnya 35x zakah dicantumkan dalam berberapa surat dan ayat. Tazkiyah sendiri ditemukan dalam surat al-Baqarah ayat 151
Artinya: Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.. karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(Qs. 2:151-152) Dengan demikian Tazkiyah, Tilawah dan Taklimah merupakn turunan dari mauizha al-Hasanah. Teknik merupakan teknik khusus yang dipergunakan oleh kalangan sufi dalam upaya mensucikan Metode Mauizhah al-Hasanah
385
batinya untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Begitu juga dengan mewiridkan dan membiasakan tilawah al-Qur`an dan mentalaahnya sesuai dengan ilmu yang dibutuhkannya.
i.
Uswah wa Tadbiq
Uswah adalah keteladan. Ketaladanan yang dimaksud adalah menjadikan Rasulullah Saw sebagai public figure dan mengikuti pola hidupnya dan melakukan pergerakan dengan mengikuti jejak kehidupan nabi. Usawah juga dimaksudkan dalam kajian ini adalah bagaimana seorang dai atau mubaligh mampu menjadi panutan dan ikutan yang baik dan terbaik bagi kaumnya. Menjadikan diri sebagi sosok idola dan panutan stia umat tentu tidak mudah. Agar mampu menjadi panutan dalam berdakwah salah satu startegi jitu adalah meneladani perikehidupan Rasulullah Saw. Apa bila hal ini terujud maka dapat dikatakan dai bertakhta dihati umat—dai harapan dan idaman. Dengan menjadi contoh dan mencontohkan kehidupan yang diharapkan oleh umat akan meperkuat dan mempermudah keyakinan dan kemauan umat untuk tetap di jalan dakwah. Tadbiq diartikan sebagai upaya penerapan dan pengamalan ajaran atau nalai-nialai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Seperti menciptakan rasa aman hidup dalam suasan ukhuwwah atau bersaudara seperti Rasul Saw mampu menyatukan umat yang bertikai di Madinah, antara kaum muslimin, Aus dan Khazraj. Penerapan tadbiq dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti pembinaan 386 Nazirman
secara intensif kepada jamaah berupa pengajian rutin, meluruskan cara pandangan jamaah agar selalu berada dalam kenenaran dan mampu berinteraktif dengan masyarakat. Kemudian menerapkan hokumhukum Islam secara professional dan porposional sesuai dengan kaedah hukumIslam. Tadbiq bisa pula dengan aktivitas fublikasi ajaran Islam keseluruh dunia dan lai-lain sebagainya.
Dengan
demikian bentuk konkritasi dari tadbiq adalah amal jamai.
j.
Ubrah/ Ibarah
Ibarah atau perumpamaan atau mengambil pelajaran dari apa yang ditamsilkan atau dikisahkan oleh Allah dalam al-Qur`an merupakan sebuah strategi penerapan atau turunan dari mauizhah alHasanah. Dengan cara mengambil perumpaam atau memahami contoh-contoh atau mengambil pelajaran daari sebuah kejadian dalam kehidupan merupakan bentuk penerapan dari ibarah. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari apa yang terjadi dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain.. Karena pengalaman itu merupakan guru yang paling berharga dalam kehidupan.
KESIMPULAN Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa Mauizah alhasanah adalah dakwah berupa ungkapan, perbuatan atau tindakan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisahkisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan penting (wasiat) yang dapat dijadikan sebagai aacuan dan panduan dalam berdakwah menuju tercapainya tujuan-tujuan dakwah. Metode Mauizhah al-Hasanah
387
Dapat pula dikatakan dengan ungkapan yang sarat dengan nilai-nilai edukatif yang menggugah hati dan membangkitan kesadaran akan Tuhan(merasa bertuhan). Oleh karena itu sifat dari metode ini lebih persuasive, dinamis yang jauh dari sikap egois, agitasi emosional dan apologi. Mauizhah al-hasanah metode yang bervariatif praktis dan dinamis yang sangat cocok dengan tututan dan perkembangan zaman. Mauizhah al-hasanah diartikan juga dengan bahasa-bahasa tabligh yang menenakan pendengaran, diterima oleh hati dan menyentuh sanubari dan membangkitkan kesadaran dan disampaikan sesuai dengan bahasa qaum dengan lemah lembut dan penuh kesungguhan. Adapun turuannya antara lain tabligh, ta`lim, Tadzkirah dan Tanbih, Taujih wa al-Irsyad, Nasihah, Tabsyir wa Tanzir, Isyfa`, Tazkiyah, tilawah dan ta`limah, targib wa tarhib , uswah wa tadbiq serta ibarah.
388
Nazirman
DAFTAR PUSTAKA `Abdul Baqi` , Muhammad Fu`ad al-Mu`jam al- Mufahras li al-Fazh al-Qur`an al-Karim, Qahirah : Dar al-Hadis,1998 Arifin , M., Ilmu Pendidkan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,1991 Ali Aziz, Moh. Ilmu Dakwah,(edisi Revisi) Jakarta: Kencana Pernanda Media Group, 2009 Hasan, Fuad dan Koentjaranigrat,Berberapa Asaz Metodologi Ilmiyah,di dalam Koentjaranigrat (Ed), Metodologi Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia, 1997 Collins, Wiliam, Webster`s New Twentieth Century Dictionary, Amerika Serikat: Noah Webster,1980,ed ke-2, Hasanudin, Hukum Dakwah,Jakarta: 1996,Cet.ke- 1
Pedoman
Ilmu
Jaya,
Hamid al-Bilali, Abd. Fiqh al-da`wah fi ingkar al-munkar, Kuwait: Dar al-Dakwah,1989 Jalal H.A, Abdul, Ulumul Qur`an ,Surabaya: Dunia Ilmu, 2000 Muhidin, Asep Dakwah dalam Persfektif al-Qur`an, Bandung: Pustaka Setia,2002 Metode Mauizhah al-Hasanah
389
Munir Amin,Samsul, Ilmu Dakwah ,Jakarta: Amzah,2009 Muhammad Sulaiman, Mustafa al-Qishah fi al-Qur`an alKarim,Mesir: Mathbah al-Amanah, 1994 Poerwadarminta, kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1986 Cet.ke-9 Salmadanis, Filsafat Dakwah,Jakarta : Surau,2003 Saputra, Munzier dan Harjani Hefni (Ed),Metode Dakwah,Jakarta : Rahmad Semesta,2006 Komaruddin, Jauharotul Farida, Abu Rokmad, Dakwah dan Konseling,Semarang: 2008 Yusuf, Yunan (pengantar), Metode Dakwah, Semesta, 2003
390
Nazirman
Jakarta : Rahmad