METAPEDAGOGI DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGI: MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM
Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. sebagai Guru Besar/Profesor dalam Bidang Pendidikan Biologi pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia 25 April 2012
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012
4. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Secara Konstruktivistik (2010- ketua Peneliti) 5. Tindak Lanjut Rintisan Kelas Berstandar Internasional: Program Pengembangan Bahan Ajar Terintegrasi TIK (Penelitian HKPU-2011; Ketua peneliti) KARYA TULIS Fransisca S.Tapilouw,(2006). Membuat Alat Peraga IPA SD, Modul UT Pendidikan IPA SD Fransisca dkk.,(2000), Pedoman Praktikum Genetika Jurdik Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Fransisca S. Tapilouw dan I Made Padri, (2006), Model Buku Pelajaran Sains SMP, Pusat Perbukuan Balitbang DikNas Fransisca (2009), Evolusi Prokariot, Protista, dan Asal Mula Tumbuhan , Modul UT Fransisca Sudargo T.,dan Soesy Asiah S. (2011), Perkuliahan Zoologi Vertebrata Berbasis Praktikum (Kelas Pisces, Amphibia, dan Reptilia), Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA, UPI.
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua. Yang saya hormati: Pimpinan dan Anggota Majelis Wali Amanah Rektor dan Para Pembantu Rektor Pimpinan dan Anggota Dewan Audit Pimpinan dan Anggota Senat Akademik Sekretaris dan Anggota Dewan Guru Besar Pimpinan Fakultas, Direktur SPS, Direktur Kampus Daerah, Ketua/Sekretaris Lembaga Direktur Direktorat, Kepala Biro, dan Kepala Sekretariat Universitas Ketua Jurusan/Program Studi, Sekretaris Jurusan serta Para Dosen Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan Para Karyawan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia Para Tamu undangan, dan hadirin yang saya muliakan Perkenankanlah saya dengan segala kerendahan hati, mengucapkan selamat datang dan terima kasih yang tulus atas kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada kesempatan yang berbahagia ini. Hadirin yang saya hormati, Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan kesempatan yang indah ini, serta melimpahkan berkat-NYA dalam perjalanan karir saya selama ini. Hari ini saya merasa sangat berbahagia karena diperkenankan berdiri di sini untuk menyampaikan Pidato Pengukuhan ini. Puji dan syukur karena pada hari yang indah ini saya diperkenankan untuk berbagi sedikit pengetahuan yang saya miliki terhadap almamater yang telah membina saya dan telah memberi kesempatan kepada saya untuk mencapai jabatan Guru Besar. Terima kasih yang tulus saya sampaikan kepada Bapak/Ibu serta hadirin atas kehadirannya pada acara ini serta kesediaannya
24
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
1
1
untuk menyimak isi pidato saya yang berjudul: Metapedagogi dalam pendidikan Guru Biologi: Membangun kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif melalui Pembelajaran Berbasis Praktikum. Perjalanan karir dalam bidang pendidikan biologi yang saya tekuni selama ini menggugah hati dan pikiran saya tentang pembelajaran berbasis praktikum. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa selama ini jarang sekali dilakukan praktikum dalam pembelajaran biologi dan pelajaran biologi dikenal sebagai pelajaran hafalan terhadap konsep-konsep jenjang kognitif rendah serta bersifat teacher centered. Berbagai alasan yang dikemukakan oleh para guru di lapangan adalah tidak ada alokasi waktu dan dana untuk pelaksanaan praktikum, dan umumnya guru tidak mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan praktikum sebagai penunjang teori. Banyak guru yang enggan melakukan praktikum karena keterbatasan waktu dan sarana laboratorium. Tidak dapat dipungkiri, bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat saat ini telah banyak mengubah pola pembelajaran di sekolah menjadi pembelajaran berbasis TIK, yang tampaknya memiliki daya tarik yang sangat kuat. Beberapa sekolah di kota besar berusaha untuk melaksanakannya, namun demikian tak dapat dipungkiri, bahwa hingga saat ini tidak semua sekolah dapat melaksanakan pembelajaran berbasis TIK karena kondisi sarana maupun sumber daya manusia yang belum dipersiapkan dengan baik. Berbeda dengan pembelajaran berbasis TIK, praktikum sesungguhnya bukan hal baru dalam mempelajari biologi, namun dalam kenyataannya praktikum jarang dilakukan di sekolah karena keterbatasan waktu, sarana, prasarana dan kemampuan guru dalam mengelola praktikum (hasil survei awal di lapangan). Terlebih lagi praktikum yang sering dilangsungkan di sekolah bersifat verifikasi, sehingga kurang meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 2
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
2. Salmiyati, Fransisca S Tapilouw, Wawan Setiawan, Pembelajaran berbasis MMI untuk meningkatkan kemampuan generik, pemahaman konsep sistem syaraf dan retensi siswa kelas VII, Jurnal Pendidikan IPA Vol II, November 2008 3. Insan, Fransisca S Tapilouw, Saefudin , Pembelajaran berbasis laboratorium untuk meningkatkan keterampilan proses dan pemahaman konsep sistem ekskresi d ikelas XI, Jurnal Pendidikan IPA Vol II, November 2008 4. Wulan Tyas G.A., Fransisca S Tapilouw, Ari Widodo, Perbandingan Pembelajaran Berbasis Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi, Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, Volume II, 3 November 2008 5. Fransisca Sudargo T., Peranan Bakat Akademik terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Kelas Besar, Educare, Volume 6 , Nomor 2 –Februari 2009 6. Fransisca Sudargo T., Pembelajaran Evolusi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Secara Konstruktivistik, Mimbar Pendidikan No. 2, Tahun XXVIII, 2009 7. Fransisca Sudargo T dan Soesy Asiah S, Kemampuan Pedagogik Calon Guru Biologi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan proses siswa melalui Pembelajaran Berbasis Praktikum, Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 15, Nomor 1 April 2010. Kegiatan Penelitian yang pernah dilakukan antara lain: 1. Analisis Berbagai faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar Zoologi Vertebrata (2007- Penelitian mandiri) 2. Peranan Bakat Akademik Mahasiswa Terhadap Penyusunan Peta Konsep (Studi pada Mata kuliah Zoologi Vertebrata) (2008- Ketua Peneliti) 3. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah (2009- Ketua Peneliti)
Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
23 23
20. Lokakarya Penilaian Buku SD dan SMP (2009) 21. Lokakarya Penilaian Buku SMA (2009) 22. Lokakarya Penilaian Buku Non-Teks (2010) 23. Lokakarya Kurikulum IPA SD – Pusat Kurikulum (2010) Di samping itu, ia pun aktif berpartisipasi dalam berbagai seminar baik pada tingkat nasional maupun internasional di antaranya adalah: 1. Seminar dan Bazaar Hasil Penelitian LP UPI , Bandung 2007- Pemakalah 2. Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi I. Bandung 2007- Pemakalah 3. 1st International Seminar on Science Education Bandung, 2007-Paper Presentation. 4. International Conference on Lesson Study, Bandung, 2008 5. International Conference on R-ICT, Golden Anniversary ITB, May 15-16, 2009 – Paper Presentation 6. Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi, 16-17 Juni 2009- Pemakalah 7. 2nd International Conference on Lesson Study August 1, 2009- Paper Presentation 8. 3rd International Seminar on Science Education. October 17, 2009-Paper Presentation 9. 4th International Seminar on Science Education. October 30, 2010- Paper Presentation 10. Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi, Yogyakarta: Juli 2011- Pemakalah. 11. Presentasi Hasil Rintisan Pendidikan Guru Biologi Berstandar Internasional, Yogyakarta: Agustus 2011 - Pemakalah Beberapa artikel yang termuat dalam jurnal adalah: 1. Hutagalung Herlinawati, Fransisca S Tapilouw, Ari Widodo, Pembelajaran Berbasis MMI untuk meningkatkan kemampuan generik sains pada konsep Keanekaragaman sel pada siswa kelas VII, Jurnal Pendidikan IPA Vol II, November 2008 22
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
siswa. Meskipun guru melangsungkan pembelajaran melalui praktikum, namun seringkali tujuannya adalah hanya untuk menghafalkan konsep-konsep biologi (produk) dan kurang menekankan pada segi proses berpikir. Praktikum dalam pembelajaran biologi sangat diperlukan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dan abstrak. Melalui kegiatan praktikum siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dalam memahami suatu fenomena biologi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi dan sikap ilmiah siswa sangat perlu dikembangkan dalam pembelajaran biologi agar siswa mampu berpikir kreatif, kritis, mampu memecahkan masalah serta memahami hakekat sains (biologi) sebagai proses, produk dan sikap ilmiah. Hadirin yang saya hormati, Di abad ke 21 ini, kita mengalami perkembangan ilmu yang sangat pesat, termasuk perkembangan ilmu Biologi sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berbasis eksperimen (praktikum). Oleh karena itu berpikir kritis dan kreatif merupakan asset penting dalam mengembangkan karakter anak didik kita, karena hasil pembelajaran di sekolah harus memampukan para siswa untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan yang sangat cepat baik di sekolah maupun di masyarakat. Siswa yang mampu berpikir kreatif dapat memecahkan masalah secara efektif dalam mengerjakan tugas proyek, seperti menentukan topik yang akan diteliti, mengumpulkan informasi dari berbagai sumber termasuk dari guru, serta memiliki banyak gagasan (Chang & Cheah, 2002). Konstruksi pengetahuan umumnya diperoleh melalui pengalaman belajar aktif atau dikenal sebagai experiential learning. Pembelajaran berbasis kegiatan seperti praktikum merupakan salah satu cara dalam menyampaikan kurikulum secara konstruktivistik, karena memampukan siswa untuk merefleksikan hasilnya. Refleksi dalam pembelajaran meruPidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
3
3
pakan kegiatan yang mendorong, siswa untuk memusatkan perhatiannya pada refleksi yang bermakna, yang dapat dipandang sebagai pemodelan pengetahuan yang memfasilitasi belajar dalam konteks sosial (Ang, 2006). Praktikum yang dilakukan dalam kelompok merupakan suatu cara mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan sosial yang dikenal sebagai konstruktivisme sosial. Kegiatan ini menunjukkan bahwa siswa perlu merefleksikan hasil praktikum kelompoknya secara kolaboratif melalui tugastugas yang harus dikerjakan bersama. Kolaborasi kelompok adalah cara kerja yang universal karena kelompok yang berfungsi dengan baik akan menghasilkan gagasan yang inovatif dan kreatif dalam memecahkan masalah, yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kerja individual dengan ethos kompetitif (Nilson, 2010). Hasil belajar yang terpenting bagi peserta didik adalah meningkatnya bekal kemampuan untuk belajar secara lebih mudah dan efektif di kemudian hari, yang disebabkan oleh bertambahnya pengetahuan maupun keterampilan yang diperoleh dari pemahamannya tentang proses belajar. Guru yang berhasil, tidak semata-mata karena ia mempunyai karisma atau kemampuan berbicara yang persuasif, tetapi karena ia banyak melibatkan siswanya dalam memperkuat kemampuan kognitif, dan tugas sosial, serta mengajarkan kepada mereka bagaimana menggunakan kemampuan tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, siswa belajar bagaimana belajar. Guru yang berhasil adalah guru yang mengajarkan kepada siswanya bagaimana cara menggali informasi dari berbagai sumber, ide-ide, serta kearifan lokal untuk dapat dijadikan sumber belajar yang efektif. Kenyataan yang ada saat ini adalah, pada umumnya praktikum yang dilaksanakan di sekolah terpisah dari teori. Oleh karenanya memerlukan waktu lebih banyak, sebab guru harus menyampaikan materinya terlebih dahulu di pagi hari, kemudian menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum yang dilaksanakan setelah jam sekolah berakhir. Tentu saja hal ini 4
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
Perbukuan Nasional di Jakarta untuk mengembangkan instrumen penilaian buku ajar, dan menjadi penilai buku ajar IPA SD, SMP dan Biologi SMA, serta melakukan sosialisasi buku ajar ke berbagai daerah. Sejak tahun 2005, iapun aktif dalam pelatihan PTK, pembimbingan PTK bagi guru SMP, SMA, dan SMK, Penataran Guru IPA, dan Penataran Guru Biologi SMA. Berbagai lokakarya yang pernah diikutinya antara lain: 1. Lokakarya Penyusunan Instrumen Penilaian Buku AjarCisarua Bogor 2000 2. Lokakarya penilaian Buku Ajar IPA SD- Cisarua Bogor 2000 3. Lokakarya penilaian Buku Ajar IPA SMP- Cisarua Bogor 2000 4. Lokakarya penikaian Buku Ajar Biologi SMA- Cisarua Bogor 2001 5. Lokakarya hasil uji coba Kurikulum MKPBM - Surabaya 2001 6. Lokakarya kurikulum MKPBM- Bogor (2001) 7. Lokakarya Dosen Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian- Pendidikan Agama Katolik- Surabaya (2003) 8. Lokakarya Evaluasi Diri dan Rencana Pengembangan Institusi. Jakarta (2003) 9. Seminar dan lokakarya penyusunan Peta Konsep Mata Pelajaran Sejarah, Geografi, Biologi, dan Fisika (2003) 10. Lokakarya Ujicoba Instrumen Penilaian Buku Ajar (2003) 11. Lokakarya Penilaian Buku CTL (penilai)- (2003) 12. Lokakarya Penilaian Buku Sains SD (penilai)- (2004) 13. Program Benchmark dan Perintisan kerjasama PPPGT dengan Beroefs Akademie Loerach – Germany (2004) 14. Lokakarya Peningkatan Kualitas Pembelajaran (2005) 15. Lokakarya Penilaian Buku Ajar (2007) 16. Lokakarya penilaian Buku non-teks (2007) 17. Lokakarya penilaian Buku SD dan SMP (1)- 2008 18. Lokakarya Penilaian Buku SD dan SMP (2)- 2008 19. Lokakarya Peniaian Buku non teks (2009) Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
21 21
RIWAYAT HIDUP Fransisca Sudargo dilahirkan di Bandung pada tanggal 26 Juli 1951, sebagai anak kedua dari lima bersaudara, dari ayah Leonardus Sudargo (alm) dan Ibu Martha Maria (alm). Menikah dengan Marthen Tapilouw, dan dikaruniai tiga orang anak, Maria Dorothy Tapilouw S.Si, (Arsitek, Singapore), Abraham Mario Tapilouw M.T. (Kandidat Ph.D, NTUTTaipei, Taiwan) dan Marisa Christina Tapilouw, S.Si, MT. Pendidikan Dasar dan Menengah ditempuhnya di kota kelahirannya, Bandung. Setelah menamatkan SMA Pas-Pal di SMA Santa Angela Bandung tahun 1969, ia melanjutkan pendidikannya ke IKIP Bandung, tamat Sarjana Muda Pendidikan Biologi tahun 1973, dan kemudian melanjutkan ke tingkat Sarjana dan lulus sebagai Sarjana pendidikan biologi pada tahun 1977. Tahun 1986 ia melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di IKIP Bandung dan tamat pada tahun 1989. Beberapa tahun kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3 juga di almamaternya dan tamat pada tahun 1997. Tahun 1974 setelah tamat sebagai Sarjana Muda Pendidikan Biologi, ia memulai karirnya sebagai guru biologi di SMA Santa Angela yang ditekuninya hingga tahun 1998. Setelah lulus sebagai Sarjana Pendidikan Biologi, maka pada tahun 1978 ia diangkat sebagai staf di Balai Penelitian Pendidikan IKIP Bandung (sekarang LPPM). Beberapa tahun kemudian ia ditugaskan menjadi Dosen di Jurusan Pendidikan Biologi yang ditekuninya hingga kini. Sejak tahun 2000 ia ditugaskan di Sekolah Pasca Sarjana UPI, mengampu mata kuliah Praktikum Biologi dan kemudian Metodologi Penelitian Pendidikan IPA. Dalam menekuni perjalanan karirnya sebagai dosen di jurusan pendidikan biologi ia menjalani berbagai pelatihan, lokakarya, seminar, serta kegiatan penelitian. Kemudian sejak tahun 1998 hingga kini ia bekerja sama dengan Pusat 20
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
melelahkan guru dan siswa, oleh karena itu ada baiknya teori atau pembelajaran di kelas yang umumnya berpusat pada guru tidak terpisah dengan praktikum di laboratorium atau di luar sekolah yang berpusat pada siswa, sehingga menjadi pembelajaran berbasis praktikum. Pesatnya perkembangan TIK saat ini dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam pembelajaran berbasis praktikum sebagai sumber informasi untuk mengetahui temuan mutakhir, ataupun perkembangan pengetahuan dan aplikasinya yang dapat dijadikan dasar untuk masalah yang sedang diselidikinya. Pembelajaran bersifat fleksibel namun terarah, karena tugas-tugas siswa yang jelas dalam lembar kerja siswa. Hadirin yang saya hormati, Berkaitan dengan penerapan pembelajaran berbasis praktikum di sekolah, sejumlah penelitian telah dilakukan, baik oleh saya sendiri maupun mahasiswa di jenjang S1 dan S2. Selanjutnya dilakukan suatu kajian metaanalisis terhadap hasil penelitian tersebut yang telah yang mengungkapkan pencapaian hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif, serta sikap ilmiah dalam berbagai topik di SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Saya sendiri telah melakukan penelitian di SD mengenai kreativitas berpikir siswa SD dalam memecahkan masalah IPA (Sudargo, Fransisca, 1997). Penelitian di jenjang SMP dan SMA telah dilakukan oleh Amaliah (2010) tentang topik hama dan penyakit tumbuhan di SMP; Gina Tresnawati (2009) tentang topik pencemaran air di SMA; Hana Rizky (2009) tentang konsep alat indera; Madianti Gusman (2009) tentang konsep pencemaran udara dan tanah; Rachmi Noor Hanifah (2009) tentang konsep Sistem syaraf; Jago Duda, Hilarius (2010) tentang sistem peredaran darah di SMA. Penelitian di jenjang perguruan tinggi telah dilakukan oleh Eka Aryati (2010) yang memanfaatkan Hutan Mangrove dalam mempelajari ekosistem dan melakukan studi identifikasi keanekaragamannya; Sri Sukaesih (2010), tentang Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
5
5
topik keanekaragaman hayati dengan menggunakan asesmen lisan; Berti Yolida (2010) tentang topik metabolisme. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa di jenjang SD, SMP dan SMA, pembelajaran yang inovatif ini menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam penguasaan konsep, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang memisahkan teori dengan praktikum pada kelas pembanding. Sementara di perguruan tinggi yang menggunakan kelas tunggal juga diperoleh peningkatan kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep yang signifikan. Mencermati temuan dalam penelitian skripsi dan tesis yang mengindikasikan bahwa penerapan pembelajaran berbasis praktikum memberikan pencapaian hasil belajar serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang berbeda dengan pembelajaran konvensional, di samping perolehan pengetahuan secara konstruktivistik, maka sudah selayaknya penelitian yang telah dilakukan ini kelak berlanjut di sekolah. Artinya setelah mereka kembali aktif mengajar, maka kegiatan penelitian pembelajaran akan dilakukan oleh guru, sehingga guru dapat mengembangkan dirinya menjadi guru yang profesional. Untuk menambah wawasan, pengalaman, dan keilmuannya, guru dapat berkolaborasi dengan dosen dalam melakukan penelitian. Dengan demikian guru tidak hanya menjadi pengajar yang pasif dalam penelitian, melainkan menjadi pengajar yang mau melakukan penelitian. Berdasarkan kajian meta-analisis di atas, dapat ditarik suatu benang merah yang menggambarkan hubungan antara pembelajaran berbasis praktikum dengan kemampuan para siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah berkaitan dengan kemampuannya dalam merumuskan pertanyaan dan menelusuri jalur metode ilmiah untuk menjawabnya. Kemampuan berpikir kritis berkaitan dengan kemampuan mengobservasi fenomena, menyusun pertanyaan yang berkaitan dengan fenomena, 6
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
Rachmi Noor Hanifah, (2009), Peranan Kegiatan Praktikum Dengan Pendekatan Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Siswa Pada Konsep Sistem Saraf, Skripsi: Tidak diterbitkan Slish, Donald (2005), Assessment of the use of the Jigsaw method and Active Learning in non majors Introductory Biology, dalam Journal of Science Education vol. 31(4) December 2005 Sri Sukaesih,(2010), Pembelajaran Berbasis Praktikum Dengan Menerapkan Asesmen Tes Lisan pada Topik Keanekaragaman Hayati Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah mahasiswa. Tesis: Tidak diterbitkan. Suchman, Erica, Timpson W., Lynch Kathleen (2001), Students Responses to Active Learning Strategies in A Large Lecture Introductory Microbiology Course, dalam Journal Bioscene vol 27 (4) Desember 2001 Sudargo, Fransisca T., (1997), Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar dalam Memecahkan Masalah-masalah IPA, Disertasi Doktor: Tidak diterbitkan Sudargo, Fransisca, T., dkk., (2009), Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. FPMIPA UPI: Laporan Penelitian, Sudargo, Fransisca,T., dkk.,(2010), Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep Biologi Secara Konstruktivistik, FPMIPA UPI: Laporan Penelitian
Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
19 19
Grier, Allan S., (2005), Integrating Needs Assessment into Career and Technical Curriculum Development. Tersedia on-line di: http://wwwscholar.lib.vt.edu/ejournal/JITE/V42n1/ grier.html1. Tanggal akses: 12 Februari 2007 Hammer, H., (2006) Science Studies Across General Education: A Broader View of Scientific Literacy. Tersedia online di: http:/ findarticle.com/p/articles/miqa 4115/is 200501/ai n136 3458 . Tanggal Akses 23 mei 2006 Hana Rizky Farhana (2009), Pembelajaran Berbasis Praktikum Pada Konsep Alat Indera untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Skripsi: tidak diterbitkan Hornby, A.S., (2003), Oxford Learner’s Dictionary of Current English, ed. Wehmeier, Sally & Ashby, Michael, Oxford University Press, 6thed. Howard, D. R., & Miskowski, J. A. (2005). Using A Module Based-Laboratory to Incorporate Inquiry into a Large Cells Biology Course. Cell Biology Education. (4). 249-260. Inch Edward, Warnick B, Endres D (2006) Critical Thinking and Communication, 5th edition, Boston: Pearson Jago Duda, Hilarius, (2010), Pembelajaran Berbasis Praktikum Pada Konsep Sistem Peredaran Darah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa SMA, Tesis: Tidak diterbitkan Joyce Bruce; Weil Marsha; Calhoun Emily, (2000) Models of Teaching, 6th ed, Boston: Allyn and Bacon Kartadinata, Sunaryo, (2010), Redesain Pendidikan Profesionalisme Guru, dalam: Kumpulan Makalah: ”Potret Profesionalisme Guru dalam membangun Karakter Bangsa”Konferensi Internasional Pendidikan Guru ke 4 UPI-UPSIBandung 8-10 November 2010. Madianti Gusman, (2009), Pengaruh Penggunaan LKS Teks dan Gambar Terhadap Keterampilan Proses Siswa Pada Kegiatan Praktikum Tentang Pencemaran, Skripsi : Tidak diterbitkan. Nilson, Linda B., (2010), Teaching at its best, A Research-Based Resource for College Instructors, San Francisco: John Willey & Sons. Inc. 18
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
melakukan analisis, mengkomunikasikan hasil praktikum secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berpikir kreatif berkaitan dengan proses berpikir yang berbeda namun tetap memperhatikan keselamatan kerja di laboratorium. Pada awalnya memang siswa merasa bingung sehingga perlu dibantu dengan proses inkuiri terbimbing untuk menemukan jawabnya. Masalah yang dikemukakan dalam pembelajaran adalah masalah yang realistik yang akrab dalam kehidupan siswa, yang dapat mengarahkan siswa untuk melakukan penyelidikan, mengumpulkan fakta, menyusun dan mengorganisasi data, serta mencari dasar teoretis untuk memecahkan masalah tersebut. Agar pembelajaran berlangsung efektif maka siswa perlu dibimbing untuk menyusun jawaban-jawaban perantara melalui proses inkuiri yang menjadi pengarah eksplisit tentang apa yang harus dilakukan serta bagaimana melakukannya agar dapat menjawab pertanyaan tersebut. Berdasarkan kajian meta-analisis di atas, maka diperlukan metapedagogi dalam pendidikan calon guru biologi. Metapedagogi dalam pendidikan calon guru biologi yang dimaksud adalah suatu seni mendidik atau profesi mengajar yang perlu dirancang secara kritis untuk mempersiapkan calon guru biologi yang handal, yang mampu menghadapi tantangan masa depan, mampu menghadapi perkembangan ilmu biologi dan ilmu mendidik dalam biologi, mampu memilih metode yang sesuai untuk menyampaikan bahan ajar, mampu melakukan inovasi pembelajaran di sekolahnya kelak, serta mampu memahami keragaman peserta didik di sekolah. Pengertian metapedagogi ini saya ungkap berdasarkan pada pengertian ”meta” dan ”pedagogy” dari Oxford Advanced Learner’s Dictionary (2003). Istilah ”meta” mengandung pengertian (1) connected with a change or position of state and (2) higher: beyond. Sedangkan ”pedagogy’ adalah the study of teaching methods. Pembelajaran berbasis praktikum yang mengacu pada perolehan pengalaman belajar yang fleksibel dapat dilengkapi Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
7
7
dengan berbagai sumber belajar dan sumber informasi terkini termasuk teknologi informasi dan multimedia. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran ini dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Keterampilan yang berkembang pada diri peserta didik tidak hanya dalam melakukan keterampilan proses sains dalam pelaksanaan praktikum, melainkan meliputi pula kemampuan berpikir kreatif dalam memperoleh sumber informasi, serta kemampuan berpikir kritis terhadap hasil yang dicapai melalui praktikum. Para pebelajar dapat mengalami hakikat biologi sebagai proses, produk dan sikap ilmiah serta aplikasinya secara konstruktivistik. Bila percobaan mereka gagal mereka tidak menyerah dan mereka mau mengakuinya serta mencoba lagi. Joanne Kurfiss (Inch et al, 2006) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan proses di mana seseorang mencoba menjawab pertanyaan yang sulit yang informasinya tidak ditemukan pada saat itu secara rasional. Berpikir kritis memerlukan pertimbangan sebagai berikut: ”An investigation whose purpose is to explore a situation, phenomenon, question, or problem to arrive at a hypothesis or conclusion about it that integrates all available information and that therefore can be convincingly justified”. Jadi merupakan penyelidikan yang diperlukan untuk mengeksplorasi situasi, fenomena, pertanyaan, atau masalah untuk menyusun hipotesis atau konklusi, yang memadukan semua informasi yang dimungkinkan dan dapat diyakini kebenarannya. Mungkin kita tak pernah menduga bahwa anak kecil pun sesungguhnya dapat berpikir kritis dalam memahami situasi baru atau fenomena baru dan mereka banyak mengemukakan pertanyaan. Namun kemampuan ini semakin redup justeru setelah bersekolah, karena masih banyak pembelajaran yang berpusat pada guru, di mana siswa hanya menjadi penerima pasif dalam pembelajaran. Analisis klasik dalam proses berpikir kreatif menurut Csikszenmihalyi (1996) terdiri atas lima fase yaitu (1) Persiapan, di mana seseorang menjadi sangat terhanyut 8
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
DAFTAR PUSTAKA Amaliah N., (2010) Pembelajaran Berbasis Praktikum Konsep Hama dan Penyakit Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa SMP, Tesis: tidak diterbitkan Ang Tiong Joo, Diana, (2006), Teaching Biology, Singapore: Pearson Prentice Hall. Berti Yolida, (2010) Pembelajaran Berbasis Praktikum Pada Konsep Metabolisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Mahasiswa, Tesis: Tidak diterbitkan. Brown J.S. (2002), Situated Cognition and The Culture of Learning, Educational Researcher 18: 32-41 BSNP (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: BSNP Chang Shook Cheong A., and Cheah Yin Mee, (2002), Teachers’ Handbook on Teaching Thinking Skills Across Disciplines, NIE - Nanyang Technological University: Prentice Hall Cooper, James M., (1990), Classroom Teaching Skills, fourth ed., Toronto: .C. Health and Company. Costa, A.L. (ed.), (1985), Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking, Alexandria: ASCD Csikszentmihalyi,M. (1996), Creativity, Flow and Psychology of Discovery and Invention, USA: Harper Collins Publisher De Bono, Edward, (1992), Mengajar Berpikir. Jakarta : Erlangga Eka Ariyati, (2010), Pembelajaran Berbasis Praktikum dengan Memanfaatkan Hutan Mangrove Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Mahasiswa, Tesis : Tidak diterbitkan Gina Trisnawati, 2009), Pembelajaran Berbasis Praktikum dengan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Penguasaan Konsep Pencemaran Air, Skripsi: Tidak diterbitkan
Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
17 17
Rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya disertai rasa haru dan bahagia juga saya sampaikan kepada suami tercinta Dr. Marthen Tapilouw, M.Si., serta putra putri tercinta Maria Dorothy Tapilouw S.T. (Singapore), Abraham Mario Tapilouw M.T (NTUT, Taipei-Taiwan) dan Marisa Christina Tapilouw,S. Si., M.T. yang selama ini senantiasa memberikan semangat, dorongan, serta doa yang tulus kepada saya. Secara khusus saya menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda Leonardus Sudargo (alm) dan ibunda Marta Maria (alm), serta kepada Ayah mertua Octavianus Tapilouw (alm) dan ibu mertua Maria Lopulalan (alm) yang tidak sempat menyaksikan peristiwa ini. Perlu saya ungkapkan perasaan hati saya, bahwa selama ini saya berharap dan berhasil menggapai harapan saya, saya telah mencari dan telah menemukan apa yang saya cari. Segala sesuatu yang indah telah saya peroleh, ilmu pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang harus diwariskan kepada mereka yang memerlukan. Dalam hal ini kepada para mahasiswa, lembaga yang membesarkan saya serta keluarga. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Guru-guru saya di sekolah, yang telah mendidik saya sejak SD hingga SMA, kepada para Suster dan Pastor, dan juga kepada Dosendosen saya di Jurusan Pendidikan Biologi dan Sekolah Pasca sarjana, pembimbing saya Bapak Prof. Drs. H.M. Abdul Kodir, MSc. (alm), Bapak Dr. Eddy Mohamad Hidayat, M.Sc. (alm), serta Bapak Dr. Aloysius Rusli, M.Sc. Tanpa beliau saya tidak dapat menjadi Guru besar. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih membalas semua budi baik Bapak/Ibu, serta berkenan melimpahkan RahmatNYA, serta berkenan melimpahkan kemampuan kepada saya untuk menunaikan kewajiban sebagai pendidik sesuai dengan kehendak-NYA. Sekian dan terima kasih. Salam sejahtera untuk kita semua
16
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
dalam pekerjaan yang menarik baginya dan menimbulkan rasa ingin tahu, (2) Periode inkubasi, yaitu kemunculan ide secara sadar, membuat hubungan yang tidak biasa dalam memproses informasi, dan hubungan ini mungkin berupa kombinasi yang tidak biasa pula, (3) Proses kreatif, yaitu saat masalah mulai dipahami dan munculnya wawasan dalam pikiran. Proses inilah yang seringkali dialami oleh para ilmuwan. (4) Evaluasi, yaitu saat seseorang harus menentukan apakah wawasannya bermakna atau tidak, suatu proses yang seringkali menimbulkan keraguan, (5) Elaborasi, suatu proses yang paling banyak memerlukan waktu dan merupakan pekerjaan terberat dalam proses kreatif. Oleh karena itu, benarlah yang dikatakan oleh Thomas Alfa Edison, yang menyatakan bahwa kreativitas terdiri atas 1 % inspirasi dan 99% perspirasi, jadi diperlukan kerja keras untuk dapat mewujudkan inspirasi menjadi kenyataan. Dalam kehidupan nyata seringkali berbagai wawasan saling berpadu dalam periode inkubasi, evaluasi dan elaborasi ini. Kerja ilmuwan memerlukan proses berpikir kreatif. Betapa pun juga proses berpikir perlu dipupuk dan dikembangkan sejak dini, agar para pebelajar tidak menjadi seperti robot. Untuk ini diperlukan pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Hadirin yang saya hormati, Salah satu sumber gagasan dan masalah adalah pekerjaan yang dihadapi seseorang. Orang kreatif umumnya dipengaruhi oleh para gurunya, mentornya, pembimbing dan mitra kerjanya, sehingga kemudian dari seorang pebelajar ia menjadi seorang pengikut. Selanjutnya, sekolah dan masyarakat memberikan pengaruh yang kuat yang dapat mengarahkan karirnya di kemudian hari. Keunikan dan keindahan alam sekitar umumnya diperkenalkan oleh guru. Seorang guru yang mengenali kemampuan siswa atau rasa keingintahuan siswa dapat memupuknya sehingga dapat menggugah kreativitas berpikir siswa. Banyak orang yang kreatif, mengakui bahwa guruPidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
9
9
guru yang pernah mendidiknya membuat kreativitas mereka berkembang. Nah, bagaimanakah dengan kondisi di negara kita? Mampukah para guru kita membuat anak didiknya menjadi kreatif di kemudian hari? Inilah tantangan yang harus dihadapi, terutama oleh UPI sebagai Universitas yang mendidik serta menghasilkan guru-guru yang profesional. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak anak yang berbakat dalam sains namun mereka tidak dapat berpikir kreatif, karena kreativitas merupakan cara berpikir dalam melakukan sesuatu, cara berpikir yang berbeda dengan teman-temannya, dan hal inilah yang terkadang sulit untuk diterima di kelas. Ketetapan Senat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia No:005/Senat Akd. /UPI-SK/X/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Re-desain Pendidikan Profesional guru kiranya sangat tepat, karena dalam pembaharuan pendidikan guru ini, di antaranya akan dikembangkan pendidikan guru berbasis penelitian dan pendidikan guru yang terpacu oleh hasil belajar. Di atas telah dikemukakan bahwa praktikum bukanlah hal yang baru dalam pembelajaran biologi. Berbagai model pembelajaran dalam biologi dirancang untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memproses informasi serta memahami fenomena ilmiah secara lebih baik. Dalam pembelajaran Sains terdapat beberapa model pembelajaran yang ditujukan untuk membantu siswa dalam memahami hakikat sains, khususnya biologi. Di antaranya adalah model inkuiri yang dikembangkan oleh BSCS (Biological Science Curriculum Study) yang menghasilkan pola instruksional dan kurikuler untuk digunakan di Sekolah Menengah (Schwab, 1965 dalam Joyce & Weil, 2000). Esensi model ini adalah mengajarkan kepada pebelajar untuk menggunakan teknik yang biasa digunakan oleh peneliti biologi, yaitu mengidentifikasi masalah dan menggunakan metode khusus dalam memecahkan masalah tersebut. BSCS menekankan pada isi dan proses yang meliputi: 10
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
disarankan, akan memberikan pengalaman yang bermakna di kemudian hari. Hadirin yang saya hormati, Saya menyadari bahwa keberhasilan dalam mencapai pangkat tertinggi ini, bukan semata-mata hasil kemampuan saya sendiri. Selain karena Anugerah dan Karunia-NYA, keberadaan saya di mimbar ini juga tidak dapat dipisahkan dari dukungan moril dan materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus ikhlas kepada berbagai pihak yang terlibat baik langsung maupun tak langsung. Untuk itu izinkan saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada: Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd beserta para Pembantu Rektor, Ketua, Sekretaris, dan para anggota Senat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. Peer Group yang terdiri atas Prof. Dr. Jozua Sabandar, MA., Prof. Dr. Liliasari, M.Pd., dan Prof. Dr. Hj. Nuryani Rustaman, M.Pd yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta persetujuan agar saya diusulkan dan diangkat menjadi Guru Besar. Dekan FPMIPA, Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si., dan Para Pembantu Dekan, Ketua Jurusan Pendidikan Biologi periode yang lalu Dr.rer.nat Adi Rahmat, M.Si, yang telah membantu kelancaran pengusulan saya ke jenjang Guru Besar. Rekan sejawat, Dosen Jurusan Pendidikan Biologi serta Staf Administrasi FPMIPA dan Ketua Jurusan Pendidikan Biologi yang telah ikut membantu dalam mengurus kelengkapan dokumen untuk pengusulan ke jenjang Guru Besar. Direktur SDM UPI, Ibu Dr. Yayah Rahyasih beserta staf yang memberikan perhatian demi kelancaran proses pengusulan dan terselenggaranya proses pengukuhan menjadi Guru Besar. Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
15 15
dilakukan di sekolah maupun di perguruan tinggi hendaknya bukan hanya praktikum verifikasi semata, tetapi juga jenis praktikum investigasi ataupun bentuk mini-riset yang dapat membangkitkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Calon guru biologi perlu dibekali dengan kemampuan merancang dan menyiapkan pembelajaran praktikum, pengelolaan kegiatan praktikum, asesmen praktikum, termasuk keselamatan kerja di laboratorium, sebagai bekal mereka ketika melakukan Program Latihan Profesi serta bekal pengetahuan pada saat mereka menjadi guru kelak. Dengan demikian diharapkan mereka dapat mengelola pembelajaran berbasis praktikum yang menyenangkan. Perolehan pengetahuan hendaknya tidak menjadi satusatunya tujuan dalam pendidikan. Guru dan dosen perlu membantu para siswa dan mahasiswa untuk mengembangkan kebiasaan berpikir positif yang akan membuat mereka belajar secara independen, kapan pun dan di mana pun mereka berada. Marzano (Ang, 2006) mengemukakan tiga kebiasaan berpikir yang perlu dikembangkan dalam kurikulum yaitu: berpikir kreatif, berpikir kritis dan berpikir teratur, yang kesemuanya ini diawali oleh iklim belajar yang kondusif di kelas. Tidak ada rumus rahasia untuk menanamkan keterampilan berpikir dalam pembelajaran biologi. Guru perlu mengajarkan strategi pembelajaran untuk berpikir dan sekaligus untuk memperoleh pengetahuan secara bersamaan. Guru memberi kesempatan kepada siswanya merefleksi, mengevaluasi diri dan merancang pikirannya. Untuk ini guru harus menjadi model agar siswa belajar menirukannya. Berkaitan dengan refleksi diri, mahasiswa calon guru (S1) dan mahasiswa pasca sarjana (S2 dan S3) yang sedang melakukan penelitian, tidak hanya memerlukan bimbingan akademis, tetapi juga perhatian dan empati dalam mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Dalam waktu pembimbingan yang terbatas diharapkan mereka dapat melakukan refleksi atas apa yang telah dilakukannya. Bantuan moril terhadap kesulitan serta alternatif pemecahan masalah yang dapat 14
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
a. Perubahan tingkah laku manusia dalam menyikapi masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh pesatnya pertambahan populasi manusia, kerusakan alam, berkurangnya sumber daya alam, pencemaran lingkungan yang memerlukan partisipasi masyarakat untuk menanggulanginya. b. Penyelidikan ilmiah yang perlu diperkenalkan kepada pebelajar agar mereka peduli dan memahami sains sebagai proses dan produk. Dampak dari pengenalan kepada pebelajar diharapkan akan meluas menjadi pengenalan kepada masyarakat. Pelatihan inkuiri merupakan model pembelajaran induktif, di mana pebelajar dilatih untuk memahami dan mengeksplorasi fakta. Pelatihan inkuiri ini dikembangkan oleh Richard Suchman pada tahun 1962 (Joyce, Weil, Calhoun; 2000) yang mengajarkan tentang proses penyelidikan dan menjelaskan suatu fenomena. Model ini dirancang untuk membiasakan siswa melakukan proses ilmiah dalam waktu yang lebih singkat. Berdasarkan hasil penelitian Schlencker tahun 1976 (dalam Joyce, Weil, Calhoun; 2000), melalui pelatihan inkuiri ini terjadi peningkatan dalam pemahaman konsep, produktivitas dalam berpikir kreatif dan keterampilan untuk memperoleh dan menganalisis informasi. Pelatihan inkuiri bertujuan untuk memandirikan siswa dalam belajar, mengembangkan keterampilan intelektual dan disiplin untuk bertanya dan membangkitkan rasa ingin tahu. Jadi sebenarnya pelatihan inkuiri bukan hal baru, namun dalam pelaksanaannya di sekolah amat jarang dilakukan. Model pembelajaran biologi berbasis praktikum memiliki sintaks yang dimodifikasi dari pelatihan inkuiri. Sintaks ini terdiri atas 5 fase yaitu : Fase (1) Orientasi Masalah: guru menjelaskan area yang akan diselidiki serta langkah-langkah praktikum. Fase (2) Perumusan Masalah: Siswa merumuskan masalah dan mengidentifikasi langkah-langkah penyelidikan. Fase(3) Melakukan Penyelidikan: Siswa mengidentifikasi masalah untuk diselidiki, melakukan kegiatan Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
11 11
penyelidikan, pengumpulan data, memanipulasi variabel dalam penyelidikan, dan mengidentifikasi kesulitan dalam proses penyelidikan. Fase (4) Mengatasi Kesulitan: Guru menugaskan siswa untuk memikirkan berbagai cara dalam mengatasi kesulitan dalam proses penyelidikan, serta merancang ulang percobaan, mengorganisasi data melalui berbagai cara, menginterpretasi data, dan mengkonstruksi pengetahuan. Fase (5) Merefleksikan hasil penyelidikan: Mengaitkan hasil praktikum atau penyelidikannya dengan konsep atau teori Hadirin yang saya hormati, Akhir-akhir ini sering diselenggarakan berbagai lomba ilmiah remaja dan mahasiswa yang bertujuan untuk mengasah kemampuan memahami teori, keterampilan proses sains, kemampuan mengaitkan teori dengan masalah yang dihadapi, serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Event olimpiade biologi di berbagai jenjang pendidikan serta berbagai lomba karya ilmiah remaja merupakan suatu ajang kompetisi untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan siswa di sekolah maupun mahasiswa calon guru biologi. Event ini memerlukan pembina dan pelatih yang berkualitas serta mampu untuk memunculkan potensi peserta didik dalam menghadapi tantangan. Namun semua itu tidak dapat muncul secara seketika (instant). Diperlukan pembiasaan di sekolah dalam memecahkan masalah-masalah biologi, kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah, keberanian untuk mengemukakan pendapat, berdiskusi, serta kemampuan memberikan penjelasan ilmiah. Tanpa pembiasaan kerja ilmiah rasanya sulit bagi para peserta untuk berhasil dalam event lomba seperti ini. Untuk itulah diperlukan guru yang mau senantiasa mengembangkan diri dan mampu menjadi pembina, pendamping, dan sekaligus pelatihnya. Mahasiswa calon guru yang pernah mengikuti 12
Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia April 2012
ajang kompetisi ini, diharapkan setelah menjadi guru kelak dapat menjadi pembina dan pelatih bagi anak didik yang akan mengikuti kompetisi ilmiah, serta mau senantiasa mengembangkan diri mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Para guru yang senantiasa mau mengembangkan diri akan menjadi guru yang sungguh profesional. Kita semua menyadari bahwa terdapat kemampuan dan minat yang beragam di antara peserta didik, baik siswa maupun mahasiswa. Di samping itu kita pun menyadari bahwa kondisi sekolah pun sangat beragam terutama dalam fasilitas maupun pendanaannya. Namun setiap guru biologi diharapkan kreatif dalam menyikapinya, tidak mudah menyerah terhadap kondisi yang dihadapinya, namun tetap mampu menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kondisi setempat. Guru perlu senantiasa memerhatikan perkembangan, kemampuan dan minat siswa. Ketertarikan siswa terhadap ilmu pengetahuan pada umumnya, serta biologi khususnya sangat ditentukan oleh sikap guru serta kegiatan belajar yang mereka alami si sekolah. Cara guru mengarahkan mereka dalam melakukan tugasnya, mencari sumber informasi yang relevan serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan tugas hakiki yang harus diembannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa peranan guru dan dosen bukan hanya mengajarkan apa yang diketahuinya, namun harus pula memberikan bimbingan dan inspirasi agar pola berpikir siswa ataupun mahasiswa dapat berkembang secara optimal. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif akan tumbuh dan berkembang apabila para pebelajar berhadapan dengan tantangan, masalah yang harus dipecahkan, ataupun kegiatan yang memerlukan cara kerja yang sistematis dan terarah. Kegiatan pengamatan di luar kelas dapat dilakukan asalkan dilengkapi dengan bentuk penugasan yang jelas. Oleh karena itu pembelajaran berbasis praktikum yang Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. April 2012
13 13