MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
PENGGUNAAN MEDIA PROMOSI DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK BAGI PASIEN DI KAB. SERANG Studi Deskriptif Kualitatif tentang Penggunaan Media Promosi Dalam Komunikasi Terapeutik Tenaga Medis kepada Pasien di Puskesmas Tunjung Teja, Kab.Serang Ditha Prasanti Benazir Bona Pratamawaty Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran
[email protected] ABSTRACT Communications and media are the two things are related. Humans communicate due to the relationship with the environment. When humans communicate, certainly require communication media. Media communications here are all facilities used to produce, reproduce, distribute or disseminate and present information. In this study, researchers interested in the use of communication media raised the issue of medical use medical personnel to patients in Serang district. It is based on data obtained from the Ministry of Health that health problems are still high, one in Kab.Serang. Researchers interested in studying this issue so visible root of the problem that occurred. Therefore, researchers wanted to know how to use communication media in the promotion of therapeutic medical personnel to patients in Kab.Serang. The approach used in this study is a qualitative approach with a qualitative descriptive study method. Data collection techniques used were observation, interview and documentation study. The results of this study indicate that the use of communication media medical personnel in health care to patients is still limited to (1) the print media, such as brochures, pamphlets, banners, (2) media board / billboard; (3) The media phone. But even this has started to be supported by the existence of websites in the online media. Keywords: Use, Media Promotion, Therapeutic Communication, Kab.Serang.
Abstrak Komunikasi dan media merupakan dua hal yang saling berhubungan. Manusia berkomunikasi dikarenakan untuk melakukan hubungan dengan lingkungan. Saat manusia berkomunikasi, pastinya memerlukan media komunikasi. Media komunikasi disini adalah seluruh sarana yang digunakan untuk memproduksi, mereproduksi, menyalurkan atau menyebarkan dan juga menyajikan informasi. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik mengangkat masalah penggunaan media komunikasi kesehatan yang digunakan tenaga medis kepada pasien di kabupaten Serang. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan bahwa masalah kesehatan masih tinggi, salah satunya di Kabupaten Serang. Peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini agar terlihat akar masalah yang terjadi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana penggunaan media promosi dalam komunikasi terapeutik tenaga medis kepada pasien di Kab.Serang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media komunikasi tenaga medis dalam pelayanan kesehatan kepada pasien adalah masih terbatas pada (1) media cetak, seperti brosur, pamflet, spanduk, (2) media papan/billboard; (3) media telepon. Tetapi inipun sudah mulai didukung dengan keberadaan website dalam media online. Kata Kunci: Penggunaan, Media Promosi, Komunikasi Terapeutik, Kab. Serang
PENDAHULUAN Komunikasi
berlangsung
proses komunikasi tentu akan berhubungan dalam
dengan
setiap
media
sebagai
penghubung
komunikasi tersebut. Jika berbicara tentang
dimensi dalam kehidupan manusia. Dalam 14
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
komunikasi, maka kita akan terhubung
sehat menjadi berperilaku sehat. Perlu
dengan peran media dalam komunikasi
ditanamkan kesadaran pada
tersebut. Terlepas dari konteks komunikasi
bahwa kesehatan bukan hanya ketidakhadiran
yang ada, dalam penelitian ini, peneliti
penyakit, tetapi adalah kondisi fisik, mental,
mengangkat konteks komunikasi terapeutik
paripurna yang baik (Mulyana, 2002). Oleh
dalam pelayanan kesehatan kepada pasien.
karena itu, menurut Siregar, “Pembangunan
Komunikasi menciptakan hubungan
masyarakat
kesehatan memerlukan suatu kemasyarakatan
antara tenaga medis dengan pasien untuk
antara
mengenal
informasi, dan edukasi (Siregar, 2000).
kebutuhan
dan
menentukan
lain
depat
melalui
komunikasi,
rencana tindakan. Kemampuan komunikasi
Masalah kesehatan menjadi point
tidak terlepas dari tingkah laku yang
penting yang mendapatkan sorotan publik
melibatkan
dan
yang terjadi di Kab.Serang. Salah satu data
dipengaruhi oleh latar belakang sosial,
yang ditemukan adalah data Angka Kematian
pengalaman, usia, pendidikan dan tujuan.
Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu (AKI)
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
merupakan
yang direncanakan secara sadar, bertujuan
diperhatikan
dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
menangani langsung komunikasi terapeutik
Komunikasi
pada
kepada pasien. Berdasarkan data yang
Stuart
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten
G.W. (1998) mengatakan bahwa komunikasi
Serang yang terdapat di situs republika
terapeutik merupakan hubungan interpesonal
online, yaitu Kepala Bidang Pelayanan
antara bidan dengan pasien, dalam hubungan
Kesehatan Dinkes Kabupaten Serang, Agus
ini bidan dan pasien memperoleh pengalaman
Sukmayadi,
belajar bersama dalam rangka memperbaiki
berperan untuk menekan angka kematian ibu,
pengalaman emosional pasien (Prasanti &
melalui sistem rujukan yang dimaksimalkan
Fuady, 2016: 5).
dengan
aktifitas
fisik,
terapeutik
mental
mengarah
bentuk komunikasi interpersonal.
Pemberian diharapkan
informasi
pengetahuan
kesehatan
hal
yang
oleh
sangat
tenaga
menurutnya
pelayanan
penting
medis
medis
prima
yang
sangat
untuk
menyelamatkan ibu dan bayi. Namun, selain
masyarakat
medis
yang
menjadi
faktor
tingginya
mengenai kesehatan menjadi bertambah,
kematian ibu juga faktor sosial masyarakat
yang pada gilirannya diharapkan terjadi
yang
perubahan dari yang tadinya berperilaku tidak
keselamatan. Meski sebelumnya juga faktor 15
belum
sadar
akan
pentingnya
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
ekonomi yang sering menjadi alasan utama
tentang “Penggunaan Media Promosi dalam
penyebab kematian tersebut.
Komunikasi Terapeutik bagi Masyarakat Serang”.
Hal inipun dipertegas oleh penuturan
Peneliti
ingin
mengetahui
Sekretaris Daerah Kabupaten Serang, Lalu
bagaimana
Atharussalam, yang menegaskan bahwa
dalam komunikasi terapeutik yang dilakukan
tingginya angka kematian ibu (AKI) di
tenaga medis kepada pasiennya. Apalagi
Serang harus menjadi bahan evaluasi dari
mengingat bahwa salah satu data kesehatan
kinerja dinkes dan mitranya dalam menekan
yang menunjukkan AKI yang tinggi terdapat
aki tersebut, karena AKI di Kabupaten Serang
di Kabupaten Serang. Dinas Kesehatan pun
tertinggi di Banten. Untuk menurunkan AKI,
terus mengupayakan bekerjasama dengan
Dinas Kesehatan harus bekerja sama dengan
semua pihak, termasuk rumah sakit dan
organisasi-organisasi lainnya. Dalam hal ini,
Puskesmas yang tersebar di Kabupaten
pihak Dinas Kesehatan telah membuat MAF
Serang.
(MDGs
Acseleration
kerangka
kerja
framework)
untuk
atau
penggunaan media promosi
Dalam
mengoptimalkan
penelitian
ini,
peneliti
mengambil lokasi penelitian di Puskesmas
MDGs (Prasanti & Fuady, 2016: 5).
Tunjung Teja, Kabupaten Serang. Peneliti
Media massa merupakan wahana
menggunakan pendekatan kualitatif dengan
informasi dan komunikasi timbal balik antara
metode
sesama
pengumpulan data yang digunakan adalah
warga
masyarakat
dan
antara
deskriptif.
Adapun
masyarakat dengan pemerintah. Selain itu
observasi,
media massa juga dapat mengembangkan
dokumentasi.
komunikasi sosial serta dapat menyalurkan
Fokus Penelitian
aspirasi
partisipasi
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
pembangunan
peneliti ingin mengetahui fokus penelitian
dan
masyarakat
menggairahkan dalam
(Hariwibowo, 2008). Dalam
wawancara,
dan
teknik
studi
berikut ini:
rangka
menunjang
Bagaimana
penggunaan
media
keberhasilan proses komunikasi tersebut,
promosi dalam komunikasi terapeutik tenaga
tentu
medis kepada pasien di Puskemas Tunjung
diperlukan
adanya
peran
media
komunikasi yang optimal. Hal inilah yang
Teja Kab.Serang?
menjadi permalasahan dalam penelitian yang
TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan peneliti. Peneliti ingin melihat 16
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
Media
Promosi
dalam
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
1. Media cetak seperti booklet, leaflet,
Komunikasi
flyer(selebaran),
Terapeutik
dari
flipchart(
Kata media merupakan bentuk jamak
balik), rubrik, poster, foto.
kata
medium.
lembar
Medium
dapat
a. Poster adalah sehelai kertas atau
perantara
atau
papan yang berisikan gambar-
komunikasi
dari
gambar dengan sedikit kata-kata.
pengirim menuju penerima (Heinich et.al.,
Kata- kata dalam poster harus
2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001).
jelas artinya, tepat pesannya dan
Media merupakan salah satu komponen
dapat dengan mudah dibaca pada
komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan
jarak kurang lebih 6 meter.
didefinisikan pengantar
dari
sebagai terjadinya
komunikator
menuju
komunikan
Poster biasanya ditempelkan pada
(Criticos, 1996).
suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak
Media komunikasi terapeutik adalah semua
dilalui orang misalnya di dinding balai desa,
sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-
atau informasi yang ingin disampaikan oleh
lain. Gambar dalam poster dapat berupa
komunikator, baik itu melalui media cetak,
lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo.
elektronik dan media luar ruang, sehingga
Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi
sasaran dapat meningkat pengetahuannya
orang banyak, memberikan pesan singkat.
yang akhirnya diharapkan dapat berubah
Karena itu cara pembuatannya harus menarik,
perilakunya kearah positif terhadap kesehatan
sederhana dan hanya berisikan satu ide atau
(Notoatmodjo, 2010). Media komunikasi
satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah
kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu
poster yang mempunyai daya tinggal lama
pendidikan
(AVA),
dalam ingatan orang yang melihatnya serta
merupakan
alat
alat-alat untuk
tersebut
memudahkan
dapat
penyampaian dan penerimaan pesan-pesan
mendorong
untuk
bertindak
(Notoatmodjo, 2010).
kesehatan bagi masyarakat (Fitriani, 2011).
b. Leaflet adalah selembaran kertas
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran
yang
berisi
tulisan
dengan
pesan-pesan kesehatan, maka media dapat
kalimat-kalimat
yang
singkat,
dibagi menjadi 3 (Fitriani, 2011), yakni:
padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana.
17
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
Ada beberapa yang disajikan secara berlipat.
Leaflet
digunakan
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
kemampuan baca seseorang, kondisi fisik
untuk
maupun psikologis penderita dan juga faktor
memberikan keterangan singkat tentang suatu
lingkungan dimana penderita itu berada.
masalah, misalnya deskripsi pengolahan air
Di samping itu perlu pula diketahui
di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang
kelemahan yang ada, oleh karena kadang
diare dan penecegahannya, dan lain- lain.
informasi dalam booklet tersebut telah
Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada
kadaluwarsa.
saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti
instruksional tertentu booklet tidak tepat
pertemuan
dipergunakan (Notoatmodjo, 2010).
FGD,
pertemuan
Posyandu,
Dan
pada
suatu
tujuan
kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat
d. Flipchart ( lembar balik) adalah
dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana
media penyampaian pesan atau
seperti di photo copy (Notoatmodjo, 2010).
informasi kesehatan dalam bentuk
c. Booklet,
media
cetak
yang
lembar balik. Biasanya didalam
berbentuk buku kecil. Terutama
setiap
digunakan untuk topik dimana
gambar peragaan dan dibaliknya
terdapat minat yang cukup tinggi
terdapat
terhadap suatu kelompok sasaran.
pesan-pesan dan informasi yang
Ciri lain dari booklet adalah :
berkaitan dengan gambar tersebut
Berisi informasi pokok tentang
(Fitriani, 2011).
hal yang dipelajari, Ekonomis dalam
arti
waktu
lembaran
buku
kalimat
yang
berisi
berisi
Lembaran balik akan memudahkan
dalam
pekerjaan
untuk
menerangkan
dan
memperoleh
informasi,
memberikan informasi dengan gambar tahap
Memungkinkan
seseorang
demi tahap. Setiap tahapan memiliki satu
dengan
gambar yang bernomor setelah selesai
mendapat
informasi
caranya sendiri.
menyelesaikan isi satu nomor maka lembaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi
bergambar tersebut dibalikkan begitu sampai
hasil belajar dengan booklet ada beberapa hal
seterusnya
antara lain booklet itu sendiri, faktor-faktor
lembaran balik merupakan suatu pelajaran
atau
atau informasi yang lengkap sehingga akan
kondisi
lingkungan
juga
kondisi
hingga
dapat
pemakaiannya
seperlunya. Kelebihan lembar balik adalah
mempertimbangkan 18
untuk
segera
Sekumpulan
individual penderita. Oleh karena itu dalam perlu
dipilih
akhir
digunakan
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
gambar yang jelas dan dapat dilihat secara
ceramah, radio spot dan sebagainya
bersama-sama,
(Fitriani, 2011).
menarik
dan
mudah
dimengerti, (Sulaiman, 1985). .
c. Film atau video yaitu merupakan
e. Rubrik adalah tulisan dalam
media yang dapat menyajikan pesan
surat kabat atau majalah mengenai
bersifat fakta maupun fiktif yang
bahasan
masalah
dapat bersifat informatif, edukatif
kesehatan atau hal yang berkaitan
maupun instruksional (Fitriani, 2011).
dengan kesehatan (Fitriani, 2011).
Film atau video menjadi alat bantu
f. Brosur
alat
belajar yang sangat baik, video dan
publikasi resmi dari perusahaan
film dapat mengatasi kekurangan
yang berbentuk cetakan, yang
keterampilan dalam membaca dan
berisi
penguasaan
suatu
adalah
berbagai
suatu
informasi
bahasa,
mengatasi
mengenai suatu produk, layanan,
keterbatasanpengelihatan, video dan
program dan sebagainya. Brosur
film sangat baik untuk menerangkan
berisi pesan yang selalu tunggal,
suatu proses dengan menggunakan
dibuat untuk menginformasikan,
pengulangan gerakan secara lambat
mengedukasi, dan membujuk atau
demi
mempengaruhi orang.
ilustrasi,
2. Media elektronik yaitu televisi, film
dan
uraian
dan
perhatian, memotivasi
kelompok sasaran, video dan film
a. Televisi yaitu media penyampaian
sangat baik untuk menyajikan teori
pesan atau informasi melalui media dapat
memikat
merangsang
atau video dan radio.
televisi
memperjelas
bentuk
dan praktik, menghemat waktu.
sandiwara,
3. Media papan seperti billboard.
sinetron, forum diskusi atau tanya
a. Media
papan
disini
mencakup
jawab yang berkaitan dengan masalah
berbagai pesan yang ditulis pada kain,
kesehatan, pidato, TV spot, qiuz atau
papan yang ditempel pada kendaraan
cerdas
umum ( mobil dan bus) (Fitriani,
cermat
dan
sebagainya
(Fitriani, 2011).
2011).
b. Radio yaitu penyampaian pesan atau
Komunikasi Terapeutik
informasi melalui berbagai obrolan seperti tanya jawab,
Kalthner, dkk (1995) mengatakan
sandiwara,
bahwa komunikasi terapeutik terjadi dengan 19
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
tujuan menolong pasien yang dilakukan oleh
dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan
orang-orang
dengan
yang telah diterapkan, memberikan kepuasan
personal
profesional dalam pelayanan keperawatan
yang
menggunakan
professional
pendekatan
berdasarkan perasaan dan emosi. Di dalam
dan akan meningkatkan profesi.
komunikasi terapeutik ini harus ada unsur
Tujuan Komunikasi terapeutik adalah :
kepercayaan. (Mundakir, 2006:115).
1. Membantu pasien untuk memperjelas
Heri Purwanto mengemukakan bahwa
dan mengurangi beban perasaan dan
komunikasi terapeutik adalah komunikasi
pikiran
yang direncanakan secara sadar dan bertujuan
tindakan untuk mengubah situasi
dalam
yang ada bila pasien percaya pada hal
kegiatannya
kesembuhan
pasien,
difokuskan dan
untuk
merupakan
untuk
penyembuhan
2. Mengurangi
pasien
mengambil
keraguan,
membantu
dalam hal mengambil tindakan yang
(Mundakir, 2006:115). Mulyana
dapat
yang diperlukan.
komunikasi professional yang mengarah pada tujuan
serta
efektif dan mempertahankan kekuatan
mengatakan
komunikasi
egonya.
terapeutik termasuk komunikasi interpersonal
3. Memengaruhi orang lain, lingkungan
yaitu komunikasi antara orang-orang secara
fisik,
dan
dirinya
tatap muka yang memungkinkan setiap
(Damaiyanti, 2010:11).
sendiri.
pesertanya menangkap reaksi orang lain
Stuart dan Sundeen dalam Christina, dkk
secara langsung, baik secara verbal maupun
(2003) mengatakan ada dua persyaratan dasar
non verbal. (Mundakir, 2006:116).
untuk komunikasi terapeutik efektif :
Komunikasi
terapeutik
adalah
1. Semua komunikasi harus ditunjukan
komunikasi yang direncanakan secara sadar,
untuk menjaga harga diri pemberi
bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan
maupun penerima pesan.
pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada
bentuk
komunikasi
2. Komunikasi yang menciptakan saling
interpersonal.
pengertian harus dilakukan terlebih
Northouse (1998:12). Dengan
memiliki
dahulu sebelum memberikan saran, keterampilan
informasi
berkomunikasi terapeutik, perawat akan lebih
maupun
masukan.
(Damaiyanti, 2010:12).
mudah menjalin hubungan saling percaya
Persyaratan
kepada klien, sehingga akan lebih efektif
-
persyaratan
untuk
komunikasi terapeutik ini dibutuhkan untuk 20
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
membentuk sehingga
hubungan klien
perawat-klien
memungkinkan
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
untuk
makna daripada generalisasi.
mengimplementasikan proses keperawatan.
Penelitian
kualitatif
bertujuan
Komunikasi terapeutik ini akan efektif bila
mempertahankan bentuk dan isi perilaku
melalui penggunaan dan latihan yang sering.
manusia
METODE PENELITIAN
kualitasnya, alih-alih mengubahnya menjadi
Pendekatan
penelitian
yang
kualitatif
dengan
menganalisis
kualitas-
entitas-entitas kuantitatif (Mulyana, 2008:
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
dan
150).
metode
Metode yang digunakan peneliti
deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu
dalam
metode dalam meneliti setatus sekelompok
menggunakan metode penelitian deskriptif
manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu
dengan analisis data kualitatif. Disebut
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
sebagai metode deskriptif karena penelitian
peristiwa pada masa sekarang.
ini tidak menggunakan hipotesis dan variabel
Tujuan dari penelitian deskriptif ini
penelitian
melainkan
hanya
ini
adalah
dengan
menggambarkan
dan
adalah untuk membuat deskipsi, gambaran
menganalisis kejadian yang ada
atau lukisan secara sistematis, faktual dan
perlakuan khusus atas objek-objek yang
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
diteliti.
hubungan antar fenomena yang diselidiki.
tanpa
Observasi yang peneliti lakukan yaitu
Metode penelitian yang digunakan
penelitian berdasarkan kondisi di lapangan,
adalah metode kualitatif. “Metodologi adalah
peneliti tidak terlibat dalam kegiatan tersebut
proses, prinsip, dan prosedur yang kita
hanya mengamati gejala-gejala yang ada di
gunakan untuk mendekati problem dan
lapangan yang kemudian dilakukan analisis
mencari jawaban” (Mulyana, 2008: 145).
untuk
Menurut
penelitian yang dilakukan.
penelitian
Sugiyono kualitatif
(2007:
1),
merupakan
metode suatu
mendapatkan
kesimpulan
dari
Teknik Pengumpulan Data
penelitian yang digunakan untuk meneliti
Teknik pengumpulan data dalam
pada objek yang alamiah dimana peneliti
penelitian
adalah sebagai instrumen kunci, teknik
melakukan observasi, wawancara mendalam,
pengumpulan
dan studi dokumentasi.
data
dilakukan
secara
gabungan, analisis data bersifat induktif, dan
1) 21
kualitatif
Observasi
adalah
dengan
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah
dilakukan
pengamatan.
Pengamatan
Analisis
atau
mengolah
data
merupakan upaya mencari dan menata secara
observation, terhadap objek yang diteliti
sistematik catatan hasil observasi, wawancara
yaitu yang berkaitan dengan penggunaan
mendalam dan studi dokumentasi dengan
media promosi dalam komunikasi terapeutik
tujuan meningkatkan pemahaman penelitian
di masyarakat kab.Serang.
tentang temuan-temuan atas permasalahan
2)
Wawancara
yang diteliti. Bajari, (2009) menyatakan
Wawancara yang dilakukan penulis
bahwa
penelitian
cara
Teknik Analisis Data
nonparticipant
dalam
dengan
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
dimaksudkan
untuk
“Hakekatnya
dalam
penelitian
kualitatif, mengolah data adalah memberi
mengetahui pandangan, kejadian, kegiatan,
kategori,
pendapat, perasaan dari nara sumber (subjek
memproduksi makna oleh si “peneliti” atas
matter expert). Wawancara yang dilakukan
apa yang menjadi pusat perhatiannya”.
yaitu
untuk
mengetahui
penggunaan
media
komunikasi
terapeutik
dalam
16), data yang diperoleh dari lapangan
masyarakat
dilakukan analisis melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
penting bagi penelitian kualitatif, terutama melengkapi
data
bahkan
Menurut Mile dan Huberman (1992:
kab.Serang. Penggunaan teknik ini sangat
untuk
dan
mengenai
promosi di
mensistematisir,
dan
1. Kategorisasi dan mereduksi data,
upaya
yaitu
melakukan
memperoleh data yang akurat dan sumber
terhadap
data yang tepat.
penting yang terkait dengan masalah
3)
Studi Dokumentasi
penelitian,
Menurut Burhan Bungin (2007: 121),
dikelompokkan sesuai dengan topik
metode dokumenter adalah metode yang
semua
pengumpulan informasi
selanjutnya
data
yang
ini
permasalahan.
digunakan untuk menelusuri data historis.
2. Data
yang
dikelompokkan
Dokumentasi dalam penelitian ini diperlukan
selanjutnya disusun dalam bentuk
terutama
narasi-narasi,
untuk
memperkaya
landasan-
sehingga
data
landasan teoritis dan mempertajam analisis
berbentuk rangkaian informasi yang
penelitian yang berkaitan dengan penggunaan
bermakna sesuai masalah penelitian.
media promosi dalam komunikasi terapeutik
3. Melakukan interprestasi pada data,
di masyarakat kab.Serang.
yaitu dengan menginterprestasi apa 22
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
yang
telah
diberikan
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
dan
suatu informasi. Satuan-satuan ini kemudian
diinterprestasikan informan terhadap
disusun dan terakhir mengadakan keabsahan
masalah yang diteliti.
data.
4. Pengambilan kesimpulan berdasarkan
Burhan Bungin (2007: 253-259)
susunan narasi telah disusun pada
menyatakan
tahap
dapat
menghadapi persoalan penting mengenai
memberikan jawaban atas masalah
pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak
penelitian.
hasil
ketiga,
sehingga
5. Melakukan verifikasi hasil analisis data
dengan
informan,
bahwa
penelitian
penelitian
kualitatif
kualitatif
diragukan
keabsahannya karena beberapa hal; (1)
yang
Subjektifitas
peneliti,
(2)
Kelemahan-
didasarkan pada kesimpulan tahap
kelemahan metode wawancara, (3) Sumber
empat. Tahap ini dimaksudkan untuk
data kualitatif yang kurang dapat dipercaya.
menghindari kesalahan interprestasi
Untuk mendapat keabsahan hasil penelitian
dari
dengan
tentang penggunaan media promosi dalam
sejumlah informan penelitian yang
komunikasi terapeutik di kab.Serang, peneliti
dapat mengaburkan makna persoalan
menggunakan
sebenarnya
keabsahaan sebagai berikut.
hasil
wawancara
dari
fokus
tentang
penelitian ini.
teknik-teknik
pemeriksaan
a. Ketekunan Pengamatan
Dalam proses analisis data digunakan
Ketekunan pengamatan di lapangan yang
metode induktif, karena itu penelitian ini
dilakukan
tidak membuktikan hipotesis, tetapi lebih
memperoleh derajat keabsahan yang tinggi.
merupakan
Pengamatan dilakukan secara nonparticipant,
berdasarkan
pembentukan bagian-bagian
abstraksi yang
telah
meninggalkan
secara lapangan.
intensif Analisis
untuk
komunikasi tanpa ikut berperan serta.
dimulai ketika pengumpulan data dilakukan dikerjakan
dimaksudkan
yaitu penulis melakukan mengamati kegiatan
dikumpulkan dan dikelompokkan. Analisis
dan
penulis
b. Trianggulasi.
setelah
Trianggulasi yang dilakukan penulis yaitu
data
triangulasi
sumber
dimulai dengan menelaah sumber data yang
membandingkan
tersedia dari berbagai sumber, kemudian
dengan data hasil wawancara.
dilakukan reduksi data dengan cara membuat
data
data, hasil
c. Kecukupan Refensial
abstraksi (rangkuman inti) sehingga menjadi 23
yaitu
pengamatan
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
Kecukupan
refensial
dilakukan
dengan
mengerti pada pesan yang disampaikan dalam
memperbanyak referensi yang dapat menguji dan
mengoreksi
hasil
penelitian
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
media komunikasi tersebut.
yang
Terlihat bahwa dalam komunikasi
dilakukan, baik referensi yang berasal dari
terdapat
orang lain maupun referensi yang diperoleh
komunikator,
selama penelitian. Berdasarkan tahapan-
Komunikator adalah sumber yang memiliki
tahapan yang telah dipaparkan, data dapat
ide atau gagasan mengenai sesuatu yang akan
ditafsirkan
disampaikan
dan
diolah
menjadi
hasil
tiga
unsur
penting,
pesan,
dan
kepada
yaitu
:
komunikan.
komunikan.
Pesan
penelitian.
adalah gagasan yang berupa lambang-
Informan Penelitian
lambang yang berarti dan disampaikan oleh
Adapun informan penelitian sebagai berikut:
komunikator kepada komunikan, sedangkan
1. Rini, tenaga medis, 39 tahun
komunikan adalah orang atau badan yang
2. Neneng, tenaga medis, 35 tahun
menerima pesan. Kegiatan komunikasi tidak
3. Sumiati, pasien, 45 tahun
akan berjalan secara efektif apabila tidak
4. Isti, pasien, 28 tahun
didukung dengan ketiga faktor tersebut yaitu komunikator, pesan, dan komunikan.
HASIL PENELITIAN DAN
Dengan demikian, agar komunikasi
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil
dan
berlangsung secara efektif maka kita harus
wawancara yang dilakukan, ada beberapa
memerhatikan faktor-faktor tersebut, yaitu
temuan di lapangan berkaitan dengan topik
komunikator, pesan, dan komunikan. Faktor
penelitian peneliti, yakni “Penggunaan Media
lain yang penting dalam suatu proses
Promosi dalam Komunikasi Terapeutik bagi
komunikasi adalah umpan balik atau efek.
Masyarakat kab.Serang”.
Umpan balik memegang peranan penting
Hasil
penelitian
observasi
dilakukan
dalam komunikasi sebab ia menentukan
menunjukkan bahwa penggunaan media
berlanjutnya komunikasi atau berhentinya
komunikasi
komunikasi
kesehatan
yang
pada
hakikatnya
yang
dilancarkan
oleh
merupakan faktor penunjang keberhasilan
komunikator . Dengan kata lain, umpan balik
proses komunikas terapeutik bagi masyarakat
menentukan sukses atau tidaknya sebuah
Kab.Serang. Walaupun sebenarnya data yang
proses komunikasi dilangsungkan (Prasanti
ada menunjukkan sebagian masyarakat tidak
& Fuady, 2016: 12). 1. Tenaga Medis sebagai Komunikator 24
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
Kredibilitas merupakan salah satu faktor dari
gerakan anggota kepala tanda tidak mau,
komunikator
peranan
mengerutkan kening tanda tidak mengerti,
penting agar pesan yang dikomunikasikan
mencibirkan bibir tanda mengejek, dan lain-
dapat berjalan lancar dan dapat diterima atau
lain. (Effendy, 1998).
dipahami komunikan. Menurut Jalaludin
Pembahasan
Rakhmat
Penggunaan
yang
mempunyai
(2008:257),
dalam
bukunya
Media
Promosi
dalam
psikologi komunikasi, kredibilitas adalah,
Komunikasi Terapeutik bagi Masyarakat
“seperangkat
lambang
Kab.Serang
disampaikan
oleh
bermakna
komunikator.
yang Dalam
Berdasarkan data yang diperoleh dari
penelitian peneliti, kredibilitas tenaga medis
hasil wawancara dan observasi di lapangan,
tentu menjadi point penting yang menunjang
peneliti menemukan hasil penelitian tentang
keberhasilan proses komunikasi terapeutik.
penggunaan media komunikasi kesehatan
2. Sosialisasi sebagai Pesan Pesan
merupakan
bermakna
yang
komunikator
seperangkat disampaikan
(Effendy,
1998).
bagi masyarakat kab.Serang. lambang
Rini, salah satu tenaga medis yang
oleh
bekerja
di
puskesmas
Tunjung
Teja
Dalam
Kab.Serang tersebut menceritakan tentang
menyampaikan pesan secara lisan, faktor
media promosi yang biasa digunakan untuk
pemilihan kata-kata merupakan hal yang
menunjang
sangat penting agar sasaran yang dituju
terapeutik.
penelitian
ini,
tenaga
komunikasi
“Iya kalo ditanya soal media promosi yang digunakan, puskesmas kami emang belum optimal juga. Kami biasanya pake yang lebih mudah digunakan aja, kayak media cetak gitu, brosur, pamflet, flyer, selebaran gitu ya, jadi setiap kali kami ngasih penyuluhan, media promosi itu yang kami bawa dan kami bagikan kepada para pasien.” Informan lain, Neneng juga
mengerti dengan maksud yang disampaikan. Dalam
keberhasilan
medis
menyampaikan sosialisasi kepada para pasien yang berkaitan dengan informasi kesehatan di kabupaten Serang. 3. Pasien sebagai Komunikan Pasien yang menjadi komunikan dalam hal ini bisa siapa saja.
menceritakan hal
Umpan balik dari komunikan bisa bersifat
yang serupa
verbal dalam bentuk, seperti “ya” untuk tanda
penggunaan
setuju atau “tidak” untuk tanda menolak, bisa
komunikasi terapeutik bagi masyarakat di Puskesmas
juga bersifat non verbal dalam bentuk
media
Tunjung
promosi
tentang
Teja,
dalam
kab.Serang.
Optimalisasi media promosi ini memang 25
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
kesehatan yang ingin kami sampaikan.” Rini juga menambahkan tentang
masih terbatas pada media cetak, berikut penuturannya: “Wah iya benar sekali, media promosi kesehatan ini sangat penting dalam proses komunikasi terapeutik yang kami lakukan. Daridulu sampe sekarang, memang media promosi yang kami gunakan hampir sama saja, yaitu dalam jenisnya, kami lebih sering menggunakan media promosi dalam bentuk media cetak, kami rasa ini yang lebih efektif buat kami, ya meskipun kalo kita amati dari perkembangan zaman sekarang, tentu ada media internet ya yang lebih canggih, hehe... Tapi beberapa tahun terakhir ini, kami juga udah menggunakan media promosi dalam internet kok, kami udah punya website.” Dalam sesi wawancara yang lain,
penggunaan media promosi yang telah digunakannya selama bekerja sebagai tenaga medis bagi masyarakat di Tunjung Teja, kab.Serang. Berikut ini adalah penuturannya: “Betul memang, selain media promosi melalui media cetak, kami udah ada media promosi dalam media online loh, hehe....tapi emang belum maksimal. Sayangnya, karena dirasa kurang efektif juga. Kami udah punya website, tapi ya gimana ya, pasien kami juga kan hampir ga ada juga yang update, atau bahkan bisa menggunakan media internet itu. Jadi, lagi lagi deh, media promosinya kami maksimalkan menggunakan media cetak dan billboard alias papan pengumuman gitu. Media ini malahan yang lebih efektif, karena kan mudah dibaca sama pasiennya.” Selain mewawancarai para tenaga
Neneng juga menyebutkan jenis-jenis dari media promosi yang digunakan dalam proses komunikasi
terapeutik
selama
ini
di
puskesmas Tunjung Teja.
medis yang berada di Puskesmas Tunjung
“Selama ini sih yang kami pake memang media cetak ya, karena itu yang paling mudah sampai juga ke masyarakat, walaupun media itu sendiri masih belum efektif sebenarnya. Kan ada banyak yang udah kami gunakan, mulai dari brosur, pamflet, poster yang dipasang di puskesmas, posyandu, atau spanduk yang dipasang terbentang di jalan, isinya pasti ya seputar informasi kesehatan yah. Terus ya, setiap kali kami turun ke desa, tentu selain secara lisan, kami juga bagiin pamflet atau brosur itu, intinya ya kami berharap masyarakat juga makin sadar dengan informasi
Teja, peneliti pun melakukan penelitian ini dengan mewawancarai beberapa pasien, untuk mengetahui bagaimana penggunaan media promosi dalam komunikasi terapeutik, dalam perspektif pasien sendiri. Salah seorang pasien yang memiliki dua orang anak,
bernama
Isti,
menceritakan
pendapatnya sebagai berikut: “Saya tahu beberapa informasi kesehatan biasanya langsung nelpon gitu, atau via telepon dari ibu kader. Misalnya, ada posyandu, ada penyuluhan, ada pembagian biskuit gratis buat anak yang gizi buruk, ya 26
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
saya dateng. Apalagi anak saya ini kata bu dokternya itu kena gizi buruk gitu, duh saya juga kurang paham ya. Terus kalo media apa tadi ya, iya pengumuman gitu ya, saya tahu nya baca aja di papan pengumuman ya, atau poster atau yang ditempel gitu ya, takut penting juga. Aduh, kalo internet mah saya ga paham, nonton tv juga jarang kan saya sering ke sawah juga bantuin suami cari uang, mba”. Peneliti pun menemui seorang pasien lainnya,
untuk
dalam
komunikasi
terapeutik
bagi
masyarakat di Tunjung Teja, kab.Serang. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan beberapa data sebagai berikut: 1. Media cetak seperti booklet, leaflet, flyer(selebaran), flipchart( lembar balik), rubrik, poster, foto. a. Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar
dengan sedikit
tentang
kata-kata. Kata- kata dalam poster harus jelas
dalam
artinya, tepat pesannya dan dapat dengan
komunikasi terapeutik yang selama ini telah
mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6
berlangsung. Sumiati, seorang ibu yang telah
meter. Poster biasanya ditempelkan pada
memiliki 4 orang anak ini, menceritakan
suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak
pengetahuannya tentang media promosi
dilalui orang misalnya di dinding balai desa,
kesehatan yang digunakan di puskesmas
pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-
Tunjung
lain. Gambar dalam poster dapat berupa
penggunaan
memastikan
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
media
Teja.
promosi
Berikut
ini
adalah
penuturannya :
lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo.
“Saya biasanya tahu informasi kesehatan dari ibu Kader, mba. Kan kami disini suka dikumpulin gitu, dikasih pengarahan, ibu Kader-nya baik banget mba, kami diteleponin satu-satu gitu, diingetin kalo kami lupa. Kalau ada info apa-apa ya saya tahu-nya langsung dari ibu Kader aja. Kalo internet, aduh saya ga bisa juga pakenya, gak ngerti. Terus kalo brosur, pamflet gitu ya, iya suka dibagiin pas penyuluhan, tapi saya suka lupa lagi gitu ga ada waktu juga bacanya, hehehe...anak saya banyak mba, jadi ngandelin info ya baca di pengumuman, gambar gede-gede gitu ya takut penting juga. Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti
Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena itu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat
mendorong
untuk
bertindak
(Notoatmodjo, 2010). b. Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang
singkat,
padat,
mudah
dimengerti dan gambar-gambar yang
menjabarkan penggunaan media promosi 27
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
sederhana.
Ada
beberapa
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
yang
sendiri, faktor-faktor atau kondisi
disajikan secara berlipat. Leaflet
lingkungan juga kondisi individual
digunakan
penderita. Oleh karena itu dalam
untuk
memberikan
keterangan singkat tentang suatu
pemakaiannya
masalah,
mempertimbangkan kemampuan baca
misalnya
deskripsi
perlu
pengolahan air di tingkat rumah
seseorang, kondisi
tangga, deskripsi tentang diare dan
psikologis penderita dan juga faktor
penecegahannya,
dan
lain.
lingkungan dimana penderita itu
Leaflet
diberikan
atau
berada.Di samping itu perlu pula
disebarkan pada saat pertemuan-
diketahui kelemahan yang ada, oleh
pertemuan
dilakukan
karena
pertemuan
FGD,
dapat
lain-
seperti
kadang
fisik maupun
informasi
dalam
pertemuan
booklet tersebut telah kadaluwarsa.
Posyandu, kunjungan rumah, dan
Dan pada suatu tujuan instruksional
lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri
tertentu
dengan
dipergunakan (Notoatmodjo, 2010).
perbanyakan
sederhana
seperti di photo copy (Notoatmodjo,
booklet
tidak
tepat
d. Flipchart ( lembar balik) adalah media
2010).
penyampaian pesan atau informasi
c. Booklet, media cetak yang berbentuk
kesehatan dalam bentuk lembar balik.
buku kecil. Terutama digunakan
Biasanya didalam setiap lembaran
untuk topik dimana terdapat minat
buku berisi gambar peragaan dan
yang cukup tinggi terhadap suatu
dibaliknya terdapat kalimat yang
kelompok sasaran. Ciri lain dari
berisi pesan-pesan dan informasi yang
booklet adalah : Berisi informasi
berkaitan dengan gambar tersebut
pokok tentang hal yang dipelajari,
(Fitriani, 2011). Lembaran balik akan
Ekonomis dalam arti waktu dalam
memudahkan
pekerjaan
memperoleh
menerangkan
dan
informasi,
untuk
memberikan
Memungkinkan seseorang mendapat
informasi dengan gambar tahap demi
informasi dengan caranya sendiri.
tahap. Setiap tahapan memiliki satu
Faktor-faktor yang mempengaruhi
gambar yang bernomor setelah selesai
hasil belajar dengan booklet ada
menyelesaikan isi satu nomor maka
beberapa hal antara lain booklet itu
lembaran 28
bergambar
tersebut
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
dibalikkan begitu sampai seterusnya
dilakukan peneliti, para pasien
hingga akhir Sekumpulan lembaran
lebih tertarik untuk membaca
balik merupakan suatu pelajaran atau
pengumuman
informasi yang lengkap sehingga
kesehatan dalam media papan
akan dapat dipilih untuk segera
seperti billboard. Para pasien
digunakan
Kelebihan
merasa bahwa informasi yang
lembar balik adalah gambar yang jelas
tertera dalam papan inilah justru
dan dapat dilihat secara bersama-
yang biasanya penting untuk
sama, menarik dan mudah dimengerti.
diketahui.
seperlunya.
atau
informasi
e. Rubrik adalah tulisan dalam surat
3. Media online seperti situs dan website
kabat atau majalah mengenai bahasan
Media online yang juga digunakan
suatu masalah kesehatan atau
dalam proses komunikasi terapeutik
hal yang berkaitan dengan kesehatan
di puskesmas Tunjung Teja adalah
(Fitriani, 2011).
website. Tapi sayangnya, penggunaan
f. Brosur adalah suatu alat publikasi
website sebagai media promosi ini
resmi dari perusahaan yang berbentuk
belum efektif. Hal ini dikarenakan
cetakan,
keterbatasan
yang
berisi
berbagai
informasi mengenai suatu produk,
pengetahuan
tentang
media online di desa tersebut.
layanan, program dan sebagainya.
4. Media Telepon
Brosur berisi pesan yang selalu
KESIMPULAN
tunggal,
untuk
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
menginformasikan, mengedukasi, dan
yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini,
membujuk atau mempengaruhi orang.
maka peneliti dapat menyimpulkan tentang
dibuat
2. Media papan seperti billboard.
Penggunaan
Media
Promosi
dalam
a. Media papan disini mencakup
Komunikasi Terapeutik bagi masyarakat di
berbagai pesan yang ditulis pada
Puskesmas Tunjung Teja kab.Serang, sebagai
kain, papan yang ditempel pada
berikut:
kendaraan umum ( mobil dan bus)
1. Media
promosi
yang
digunakan
(Fitriani, 2011). Media papan ini
dalam proses komunikasi terapeutik
ternyata
karena
bagi masyarakat di kab.Serang ini
berdasarkan hasil penelitian yang
meliputi: (1) media cetak seperti
lebih
efektif
29
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
booklet,
leaflet,
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
flyer(selebaran),
oleh para tenaga medis di puskesmas
balik),
rubrik,
Tunjung Teja, kab.Serang. Oleh arena
poster, foto/ gambar; (2) media
itu, penggunaan media promosi dalam
papan/billboard; (3) media online
proses komunikasi terapeutik yang
seperti website; (4) media telepon.
dilakukan pun ternyata lebih efektif
Tetapi hasil penelitian menunjukkan
disampaikan melalui media telepon
bahwa media promosi yang paling
dan media papan/ billboard. Peneliti
banyak
pun sangat mengapresiasi adanya
flipchart(
lembar
digunakan
tenaga
medis
adalah media cetak tersebut. Hal ini
pembentukan
dikarenakan
berkoordinasi dan mengontrol para
pengetahuan
keterbatasan dari
pasien
untuk
dengan
2. Penggunaan media promosi dalam terapeutik
yang
mau
pasien, dalam hal ini tentu berkaitan
menggunakan media online.
komunikasi
kader
penyampaian
informasi
kesehatan tersebut. Jadi, alangkah
bagi
baiknya,
jika
pendekatan
secara
masyarakat di kab.Serang merupakan
psikologis inilah yang tetap dijaga dan
faktor
dipertahankan agar para pasien tetap
penunjang
keberhasilan
penyampaian informasi
kesehatan
dapat menerima beragam informasi
kepada pasien. Meskipun ternyata
kesehatan yang diperlukan.
pasien lebih sering menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
media telepon dalam penerimaan
Buku
informasi kesehatan yang mudah
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif.
diterima oleh pasien.
Jakarta: Kencana Prenada Media Christina
SARAN
Lia; dkk. 2003. Komunikasi
Adapun saran yang ingin diberikan peneliti,
Kebidanan. Jakarta:Penerbit Buku
berdasarkan hasil penelitian yang telah
Kedokteran EGC. Group Criticos (1996) “Media”. Gordon B.Davis
dilakukan ini, yaitu:
(1990) (11) “ Pengertian Informasi
1. Peneliti melihat adanya hambatan
“Heinich
pengetahuan dan hambatan psikologis
et.al.(2002);
Ibrahim,
(1997);
dari dalam diri pasien, khususnya
Ibrahim et.al., (2001) “ Definisi
dalam
Media
penerimaan
informasi
Informasi “
kesehatan yang telah disampaikan 30
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Vol 2 No 1 Maret 2017
P-ISSN : 2356-4490 E-ISSN : 2549-693X
Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Komunikasi Terapeutik
Dalam
Keperawatan.
Bandung:
Health Professionals (4th Edition).
Praktik
New York: Paperback.
Rifika
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Aditama.Cetakan Kedua. Effendy,
Onong
Uchjana.
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
1998.
Ilmu
Rakhmat,
Jalaludin.
2008.
Psikologi
Komunikasi, Teori, dan Praktek.
Komunikasi. Bandung : Remaja
Bandung: Remaja Rosdakarya
Rosdakarya.
Fitriani. S. 2011. Promosi Kesehatan. Ed 1.
Rakhmat, Jalaludin. 2009. Metode Penelitian
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Komunikasi. Bandung : Remaja
Handayani , Wiwik dan Andi Sulistyo, Haribowo.
2008.
Rosdakarya.
Asuhan
Sugiyono.
2007.
Metode
Penelitian
keperawatan pada klien dengan
Kuantitatif, Kuantitatif dan R&D.
gangguan
Bandung: Alfabeta.
sistem
hematologi.
Salemba Medika : Jakarta. Machfoedz,
Siregar &
Mahmud.
Komunikasi
2009.
Pasaribu. 2000. Bagaimana
mengelola
Terapeutik,
media
korporasi-
organisasi. Yogyakarta : Kanisius.
Yogyakarta: Ganbika
Jurnal
Miles, B.B., dan A.M. Huberman. 1992.
Ditha Prasanti & Ikhsan Fuady. 2016.
Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI
Hambatan Komunikasi Terapeutik
Press.
Bidan dalam Upaya Penurunan AKI
Mulyana, Deddy.2002. Ilmu Komunikasi
kepada ibu Hamil di kab.Serang.
Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Jurnal Nomosleca: UMM.
Rosda KaryaMulyana, Deddy. 2008. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mundakir, 2006. Komunikasi Keperawatan : Aplikasi
dalam
Pelayanan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Northouse,
Peter
G.
Communication:
1998.
Health
Strategies
for
31