Edisi
2
5 NOV 2013 Dari meja redaksi….
“Saya Baru Berusia Tujuh Tiga!”
P
dt. Dr. Stephen Tong memulai sambutannya, membuka Konvensi Injil Nasional Jakarta 2013. Sungguh suatu semangat perjuangan, pengorbanan dari seorang hamba Tuhan yang begitu tekun dan tidak pernah kendur memberitakan Injil Tuhan dengan setia. Dengan kesungguhan perjuangan, tidak memperhitungkan keuntungan diri sendiri. Seorang hamba Tuhan yang sejak usia tujuh belas tahun memberitakan Injil masuk ke berbagai kota dan desa tanpa lelah, tanpa pamrih, tidak pernah mencari keuntungan diri, begitu rela berkorban, tidak mundur selangkahpun ketika mengalami berbagai penderitaan dan penyakit, berjuang hingga usia yang bagi banyak orang dianggap sebagai sudah
merupakan waktu istirahat dan pensiun. Seorang anak selalu bercita-cita ke depan, sedangkan orang tua seringkali hanya berbicara tentang masa lalunya. Tua atau muda jangan dipandang hanya dari sudut usia, tetapi yang paling utama adalah seberapa ia bersemangat untuk tetap mau bertumbuh, maju dan memikirkan ke depan demi menggenapkan pekerjaan Tuhan, untuk memberitakan Injil Tuhan. (SS) “Gereja yang tidak memberitakan Injil adalah Gereja yang menuju kematian; Gereja yang giat memberitakan Injil adalah Gereja yang hidup.” – Pdt. Dr. Stephen Tong.
KIN Flash History in the making! The first ever national convention for evangelism (KIN) in Indonesia commenced yesterday (November 4th). Approximately 3800 people came to the Messiah Cathedral (Kemayoran, Jakarta) to attend the opening session led by Rev. Dr. Stephen Tong. It is hoped that at the end of this sevenday long convention, the teaching of Reformed theology and the zeal for and the fire of evangelism will be strongly embraced by all convention participants. With more than 2500 people convention attendees (majority of whom are church leaders, pastors, and evangelists) representing various different churches, denominations, and synods all around Indonesia (from Aceh to Papua), indeed, this is truly a history in the making. Praise the LORD! (dt)
Puji syukur untuk kehadiran seluruh peserta di arena KIN Jakarta 2013. Gedung RMCI di Kemayoran menjadi tempat kita bersama-sama belajar dan berelasi selama enam hari ke depan. Kami rindu setiap kita bisa menggunakan anugerah yang Tuhan berikan kepada kita untuk menjadi berkat bagi rekan, lingkungan, dan bagi pekerjaan Tuhan. Bagi sebagian orang, mungkin mengikuti sebuah konvensi dengan tingkat kepadatan acara seperti Konvensi ini cukup berat, dan dibutuhkan tekad dan stamina tinggi, yang akan menjadikan kita orang yang siap dipakai Tuhan dengan kualitas yang baik. Sangat dibutuhkan anugerah dan bijaksana Tuhan untuk kita bisa menyerap setiap materi pembahasan dan memperlengkapi diri di dalam Konvensi ini. Mari kita doakan setiap pembicara, khususnya Pdt. Dr. Stephen Tong, yang sebenarnya dalam kondisi tidak diperkenankan untuk memberikan khotbah yang melelahkan. Kiranya keajaiban demi keajaiban Tuhan nyatakan di dalam seluruh acara Konvensi ini. Redaksi.
SEKILAS
KIN
L i p u ta n S e putar KIN Hari Pertama
P
elaksanaan KIN (Konvensi Injil Nasional) mulai terasa sibuk dengan tibanya para peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia di gedung RMCI (Reformed Millennium Center Indonesia) di Kemayoran, melalui bandara SoekarnoHatta. Ada sebagian peserta datang dari tempat yang sangat jauh di Timur Indonesia; di antaranya lebih dari seratus peserta yang dengan penuh antusiasme tinggi datang dari tanah Papua. Mereka disambut oleh para panitia di bandara dan dibawa ke tempat penginapan masing-masing untuk mempersiapkan diri menyambut KIN dengan penuh semangat. Di hari pertama pelaksanaan KIN, seluruh panitia yang bahkan sejak beberapa minggu belakangan ini hanya sempat istirahat begitu singkat, telah mempersiapkan diri sejak dini hari. Baik panitia yang akan berangkat ke bandara untuk menjemput para peserta maupun panitia akomodasi yang harus mempersiapkan tempat untuk istirahat peserta - telah bekerja keras mengusahakan yang terbaik bagi peserta. Demikian pula panitia pendaftaran dan semua tim kerja panitia telah memulai pekerjaan mereka sejak dini hari jauh sebelum matahari terbit. Begitu para peserta menginjakkan kakinya di ibu kota, peserta dihantar menuju Reformed Millennium Center Indonesia, yang juga sekaligus merupakan kompleks lokasi gedung Gereja Reformed Injili Indonesia di daerah Kemayoran - tempat akan diselenggarakannya KIN. Dalam perjalanan menuju RMCI peserta sekilas dapat menyaksikan gambaran keindahan
2
dan kemegahan Ibu Kota Jakarta dari balik jendela kendaraan yang membawa mereka, karena Panitia sengaja meminta para pengemudi bus untuk melewati pusat kota Jakarta. Tentu saja perjalanan ini menjadi sangat menarik; terutama bagi mereka yang baru pertama kali berkesempatan mengunjungi Jakarta. “Selamat Datang ke Ibu kota Jakarta “! Setiba di RMCI, dengan penuh antusias dan tertib para peserta satu demi satu berbaris dan mengantri dilayani dengan ramah oleh panitia untuk melakukan proses pendaftaran ulang dan kemudian ditunjukkan dan dihantar menuju tempat menginapan masing-masing selama berlangsungnya KIN. Untuk membantu memudahkan proses daftar ulang bagi peserta, panitia telah menyediakan dua tempat yang terpisah, yakni mereka yang telah lengkap menyelesaikan administrasi dan mereka yang masih belum lengkap menyelesaikan proses administrasinya. Meskipun cukup banyak peserta yang telah menempuh perjalanan panjang, namun terpancar antusiasme dan semangat yang begitu cerah menantikan firman dan penuh harapan diperbarui oleh pekerjaan Roh Kudus melalui firman Tuhan di setiap sesi yang diberikan di hari-hari berikutnya selama KIN berlangsung. Lensa sekilas KIN, berhasil menangkap beberapa kerinduan, doa, dan harapan beberapa orang peserta. Seorang hamba Tuhan dari sebuah sinode besar di Indonesia Timur, - yang telah memiliki sejarah cukup panjang dalam konteks Gereja
dan kekristenan di Indonesia - menaruh harapan besar dan doa, kiranya KIN menjadi alat di dalam tangan Tuhan untuk memperbarui Gereja Tuhan yang selama ini telah menjadi kultur belaka. Hamba Tuhan ini amat menyadari bahwa apa yang selama ini Sinode dan Gereja di mana dia melayani sudah terlalu lama kehilangan dan kekurangan api Injil dan keberanian untuk mengabarkan Injil. Lain lagi seorang Hamba Tuhan yang melayani di sebuah gereja yang terletak di daerah yang dianggap rawan konflik di Indonesia bagian Tengah. Ia sangat menyadari bahwa memberitakan Injil adalah suatu kewajiban penuh resiko yang harus dilaksanakan oleh semua orang percaya dengan tidak boleh ditawar. Seorang hamba Tuhan dari Indonesia Barat yang karena cinta kepada jiwa dari suku dan kepercayaaan tertentu; melihat sering kali halangan untuk suku tertentu menerima Injil adalah karena kepercayaan mereka. Oleh sebab itu dia telah menetapkan hati untuk seumur hidup melayani dan mengabarkan Injil kepada suku tertentu; sekalipun beberapa kali ia diperhadapkan dengan bahaya yang mengancam jiwanya. Pengalaman melewati bahaya, membuat dia semakin teguh dan berani memberitakan Firman dan Injil. Menarik, ketika lensa sekilas KIN menangkap seorang awam biasa, yang bukan lulusan Sekolah Alkitab, bukan Pendeta, bukan Penatua, bukan Ketua Sinode, bukan Guru Injil, telah rela pindah dari satu kota di Pulau Kalimantan ke satu pulau terpencil dan sangat kecil yang namanya saja nyaris tak terdengar yaitu Pulau Sebatik. Awal mulanya karena
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
Bersambung ke hal.7
SEKILAS
HATI SEORANG PEMIMPIN1
KIN
bagian
oleh: Pdt. Dr. Stephen Tong
A
1998.
rtikel ini ditranskrip dari renungan pada persekutuan doa mahasiswa STTRII Jakarta pada tanggal 12 Mei
Saudara mau tidak mau dipanggil Tuhan untuk memimpin sekelompok orang. Namun dari manakah asalnya seorang pemimpin itu? Pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk? Hal ini selalu menjadi pertanyaan di dalam ilmu kepemimpinan. Orang yang percaya pemimpin dilahirkan dan tidak memerlukan pembentukan atasnya, menjadikan mereka pesimistik dan tidak akan terjun di dalam melatih pemimpin. Orang yang percaya bahwa pemimpin bukan dilahirkan tetapi hasil pendidikan, akan selalu kurang melihat apa yang Tuhan tanam di dalam diri orangorang tertentu yang bertugas menjalankan mandat surgawi yang penting. Saya sendiri percaya secara potensi pemimpin dilahirkan. Secara aktualisasi, pemimpin perlu dibentuk. Jadi setiap pemimpin yang besar, ada unsur potensinya, tetapi kalau unsur potensi tidak diperkembangkan akan menjadi bakat yang mati. Maka Yesus sendiri selama 33,5 tahun di dunia meluangkan seluruh waktu pelayanannya 3,5 tahun untuk melatih pemimpin. Pemimpin harus dilatih di dalam banyak aspek. Seorang pemimpin memerlukan hati yang lebar dan lapang. Kesempitan seseorang akan membatasi kekuatan kepemimpinan orang itu. Sampai di mana takaran kemungkinan menampung orang lain dalam dirimu, itu menjadi potensi kemungkinan engkau memimpin berapa banyak orang. Ini dalil dan prinsip yang penting sekali. Ketika Salomo dipilih menjadi pemimpin, dari saudara-saudaranya yang sama-sama keturunan Daud, ia adalah yang kecil, bukan kakak yang besar. Tapi mandat surga beserta panggilan dan pelantikan Tuhan datang kepadanya sehingga mengakibatkan kakaknya iri hati. Lalu di antara permintaannya kepada Tuhan sebelum menjabat sebagai raja Israel, Salomo berkata dalam 2 Tawarikh 1:10, “Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat keluar dan masuk sebagai pemimpin bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menghakimi umat-Mu yang besar ini?” (bnd. 1Raj. 3:9), karena Salomo tahu bahwa dia akan memerintah dan memimpin rakyat yang banyaknya seperti pasir laut. Ini adalah satu permintaan dan satu doa yang sangat sesuai dari seorang yang bersiap menjadi pemimpin. Kalau hatimu hanya bisa menampung lima orang, besok kamu akan menjadi pemimpin untuk paling banyak lima orang. Kalau hatimu
bisa menampung lima juta orang, kamu mungkin berpotensi memimpin lima juta orang. Krisis kekristenan selalu terjadi berawal dari krisis kepemimpinan. Seorang pemimpin yang hatinya sempit bukan saja menyusahkan orang yang dipimpin, namun terlebih dahulu menyusahkan diri sendiri. Apakah perbedaan Saul dan Daud sebagai pemimpin umat Allah? Perbedaanya adalah Saul tidak bisa mengalahkan musuh yang ada di dalam hatinya, yaitu kesempitannya. Salah satu dosa yang paling sulit kita kalahkan, salah satu kelemahan yang paling sulit kita atasi adalah pada saat kita mendengar penilaian orang lain yang membandingkan diri kita dengan penilaian orang lain terhadap orang lain. Saat terjadinya penilaian orang terhadap dirimu, tidak sebaik penilaian orang terhadap orang lain, itu sebenarnya menjadi saat engkau memikul salib. Tetapi
yang tidak perlu dan tidak ada pahalanya. Saudara akan menyiksa diri di dalam kepahitan yang terus merongrong tidak habis-habisnya. Saya merasakan ada beban untuk membicarakan tema ini kepada saudara yang mungkin di antara kalian ada yang dibangkitkan Tuhan menjadi pemimpin-pemimpin yang penting untuk abad 21. Toleransi dan Menghargai Keunggulan Orang Lain Saudara-saudara, hati yang lapang memiliki toleransi dan menghargai keunggulan orang lain. Kesuksesan orang lain bukan menjadi penyebab untuk iri tetapi seharusnya menjadi penyebab kita belajar. Di belakang kesuksesan yang diraih orang lain, ada banyak air mata yang pernah dialirkan yang kita tidak melihatnya. Di belakang kesuksesan orang
“If I had 1,000 lives, I’d give them all for China” (Hudson Taylor, Missionary to China)
“God isn’t looking for people of great faith, but for individuals ready to follow Him” (Hudson Taylor, Missionary to China)
“God uses men who are weak and feeble enough to lean on him.” (Hudson Taylor, Missionary to China) kalau kita lupa bahwa kita dipanggil untuk memikul salib, langsung kita terjerumus di dalam kuasa kematian dan tidak akan melihat kuasa kebangkitan. Kalimat yang didengar oleh Saul waktu melihat Daud berhasil mengalahkan dan membunuh Goliat adalah “Saul mengalahkan beriburibu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” (1Sam. 18:7). Perkataan ini menanamkan suatu kebencian dan suatu dendan yang tidak pernah selesai di dalam sisa hidup Saul. Mulai saat itu kepemimpinannya goncang. Saya minta kepada saudara-saudara untuk meminta kepada Tuhan memberikan hati yang lapang untuk melihat keunggulan orang lain. Kalau itu tidak saudara selesaikan, saudara akan memikul salib
lain, berapa banyak jalan yang berlikuliku yang ditempuh, kita tidak tahu. Tetapi tidak ada kesuksesan yang tidak membayar harga. Ini satu pengertian yang harus tertanam di dalam hati kita masingmasing untuk mengagumi fondasi yang tidak kelihatan lebih daripada mengagumi bangunan yang kelihatan. Bangunan yang tinggi kalau tidak mempunyai fondasi yang mendalam, akan memiliki kemegahan yang sementara. Bangunan yang tinggi harus mempunyai fondasi yang memadai untuk menjamin dan mendukung yang kelihatan. Jikalau manusia hanya mementingkan bagian yang kelihatan dan selalu melalaikan bagian yang tidak kelihatan, maka saatnya kita sebagai hamba Tuhan
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
Bersambung ke hal.7
3
SEKILAS
KIN
Last Supper, Leonardo da Vinci Last Judgment, Michelangelo
L
L
ukisan Perjamuan Kudus yang Saudara lihat di lobi Katedral Mesias ini dilukis oleh Leonardo da Vinci (1452-1519), salah seorang pelukis terbesar sepanjang sejarah. Lukisan ini mengabadikan momen di mana para murid terkejut setelah Yesus mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku” (Yoh. 13:21). Wajah Yesus digambarkan begitu terharu sekaligus tenang. Murid-murid terkejut dan bertanya satu dengan lainnya siapakah yang dimaksud. Di sebelah kiri Yesus tampak Petrus yang memberi isyarat kepada Yohanes untuk menanyakan kepada Yesus, siapakah orang yang dimaksudkan Yesus (Yoh. 13:24). Di sebelah kiri Petrus adalah Yudas yang digambarkan dengan ekspresi menantang.
Amazing Grace, John Newton
ukisan ini dapat Saudara lihat juga dari lobi Katedral Mesias ketika Saudara menghadap ke arah luar gedung. P e l u k i s n y a Michelangelo (14751564) yang juga termasuk salah satu pelukis besar pada zaman Renaisans. Lukisan Michelangelo mempunyai ciri khas penggambaran otot dan tubuh manusia yang realistis. Ini dipengaruhi dengan berkembangnya studi tentang anatomi pada zaman itu. Kristus digambarkan berada di tengah dengan tubuh atletis yang kuat dan dengan tangan kanan terangkat ke atas menggambarkan kuasa penghakiman yang ada pada-Nya. Kita melihat ada kelompok orang-orang yang diselamatkan dalam Kristus dan ada kelompok yang dibuang. Di sebelah kanan bawah Kristus, Bartolomeus digambarkan memegang kulitnya yang sebenarnya menggambarkan diri Michelangelo. Pada hari penghakiman semua orang telanjang di hadapan Allah.
(1725-1807)
I
a menyebut dirinya sebagai seorang yang hina, tetapi diberi anugerah. Yang tersesat tetapi sekarang ditemukan, yang buta tetapi sekarang melihat. Semuanya terjadi karena anugerah Tuhan yang ajaib. Lahir di Wapping, London dan berprofesi sebagai seorang pelaut dan penjual budak sebelum ia bertobat, profesi yang sebenarnya tidak diinginkannya. Sebenarnya ia direncanakan ayahnya bekerja di perkebunan tebu di Jamaica. Saat ia berlayar pulang ke London di tahun 1748, badai laut mengamuk dan kapalnya hampir tenggelam. Newton terbangun di tengah malam dan berteriak memanggil Tuhan saat air mulai masuk ke dalam kapal. Dan Tuhan mendengar seruannya. Lobang pada kapal dapat ditutup dan mereka semua selamat. Pengalaman ini menandai permulaan pertobatannya. Sejak itu ia mulai membaca Alkitab dan literatur Kristen. Sejak saat itu ia meninggalkan kehidupan mabuk-mabukan, judi, dan hal- hal
najis lainnya. Meskipun ia masih bekerja di kapal tetapi ia menaruh belas kasihan kepada para budak. Setelah ia menderita stroke, ia meninggalkan pekerjaannya sebagai pelaut. Di saat senggang, ia belajar bahasa Yunani, Ibrani, dan Syria dan menjadi seorang penginjil kaum awam. Ia pindah ke Olney dan menjadi pendeta di sana. Di tempat itulah ia bertemu dengan William Cowper dan mereka berdua menulis kumpulan lagu hymn yang bernama Olney Hymns. Lagu Amazing Grace yang ditulisnya telah mencapai hati berjuta manusia dan membawa mereka kepada kesadaran diri hina di hadapan Tuhan. Hymne yang dianggap tua ini telah berbicara ratusan tahun dan membuktikan bahwa Roh Tuhan dapat bekerja dengan ajaib melalui pujian yang meninggikan dan menceritakan kasih-Nya yang besar. Amazing grace how sweet the sound... Sangat besar anugerah-Mu.
“Jika hubungan dengan sesama beres, namun hubungan dengan Tuhan tidak beres, itu tidak cukup. Jika hubungan dengan Tuhan beres, tetapi dengan sesama tidak beres, itu adalah pura pura”(Stephen Tong) 4
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
SEKILAS
Mengapa
KIN
Kebaktian Pembaruan Iman Nasional (KPIN) ?
P
enginjilan massal yang kita kenal dengan istilah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) merupakan sebuah bentuk penginjilan yang telah dijalankan oleh banyak penginjil di seluruh Indonesia. Sejak bertobat dan menjadi seorang hamba Tuhan, Pdt. Dr. Stephen Tong telah mengadakan banyak KKR di berbagai kota dan daerah, baik di Indonesia maupun di luar negeri (di luar negeri KKR disebut sebagai Gospel Rally). Dengan berbekal Theologi Reformed, KKR-KKR yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Stephen Tong telah menjadi KKR yang berbeda dengan KKR-KKR yang lain, karena berita Injil yang murni dan keseriusan firman Tuhan yang disampaikan digabungkan dengan theologi dan doktrin Reformed yang kuat membuat setiap KKR memiliki pengaruh yang besar, yang mengubah hidup banyak orang sejak mereka bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Tidak jarang kita mendengar kesaksian orang-orang di sekitar kita bahwa mereka bertobat di dalam salah satu KKR yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Stephen Tong. Dengan dimulainya Gerakan Reformed Injili, Pdt. Dr. Stephen Tong terbeban untuk lebih memperbanyak penginjilan untuk kaum intelektual. Walaupun beliau masih sering mengadakan KKR-KKR di berbagai tempat, namun tidak sebanyak ketika beliau masih muda. Penginjilan dan pengajaran doktrin Reformed Injili kepada kaum intelektual membuat gerakan ini dikenal di seluruh dunia. Tetapi, bersamaan dengan itu Gerakan Karismatik mulai masuk ke daerah-daerah di seluruh Indonesia melalui KKR-KKR yang menekankan pada theologi kemakmuran, kesembuhan, dan mukjizat. Melalui KKR-KKR yang diadakan oleh Gerakan Karismatik dalam dasawarsa ini telah membuat istilah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) identik dengan panggung pesta dengan artis-artis, kemeriahan band, dan tempat mencari berkat atau menagih berkat dari Tuhan. Hal ini pernah menjadi kendala ketika kami sedang melakukan publikasi untuk KKR, banyak orang yang bertanya apakah ada kebaktian penyembuhan di dalamnya. Yang paling menyedihkan adalah KKR-KKR yang diadakan oleh Gerakan Karismatik telah menggeser makna dari pertobatan sejati. Injil yang membuat orang sadar akan dosa mereka, lalu berhenti melakukan dosa (bertobat) dan berbalik kepada Kristus tidak lagi diutamakan. Di dalam KKR-KKR
yang ada, bukan lagi Kristus yang ditinggikan atau Injil diberitakan, tetapi digantikan dengan berkatberkat dan janji-janji Tuhan yang dijanjikan tanpa ada pertobatan, memikul salib, dan mengikut Kristus. Kesaksian-kesaksian yang dilakukan di dalam KKRKKR ini juga tidak lagi berupa kesaksian tentang Kristus, tetapi lebih menekankan kepada berkat material, kesembuhan, dan mukjizat yang tidak melibatkan Kristus di dalamnya. Hal ini bukan berarti kita tidak percaya pada berkat yang diberikan Tuhan, kesembuhan dari Allah, atau bahkan mukjizat, tetapi kalau hal ini dijadikan propaganda atau iming-iming untuk mengajak orang kepada Kristus akan menjadi hal yang sangat berbahaya, karena ketika Tuhan tidak memberikan berkat, kemakmuran (misalnya bangkrut), tidak memberikan kesembuhan, ataupun mukjizat yang lain, ini akan menjadikan orang tidak lagi mau mengikut Kristus, dan yang lebih parah lagi adalah mereka akan marah, membenci, dan tidak percaya lagi pada Kristus. Fenomenafenomena seperti inilah yang membuat Pdt. Dr. Stephen Tong sadar bahwa istilah KKR telah dirusak dan karena itu beliau mengubah pemakaian istilah KKR menjadi Kebaktian Pembaruan Iman Nasional (KPIN). Melalui KPIN ini kita harus merebut kembali generasi muda. Gerakan Karismatik telah bertahun-tahun mempengaruhi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Dalam theologi kemakmuran, kita mau Tuhan yang mengikuti kehendak kita, menjadikan Tuhan budak dan kita tuan-Nya. Otoritas Tuhan sebagai pusat segala sesuatu diputarbalikkan sedemikian rupa sehingga menjadikan generasi muda dalam zaman ini menjadi manusia yang tidak takut akan Allah, mau serba instan (yang penting kebutuhan fisik dan emosi saya terpuaskan), dan bermental tahu (lembek).
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
5
Signifikansi Penginjil Pdt. Dr. Stephen Tong
SEKILAS
DISTRIBUSI PESERTA Nangroe Aceh
dalam mulut kita.
Efesus 4:11-12
Tiga jabatan gereja yang masih ada sekarang dan harus ada di setiap zaman adalah penginjil, pendeta, dan pengajar. Siapakah penginjil dan mengapa jabatan ini diletakkan di depan pendeta? Di dalam Alkitab ada dua macam ordo. Di dalam ordo penciptaan, yang paling akhir adalah yang paling penting (manusia sebagai ciptaan terakhir lebih penting dari ciptaan-ciptaan lainnya). Tetapi mengenai ordo karunia dan pelayanan, yang paling akhir adalah yang kurang penting. Oleh karena itu karunia lidah yang diletakkan di urutan belakang (1 Kor. 12:28-30) adalah suatu karunia yang tidak penting. Berdasarkan urutan Efesus 4:11, penginjil lebih penting daripada pendeta. Maka pendeta-pendeta janganlah sombong. Penginjil lebih penting karena penginjil “mencari jiwa, mempertobatkan orang, dan memperkenalkan Kristus.” Mempertobatkan orang dan membawa orang dari tangan setan kepada tangan Tuhan adalah perperangan dengan setan, suatu perperangan yang sengit, maka perlu kekuatan dari Tuhan yang jauh lebih besar. Maka berdoalah agar di dalam penginjilan kita dipenuhi kuasa dan disertai oleh Tuhan.
Di dalam kebaktian pembukaan KIN, Pdt. Dr. Stephen Tong menekankan bahwa orang percaya “yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan dan mau melayani Tuhan” adalah titik fokus dari pekerjaan penciptaan Tuhan. Oleh karena itu, Pdt. Stephen Tong menegaskan bahwa di hadapan Tuhan, pelayan Tuhan yang setia lebih penting daripada orang yang kaya dan yang berpengetahuan. Setiap orang yang melayani Tuhan harus mengetahui harga dirinya dan memiliki harga diri yang tidak tergoncangkan. Tanpa pengertian nilai seorang pelayan dan tanpa pengertian bahwa pelayanan kita berkenan bagi Tuhan, tidak mungkin kita dapat menjadi seorang pelayan yang baik. Efesus 4:11 memberikan kepada kita lima jabatan gereja: rasul, nabi, penginjil, gembala, dan pengajar. Urutan ini berdasarkan dari kepentingan jabatan tersebut. Rasul di dalam Perjanjian Baru (PB) lebih didahulukan daripada nabi di dalam Perjanjian Lama (PL) karena PB – yang menggenapi PL – adalah kunci untuk mengerti PL. Gereja didirikan di atas rasul dan nabi di mana Yesus Kristus adalah batu penjuru (Ef. 2:20). Dengan kata lain, dasar gereja adalah Kitab Suci (PL dan PB), dan dasar Kitab Suci adalah Yesus Kristus. Kitab Suci sudah lengkap dan ditutup. Segala sesuatu mengenai hidup dan ibadah, dari penciptaan sampai penghakiman, sudah seluruhnya diwahyukan oleh Tuhan. Tidak perlu ada lagi wahyu yang baru. Pdt. Stephen Tong memperingati semua hamba Tuhan dan pelayan gereja yang menghadiri KIN untuk tidak percaya pendeta-pendeta yang suka menipu dengan mengatakan bahwa mereka masih mendapatkan wahyu dari Tuhan. Banyak ajaran-ajaran yang salah di Indonesia, khususnya ajaran kemakmuran yang mengajarkan bahwa kita bisa menjadi makmur dan kaya hanya dengan beriman. Hal ini tidak pernah diajarkan di dalam Alkitab. Justru Alkitab mengajarkan bahwa mereka yang mau ikut Yesus harus memikul salib. Janganlah kita gampang ditipu. Pendeta yang tidak setia terhadap firman Tuhan haruslah turun mimbar! Pdt. Stephen Tong berseru mengajak semua untuk kembali kepada Alkitab: “Back to the Bible. Kembali kepada Alkitab. Hanya Alkitab. Sola Scriptura!” Hanya Alkitab yang menjadi pegangan iman dan berita di
6
Penginjil penting, tapi bukanlah yang paling penting. Setelah seseorang bertobat, dia perlu dipertumbuhkan dan dijadikan lebih matang rohaninya. Ini adalah tugas daripada gembala. Dan setelah itu mereka harus diajar supaya mereka mempunyai pengetahuan atas apa yang mereka imani, seperti yang dikatakan oleh Paulus, “I know whom I have believed.” (2 Tim. 1:12). Dari sini kita dapat melihat bahwa seseorang lebih dahulu percaya sebelum dia mengetahui; iman dahulu, baru pengetahuan. Di sini bedanya theologi Reformed dan theologi lainnya. Theologi Reformed menekankan iman dahulu dan kemudian pengetahuan menyusul iman. Sehingga orang Reformed senantiasa mau mengetahui apa yang ia imani. Sedangkan orang Karismatik bukan mencari pengetahuan tetapi mencari keuntungan. Yesus berkata, “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Maka iman kita bukanlah mencari anugerah, tetapi mencari kebenaran. Mengerti kebenaran lebih penting daripada mencari kekayaan. Biarlah kita benar-benar mencari kehendak Tuhan.
(5)
Sumatera Utara
(184)
Sumatera Barat
(3)
Riau Kotbah pembukaan KIN: 4 November 2013
KIN
Jambi
(19) (5)
Bengkulu
(31)
Sumatera Selatan
(45)
Lampung
(25)
Kepulauan Riau
(10)
Kalimantan Barat
(253)
Kalimantan Tengah
(73)
Kalimantan Timur
(18)
Kalimantan Selatan
(12)
Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Irian Jaya Barat
(2) (41) (101) (21) (225) (19) (3)
Papua
(132)
DKI Jakarta
(517)
Jawa Barat
(67)
Banten
(43)
Jawa Tengah
(66)
DI Yogyakarta
(17)
Jawa Timur
(106)
Maluku dan Maluku Utara
(29)
Bali
(16)
Nusa Tenggara Barat
(16)
Nusa Tenggara Timur
(399)
Lain-lain
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
(29)
SEKILAS Hati Seorang Pemimpin (sambungan dari hal.3)
menyatakan perbedaan kita dengan yang lain. Kita harus lebih mementingkan dasar yang tidak kelihatan daripada fenomena yang kelihatan karena dasar itulah yang menunjang keberadaan fenomena, bukan fenomena yang menjadi penunjang dasar yang tidak kelihatan itu. Hati yang lapang selain toleransi dan menghargai keunggulan orang lain, juga harus rendah hati dan bersedia mempelajari segala upaya yang dikorbankan sebelum meraih kemenangan itu. Hati yang lapang dan yang luas juga
adalah hati yang menoleransi kelemahan orang yang kurang dan gagal. Jikalau seseorang mengagumi kesuksesan orang lain tetapi menghina kegagalan orang lain, dia tetap tidak bisa menjadi pemimpin yang baik. Kepada atasan, kepada mereka yang lebih mencapai kesuksesan dari kita, kita bersyukur kepada Tuhan yang memberi karunia yang begitu besar, kita bersyukur kepada Tuhan memberi potensi yang begitu baik, kita bersyukur kepada Tuhan memberi kesempatan yang begitu indah, dan kita bersyukur kepada Tuhan memberikan niat perjuangan yang begitu berharga, kita bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan telah memimpin kesulitan yang begitu lama sehingga ada hari kesuksesan orang lain. Sebaliknya, pada saat kita melihat orang lain mengalami kegagalan, kelemahan, dan kekurangan, reaksi pertama yang seharusnya ada dari hati orang yang luas adalah: mau menemukan kekurangan kita di dalam kewajiban menolong dia lebih dari melihat kekurangan dia yang tidak mencapai kesuksesan. Setiap kali kita menyadari kelemahan kita melalui kegagalan orang lain, saat itu kita masih mungkin maju di dalam kerohanian. Setiap kali kita melalaikan kewajiban kita, hanya insaf kegagalan orang lain, di situ kita kemungkinan diperalat setan untuk menghina yang lain dan merebut kemuliaan Tuhan. (bersambung…)
KIN
Khotbah Pdt. Dr. Stephen Tong selama KIN terbuka untuk umum: sesi Pagi (pk. 08.00 - 10.00) dan sesi Malam (pk. 19.00 - 21.00) Koran Sekilas KIN bisa di download di http://kin.stemi.ws/
Yusuf bersama saudara-saudaranya di Mesir
Liputan Seputar KIN
(sambungan dari hal.2) pekerjaan, awam ini kemudian tergerak mengabarkan Injil dan mulai merintis pekerjaan Tuhan dengan mendirikan sebuah Pos Injil di tengah-tengah sebuah masyarakat di mana keluarganya adalah satu-satunya keluarga Kristen di Pulau itu. Dia kemudian ditarik oleh Tuhan untuk memberitakan Injil kepada orang-orang suku Bajau yang dikenal sebagai suku laut atau manusia perahu yang masih percaya kepada animisme. Mengetahui adanya KIN lewat internet, - dengan kesungguhan dan
antusiasme ingin mendapatkan dorongan firman dan kerinduan yang membara untuk Injil - dia tiba menjadi peserta, yang mungkin termasuk paling akhir mendaftar. Saya teringat kitab Kisah Para Rasul, di mana ada berbagai macam kelompok orang dengan berbagai latar belakang berkumpul di Yerusalem, dan lawatan Roh Kudus dan kuasa firman dari para Rasul telah melahirkan Gereja dengan hanya satu berita yaitu Injil dan kemudian pergi hingga ujung bumi. KIN kiranya menjadi sebuah peristiwa perbuatan besar Allah melalui Injil-Nya untuk Indonesia tercinta! (lhw/ss)
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
7
SEKILAS
S
osok seorang anak muda yang memiliki keberanian yang luar biasa ada pada diri Ludwig Ingwer Nommensen. Ia lebih dikenal di Indonesia dibandingkan di negara asalnya di Marsch Nordstrand, Jerman Utara. Ketika genap berumur 28 tahun dengan tekad yang bulat, ia menetapkan pilihannya untuk menyebarkan Injil ke dunia lain yang sama sekali berbeda, jauh dan penuh misteri yaitu, Tanah Batak. Ia bahkan meninggal di Sigumpar, Toba Samosir pada usia 84 tahun.
di rumah-rumah orang kaya bersama teman-temannya. Pada usia 12 tahun, ia mengalami kecelakaan. Ia tertabrak kereta kuda yang mengakibatkan kakinya lumpuh dan harus diamputasi. Hal ini tidak membuyarkan impiannya sejak kecil untuk menjadi seorang penginjil.
memelihara adat walaupun sebagian raja menerimanya. Sikap penolakan para raja ini disebabkan oleh kecurigaan mereka terhadap kedatangan orang-orang kulit putih sebagai perintis jalan bagi pemerintahan Belanda yang berkuasa pada waktu itu.
Sambil bekerja sebagai tukang sapu, pekerja kebun, dan juru tulis sekolah, ia belajar di seminari zending (misionaris) Lutheran Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) di Barmen,
Akhirnya ia berhasil mengumpulkan jemaatnya yang pertama di Huta Dame (Kampung Damai) dan pada tahun 1873 didirikan gedung gereja, sekolah, dan rumahnya di Pearaja yang kemudian menjadi pusat HKBP. Gereja ini telah membaptiskan 180.000 orang sebelum Nommensen meninggal dunia.
Sebenarnya penginjilan di Tanah Batak sudah dimulai sejak tahun 1820-an. Pada tahun 1824 Gereja Baptis Inggris mengirimkan dua penginjil yaitu Pdt. Burton Ward dan Pdt. Evans. Pdt. Evans menginjili di Tapanuli Selatan sedangkan Pdt. Burton Ward di wilayah Silindung. Mereka ditolak karena kepercayaan animisme begitu kuat di dalam kehidupan suku Batak. Sepuluh tahun kemudian, dua penginjil Amerika yaitu Samuel Munson dan Henry Lyman pun tiba di Silindung. Mereka dibunuh di sana oleh sekelompok orang di Saksak Lobu Pining, sekitar Tarutung. Pembunuhan dilakukan atas perintah Raja Panggalamei. Kedua missionaris dimakamkan di Lobu Pining, sekitar 20 kilometer dari Kota Tarutung, menuju arah Kota Sibolga. Kehidupan masa kecil Nommensen dijalaninya dengan penderitaan karena orang tuanya yang tuna karya dan sering sakit-sakitan. Ia bahkan sering kelaparan karena tidak punya makanan sehingga ia terpaksa mencari sisa-sisa makanan
KIN
sekarang Wuppertal, selama empat tahun. Ia ditahbiskan menjadi pendeta pada tanggal 13 Oktober 1861, kemudian ia diutus ke Sumatera dan tiba di Tanah Batak pada tanggal 23 Juni 1862. Ia sangat cepat menguasai bahasa Batak dan bahasa Melayu. Nommensen juga mengalami penolakan besar karena kehadiran zending ditantang oleh sebagian besar penduduk setempat karena mereka takut akan terkena bencana jika menyambut seorang asing yang tidak
Pelayanan Nommensen diberkati Tuhan sehingga Injil makin meluas. Ia menerjemahkan kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Batak (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Ia juga berusaha memperbaiki kehidupan penduduk di sana dengan memperbaiki pertanian dan peternakan, membangun sekolahsekolah dan balai-balai pengobatan, termasuk mendirikan sekolah penginjilan yang menghasilkan penginjilpenginjil Batak. Nommensen kini tetap dikenang karena hatinya yang mengasihi suku Batak dan dipanggil dengan gelar kehormatan “Ompu I, Apostel Batak” (Rasul orang Batak). “Hidup atau mati biarlah aku tinggal di tengah-tengah bangsa ini untuk menyebarkan firman dan kerajaan-Mu. Amin.”
Pengumuman 5 November 2013 1. Peserta diwajibkan memakai badge selama KIN berlangsung. 2. Tidak diperkenankan merekam audio dan video setiap sesi dalam KIN, baik menggunakan HP maupun alat rekam lainnya. 3. Tim medis siap membantu pengecekan kesehatan bapak/ibu/saudara yang membutuhkan kontrol kesehatan. Lokasi tim medis ada di ruangan ibu dan anak Katedral Mesias. 4. Jumat dan Sabtu akan diadakan Sesi Tanya Jawab oleh Pdt. Dr. Stephen Tong, pertanyaan-pertanyaan dapat diberikan kepada panitia dalam bentuk kertas tulisan atau melalui sms ke nomor : 0858-5056-1788 dengan format: KIN#pertanyaan contoh: KIN#Siapakah raja Daud TIM REDAKSI SEKILAS KIN: Penasihat: Pdt. Dr. Stephen Tong; Redaktur umum: Pdt. Sutjipto Subeno M.Th.; Tim Redaksi: Pdt. Hendra Wijaya M.Th., Ev. Edward Oei M.C.S., Ev. Dr. David Tong Th.M., Rubrik: Ev. Jun Eddy M.C.S, Iwan Darwins; Layout: Johannes Kornelius, Adhya Kumara; Produksi: Willianto Setiono Tjio, Iwan Darwins, Evalina Kwok.
8
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil