MENYONGSONG REGULASI PEDOMAN PENULISAN DAN PELAKSANAAN PRESENTASI KARYA TULIS ILMIAH PENYULUH PERIKANAN, SINTESIS DAN EKSPEKTASINYA Arif Wibowo, SH, MH
Penyuluh Perikanan menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) Nomor PER/19/M.PAN/10/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk penyuluhan perikanan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban secara penuh yang diberikan oleh pejabat yang berwenang. Dari rumusan pengertian tersebut terlihat bahwa Penyuluh Perikanan sebagai salah satu komponen dalam penyuluhan memegang peran yang sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan perikanan, dalam arti bukan saja kuantitas tetapi juga kualitas penyuluh perikanan. Mengingat perannya yang strategis itu, maka pemerintah memberi perhatian khusus pada pengembangan kualitas jabatan fungsional Penyuluh Perikanan melalui penetapan kebijakan pembinaan yang intinya untuk mendorong terwujudnya Penyuluh Perikanan yang profesional. Salah satu kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas Penyuluh Perikanan adalah ditetapkannya Penulisan dan Presentasi Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu prasyarat untuk menduduki jenjang jabatan Penyuluh Perikanan Utama, hal ini secara tegas dinyatakan dalam Pasal 29 PERMENPAN Nomor PER/19/M.PAN/10/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya. Pasal 29 ayat (1) PermenPAN Nomor: PER/19/M.PAN/10/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya menyebutkan bahwa “untuk dapat diangkat dalam jabatan atau kenaikan jabatan menjadi Penyfuluh Perikanan Utama disamping memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan wajib mempresentasikan karya tulis ilmiah”. Selanjutnya ayat (2)
menyebutkan “ketentuan lebih lanjut mengenai presentasi karya tulis ilmiah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan selaku pimpinan instansi pembina”. Ketentuan diatas menjadi prasyarat mutlak yang harus dipenuhi oleh penyuluh dalam kenaikan jabatan penyuluh perikanan utama dan derivasi regulasi yang harus ditindaklanjuti oleh instansi pembina, yaitu KKP dalam pembuatan peraturannya. Penegasan terhadap urgensi pembentukan peraturan juga tertera dalam Pasal 14 ayat (1) Peraturan Bersama MKP dan Kepala BKN Nomor : PB.01/MEN/2009 Nomor : 14 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya. Didalamnya termaktub “untuk dapat diangkat dalam jabatan atau kenaikan jabatan menjadi Penyuluh Perikanan Utama pangkat Pembina Utama Madya golongan ruang IV/d disamping memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan wajib mempresentasikan karya tulis ilmiah”. Ayat berikutnya linier dengan Peraturan MenPAN, bahwa “ketentuan lebih lanjut mengenai presentasi karya tulis ilmiah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan selaku pimpinan Instansi Pembina”. Berdasarkan uraian diatas, maka sangat terang, bahwa untuk menuju jenjang jabatan penyuluh perikanan utama, maka terdapat kualifikasi yang harus dipenuhi oleh penyuluh perikanan madya. Substansi yang dikemukakan terdiri atas dua klausula inti. Pertama, pemenuhan angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan dan kedua, kewajiban presentasi karya tulis ilmiah. Pemenuhan angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan terdapat dalam lampiran VI untuk S1/D IV dan Lampiran VII untuk S2 sesuai PermenPAN Nomor: PER/19/M.PAN/10/2008. Kenaikan jenjang jabatan dari Penyuluh perikanan madya menuju penyuluh perikanan utama dari golongan IV/c ke IV/d membutuhkan perolehan angka kredit sebesar 150 (hasil diskresi 850-700). Perolehan angka kredit tersebut harus memenuhi proporsi 80% dari unsur utama dan 20 % dari unsur penunjang.
Kewajiban presentasi karya tulis ilmiah sebagai prasyarat kenaikan jenjang jabatan memang tidak memiliki bobot penilaian angka kredit, namun demikian menjadi sedemikian urgen dalam penentuan kenaikan jenjang jabatan. Hal ini tentu menjadi sangat menarik untuk diulas, betapa penyuluh perikanan adalah rumpun ilmu hayat yang memuat kaidah filosofi mendalam, memorable (patut diingat), dan penuh penghargaan terhadap rekam jejak penyuluhannya. Karya tulis ilmiah dapat didefinisikan sebagai laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Definisi yang lebih kompleks dapat dikemukakan bahwa pengertian karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah yang logis dan empiris1. Karya tulis ilmiah dapat dipilah dalam dua kelompok yaitu: (a) karya tulis ilmiah yang merupakan laporan hasil pengkajian/penelitian, dan (b) karya tulis ilmiah yang berupa tinjauan/ulasan/ gagasan ilmiah. Meskipun keduanya berbeda, namun sebagai tulisan yang bersifat ilmiah terdapat beberapa ciri yang menunjukkan kesamaan antara lain2: 1. hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan 2. kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah 3. kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah 4. tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya Konten karya tulis ilmiah oleh penyuluh perikanan harus dapat menunjukkan kualitas keilmuan yang mengacu kepada kebenaran ilmiah. Selain mengetengahkan kajian yang menunjung penerapan
1
Dikutip dari internet Rabu 12 Februari 2014, Pukul 10.30 WIB, Haryanto, S.Pd dalam tulisan “Pengertian Karya Tulis Ilmiah dan Contoh Karya Tulis Ilmiah” 2 Ibid
metodologi juga secara fisik sesuai dengan kaidah tata cara penulisan karya tulis ilmiah sebagaimana disyaratkan. Karenanya sangat wajar apabila sintesis penyuluhan perikanan menjadi nilai tukar tertinggi untuk dikristalkan dalam sebuah karya tulis. Ditempa melalui proses panjang dan berkelanjutan, penyuluh perikanan telah sewajarnya dapat merumuskan sari pati pemikiran dengan kaidah penulisan yang akan memberikan manfaat riil dalam bidang perikanan. Terlebih idiom dimaksud akan banyak memunculkan kesadaran individu serta self of belonging yang kuat dari penyuluh terhadap subsektor perikanan. Sintesis sebagaimana termaktub dalam KBBI adalah 1 paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras; 2 penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus3. Eksistensi penyuluh perikanan diuji dan tampak memiliki porsi perhatian lebih besar didalamnya. Rekam jejak dan profesionalitas penyuluh perikanan tertuang dalam kaidah hukum umum dan dapat diterima sebagai implementasi peraturan khusus penyuluhan perikanan. Tidak mudah untuk menjadi mahaguru, analog tersebut ditujukan untuk pertimbangan bahwa penyuluh perikanan madya yang akan menuju penyuluh perikanan utama bukanlah sembarangan. Konsekuensi logis dari masuknya penyuluh dalam jenjang tersebut menuntut profesionalitas, kontribusi pemikiran yang cergas dan mendalam terhadap penyuluhan perikanan, serta mumpuni dalam kaidah-kaidah penyuluhan. Disamping itu hal yang utama adalah sumbangsih metodologis yang diperlukan dalam pembangunan perikanan. Metode baru dalam pengembangan penyuluhan perikanan dibutuhkan untuk mengangkat kembali kiprah penyuluhan ditengah masyarakat. Bukan tanpa alasan, metode konvensional yang telah dirumuskan selama ini belum mampu membawa biduk penyuluhan perikanan dalam lajur yang menggembirakan. 3
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hlm. 1072
Pengakuan dan trust pelaku utama terhadap penyuluh perikanan baru dapat dirasakan manfaatnya apabila kegiatan yang dijalankan sebagai manifestasi kebijakan instansi dapat efektif dijalankan. Kalibrasi yang jujur akan menentukan segmen penerimaan masyarakat terhadap penyuluh ditengah wilayah binaannya. Diharapkan karya tulis penyuluh perikanan utama nantinya dapat memberikan pemikiran gemilang melalui sumbangsih pemikiran dan metodologi kedepannya. Karya tulis tersebut nantinya dapat diadopsi menjadi irisan besar dalam pengambilan kebijakan penyuluhan perikanan. Sehingga sifat kontribusinya benar-benar membawa nilai manfaat yang besar dan dirasakan pelaku utama. Harapan utama dari implementasi peraturan pedoman karya tulis ilmiah ini adalah menciptakan penyuluh perikanan yang mumpuni dalam penyuluhan dan ahli dalam bidang perikanan. Kompetensi dalam menuangkan konseptual penyuluhan mendorong kontiguitas (keadaan bersentuhan, baik dalam arti ruang dan waktu) yang massif tercipta antara penyuluh perikanan dengan pelaku utama ditingkat lapang melalui terapan kajian yang telah dibuat. Kondisi yang demikian memberikan nilai manfaat yang besar dalam pembangunan penyuluhan perikanan kedepannya. Akhirnya, dengan ditetapkannya kewajiban Penulisan dan Presentasi Karya Tulis Ilmiah bagi Penyuluh Perikanan Madya yang akan menduduki jabatan Penyuluh Perikanan Utama, eksistensinya bukan hanya menjembatani jabatan penyuluh perikanan madya yang akan menapaki jenjang karir lebih tinggi ke jabatan penyuluh perikanan utama, melainkan juga diekspektasikan bagi kontribusi metodologis dan kajian konseptual lainnya yang mendorong terciptanya kebijakan penyuluhan perikanan yang feasible (dapat dilaksanakan) ditingkat lapang. Selamat berkarya para penyuluh perikanan, tunjukkan dharma baktimu dalam karya terbaik untuk kemajuan pembangunan. Semoga sukses dan bravo penyuluh perikanan!!!.