Menjadi Pelaku Firman yang Setia Yak. 19-27
Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20).
PENDAHULUAN
Tujuan Penulisan Surat Yakobus: (1) untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka, (2) untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan (3) untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.
1. Menerima Firman dengan rendah hati • Penerimaan Firman dalam hal ini berhubungan langsung dengan kondisi hati manusia. Atau dengan kata lain, menerima Firman sebagai bagian tindakan untuk memerangi amarah, membuang segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak. • Sekalipun surat ini ditujukan kepada orang Kristen Yahudi, tetapi tetap saja pola hidup yang selalu dipenuhi amarah, tindakan yang kotor dan kejahatan masih berpotensi dilakukan manusia. Secara langsung Yakobus menyatakan bahwa kejahatan itu semua ketika hendak disingkirkan harus segera diisi dengan firman Allah. Kalau ada yang berusaha membuang semuanya tetapi tidak dengan segera mengisi hatinya dengan firman maka peluang untuk jatuh kembali sangat besar. • Hati yang telah tercemar merupakan kendala yang sangat besar untuk menerima firman.
Merupakan tantangan dan masalah yang besar bagi Orang Kristen penerima surat dan kita pada masa kini untuk membuang segala kejahatan. Itu sebabnya, Yakobus menambahkan kata rendah hati yang berarti mau diajar, mengakui kebenaran selain dirinya, mengakui otoritas Allah yang berdaulat, dan siap berjalan tidak untuk memuaskan dirinya. Orang yang tinggi hati memusatkan segala sesuatu untuk dirinya sendiri, sehingga hanya dia saja yang disanjung dan dia yang tertinggi di atas segalanya. Sehingga tidak mau mendengar orang lain dan mengakui dosa dan kesalahannya. Orang yang seperti adalah orang yang congkak yang merupakan musuh utama Allah. Baranga siapa tidak menerima firman dengan rendah hari, ia sedang congkak di hadapan Allah, dan hal ini berarti dia menaruh dirinya menjadi musuh Allah yang utama (Yak. 4:6, 16; 1 Pet. 5:5).
2. Melakukan firman dg Setia Orang yang dapat melakukan Firman adalah orang yang bersedia menerima Firman. Tetapi orang yang menerima Firman belum tentu melakukan Firman. Itulah sebabnya, gagasan ini berkembang dalam ayat 2, setelah menerima dengan rendah hati, Yakobus mengarahkan kepada melakukan firman. Baik menerima firman dan melakukan merupakan 2 hal yang sulit, namun teramat sulit diantaranya ialah melakukan karena menuntut pengorbanan.
Menurut Firman Allah, siapa saja yang mendengar firman dan tidak melakukannya adalah menjadi seorang penipu (1:22). Tetapi yang lebih parah ialah penipuan itu dilakukan kepada dirinya sendiri. Ini adalah kemalangan yang paling fatal. Orang biasanya menipu orang lain untuk menyelamatkan dirinya atau menguntungkan dirinya sendiri. Katakanlah misalnya dalam hal janji, ketika seseorang menipu orang lain dalam janji ia berusaha menyelamatkan integritasnya di hadapan orang lain sehingga ia menipu dengan memberikan banyak alasan. Demikian juga dalam penipuan bisnis, tentunya dilakukan agar dirinya beruntung. Tetapi apa jadinya jika dirinya sendiri yang ditipunya? Ini adalah kemalangan yang fatal.
3. Mewujudkan Dampaknya A. Berbahagia oleh perbuatannya Kapan terakhir kita merasa bahagia dengan yang kita lakukan? Apakah kita sudah puas?, yakin hal itu berguna bagi kita? Itu bukanlah petunjuk kebahagiaan. Apakah kita yakin bahwa yang kita perbuat telah memuaskan hati Allah? Apakah yang kita perbuat berguna bagi banyak orang? Menjadikan orang lain memuliakan Allah?. HANYA KETIKA KITA MELAKUKAN FIRMAN ALLAH MAKA KITA AKAN BAHAGIA DENGAN PERBUATAN KITAKARENA PASTI MEMULIAKAN ALLAH.
B. Mentransformasi Ibadah - Mengekang Lidahnya - Mengunjungi yatim piatu & janda-janda - menjaga diri tidak dicemarkan dunia. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka (Yak. 3:6)... tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah (Yak.3:8-9)
Berapa banyak orang saleh di antara kita yang sungguhsungguh mengasihi orang yang susah? Berapa banyak di antara kita yang sungguh2 menghargai orang yang miskin dan tidak terpandang? Ini merupakan KESUKAAN HATI ALLAH YANG HILANG DARI HATI UMATNYA PADA MASA KINI. Hari demi hari kita menikmati kebahagian dan berkat Allah hanya bersama mereka yang sama statusnya dengan kita... PENGABAIAN ORANG HINA ADALAH PENGABAIAN TERHADAP DIRI YESUS.
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku... Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku (Mat. 25:40,45)
PELAKU FIRMAN ADALAH ORANG YANG TIDAK TERCEMARKAN OLEH DUNIA... Dunia memang telah tercemar, tetapi masalahnya adalah apakah kita harus ikut tercemar atau dapat memberi penawar racun pencemaran itu. Dalam kehidupan kita sehari-hari, apa yang paling nyata dilihat orang bahwa kita menjadi pelaku FIRMAN. Apakah ada perbedaan mencolok yang membedakannya, atau beda tipis atau tidak ada perbedaan sama sekali? Tantangannya, adalah bagaimana orang melihat bahwa kita pelaku FIRMAN, dan dapat memberikan obar penawar bagi DUNIA yang TERCEMAR. JIKA KITA SAMASAMA-SAMA TERCEMAR, MAKA TIDAK ADA BEDANYA DENGAN DUNIA, DAN KEUNIKAN PANGGILAN HIDUP KRISTEN YANG TELAH DITEBUS DENGAN DARAH KRISTUS YANG MAHAL MENJADI SIASIA-SIA
MARILAH KITA MENJADI PELAKU FIRMAN: 1. MENERIMA FIRMAN 2. MELAKUKAN FIRMAN 3. MEWUJUDKANNYA DALAM KEHIDUPAN KITA. TUHAN YESUS MEMBERKATI.