Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MATERI SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM BASED LEARNING Diah Hafizhotul Husna Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Corresponding author:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa pada materi pokok sumber daya alam di kelas V MIS ArRasyid melalui metode pembelajaran Problem Based Learning. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Dalam siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan, siklus II dan siklus III terdiri dari 1 kali pertemuan. Setiap siklus terdapat kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V MIS Ar-Rasyid Desa Tadukan Raga Kec. STM Hilir Deli Serdang sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Sedangkan objek penelitian ini adalah tingkat kemampuan dalam materi sumber daya alam kelas V-a MIS AR-RASYID dengan menerapkan metode Problem Based Learning.Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I terdapat 4 orang siswa yang tuntas (19,04%) yang memperoleh kategori kemampuan menyelesaikan soal cerita masih sangat rendah dan 17 siswa yang belum tuntas (80,95%) atau mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 50,09. Pada siklus II diperoleh 10 orang siswa yang tuntas (47,61%) yang memperoleh kategori rendah dan 11 orang siswa yang belum tuntas (52,38%) dengan rata-rata kelas 71,80. Pada siklus III diperoleh 18 orang siswa yang tuntas (85,71%) yang memperoleh kategori kemampuan tinggi (mencapai ketuntasan belajar), dan 3 orang siswa yang tidak tuntas (14,29%) dengan rata-rata kelas 77,90. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pada materi sumber daya alam IPA pada mata pelajaran IPA sehingga metode ini dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran. Kata kunci : kemampuan siswa, metode problem based learning PENDAHULUAN Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.Sedangkan Barrow mendefinisikan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman atas resolusi suatu masalah.Jadi dapat disimpulkan bahwa metode Problem Based Learning adalah salah satu metode yang diduga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal cerita. Dan diharapkan dengan diterapkannya metode Problem Based Learning siswa dapat meningkatkan semangat dan motivasinya dalam belajar serta siswa tidak lagi merasa bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang ditakuti, melainkan dapat menjadikan matematika sebagai suatu permainan teka-teki yang menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari.Adapun identifikasi masalah yaitu : Kurangnya keaktifan siswa di dalam kelas, sehingga siswa hanya mendengar penjelasan dari guru,Siswa kurang latihan untuk mempelajari soal-soal IPA, Metode pembelajaran yang dipilih guru kurang efektif dan kurang menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA .Mencermati tujuan penelitian di atas maka penelitian ini diharapkan memiliki 2 manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis Mengembangkan metode pembelajaran secara variatif sehingga memudahkan dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran IPA, Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam menggunakan metode Problem Based Learning. Menurut Tan (2003) Pembelajaran Berbasis Masalah/Problem Based Learning (PBL) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Selanjutnya Trianto mengemukakan bahwa Problem Based Learning (PBL) yaitu suatu metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru.Sedangkan menurut Arends (1997), pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Problem Based Learning (PBL) dikembangkan dari filsafat Konstruktivisme, yang menyatakan bahwa kebenaran merupakan konstruksi pengetahuan secara otonom. Artinya, peserta didik akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari seluruh pengetahuan yang telah dimiliki dan dari semua pengetahuan baru yang diperoleh. Hal tersebut dicirikan sebagai berikut: Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan lingkungan belajar, pergulatan dengan masalah dan proses inquiry masalah menciptakan disonasi kognitif yang menstimulasi belajar, pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 222
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
dan evaluasi terhadap keberadaan sebuah sudut pandang. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan prinsip permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan peserta didik secara aktif melalui kerja tim dengan tujuan peserta didik mampu berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah. Karakteristik Problem Based Learning (PBL) Secara umum, Min Liu (2005) menjelaskan karakteristik Problem Based Learning (PBL) yaitu: a) Learning is student-centered; b) Authentic Problems form the organizing focus of learning; c) New information is acquired through selfdirected learning; d) Learning occurs in small groups; dan e) Teacher act as facilitator. Beberapa tujuan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah: Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah,PBL memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret, tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. Berdasarkan pendapatnya, PBL memiliki implikasi: Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas, Memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, sehingga memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap fenomena itu secara mandiri. Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Sintaks atau langkah-langkah pembelajaran metode Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut: a) Orientasi siswa kepada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menguraikan kebutuhan yang diperlukan bagi pemecahan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang telah dipilih siswa bersama guru, maupun yang dipilih sendiri oleh siswa; b) Mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan siswa untuk belajar. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas siswa dalam belajar memecahkan masalah; dan c) Memandu investigasi mandiri maupun investigasi kelompok. Guru memotivasi siswa untuk membuat hipotesis, pengumpulan informasi, data yang relevan dengan tugas pemecahan masalah. Pengertian Sumber Daya Alam Yosaphat Sumardi dan Ammy Syulasmi (2007), menyatakan bahwa, Sumber daya alam adalah bahan dari bumi yang berguna bagi manusia. Bumi mempunyai banyak sumber daya alam yang berharga bagi manusia. Beberapa diantaranya dimasukkan dalam kelompok sumberdaya alam yang dapat diperbaharui seperti tanah, air dan benda hidup. Sumber daya alam lainnya adalah kelompok sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui,misalnya mineral, batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Macam-macam sumber daya alam antara lain: a) Tanah merupakan hasil proses pelapukan dan merupakan campuran batu-batuan lapuk dana humus; b) Air saat ini orang cendrung menerima persediaan air tawar mereka sebagaimana adanya; c) Mineral digunakan untuk membuat barang-barang mulai dari bola lampu sampai baja; d) Minyak dan gas alam adalah campuran senyawa hidrokarbon yang tersusun dari sebagian besar karbon dan hidrogen , dengan sejumlah kecil belerang, nitrogen dan unsur unsur lainnya; dan e) Batubara, sebagian besar geologi menganggap bahwa batu bara termasuk dalam batuan sedimen yang terbentuk secara biokimia. Sumber daya alam dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.sumber daya alam juga dapat digunakan sebagai komoditi yang memberikan nilai ekonomis.manusia telah banyak berusaha untuk mengeruk sumber daya alam makin lama makin berkurang jumlahnyaatau setidaknya berkurang kualitasnya. Pengerukan sumber daya alam seringkali juga mengakibatkan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk melestarikan sumber daya alam. Adapun manfaat dan pelestariannya seperti berikut: a) Tanah. Tanah mengandung air dan mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk membuat makanan. Oleh karena itu, tanah diperlukan makhluk hidup untuk mempertahankan keberadaannya; b) Air. Ada banyak cara dalam pemecahan masalah kebutuhan air. Salah stunya pembuatan bendungan dapat menampung air hujan, membantu pengendalian banjir, membangkitkan tenaga listrik, dan menyediakan tempat rekreasi; c) Mineral. Beberapa strategi untuk mengatasi penurunan sumber daya mineral antara lain: melakukan daur ulang. Bahan bahan mineral bekas seprti kertas bekas, kaleng, dan botol bekas tempat minuman, peralatan besi, dan baja bekas sebenarnya dapat dilebur kembali dan dibentuk menjadi perkakas baru; dan d) Minyak bumi, gas alam, dan batubara. Pelestariannya seharusnya merupakan pusat kebijakan penggunaan energi yang dapat menurunkan biaya produksi barang, memberikan keuntungan ekonomis bagi industri dan penghematan pemakaian. PEMBAHASAN Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melaui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di MIS AR-RASYID, yang beralamat di Desa Tadukan Raga Kecamatan STM Hilir. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2015/2016 dalam waktu dua bulan terhitung mulai bulan Februari sampai Maret 2016 yang urutan kegiatannya diawali dari pengadaan persiapan sampai pada penyusunan skripsi (laporan penelitian). http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 223
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Hasil dan pembahasan Tabel 1. Nilai Rekapitulasi Hasil Siswa
No
Nilai rata-rata
Pretest
25,14
Siklus I
50,09
Siklus II
71,80
Siklus III
77,90
Nilai persentase ketuntasan siswa Tuntas
Tidak tuntas
9,53 % (2 siswa) 19,04% (4 siswa) 47,61% (10 siswa) 85,71% (18 orang)
90,47 % (19 siswa) 80,95% (17 siswa) 52,38% (11 orang) 14,29 % (3 orang)
Peningkatan ketuntasan (%)
9,51% 28,57% 38,10%
Rekapitulasi hasil penelitian mulai dari pretest, postest I, postest II, dan postest III dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 1. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa tingkat kemampuan siswa menyelesaikan soal di kelas V MIS Ar-Rasyid mengalami peningkatan pada tiap indikator dan pada tiap siklus. Hal ini terlihat dari tabel dibawah ini: Tabel 2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Kemampuan pada setiap siklus TKMSC (Post TKMSC (Post TKMSC Kriteria Tingkat Kemampuan test) I test) II (Post Test) III 90 – 100 Sangat Tinggi 0 5 4 80 – 89 Tinggi 2 4 8 65 – 79 Sedang 2 5 6 55 – 64 Rendah 3 3 0 0 – 54 Sangat Rendah 14 4 3 21 21 21 Rata-rata Kelas 50,09 71,80 77,90 Persentase ketuntasan klasikal 19,04% 47,61% 85,71% Persentase yang tidak tuntas 80,95% 52,38% 14,29% Hasil selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut:
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 224
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Gambar 2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Persentase kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal mengalami peningkatan. Hal ini terbukti adanya peningkatan siswa pada kategori memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian dan mengecek kembali jawaban hingga jawaban tersebut tepat. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Polya bahwa pemecahan masalah dalam ipa terdiri atas empat langkah pokok, yaitu: memahami masalah, membuat rencana untuk menyelesaikan masalah, melaksanakan penyelesaian soal, memeriksa ulang jawaban yang diperoleh.Dengan partisipasi siswa yang aktif dan interaktif selama proses pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi lebih hidup dan menyenangkan yang pada akhirnya kemampuan menyelesaikan soal dalam materi sumber daya alam IPA siswa Kelas V MIS Ar-Rasyid meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Martinis Yamin pembelajaran berbasis masalah (Problem Based learning) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang memberi kondisi belajar aktif kepada peserta didik dalam kondisi dunia nyata.Dengan demikian dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA materi Sumber daya alam di kelas V MIS Ar-Rasyid tahun ajaran 2015/2016 dapat meningkatkan kemampuan siswa yang berupa hasil belajar dari soal yang diberikan. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah di paparkan dapat disimpulkan bahwa : Pada tes awal sebelum diberikan tindakan terlihat bahwa nilai rata-rata kelas adalah 25,14 dan jumlah persentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 9,53% (2 siswa) dan yang belum tuntas 90,47% (19 siswa), Pada tindakan siklus I dengan menggunakan metode pembelajaran problem based learning diperoleh nilai rata-rata kelas 50,09 dengan persentase ketuntasan klasikal 19,04% (4 orang siswa), siswa memperoleh kategori kemampuan sangat rendah dalam menyelesaikan soal dan yang belum tuntas 80,95% (17 orang siswa) dengan nilai rata-rata observasi aktivitas siswa yaitu 2,5. Pada siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran problem based learning diperoleh nilai rata-rata kelas 71,80 dengan persentase ketuntasan klasikal 47,61% (10 orang siswa), siswa memperoleh kategori kemampuan sangat rendah dalam menyelesaikan soal dan yang belum tuntas 52,38% (11 orang siswa) dengan nilai rata-rata observasi aktivitas siswa yaitu 3,08. Pada siklus III dengan menggunakan metode pembelajaran problem based learning diperoleh nilai rata-rata kelas 77,90 dengan persentase ketuntasan klasikal 85,71% (18 orang siswa), siswa memperoleh kategori kemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal cerita dan yang belum tuntas 14,29% (3 orang siswa) dengan nilai rata-rata observasi aktivitas siswa yaitu 3,66, Penggunaan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal pada mata pelajaran IPA materi Sumber daya alam di kelas V MIS Ar-Rasyid Desa Tadukan Raga Kecamatan STM Hilir Tahun Ajaran 2015/2016. REFERENSI Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenada Media Grup. Arikunto, Suharsimi .2008. PenelitianTindakanKelas. Jakarta : PT Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi, 2005. Dasar–DasarEvaluasiPendidikan.Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Arsyad, Azhar.2011.Media Pembelajaran. Jakarta: RajawaliPers Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010 http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 225
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Ghony, Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN Malang Press Gintings, Abdorrakhman. 2010. Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung: Humaniora Istarani. 2013. PenelitianTindakan Kelas. Medan : Media Persada. Mardianto. 2014. Psikologi Pendidikan. Medan : Perdana Publishing Mardianto.2012.Psikologi Pendidikan : Landasan Untuk Pengembangan Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing Mulyasa, E . 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Purba, Edward. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Medan: Unimed Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers Salim dan Syahrum. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Citapustaka Media. Salminawati. 2012. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Citapustaka Media Sukardjo, M. dan Ukim Komarudin, 2010, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Pers Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Suyadi. 2013.Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya wijaya , Candra dan Syahrum. 2013.Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Cita Pustaka Wiriaatmadja, Richiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas.: Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press Yosaphat Sumardi dan Ammy Syulasmi. 2007. Konsepdasar IPA SD . Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 226