MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM CREATING MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TULUNGAGUNG Endro Purwanto Guru SMP Negeri 3 Tulungagung ABSTRACT: Based on the preliminary observation in SMPN 3 Tulungagung, have been obtained if there were no special efforts to increase the ability of problem solving through the Problem CreatingLearning on the students. This research was a class-action research which collaboratively conducted between the researcher as a teacher and mathematic teachers and peers as observers. The research subject was the students of VII,9 which amount 29 students. The data has been collected by (1) the learning process, (2) observation of the students’ activities during the learning process, (3) observation of the teachers’ activities during the Problem Creating-Learning, (4) Analysis of Students work based on the answers of the Students Worksheet, (5) Achievement test. On the problem creating-learning, in order to increase the ability of problem solving on the students, the researcher suggests to the teachers to : allocate the time carefully in designing the lesson plan and managing the learning process, to arrange, to supervise and to lead the students so they would optimally do the team work. Keywords : Problem Solving, Problem Creating-Learning, Ratio.
Proses pembelajaran di sekolah masih
didominasi
oleh
sesuai dengan fakta bahwa mayoritas
sebuah
proses belajar mengajar di Indonesia
paradigma yang menyatakan bahwa
masih dilakukan dengan metode
sebuah
(knowledge)
ceramah,
mencatat
fakta-fakta
langsung
mengerjakan
pengetahuan
merupakan
perangkat
dan
soal-soal.
yang harus dihafal. Di samping itu,
Guru
situasi kelas sebagian besar masih
mengajarkan tentang konsep-konsep
berfokus pada guru (teacher) sebagai
bukan kompetensi, tujuannya adalah
sumber utama
pengetahuan, serta
siswa mengetahui sesuatu bukan
penggunaan metode ceramah sebagai
mampu untuk melakukan sesuatu,
pilihan
belajar
dan pada saat proses pembelajaran
mengajar. Salah satunya dengan
siswa lebih banyak mendengarkan.
mengembangkan
(Kholik, 2011).
strategi,
utama
model,
strategi
pendekatan, dan
metode
pembelajaran yang sudah ada. Hal ini
mengajar
materi
lebih
banyak
Dari hasil observasi awal dan wawancara
siswa
diperoleh
Endro Purwanto: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Problem Creating Materi Perbandingan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 3 Tulungagung, Aprilr 2015
66
kesimpulan
sementara
rendahnya
bahwa
tertarik untuk mengadakan penelitian
belajar
materi
dengan
disebabkan
karena
Kemampuan Pemecahan Masalah
hasil
perbandingan
“Meningkatkan
judul
kurang tepatnya model pembelajaran
Melalui
yang digunakan, sehingga siswa
Creating
tidak
Siswa Kelas VII
tertarik
pembelajaran bermuara
pada
mengikuti
matematika
dan
rendahnya
hasil
Pembelajaran Materi
Perbandingan SMP Negeri 3
Tulungagung”. bertujuan
Problem
Penelitian
untuk
ini
memperoleh
belajar siswa. Model pembelajaran
langkah-langkah
pembelajaran
yang
Problem
yang
umumnya
matematika
digunakan
untuk
guru
menjelaskan
Creating
meningkatkan
dapat
kemampuan
materi perbandingan adalah berupa
pemecahan
ceramah konsep diselingi sedikit
perbandingan Siswa Kelas VII SMP
tanya
Negeri 3 Tulungagung.
jawab,
pemberian
contoh,
diikuti penugasan berupa pemberian
materi
METODE
latihan mengerjakan soal-soal secara individu.
masalah
Penelitian
ini
merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Untuk
mendukung
Penelitian
Tindakan
pembelajaran yang bersifaf inovatif
(classroom
action
dari guru maka diperlukan suatu
merupakan salah satu jenis penelitian
pembelajaran yang membuat guru
yang
lebih inovatif dan siswa akan lebih
masalah-masalah yang dihadapi guru
aktif.
yang
Barlow
kegiatan
(2010)
dalam
berupaya
berkaitan
Kelas research)
memecahkan
dengan
proses
penelitiannya memaparkan bahwa
pembelajaran di kelasnya sendiri.
dengan pembelajaran yang dilakukan
Model
dengan menggunakan pembelajaran
Tindakan Kelas (PTK) yang paling
problem creating siswa lebih aktif
umum digunakan adalah model dari
dan tertantang dalam memecahkan
Kurt Lewin, sebagai orang yang
masalah dan guru menjadi inovatif
pertama
kali
menciptakan masalah. Berdasarkan
penelitian
tindakan
pada
yang
research. Komponen pokok dalam
sudah dijelaskan di atas peneliti
penelitian tindakan Kurt Lewin yaitu:
uraian
permasalahan
atau
desain
Penelitian
memperkenalkan atau
Endro Purwanto: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Problem Creating Materi Perbandingan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 3 Tulungagung, Aprilr 2015
action
67
1)
Perencanaan
2)
berupa nilai yang diperoleh dari tes
Tindakan (acting), 3) Pengamatan
hasil belajar siswa. Setelah data tes
(observing)
terkumpul maka tes diberi nilai
dan
(planning),
4)
Refeksi
(reflecting).
sesuai dengan pedoman penilaian.
Pengumpulan
data
yang
Pada penelitian ini dikatakan berhasil
diperoleh dalam penelitian ini berupa
jika
observasi aktivitas siswa memberi
belajar
tanda
lembar
sekurang-kurangnya 75% siswa di
observasi yang telah disediakan.
kelas mencapai taraf nilai minimal
Aspek yang diobservasi meliputi
75.
kegiatan
HASIL
checklist
pada
pembelajaran
mulai
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
penutup.
Analisis
data
hasil
persentase
siswa
ketuntasan
secara
PENELITIAN
klasikal
DAN
PEMBAHASAN Data
Pengamatan
proses
dilaksanakan setelah data terkumpul.
pembelajaran matematika Problem
Analisis data yang dilakukan dalam
Creating
penelitian ini adalah analisis data
Pengamat II pada pertemuan I dan
kualitatif, tentang aktivitas siswa
pertemuan II dapat dilihat pada tabel
selama
berikut.
proses
pembelajaran
dari pengamat I dan
berlangsung dan data kuantitatif Tabel 1 Data Proses Pembelajaran Pertemuan I dan Pertemuan II Pertemuan
I Persentase Rata-rata II Persentase Rata-rata Total Persentasi nilai rata-rata Pertemuan
I Persentase Rata-rata II Persentase Rata-rata Total Persentasi Nilai Rata-rata Siklus I Persentasi Nilai Rata-rata
Pengamat I Aktifitas Guru dan Siswa AG AS 61 57 (81%) (81%) 61 58 (81%) (83%) 61(81%) 82 (82%) Pengamat II Aktifitas Guru dan Siswa AG AS 64 60 (85%) ( 86%) 63 58 (84%) (83%) 63,5(85%) 59( 85%) 62,5 58,25 (83%) (83%)
Kemampuan Memecahkan Masalah Diskusi Presentasi 20 21 (80%) (84%) 21 23 (84%) (92%) 20,5(83%) 22(88%) Kemampuan Memecahkan Masalah Diskusi Presentasi 21 21 (84%) (84%) 22 24 (88%) (96%) 21,5 (86%) 22,5(90%) 21 22,25 (84%) (89%)
Endro Purwanto: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Problem Creating Materi Perbandingan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 3 Tulungagung, Aprilr 2015
68
Pada
siklus
I
setelah
perbandingannya menjadi 3 : 4.
pertemuan pertama dan pertemuan
Tentukan kedua bilangan itu.
kedua diberikan tes hasil belajar
Jawaban dituliskan.
untuk mengetahui kemampuan siswa
siswa
yang
dalam memecahkan masalah pada materi perbandingan senilai. Berikut soal
dan
jawaban
siswa
yang
dikerjakan secara mandiri. Tentukan perbandingan a, b,
Dari jawaban di atas terlihat
dan c. Jika a : b = 7 : 4 dan b : c = 18
bahwa siswa belum menuliskan cara
: 11
yang tepat dalam menyelesaikan Jawaban siswa yang ditulis
adalah sebagai berikut.
masalah
soal
benar.
menjawab
kemudian
siswa sudah menuliskan jawaban yang benar dalam menyelesaikan masalah pada soal perbandingan Langkah-langkah
seperti
pada bagian diketahui ditanyakan, jawab, dan hasil akhir juga sudah Siswa
juga
sudah
menunjukkan cara penyelesaian yang tepat. Berikutnya soal nomor 2 dan jawaban siswa.
adalah 2 : 3. Jika masing-masing itu
memisalkan
bentuk
linear
dua
aljabar dengan variabel
sehingga ditemukan kedua bilangan tersebut. Berikut soal nomor 3 dan jawaban siswa. Tanti membuat dua macam roti, yaitu roti berisi cokelat dan keju. Untuk membuat 18 roti cokelat memerlukan 4 kg terigu. Untuk membuat 15 roti keju memerlukan 3 kg terigu. Berapa kg terigu yang diperlukan jika Tanti akan membuat 216 roti coklat dan
Perbandingan dua buah bilangan
bilangan
mestinya
menyelesaikan
persamaan Dari jawaban di atas siswa
Siswa
dengan
menggunakan
tampak.
mengenai
perbandingan senilai tetapi hasilnya sudah
senilai.
cerita
ditambah
4,
135 roti keju? Jawaban dituliskan.
siswa
Endro Purwanto: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Problem Creating Materi Perbandingan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 3 Tulungagung, Aprilr 2015
yang 69
pembelajaran
dan
hasil
evaluasi
proses, maka pelaksanaan tindakan pada
siklus
I
perlu
dilakukan
perbaikan. Keputusan ini didasarkan Dari jawaban di atas terlihat
pada hasil evaluasi proses sebagai
bahwa siswa belum menuliskan cara
kriteria pokok menunjukkan hasil
yang tepat dalam menyelesaikan
belajar
masalah
memenuhi
soal
cerita
mengenai
secara
klasikal
kriteria
kurang
ketuntasan.
perbandingan senilai tetapi hasilnya
Deskripsi kekurangan pembelajaran
sudah benar.
pada
Hasil yang diperoleh dalam pengamatan
selama
proses
siklus
pembelajaran
I
dan
pada
perbaikan siklus
II
ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2 Pembelajaran pada siklus 1 No 1
2
3
Kelemahan siklus 1 Pembelajaran Problem Creating cenderung menggunakan waktu yang lama. Pada saat presentasi, menyita cukup banyak waktu bagi siswa untuk menyampaikan hasilnya
Penyebabnya Terdapat beberapa siswa yang belum siap untuk duduk berkelompok guru meminta siswa untuk menuliskan di papan tulis
Perbaikan Pada saat pergantian jam siswa sudah duduk berkelompok dan guru hendaknya mengatur waktu dengan lebih efisien
Presentasi yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran siklus 1 hanya terbatas pada beberapa kelompok saja.
Siswa atau kelompok lain belum berani mendiskusikan hasil kelompok di depan kelas
Untuk meningkatkan proses agar berjalan optimal, maka diperlukan presentasi oleh keseluruhan kelompok yang dilakukan secara bergilir dengan waktu yang tersedia
Pada
siklus
II
setelah
Persiapan presentasi dibuatkan oleh guru, sehingga siswa hanya mengisi format di papan tulis, kemudian menyampaikan dalam bentuk lisan. Penulisan di papan tulis dimaksudkan agar hasilnya dapat dibaca oleh kelompok lain yang akan melakukan koreksi terhadap hasil diskusi tersebut.
belajar
untuk
mengetahui
pertemuan pertama dan pertemuan
kemampuan
siswa
kedua peneliti memberikan tes hasil
memecahkan masalah pada materi
Endro Purwanto: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Problem Creating Materi Perbandingan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 3 Tulungagung, Aprilr 2015
dalam
70
perbandingan berbalik nilai.
selama
Soal dan jawaban siswa yang
30
menit
mengalami kejang otot. Agar ia
ditulis adalah sebagai berikut.
sampai
Seorang pemborong memperkirakan
rencana
dapat
kecepatannya?
menyelesaikan
suatu
digaris
finish
semula,
Jawaban
pekerjaan selama 40 hari dengan banyak pekerja 48 orang. Setelah 10
karena
siswa
sesuai berapa
yang
dituliskan.
hari pekerjaan itu berhenti selama 6 hari. Berapa banyak pekerja yang harus ditambahkan agar pekerjaan itu dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan.
Dari jawaban di atas terlihat
Jawaban siswa yang dituliskan.
bahwa siswa sudah menuliskan cara menjawab
yang
tepat
dalam
menyelesaikan masalah soal cerita mengenai Dari jawaban di atas siswa sudah menuliskan jawaban yang
perbandingan
berbalik
nilai. Perbandingan
benar dalam menyelesaikan masalah
peningkatan
pada soal perbandingan berbalik
menggunakan
nilai. Langkah-langkah menjawab
matematika Problem Creating pada
sudah tampak.
siklus I dan siklus II dapat dilihat
Siswa juga sudah
menunjukkan cara penyelesaian yang
proses
tentang pembelajaran pembelajaran
pada Tabel berikut.
tepat. Soal dan jawaban siswa yang ditulis adalah sebagai berikut. Dalam suatu lomba gerak jalan, seorang peserta berjalan dengan kecepatan 6 km/jam agar sampai ke garis finish dalam waktu 5 jam. Setelah 2 jam berjalan ia berhenti Endro Purwanto: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Problem Creating Materi Perbandingan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 3 Tulungagung, Aprilr 2015
71
Tabel 3 Perbandingan Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II. Siklus
Aktifitas Guru dan Siswa
Persentase Rata-rata II
AG 62,5 (83%) 62,5 (83,3%) 62,5 (83,3%)
Persentase Rata-rata Peningkatan
62,5 (83,3%) 0%
I
Berdasarkan
paparan
hasil
AS 58,25 (83%) 58,25 (83%) 65 (92,9%) 65 (92,9%) 9,6%
Kemampuan Masalah Diskusi 21 (84%) 21,6 (86,5%) 23 (94%) 23,5 (95%) 7,5%
Memecahkan Presentasi 22,25 (89%) 24 (96%)
lembar kerja siswa (LKS). Hal
data, maka terdapat temuan-temuan,
tersebut
yaitu siswa mulai berdiskusi dengan
memberikan
anggota kelompoknya. Namun masih
perhatian dan motivasi, respons yang
terdapat siswa
dipelajari, penguatan dan umpan
berdiskusi
yang tidak mau
dalam
kelompok.
dikarenakan
guru
stimulus
telah belajar,
balik pada saat diskusi kelompok. ini
sehingga selama proses pembelajaran
telah
sesuai
berlangsung,
siswa
diberi
Abussalam
kesempatan
bekerja
secara
mengemukakan
dengan
pendapat
(2011)
yang
bahwa
berkelompok untuk menyelesaikan
pelaksanaan
suatu permasalahan secara bersama.
diperhatikan beberapa prinsip belajar
Belajar secara berkelompok dapat
sehingga pada waktu proses belajar
memberi kesempatan siswa untuk
mengajar, siswa melakukan kegiatan
mendiskusikan masalah, menentukan
belajar secara optimal. Ada beberapa
strategi
dan
prinsip belajar yang dapat menunjang
menghubungkan masalah tersebut
timbulnya keaktifan belajar siswa,
dengan masalah-masalah lain yang
yakni stimulus belajar, perhatian dan
telah dapat diselesaikan sebelumnya
motivasi, respons yang dipelajari,
(Hariyanto, 2010).
penguatan dan umpan balik, serta
pemecahannya,
Aktivitas siswa bekerja dan
mengajar
dalam
pemakaian dan pemindahan.
belajar sudah berjalan cukup efektif,
Siswa
dimana siswa dapat berdiskusi dan
mengemukakan
berkolaborasi
menyalahkan
dalam
melakukan
pembelajaran dengan menggunakan
hendaknya
yang
tidak
sudah
berani
pendapat
dan
pendapat
temannya
sesuai
dengan
Endro Purwanto: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Problem Creating Materi Perbandingan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 3 Tulungagung, Aprilr 2015
72
pendapatnya. Suasana terlihat aktif
dalam menanggapinya. Siswa dapat
dan siswa antusias menyelesaikan
menyampaikan
tugas-tugas yang ada di lembar kerja
dengan benar. Walaupun terdapat
siswa (LKS) secara berkelompok.
dua kelompok yang masih belum
Namun
tepat dalam menyampaikan hasil
masih
kelompok
ada
yang
sebagian
pasif
dalam
diskusinya
hasil
tetapi
diskusinya
guru
mengerjakan LKS. Guru hendaknya
membimbing
mengembangkan potensi diri siswa
dengan baik sehingga siswa yang
dengan cara mengemukaan pendapat,
merasa
menyampaikan sanggahan dan lebih
Sudrajat (2011) mengatakan bahwa
aktif dalam jalannya diskusi yang
“guru sebagai pembimbing dituntut
berlangsung
untuk mampu mengidentifikasi siswa
saat
proses
belajar
mengajar.
diskusi
dapat
kesulitan
kelompok
dapat
teratasi.
yang diduga mengalami kesulitan
Siswa mengajukan
lebih pernyataan
berani
dalam belajar, melakukan diagnosa,
dan
prognosa, dan kalau masih dalam
menjawab pertanyaan guru. Namun
batas
masih terdapat juga siswa yang
membantu pemecahannya (remedial
masih pasif dalam mangajukan dan
teaching)”.
menjawab pertanyaan guru . Hal tersebut
dikarenakan
efektivitas
kewenangannya,
Pada
siklus
harus
pertama
kemampuan siswa dalam melakukan
interaksi guru siswa dalam proses
problem
pembelajaran antara lain ditentukan
setelah mendapat bimbingan dalam
oleh faktor komunikasi. Menurut
pembelajaran problem creating, pada
Depdiknas dalam Soetaman (2012)
siklus kedua siswa sudah mampu
keberhasilan interaksi guru-siswa,
menunjukkan kemampuan mereka
salah satunya sangat ditentukan oleh
menyelesaikan
pola komunikasi yang digunakan
perbandingan dalam bentuk soal
oleh guru pada saat berinteraksi
cerita.
dengan siswa di kelas.
kemampuan
Pada
kegiatan
presentasi,
solving
Hal
menciptakan
masih
kurang,
masalah
tersebut
dikarenakan penguasaan
masalah
dibutuhkan
diskusi berlangsung dengan baik dan
seorang guru ketika mengajar siswa
menarik karena kelompok lain aktif
di kelas (Barlow T, 2010). Guru
Endro Purwanto: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Problem Creating Materi Perbandingan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 3 Tulungagung, Aprilr 2015
73
dapat
memusatkan
pada
mengantisipasi jawaban siswa dalam
utama
pembelajaran siklus I dan siklus II,
pada
guru mengantisipasi jawaban siswa
mata pelajarannya. Dengan demikian
dengan memberikan masalah pada
hendaknya
LKS dengan tingkat kesukaran yang
pengembangan
masalah
sebuah konsep atau tujuan
guru dapat
membuat
model masalah. Dengan menciptakan
semakin
masalah
merefleksikan
sendiri,
dihubungkan
maka
dapat
antara pembelajaran
matematika dengan pengalaman dan
dan
belajar. Kemampuan masalah
KESIMPULAN Berdasarkan dan
hasil
analisis
pembahasan
disimpulkan
bahwa
dapat
(5)
mengimplementasi masalah tes hasil
budaya siswa.
data
meningkat;
melalui
Problem
pemecahan pembelajaran
Creating
perbandingan
telah
materi mengalami
langkah
peningkatan dari siklus I ke siklus II.
pembelajaran problem creating yang
Pada siklus I terlihat bahwa ada 11
dapat
kemampuan
siswa dari 29 siswa atau sebesar 38%
adalah
(1)
yang belum mencapai skor minimal
pembelajaran
75, dan sebayak 21siswa dari 29
meningkatkan
pemecahan
masalah
menentukan
tujuan
dengan
memfokuskan
pengertian
pada
perbandingan
menyelesaikan
dan
siswa
atau
sebesar
memperoleh skor
62%
yang
minimal 75.
masalah
Sedangkan pada siklus II terlihat
dan
bahwa ada 3 siswa dari 29 siswa
(2)
yang mendapat nilai di bawah rata-
masalah
rata ketuntasan minimal atau sebesar
berhubungan dengan perbandingan
10% yang belum mencapai skor
yang nanti akan digunakan untuk
minimal 75, dan sebayak 26 siswa
mengukur tingkat pemahaman siswa.
dari 29 siswa atau sebesar 90% yang
(3)
memperoleh skor minimal 75.
perbandingan
senilai
perbandingan
berbalik
menentukan
konteks
menciptakan
meningkatkan
nilai;
masalah
untuk
kemampuan
SARAN
pemecahan masalah pada materi
Dalam pembelajaran materi
perbandingan, perbandingan senilai,
perbandingan dengan pembelajaran
dan perbandingan berbalik nilai. (4)
problem
creating
agar
Endro Purwanto: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Problem Creating Materi Perbandingan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 3 Tulungagung, Aprilr 2015
dapat 74
meningkatkan
kemampuan
menyelesaikan menyarankan
masalah, kepada
peneliti
para
guru
sebagai berikut. Penerapan model pembelajaran problem creating dapat meningkatkan pemecahan masalah siswa, oleh karena itu pembelajaran tersebut hendaknya dapat dijadikan pertimbangan
guru
dalam
mengajarkan pelajaran matematika. Penerapan
pembelajaran problem
creating hendaknya dapat digunakan oleh
peneliti
lain
untuk
melaksanakan atau mengembangkan penelitian
serupa
pada
(Online), http://muhammadkholik.word press.com/2011/11/08/metode -pembelajaran-konvensional/, diakses 31 Maret 2013. Soetaman, Naman. 2012. PTK “Keberanian Berpendapat”. (Online), http://gurumenulis12.blogspot .com/2012/05/ptkkeberanian-berpendapat.html diakses 12 Maret 2013. Sudrajat, Akhmad. 2011. Tentang Pendidikan. (Online), (http://akhmadsudrajat.wordp ress.com/2011/10/17/peranguru-sebagai-pembimbing), diakses 14 Desember 2011
subyek
penelitian yang berbeda. DAFTAR RUJUKAN Abussalam. 2011. Faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar. (online), http://perjanjiankerjadalamisl am.blogspot.com/2011/07/fak tot-yang-mempengaruhikeaktifan.html diakses 1 Februari 2013. Barlow T, Angela, 2010. Teaching Children Mathematics, Building Word Problems What does it take.Amerika: NCTM Volume 17 Nomor 3. Hariyanto, 2010. Pengertian Diskusi Kelompok. (Online), http://belajarpsikologi.com/pe ngertian-diskusi-kelompok/ diakses 29 April 2013. Kholik, Muhammad. 2011. Metode Pembelajaran Konvensional. Endro Purwanto: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Problem Creating Materi Perbandingan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 3 Tulungagung, Aprilr 2015
75