Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tumbuhan Dan Fungsinya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Lemo Nikma A. Manandri, Achmad Ramadhan, dan Bustamin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini bertujuan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan metode tanya jawab pada siswa kelas IV SD Inpres 2 Lemo. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan subyek penelitian sebanyak 24 siswa. Tehnik pengambilan data menggunakan instrumen tes dan observasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil tes kemampuan awal siswa diperoleh DSK sebesar 36.7%, KBK 0% (tidak ada siswa yang tuntas). Hasil tersebut mengalami peningkatan pada siklus I dengan persenase Daya serap klasikal sebesar 65.0%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 75.8%. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I adalah 54.2%, dan mengalami peningkatan pula pada siklus II menjadi 87.5%. Hasil observasi aktifitas guru pada siklus I diperoleh ratarata 52.2% termasuk kategori cukup, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82.5% kategori sangat baik. Hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I diperoleh. 46.7%, kategori cukup, mengalami peningkatan pada siklus II yaitu menjadi 83.3%, kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa hasil belajar siswa pada materi tumbuhan dan fungsinya dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode tanya jawab pada siswa kelas IV SD Inpres 2 Lemo. Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Tanya Jawab I.
PENDAHULUAN Guru merupakan salah satu faktor utama dalam menciptakan dan
melaksanakan proses pembelajaran di kelas sebagai upaya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat mencapai pula tujuan pendidikan secara menyeluruh. Sebagaimana dikemukakan oleh Mulyasa (2007) yang menjelaskan bahwa pada proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang menentukan, karena bagaimana pun keadaan siswa, pada akhirnya tergantung pada guru dalam memanfaatkan kemampuan yang ada. Dalam hal ini guru mempunyai peranan sebagai fasilitator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi bagi peserta didik agar mencapai tujuan yang diharapkan.keberhasilan siswa
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X dalam mencapai tujuan dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar yang baik adalah kegiatan yang melibatkan interaksi aktif khususnya antara guru dan siswa. Guru sebagai pengajar menciptakan suasana
belajar
siswa
yang
didesain
dengan
sengaja,
sistematik,
dan
berkesinambungan. Sedangkan siswa merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Pada kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa saling mempengaruhi dan memberi masukan, karena itulah kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan. Dalam menciptakan dan mengelolah proses pembelajaran, salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh guru adalah kesesuaian proses pembelajaran dengan jenjang pendidikan yang ditempuh siswa (Lumbantobing, 2013). Syah (2004) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada 3 (tiga) yaitu faktor internal yang merupakan faktor dari dalam diri siswa, faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor pendekatan pembelajaran yang meliputi strategi dan metode pembelajaran yang digunakan. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi yang dipelajari. Metode pembelajaran dapat membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal. Guru hendaknya mampu menerapkan metode yang sesuai dan tepat sebagai upaya mancapai keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA) dilakukan dengan berupaya untuk meningkatkan minat siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir serta pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar beserta fenomena-fenomena dan kejadian-kejadian ilmiah yang ditemukan. Tujuan pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibdtidaiyah (SD/MI) dijelaskan yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, guru memiliki peran yang sangat strategis karena guru memiliki tugas merancang dan melakukan proses pembelajaran.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa proses pembelajaran dilakukan sebagai upaya dalam mencapai tujuan maupun kompetensi yang telah ditetapkan. Salah satu materi IPA pada tingkat SD adalah materi tumbuhan dan fungsinya. Materi tersebut dipelajari pada kelas IV. Tumbuhan dapat ditemukan oleh siswa dengan mudah dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam melakukan pembelajaran tentang tumbuhan dan fungsinya, guru dapat melakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau meminta pendapat siswa tentang apa yang telah diketahuinya. Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa ke guru (Sudirman, 1997 dalam Mulyana, 2007). Metode ini dapat digunakan untuk meninjau ulang pelajaran yang telah disampaikan dalam proses pembelajaran sebelumnya. Metode tanya jawab juga dapat diterapkan untuk mengali pengetahuan siswa tentang pengalaman yang mereka peroleh dari lingkungannya. Tanya jawab dapat menanamkan pemahaman dan ingatan siswa terhadap materi yang sedang atau telah dipelajari. Disamping itu, juga dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa terhadap pelajaran. Namun demikian, dalam mengajukan pertanyaan terkadang siswa merasa takut untuk memberikan jawaban atau bahkan untuk bertanya yang akibatnya siswa yang kurang menguasai konsep akan tertinggal, selain itu sukar untuk membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan pemahaman siswa. Untuk itu, pemahaman guru akan karakteristik siswa adalah penting. Metode tanya jawab dalam pembelajaran IPA dapat mengaktifkan siswa dalam melakukan proses belajar. Melalui proses tanya jawab, guru juga dapat mengetahui secara langsung tingkat pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Guru dapat mengidentifikasi siswa yang telah memahami dan menguasai cakupan materi yang dipelajari. Demikian pula, siswa yang belum memiliki pemahaman dan pengusaan yang baik dapat diketahui oleh guru secara langsung melalui proses tanya jawab. Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV SD Inpres 2 Lemo, ditemukan bahwa pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPA umumnya masih sangat rendah. Hal tersebut terlihat pada hasil analisis tes evaluasi semester ganjil
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X tahun pelajaran 2012/2013. Tingkat ketuntasan belajar klasikal siswa sangat rendah, yaitu kurang dari 85%. Sebanyak 40% siswa harus mendapatkan proses remedial untuk memperbaiki nilai sehingga mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan (65%). Selanjutnya, peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Informasi yang diperoleh, menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA yang dilakukan di SD Inpres 2 Lemo telah menerapkan beberapa metode secara bervariasi, seperti ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Namun penerapan metode-metode tersebut belum dilakukan dengan mengacu pada prinsip-prinsip penerapan metode yang semestinya. Diperoleh pula informasi bahwa metode yang paling dominan digunakan guru adalah metode ceramah, yang hanya mengaktifkan guru sedangkan siswa cenderung lebih pasif. Untuk itu, peneliti mencoba melakukan perbaikan proses pembelajaran dengan menerapkan metode tanya jawab. Penerapan metode tanya jawab dilakukan berdasarkan beberapa hal, yaitu karakteristik siswa kelas IV, dimana siswa kelas IV sudah dapat melakukan kemampuan berpikirnya dalam memahami dan menerima informasi yang diterimanya. Karakteristik materi tumbuhan dan fungsinya juga merupakan faktor lain yang menjadi pertimbangan, karena tumbuhan merupakan sumber belajar yang dapat ditemui siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Metode tanya jawab diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, melalui aktifitas menjawab, memberikan pendapat maupun mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang tidak dimengertinya. Proses menjawab pertanyaan juga dapat melatih kemampuan berpikir siswa. Haryanto (2009) menjelaskan bahwa penerapan metode tanya jawab dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di MI NU Miftahul Huda, Jabung Malang. Dampak yang dapat dilihat adalah terhadap sembilan prestasi belajar, yaitu adanya ketangkasan menjawab pertanyaan, ketepatan waktu mengerjakan tugas, memiliki indikator, mampu mempraktekkan indikator, siswa memperhatikan guru menjelaskan dan siswa tanggap pada instruksi dan rencana pembelajaran. Lumantobing (2013) menjelaskan bahwa penerapan metode tanya jawab sangat
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa Kelas VIII.1 Semester II SMP Negeri 1 Bukit Batu Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar, menarik minat siswa sehingga termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang ditunjukkan oleh rata-rata presentase pada prasiklus (8,6%), siklus I (74%), dan siklus II menjadi 100%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Nuraisiyyah (2008) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming dan metode tanya jawab terhadap penguasaan konsep siswa pada konsep sistem indera pada manusia meskipun tidak signifikan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian melalui penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Tumbuhan dan Fungsinya dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Lemo”.
II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilakukan secara bersiklus. Rancangan PTK menggunakan model spiral Kemmis & Taggart, terdiri atas 4 (empat) tahapan pada tiap siklusnya, yaitu planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (pengamatan), dan reflecting (refleksi). Penelitian tindakan ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan di SD Inpres 2 Lemo Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD, dengan jumlah siswa 24 orang terdiri dari 12 siswa putri dan 12 siswa putra. Pelaksanaan penelitian ini dibantu oleh partisipan yang bertindak sebagai observer, yaitu sebanyak 2 orang yang merupakan guru kelas III dan V pada SDN 2 Lemo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes dan pengamatan/observasi. Tes evaluasi hasil belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus menggunakan tes bentuk isian sebanyak 10 butir soal setiap pelaksanaan tes. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Analisis data tes hasil belajar dilakukan dengan melakukan analisis pada aspek daya serap individu (DSI), daya serap klasikal (DSK), dan ketuntasan belajar klasikal (KBK). Analisis data hasil pengamatan aktifitas guru dan siswa dilakukan secara deskriptif. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil tes awal diperoleh bahwa dari 24 orang siswa, tidak terdapat satu orang pun siswa yang tuntas belajar. Nilai tertinggi diperoleh 5 (lima) orang siswa dengan skor nilai 50. Deskripsi data hasil tes evaluasi akhir siklus I dan siklus II disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Data Tes Evalausi Awal No 1 2 3 4 5 6 7
Aspek Perolehan Jumlah Siswa Skor Terendah Skor Tertinggi Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Daya Serap Klasikal (DSK) Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK)
Hasil 24 orang 20 (3 orang) 50 (5 orang) 0 orang 24 orang 36.7% 0%
Hasil tes evaluasi awal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa tentang materi Tumbuhan dan Fungsinya masih sangat rendah. Mengacu pada hasil observasi dan pelaksanaan tes awal tersebut, maka peneliti mencoba merancang suatu skenario pembelajaran dan instrumen yang digunakan dengan menerapkan metode tanya jawab dalam pembelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dan tiap pertemuam terdiri dari 2 x 35 menit. Hasil analisis tes evaluasi akhir siklus I diperoleh jumlah siswa yang tuntas 13 orang dan yang tidak tuntas 11 orang dari 24 orang subyek penelitian. Persentase DSK diperoleh 65.0% KBK diperoleh 54.2%. Tes evaluasi akhir siklus II, diperoleh jumlah siswa yang tuntas 21 orang dan yang tidak tuntas 3 orang. Persentase DSK 75.8% dan KBK 87.5%. Deskripsi hasil analisis tes evaluasi siklus I dan II disajikan pada Tabel 2.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Tabel 2. Deskripsi Data Tes Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II Aspek Perolehan Jumlah Siswa Skor Terendah Skor Tertinggi Jumlah Siswa yang Tuntas Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas Daya Serap Klasikal Ketuntasan Belajar Klasikal
Hasil Siklus I 24 orang 50 (4 orang) 80 (5 orang) 13 orang 11 orang 65.0% 54.2%
Siklus II 24 orang 50 (2 orang) 90 (4 orang) 21 orang 3 orang 75.8% 87.5%
Hasil observasi aktifitas guru pada siklus I, diperoleh persentase rata-rata 52.2% dengan kategori cukup, aktifitas siswa 46.7% kategori cukup. Hasil pengamatan pada siklus II, diperoleh rata-rata aktifitas guru maupun aktifitas siswa berada pada kategori sangat baik. Persentase rata-rata aktifitas guru adalah 82.5%, aktifitas siswa adalah 83.3%. Deskripsi data hasil pengamatan aktifitas guru dan siswa disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Aktifitas Guru dan Siswa No 1 2
Aspek Pengamatan Aktifitas Guru Aktifitas Siswa
Hasil
Kategori
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
52.2% 46.7%
82.5% 83.3%
Cukup Cukup
Sangat Baik Sangat Baik
Pembahasan Pelaksanaan PTK dengan penerapan metode tanya jawab dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tumbuhan dan fungsinya di SD Inpres 2 Lemo, dimulai dengan pelaksanaan tes kemampuan awal. Hasil pelaksanaan tes evaluasi kemampuan awal siswa menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh persentase KBK yang diperoleh yaitu 0%, atau tidak terdapat satu orang siswapun yang tuntas. Nilai tertinggi diperoleh adalah 50 (5 orang siswa), dan nilai terendah 20 (2 orang siswa). Rata-rata persentase DSK adalah 36.7%. Metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran dimana terjadi interaksi tanya jawab antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar siswa dalam pembelajaran dengan metode tanya jawab adalah siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lisan oleh guru, dan siswa ditunjuk oleh guru diharapkan dapat
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X menjawab sebelum pertanyaan dialihkan ke siswa yang lain. sebelum proses tanya jawab, terlebih dahulu siswa handout berupa materi pembelajaran yang sedang dibahas. Strategi ini menuntut siswa untuk mempelajari baik melalui proses pendalaman materi yang diberikan berdasarkan materi yang diberikan oleh guru maupun dari sumber-sumber lain seperti perpustakaan. Berdasarkan tes evaluasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari penelitian ini, maka terdapat peningkatan yang dapat dilihat dari data yang telah diolah. Hasil evaluasi akhir siklus I, diperoleh 13 orang siswa yang tuntas secara individu dan 11 orang siswa yang tidak tuntas dengan nilai dibawah 65%. Rata-rata DSK siswa adalah 65.0%, sedangkan presentase KBK sebesar 54.2%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes evaluasi pada siklus I belum memenuhi standar ketuntasan keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan indikator keberhasilan yang ditetapkan, suatu kelas dikatakan tuntas jika mencapai daya serap individu 65% atau rata-rata DSK ≥ 65% dan KBK mencapai 85% (Depdiknas, 2001). Beberapa hal yang menyebabkan adanya siswa yang tidak tuntas yaitu karena faktro guru dan siswa. Faktor guru diantaranya karena guru belum melakukan pengelolaan dan pengorganisasian siswa secara maksimal dalam belajar. Guru cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran, sementara siswa cederung pasif. Penggunaan waktu belajar yang belum efektif, Penyampaian materi pelajaran kepada siswa juga kurang jelas dan tidak sistematis serta peran guru dalam membimbing dan mengarahkan siswa melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi masih kurang. Hal tersebut terlihat pada hasil refleksi aktifitas guru pada siklus I. Faktor yang bersumber dari siswa antara lain adalah kurang siapnya siswa mengikuti proses pembelajaran, terdapat siswa yag datang terlambat masuk kelas, adapula siswa yang suka mengganggu teman lain selama proses pembelajaran berlangsung. Perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung masih kurang. Hal ini dibuktikan pada siswa yang kurang memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, kurang memperhatikan penjelasan dan petunjuk yang diberikan oleh guru. Siswa kurang aktif dalam berdiskusi dan bersifat pasif dalam mencari jawaban soal yang ada dalam LKS. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran metode teknik pemberian tugas yang diterapkan dengan memberikan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X kebebasan dan kepercayaan yang lebih besar kepada siswa untuk belajar dan menggali informasi, serta belum memiliki rasa percaya diri untuk mengeluarkan pendapat atau mengajukan pertanyaan. Rendahnya peran aktif siswa dalam pembelajaran terlihat pada hasil observasi aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. rata-rata persentase aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada siklus I adalah 46.7% kategori cukup. Peran guru dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus I sangat berpengaruh pada peran aktif siswa tersebut. Guru cenderung belum melakukan peran yang maksimal dalam mengelola kelas maupun dalam mengorganisasikan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang aktif. Penjelasan yang kurang terstruktur dan sistematis tentang tugas yang diberikan kepada siswa, membuat guru membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mengarahkan siswa siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Kemampuan guru dalam mengelola waktu juga masih sangat kurang. Guru menggunakan waktu terlalu banyak dalam memberikan pengarahan dalam menyelesaikan tugas dibandingkan dalam memberikan bimbingan tentang materi yang sedang dipelajari. rata-rata persentase hasil observasi aktifitas guru dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus I adalah sebesar 52.2% kategori cukup. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, meliputi kegiatan memotivasi dan memberikan apersepsi kepada siswa, penyampaian materi yang lebih jelas dan pembimbingan siswa dalam proses pembelajaran. Mengoptimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran dimulai dengan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Perbaikan tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan mengadakan pendekatan dan memberikan pemahaman bahwa belajar dengan sungguh-sungguh dan saling berdiskusi serta kerja sama akan lebih mempermudah dalam memahami pelajaran. Siklus II menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan siklus I. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes evaluasi akhir pada siklus II siswa yang tuntas secara individu sebanyak 21 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas 2 siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa daya serap klasikal 75.8% dan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X ketuntasan belajar klasikal mencapai 87.5%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan tindakan pembelajaran siklus II telah mencapai standar ketuntasan keberhasilan yang ditetapkan. Ketercapaian ketuntasan belajar pada siklus II ini membuktikan bahwa pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SD Inpres 2Lemo. Pelaksanaan penelitian ini berakhir pada siklus II. Hasil tersebut diperoleh karena pembelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya
dengan metode tanya jawab, siswa dikondisikan untuk melakukan
kegiatan pembelajaran secara aktif melalui kegiatan berpikir dan mengolah informasi yang diberikan sehingga mampu memberikan jawaban ketika dilakukan kegiatan tanya jawab. Siswa melakukan proses pembelajaran dengan mendalami materi melalui kegiatan membaca dan mempelajari materi dengan fokus pada lembar handout yang diberikan oleh guru. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat aktif dalam belajar. Siswa dibimbing untuk dapat memahami dan melakukan proses belajar yang baik dan benar melalui kegiatan membaca, bertanya dan berdiskusi baik dengan guru maupun teman sebaya serta mencari informasi dari berbagai sumber yang ditemukan pada sekitar lingkungan sekolah. Proses pembelajaran
yang
mengaktifkan
siswa
secara
maksimal
dalam
mencari
informasi/pengetahuan dari sumber yang tersedia ataupun disediakan oleh guru. Melalui kegiatan tersebut, siswa dapat memahami dan melakukan kegiatan belajar yang sesungguhnya, melalui kegiatan mengkaji dan memahami informasi yang diperoleh. Pemberian pertanyaan kepada siswa menunjukkan bahwa pada awal pembelajaran siswa terlihat kesulitan dalam menjawa pertanyaan yang diberikan. Pemberian motivasi dan bimbingan yang baik dari guru serta penciptaan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menjadikan proses tanya jawab menjadi hal yang menarik bagi siswa. Rasa keingintahuan siswa menjadi lebih tinggi. Siswa berusaha untuk dapat memahami materi yang dipelajari sehingga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dan juga dapat mengajukan pertanyaan apabila menemukan hal-hal yang kurang atau sulit dipahami.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan metode tanya jawab dalam penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sementara itu, Roestiyah (2008) mengemukakan bahwa penggunaan metode tanya jawab baik digunakan untuk maksud-maksud yang diperlukan seperti menyimpulkan dan mengikhtisarkan pelajaran atau apa yang dibaca, melalui tanya jawab siswa akan tersusun jalan pikirannya sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat, membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran, meneliti kemampuan atau daya tangkap siswa untuk dapat memahami bacaan, dan mengetahui juga apakah siswa mendengarkan dengan baik. Sejalan pula dengan pendapat yang menyatakan bahwa penggunaan metode tanya pada kelas modern, lebih berorientasi pada mendorong atau merangsang siswa untuk berpikir, dan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran. Penggunaan metode tanya jawab dapat memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum dipahami, membangkitkan pengertian yang lama maupun yang baru, membangkitkan
minat
belajar
siswa,
sehingga
timbul
keinginan
untuk
mempelajarinya (Nasution, 2012). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya dengan metode tanya jawab mengindikasikan bahwa nilai yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran antara lain: 1) siswa mendapatkan pengalaman baru dalam belajar, yaitu melalui proses bertanya dan menjawab pertanyaan; 2) siswa terlatih untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab, percaya diri dan mandiri dalam melakukan proses pembelajaran. Pembelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya dengan metode tanya jawab memungkinkan siswa dapat menumbuhkan kegairahan siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya dengan lebih mudah. Aktifitas siswa dengan pembelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya dengan metode tanya jawab berlangsung secara maksimal karena siswa diarahkan untuk dapat mengalami secara langsung proses pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran IPA materi tumbuhan dan fungsinya dengan metode tanya jawab menjadikan siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan (ceramah) tentang suatu
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X materi dari guru dan juga terhindarkan dari sistem belajar hafalan, tetapi siswa dapat mengalami proses untuk mendapatkan konsep, mengkaji informasi atau keterangan tentang suatu materi, sehingga dapat merangsang rasa ingin tahu siswa dan mempelajari suatu konsep dengan bersentuhan langsung dengan materi yang diajarkan yang terdapat pada handout. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian ini sejalan dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Lumbantobing (2013) yang melaporkan bahwa metode tanya jawab sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa Kelas VIII.1 Semester II SMP Negeri 1 Bukit Batu Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Haryanto (2009) yang menyimpulkan bahwa penerapan metode tanya jawab dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di MI Miftahul Huda Jabung Malang. Saran Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah diharapkan:1) kepada guru bidang studi IPA khususnya pada tingkat sekolah dasar agar menggunakan metode tanya jawab dalam melakukan proses pembelajaran salah satunya adalah metode pemberian tugas untuk meningkatkan hasil belajar siswa, 2) penerapan metode tanya jawab hendaknya dilakukan dengan merancang dengan inovatif yang sistematis dan mengacu pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan pengorganisasian waktu yang efektif, dan 3) perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan metode, model maupun pendekatan pembelajaran lain yang inovatif dalam pembelajaran IPA.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. (2001). Penilain Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Haryanto, Sugeng. 2009. Penerapan Pendekatan Kontekstual melalui Metode Tanya Jawab dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA pada Siswa Kelas IV MI NU Miftahul Huda di Jabung Malang. Skripsi Sarjana pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang. Lumbantobing, Marlise. 2013. Penerapan Metode Tanya Jawab dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII.1 Semester II SMP Negeri 1 Bukit Batu Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pembelajaran MIPA. 1(1): 33 – 60. Mulyana, Aina. 2007. Efektivitas Upaya Metode Tanya Jawab dengan Variasi Media Pembelajaran terhadapPeningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran PKn: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Cadasari dalam Bahan Ajar Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara. Jakarta: Direktori Profesi Dirjen Pendidikan Mutu Tenaga Pendidikan dan Kependidikan Depdiknas. Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 2012. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nuraisiyyah, Iis. (2008). Perbedaan Penguasaan Konsep Sistem Indera antara Siswa yang Diajar dengan Metode Brainstroming dan Metode Tanya Jawab (Eksperimen di Mts Darul Abror Bekasi). Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Roestiyah N. K. 2008. Strategi Belajar Mengajar .Jakarta: Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.