Mengukur Kualitas Layanan Jaringan Komputer Karina Auliasari, 10/309367/PTK/07087- Magister Teknologi Informasi Dewi Awirat, 10/309327/PTK/07081- Magister Teknologi Informasi Jurusan Pascasarjana Teknik Elektro Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta
1.1
KUALITAS LAYANAN (QUALITY of SERVICE) JARINGAN KOMPUTER
Ada 4 karakteristik untuk melakukan pengukuran kualitas layanan dalam sebuah jaringan internet, yaitu :
Reliability Realibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan realibility yang berbeda. Untuk proses pengiriman data, e-mail, dan pengaksesan internet jaringan internet harus dapat diandalkan dibandingkan dengan konferensi audio atau saluran telepon.
Delay Delay adalah tenggang waktu yang dibutuhkan mulai mengirim data sampai dengan data diterima. Sama halnya dengan karakteristik realibility, program aplikasi mentoleransi delay berbeda-beda. Untuk proses login, saluran telepon, konferensi suara dan konferensi video membutuhkan delay yang minimum dibandingkan proses pengiriman data atau email.
Jitter Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal dari aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu delaynya besar, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delaynya kecil. Untuk aplikasi audio dan video membutuhkan jitter yang rendah untuk tiap paketnya. Jika jitter tinggi maka perlakuan tambahan diperlukan pada saat menerima data.
Bandwith Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwith yang berbeda.
1.2
TEKNIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN
Empat teknik umum yang digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan pada jaringan komputer, yaitu: 1.2.1
Penjadwalan (Scheduling)
Paket dari aliran data yang berbeda sampai di router dan switch untuk diproses. Teknik penjadwalan yang baik memperlakukan aliran data yang berbeda secara tepat dan adil. Tiga teknik penjadwalan yang didesain untuk meningkatkan kualitas pelayanan, yaitu :
FIFO Queuing FIFO (First In First Out) merupakan teknik antrian yang menampung paket ke dalam buffer (ruang memori pada switch dan router) hingga node (router dan switch) siap memprosesnya. Jika kecepatan kedatangan rata-rata lebih tinggi dibandingkan kecepatan pemrosesan rata-rata, antrian akan memenuhi buffer dan paket yang baru dating akan diabaikan.
Priority Queuing Teknik antrian priority queuing membeda-bedakan paket berdasarkan kelas prioritas. Masing-masing prioritas mempunyai antriannya sendiri. Paket dengan antrian prioritas tertinggi akan diproses terlebih dahulu, sedangkan yang rendah akan diproses terakhir. Sistem tidak akan memproses antrian hingga antriannya habis. Teknik ini lebih baik dibandingkan FIFO karena antrian dengan prioritas traffic yang tinggi seperti multimedia dapat sampai ke tujuan dengan delay yang rendah. Namun memiliki kekurangan jika aliran data secara terus menerus pada antrian prioritas tertinggi, maka paket pada antrian prioritas terendah tidak akan pernah berkesempatan untuk diproses. Kondisi ini disebut starvation atau kelaparan.
Weighted Fair Queuing Teknik antrian weighted fair queuing merupakan metode penjadwalan yang lebih baik. Pada teknik ini paket masih dibedakan di kelas dan antrian yang berbeda. Masing-masing prioritas antrian diberi pemberat yang berbeda, dimana prioritas yang lebih tinggi diberi pemberat yang lebih tinggi juga. Sistem akan memproses paket di tiap antrian secara bergantian dengan pemilihan paket di tiap antrian berdasarkan beratnya. Jika sistem tidak menerapkan prioritas pada kelas-kelasnya maka beratnya dianggap sama (jumlah paket yang diproses sama), dalam hal ini antrian memiliki prioritas yang adil.
1.2.2
Traffic Shaping
Traffic shaping adalah mekanisme untuk mengontrol jumlah dan kecepatan data dari traffic yang dikirimkan ke jaringan. Dua teknik yang digunakan mengontrol traffic :
Leaky Bucket Teknik ini digunakan untuk meratakan input data yang jumlahnya naik turun dalam traffic jaringan (bursty traffic) dengan merata-rata kecepatan data. Bursty
yang masuk disimpan ke dalam penampungan (bucket) dan dikelurakan ke jaringan dengan rata-rata kecepatan yang konstan. Teknik ini mencegah kemacetan pada jaringan (congestion network) karena semua paket memiliki kesempatan untuk diproses yang dibedakan berdasarkan jumlah paket yang diproses. Setiap satuan waktu ada paket yang diproses yang kemudian dilepaskan ke dalam jaringan. Jika traffic terdiri dari variable panjang paket yang bervariasi, kecepatan yang dikeluarkan harus sesuai pada jumlah byte atau bit paket tersebut. Algoritma untuk paket dengan panjang paket yang bervariasi : 1. Inisialisasi counter menjadi n pada tiap detik 2. Jika n lebih besar dari ukuran paket, kirim paket dan tambahkan nilai counter dengan ukuran paket. Ulangi langkah 2 hingga n lebih kecil dari ukuran paket 3. Reset counter dan ulangi langkah 1.
Token Bucket Algoritma teknik token bucket mengijinkan pada host yang tidak memakai jaringan untuk mengumpulkan credit untuk pengiriman selanjutnya dalam bentuk token-token.Untuk tiap detik system mengirimkan sejumlah n token ke bucket (penampungan). Sistem menghilangkan satu token tiap cell (tiap byte) data dikirimkan. Teknik token bucket dengan mudah diimplementasikan dengan counter. Token diinisialisasi menjadi 0. Tiap waktu token ditambahkan, counter ditambahkan 1. Tiap waktu satu unit data dikirimkan counter dikurangi dengan 1. Ketika counter bernilai 0, host tidak bisa mengirimkan data. Teknik token bucket mengijinkan bursty traffic pada kecepatan maksimum yang diijinkan.
Mengkombinasikan Token Bucket dan Leaky Bucket Dua teknik bisa dikombinasikan memanfaatkan host yang tidak memakai jaringan dan pada saat yang sama mengatur traffic. Leaky Bucket dijalankan setelah Token Bucket, kebutuhan kecepatan leaky bucket (keluarnya token) harus lebih tinggi dari pada kecepatan masuknya token pada bucket.
1.2.3
Resource Reservation
Resource reservation merupakan penyediaan sumber daya dalam aliran data yang dibutuhkan saat mengirim atau menerima data. Aliran data membutuhkan sumber daya seperti buffer, bandwith, waktu CPU (central processing unit), dsb. Kualitas pelayanan menyediakan sumber daya ini sebelum data ada pada aliran. 1.2.4
Admission Control
Admission control merupakan mekanisme yang digunakan router atau switch untuk menerima atau menolak aliran data yang parameternya ditentukan terlebih dahulu, parameter ini disebut spesifikasi aliran. Sebelum router menerima aliran data untuk diproses, router akan memeriksa spesifikasi aliran untuk melihat kapasitas router (dalam hal ini badwidth, ukuran buffer, kecepatan CPU, dsb) dan ketentuan dengan aliran data yang sebelumnya untuk bisa menangani aliran data yang baru.
1.3
INTEGRATED SERVICE
Integrated service merupakan model pelayanan terpadu yang didesain untuk meningkatkan kualitas pelayanan di jaringan internet. Model ini menekankan pada kualitas pelayanan pada layer network IP (Internet Protocol). IP didesain untuk usaha pengiriman yang paling baik (best-effort delivery). Artinya tiap penerima dilayani dengan cara yang sama. Jenis pengiriman seperti ini tidak memperhitungkan minimal layanan yang digunakan seperti penggunaan bandwidth, misalnya untuk aplikasi audio dan video yang real-time. Jika suatu aplikasi secara tidak sengaja mendapatkan bandwidth yang besar maka akan mengganggu aplikasi lain sehingga terjadi kekacauan pada jaringan. Integrated service adalah model QoS berdasarkan aliran yang didesain untuk IP. 1.3.1
Signaling
Untuk menerapkan model berbasis aliran pada protokol yang bersifat connectionless seperti IP dibutuhkan protokol pensinyalan (signaling protocol) yang berjalan di IP. Signaling protocol menyediakan mekanisme pensinyalan sehingga protokol ini menginformasikan sumber daya yang dibutuhkan pada saat mengirim data. Protokol ini disebut RSVP (Resource Reservation Protocol). 1.3.2
Flow Spesification
Ketika sumber membuat persediaan sumber daya maka perlu mendefinisikan spesifikasi aliran. Spesifikasi aliran memiliki dua bagian : Rspec (resource specification) dan Tspec (traffic specification). Rspec mendefinisikan sumber daya yang perlu disediakan oleh aliran seperti buffer, bandwidth, dsb. Tspec mendefinisikan karakteristik traffic alirannya. 1.3.3
Admission
Setelah router menerima spesifikasi aliran dari suatu aplikasi, router menentukan untuk menerima atau menolak layanan tersebut. Keputusan router ini berdasarkan keputusan sebelumnya yang pernah diambil router dan ketersediaan sumber daya router pada saat itu. 1.3.4
Service Classes
Integrated service mendefinisikan dua pengkelasan layanan, yaitu :
Guaranted service class Layanan ini didesain untuk traffic real-time yang membutuhkan jaminan end-toend delay yang minimum. End-to-end delay adalah penjumlahan delay pada router, delay pada saat di media pengiriman (kabel atau wireless) dan delay pada saat datanya akan mengalir. Router hanya bisa menjamin delay yang ada di dalam router saja. Guaranted service menjamin bahwa paket akan sampai dalam waktu yang telah ditentukan dan tidak akan diabaikan jika aliran trafficnya masih ada dalam batas Tspec. Bisa dikatakan guaranted service adalah layanan yang bersifat kuantitatif (terukur), dimana sejumlah end-to-end delay dan kecepatan data harus didefinisikan oleh aplikasi.
Controlled-load service class Layanan ini didesain untuk aplikasi yang dapat menerima delay, tetapi sensitif bagi jaringan dengan beban yang banyak dan bahaya kehilangan paket. Seperti aplikasi mengirim data, email dan akses internet. Layanan ini bersifal kualitatif (tidak terukur), karena itu kemungkinan paket yang hilang rendah atau bahkan tidak ada paket yang lepas.
1.3.5
RSVP
Virtual-circuit network membutuhkan sistem pensinyalan untuk menyiapkan virtual circuit sebelum traffic data dapat dimulai. RSVP (Resource Reservation Protocol) adalah protokol pensinyalan yang membantu IP membuat aliran dan konsekuensinya membuat persediaan sumber daya. RSVP adalah protokol independen yang terpisah dari model Integrated Service, jadi RSVP bisa dipakai di model yang lain.
Multicast Trees RSVP berbeda dengan system pensinyalan yang lain, karena RSVP didesain untuk multicasting (pengiriman layanan ke beberapa host dalam suatu kelompok jaringan). Tetapi RSVP bisa juga digunakan pada unicasting yang merupakan multicasting dengan satu anggota dalam kelompok multicast. Tujuan dari desain ini agar RSVP mampu menyediakan sumber daya untuk semua bentuk traffic termasuk multimedia yang seringkali menggunakan multicasting.
Receiver-Based Reservation Pada RSVP penerima menyediakan sumber daya pada aliran bukan pengirim. Strategi ini sesuai dengan protokol multicast yang lain. Contohnya pada protokol rute router multicast, penerimalah yang membuat keputusan akan bergabung atau meninggalkan kelompok multicast bukan pengirim.
RSVP Messages RSVP memiliki beberapa tipe pesan, diantaranya ada dua yang akan dibahas : 1. Path Messages Pada RSVP penerima dipanggil kembali di dalam aliran untuk membuat sumber daya. Namun penerima tidak mengetahui jalur perjalanan paket sebelum sumber dayanya dibuat. Padahal sumber daya membutuhkan jalur. Untuk mengatasi masalah ini RVP menggunakan path messages. Path message berjalan dari pengirim dan mencapai semua penerima di jalur multicast. Dalam perjalanan path message menyimpan informasi yang dibutuhkan penerima. Path message dikirimkan di lingkungan multicast, pesan yang baru akan dibuat ketika jalur pengiriman melalui arah yang berbeda. 2. Resv Messages Setelah penerima menerima path message, penerima akan mengirimkan resv message. Resv message berjalan kembali ke pengirim dan menyediakan sumber daya pada router yang mendukung RSVP. Jika pada suatu jalur router
tidak mendukung RSVP, maka paket dikirimkan berdasarkan metode usaha pengiriman yang paling baik pada pembahasan sebelumnya.
Reservation Merging Pada RSVP sumber daya tidak disediakan untuk tiap penerima di dalam aliran, penyediaan sumber daya digabung.
Reservation Styles Ketika ada lebih dari satu aliran, router menyediakan sumber daya untuk menangani semua aliran itu. RSVP mendefinisikan 3 jenis cara menyediakan sumber daya : 1. Wild Card Filter Style Dengan cara ini router membuat persediaan sumber daya tunggal untuk semua pengirim. Penyediaan sumber daya berdasarkan permintaan terbesar. Tipe cara seperti ini digunakan ketika aliran berasal dari pengirim yang berbeda datang pada waktu yang tidak bersamaan. 2. Fixed Filter Style Dengan cara ini router membuat persediaan sumber daya yang tidak berubah untuk tiap aliran. Artinya jika ada n aliran, maka aka nada n persediaan sumber daya yang akan dibuat. Tipe cara seperti ini digunakan jika kemungkinan besar aliran yang berasal dari pengirim yang berbeda datang dalam waktu yang bersamaan. 3. Shared Explicit Style Pada cara ini router membuat persediaan sumber daya tunggal yang bisa digunakan secara bersama oleh tiap set aliran.
Soft State Informasi persediaan sumber daya disimpan di tiap titik untuk secara periodik memperbaharui kebutuhan aliran. Hal ini disebut sebagai soft state yang dibandingkan dengan hard state yang digunakan di protokol virtual-circuit seperti ATM atau Frame Relay, dimana informasi mengenai aliran diperiksa dan diperbaiki hingga informasi itu dihapus.
1.3.6
Masalah pada Integrated Services
Ada dua masalah pada model integrated service jika diterapkan pada jaringan internet, yaitu :
Scalability Pada model integrated service tiap router menyimpan informasi untuk tiap aliran. Dalam kenyataanya jumlah router dalam jaringan internet semakin bertambah, jika menggunakan model ini ada kemungkinan router akan mengalami gangguan, karena terlalu banyak menyimpan informasi untuk tiap aliran yang dilaluinya dalam berhubungan dengan router yang lain.
Service-type Limitation Model integrated service hanya menyediakan dua jenis layanan yaitu guaranted dan control-load. Hal ini berlawanan jika suatu aplikasi kemungkinan membutuhkan layanan-layanan lain lebih dari layanan guaranted dan controlload.
1.4
DIFFERENTIATED SERVICES
Model Differentiated services adalah kualitas layanan berdasarkan kelas yang didesain untuk IP. Model Differentiated services (DS atau Diffserv) diperkenalkan oleh IETF (Internet Engineering Task Force) untuk menangani kelemahan dari model Integrated Services. Dua perubahan yang dibuat : 1. Proses utama dipindah dari pusat jaringan (router) ke pinggir tepi jaringan (host atau aplikasi). Router tidak perlu menyimpan informasi mengenai aliran. Aplikasi atau host mendefinisikan tipe layanan yang mereka butuhkan tiap kali mereka mengirimkan paket. 2. Yang tadinya layanan per aliran diubah menjadi per kelas dalam sebuah layanan. Router merutekan paket berdasarkan kelas dari layanannya, dimana kelas layanan ini didefinisikan ke dalam paket bukan di dalam aliran. Hal ini dapat menyelesaikan masalah pembatasan tipe layanan, karena dapat mendefinisikan kelas yang berbeda tergantung kebutuhan aplikasi. 1.4.1
DS Field
Pada Diffserv tiap paket berisi sebuah field yang disebut DS field. Nilai pada field ini ditentukan pada batas suatu jaringan oleh host atau router pertama yang berada pada batas jaringan tersebut. IETF bermaksud menggantikan TOS (type of service) field pada IP versi 4 atau field kelas pada IP versi 6 dengan DS field. DS field berisi 2 sub fields yaitu DSCP dan CU. DSCP (Differentiated Services Code Point) adalah 6 bit sub field yang mendefinisikan aktivitas tiap-tiap router (PHB(per-hop behavior)). Sedangkan CU (Currently Used) adalah 2 bit sub field yang belum digunakan atau kosong. Router pada Diffserf menggunakan 6 bit DSCP untuk merujuk indeks sebuah table dalam mendefinisikan mekanisme penanganan paket dari paket yang pada saat itu sedang diproses. 1.4.2
Per-Hop Behavior
Model Diffserv mendefinisikan aktivitas tiap-tiap router (PHB(per-hop behavior)) untuk tiap titik yang menerima paket. PHB didefinisikan menjadi 3, yaitu :
DE PHB DE PHB adalah PHB yang sudah ditentukan (tidak dapat diubah) mekanismenya sama dengan usaha pengiriman yang paling baik (best effort delivery) yang bisa menerima mekanisme TOS.
EF PHB EF PHB menyediakan 3 layanan yaitu kehilangan paket yang rendah, hambatanhambatan yang tidak nampak rendah, dan bandwidth yang terjamin. Jadi seolaholah ada hubungan antara sumber dan tujuan sehingga cepat.
AF PHB AF PHB mengirim paket dengan jaminan paket yang tinggi selama kelas traffic nya tidak melebihi karakteristik profil traffic dari node, paket harus sama dengan yang dimiliki router.
1.5
KUALITAS LAYANAN PADA JARINGAN SWITCH
1.5.1
Mengukur kualitas layanan pada Frame Relay
Ada 4 atribut yang berbeda untuk mengontrol traffic pada frame relay, yaitu access rate, commited burst size (Be), commited information rate (CIR), dan excess burst size (Be’). Keempat atribut ini ditentukan nilainya selama user dan jaringan bernegosiasi. Ada dua cara user melakukan koneksi ke jaringan yaitu PVC dan SVC, untuk koneksi PVC masing-masing atribut ditentukan hanya satu kali pada saat awal, sedangkan koneksi SVC ditentukan berulang-ulang tiap melakukan koneksi.
Access rate Untuk tiap koneksi, kecepatan akses didefinisikan. Kecepatan akses bergantung pada bandwidth penghubung antara user dan jaringan. User tidak akan melebihi kecepatan akses.
Commited Burst Size (Be) Untuk tiap koneksi, frame relay mendefinisikan commited burst size (Be). commited burst size (Be) merupakan jumlah bit maksimum yang mampu ditransfer untuk satu satuan durasi waktu tertentu dimana jaringan tidak boleh mengabaikan paket. Be bukan kecepatan yang didefinisikan tiap detik, tapi diukur secara kumulatif satu durasi waktu.
Commited Information Rate Commited Information Rate (CIR) memiliki konsep yang sama dengan Commited Burst Size kecuali CIR mendefinisikan kecepatan rata-rata per detik. Jika user mengikuti kecepatan CIR secara terus menerus jaringan harus mengirimkan frame tanpa ada yang diabaikan. Dalam pengiriman user mungkin mengirim data dengan kecepatan yang tinggi dibandingkan CIR pada satu waktu dan dengan kecepatan yang rendah dalam waktu yang lain. Jika kecepatan rata-rata sesuai dengan CIR frame tetap akan dikirimkan. Jumlah kumulatif bit yang ditransfer tidak boleh melebihi Be. CIR merupakan ukuran tersendiri yang dapat dihitung dengan formula 1 berikut ini :
CIR =
Be bps T
(1)
Excess Burst Size (Be’) Untuk tiap koneksi, Frame Relay mendefinisikan sebuah excess burst size (Be’). Nilai bit yang dapat dikirimkan selama periode waktu jika melebihi nilai Be bisa ditoleransi oleh jaringan selama jaringan tidak sibuk atau padat (congestion). Berbeda dengan Be, Be’ (Excess Burst Size) mempunyai komitmen yang lebih rendah, jadi jika jaringan terus menerus padat maka data tidak akan dikirimkan.
User Rate Jika user selalu patuh dengan ketentuan Be, jaringan akan berkomitmen untuk mengirimkan frame tanpa mengabaikan satupun. Jika user melebihi Be tetapi tetapi tidak melebihi Be’ (jadi total nilai bitnya lebih rendah dari Be+Be’) jaringan tetap akan mengirimkan semua frame selama jaringan tidak padat atau sibuk. Jika jaringan padat maka beberapa frame akan diabaikan. Switch pertama yang menerima frame dari user memiliki counter dan mengaktifkan bit DE jika frame melebihi Be. Switch selanjutnya akan mengabaikan frame ini jika jaringan dalam keadaan padat atau sibuk. Jika user mengirim data lebih cepat melebihi level Be, selama kecepatannya itu tidak melebihi Be+Be’ maka masih ada kesempatan frame data tersebut sampai pada tujuan tanpa diabaikan.
1.5.2
Mengukur kualitas layanan pada ATM
Kualitas layanan pada ATM berdasarkan 3 atribut di bawah ini : 1. Classes ATM mendefinisikan 4 kelas layanan dalam ATM yaitu :
CBR (Constant-Bit-Rate) Kelas ini didesain untuk konsumen yang membutuhkan layanan audio dan vidio real-time. Layanan ini mirip dengan yang disediakan oleh Frame Relay.
VBR (Variable-Bit-Rate) Kelas ini dibagi menjadi 2 sub kelas yaitu VBR real time (VBR-RT) dan VBR non real time (VBR-NRT). VBR-RT didesain untuk user yang menggunakan layanan real time (seperti transmisi suara dan vidio) dan menggunakan teknik kompresi untuk membuat variabel kecepatan bit (bit rate). VBR-NRT didesain untuk user yang tidak membutuhkan layanan real-time tetapi menggunakan teknik kompresi untuk membuat variabel kecepatan bit (bit rate).
ABR (Available-Bit-Rate) Kelas ini mengirimkan cells dengan kecepatan minimum, jika kapasirtas jaringan tersedia, kecepatan minimum ini bisa bertambah. ABR cocok untuk aplikasi yang kecepatannya naik turun (bursty).
UBR (Unspecified-Bit-Rate) Kelas ini adalah layanan yang memberikan usaha pengiriman yang paling baik (best-effort delivery) yang tidak menjamin apapun.
Jadi CBR selalu tersedia bagi user dengan kecepatan yang konstan. VBR selalu tersedia hanya saja dengan kecepatan yang naik turun. ABR dan UBR ini tidak selalu ada, jika ada yang membutuhkan ABR dan UBR melayani jika tidak ada yang membutuhkan ABR dan UBR tidak akan melayani. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Komponen Classes pada ATM 2. User-Related Attributes Atribut ini pada ATM mendefinisikan seberapa cepat user mengirim data, yang dinegosiasikan oleh user dan jaringan pada saat instalasi. Empat bagian dari atribut ini, yaitu :
SCR (Sustained Cell Rate) SCR adalah nilai rata-rata kecepatan selama interval lama waktu tertentu. Kecepatan cell bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai ini, tetapi rata-rata kecepatannya harus sama atau lebih rendah dari SCR.
PCR (Peak Cell Rate) PCR adalah kecepatan maksimum pengirim, sewaktu-waktu kecepatan cell user boleh mencapai PCR tapi selama kecepatannya kembali stabil sesuai kecepatan SCR.
MCR (Minimum Cell Rate) MCR merupakan kecepatan minimum cell yang bisa diterima pengirim, jadi kecepatan minimum tidak boleh melebihi MCR.
CVDT (Cell Variation Delay Tolerance) CVDT adalah ukuran variasi waktu pengiriman cell. Delay pengiriman tidak boleh melebihi nilai CVDT.
3. Network-Related Attributes Atribut ini mendefinisikan karakteristik dari suatu jaringan. Empat bagian dari atribut ini, yaitu :
CLR (Cell Loss Ratio) CLR merupakan pembagian antara jumlah cell yang hilang dengan jumlah cell yang dikirimkan selama transmisi data (jika dikirimkan terlalu lambat juga dianggap hilang).
CTD (Cell Transfer Delay) CTD adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan cell untuk melakukan perjalanan dari sumber ke tujuan. Nilai maksimum CTD dan minimum CTD juga merupakan bagian atribut ini.
CDV (Cell Delay Variation) CDV adalah selisih nilai antara nilai CTD maksimum dan nilai CTD minimum.
CER (Cell Error Ratio) CER adalah pembagian dari jumlah cell yang error pada saat dikirimkan.
REFERENCES [1] Forouzan A. Behrouz, “Data Communication and Networking Fourth Edition” McGraw-Hill, 2007. [2] Y. Yorozu, M. Hirano, K. Oka, and Y. Tagawa, “Electron spectroscopy studies on magneto-optical media and plastic substrate interface,” IEEE Transl. J. Magn. Japan, vol. 2, pp. 740–741, August 1987 [Digests 9th Annual Conf. Magnetics Japan, p. 301, 1982].