RENUNGAN DRAMATIKAL PENDALAMAN IMAN Disusun JAP Bondowoso 2013 Renungan Dramatikal Pendalaman Iman ini disiapkan sebagai variasi bentuk dalam pewartaan, melengkapi bentuk Dialog atau Lectio Divina yang biasa digunakan. Renungan dramatikal mengaktualisasi pesan Sabda dan memanfaatkan kekayaan sebuah pentas drama untuk menyampaikan pesan itu, sehingga dapat lebih ekspresif , penuh kreasi dan mengesan. Persiapan maupun penampilannya dirancang sebagai proses yang sederhana karena durasi penampilannya juga tidak panjang. Bentuk ini dapat dilakukan oleh kelompok umat Lingkungan atau Wilayah, dengan melibatkan potensi-potensi yang ada di kelompok itu dan dengan properti sederhana, dalam berbagai momentum misalnya masa khusus Liturgi, pesta nama dan pelindung, acara hari raya Gereja, dll. Renungan Dramatikal diharapkan dapat meningkatkan semangat pertobatan dan pembaharuan diri, mempertegas arah panggilan dan perutusan umat sebagai saksi Kristus di tengah masyarakat, serta mewujudkan katekese kreatif dalam rangka Tahun Iman. Tema pokok menghargai kerja semoga dapat juga semakin meresap dalam batin umat, sehingga dapat memberdayakan masing-masing dalam menghayati kerja sehari-hari.
Menghargai Pembantu Rumah Tangga 1. Inspirasi Kitab Suci Mat 5:46-48 46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” 2. Tafsir dan Pesan Teks
Yesus mengajar para murid untuk berani keluar dari zona aman dan nyaman. Mencintai dan berbagi tanpa batas. Orang lain sama seperti kita adalah “ pribadi “. Kita cintai dia karena dia adalah pribadi, bukan karena hal lain, mis. bukan karena hasil kerjanya saja. Cinta dan berbagi tanpa batas adalah jalan untuk sempurna seperti Bapa di surga.
3. Contoh Cerita Pokok Aktualisasi Sebuah keluarga punya pembantu dari status sosial yang berbeda. Meskipun tidak bisa baca tulis dan bodoh, tetapi orangnya baik.Ada saja kesalahan yang dia buat dan perlakuan kasar yang dialaminya. Tetapi sesudah puluhan tahun bekerja di situ keadaan berubah. Dalam perjalanan waktu, semua menghargai dia tidak lagi karena hasil kerjanya, tetapi karena keberadaannya sebagai “ Simbok “. Dia pun tidak mau ke lain hati, karena semua sudah seperti “ Anak-Cucu “ nya sendiri. Sampai mati maunya bersama keluarga itu, bahkan sampai dibela tidak mau menikah demi pengabdiannya.
4. Contoh Skenario Adegan 1
Pada masa libur hari Raya Gereja, semua anak-cucu pulang berkumpul di rumah kakek neneknya. Beberapa cucu tampak memperlakukan pembantu di rumah itu seenaknya. Kata-kata maupun sikapnya kasar. Semua dilihat oleh orang tua dan kakek neneknya.
Adegan 2
Perlakuan kasar itu makin menjadi-jadi ketika ada satu barang milik cucunya hilang. Pembantu itu yang dituduh mencuri. Padahal barangnya tidak hilang, tetapi hanya tertindih barang lain.
Adegan 3
Dalam satu kesempatan makan malam bersama, kakek nenek dan orang tuanya menceritakan pengabdian pembantu itu di tengah keluarga mereka. Semula memang dianggap hanya sebagai pembantu, tapi dalam perjalanan waktu keluarga itu sudah menerima dia sebagai “ Simbok “. Semua anakanak diasuh oleh simbok itu dan dianggap sebagai anaknya sendiri, sampai-sampai dia tidak mau menikah karena ingin mengabdi penuh kepada keluarga itu. Cucu-cucu tersentuh dan menyebut dia “ Simbok “.
Pemeran Properti
Kakek-Nenek, Seorang Pembantu, Beberapa anak dan cucu keluarga itu. Ruang tamu dan ruang makan sebuah keluarga, beberapa mainan anak, album foto untuk menunjukkan orang tuanya diasuh oleh Simbok.
5. Perutusan
Bertobatlah dari kekerasan terhadap pembantu rumah tangga. Hargailah pembantu di rumah, bukan karena hasil kerjanya, tetapi karena karena dia adalah “ pribadi “ Berani keluar dari Zona aman, untuk memberi kesaksian mencintai tanpa batas. Kalau kita sambut setiap orang dengan cara demikian, kita beranjak menjadi sempurna seperti Bapa, dan orang lainpun berkembang sempurna seperti Bapa pula.
Pemberdayaan Pedagang Kecil 1. Inspirasi Kitab Suci Mat 14: 15-18 Menjelang malam, murid-murid Yesus datang kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” Jawab mereka: “Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.”Yesus berkata: “Bawalah ke mari kepada-Ku.”
2. Tafsir dan Pesan Teks
Yesus melarang para murid mengusir orang yang butuh makan, malah menyuruh mereka untuk memberi makan orang-orang itu. Lima roti dan dua ikan memang sedikit sekali untuk mencukupi kebutuhan yang besar. Tetapi bekal terbatas itu tidak disia-siakan oleh Yesus.” Bawalah kemari kepadaku “. Yesus punya cara untuk mengelola bekal sedikit itu supaya cukup untuk memenuhi kebutuhan banyak orang. Tidak dengan menjadikan bekal itu jatah untuk dibagi-bagi kepada mereka, tetapi dengan cara lain. Orang banyak diatur berkelompok. Massa besarnya dipecah-pecah. Yesus memberi contoh membagikan ikan dan roti yang sedikit itu untuk kelompok kecilnya dan cukup. Orang-orang dikelompok lain ikut-ikutan. Mereka juga bawa bekal sedikitsedikit. Kalau untuk orang banyak kurang, tetapi cukup kalau dibagi untuk kelompok kecil mereka. Demikianlah semua ikut berbagi seperti Yesus dan semua kenyang.
3. Contoh Cerita Pokok Aktualisasi Beberapa pemerhati patungan untuk membantu pedagang kecil yang usahanya seret karena terjerat riba dan sering digusur-gusur. Mereka bukan orang berduit, tetapi peduli. Patungannya kecil-kecilan : Lima roti, dua ikan. Lawan utamanya tukang kredit dan petugas tatib. Banyak pemerhati lain yang melihat cara itu baik dan tergerak hati untuk terlibat membantu mereka. Omong punya omong sepakatlah mereka untuk membentuk koperasi. Deviden bagus. Doorprice melimpah ruah. 4. Contoh Skenario Adegan 1
Beberapa pedagang kecil lapaknya digusur oleh petugas tatib karena jalan harus disterilkan untuk acara pejabat. Ada juga yang sedang ribut dengan tukang kredit. Hari itu hari naas bagi mereka. Beberapa orang Katolik yang mau Pendalaman Iman menyaksikan semua kejadian itu.
Adegan 2
Dalam pendalaman iman, diangkatlah nasib buruk yang dialami para pedagang kecil itu. Pendalaman iman sepakat untuk peduli dan merancang langkah-langkah konkret untuk membantu mereka.
Adegan 3
Pendekatan tidak terlalu sulit. Pemerhati Katolik itu berhasil masuk dan menggerakkan arisan kecil-kecilan untuk mengentas satu per satu pedagang yang terjerat riba. Prospek bagus. Dukungan dari teman Katolik lainnya makin besar. Arisan ditingkatkan menjadi Koperasi. Para pedagang rukun bersatu, lapak tampil bagus. Petugas tatib tidak gusur mereka lagi. Jerat tukang kredit lepas.
Pemeran
Beberapa pedagang, Aktivis Katolik, Petugas Satpol, Tukang Kredit, beberapa pembeli. Beberapa lapak pedagang kecil di pinggir jalan, Ruang Pendalaman Iman.
Properti
5. Perutusan
Penggusuran dan riba dapat dilawan dengan pemberdayaan. Memberi makan tidak hanya berarti karitatif, tetapi juga berarti transformatif. Lawan kekerasan tanpa kekerasan.
Bertolaklah Ke Tempat Yang Dalam 1. Inspirasi Kitab Suci Luk 5 : 4-6 Setelah selesai berbicara kepada orang banyak, Yesus berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. 2. Tafsir dan Pesan Teks
Kegagalan menyebabkan orang kehilangan harapan dan putus asa. Yesus mengarahkan para nelayan itu untuk mendapatkan tangkapan banyak di tempat yang tepat, pada saat yang tepat, dengan cara dan alat yang tepat pula. Potensi tangkapan di laut lebih besar dari sebuah sungai dan lebih besar lagi dari sebuah parit. Peluangnya lebih besar jala, dibanding pancing dan tombak ikan.
3. Contoh Cerita Pokok Aktualisasi Seorang pekerja ulet merintis usahanya di teras rumah. Langgannya para tetangga sekitar. Melihat ada peluang lebih baik di lokasi yang ramai, dibukalah satu usaha sejenis di tempat itu. Pelanggannya bertambah, termasuk preman-preman. Susah menghadapi preman, dia kredit motor dan kerja kelilingan. Pasarnya lebih luas lagi. Tetapi dengan motor muatannya terbatas dan riskan. Motor dijual untuk beli mobil butut. Pekerja ulet sekarang sudah menjadi juragan besar. Diusulkan beli HP tetapi ditolak karena satu alasan. Namun akhirnya dibeli juga HP. Semua order dapat dipesan lewat selulernya. 4. Contoh Skenario Adegan 1
Pedagang kecil di teras rumah dikerubuti tetangganya. Ada tawaran untuk buka lapak di tempat yang lebih ramai. Rumah dijaga isteri, lapak baru dijaga suami. Peluang langsung disambar. Pelanggan bertambah, termasuk preman yang suka memalak mereka. Ulah preman makin meresahkan. Uang dan HP diembat preman. Lapak rusak, dagangan porak poranda.
Adegan 2
Keluarga ulet itu tidak kehilangan semangat. Mereka tutup lapak, ganti haluan dagang di teras dan kelilingan. Pelanggan makin banyak, tapi dagang kelilingan dengan motor banyak resiko. Motor dijual untuk beli mobil butut. Kelilingan lebih aman dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Adegan 3
Kondisi makin membaik. Mereka sudah jadi juragan dengan jaringan luas. Isteri usul ke suami untuk beli HP. Suami menolak. “ Kalau kita punya HP kita tetap pedagang kecil di teras rumah dan satu lapak di pasar.” Tetapi toh dibeli juga HP. Mereka sekarang terima order dengan selulernya.
Pemeran Properti
Kelurga pedagang kecil, beberapa pelanggan, preman. Teras rumah, lapak kecil, motor, mobil, HP / BB, ragam barang pracangan
5. Perutusan
Kesulitan jangan menghentikan langkah tetapi jadikan pijakan untuk loncat. Bertolaklah ke tempat yang dalam, tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan. Setia kepada perkara kecil, akan dipercaya untuk perkara besar. Salib kecil menyiapkan kita mampu memikul salib besar.
Bantuan Orang Lain atau Berbenah Diri 1. Inspirasi Kitab Suci, Luk 10 : 39-42 39 Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” 41 Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” 2. Tafsir dan Pesan Teks
Yesus menunjukkan satu hal yang perlu untuk mendapatkan bagian yang terbaik, yaitu menata diri sendiri. Bantuan dari orang lain tidak banyak artinya kalau diri sendiri tidak mau berbenah.
3. Contoh Cerita Pokok Aktualisasi Sekolah Katolik berjuang agar tetap eksis. Berbagai cara diupayakan karena kompetisi memang makin ketat. Kecemasan dan banyaknya perkara yang membayangi dalam kompetisi itu membuat sekolah merasa terpuruk. Kondisi pelayanan tidak maksimal. Kehadiran komite menyentak kesadaran manakah bagian yang terbaik : Bantuan orang lain atau berbenah diri ? Dipilih usaha untuk berbanah diri. Pelayanan di sekolah makin baik. Dalam perjalanan waktu siswa makin berjubel.
4. Contoh Skenario Adegan 1
Beberapa guru sebuah sekolah Katolik berkumpul dan berdoa dengan khusuk. Sesudah itu berdiskusi untuk persiapan penerimaan siswa baru. Situasi tidak kondusif. Saling menyalahkan dan pesimis menghadapi kompetisi dengan lembaga lain yang lagi naik daun. Ekspresi lesu, lusuh dan capek. Kerja tidak semangat dan perhatian ke siswa kurang.
Adegan 2
Komite sekolah diajak bicara. Silang pendapat tidak terelakkan. Persoalan pokok yang menjadi kunci diskusi : Dibantu banyak orang untuk promosi atau sekolah harus berbenah diri. Kesepakatan diambil, sekolah berbenah. Kelesuan dan wajah capek berganti dengan senyum ramah, penuh perhatian terhadap siswa, semangat dan dedikatif.
Adegan 3
Penerimaan siswa baru melimpah.
Pemeran Properti
Beberapa guru, beberapa anggota komite sekolah, beberapa anak sekolah. Sebuah ruang rapat, poster, Loket pendaftaran siswa baru.
5. Perutusan
Bagian yang terbaik tidak dapat diberikan oleh orang lain, karena bagian terbaik itu tidak dapat diambil daripadanya. Pilihlah bagian terbaik yang tak akan diambil daripadamu mulai dari dirimu sendiri.