MENGEMBANGKAN PEMASARAN STRATEGIS MELALUI PENDEKATAN PERILAKU ORGANISASIONAL Abdul Hadi Hari*
Abstrak: Strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional dalam pemasaran strategis perlu berinteraksi untuk membentuk keunggulan kompetitif dalam portfolio perusahaan. Fungsi perencanaan dan implementasi pemasaran strategis dapat mencapai tujuan jika perencanaan pemasaran strategis diarahkan pada keseluruhan strategi perusahaan dengan mempertimbangkan peran dan dinamika perilaku organisasi yang meliputi struktur, perilaku individual/ pegawai danbu daya organisasi. Pengembangkan perencanaan pemasaran stategis melalui pendekatan perilaku organisasional dapat dilakukan dengan mengkaitkan dimensi perilaku organisasional melalui perilaku Manajer Puncak melalui perancangan strategi. Keywords : Strategi, pemasaran, organisasional, manajerpuncak.
PENGANTAR Perkembangan terkini dalam pemasaran strategis telah didefinisikan dengan eksklusif terkait pilihan pasar produk namun karena terlalu banyaknya definisi mengakibatkan kebingungan seperti dimana strategi pemasaran berakhir dan strategi pemasaran dimulai (Boxer dan Wensley, 1986). Pemasaran Strategis terdapat di berbagai level dalam organisasi yaitu pada tingkat korporasi, tingkat bisnis dan tingkat fungsional. Pemasaran Strategis pada tingkat korporasi menjelaskan arena bisnis dimana sebuah perusahaan akan bersaing. Tujuan pemasaran strategis
tingkat fungsional menunjukkan bahwa pemasaran strategis, menawarkan produk yang tepat, mengidentifikasi waktu untuk perubahan relasi dan produk, dan pengalokasian sumber daya yang tepat (Varadarajan dan Jayachandran, 1999). Lebih jauh Varadarajan dan Jayachandran (1999) menyatakan bahwa strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional dalam pemasaran strategis berinteraksi untuk membentuk keunggulan kompetitif dalam portfolio sebuah perusahaan dimana keunggulan kompetitif mempengaruhi kinerja pasar dan performa financial perusahaan.
pada tingkat korporasi adalah memaksimalkan
Fungsi perencanaan dan implementasi
perbedaan dari nilai pasar perusahaan dengan modal
pemasaran strategis dapat mencapai tujuan jika
yang diinvestasikan oleh pemilik. Pemasaran Strategis
perencanaan pemasaran strategis diarahkan pada
pada tingkat bisnis menjelaskan bagaimanabersaing
keseluruhan
di dalam pasar secara spesifik. Tujuan pemasaran
mempertimbangkan peran dan dinamika perilaku
strategis padatingkat bisnis adalah pencapaian dan
organisasi yang meliputi struktur, perilaku individual/
pengaturan keunggulan kompetitif. Sedangkanpada
pegawai dan budaya organisasi. Keberhasilan
strategi
perusahaan
dengan
implementasi keputusan pemasaran strategis
* Fakultas Ekonomi Universitas Widya Dharma
Magistra No. 89 Th. XXVI September 2014 ISSN 0215-9511
25
Mengembangkan Pemasaran Stategis melalui Pendekatan ........
dipengaruhi oleh consensus anggota organiasasi baik
Perusahaan yang menginisiasi aksi strategis
secara individual maupun kelompok. Konsensus
untuk mencapai keuntungan kompetitif. Aksi ini
kelompok dalam organisasi secara positif
dibentukserta dipengaruhi oleh lingkungan luar dan
mempengaruhi penerimaan dan komitmen anggota
lingkungan di daalam perusahaan itu sendiri. Teori
kelompok individualatas putusan strategis yang telah
Institusional menyatakan bahwa aksi dan hasil dari
diambil, hal ini akan menambah kesediaan anggota
perusahaan ini dipengaruhi oleh pengetahuan,
kelompok untuk menggunakan usaha lebih besar
kepercayaan dan aturan yang menjadi karakteristik
dalam mengimplementasikan keputusan strategis
dalam konteks organisasi. Ketergantungan dari aksi
(Dooley dan Fryxell, 2000).
yang diinisiasi oleh perusahaan dan hasil dari aksi
Artikel ini mencoba membahas bagaimana pengembangkan perencanaan pemasaran stategis
tersebut dikenal dengan embeddedness yaitu : 1.
Perusahaan memiliki keterlekatan dengan
melalui pendekatan perilaku organisasional dengan
lingkungan umum melalui kompromi: a) Institusi
mengkaitkan dimensi perilaku organisasional melalui
dengan menciptakan aturan yang membentuk
perilaku Manajer Puncak, Manajer Menengah dan
perilaku perusahaan. b) Faktor Makro dari
Karyawan yang terkait dengan struktur organisasi,
masyarakat seperti kehendak dari kebudayaan.
dinamika budaya organisasi dalam membentuk
Institusi yang mempengaruhi perusahaan termasuk
consensus atau komitment seluruh anggota organisasi
mereka yang menentukan ketentuan moneter,
untuk implementasai keputusan perencanaan
aturan kompetitis seperti regulasi antitrust dan
pemasaran strategis yang telah ditetapkan.
aturan mengenai lingkungan. Keterlekatan yang disebabkan oleh kebudayaan ditunjukkan oleh peran dari kepercayaan terhadap budaya yang
PEMASARAN STRATEGIS Dimensi pemasaran strategis sangat terkait
menentukan transaksi ekonomi. 2.
Perusahaan melekat pada lingkungan yang terdiri
dengan konten, proses dan implementasi dari strategi
dari aktor di dalam industri, seperti supplier,
marketing pada level pasar produk selain itu
konsumen, kompetitor dan rekanan. Hubungan
memainkan peran penting dalam proses frormulasi
antar aktor ini mempengaruhi perilaku
strategi. Konten strategi merupakan hubungan yang
perusahaan dalam mencapai keunggulan
spesifik, penawaran,waktu dan pola dari sumber daya
kompetitifnya.
yang dialokasikan dalam sebuah bisnis. Strategi
3.
Perusahaan memiliki lingkungan internal yang
proses formulasi mengarah paa aktivitas dimana
terdiri dari kemampuan unik dan sumber
sebuah bisnis terlibat dalam keputusan pemilihan isi
dayanya: kepercayaan kolektif mengenai pasar,
dari strategi. Implementasi strategi mengarah pada aksi yang diinisiasi oleh organisasi serta hubungannya dengan konstituen eksternal. Peran strategis
kompetisi dan industri, dan juga perilaku kebudayaan. Lingkungan internal juga mempengaruhi bagaimana perusahaan bersikap
pemasaran dalam sebuah organisasi muncul dari hasil
dalam upayanya mencapai keunggulan kompetitif
antara fungsi kompetitor dan monitoring terhadap
(Varadarajan dan Jayachandran, 1999).
kondisi luar (Varadarajan dan Jayachandran, 1999).
26
Magistra No. 89 Th. XXVI September 2014 ISSN 0215-9511
Mengembangkan Pemasaran Stategis melalui Pendekatan ........
Menurut Stasch dan Lanktree (1980)
Perencanaan pemasaran strategis merupakan
penyusunan konten pemasaran strategis oleh manajer
pernyataan dari ambisi korporasi dan sebagai awal
perlu didukung pemahaman yang lebih baik atas
proses organisasi menuju keunggulan kompetitif
proses perencanaan pemasaran yang terdiri atas enam
sehingga memerlukan mendapatkan dukungan dan
impresi yaitu:
komitmen organisasi. Pernyataan perencanaan
1.
Manager senior harus berpartisipasi dalam
pemasaran strategis harus cukup luas sehingga
tahapan awal perencanaan. Hal ini bertujuan agar
memerlukan keterlibatan organisasi dalam
manager serius mengindikasikan arah atau
menginterpretasikan, menyaring, dan membuatnya
kepercayaan yang mereka harapkan di
operasional (Barlett dan Goshal, 1994).
perencanaan akhir; jika terdapat informasi yang tidak memadai untuk perencanaan yang memadai, akan ada waktu bagi manager senior untuk meminta riset untuk mengumpul
2.
Keunggulan kompetitif organisasi/perusahaan
membahas gagasan mereka di kontak awal
dapat dicapai melalui pembentukan strategi,
dengan manager senior.
menciptakan struktur dan mengatur sistem yang
Manager pemasaran memerlukan panduan yang Manager pemasaran diperlukan untuk mendapat pemikiran terbaik dan gagasan terbaik dari keseluruhan sumber yang layak dari agensi, divisi-divisi lain dan area-area fungsi lainnya dalam divisi.
4.
5.
6.
DALAM PEMASARAN STRATEGIS
kaninformasi; dan manajer pemasaran perlu
didapatkan dari direktur pemasaran korporasi. 3.
PENDEKATAN PERILAKU ORGANISASIONAL
Manager pemasaran harus di dorong untuk
diarahkan untuk mengendalikan seluruh bagian organisasi. Peran sistem dalam aktifitas semacam ini menjadi amat penting ketika struktur organisasi dan divisi berubahserta perluasan divisi juga diperlukan.Sistem menjadi alat yang penting bagi jajaran manajemen level atas untuk dapat mengatur kedudukan perusahaannya (Barlett dan Ghoshal, 1995). Menurut Barlett dan Goshal (1994) menyatakan bahwa struktur mengikuti strategi dan
menyebutkan gagasan perencanaan baru dari
sistem mendukung struktur sehingga Manajer Puncak
awal periode perencanaan
(Top Manager) memandang diri mereka sebagai
Manager pemasaran harus menggunakan
perancang strategi, arsitek struktur, dan manajer
komunikasi up-down dan horizontal ketika
sistem untuk mengelola dan mengendalikan
mengembangkan rencana
perusahaan. Riwayat dan sejarah bisnis perusahaan
Prosedur perencanaan harus mencakup cek and
harus melekat pada rancangan atau rumusan strategi
balance yang menghubungkan pengembangan
perusahaan. Dalam merumuskan strategi Manajer
rencana pemasaran melalui arah yang diinginkan
Puncak sebagai pemimpin korporasi mereka perlu
oleh manajer senior.
mengendalikan secara penuh pengaturan tujuan perusahaan dan penentuan prioritas yang akan dilakukan.
Magistra No. 89 Th. XXVI September 2014 ISSN 0215-9511
27
Mengembangkan Pemasaran Stategis melalui Pendekatan ........
Perusahaan perlu mendesentralisasi pemikiran
perluasan pandangan mereka. Oleh karena itu
strategis pada semua tahapan proses pengambilan
pendekatan strategi, struktur, dan sistem perlu
keputusan terkait isu kerangka organisasi dimana
didukung dengan pendekatan yang lebih organik
keputusan apapun semacam itu dibuat. Ada dua
berbasis pengembangan tujuan, proses, dan orang
permasalah
(Barlett dan Goshal, 1994). Oleh karena itu peran
mendasar
terkait
pendekatan
desentralisasi dan pendekatan structural yaitu;
Manajer Puncak perlu diarahkan pada:
pertama, pembatasan analisis strategis atas-kebawah
1.
Peran melebihi strategi untuk tujuan. Tujuan
dimana di salah satu bentuk atau lainnya mendasari
adalah perwujudan sebuah pengenalan organisasi
pilihan desain seperti itu dan; kedua, logika untuk
yang berkaitan dengan berbagai kepentingan
batasan pasar produk diasumsikan sebagai basis untuk
stakeholder yang saling tergantung. Singkatnya,
desain organisasi itu sendiri (Boxer dan Wensley,
tujuan adalah pernyataan respon moral
1986). Pendekatan structural pemasaran strategis
perusahaan untuk tanggungjawab secara luas,
terkait peran Manajer Puncak dan Manajer Menengah
bukan
mentransformasikan pemikiran dan implementasi
mengeksploitasi kesempatan komersial.Tiga
strategis dalam organisasi.
aspek dari tugas manajemen tertinggi dalam
sebuah
rencana
moral
untuk
membangun sebuah arti tujuan itu saling PERAN MANAJER PUNCAK DAN MANAJER MENENGAH
bergantung dan menguatkan secara kolektif. Manajer Puncak perlu mengartikulasi ambisi korporat dalam kondisi yang didesain untuk
Manajer Puncak memandang diri mereka
menangkap perhatian dan minat pegawai
sendiri sebagai perancang strategi, arsitek struktur,
daripada dalam kondisi untuk tujuan strategi atau
dan manajer sistem yang memimpin dan
finansial. Mereka menggunakan organisasi
mengendalikan perusahaan.Manajemen Puncak harus
dalam mengembangkan, menyaring, dan
bergerak melebihi strategi, struktur, dan sistem untuk
memperbarui ambisi. Dan mereka memastikan
sebuah kerangka kerja yang dibangun pada tujuan,
bahwa ambisi korporat dapat diterjemahkan ke
proses, dan orang. Walaupun strategi, struktur, dan
dalam aktivitas terukur untuk menyediakan
sistem perusahaan dianggap bersifat umum
sebuah benchmark untuk prestasi dan rasa
namunmenjadi filosofi Manajer Puncak dalam
bersemangat.Jika ambisi korporat mulai untuk
mengendalikan perusahaan.Hal ini dikarenakan
berfokus pada kepentingan pribadi yang sempit
Pertama, mereka kurang memberikan penekanan
dari perusahaan, akhirnya melenyapkan
rencana strategi daripada menambah kekayaan atau
ketertarikan, dukungan, dan komitmen yang
menguasai tujuan korporat. Selanjutnya, mereka
muncul ketika tujuan dihubungkan ke aspirasi
berfokus sedikitnya pada desain struktur formal
sumber daya manusia yang lebih luas. Ketika
dibanding proses manajemen yang efektif. Mereka
nilai organisasi menjadi self-serving, perusahaan
kurang perhatian pada pengendalian perilaku pegawai
dengan cepat kehilangan arti identifikasi dan
daripada pada perkembangan kemampuan mereka dan
kebanggaan yang membuat mereka atraktif tidak
28
Magistra No. 89 Th. XXVI September 2014 ISSN 0215-9511
Mengembangkan Pemasaran Stategis melalui Pendekatan ........
2.
hanya untuk pegawai tetapi juga untuk pelanggan
Mereka melihat proses lain yang membangun
dan lainnya. Dan ketika respek manajemen dan
kompetensi
perhatian ke ide dan masukan pegawainya
organisasional. Dan mereka melihat proses ketiga
ditambahkan,
komitmen
yang mempromosikan pembaruan berkelanjutan
pudar.Tujuanbukan strategi, tujuan merupakan
dari strategi dan ide yang mengendalikan bisnis.
alasan sebuah organisasi itu ada. Definisinya dan
Oleh karena ada tiga prosesorganisasional inti
artikulasinya
tanggung
perusahaan yaitu proses kewirausahaan, proses
jawabmanajemen puncak (Barlett dan Goshal,
membangun kompetensi, dan proses pembaruan.
1994).
Proses pembangunan kompetensi membangun
Struktur divisional terbukti ideal untuk
lingkungan yang dapat menciptakan aksi
memperbaiki manajemen dari operasi yang terus
kolaboratif. Mengembangkan organisasi yang
menerus, tetapi ia mempunyai kapabilitas bawaan
mendorong perilaku semacam itu tidak bisa
yang kecil untuk pembaruan. Dengan kata lain,
dicapai hanya melalui struktur. Managemen
untuk semua pertumbuhan mereka, perusahaan
tingkat atas perlu menggunakan seluruh
besar menjadi lebih meningkat ketidak
kemampuan dan kultur yang dimiliki (Ghoshal
fleksibelannya, lambat dalam inovasi, dan lebih
dan Barlett, 1995).
motivasi
harus
dan
menjadi
melawan perubahan jika hanya berorientasi pada
3.
melintasi
batasan
internal
Manajer Puncak perlu mengartikulasikan
struktur semata. Manajer telah lama menyadari
tantangan managemen dalam kaitannya dengan
pentingnya mengelola sebuah proses organisasi
menghubungkan pengetahuan dan kemampuan
namun doktrin sistem struktur strategi telah
unik dari masing-masing personel di dalam
memusatkan perhatian mereka pada hubungan
perusahaan. Mereka perlu mengembangkan
vertikal dari struktur hierarki klasik. Dibawah
filosofi managemen yang berbasis pada
doktrin tersebut, informasi dan permintaan
pendekatan secara personal, mendorong pegawai
kapital ditarik ke puncakorganisasi, membuat
untuk mengembangkan pandangan dan ide
eksekutif perusahaan agar dapat membuat
mereka sendiridibanding mengembangkan
keputusan
mengendalikan
penggunaan sistem dan aturan untuk mendorong
sumberdaya, tanggungjawab, dan kontrol
individu masuk ke dalam kerangka perusahaan.
kebawah ke arah unit garis depan. Pengendalian
Dengan membangun sebuah organisasi yang
secara vertikal yang berorientasi secara finansial,
merefleksikan kemampuan dari pegawainya,
proses berdasarkan otoritas atau kewenangan
manager sedang berusaha mengubah manusia
mendominasi operasional dari kebanyakan
organisasi
perusahaan besar. Proses inti organisasi
dengan”korporasi berbasis individu” (Barlett dan
mendominasi secara vertikal, proses yang
Ghoshal, 1995).
yang
akan
ke
apa
yang
kita
sebut
berdasarkan otoritas dari sebuah struktur yang hierarki. Proses akan menghasilkan kreatifitas dan kewirausahaan di manajer garis depan.
Magistra No. 89 Th. XXVI September 2014 ISSN 0215-9511
29
Mengembangkan Pemasaran Stategis melalui Pendekatan ........
Tranformasi pendekatan strategis berbasis
kemampuan anggota untuk merespon perubahan.
tujuan, proses dan orang dapat dilakukan jika dimulai
Dalam setiap peran, manajer menengah mempunyai
dari Manajer Puncak. Sebelum Manajer Puncak bisa
potensi untuk mempengaruhi barisan organisasi
menyusun kembali perilaku dan kepercayaan melalui
dengan lingkungan eksternalnya dengan memasukkan
korporasi, mereka perlu untuk mengubah prioritas
pemikiran yang berlainan dan mengubah perilaku
mereka sendiri dan cara berpikir. Untuk memperlancar
orientasi kedalam proses pembuatan strategi.Manajer
proses transformasi pendekatan strategis berbasis
menengah berperan sebagai penengahan antara
tujuan, proses dan orang perlu dukungan Manajer
kekuatan internal dan eksternal, namun untuk
Menengah dalam menjembatani implementasi
mencapai kesejajaran manajer menengah menghadapi
perencanaan pemasaran strategis dari Manajer
hambatan terkait hadirnya kekuatan inersia dalam
Puncak kepada bawahan (pendekatan top down).
organisasi. Tujuan yang disengaja dan strategis yang
Selain itu Manajer Menengah menampilkan peran
resmi sangat berguna untuk meningkatkan konsistensi
koordinasi dimana mereka menengahi, bernegosiasi,
dan ketergantungan dalam perilaku berorganisasi,
dan menerapkan koneksi antara institusional
tetapi proses ini juga menciptakan inersia
organisasi (strategi) dan level tekhnikal (operasional)
organisasional. Inersia menunjukkan dirinya sendiri
(Floyd dan Wooldridge, 1997).
dalam berbagai cara, termasuk komitmen terhadap
Peran menengahi oleh Manajer Menengah
sebuah ketetapan tertentu dari norma dan nilai-nilai.
memunculkan pengaruh signifikan dalam organisasi
Keterlibatan manajer menengah dalam proses
dan strategi organisasional. Aktifitas pengaruh keatas
pembuatan strategi dapat mempertinggi performa
manajemen menengah mempunyai potensi untuk
organisasional : keputusan strategis yang lebih
memindahkan rangkaian strategis perusahaan dengan
berkualitas dan penerapan yang lebih efisien.
menginformasikan kepada manajemen puncak atas
Berdasarkan pada ukuran dari keterlibatan mereka
interpretasi dari isu yang berkembang dan dengan
dalam tingkatan proses, hasil mereka menyarankan
mengajukan inisiatif baru. Dalam peran sintetis,
peningkatan keputusan seperti dua efek yang lebih
manajer menengah menafsirkan data yang ambisius
kuat (Floyd dan Wooldridge, 1997). Manajer
dan bermacam-macam yang dikaitkan pada situasi
menengah berperan dalam formulasi stategi dan
strategis, membingkai persepsi dari manajer lainnya
implementasi strategi, yang berarti bahwa mereka
dan mengubah agenda strategis. Dalam memenangkan
pertama kali memformulasi strategi, menggunakan
inisiatif baru, manajer menengah mempunyai potensi
prosedur rasional, kemudian mendesain sebuah
untuk mendefinisikan ulang konteks strategis (Floyd
struktur organisasi dan menyusun proses manajemen
dan Wooldridge, 1997).
untuk mendapatkan perilaku organisasi yang
Pengaruh kebawah, manajer menengah sebagai agen, mengembangkan kemampuan beradaptasi, dan
diperlukan untuk mengimplementasikannya (Guth dan Macmilan, 1986).
menerapkan strategi kesengajaan. Selain itu mereka menstimulasi pengenbangan pada yang lain dan mempromosikan pembelajaran, meningkatkan
30
Magistra No. 89 Th. XXVI September 2014 ISSN 0215-9511
Mengembangkan Pemasaran Stategis melalui Pendekatan ........
implementasi strategi (Dooley dan Fryxell, 2000).
IMPLEMENTASISTRATEGI Implementasi pemasaran strategis terkait dengan konsensus yang dibangun oleh manajer puncak dengan seluruh elemen yang ada pada organisasi. Dinamika konsensus dan implementasi strategi dapat mengacu pada model manajemen Amerika dan Jepang dimana manajemen Amerika
Implementasi strategi terkait budaya perusahaan yang bersumber pada tradisi dan nilai-nilai yang ada dalam organisasi dalam melakukan bisnis. Strategi kadangkala tidak dapat diimplementasikan bukankarena salah secara teoritik tetapi karena factor budaya dalam organisasi (Anonymous, 1980).
membuat keputusan cepat yang sulit untuk diimplementasikan sedangkan Jepang, melalui
BUDAYA PERUSAHAAN
konsensus yang lama dalam membuat keputusan tetapi mengimplementasikannya lebih cepat dan
utama
efektif (Dooley dan Fryxell, 2000). Komitmen atau consensus dalam manajemen adalah: kesediaan individu untuk melakukan upaya tingkat tinggi di sisi organisasi dan rasa identifikasi dengan tujuan organisasi sehingga tujuan individu dan organisasi sejajar erat. Faktor utama terkait dengan komitmen adalah “akses politik: yaitu mampu meningkatkan isu dan memberikan perhatian serius pada isu-isu tersebut. Teori komitmen menyediakan penjelasan yang relative sederhana untuk level komitmen manager individual untuk implementasi strategi. Jika tingkat kesesuaian yang dipersepsikan rendah, maka komitmen individual pada strategi akan rendah, begitu juga jumlah upaya manager tengah yang diberikan untuk mengimplementasikan strategi juga akan rendah (Guth dan Macmilan, 1986). Konsensus putusan kelompok secara positif mempengaruhi penerimaan anggota kelompok individu dari putusan yang telah ditetapkan,disamping itu akan menambah kesediaan anggota kelompok untuk menggunakan usaha lebih besar dalam mengimplementasikan keputusan. Konsensus merupakan sebuah hasil yang diinginkan dari proses pembuatan keputusan strategi karena membangun komitmen
keputusan
dan
Budaya perusahan dapat menjadi kekuatan
mempermudah
Magistra No. 89 Th. XXVI September 2014 ISSN 0215-9511
ketika
hal
ini
konsisten
dengan
strateginya.Budaya mengimplikasikan nilai – nilai, seperti agresivitas, defensivitas.Budaya memberikan seseorang sebuah pemikiran mengenai bagaimana untuk bertingkah laku dan mereka bagaimana semestinya mereka dalam melakukan (Anonymous, 1980). Budaya perusahaan akan member pengertian kepada seorang pegawai organisasi – bagaimana mereka menyelesaikan segala sesuatu di sekitarnya melalui kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan filosofi sehingga menentukan bagaimana segala sesuatu bekerja (Wallace, 1983). Menurut Schneider dan Brief (1996) iklim dan budaya merupakan hal yang saling berhubungan. Mengubah iklim adalah hal yang penting untuk merubah apa yang dipercayai oleh anggota organisasi dan apa yang mereka percayai tentang nilai dari organisasi mereka. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai tersebut merupakan budaya organisasi. Salah satu cara yang baik untuk berpikir tentang budaya organisasi dapat meminjam dari pendekatan antropologi yaitu berfokus pada apa yang orang-orang dalam
organisasi
kagumi
misalnya;
rutinitas,inovasi,kualitas atau pengambilan risiko. Organisasi dapat menciptakan iklim untuk setiap hal
31
Mengembangkan Pemasaran Stategis melalui Pendekatan ........
tersebut, dan iklim mengkomunikasikan apa yang
3.
Sifat dasar dari pekerjaan. Apakah pekerjaan
seharusnya dipercaya dan apa yang seharusnya
tersebut membosankan atau menantang? Apakah
dikagumi. Nilai dan kepercayaan para karyawan
pekerjaannya dapat diadaptasi oleh orang-orang
mempengaruhi interpretasi mereka pada kebijakan,
yang melakukan pekerjaan tersebut atau mereka
praktik, prosedur (iklim) dari organisasi. Kepercayaan
secara keras mendefinisikan sehingga setiap
membentuk bagaimana organisasi berfungsi dan iklim
orang harus melakukannya dengan cara yang
berkaitan dengan tujuan dari organisasi. Iklim bisa
sama? Apakah organisasi menyediakan sumber
diciptakan melalui Teori Y dimana karyawan dianggap
daya yang dibutuhkan untuk para karyawan?
memiliki kepercayaan dalam kedewasaan dan
(peralatan, perlengkapan, informasi) untuk
kreativitas yang melekat pada karyawan dan
menyelesaikan pekerjaan?
mempercayai kapasitas mereka untuk mengambil
4.
Fokus pada dukungan dan reward. Apakah tujuan
keputusan dalam kaitannya dengan kepentingan
dari pekerjaan dan ekselen standar secara luas
perusahaan. Ada empat kunci dimensi utama iklim
diketahui dan dibagikan? Apa yang didukung:
dimana tiga pertama berkaitan dengan fungsi, dan
menjadi hangat dan ramah pada pelanggan atau
yang keempat berkaitan dengan tujuan:
cepat? Apakah menyelesaikan pekerjaan
1.
Sifat dasar dari hubungan interpersonal. Apakah
(kuantitas) atau menyelesaikan pekerjaan dengan
ada pembagian yang saling menguntungkan dan
benar (kualitas) diberikan reward? Atas dasar apa
kepercayaan atau konflik dan kecurigaan?
orang-orang direkrut/ untuk tujuan dan standar
Apakah hubungan antara unit-unit fungsional
apa mereka dilatih? Dari segi apa kinerja itu
(misalnya antara produksi dan penjualan)
dipuji dan diberi reward?
kooperatif atau kompetitif? Apakah organisasi mendukung sosialisasi dari pendatang baru atau sebuah pendekatan timbul tenggelam? Apakah
2.
KESIMPULAN
orang-orang merasa bahwa kesejahteraan mereka
Pengembangkan perencanaan pemasaran
penting untuk orang-orang yang ada di sekitar
stategis melaluipendekatan perilaku organisasional
mereka dan pada manajemen puncak?
dengan mengkaitkan dimensi perilaku organisasional
Sifat dasar dari hirarki. Apakah keputusan yang
melalui perilaku Manajer Puncak. Manajer Puncak
mempengaruhi kerja dan tempat kerja hanya
dipandang sebagai perancang strategi, arsitek struktur,
dibuat oleh manajemen puncak atau apakah
dan manajer sistem yang memimpin dan
mereka dibuat dengan partisipasi dari mereka
mengendalikan perusahaan.Manajemen Puncak harus
yang berpengaruh pada keputusan? Apakah
bergerak melebihi strategi, struktur, dan sistem untuk
organisasi digolongkan dengan pendekatan tim
sebuah kerangka kerja yang dibangun pada tujuan,
untuk bekerja atau pendekatan individual
proses, dan orang. Keterlibatan manajer menengah
kompetitif? Apakah manajemen memiliki
dalam proses pembuatan strategi dapat mempertinggi
penghasilan tambahan khusus yang memisahkan
performa organisasional : keputusan strategis yang
mereka dari bawahan, seperti parker khusus atau
lebih berkualitas dan penerapan yang lebih efisien.
fasilitas makan?
32
Magistra No. 89 Th. XXVI September 2014 ISSN 0215-9511
Mengembangkan Pemasaran Stategis melalui Pendekatan ........
Dinamika budaya organisasi dalam membentuk
Ghoshal, S. and C. A. Barlett (1995), “Changing the
consensus atau komitment seluruh anggota organisasi
Role of Top Management: Beyond Structure to
dapat memperlancar implementasi keputusan
Process.” Harvard Business Review 73 (Jan/Feb):
perencanaan pemasaran strategis yang telah
86 - 96.
ditetapkan.
Barlett, C. A. and S. Ghoshal (1995), “Changing the Role of Top Management: Beyond Systems to
DAFTARPUSTAKA
People.” Harvard Business Review (May/Jun): 132 - 142.
Stasch, S. F. and P. Lanktree (1980), “Can Your Marketing Planning Procedures be Improved?” Journal of Marketing 42 (Summer): 79 -90.
Schneider, B., A. P. Brief, et al. (1996), “Creating a Climate and Organizational
Anonymous (1980), “Corporate Culture: The Hard-
Culture
for
Sustainable
Change.”Organizational
Dynamics (Spring): 7 - 18.
to-Change Values that Spell Success or Failure.” Busines Week (October 27): 148 - 160.
Floyd, S. W. and B. Wooldridge (1997), “Middle Management’s Strategic Influence and
Wallace, E. J. (1983), “Individuals and Organizations: The Cultural Match.” Training and Development
Organizational Performance.”Journal of Management Studies 34 (3): 465 - 485.
Journal 38 (Feb): 29 - 36. Varadarajan, R. P. and S. Jayachandran (1999), Guth, W. D. and I. C. Macmilan (1986), “Strategy
“Marketing Strategy: An Assessment of the State
Implementation Versus Middle Management
of the Field and Outlook.” Journal of the
Self-Interest.” Strategic mnagement Journal 7:
Academy of Marketing Science 27 (2): 120 - 143.
313 - 327. Dooley, R. S., G. E. Fryxell, et al. (2000), “Belaboring Boxer, P. J. and J. R. C. Wensley (1986), “The Need
the Not-So-Obvious: Consensus, Commitment,
Middle-Out Development of Marketing
and Strategy Implementation Speed and Sucess.”
Strategy.”Journal of Management Studies 23 (2):
Journal of Management 26 (6): 1237 - 1257.
189 - 204. Barlett, C. A. and S. Goshal (1994), “Changing the Role of Top Management: Beyond Strategy to Purpose.” Harvard Business Review 72 (Nov/ Dec): 79 - 88.
Magistra No. 89 Th. XXVI September 2014 ISSN 0215-9511
33