MENGEDEPANKAN POSISI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN ALAUDDIN MAKASSAR
DALAM UPAYA DESEKULARISASI SAINS DAN TEKNOLOGI PENGANTAR Alhamdulillahi wa syukurillah, washolaatu wassalaamu 'alaa rasulillah, wa laa haula walaa quwwata illa billahil aziizil adziim. Yang kami hormati: - Ketua dan Anggota Senat Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Alauddin Makassar, - Panitia Pemilihan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Alauddin Makassar Periode 2011-2014 - Para Calon Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Alauddin Makassar Periode 2011-2014 hadirin dan hadirat yang insya Allah sama-sama dimuliakan dan dirahmati Allah SWT. Assalamu'alaykom wr.wb. Setelah senantiasa kita bersama-sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, serta me-lafadz-kan sholawat dan salam kepada junjungan kita Rasulullah SAW, pertama-tama ijinkanlah kami terlebih dahulu meng-klarifikasi tentang sebab-musabab kehadiran kami di hadapan bapak-ibu, hadirin dan hadirat, yang semoga kiranya dirahmati oleh Allah SWT. Bapak ibu, hadirin dan hadirat yang kami hormati, Sejujurnya, tidak pernah ada sedikit pun dalam hati kami terbersit keinginan untuk mencalonkan diri jadi Dekan di institusi yang terhormat seperti Fakultas Sains dan Teknologi di UIN Sultan Alauddin ini. Kami merasa terpanggil untuk mengajukan diri sebagai Calon Dekan, tidak lebih dan tidak kurang hanya untuk membantu “menyelamatkan” proses pemilihan ini sendiri, sebab kami mendengar kabar bahwa proses pemilihan ini akan dihentikan dan dibatalkan, karena kekurangan jumlah calon yang mendaftarkan diri. Olehnya itu, untuk meluruskan niat yang ada dalam hati sanubari kami, mohon dengan sangat kesediaan Bapak dan Ibu Anggota Senat yang kami hormati untuk tidak memberikan suaranya kepada kami dalam pemilihan nanti. Calon-calon yang lain halaman ke 1 dari 6 halaman
jauh lebih layak mendapatkan dukungan suara dari Bapak dan Ibu sekalian. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala “internal” dan “eksternal” yang kami hadapi pada saat ini (tentang hal ini insya Allah akan kami jelaskan secara lisan dalam forum). Yang lebih penting bagi kami adalah terbangunnya tradisi pemilihan Dekan yang baik di Fakultas yang masih muda usianya ini, sehingga kita semua terhindar dari dampak yang tidak baik pada masa yang akan datang. Jangan sampai upayaupaya yang telah dilakukan oleh rekan-rekan Panitia Pemilihan menjadi sia-sia, hanya karena masalah kekurangan calon. Singkatnya, kami hanya berniat semata-mata menjadi Calon Dekan, dan - mohon maaf yang sebesar-besarnya – kami sama-sekali tidak bersedia terpilih menjadi Dekan. Semoga Bapak Ibu, hadirin dan hadirat bersedia memahami dan memakluminya. Bapak ibu, hadirin dan hadirat yang kami hormati, Walau pun kami tidak ingin dan tidak mungkin menjadi Dekan di Fakultas ini, maka sesuai dengan tata-cara pemilihan yang berlaku, ijinkanlah kami tetap memaparkan VISI dan MISI, sekedar menjadi kontribusi dan masukan yang mudah-mudahan bermanfaat bagi Dekan yang terpilih nantinya, juga bermanfaat bagi kita semua, insya Allah. VISI “MENJADI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI TERDEPAN DALAM MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DENGAN DESEKULARISASI SAINS dan TEKNOLOGI” Bapak ibu, hadirin dan hadirat yang kami hormati, Kami termasuk yang meyakini bahwa ilmu pengetahuan, sains dan teknologi, berkembang secara ”linier” (yang artinya kurang lebih: selalu menjadi lebih maju dari sebelumnya), hanyalah setelah Socrates mendirikan sistem ”academia” kurang-lebih 2500 tahun yang lalu. Sebelum itu, kurang-lebih 3000-an tahun yang lalu, ilmu pengetahuan manusia pernah jauh lebih maju daripada masa-masa sesudahnya bahkan sampai sekarang dan mungkin sampai akhir jaman, yaitu pada masa kejayaan Nabi Sulayman a.s. Ketiadaan sistem ”academia” sebagai upaya pelestarian dan pengembangan ilmu-pengetahuan pada masa itu, mengakibatkan merosotnya tingkat ilmu-pengetahuan ke derajat yang serendah-rendahnya sepeninggal Nabi Sulayman a.s.
halaman ke 2 dari 6 halaman
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Alauddin Makassar adalah bagian dari sistem ”academia” yang berperan sentral dalam pelestarian dan pengembangan ilmu pengetahuan, sains dan teknologi, pada masa kini dan pada masa yang akan datang, insya Allah. Sebagaimana yang kita fahami bersama, sistem ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini, yaitu yang merupakan kelanjutan dari Renaissance di benua Eropa pada jaman abad pertengahan, adalah sistem ilmu pengetahuan yang ”sekuler”, yang memisahkan antara sistem ”academia” dengan kehidupan beragama, bahkan dengan kehidupan manusia seharihari pada umumnya. Yang kita alami pada saat ini merupakan akibat jangka panjang dari dekadensi kehidupan beragama pada abad pertengahan di benua Eropa, sehingga sistem ”academia” waktu itu dipisahkan dari sistem keagamaan - dalam hal ini gereja - demi kemajuan dan kelestarian ilmu-pengetahuan itu sendiri. Padahal bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa sebelum terjadi sekularisasi ilmu-pengetahuan pada abad pertengahan di benua Eropa, Islam selama hampir satu millenium – dari abad ke 7 sampai abad ke 15 – telah mengembangkan suatu sistem ilmu-pengetahuan yang tidak sekuler, melainkan menjadi bagian yang integral dari sistem kehidupan secara utuh, dengan norma-norma agama Islam sebagai ”the driving force” atau kekuatan pemandu dalam upayaupaya pelestarian dan pengembangan ilmu-pengetahuan. Bapak ibu, hadirin dan hadirat yang kami hormati, Upaya Islamisasi ilmu-pengetahuan, dalam hal ini sains dan teknologi pada masa kini dan masa depan, hanya dapat dimungkinkan dengan upaya desekularisasi ilmu-pengetahuan itu sendiri, sehingga ilmu-pengetahuan tidak lagi ”kering” dengan nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas, dan menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan dari kehidupan ke-Islaman sebagaimana yang terjadi dalam sejarah sebelum jaman Renaissance pada abad pertengahan. Hanya Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Alauddin sajalah yang akan mampu – dengan petunjuk dan pertolongan Allah SWT - mewujudkan impian untuk meng-Islamisasi dunia ”academia”, dan sekaligus menjadi bagian yang amat strategis dalam usaha menegakkan kembali peradaban Islam melalu desekularisasi ilmupengetahuan. MISI ”MENGEMBANGKAN SAINS dan TEKNOLOGI sebagai SARANA DA'WAH MENUJU TERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI” Bapak ibu, hadirin dan hadirat yang kami hormati, halaman ke 3 dari 6 halaman
Ketika Ratu Balqis - yang rakyatnya masih memiliki kepercayaan menyembah dewa matahari - datang ke Jerusalem memenuhi undangan Nabi Sulayman a.s., beliau sangat terkejut melihat ternyata singgasana beliau sudah terlebih dahulu tiba di sana. Kerajaan Ratu Balqis sendiri pada saat itu telah dikenal dengan supremasi-nya dalam bidang teknologi pertanian dan irigasi. Berarti teknologi transportasi pada jaman Nabi Sulayman a.s. sudah demikian canggihnya, sehingga hanya diperlukan waktu sekejap mata (lebih cepat dari mengirim SMS pada jaman sekarang) untuk mengirimkan singgasana Ratu Balqis dari negeri Saba' di sebelah selatan Saudi Arabia sekarang, ke Jerusalem di sebelah utaranya. Lebih terkagum-kagum lagi Ratu Balqis melihat teknologi konstruksi di istana Nabi Sulayman a.s., sehingga lantai yang digosok mengkilap – dengan tata-cahaya yang canggih – terlihat seperti tergenang air, sampaisampai beliau sempat menyingkapkan kainnya........... Bapak ibu, hadirin dan hadirat yang kami hormati, Di dalam al-Qur'an dikisahkan, karena kecanggihan ilmu pengetahuan rakyat Nabi Sulayman a.s., maka Ratu Balqis pun yang semula menyembah matahari, kemudian secara spontan tunduk dan patuh berserah diri kepada Allah SWT, Tuhan Nabi Sulayman a.s., Tuhan kita semua. Bahwa Ratu Balqis tidak menjadi tunduk kepada kekuasaan Nabi Sulayman a.s., hal ini meng-indikasi-kan bahwa Nabi Sulayman a.s. tidak memanfaatkan kecanggihan ilmu pengetahuan rakyatnya untuk membesarkan kekuasaan beliau sebagai raja, melainkan untuk membesarkan Allah SWT, yaitu untuk kepentingan dakwah semata-mata. Bapak ibu, hadirin dan hadirat yang kami hormati, Bisa dibayangkan alangkah membahagiakannya jika misalnya suatu saat nanti, Kaisar Jepang yang semula beragama Shinto, menyembah matahari, kembali ke pangkuan Islam, karena terkagum-kagum oleh kecanggihan sains dan teknologi yang ditumbuh-kembangkan oleh civitasacademica Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Alauddin Makassar, sebagai hasil jerih-payah dan upaya kita semua. Insya Allah, amin ya Rabbal 'alamiin. Bapak ibu, hadirin dan hadirat yang kami hormati, Jadi ilmu pengetahuan, sains dan teknologi, sesuai tuntunan al-Qur'an seyogyanya menjadi sarana untuk berdakwah, menegakkan panji-panji kekuasaan Allah SWT di muka bumi ini, bukanlah justru menjadi alat kekuasaan yang menjadikan keserakahan hawa nafsu manusia sebagai norma (”greed is the norm” = slogan kapitalisme). Adalah cita-cita besar halaman ke 4 dari 6 halaman
untuk mewujudkan suatu masyarakat madani, yang salah satu cirinya adalah berkembangnya sistem pengelolaan sumber-daya yang berbasis kepada ilmu-pengetahuan (knowledge-based society). Sudah selayaknyalah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Alauddin Makassar menjadi pelopor di garis terdepan dalam jihad fissabilillah memenangkan persaingan global dalam perlombaan supremasi penguasaan ilmupengetahuan, sehingga ilmu-pengetahuan itu sendiri, sains dan teknologi, bisa dimanfaatkan sesuai dengan tujuan dakwah, menegakkan kalimatullah fil ardh demi mencari Ridla Allah SWT semata. AKTUALISASI VISI DAN MISI Bapak ibu, hadirin dan hadirat yang kami hormati, Mengucapkan jargon-jargon dengan penuh semangat memang mudah. Tapi tentu terbersit pertanyaan besar, bagaimana mengimplementasikan semua cita-cita besar itu dalam kenyataannya? Bagaimana mengaktualisasi-kan semua VISI dan MISI itu pada kenyataannya? Mari kita mengingat-ingat apa yang pernah diungkapkan oleh Aa' Gym. Karena berbuat kebaikan itu biasanya lebih sulit dan lebih banyak tantangan daripada berbuat suatu keburukan, maka Aa' Gym memberikan ”tips”-nya yang kurang lebih dikatakannya agar mulai dari yang kecil, mulai dari yang sedikit, dan mulai dari diri sendiri atau yang dekat dengan kita. Visi dan misi yang bagaimana besarnya sekali pun tentu dimulai dari satu langkah kecil yang pertama. Bapak ibu, hadirin dan hadirat yang kami hormati, Jadi kita bisa mulai dengan agenda pemilihan Dekan ini saja dulu. Seorang Dekan adalah pemimpin Fakultas-nya. Dalam agama kita, memilih pemimpin sangat penting, oleh karena itu mesti dilakukan dengan cara seksama dan dengan cara yang sebaik-baiknya. Ketika Rasulullah SAW wafat, maka yang dilakukan oleh sahabat-sahabat besar Abu Bakr dan 'Umar bin Khattab radiallahu anhuma pertama-tama adalah memilih pemimpin baru agar tidak terjadi ke-vacuum-an yang akan membahayakan. Inilah yang mendorong kami untuk hadir di sini. Kita semua berharap agar proses pemilihan Dekan yang pertama kali dilakukan di Fakultas ini bisa berjalan dengan baik, dan hasilnya pun insya Allah akan baik, dalam arti bisa terpilih seorang Dekan yang definitif dan memenuhi persyaratan. Kita tidak perlu khawatir tentang kualitas kepemimpinan dari siapa pun nantinya Dekan yang terpilih, sebab kemajuan atau pun kemunduran Fakultas ini tentu semata-mata tidak hanya tergantung kepada seorang Dekan yang terpilih saja, melainkan halaman ke 5 dari 6 halaman
akan tergantung kepada kita semua juga. Yang penting pertama-tama prosesnya harus berlangsung dengan baik, karena proses yang terjadi ini akan menjadi preseden dan referensi untuk masa yang akan datang. Bapak ibu, hadirin dan hadirat yang kami hormati, Setelah seorang Dekan nantinya terpilih dari hasil pemilihan ini, maka tentunya kita semua tanpa kecuali akan mendukung apa yang menjadi VISI, MISI dan Program Kerja-nya, sesuai yang telah dipaparkannya dalam acara Rapat Senat ini. Tentu setelah di-kritisi dan diberikan masukan-masukan yang sesuai, dan kemudian dijadikan acuan untuk bekerja selama 3-4 tahun ke depan di bawah pimpinan beliau sebagai Dekan. Demikianlah sekedar yang ingin kami paparkan, semoga ada manfaatnya, terutama bagi diri kami sendiri dan bagi masa depan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Alauddin Makassar. Kepada saudara kami Dekan yang sebentar akan terpilih, kami haturkan selamat bekerja mengemban amanah yang sangat berat ini, disertai do'a semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan perlindungan-Nya dalam segala situasi dan kondisi yang dihadapi pada masa kepemimpinan yang akan datang. Insya Allah, sebatas kemampuan dan kesempatan yang kami miliki, kami akan sangat senang hati bila dapat membantu bila diperlukan. Billahit Taufik Walhidayah, hadlaanallahu wa iyyakum ajma'in, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan terima kasih. Makassar, 25 Desember 2010
halaman ke 6 dari 6 halaman