Dari Redaksi
Pengembangan Single Investor Identity
Tak terasa perjalanan tahun 2011 sebentar lagi berakhir. Ada sejumlah pengembangan yang telah dan sedang dikerjakan KSEI, salah satunya mengenai Single Investor Identity (SID). Saat ini implementasi proyek SID masih membutuhkan pengembangan beberapa infrastruktur, diantara nya adalah pembuatan database induk investor di Fasilitas AKSes. Dalam Fokuss akhir tahun ini kami ulas dua cerita dari perjalan an ke Seoul, Korea Selatan, yaitu berbagi cerita dari ACG General Meeting ke-15 dan pengetahuan baru dari Negeri Ginseng. Tan tangan dan peluang pasar mo dal syariah yang dibahas dalam Shareholder Seminar 2011 kami sajikan pula untuk para pembaca. Satu lagi penghargaan KSEI untuk para jurnalis yang telah diadakan untuk kedua kalinya, menjadi ba hasan Fokuss kali ini.
Memudahkan Aktivitas Investor
Selamat membaca & Selamat Tahun Baru 2012 Redaksi
Website KSEI www.ksei.co.id �������������
������������� email �������������� ��������������
[email protected] ��������������� Toll Free ��������������� ����������������� 0800 -1- 865734 ����������������� ������������������ Call Center KSEI ������������������ 021 - 515 2855
Single Investor Identity menjadi fokus utama pengembangan KSEI tahun 2011. Apalagi yang tengah dikembangkan KSEI demi meningkatkan kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor?
S
ejak berdiri 14 tahun lalu, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) senan tiasa melakukan berbagai pengem bangan di industri pasar modal Indonesia. Di tahun 2011, KSEI telah melakukan sejumlah pengembangan Infrastruktur Pasar Modal In donesia. Beberapa kegiatan pengembangan meliputi pembuatan Single Investor Identity
(SID) yang mulai dicanangkan sejak tahun 2009. Dengan SID, investor akan memiliki satu identitas tunggal untuk melakukan ak tivitas perdagangan, kliring, hingga penyele saian transaksi Efek. Penerapan SID diharapkan memberikan kemudahan baik bagi investor maupun regu lator pasar modal. Di sisi investor, penerapan
daftar isi 1
Pengembangan Single Investor Identity
3
The 15th ACG General Meeting
5
Annyeong Haseyo Negeri Ginseng
6
KSEI Shareholders Seminar 2011
7 8
Malam Anugerah Kompetisi Jurnalistik Kartu AKSes tahap II
Memudahkan Aktivitas Investor Evolusi CSD dari Seoul
Tantangan dan Peluang Pasar Modal Syariah aktivitas & Statistik
06 Edisi
Tahun 2011
������������� ����������
Edisi 06, 2011
SID untuk Fasilitas AKSes akan memberi kan kemudahan jika investor memiliki beberapa Sub Rekening Efek di beberapa Perusahaan Efek dan Bank Kustodian, karena portofolio Efek dapat terkonsoli dasi. Melalui AKSes, investor lebih mudah melakukan monitoring kepemilikan porto folio Efek, mutasi serta data instruksi yang terkait. Sementara di sisi regulator, proses surveillance dengan SID lebih mudah ber jalan. Implementasi proyek SID tersebut, ma sih perlu beberapa pengembangan infra struktur. Salah satunya pembuatan database induk investor di Fasilitas AKSes un tuk kepemilikan Efek tanpa warkat (scripless securities) yang tercatat di C-BEST, Efek berbentuk warkat (scrip securities) yang diadministrasikan oleh BAE, Unit Penyer taan Reksa Dana dan Surat Utang Negara. Selain itu diperlukan juga infrastruktur komunikasi data dengan interface system yang menghubungkan sistem back office
Fokuss
“Kehadiran SID diharapkan memberikan kemudahan baik bagi investor untuk proses konsolidasi data maupun bagi regulator pasar modal untuk kemudahan proses surveillance.”
Perusahaan Efek, Bank Kustodian, BEI, KPEI, Bank Indonesia dan Bapepam-LK. KSEI berkomitmen untuk menuntas kan penerapan SID paling lambat bulan Januari 2012. Tenggat pembuatan SID seluruh nasabah Perusahaan Efek sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No.V.D.3 adalah per tanggal 31 Januari 2012. Sejak awal dicanangkan hingga proses perkembangannya di tahun 2011, jumlah kepemilikan SID terus mengalami pening katan. Di tahun 2011, pertumbuhan jum lah SID sampai dengan 30 November 2011 sejumlah 287.301, meningkat dua kali lipat dibanding awal tahun 2011 yaitu 93.820. KSEI menemui dua hambatan yang me nyebabkan belum semua Sub Rekening Efek di KSEI memiliki SID, yaitu terdapat rekening Efek yang tidak aktif dan belum dinyatakan sebagai dormant account (reke ning tidur) serta terdapat rekening Efek untuk mencatatkan Obligasi Negara Retail (ORI) atau Sukuk Retail (SUKRI) saja. Dengan semakin dekatnya tahun 2012, diharapkan investor dapat pro aktif mengajukan permintaan pembuatan SID kepada broker. KSEI memang tidak bisa memberikan SID langsung kepada inves tor, melainkan harus melalui broker, selaku perantara perdagangan Efek. Selain itu, Perusahaan Efek juga perlu memberikan informasi mengenai SID kepada investor agar mereka termotivasi untuk segera me miliki dan merasakan manfaatnya. Pengembangan Lain Selain pengembangan SID, KSEI juga melakukan beberapa pengembangan lain selama tahun 2011, meliputi pengkinian data Sub Rekening Efek, Fasilitas AKSes Mobile, administrasi pemisahan rekening dana nasabah dan pengembangan Interface Straight Through Processing (STP) anta ra Back-Office Participant dengan C-BEST. Pengkinian data Sub Rekening Efek perlu dilakukan agar informasi terkait data investor di pasar modal Indone sia lebih akurat dan digunakan sebagai acuan pengembangan infrastruktur pasar modal. Untuk itu, Bapepam-LK bersama SRO membuat master database investor dengan kelengkapan informasi yang stan dard, mengacu pada lampiran peraturan Bapepam-LK No.V.D.10. Master database
ini terintegrasi dengan proyek SID dan ter konsolidasi dalam proyek data warehouse pasar modal Indonesia. Hasil pengkinian data nasabah yang sudah dilakukan per 30 November 2011 sebesar 86,16% untuk Bank Kustodian dan 79,85% untuk Perusa haan Efek. Dengan semakin populernya peng gunaan smartphone dan komputer tablet untuk mengakses data melalui jaringan se lular, KSEI juga berinisiatif untuk membuat Fasilitas AKSes dapat diakses mengguna kan perangkat tersebut. Pengembangan yang dimaksud adalah aplikasi AKSes Mobile untuk Blackberry, Android mau pun Apple yang selesai dilakukan pada pertengahan Desember 2011. Aplikasi ter sebut memungkinkan pemegang Kartu AKSes untuk mengakses fitur-fitur layanan Fasilitas AKSes tanpa harus menggunakan internet browser. Untuk perangkat Black berry, aplikasi AKSes Mobile bisa diunduh melalui Blackberry App World. Sedangkan untuk perangkat keluaran Apple seperti iPhone dan iPad, instalasi aplikasi dapat dilakukan lewat Apple App Store atau le wat Android Market bagi pengguna smart devices berbasis Android. Pengembangan yang lain adalah pe misahan rekening dana yang dimiliki Per usahaan Efek dan investor dalam melaku kan pembukuan dana. Proyek ini sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. V.D.3, yang menyatakan pembukaan rekening Efek wajib diikuti dengan pembukaan Sub Rekening Efek pada Kustodian dan pem bukaan rekening dana atas nama nasabah pada bank untuk masing-masing nasabah. Per tanggal 30 November 2011, jumlah Sub Rekening Efek yang telah membuat rekening dana investor sebanyak 7.633. Sementara dari segi pengembangan STP, saat ini back office system dari Per usahaan Efek dan Bank Kustodian masih dalam tahap pengembangan/pengujian sistem interface. Status pengembangan yang melibatkan lima vendor pengem bang per 23 November 2011, seluruh vendor telah menyelesaikan tahapan development sebesar 99%. Pada tahap pengujian, empat vendor rata-rata sudah menyele saikan tahapan pengujian akhir hingga di atas 50% dan satu vendor siap melakukan tahapan pengujian. l [Eddy Prabowo & M. Ridwan]
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Annisa Indri Hapsari, M. Ridwan, Rachmat Irfan, Adisty Widyasari • Penanggung Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI
The 15th ACG General Meeting
Evolusi CSD dari Seoul Untuk yang ke-15 kalinya, negara-negara yang menjadi anggota ACG, kembali mengadakan ACG General Meeting dengan tema CSDs in Evolution, yang berfokus pada pengembangan peran dan fungsi CSD.
Bond Market Initiatives) yang diluncurkan negara ASEAN+3 sejak tahun 2003 telah mencapai 2 fase analisa dan beberapa rekomendasi, yaitu peningkatan transpa ransi, pemenuhan standar internasional, peningkatan kerjasama regional dan pengurangan settlement risk. ABMI juga mengusulkan perlunya dibentuk RSI yang terdiri dari 2 pilihan format, yaitu Asian ICSD dan CSD Linkage. Namun, kedua
“Dengan tema CSDs in Evolution, ACG General Meeting ke-15 banyak membahas tentang pengembangan peran dan fungsi CSD (Central Securities Depository), khususnya di kawasan Asia Pasifik.”
Fokuss
Section European Central Bank, menjabar kan dampak krisis finansial global pada struktur penyelesaian transaksi di pasar modal. Helmut menyebutkan juga ren cana implementasi proyek T2S (Target 2 Securities) pada Eurosystem. Dengan T2S, seluruh CSD, ICSD, custodian dan market participant lain di Eropa akan memiliki penyelesaian transaksi yang terintegrasi baik domestik maupun lintas negara. T2S akan menjadi ’one integrated technical platform for securities settlement’ di ka wasan Eropa. Esmond Lee, Executive Director of Hong Kong Monetary Authority (HKMA), menjelaskan tentang pertumbuhan mata uang Renmimbi (RMB) terkait dengan perkembangan infrastruktur pasar modal untuk transaksi keuangan dan cross-border settlement. Dalam presentasi lain, Prof. Inseok Shin dari Chung-Ang University, Seoul, memaparkan pembentukan RSI (Regional Settlement Intermediaries) dan tantangan yang dihadapi CSD di kawasan Asia Pa sifik. Menurut Prof. Shin yang juga menja bat sebagai Chairman of Group of Experts (GoE) on Cross-Border Bond Transaction and Settlement for ASEAN+3, ABMI (Asian
Edisi 06, 2011
S
ebagai salah satu Kustodian Sentral di kawasan Asia Pasifik, KSEI tergabung dalam anggota ACG (Asia-Pacific CSD Group) yang setiap tahunnya mengadakan pertemuan rutin di salah satu negara anggota Central Securities Depository (CSD). Korea Securities Depository (KSD) bertindak selaku tuan rumah pertemuan ke-15 pada tanggal 2 - 4 November 2011 di Seoul. Dengan tema CSDs in Evolution, ACG General Meeting membahas ten tang pengembangan peran dan fungsi CSD, khususnya di kawasan Asia-Pasifik. Presentasi dan diskusi yang dilakukan banyak membahas bisnis baru CSD, per ubahan struktur pasar modal yang terkait dengan CSD dan implikasi terhadap CSD atas perkembangan operasional pasar modal tingkat internasional. Para pembi cara tidak hanya berasal dari negara ang gota ACG, namun juga peneliti dan para pelaku bisnis pasar modal di tingkat regi onal dan internasional. Selain agenda utama General Meeting, pada hari pertama juga diadakan seminar setengah hari dengan tema ”Development of Capital Market Infrastucture in the Post-Crisis Financial Environment”. Dalam sambutannya, Chairman & CEO KSD, Kim Kyung Dong menyatakan, pasar modal internasional telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan transparansi dan stabilitas sejak krisis keuangan tahun 2008. Kim Kyung Dong menambahkan, di kawasan regional Asia-Pasifik, negara ASEAN+3 telah melakukan inisiasi pe ngembangan pasar surat utang regional, termasuk analisa pembentukan Regional Settement Intermediary (RSI). Pertumbuh an mata uang Yuan di kawasan regional juga diperkirakan menjadi faktor penting untuk perubahan perkembangan pasar modal regional dan internasional. Dalam presentasinya, Helmut Wacket, Head of External Shareholder Management
opsi ini masih akan dianalisa lebih lanjut oleh GoE karena terganjal legal issue ma sing-masing negara yang memiliki karak teristik, dasar hukum dan peraturan yang berbeda-beda. Selain Senior Management Meeting, dilaksanakan juga pembahasan teknis dalam 4 Task Force Group. Dari hasil perte muan tersebut, masing-masing Task Force Group menyampaikan poin, rekomendasi dan rencana yang akan dilaksanakan di tahun mendatang kepada seluruh ang gota ACG. [1] Exchange of Information Task Force Group ini melakukan empat kategori survey (Corporate Action Services, Issue Administrator Services, General Meeting Services dan Other Issuers Services) ke pada seluruh anggota ACG terkait issuer services di masing-masing negara. Alas an pelaksanaan survey tersebut karena adanya kebutuhan informasi aktivitas
Corporate Action di kawasan regional. Ber dasarkan pertemuan ACG Cross Training yang telah dilakukan di Mongolia, baru sedikit CSD Asia yang berinisiatif mem bentuk CSD Linkages. Untuk itu, selama 1-2 tahun ke depan, Task Force ini beren cana melakukan upgrade ACG website dan survey kepada seluruh CSD tentang core business (account structure and cash settlement). [2] Legal Task Force Legal sudah mengolah data hasil survey terkait ’Legal protection of CSD/CCP in case of participants’ insolvency’. Berdasarkan hasil survey, legal framework untuk securities depository dan clearing/ settlement bervariasi dan berbeda di tiap negara. Namun, disarankan agar menca kup beberapa hal penting yaitu enforceability of transaction, perlindungan asset nasabah, finality of settlement, arrangements for achieving DVP, default rules, ser ta likuidasi asset yang digadaikan sebagai jaminan. Rencananya di tahun 2012 akan dilakukan survey bertema ’Legal application in cross-border securities transaction’.
Edisi 06, 2011
[3] New Business Innitiative Research yang dilakukan pada tahun 2011 adalah tentang e-Voting dan New services of CSD. Beberapa presentasi terkait topik tersebut dilakukan pada 13th ACG Cross-Training di Mongolia. Untuk rencana ke depan, ada beberapa topik yang direkomendasikan, yaitu Fund Ser vice, Electronic Securities dan Corporate Action Services.
Fokuss
“Selain Senior Management Meeting, dilaksanakan juga pembahasan teknis dalam Task Force Group, yang masing-masing menyampaikan poin, rekomendasi dan rencana di tahun mendatang.”
[4] Technical Task Force Group Technical menyam paikan bahwa survey yang sudah dilaku kan sehubungan dengan sisi teknis CSD adalah analisa terkait usaha yang dilaku kan oleh CSD dan CCP untuk mengurangi technical cost di masing-masing negara. Sedangkan saat ini juga dilakukan survey tentang IT governance in CSD, New demands on technology infrastructure, Use of mobile technology in CSD services, Cross border linkages with other CSD dan Readiness of CSD in case of disaster. Pada akhir sesi, ditetapkan pelaksa naan ACG General Meeting ke-16 akan diadakan di Bali, Indonesia. KSEI bersama dengan KPEI akan menjadi tuan rumah penyelenggara di tahun 2012. Sampai jumpa tahun depan di Bali ! l [Dharma Setyadi]
S
ejak tahun 2007, KSEI selalu mela kukan studi banding setiap tahun dengan institusi pasar modal di negeri lain, sebagai salah satu perwujudan nilai inti KSEI yaitu Continual Development. Institusi yang menjadi tujuan di tahun 2011 adalah Korea Securities Depository (KSD), Korea Financial Investment Association (KOFIA), dan Korea Exchange (KRX). Selama kunjungan tanggal 15-18 November 2011, KSEI memperoleh beberapa pengetahuan baru seputar industri pasar modal Korea.
Korea Securities Depository Meski sama-sama Central Securities Depository (CSD), KSD bukan termasuk SRO di pasar modal Korea, seperti layaknya KSEI di pasar modal Indonesia. SRO di pasar modal Korea hanya terdiri dari KRX dan KOFIA. Selain itu, KSD tidak hanya berperan sebagai Kustodian sentral saja tetapi juga sebagai clearing house. Perbedaan lain terkait rekening penyimpanan Efek, yaitu data investor tidak disimpan di KSD, tetapi oleh Perusahaan Efek. KSD juga membuka investor institusi untuk menjadi partisipan langsung KSD. Berdasarkan data statistik per akhir Desember 2010, di KSD terdapat 1.067 partisipan dengan 3.956 rekening. Dengan database nasabah di Perusa haan Efek, saat penerbit Efek melakukan tindakan korporasi (corporate action), KSD akan meminta masing-masing Perusahaan Efek untuk memberikan surat pernyataan kepemilikan yang berisi data lengkap inves tornya. Melalui surat inilah, proses tindakan korporasi seperti penghitungan dividen dapat dilakukan KSD. Selain layanan utama sebagai CSD, KSD juga menyediakan layanan tambahan se perti Securities Lending and Borrowing (SLB) dan Repurchase Agreement (REPO). SLB per tama kali dilakukan KSD pada Agustus 1996 untuk investor lokal, dan pada November 2011 untuk investor asing. Sedangkan pada fasilitas REPO, dimana KSD bertin dak sebagai third-party, diluncurkan pada November 1999. Dalam memberi kan fasilitas REPO, KSD beperan sebagai agen perantara yang menyediakan fasilitas penyelesaian open-leg dan penyelesaian close-leg (pembelian kembali). Layanan ad ministrasi transaksi REPO memungkinkan pergantian Efek yang sedang dalam proses REPO dilakukan sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Manajemen risiko REPO dilakukan dengan mark-to-market atas Efek yang sedang dalam proses REPO. Untuk memudahkan investor asing memiliki dan melakukan transaksi surat berharga terbitan Korea di negara masing-
Annyeong Haseyo Negeri Ginseng
central bank, maka dengan SAFE+ next gene ration, KSD akan langsung menggunakan Bank of Korea selaku central bank untuk pe nyelesaian transaksi dana. Korea Financial Investment Association KOFIA, yang merupakan hasil merger dari tiga asosiasi yaitu The Korea Securities Dealers Association, Asset Management Asso ciation of Korea, dan Korea Futures Association, didirikan pada Februari 2009. KOFIA terdiri dari 150 anggota reguler, 87 anggota
asosiasi, dan 15 anggota khusus. Sebagai SRO, KOFIA berhak mengatur anggotanya dengan membuat peraturan dan standardisasi untuk menciptakan akti vitas bisnis yang teratur. Selain itu, KOFIA melakukan ujian sertifikasi untuk profe sional di bidang finansial dan pasar mo dal. KOFIA juga memiliki peran dan fungsi mendidik para profesional, melalui Korea Institute of Financial Investment (KIFIN) dan Korea Council for Investor Educaiton (KCIE) untuk investor umum. Untuk pengelolaan dasar, KOFIA memi liki pasar Free Board untuk Emiten berskala kecil dan tidak terdaftar di KRX. Untuk itu, KOFIA berperan melakukan pendaftaran Efek, pengawasan dan pembuatan per aturan. Pada pasar OTC (over the counter) obligasi, KOFIA melakukan pembentukan harga obligasi melalui sistem kuotasi ob ligasi yang mereka miliki dan terintegrasi dengan Bloomberg.
Korea Exchange KRX sedang mengembangkan sistem baru yaitu EXTURE+, yang selesai pada September 2013. KRX juga menampilkan performa sistem mereka yang diuji pada masa pengembangan, antara lain kecepa tan pemrosesan transaksi yang meningkat dari sebelumnya 10.000 TPS (transactions per second) menjadi 100.000 TPS. Kapasitas sistem perdagangan juga meningkat dari 80 juta order menjadi 200 juta order per hari. Saat ini data perdagangan di KRX sudah menjadi 70 juta data per hari-nya. Sistem DRC KRX berlokasi kurang lebih 400 km dari kantor pusat di Seoul dengan bandwidth sebesar 10 Gbps untuk interkoneksinya. Selain itu, KRX memberikan jasa terkait bidang IT, antara lain pengembangan sistem kliring un tuk derivatif mulai Juli 2010 hingga Desember 2011, dan pengembang an infrastruktur generasi terbaru untuk pasar modal Vietnam yang masih berlangsung. Berbagai pengetahuan dan pengalaman baru yang diperoleh selama kunjungan ke Korea Selatan ini, di harapkan dapat bermanfaat bagi KSEI un tuk mengembangkan Service Excellence ke pada para anggotanya. Gamsahamnida... l [Tim Delegasi]
“Bila C-BEST merupakan sistem utama yang digunakan KSEI, sistem utama yang digunakan KSD dikenal dengan nama SAFE+, yang merupakan perpaduan dari dua sub sistem yaitu SAFE dan FundNet.”
Fokuss
masing, KSD memberikan layanan depository receipt (DR) atas Efek surat berharga Korea yang listing di Bursa negara lain. KSD juga berfungsi sebagai depositary untuk surat berharga yang diterbitkan negara lain agar dapat listing di Bursa Korea (KRX), sama halnya dengan SPEI (Sertifikat Penitipan Efek Indonesia) yang sedang dikembangkan di Indonesia. Hal ini memudahkan investor lokal untuk me miliki dan tetap melakukan transaksi di Korea, namun surat berharga diterbitkan di negara lain. Untuk kepentingan tersebut, KSD memiliki perjanjian depositary dengan Bank Kustodian di negara lain. Bila C-BEST merupakan sistem utama yang digunakan KSEI, sistem utama yang digunakan KSD adalah SAFE+, yang merupakan perpaduan dari dua sub sistem yaitu SAFE dan FundNet. SAFE, yang berbasis web seperti C-BEST, merupakan sistem untuk melaksanakan fungsi utama sebagai Kustodian sentral, sedang kan FundNet digunakan untuk pe nyimpanan dan penyelesaian tran saksi Reksa Dana. KSD juga menerapkan Straight Through Processiong (STP) dengan meng gunakan FEP (Front End Processing). FEP ini mirip dengan STP Realtime Interface yang dikembangkan oleh KSEI saat ini. Perbe daan terletak pada koneksi server KSD dengan partisipannya. Untuk FEP yang terkoneksi adalah server dengan server, se dangkan pada STP Realtime Interface yang terkoneksi adalah client dari STP Realtime Interface yang disediakan KSEI dengan server partisipan. Untuk meningkatkan layanan jasanya, KSD tengah mengembangkan SAFE+ next generation yang membutuhkan waktu kurang lebih 4 tahun untuk pengembang annya. Perubahan mendasar dari pe ngembangan sistem SAFE+ next generation adalah untuk transaksi dana. Saat ini, untuk penyelesaian transaksi dana, KSD meng gunakan fasilitas dua bank komersial dan
Edisi 06, 2011
Selama empat hari perjalanan ke Seoul, Korea Selatan, tim KSEI memperoleh banyak pengetahuan baru mengenai pasar modal di negeri ginseng tersebut. Salah satunya layanan dan teknologi yang digunakan dalam industri pasar modal Korea.
KSEI Shareholder Seminar 2011
Tantangan & Peluang Pasar Modal Syariah
Edisi 06, 2011
Pasar modal syariah di Indonesia terus berkembang, namun belum menjadi pilihan investor. KSEI Shareholders Seminar 2011 membahas tuntas tema syariah untuk meningkatkan pengetahuan pemegang saham dan memajukan produk syariah di Indonesia.
Fokuss
D
i akhir 2011, KSEI kembali me nyelenggarakan kegiatan KSEI Shareholders Seminar. Acara rutin tahunan pada tanggal 24 - 27 November 2011 lalu diadakan guna mengembang kan industri pasar modal Indonesia melalui capacity building sumber daya manusia. Bertempat di Grand Hyatt Hotel, Nusa DuaBali, KSEI Shareholders Seminar 2011 meng usung tema Challenge and Opportunity in Developing Sharia Based Capital Market in Indonesia: Sharing Best Practice From Other Countries. Pada seminar tersebut, peserta mene rima pemaparan dari beberapa narasum ber dengan tema syariah. Ananta Wiyogo,
“Perkembangan Islamic finance di Luxembourg dan Malaysia terus berkembang dan masih terbuka kesempatan yang luas jika investor masuk lebih dalam ke industri tersebut.”
Direktur Utama KSEI, menyampaikan sam butan dan ucapan terimakasih kepada para peserta, undangan dan narasumber. Acara dilanjutkan dengan keynote speech oleh M. Noor Rachman selaku Kepala Biro Trans aksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK. Dalam pidatonya, M. Noor Rachman berharap para peserta dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pasar modal syariah dan mema jukan pasar modal syariah Indonesia. Sesi pertama seminar hari pertama menghadirkan Francis Dassou, Senior Fund Solutions Manager, HSBC Amanah Securi ties Services, Luxembourg, yang memba has mengenai industri keuangan secara Is lami. Francis menyampaikan perkembang an Islamic finance di Luxembourg dan ma sih terbukanya kesempatan yang luas jika masuk lebih dalam ke industri tersebut. Secara fundamental, dipaparkan elemen yang diharamkan dalam syariah adalah riba (bunga), gharar (ketidakpastian), maisir (judi), dan non halal (hal-hal yang dila rang). Dalam Islam, memperoleh keuntung an tetap dianjurkan namun tanpa mem peroleh bunga. Kemajuan Islamic financial ditandai dengan semakin banyaknya produk sya riah, tidak hanya pada sektor keuangan namun juga pada sektor asuransi dan pasar modal. Dengan terus bertumbuh nya populasi muslim serta meningkatnya
pendapatan per kapita masyarakat muslim, dapat menjadi peluang untuk pengem bangan syariah. Di Luxembourg, menurut Francis, yang telah memiliki reputasi internasional untuk flexibilitas regulasi keuangan, saat ini telah dilakukan upaya untuk menyediakan securities services yang menyediakan dan me mahami prinsip-prinsip syariah. Sesi kedua dilanjutkan presentasi Ahmad Shahriman Mohd Shariff, Islamic Banking Head, Citibank Berhad, Malaysia. Shahriman menceritakan perkembangan Islamic financial di Malaysia yang dimulai sejak tahun 1969 yang terus berkembang. Malaysia berhasil meluncurkan corporate sukuk dan ijarah di tahun 2001-2002 yang jumlahnya terus bertambah. Jika diban dingkan dengan conventional bond, kepe milikan sukuk di Malaysia jauh lebih tinggi. Penggunaan sukuk sebagai salah satu solusi pembiayaan telah menjadi hal yang umum di Malaysia. Banyak proyek yang memperoleh pembiayaannya melalui su kuk, terutama infrastruktur dan fasilitas umum. Shahriman juga menjelaskan bagai mana regulasi pemerintah Malaysia terha dap Islamic market yang mereka jalankan. Pada hari kedua, seminar dibuka de ngan presentasi Adiwarman Karim dari Dewan Syariah Nasional (DSN). Adiwarman membahas tentang prinsip-prinsip dan metodologi pasar modal syariah berdasar kan fatwa dan aturan yang berlaku di Indo nesia, bagaimana aplikasi dan mekanisme perdagangan pada produk syariah. Sesi seminar dilanjutkan dengan diskusi panel dengan moderator Margeret Mutiara Tang, Direktur KSEI. Selain meng hadirkan seluruh pembicara, hadir pula Anis Baridwan, Kepala Biro Penilaian Sektor Riil Bapepam-LK sebagai narasum ber. Sebelumnya, Anis Baridwan terlebih dahulu memaparkan perkembangan pasar modal syariah Indonesia. Diskusi membahas penerapan pasar modal syariah di Indonesia dibandingkan dengan Malaysia dan Luxembourg, apa yang membuat produk syariah di Indone sia belum menjadi pilihan dan bagaimana sikap pemerintah baik secara regulasi, pajak dan fasilitas terhadap produk sya riah. Diskusi ditutup pesan dari Adiwarman Karim terhadap pasar modal syariah Indo nesia, untuk terus ‘Do Your Best’ agar dapat terus berkembang. Kegiatan Shareholders Seminar 2011 ditutup oleh Sulistyo Budi, Direktur KSEI. Diharapkan KSEI dapat menyelenggara kan kegiatan serupa dengan topik yang tidak kalah menarik di tahun-tahun men datang. l [Yulia Purnama S.]
Malam Anugerah Kompetisi Jurnalistik Kartu AKSes tahap II
Penghargaan KSEI untuk Para Jurnalis
Suryolaksono (wartawan senior) dan Oscar Matuloh (fotografer senior). Setelah melalui seleksi administratif dan proses penjurian, diperoleh 10 artikel cetak, 10 artikel online, dan 7 foto sebagai finalis. Kamis, 27 Oktober 2011 bertempat di XXI Lounge, Plaza Senayan Jakarta, KSEI mengadakan acara Malam Anugerah (Awarding Night) Kompetisi Jurnalistik So sialisasi Kartu AKSes tahap II. Acara ini juga dihadiri oleh Mohammad Noor Rachman,
Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK, Direksi KSEI, perwakilan BEI dan KPEI, juri serta para nara sumber. Pada acara penganugerahan ini, secara khusus diberikan penghargaan kepada tiga artikel online terbaik, tiga artikel cetak terbaik, dan tiga foto terbaik. Ananta Wiyogo, Direktur Utama KSEI, didampingi Direksi KSEI, Sulistyo Budi dan Margeret Mutiara Tang, memberikan peng hargaan kepada tiga pemenang kategori foto terbaik. Abdu Syukri dari Harian Ekua tor tampil sebagai pemenang I dengan judul “Cegah Kejahatan Investasi Sekuritas”. Pemenang II kategori foto jatuh kepada Kur niawan Arie Wibowo dari Joglo Semar de ngan judul “Perusahaan Efek Harus Pisahkan Rekening Nasabah”. Sedangkan foto karya Adhinata Kusuma dari kaltim.tribunnews. com yang berjudul “KSEI Sosialisasikan Kartu AKSes di Solo” menjadi pemenang III. Mayong Suryolaksono, perwakilan dari juri kemudian membacakan pemenang
kategori artikel cetak dan online. Dari kategori artikel online, Sigit Suhardi dari businessreview.co.id berhasil menjadi ja wara kategori ini dengan artikel berjudul “Sejuta Manfaat Kartu AKSes Minim Peng gunanya”. Disusul oleh Bambang Iswanto dari suaramerdeka.com dengan “AKSes: Membuat Investasi Tanpa Ekses” sebagai pemenang kedua, dan “Perluas Peran In vestor Lokal Lewat Kartu AKSes” oleh Defri Yeni dari medanbisnisdaily.com pada po sisi ketiga. “Amankah Investasi Anda? Di-AKSes Saja” oleh Hairul Mikrad dari Borneo Tribun menjadi pe menang I pada kategori cetak. Sedangkan pemenang kedua dan ketiga, masing-masing diperoleh oleh Agus Wahyuni (Borneo Tri bun) dengan artikel berjudul “Menebar Kartu AKSes di Pulau Borneo” dan Ahmad Nabhani (Neraca) dengan “AKSes Punya Andil Cegah Risiko Investasi Pasar Modal”. Dengan diadakannya Malam Anugerah Kompetisi Jurnalistik Tahap II ini, diharapkan hubungan baik antara KSEI dengan awak media dapat terus terjalin. KSEI berharap acara serupa dapat kembali diadakan pada tahun mendatang.l [Redaksi]
“Kompetisi Jurnalistik Sosialisasi Kartu AKSes merupakan bentuk penghargaan dan wujud apresiasi KSEI kepada para jurnalis yang sudah berperan serta melakukan publikasi mengenai Kartu AKSes.”
Fokuss
S
ejak Juni 2010, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengadakan Sosialisasi Kartu AKSes ke beberapa wilayah Indonesia untuk bertemu lang sung dengan para investor dan Perusa haan Efek guna menjelaskan fungsi dan manfaat Kartu AKSes bagi mereka. Setelah kurang lebih setahun penyelenggaraan sosialisasi, terjadi peningkatan kepemi likan Kartu AKSes yang cukup signifikan. Berdasarkan data KSEI per 31 Oktober 2011, total jumlah pengguna Kartu AKSes sebanyak 112.296, diban dingkan sebelum dilaksanakannya sosialisasi yakni sebanyak 23.860. (data per Juli 2010). Peningkatan jumlah kepemi likan Kartu AKSes tersebut, ten tunya tidak terlepas dari peran media dalam melakukan publikasi Sosialisasi Kartu AKSes yang telah dilakukan. Pada setiap kegiatan so sialisasi, KSEI mengundang rekanrekan media agar berita mengenai sosialisasi dapat sampai kepada target khalayak, yaitu masyarakat dan khususnya kepada investor dan Peru sahaan Efek. Kompetisi Jurnalistik Sosialisasi Kartu AKSes merupakan bentuk penghargaan dan wujud apresiasi KSEI kepada para jur nalis yang sudah berperan serta melakukan publikasi mengenai Kartu AKSes. Sebelum nya, KSEI telah mengadakan kompetisi se rupa pada Januari 2011 lalu. Yang berbeda dari penyelenggaraan kali ini, ada kategori baru yang dilombakan pada kompetisi ta hap II. Jika sebelumnya hanya jurnalis tulis yang bisa ikut serta, kini para fotografer pun bisa ikut serta. Antusiasme rekan-rekan jurnalis untuk mengikuti kompetisi ini terlihat dari ba nyaknya karya jurnalistik yang ikut serta. Sepanjang rangkaian Sosialisasi Kartu AKSes, kompetisi ini berhasil menyaring total 362 artikel dan 147 foto. Seluruh karya yang sudah terkumpul kemudian dinilai oleh juri yang sudah berpengalaman dalam bidang jurnalistik, yaitu Mayong
Edisi 06, 2011
Setelah sukses menyelenggarakan Kompetisi Jurnalistik Kartu AKSes tahap I, KSEI kembali memberikan penghargaan serupa kepada para jurnalis. Apa yang berbeda pada penyelenggaraan kompetisi kedua ini?
aktivitas Sosialisasi Kebijakan BCM, GCG dan ERM
Edisi 06, 2011
Dalam rangka mensosialisasikan kebijakan Business Continuity Management (BCM), Good Corporate Governance (GCG) dan Enterprise Risk Management (ERM), KSEI mengadakan sosialisasi kebijakan dan simulasi BCM pada tanggal 29 Oktober 2011 yang bertempat di Hotel Santika, Serpong. Kegiatan ini diawali dengan pembekalan bagi karyawan dari segi keselamatan jika terjadi bencana. Setelah itu, karyawan KSEI melakukan simulasi dalam rangka menciptakan kelangsungan usaha sesuai dengan pekerjaan di unit masing-masing. Dengan adanya program ini, diharapkan mampu untuk meningkatkan kepedulian seluruh karyawan terhadap kebijakan BCM, GCG dan ERM apabila terjadi kondisi darurat atau disaster. l
Undian Hadiah Kartu AKSes Periode 14 November 2011 - 31 Januari 2012
“Investor Summit and Capital Market Expo 2011” di Surabaya
Untuk memberikan kesadaran kepada investor mengenai pentingnya melakukan monitoring kepemilikan Efek secara langsung agar dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan yang mungkin dilakukan Perusahaan Efek, KSEI mengadakan Undian Hadiah Kartu AKSes. Undian yang dilakukan selama periode 14 November 2011 - 31 Januari 2012 ini, bisa diikuti oleh investor yang ada di seluruh Indonesia. Selama periode tersebut, KSEI akan memberikan hadiah-hadiah menarik berupa Sepeda Motor Honda Scoopy, Samsung Galaxy Tab II dan Blackberry Dakota. Investor yang sudah memiliki Kartu AKSes hanya perlu melakukan log in ke website AKSes (http://akses.ksei.co.id) untuk memperoleh poin yang akan diundi selama periode tersebut. Setiap lima kali log in di hari yang berbeda, investor akan mendapatkan poin yang akan diundi. Terus lakukan log in dan raih hadiahnya! l
Melanjutkan sukses Investor Summit and Capital Market Expo (ISACME) 2011 yang telah diadakan di Jakarta pada bulan Oktober lalu, Bapepam-LK bersama dengan SRO (BEI, KPEI dan KSEI) kembali menyelenggarakan Investor Summit and Capital Market Expo 2011 di Grand City Mall, Surabaya pada tanggal 23 - 24 November 2011. Masih mengusung tema yang sama, yaitu Investing in Capital Markets: A Journey for a Better Future, ISACME 2011 diikuti oleh 12 Emiten dan didukung oleh 56 media nasional (cetak, elektronik, dan online) sebagai media partners. Acara ini menghadirkan pameran (expo), presentasi Emiten, dan seminar dari SRO, pemerintah, dan pakar pasar modal. Acara dibuka oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, diikuti dengan peninjauan pameran oleh Gubernur dan Ketua Bapepam-LK, Nurhaida. l
statistik Total Distribusi “Corporate Action” (Periode Januari - November 2011) Januari - November 2011
Dana
Fokuss
����������������������������������������� ���������������������������������
Rp (miliar)
USD (juta)
���
������
Equity (Dividen dan Exercise)
55.808,77
53,63
���
������
Debt (Bunga dan Pokok)
30.446,35
16,01
���
������
86.255,12
69,64
���
������
(Jumlah/Unit Efek)
���
������
Saham
55.736.056.934
���
������
Waran
3.812.246.944
���
������
Total Dana Efek
HMETD
104.590.724.758
���������������������������������� ��������������������������������� �����������������������
���
������
���
������
���
������
���
������
������� ��������
��������
��������
��������
����������������������������������������������� ��������������������������������� ��������
��������
�������� �������
��������
������� ������� ������� �������
�������
�������
������� ������� �������
�������� �������
�������� ��������
�������
���
���
���
���
���
���
���
���
���
���
���
������� ���
���
��� ���
���
���
���
���
���
���
���