Bagaimana Cara Guru Memudahkan Siswanya Mengingat Pelajaran? Fadjar Shadiq, M.App.Sc (
[email protected] & www.fadjarp3g.wordpress.com) Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa para siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MAmemiliki pikiran, keinginan, harapan, kepribadian, dan sifat yang berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya. Perbedaan yang paling nyata di bidang intelektual, dapat ditengarai dengan adanya siswa yang sangat cepat, biasa-biasa saja, dan bahkan ada juga yang sangat lambat menangkap materi yang disampaikan gurunya.Tidak hanya itu, ada siswa yang sangat mudah mengingat sesuatu, namun tidak sedikit juga dari para siswa yang mengalami kesulitan jika menghafal sesuatu; seperti menghafal atau mengingat rumus, pengertian, teorema, ataupun dalil.Pada hakekatnya pembelajaran matematika menekankan pada kemampuan berpikir logis, kreatif dan sistematis, bukan pada hafalan. Bayangkan jika ada siswa yang lupa suatu rumus matematika maupun sainsyang sangat penting, tentunya siswa tersebut akan mengalami kesulitan ketika diminta menyelesaikan soal yang membutuhkan rumus tersebut.Melalui tulisan ini, akan dibahasbeberapa cara guru memudahkan siswa mengingat pelajaran, tanpa mengabaikan aspek penanaman kemampuan berpikir logis, kreatif dan sistematis pada siswa. Berkait dengan guru, ada guru SMP yang mengajarkan suatu mata pelajaran dengan biasa-biasa saja, namun tidak sedikit yang telah berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan. Setiap guru yang berpengalaman pada akhirnya akan mengetahui bagian-bagian tertentu yang sulit dimengerti ataupun diingat sebagian besar siswanya. Pengetahuan tentang kesulitan yang dialami siswa ini adakalanya didapat dari buku hasil riset atau buku yang memuat pengalaman guru lain; hasil diskusi atau seminar ilmiah; namun bisa juga didapat para guru dari hasil tes siswa, pekerjaan tertulis, diskusi dengan siswa, ataupun hasil mengamati pekerjaan para siswa. Seorang guru tidak akan pernah menjadi guru yang berpengalaman jika ia tidak mau belajar dari kesalahan ataupun kesulitan yang dihadapi siswanya. Dengan kreativitas yang sudah dianugerahkan Allah SWT, Tuhan YMK kepadanya, sebagian guru di Indonesia ada yang telah mengembangkan cara-cara yang dapat digunakan untuk memudahkan para siswa mengingat topik-topik mata pelajaran yang menurut pengetahuan dan pengalamannya merupakan topik yang dapat dikategorikan sulit. Sudah seharusnya kita mengacungkan jempol dan ucapan terima kasih terhadap usaha, dedikasi, dan tekad setiap guru tersebut untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berikut ini akan dipaparkan beberapa hal penting dan cara yang dapat dipakai untuk memudahkan mengingat yang telah dilakukan oleh sebagian guru.
Harus Bermakna bagi Siswa Perhatikan tiga kalimat ini: 1. Amir is eating rice and chicken. 2. Rima nakam isan nad kual maya. 3. Amir makan nasi dan lauk ayam. Dari ketiga kalimat di atas, kalimat manakah yang paling mudah Anda ingat?Mengapa kalimat ketiga yang paling mudah diingat? Contoh ini menunjukkan dan pada akhirnya diharapkan dapat meyakinkan Anda para pembaca budiman bahwa kalimat bermakna atau kalimat yang dipahami seseorang akan lebih mudah diingat dan dipelajari orang tersebut daripada kalimat yang tidak dimengerti atau yang tidak dipahaminya. Pada kalimat ketiga, Anda, para pembaca artikel ini akan dapat membayangkan akan adanya seorang anak laki-laki dengan nama Amir yang sedang makan nasi dan lauk ayam. Bagaimana jika ada siswa,sebutlah Rahmad, yang selalu menggunakan kalimat pertama dalam bahasa Inggris untuk menyatakan bahwa Amir sedangmakan nasi dan lauk ayam. Di samping itu, Rahmad tidak pernah menggunakan ataupun tidak pernah belajar Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.Lalu, kalimat manakah yang lebih mudah diingat Rahmad?Tentunya, ketika seseorang menyatakan kalimat pertama di hadapan Rahmad, akan terbayang di pikiran Rahmad, seorang anak laki-laki dengan nama Amir yang sedang makan nasi dengan lauk ayam. Namun ketika ada orang yang menyatakan kalimat ketiga, Rahmad akan kelabakan, sehingga kalimat pertama yang dipahami Rahmad akan lebih mudah diingat daripada kalimat ketiga yang tidak dipahami. Implikasi contoh di atas menunjukkan bahwa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, ketika seorang guru menyatakan istilah teluk atau selat sebagai misal, maka pada pikiran siswa harus ada gambaran tentang objek yang dimaksudkan, sebab jika tidak demikian si siswa telah dianggap gagal mempelajari konsep tersebut, dan ia akan mengalami kesulitan di saat mempelajari materi lanjutan yang berkait dengan dua istilah itu. Untuk itu, konsep atau pengertian abstrak yang ada pada setiap mata pelajaran harus dikuasai atau dipahami siswa. Memperhatikan Pola atau Keteraturan Kembali ke tiga kalimat di atas berikut ini. 1. Amir is eating rice and chicken. 2. Rima nakam isan nad naki maya. 3. Amir makan nasi dan ikan ayam.
2
Sekarang dimisalkan bahwa para pembaca naskah ini selalu menggunakan Bahasa Indonesia, namunia sama sekali tidak memahami kalimat pertama yang dinyatakan dalam bahasa Inggris, lalu kalimat mana selain kalimat ketiga yang lebih mudah Anda ingat? Kalimat pertama ataukah kalimat kedua? Bagi pembaca, kalimat kedua mungkin akan lebih mudah diingat atau dipelajari dari kalimat pertama. Alasannya, kalimat kedua didapatkan dari kalimat ketiga yang mudah diingat tadi namun dengan cara membalik susunan kata-katanya. Kata “saya” diubah menjadi “ayas’, “makan” diubah menjadi “nakam”, “nasi” diubah menjadi “isan” dan seterusnya. Ketika diminta untuk menyebutkan kalimat kedua di atas, strategi atau siasat termudah yang dapat dilakukan seseorang adalah dengan menulis kalimat ketiga di kertas, lalu membacanya kata perkata dimulai dari kata pertama “saya” dengan membacanya menjadi ”ayas” dan seterusnya. Itulah sebabnya, komunitas arek-arek arema (‘kera-kera ngalam’) yang sudah sering menggunakan pengucapan seperti itu akan jauh lebih mudah menucapkan dan memahaminya. Jelaslah sekarang bahwa contoh taditelah menunjukkan bahwa seseorang dapat mengembangkan cara-cara tertentu untuk lebih mudah mengingat dan memahami sesuatu berdasar pada keteraturan atau pola yang sudah dimilikinya.Selanjutnya, contoh tadi menunjukkan juga bahwa pengetahuan yang sudah dimiliki dapat digunakan untuk membantu proses mengingat dan memahami pengetahuan baru. Karena itu, selama proses pembelajaran, sangatlah penting bagi seorang guru untuk memfasilitasisiswanya agar dapat mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang lama yang sudah ada di dalam struktur kognitif siswanya. Misalkan Anda diminta untuk mengingat sembilan kata berikut. kuning kantor merah
istana bangku meja
kursi rumah hijau
Pertanyaan yang dapat diajukan: Sulitkah mengingat kata-kata tersebut? Bandingkan jika kata-kata tersebut sudah dikelompokkan menjadi seperti ini.
merah kursi rumah
kuning meja istana
hijau bangku kantor
merah kuning hijau
kursi meja bangku
rumah istana kantor
3
Contoh dua bagan atau diagram terakhir ini menunjukkan juga tentang pentingnya pengaturan atau pengelompokan objek atau materi pelajaran menjadi beberapa kelompok berdasar atribut atau sifat khusus pada objek tersebut. Karenanya, selama proses pembelajaran sedang berlangsung di kelas, pengelompokan materi serta objek yang sedang dibicarakan berdasar keteraturan atau pola yang ada menjadi sangat penting dan dapat menjadi faktor penentu berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran di kelas. Itulah sebabnya, materi Geometri Datar yang tidak berkait dengan Aritmetika harus dipisahkan untuk memudahkan siswa mempelajarinya.
Mengaitkan dengan yang Sudah Diketahui Siswa Perhatikan kembali tiga kelompok kata-kata berikut: merah kuning hijau
kursi meja bangku
rumah istana kantor
Menurut Anda, kelompok manakah yang paling mudah diingat? Kelompok pada kolom pertama, kedua, ataukah kelompok kata pada kolom ketiga? Penulis merasakan dan menyatakan kelompok kata pada baris pertama yang paling mudah diingat.Anda tahu penyebabnya?Bagaimana dengan Anda sendiri? Penulis dapat menyatakan kelompok kata pada baris pertama yang paling mudah diingat dengan alasan bahwa ketika masih di TK dulu, penulis pernah belajar menyanyikan lagu yang baitnya: “Pelangi ... pelangi ... alangkah indahnya, merah ... kuning ... hijau di langit yang biru, ....”Kata-kata merah, kuning, hijau yang pernah diucapkan beberapa kali tersebut dan kemungkinan besar sudah tersimpan di dalam memori penulis sangat mudah dimunculkan dan digunakan. Tidak tetutup kemungkinan bahwa Anda akan lebih mudah mengingat hal tersebut dengan alasan yang berbeda, yaitu karena kelompok warna merah, kuning, dan hijau tersebut berkait dengan warna lampu lalu lintas di perempatan jalan yang sering Anda lihat dan kemungkinan juga sudah tersimpan di dalam memori Bapak atau Ibu Guru. Contoh ini menunjukkan bahwa materi atau objek yang sedang dipelajari akan lebih mudah ditangkap, diterima, atau diingat otak siswa jika berkait dengan sesuatu yang sudah diketahui. Karenanya, pendekatan yang sedang hangat dibicarakan adalah pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) yaitu konsep pembelajaran yang membantu siswa untuk mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
4
merah kursi rumah
kuning meja istana
hijau bangku kantor
Contohlain tentang pentingnya mengaitkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, notasi 3 × 1 = 1 + 1 + 1 ataupun 3 × 2 = 2 + 2 + 2 dapat dikaitkan dengan notasi 3 × 1 tablet dan 3 × 2 tablet sehari, di mana notasi 3 × 2 tablet sehari berarti 2 tablet dimakan pagi hari, 2 tablet lagi dimakan pada siang hari, dan 2 tablet lainnya dimakan pada malam hari, sehingga 3 × 2 tablet sehari berarti2 + 2 + 2. Konteks atau hubungan dari notasi 1 : 1 adalah 1
2 1 kue dibagi kepada beberapa orang dengan setiap orang mendapat bagian kue. 2 Ada berapa orang yang mendapat 1 kue tersebut? Tentunya ada 2 orang 2 mendapat 1 kue sehingga 1 : 1 =2 dan 1 : 1 =4. 2 2 4
Mengulang-ulang NIP (Nomor Induk Pegawai), nomor telepon rumah atau kantor, PIN (Personal Identification Number) pada awalnya sangat sulit diingat; namun setelah digunakan beberapa kali akan mudah diingat. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengulang-ulang, suatu objek atau materi pelajaran pada akhirnya akan mudah diingat. Untuk materi atau objek yang sulit dikaitkan dengan sesuatu yang sudah diketahui siswa, sulit diketahui pola atau keteraturannya sehingga sulit dibuat pengelompokan, maka kegiatan mengulang-ulang menjadi salah satu alternatif untuk mengingat yang paling ampuh.Dengan demikian, pembelajaran materi dengan mengulang-ulang harus menjadi alternatif terakhir dalam memfasilitasi siswa untuk mengingat objek atau materi suatu mata pelajaran. Penulis pernah mengalami sendiri, ketika masih duduk di bangku SMP, akan pentingnya pengulangan ini. Di saat mengikuti pelajaran di kelas, penulis merasakan cara menyelesaikan soal yang diberikan guru di kelas sangatlah mudah dan sudah dikuasai dengan baik. Namun ketika penulis mencoba untuk mengerjakan lagi soal tersebut di rumah tanpa melihat buku catatan, beberapa langkah penting tidak diingatnya lagi.Artinya jika penulis mengikuti tes pada saat itu, nilai maksimalnya kemungkinan besar hanyalah 3. Diperlukan dua kali pengulangan untuk mengerjakan contoh soal yang sama dengan baik dan dengan tanpa cacat. Di saat belajar materi tersebut penulis dituntut untuk melihat catatan di bagian-bagian tertentu yang dirasakan belum mantap, sambil berpikir serta mengingat alasan di balik langkah-langkah yang harus dilakukan.Untuk materi lainnya, diperlukan pengulangan yang lebih banyak lagi. Jembatan Keledai Jembatan keledai untuk memudahkan nama-nama planet tata surya kita yang mungkin sudah dikenal Bapak dan Ibu Guru dengan baik adalah “Me Ve Bu Ma 5
Yu Sa U Ne Plu” yang berturut-turut mewakili sembilan planet, dimulai dari yang paling dekat dengan matahari, yaitu: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Pengalaman penulis menunjukkan bahwa menghafal “me ve bu ma yu sa u ne plu” jauh lebih mudah daripada menghafal nama lengkap kesembilan planet tersebut. Contoh lain yang dapat digunakan untuk memudahkan mengingat warna pelangi adalah dengan menggunakan jembatan keledai “me ji ku hi bi ni u” yang berturutturut mewakili warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Ketika belajar fisika, penulis sulit membedakan antara anoda dengan katoda; sampai ada guru fisika yang memfasilitasi penulis dan teman-teman dengan jembatan keledai KNAP (Katoda Negatif dan Anoda Positif) atau A Po Ka Ne (Anoda Positip Katoda Negatif). Untuk teman-teman guru matematika SMA/SMK/MA dapat menggunakan IKIK untuk Implikasi, Konvers, Invers dan Kontraposisi. Penutup Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran di kelas pada dasarnya harus dimulai dari hal yang mudah ke yang sukar, dari hal yang sederhana ke yang rumit, dari hal yang konkret ke yang abstrak, dari hal yang diketahui ke yang belum diketahui, dari hal yang khusus ke yang umum, dan dari hal yang diamati ke yang penalaran. Di samping itu, Bapak dan Ibu Guru dapat belajar dari para guru lain yang lebih kreatif yang telah mengembangkan cara-cara yang dapat digunakannya untuk memudahkan siswanya mengingat topik-topik mata pelajaran yang menurut pengetahuan dan pengalamannya merupakan topik yang terkategori sulit untuk diingat. Sudah seharusnya kita mengacungkan jempol dan ucapan terima kasih terhadap usaha, dedikasi, dan tekad setiap guru tersebut untuk mencerdaskan kehidupan bangsanya. Pada akhirnya, harapan tercurah kepada Bapak dan Ibu Guru para pembaca artikel ini untuk dapat mengembangkan sendiri ide-ide kreatifnya. Di samping itu, hal yang lebih penting adalah harapan untuk menulis pengalaman dan ide-ide cemerlang tersebut di majalah ataupun buletin kependidikan lainnya, sehingga ide serta pengalaman tersebut dapat diketahui dan dapat dimanfaatkan teman guru lain di kelasnya masing-masing. Mudah-mudahan. Mohon referensi
6