MEMPERKIRAKAN TINGKAT EMISI GRK DARI PROSES INDUSTRI DAN PENGGUNAAN PRODUK (IPPU)
RETNO GUMILANG DEWI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Bandung, 31 Oktober – 2 November 2012
Sumber-sumber Emisi GRK Inventarisasi Sektor Energi
Inventarisasi Sektor IPPU GRK dari bahan bakar
GRK
GRK (SF6) dari transmisi
GRK dari proses GRK
Limbah
Pembangkit listrik Pembina Sektor(*): ESDM Sektor(*): sektor kegiatan
Industri Kimia Pembina Sektor(*): Kemen Perindustrian
Inventarisasi Sektor Limbah
GRK
GRK GRK
Pembangkit
Incinerator
Penanganan Limbah Pembina Sektor(*): KLH
Kategori Sumber-Sumber Utama GRK
Pedoman: IPCC 2006 1. Energy 2. Industrial Processes and Product Use (IPPU)
GHG Sources
3. Agriculture, Forestry, and Other Land Use (AFOLU) 4. Waste 5. Other
GHGs and Global Warming Potentials Gas
Antropogenic (Mton/year)
Life time, year
CO2
5500 / – 5500
100
CH4
300 – 400 / 550
10
N2O
6 / 25
170
CFC
–1/1
60 – 100
Recommended GWP (UNFCC, 2002), Applicable through 2012
IPCC Revised GWP (IPCC’s third assessment report, 2001), likely to be applicable after 2012
Carbon Dioxide, CO2
1
1
Methane, CH4
21
23
Nitrous Oxide, N2O
310
296
Hydrofluorocarbons, HFC
140 – 11.900
120 – 12.000
Perfluorocarbons, PFC
6.500 – 9.200
5.700 – 11.900
23.900
22.200
GAS
Sulfur Hexafluoride
Emisi GRK Dari Suatu Industri
Sumber Emisi GRK Kegiatan IPPU Inventarisasi Sektor IPPU
Inventarisasi Sektor Energi GRK
Inventarisasi Sektor Limbah
GRK
GRK
Penggunaan Produk • Refrigerant • Aerosol • Pelarut • Dll.
GRK Proses
Energi
Bahan baku
Bahan bakar
Limbah
SUMBER EMISI GRK INDUSTRI: • • • •
PEMAKAIAN ENERGI PROSES PENANGANAN LIMBAH FUGITIVE (pada PEM: Pertambangan Energi dan Migas)
Dilaporkan sebagai emisi dari energi subsector transportasi
Mobile combustion (kendaraan perusahaan)
Emsisi GRK dari Pemakaian Energi di Industri
Stationary combustion
Fugitive (tambang)
Dilaporkan sebagai emisi dari energi sub-sector industri (sistem pelaporan GHG nasional)
Listrik Captive Listrik dari pihak ketiga (PLN atau IPP)
indirect
Tidak dilaporkan untuk penyusunan inventory nasional. Tetapi ini penting untuk pelaporan emisi perusahaan (profil karbon) dalam konteks penilaian lingkungan
IPCC 2006 Kategori Sumber-Sumber Utama GRK 1. Energy 2. Industrial Processes and Product Use (IPPU)
GHG Sources
3. Agriculture, Forestry, and Other Land Use (AFOLU) 4. Waste 5. Other
ENERGY 1A. Fuel Combustion
Energy
1B. Fugitive emissions from fuels 1C. CCS (GHG emissions from CO2 Capture, Transport, and Storage)
Key Sources Category of GHG from Fuel Combustion Fuel Combustion Activities
1A1 Energy industries/producers 1A2 Manufacturing industries & construction 1A3 Transport 1A4 Others (commerce, residential etc.) 1A5 ACM (agriculture, construction, and Mining)
Industri Penggunaan Energi
1A2a Iron and Steel (ISIC group 271 and Class 2731
Manufacturing industries & construction
1A2b Non-Ferrous Metals (ISIC group 272 and Class 2732) 1A2c Chemicals (ISIC Division 24) 1A2d Pulp, Paper, and Print (ISIC Divisions 21 and 22) 1A2e Food Processing, Beverage and Tobacco 1A2f Other (remaining emissions from fuel combustion)
Jenis GRK: CO2, CH4, N2O
Sumber utama GRK penanganan limbah di Indonesia
Jenis GRK: CH4, CO2, dan N2O
Pembuangan Limbah Padat Domestik (Kota) − unmanaged waste disposal sites (open dumping) − managed waste disposal sites − kategori di antara unmanaged dan managed waste disposal sites Di Indonesia sebagian besar unmanaged waste disposal sites (kategori “limbah- padat-dalam” ketebalan > 5m dan/atau water table tinggi) Penanganan/pengolahan limbah padat industri (termasuk lumpur/sludge dari WWT) umumnya merupakan managed waste disposal sites Pengolahan Limbah Padat secara Biologi composting Insinerasi /open burning: di Indonesia umumnya open burning Limbah Lainnya (other waste) − Clinical Waste & Hazardous Waste − Agricultural Waste (tidak dalam pedoman ini tetapi pada AFOLU)
Pengolahan dan Sistem Pembuangan Limbah Cair Domestik dan Industri 14
sumber potensial emisi GRK kegiatan pengolahan limbah cair industri (i) pemurnian alkohol, beer, malt, (ii) kopi, (iii) produkproduk susu, (iv) pengolahan ikan, (v) pengolahan daging dan RPH (rumah pemotongan hewan), (vi) kimia organik berbasis produk pertanian, (vii) kilang BBM, (viii) plastik dan resin, (ix) pulp, kertas, dan produk dari kertas, (x) sabun dan detergen, (xi) starch (tapioka), (xii) rafinasi gula, (xiii) minyak makan dan CPO, (xiv) vegetables, fruits, juices, dan (xv) wine dan vinegar.
Sumber-sumber emisi GRK kegiatan IPPU
Sumber-sumber emisi GRK proses industri mineral
2A1 Produksi Semen 2A2 Produksi Kapur 2A Industri Mineral
2A3 Produksi Kaca 2A4 Proses Karbonat Lainnya 2A5 Lain-lain
2A4a 2A4b 2A4c 2A4d
Keramik Penggunaan Soda Abu lainnya Produksi Magnesia Non Metalurgi Lain-lain
Sumber-sumber emisi GRK proses industri kimia 2B1 Produksi Amonia 2B2 Produksi Asam Nitrat 2B3 Produksi Asam Adipat 2B4 Produksi Caprolactam, Glyoxal dan Glyoxilic Acid 2B Industri Kimia
2B5 Produksi Karbida 2B6 Produksi Titanium Dioksida 2B7 Produksi Soda Ash 2B8 Produksi Petrokimia dan Carbon Black 2B9a Emisi by-product 2B9 Produksi Fluorochemicals 2B9b Emisi fugitive 2B10 Lain-lain
Sumber-sumber emisi GRK proses produksi petrokimia dan carbon black
2B8a Metanol 2B8b Etilen 2B8 Produksi Petrokimia dan Carbon Black
2B8c Etilen Diklorida dan VCM 2B8d Etilen Dioksida 2B8e Akrilonitril 2B8f Carbon Black
Sumber-sumber emisi GRK proses produksi logam
2C1 Produksi Besi dan Baja 2C2 Produksi Ferroalloys 2C3 Produksi Aluminium 2C Industri Logam
2C4 Produksi Magnesium 2C5 Produksi Timbal 2C6 Produksi Seng 2C7 Lain-lain
Sumber-sumber emisi GRK dari penggunaan produk bahan bakar non-energi dan pelarut
2D1 Penggunaan Pelumas 2D Penggunaan Produk Bahan Bakar NonEnergi dan Pelarut
2D2 Penggunaan Lilin Parafin 2D3 Penggunaan Pelarut 2D4 Lain-lain
Sumber-sumber emisi GRK proses industri elektronika
2E1 Integrated Circuit atau Semiconductor 2E2 TFT Flat Panel Display 2E Industri Elektronika
2E3 Fotovoltaik 2E4 Heat Transfer Fluid 2E5 Lain-lain
Sumber-sumber emisi GRK dari penggunaan produk pengganti zat-zat yang menipiskan ozon (ODS)
2F1a Refr & AC Stasioner 2F1 Refrigerasi dan AC 2F1b AC Mobile 2F2 Foam Blowing Agents 2F Penggunaan Produk Pengganti Zat-zat Yang Menipiskan Lapisan Ozon (ODS)
2F3 Fire Protection 2F4 Aerosol 2F5 Pelarut 2F6 Lain-lain
Sumber-sumber emisi GRK proses pembuatan produk-produk lain dan penggunaannya
2G Pembuatan Produkproduk Lainnya dan Penggunaannya
2A1 Peralatan Listrik
2G1a Pembuatan Peralatan Listrik 2G1b Penggunaan Peralatan Listrik 2G1c Pembuangan Peralatan Listrik
2G2 SF6 dan PFC dari Penggunaan Produk lainnya
2G1a Aplikasi Militer 2G1b Akselerator 2G1c Lain-lain
2G3 N2O dari Penggunaan Produk
2G1a Aplikasi Medik 2G1b Propelan 2G1c Lain-lain
2G4 Lain-lain
Sumber-sumber emisi GRK dari proses industri lainnya
2H1 Industri Pulp dan Kertas 2H Lain-lain
2H2 Industri Makanan dan Minuman 2H3 Lain-lain
Proses Industri dan Penggunaan Produk (IPPU)
2A. Industri Mineral 2A1 Produksi Semen 2A2: Produksi Kapur 2A3: Produksi Kaca 2A4: Proses lain yang menggunakan karbonat 2A4a: Keramik 2A4b: Penggunaan lain Soda Abu 2A4c: Produksi Non-Metallurgical Mg 2A4d: Lainnya 2A5: Lainnya 2B. Industri Kimia 2B1: Produksi Ammonia 2B2: Produksi Asam Nitrat 2B3: Produksi Asam Adipat 2B4: Produksi Caprolactam, Glyoxal and Glyoxylic Acid 2B5: Produksi Karbida 2B6: Produksi Titanium Dioksida 2B7: Produksi Soda Abu 2B8: Produksi Petrokima/Carbon Black 2B8a: Methanol 2B8b: Ethylene 2B8c: Ethylene Dichloride dan VCM 2B8d: Ethylene Oxide 2B8e: Acrylonitrile 2B8f: Carbon Black 2B9: Produksi Fluorochemical 2B9a: Emisi By-product 2B9b: Emisi Fugitive 2B10: Lainnya
CO2
CH4
X X X
* * *
X X X X X
* * * * *
X *
* *
* X X X
* x * *
* X X X * * *
X X X X X X
x x x x x x
* * * * * *
*
*
N2 O
HFCs
PFCs
SF6
Gas-gas lain terhalogen asi
*
*
X X *
x x *
x x *
X X *
X = Panduan Metodologinya tersedia dalam IPCC Guideline 2006 * = Kemungkinan emisi dihasilkan, tetapi panduan metodologinya tidak tersedia dalam IPCC Guideline 2006
Proses Industri dan Penggunaan Produk (IPPU)
2C. Industri Logam 2C1: Produksi Besi dan Baja 2C2: Produksi Ferroalloys 2C3: Produksi Aluminium 2C4: Produksi Magnesium 2C5: Produksi Timbal 2C6: Produksi Seng 2C7: Lainnya
CO2 CH4 N2O HFCs PFCs SF6
X X X X X X *
x x *
*
Gas-gas lain terhaloge nasi
* * X
x x
x
X
*
*
*
*
*
X X X
x x x
x x x
*
*
*
*
X X X X *
*
2D. Non-Energy Produk dari Bahan Bakar dan Penggunaan Solvent 2D1: Penggunaan Pelumas X 2D2: Penggunaan Lilin Paraffin X * * 2D3: Penggunaan Pelarut 2D4: Lainnya * * * 2E. Industri Elektronika 2E1: Integrated Circuit/Semiconductor 2E2: TFT Flat Panel Display 2E3: Fotovoltaik 2E4: Heat Transfer Fluid 2E5: Lainnya
*
*
*
2F. Penggunaan Produk sebagai Bahan Peluruhan Lapisan Ozon 2F1: Refrigeran dan AC 2F1a: Refrigeran dan AC Stasioner * 2F1b: AC Bergerak (Mobile) * 2F2: Foam Blowing Agent * 2F3: Alat Pemadam Kebakaran * 2F4: Aerosols 2F5: Pelarut 2F6: Aplikasi lainnya * * *
X X X X X X X
x x x x x x
* * * * * * *
X = Panduan Metodologinya tersedia dalam IPCC Guideline 2006 * = Kemungkinan emisi dihasilkan, tetapi panduan metodologinya tidak tersedia dalam IPCC Guideline 2006
Proses Industri dan Penggunaan Produk (IPPU)
CO2
CH4
2G. Pembuatan Produk-produk Lainnya dan Penggunaannya 2G1: Peralatan Listrik 2G1a: Pembuatan Peralatan Listrik 2G1b: Penggunaan Peralatan Listrik 2G1c: Pembuangan Peralatan Listrik 2G2: SF6/PFCs Penggunaan Produk Lain 2G2a: Aplikasi Peralatan Militer 2G2b: Accelerators 2G2c: Lainnya 2G3: N2O dari Penggunaan Produk 2G3a: Aplikasi Peralatan Medis 2G3b:Propellant untuk Aerosol/Pendorong 2G3c: Lainnya 2G4: Lainnya * * 2H Lainnya 2H1: Industri Pulp dan Kertas 2H2: Industri Makanan dan Minuman 2H3: Lainnya X *
* * *
* * *
N2O
HFCs
PFCs
SF6
Gas-gas lain terhaloge nasi
x x x
x x x
* * *
* * x
x x x
* * *
X X X *
*
= Panduan Metodologinya tersedia dalam IPCC Guideline 2006 = Kemungkinan emisi dihasilkan, tetapi panduan metodologinya tidak tersedia dalam IPCC Guideline 2006
*
PERHITUNGAN TINGKAT EMISI GRK SEKTOR INDUSTRI
SEKTOR INDUSTRI: ‐ Penggunaan Energi (aktifitas pembakaran bahan bakar fosil) ‐ IPPU ‐ Limbah
PENGGUNAAN ENERGI ‐ Refer IPCC 2006 GL ‐ Perlu dipertimbangkan industri lainnya (bukan intensif energi tetapi dari segi jumlah cukup besar)
IPPU: refer IPCC 2006 GL LIMBAH: refer IPCC 2006 GL ‐ Limbah Padat Industri (B3 dan non B3 spt industri Agro), sludge WWT/proses ‐ Klasifikasi industri (sumber limbah cair) Refer IPCC 2006 GL
IPPU
MEMPERKIRAKAN TINGKAT EMISI GRK DARI PROSES INDUSTRI DAN PENGGUNAAN PRODUK (IPPU)
Garis Besar Metodologi Perhitungan
Pendekatan Umum Penghitungan Tingkat Emisi GRK: Tingkat Emisi = Data Aktifitas (AD) x Faktor Emisi (EF) ….. [1]
Data aktivitas (AD) adalah besaran kuantitatif kegiatan manusia (anthropogenic) yang melepaskan emisi GRK. Pada kegiatan IPPU, besaran kuantitatif adalah besaran terkait jumlah bahan yang diproduksi atau yang dikonsumsi (misal penggunaan carbonate). Faktor emisi (EF) adalah faktor yang menunjukkan intensitas emisi per unit aktivitas yang bergantung kepada berbagai parameter terkait proses kimia yang terjadi di masing-masing industri.
Garis Besar Metodologi Perhitungan
Berdasarkan IPCC 2006 GL, ketelitian penghitungan tingkat emisi GRK dalam kegiatan inventarisasi dikelompokkan dalam 3 tingkat ketelitian yang dikenal sebagai ‘Tier’. Tingkat ketelitian perhitungan ini terkait dengan data dan metoda perhitungan yang digunakan sebagaimana dijelaskan berikut ini. Penentuan Tier dalam inventarisasi GRK sangat ditentukan oleh ketersediaan data dan tingkat kemajuan suatu negara atau pabrik/industri dalam hal pelaksanaan penelitian untuk menyusun metodologi atau menentukan faktor emisi spesifik yang berlaku bagi negara/pabrik tersebut. Di Indonesia dan negara-negara non-Annex 1 pada umumnya, inventarisasi GRK menggunakan Tier-1 berdasarkan data aktifitas dan faktor emisi default IPCC.
Garis Besar Metodologi Perhitungan
Tier 1: estimasi berdasarkan data aktifitas dan faktor emisi default IPCC. Pada Tier 1, estimasi tingkat emisi GRK menggunakan sebagian besar data aktivitas dan parameter faktor emisi default yang tersedia dalam IPCC 2006 GL. Tier 2: estimasi berdasarkan data aktifitas yang lebih akurat dan faktor emisi default IPCC atau faktor emisi spesifik suatu negara atau suatu pabrik (country specific/plant specific). Pada Tier 2, estimasi tingkat emisi GRK menggunakan beberapa parameter default, tetapi membutuhkan data aktifitas dan parameter terkait faktor emisi yang berkualitas. Tier 3: estimasi berdasarkan metoda spesifik suatu negara dengan data aktifitas yang lebih akurat (pengukuran langsung) dan faktor emisi spesifik suatu negara atau suatu pabrik (country specific/plant specific). Pada Tier 3, estimasi tingkat emisi GRK didasarkan pada data aktivitas spesifik suatu negara (lihat Tier 2) dan menggunakan salah satu metoda dengan parameter kunci yang dikembangkan secara nasional atau pengukuran yang diturunkan dari parameter-parameter spesifik-suatu negara.
Perhitungan Emisi GRK Pabrik Semen
Pada pembuatan semen, CO2 dihasilkan selama produksi klinker, yaitu produk menengah nodular yang kemudian ditumbuk halus, bersama dengan sebagian kecil dari kalsium sulfat [gipsum (CaSO42H2O) atau anhidrit (CaSO4)], menjadi bentuk semen hidrolik (biasanya portland). Selama produksi klinker, batu kapur, yang terutama berupa kalsium karbonat (CaCO3), dipanaskan atau dikalsinasi untuk menghasilkan kapur (CaO) dan CO2 sebagai produk sampingan. CaO tersebut kemudian bereaksi dengan silika (SiO2), alumina (Al2O3), dan besi oksida (Fe2O3) dalam bahan baku untuk membuat mineral klinker (terutama kalsium silikat). Proporsi bahan baku karbonat selain CaCO3 umumnya sangat kecil
Cement Production Raw material
Raw Meal ESP
Blending
Rotary Kiln
Raw Mill
Addititives Klinker
Storage Cement Cement Mill Cement powder
Storage
Sumber: AFD Study, 2010
Perhitungan Emisi GRK Pabrik Semen TIER
Data aktivitas
Produksi semen TIER 1 per jenis semen (per pabrik) TIER 2
Produksi klinker per pabrik
Faktor emisi
FE Klinker default IPCCGL 2006 FE klinker pabrik FE karbonat
Parameter lainnya Fraksi klinker dalam semen default Default koreksi CKD (2%) Fraksi klinker dalam semen Berat CKD, fraksi karbonat awal
FE karbonat FE penggunaan karbon Tingkat kalsinasi karbonat Konsumsi karbonat TIER 3 pada bahan bakar fosil dan CKD per pabrik untuk aplikasi non energi Berat CKD per pabrik Catatan: CKD = cement kiln dust
Perhitungan Emisi GRK Pabrik Semen Persamaan 1 Tier 1: Emisi Berdasarkan Data Produksi Semen
Emisi CO2=
M c i * Ccl i
Im+Ex *EFclc
i dimana: Emisi CO2 M ci Ccl i
Im Ex EFclc
: Emisi CO2 dari produksi semen, ton : Berat sement jenis i yang diproduksi, ton : Fraksi klinker pada semen jenis i, fraksi : Impor klinker, ton : Ekspor klinker, ton : Faktor emisi, ton CO2/ton klinker
Persamaan 2 Faktor Emisi Klinker
EFclc = 0.51•1.02 koreksi CKD = 0.52 ton CO2/ton klinker
Perhitungan Emisi GRK Pabrik Semen Persamaan 3 Tier 2: Emisi Berdasarkan Data Produksi Klinker dimana: Emisi CO2 M ci EFcl CFckd
Emisi CO2 = M cl EFcl CFckd : Emisi CO2 dari produksi semen, ton : Berat klinker yang diproduksi, ton : Faktor emisi klinker, ton CO2/ton klinker : Faktor koreksi untuk CKD, dimensionless
Persamaan 4 Faktor Koreksi untuk CKD yang Tidak Recycle ke Kiln
CFckd = 1 +
Md Cd M cl
Fd
EFc EFcl
dimana: CFckd
: Faktor koreksi CKD, dimensionless
Md
: Berat CKD yang tidak recycle ke kiln, ton
M cl
: Faktor emisi klinker, ton CO2/ton klinker
Cd
: Fraksi karbonat awal dalam CKD (sebelum kalsinasi), fraksi
EFc
: Faktor emisi karbonat, ton CO2/ton karbonat
EFcl
: Faktor emisi klinker yang belum dikoreksi CKD (0.51 ton CO2/ton klinker), ton CO2/ton klinker
Perhitungan Emisi GRK Pabrik Semen Persamaan 5 Tier 3: Emisi Berdasarkan Input Karbonat ke Dalam Kiln
Emisi CO2 =
EFi Mi Fi
Md Cd 1 Fd
i
M k •X k •EFk k
EFi Mi Fi i
Md Cd 1 Fd
EFd
EFd
emisi dari karbonat
emisi dari uncalcined CKD yang tidak recycle ke kiln
M k •X k •EFk
emisi karbon dari material non-bahan bakar
k
Emisi CO2 : emisi CO2 dari produksi semen, ton : Faktor emisi untuk karbonat i, ton CO2/ton karbonat EFi Mi : Berat karbonat i yang dikonsumsi, ton Fi : Fraksi kalsinasi yang tercapai karbonat i, fraksi
Md Cd
Fd EFd Mk Xk EFk
: Berat CKD yang tidak recycle ke kiln, ton : Fraksi berat karbonat awal dalam CKD yang tidak recycle ke kiln, fraksi : Fraksi kalsinasi yang tercapai untuk CKD yang tidak recycle ke kiln, fraksi : Faktor emisi untuk uncalcined karbonat dalam CKD yang tidak recycle ke kiln, ton CO2/ton karbonat : Berat organik atau bahan non bahan bakar yang mengandung karbon jenis k, ton : Fraksi organik atau karbon dalam bahan non bahan bakar jenis k, fraksi :Faktor emisi bahan non-bahan bakar yang mengandung karbon jenis k, ton CO2/ton karbonat
Perhitungan Emisi GRK Pabrik Semen Step by Step Pengisian Worksheet Contoh perhitungan TIER 1(lihat Tabel 2A1) 1
2 3 4 5 6
Input data aktivitas pada Tabel 2A1 •Kolom A: Jumlah semen yang diproduksi= 27.800.000 ton, •Kolom B: Fraksi klinker di semen = 0,907, •Kolom D: Impor konsumsi klinker = 0 ton, •Kolom E: Ekspor klinker= 3,552,000 ton, Kolom C: Massa klinker pada semen yang diproduksi = 27.800.000 ton x 0,907 = 25.223.747 ton. Kolom F : Jumlah klinker yang diproduksi di suatu negara = 25.223.747 ton – 0 ton + 3.552.000 ton = 28.775.747 ton. Kolom G: Faktor emisi klinker untuk jenis ini = 0.525 tonne CO2/ton klinker Kolom H: Emisi CO2 = 28.775.747 ton x 0.525 ton CO2/ton klinker = 15.107.267 ton CO2. Kolom I: Konversi ke gigagrams CO2 = 15.107.267 ton CO2/1000 = 15.107 gigagrams CO2.
Perhitungan Emisi GRK Pabrik Semen Tabel 2A1 Sektor Kategori Kode kategori Lembar Jenis semen yang di produksi 1)
IPPU Industri Mineral –Produksi Semen 2A1 1 of 2 A Massa semen yang diproduksi
B Fraksi Klinker dalam semen
C Massa klinker pada semen yang diproduksi
(ton)
(fraksi)
(ton) C=A*B
27,800,000
0.907
25,223,747 25,223,747
Total 1) Tambahkan baris apabila jenis semen yang diproduksi lebih dari baris yang disediakan. Sektor Kategori Kode kategori Sheet
IPPU Industri Mineral –Produksi Semen 2A1 2 of 2
D Impor klinker
E Ekspor klinker
F Klinker yang diproduksi di negara
G Faktor emisi untuk klinker untuk setiap jenis semen
H Emisi CO2
I Emisi CO2
(ton)
(ton)
(ton)
(ton CO2/ton clinker)
(ton CO2)
(Gg CO2)
H=F*G 15,107,267
I = H/103 15,107
0
3,552,000
F=C-D+E 28,775,747
0.525
Environmental Benefits Cement plant
Cement plant
Gas emission and solid waste
Incinerator
Gas emission
Gas emission
Coal Waste
Coal
Waste
Virgin material Without Co-processing
V. material With Co-processing
Environmental Benefits Virgin raw material
Without co-processing
Cement Fossil energy
Virgin raw material (reduced)
Fossil energy (reduced)
Wastes
With co-processing
Cement
Perhitungan Emisi GRK Industri Kapur Kalsium oksida (CaO atau kapur tohor) dihasilkan dari dekomposisi karbonat yang terdapat pada batu kapur melalui pemanasan. Dekomposisi karbonat tersebut menghasilkan CO2. Bahan baku yang digunakan dapat berupa batu kapur dengan kandungan kalsium (Ca) tinggi atau batu kapur dengan kandungan magnesium (Mg) tinggi (dolomite). Reaksi produksi kapur tohor adalah sebagai berikut: CaCO3 (batu kapur calcium tinggi) + panasCaO (kapur tohor)+ CO2 atau CaMg(CO3) 2 (dolomit) + panasCaO•MgO (kapur dolomitic) + 2CO2
Perhitungan Emisi GRK Industri Kapur TIER
Data aktivitas Produksi batu TIER 1 kapur nasional Produksi batu TIER 2 kapur per jenis
Jumlah konsumsi karbonat sesuai TIER 3 jenisnya dan jumlah LKD
Catatan: LKD = lime kiln dust
Faktor emisi Default IPCC
Parameter lainnya Tidak perlu untuk memperhitungkan LKD
FE per jenis batu kapur
Faktor emisi karbonat (lihat penjelasan sektor industri semen diatas) per jenis karbonat
Fraksi kalsinasi untuk karbonat diperoleh dari data aktual namun dapat juga diasumsikan sebesar 1 sedangkan fraksi kalsinasi untuk LKD <1 Berat fraksi karbon diperoleh dengan cara yang sama ketika menghitung CFckd
Perhitungan Emisi GRK Industri Kapur Persamaan 6 Tier 1: Faktor Emisi Default Produksi Kapur
EFclc = 0.85•EFhigh calcium lime + 0.15 EFdolomitic lime = 0.85 0.75 + 0.15 0.77 = 0.75 ton CO2/ton kapur yang diproduksi Contoh perhitungan TIER 1 (Lihat Tabel 2A2) 1
2
3
Input data aktivitas dan parameter emisi pada Tabel 2A2 Kolom A: Jumlah kapur yang diproduksi= 4,917,529 ton, Kolom B: Faktor emisi untuk produksi kapur = 0.75 ton CO2/ton kapur. Kolom C: Emisi CO2 = Produksikapur x faktor emisi produksi Kapur 4,917,529 ton x 0.75 ton CO2/tonkapur= 3,688,147 ton CO2. Kolom D: Konversi ke gigagrams CO2 = 3,688,147 ton CO2/ 1000= 3,688 Gg CO2.
Perhitungan Emisi GRK Industri Kapur Tabel 2A2 Sektor Kategori Kode kategori Lembar
Jenis kapur yang diproduksi), 2)
IPPU Industri Mineral –Prouduksi Kapur 2A2 1 of 1 A Massa kapur yang diproduksi (ton)
B Faktor emisi untuk setiap jenis kapur (ton CO2/ tonkapur)
C Emisi CO2 (ton CO2) C=A*B 3,688,147
D Emisi CO2
(Gg CO2) D = C/103 4,917,529 0.75 3,688 Total 3,688 1) Tambahkan baris pada table bila terdapat lebih dari satu jenis kapur yang diproduksi 2) Jika informasi FE spesifik negara pada produksi kapur tidak ada, gunakan angka default FE IPCC 2006 GL
Perhitungan Emisi GRK Produksi Kaca
Bahan baku sebagian besar kaca yang memancarkan CO2 selama proses peleburan adalah batu kapur (CaCO3), dolomit Ca, Mg (CO3)2 dan soda ash (Na2CO3). Bahan tersebut ditambang sebagai mineral karbonat untuk digunakan dalam industri kaca, dimana umumnya dihasilkan CO2 primer dan harus dimasukkan dalam perkiraan emisi.
Bahan karbonat diproduksi melalui karbonasi hidroksida, mereka tidak menghasilkan emisi CO2 bersih dan tidak harus dimasukkan dalam perkiraan emisi. Bahan kaca kecil CO2 pemancar baku barium karbonat (BaCO3), tulang abu (3CaO2P2O5 + XCaCO3), kalium karbonat (K2CO3) dan karbonat strontium (SrCO3). Selain itu, antrasit batubara bubuk atau bahan organik lainnya dapat ditambahkan untuk mengurangi kondisi dalam gelas cair, dan akan bergabung dengan oksigen yang tersedia di kaca meleleh untuk menghasilkan CO2.
Perhitungan Emisi GRK Produksi Kaca
TIER
Data aktivitas
Faktor emisi
Parameter lainnya
TIER 1
Data produksi kaca nasional
Default IPCC
Rasio Cullet Baku (50%)
TIER 2
Data produksi per jenis kaca
EF per jenis proses
Proporsi bahan baku per jenis proses
TIER 3
Data banyaknya karbonat per jenis yang dikonsumsi
EF per jenis karbonat
Perhitungan Emisi GRK Produksi Kaca TIER TIER 1
TIER 2
TIER 3
Data aktifitas Faktor emisi Parameter lain CO2 = {(massa dari kaca yang diproduksi) * (EF baku) * (1 - (rasio cullet untuk proses))} Statistik nasional untuk baku Rasio Cullet Baku (50%) produksi kaca CO2 = {(massa dari kaca meleleh) * (manufaktur kaca EF) * (1 - (rasio cullet untuk kaca manufaktur))} Jumlah kaca yang dilelehkan Rasio Cullet Negara Negara tertentu dengan proses tertentu produksi CO2 = {(berat atau massa karbonat yang dikonsumsi) * (karbonat tertentu EF) * (kalsinasi fraksi yang dicapai untuk karbonat)} Berbagai tipe Aktual karbonat yang karbonat yang dikonsumsi dalam dikonsumsi tungku pelelehan
Perhitungan Emisi GRK Produksi Kaca – Tabel 2A3
Contoh Lembar Kerja Estimasi Emisi GRK produksi kaca dengan metode TIER 1
Sektor Kategori Kode kategori Lembar
IPPU Industri Mineral –Produksi Gelas 2A3 1 of 1
A Total Glass Production
B Emission Factor for Glass Production
(ton)
(ton CO2/ ton gelas)
1,700,000.00
0.20
C Average Annual Cullet Ratio (fraksi) 0.50
D CO2 Emissions
E CO2 Emissions
(ton CO2) (Gg CO2) D = A * B * (1 E = D/103 C) 170.000.00 170.00
Perhitungan Emisi GRK Proses-proses Pengguna Karbonat Lainnya
Keramik Kegunaan lain dari soda abu (produksi kaca, sabun, dan deterjen, desulfurisasi gas buang, bahan kimia, pulp dan paper serta produk konsumen umum lainnya. Produksi dan konsumsi soda abu (termasuk kalsium karbonat, Na2CO3) menghasilkan CO2) Produksi Magnesia Non-Metalurgical
Potensi emisi GRK dari proses produksi keramik
Emisi GRK bersumber dari proses pembakaran bahan bakar pada spray dryer, horizontal dryer, dan kiln pengering. Selain itu, pada kiln pengering, juga terjadi proses kalsinasi kandungan karbonat yang terdapat dalam bahan baku dengan reaksi sebagai berikut: CaCO3 → CaO + CO2
Bahan baku Penggilingan
Produk
Penyimpanan
Finishing
Pengeringan
spray (spray dryer) dryer Pengeringan
kiln
(kiln pengering)
Penyimpanan
Penyimpanan
Pengepresan
Pengeringan
horizontal dryer
(horisontal dryer)
Perhitungan Emisi GRK Proses-proses Pengguna Karbonat Lainnya TIER
Data aktifitas
Faktor emisi
Paramet er lain
CO2 = Massa Karbonat yang dikonsumsi * (0.85EF batu kapur + 0.15EF dolomit) TIER 1
Berdasarkan pada massa CO2 Jumlah konsumsi karbonat untuk keperluan yang dilepas per massa memancarkan karbonat yang dikonsumsi CO2 = (Massa batu kapur * EF batu kapur) + (massa dolomit * EF dolomit)
TIER 2
TIER 3
didasarkan pada massa CO2 data nasional pada jumlah batu kapur dan yang dolomit yang dikonsumsi di dalam negera dilepaskan per massa tersebut karbonat yang dikonsumsi CO2 = Massa karbonat yang dikonsumsi * EF karbonat * Fraksi kalsinasi dicapai untuk karbonat tertentu merupakan rata-rata tertimbang faktor emisi karbonat individu
Perhitungan Emisi GRK Industri Pengguna Karbonat Jenis Karbonat CaCO3 MgCO3 CaMg(CO3)2 FeCO3 Ca(Fe,Mg,Mn)(CO3)2 MnCO3 Na2CO3
Nama mineral
BM
EFc(ton CO2/ton karbonat)** 0,43971 0,52197 0,47732 0,37987 0,40822 - 0,47572 0,38286 0,41492
Calcite, arogonite 100,0886 Magnesite 84,3139 Dolomite 184,4008 Siderite 115,8539 Ankerite 185,0225 -215,6160 Rhodochrosite 114,9470 Sodium carbonate 106,0685 or Soda ash ** Asumsi CO2 yang teremisikan terjadi akibat 100%, contoh: setiap 1 ton calcite mengemisikan 0,43971 ton CO2
Perhitungan Emisi GRK Industri Kimia Ammonia
Amonia (NH3) merupakan bahan kimia industri utama. Gas ammonia dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk, dalam proses-proses perlakuan panas (heat treating), paper pulping, pembuatan asam nitrat dan senyawa-senyawa nitrat, pembuatan ester dari asam nitrat dan senyawa nitro, berbagai jenis bahan peledak, dan sebagai refrigeran. Amina, amida, dan aneka senyawa organik lainnya, seperti urea, dibuat dari ammonia. Amonia diproduksi melalui sintesa N2 (gas nitrogen) dan H2 (gas hidrogen). N2 diperoleh dari udara sedangkan H2 diperoleh dari proses steam reforming gas bumi (CH4). Proses produksi amonia menghasilkan CO2 sebagai byproduct.
Perhitungan Emisi GRK Industri Kimia Ammonia
Steam Reforming Primer
CH4 + H2O CO + 3 H2 CO + H2O CO2 + H2
Steam Reforming Sekunder
CH4 + Udara CO + 2H2 + 2N2
Reaksi Keseluruhan 0.88 CH4 + 1.26 Udara + 1.24 H2O 0.88 CO + 3 H2 + N2
Sintesis Ammonia 3H2 + N2 2 NH3
Proses konversi pergeseran gas pada reformer sekunder CO + H2O CO2 + H2 (Hocking, 1988, EFMA, 200 a: EIPPCB, 2004a)
Diagram alir proses produksi amoniak Udara Steam Raw synthesis gas
Desulfurisasi
Seksi reforming
CO2 ke pabrik urea
Seksi konversi
Seksi penghilangan CO2
Loop sintesa
Metanasi
Natural gas Natural gas fuel
Flash gas & purge gas
Diagram alir proses produksi urea Carbamat
NH3 feed Sintesa
Purifikasi
Pemekatan
Finishing
Produk urea Prill/granul
WWT/PCT
Condensate
CO2 feed
Carbamat recycle
Gas CO2 & NH3
Ke pabrik utilitas Untuk umpan boiler
Perhitungan Emisi GRK Industri Kimia Ammonia
Proses-proses yang mempengaruhi emisi CO2 terkait produksi amonia adalah: Konversi
CO menjadi CO2; Absorbsi CO2 oleh larutan scrubber kalium karbonat panas, Monoetanolamina (MEA), Sulfinol (alkanol amina dan karbon tetrahydrothiophene) atau yang lain; Metanasi sisa CO2 untuk memurnikan gas sintesis.
Perhitungan Emisi GRK Industri Kimia Ammonia TIER Data aktivitas Faktor emisi TIER Produksi amonia nasional atau Default IPCC 1 kapasitas produksi nasional TFR EF default TIER Data level pabrik CCF & COF 2 Indonesia TFR data level pabrik TIER CCF & COF produsen Data level pabrik 3 atau gunakan data sektor Energi Indonesia TFR: total fuel requirement (kebutuhan bahan bakar total) CCF: carbon content of fuel (kandungan karbon di dalam bahan bakar) COF: carbon oxidation factor(factor oksidasi karbon)
Parameter lainnya TFR gunakan yang paling tinggi CO2 yang didapat data level pabrik TFR dikelompokkan berdasarkan jenis bahan bakar
Perhitungan Emisi GRK Industri Kimia Ammonia – Tabel 2B1 Sektor Kategori Kode Kategori Lembar A Tingkat Produksi Ammonia (ton)
IPPU Industri Kimia – Produksi Ammonia 2B1 1 dari 2 B C D Kebutuhan Bahan Bakar Kandungan Karbon Faktor Oksidasi untuk Produksi Ammonia pada Bahan Bakar Karbon pada Bahan (TFR) (CCF) Bakar (COF) (GJ/ton ammonia yang (kg C/GJ) (fraksi) diproduksi)
4785000
Sektor Kategori Kode Kategori Lembar
30.2
15.3
1
E CO2 yang terbentuk
(kg CO2) E = (A * B * C * D) * 44/12 8106842700
IPPU Industri Kimia – Produksi Ammonia 2B1 2 dari 2
F G Tingkat Produksi Urea CO2 yang terpakai dalam produksi urea (kg) (kg CO2) G = F * 44/12 3959656 14518739
H Emisi CO2 (kg CO2) H=E-G 8092323961
I Emisi CO2 (Gg CO2) I = H/106 8092.32
Perhitungan Emisi GRK Industri Kimia Asam Nitrat NH3 + O2 → 0.5N2O + 1.5H2O NH3 + 4NO → 2.5N2O + 1.5H2O NH3 + NO + 0.75O2 → N2O + 1.5H2O TIER
Data aktivitas
TIER Produksi nasional asam nitrat (HNO3) 1
Data produksi tingkat pabrik menurut TIER jenis teknologi dan jenis abatement 2 technology Datap roduksi tingkat pabrik menurut TIER jenis teknologi dan jenis abatement 3 technology
Faktor emisi Faktor Emisi Default *Lihat IPCC GL 2006 Tabel 3.3 halaman 3.23
Default IPCC, jika faktor tingkat pabrik tidak tersedia faktor emisi tingkat pabrik diperoleh dari pengukuran langsungemisi
Parameter lainnya Jika data kegiatan tingkat nasional tidak tersedia, informasi mengenai kapasitas produksi dapat digunakan
Perhitungan Emisi GRK Industri Kimia Asam Nitrat Contoh Perhitungan Emisi GRK Asam Nitrat TIER 1 (lihat Tabel 2B2) 1
Jumlah produksi asam nitrat sebesar = 23.039,264 ton.
2
Faktor emisi = 9,2777 kg N2O/ton asam nitrat.
3
4
Emisi N2O = Jumlah produksi asam nitrat x Faktor emisi = 23,039.264 ton x 9.2777 kg N2O/tonasam nitrat = 213,751 kg. Emisi N2O di konversi ke gigagram = 213,751 kg / 106 = 0.21 Gg.
Perhitungan Emisi GRK Industri Kimia Asam Nitrat – Tabel 2B2 Sektor Kategori Kode kategori Lembar A Jumlah produksi asam nitrat (tonne) 23039.264
IPPU Industri Kimia – Produksi Asam Nitrat 2B2 1 dari 1 B Faktor emisi
C Emisi N2O
D EmisiN2O
(kg N2O/ton produksi asam nitrat)
(kg)
(Gg)
9.2777
C=A*B 213751
D = C/106 0.21
Perhitungan Emisi GRK Produksi Besi dan Baja
Produksi besi dan baja menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O). Sebagai contoh, Pembakaran gas tungku ledakan dan oven gas kokas adalah sumber utama emisi CO2 dan CH4 dalam produksi kokas. Sebagian besar CO2 yang dihasilkan oleh industri besi dan baja terkait dengan produksi besi, lebih khusus penggunaan karbon untuk mengubah bijih besi menjadi besi
Perhitungan Emisi GRK Produksi Besi dan Baja TIER
TIER 1 (CO2)
TIER 2 (CO2)
TIER 3 (CO2)
Data aktivitas Faktor emisi Produksi kokas secara metalurgi Baku (lihat IPCC GL hanya membutuhkan jumlah total 2006 halaman 4.25 kokas untuk CO2 dan 4.26 untuk CH4) Membutuhkan jumlah total besi dan baja, gas oven kokas, gas tungku ledakan, dan bahan proses seperti kapur yang digunakan Kandungan karbon, untuk produksi besi dan baja, lihat IPCC GL 2006 produksi besi direct-reduced, dan halaman 4.27 produksi sinter di negara tersebut, selain produksi kokas di lokasi dan dari luar lokasi -
-
Parameter lainnya hanya membutuhkan jumlah total kokas
-
Perhitungan Emisi GRK Produksi Besi dan Baja TIER
Data aktivitas
Faktor emisi
Produksi Besi dan Baja TIER 1 (CO2)
TIER 2 (CO2)
TIER 3
(CO2)
hanya membutuhkanjumlahbajadiproduksi di dalam negeriberdasarkan jenisproses,jumlah totalbesi ancuran yang diproduksitidakdiolah menjadibaja, danjumlah totalbesi langsung yang dikurangi, pelet, dansinter yang diproduksi;
Baku (lihat IPCC GL 2006 halaman 4.25)
Membutuhkanjumlah totalbesi dan baja, gas oven kokas, gas tungku ledakan, dan bahan proses sepertikapuryang digunakan untuk produksibesi Kandungan karbon, danbaja,produksi besilangsungdikurangi,dan lihat IPCC GL 2006 produksisinterdi negera halaman 4.27 tersebut,selainproduksidi lokasi dandariluar lokasi kokas Membutuhkanpengumpulan,kompilasi,dan agregasidata spesifikemisifasilitasdiukur ataudata bahan/konsumsimassa produksiproses spesifik fasilitasdan data kandungan karbon
Parameter lainnya
Perhitungan Emisi GRK Produksi Besi dan Baja TIER
Data aktivitas
Parameter lainnya
Faktor emisi
Produksi besi dan baja TIER 1
(CH4) TIER 2 (CH4) TIER 3 (CH4)
hanya membutuhkan jumlah baja diproduksi di dalam negera berdasarkan jenis proses, jumlah Baku (lihat IPCC GL total besi pig-iron diproduksi yang tidak diolah 2006 halaman 4.26 menjadi baja, dan jumlah total besi directuntuk CH4) reduced, pelet, dan sinter yang diproduksi; -
-
-
-
-
-
Perhitungan Emisi GRK Industri Besi dan Baja
Metode Tier 1 Emisi CO2 Total emisi CO2 pada bagian ini adalah penjumlahan proses-proses pada pabrik yang berkaitan dengan produksi beji dan baja. Data yang digunakan adalah data yang berasal dari nasional statistik yang dikalikan dengan faktor emisi yang tersedia di IPCC GL 2006 Tabel 4.1 halaman 4.25. Faktor emisi yang tersedia berdasarkan proses-proses dalam memproduksi besi dan baja. Adapun proses-proses yang diperhitungkan adalah: Proses produksi besi dan baja Proses produksi pig iron (PI)/besi ancuran yang tidak diproses menjadi baja Proses produksi besi langsung terkurang(direct reduced iron) Proses produksi sinter Proses produksi pellet.
Perhitungan Emisi GRK Industri Besi dan Baja Contoh Perhitungan Emisi GRK Besi Baja TIER 1 (lihat Tabel 2C1)
1
Jumlah produksi besi dan baja dari proses Basic Oxygen Furnace(BOF) = 231.363,16 ton Faktor emisi = 1,46 ton CO2/ton
2
Jumlah produksi besi pig-iron = 286,13 ton Faktor emisi = 1,35 ton CO2/ton
3
Jumlah produksi sinter = 1.355.685,62 ton Faktor emisi = 0,2 ton CO2/ton
Perhitungan Emisi GRK Industri Besi dan Baja Contoh Perhitungan Emisi GRK Asam Nitrat TIER 1 (lihat Tabel 2C1) 4
5
6 7
Emisi CO2 dari BOF = Jumlah produksi besi dan baja dari proses Basic Oxygen Furnace(BOF) x Faktor emisi = 241.363,16 x 1,46 = 352.390 ton CO2. CO2 Emisi di konversi ke gigagrams CO2 = 352,390 / 1000 = 352.390 Gg CO2. Emisi CO2 dari besi pig-iron = Jumlah produksi besi ancuranx Faktor emisi = 286,13 x 1,35 = 386 ton CO2 CO2 Emisi dikonversi ke gigagrams CO2 = 386 / 1000 = 0,386Gg CO2
8 Emisi CO2 dari besi sinter = Jumlah produksi sinter x Faktor emisi = 1.355.685,62 x 0,2 = 271.137 ton CO2 9 CO2 Emisidikonversi ke gigagrams CO2 = 271.137 / 1000 = 271,137 Gg CO2
Perhitungan Emisi GRK Produksi Besi dan Baja – Tabel 2C1 Emisi CO2 Sektor Kategori Kode kategori Lembar
Jenis Metode Steelmaking, etc
Basic Oxygen Furnace Electric Arc Furnace Open Hearth Furnace Pig Iron Production (not converted into steel) Direct Reduced Iron (DRI) Production Sinter Production Pellet Production TOTAL
IPPU Industri Logam – Produksi Besi dan Baja 2C1 1 dari 2 Emisi CO2
A Jumlah produksi besi dan baja (tonne crude steel produced, pig iron, DRI, sinter or pellet)
B Faktor Emission
C CO2emisi
D CO2emisi
(ton CO2/ton produksi)
(ton CO2)
(Gg CO2) D = C/103 352.390
241363.16
1.46
C=A*B 352390
286.13
1.35
386
0.386
1355685.62
0.2
271137
271.137 623.914
Perhitungan Emisi GRK Industri Besi dan Baja
Metode Tier 1 Emisi CH4 Metode ini menggunakan data nasional statistik dan proses yang dilibatkan hanya dari produksi sinter, produksi besi ancuran (pig iron) dan produksi besi terkurang (direct reduced iron). Proses perhitungan sama dengan metode Tier 1 emisi CO2.
Perhitungan Emisi GRK Produksi Besi dan Baja – Tabel 2C1 Emisi CH4 Sektor Kategori Kode kategori Lembar
Type of Production
Sinter Production Direct Reduced Iron (DRI) Production Pig Iron Production TOTAL
IPPU Industri Logam – Produksi Besi dan Baja 2C1 2 dari 2 Emisi CH4 A B Amount of Emission Factor Production (tonne sinter, DRI (kg CH4/tonne or pig iron) production)
1355685.62
0.07
286.13
na*
C CH4 Emissions
D CH4 Emissions
(kg)
(Gg)
C=A*B 94898
D = C/106 94.90
94.9
Diagram alir proses unit BAF Pabrik Besi dan Baja
Batch Annealing Furnace (BAF), fasilitas ini berfungsi untuk mengembalikan sifat lunak dan sifat-sifat mekanis baja yang berubah karena proses penekanan dan pergeseran pada lintasan mill sebelumnya. Bahan baku utama yang digunakan adalah besi scrap sedangkan bahan baku tambahan yang digunakan adalah besi, silika dan mangan. Produk yang dihasilkan adalah billet.
Besi/Scrab
Furnace Listrik Induksi
Billet
Perhitungan Emisi GRK Produksi Ferroalloys
Ferroalloy adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan paduan terkonsentrasi dari besi dan satu atau lebih logam seperti silikon, mangan, kromium, molibdenum, vanadium dan tungsten. Sementara CO2 merupakan emisi gas rumah kaca utama dari produksi ferroalloy, penelitian terbaru menunjukkan bahwa CH4 dan N2O diperhitungkan untuk emisi rumah kaca setara hingga 5 persen dari emisi CO2 dari produksi ferosilikon (FeSi) dan silikon-logam (Si-logam).
Perhitungan Emisi GRK Produksi Ferroalloys TIER TIER 1 CO2
TIER 2 CO2
TIER 3 CO2
Data aktifitas hanya membutuhkan jumlah ferroalloy diproduksi di dalam negeri dengan jenis produk Membutuhkan jumlah total pereduksidan bahan lain yang digunakan untuk proses produksi ferroalloydi negara tersebut, dan pengetahuan tentang proses yang digunakan
Membutuhkan pengumpulan, kompilasi, dan agregasi data emisi spesifik fasilitas
Faktor Emisi
Parameter lain
Baku (lihat IPCC GL 2006 halaman 4.37)
-
Baku (lihat IPCC GL 2006 halaman 4.38)
-
-
Kandungan karbon dalam agen pereduksi = (fraksi massa C dalam agen pereduksi) + [(fraksi massa mudah menguap dalam agen pereduksi) * (karbon konten dalam mudah menguap)]
Perhitungan Emisi GRK Produksi Ferroalloys TIER TIER 1 CH4
TIER 2 CH4
TIER 3 CH4
Data aktifitas hanya membutuhkan jumlah ferroalloy yang diproduksi di dalam negeri berdasarkan jenis produk Membutuhkan jumlah total pereduksi dan bahan lain yang digunakan untuk proses produksi ferroalloy di negara tersebut,dan pengetahuan tentang proses yang digunakan Membutuhkan pengumpulan, kompilasi, dan agregasi data emisi spesifik fasilitas
Faktor Emisi Baku (lihat IPCC GL 2006 halaman 4.39) Baku (lihat IPCC GL 2006 halaman 4.39)
Parameter lain
Perhitungan Emisi GRK Produksi Ferroalloys – Tabel 2C2 Sektor Kategori Kode kategori Lembar Jenis
Ferroalloy 1), 2)
(please specify)
Industrial Processes and Product Use Metal Industry - Ferroalloys Production 2C2 1 dari 2 CO2 Emisi
A Jumlah produksi Ferroalloy (ton ferroalloy produksi)
B Emisi Faktor
C CO2 Emisi
D CO2 Emisi
(ton CO2/ton ferroalloy produksi)
(ton CO2)
(Gg CO2)
C=A*B 2393
D = C/103
Ferrosilicon 45% Si 957,312 2,5 Ferromanganese 1.3 (7% C) 0 Silicomanganese 0 1.4 Total 1) For details of ferroalloy types, see Table 4.5 in Chapter 4 of Volume 3. 2) Insert additional rows if necessary.
2.4
0
0.0
0
0.0 2.4
Perhitungan Emisi GRK Produksi Ferroalloys – Tabel 2C2 Sector Category Category Code Sheet
Type of Ferroalloy
1), 2)
(please specify)
Industrial Processes and Product Use Metal Industry - Ferroalloys Production 2C2 2 dari 2 Emisi CH4 A B Amount of Emission Factor Ferroalloy Production (tonne ferroalloy (kg CH4/tonne produced) ferroalloy produced)
C CH4 Emissions
D CH4 Emissions
(kg)
(Gg)
C=A*B
D = C/106
Ferrosilicon 45% Si 957.312 n.a. 3) Ferromanganese (7% C) 0 n.a. Silicomanganese 0 n.a. 3) Total 1) For details of ferroalloy types, see Table 4.7 in Chapter 4 of Volume 3. 2) Insert additional rows if necessary. 3) Emisi CH4 diperhitungkan sebesar 5% dari emisi CO2 (?)
Perhitungan Emisi GRK Produksi Aluminium
Emisi dari produksi aluminium dihasilkan dari beberapa proses seperti:
Karbon dioksida (CO2) dari konsumsi anoda karbon dalam reaksi untuk mengkonversi oksida aluminium menjadi logam aluminium Emisi Perfluorokarbon (PFC) dari CF4 dan C2F6 selama efek anoda.
Selain itu juga diemisikan sejumlah kecil emisi CO, SO2 dan NMVOC. Adapun SF6 tidak diemisikan selama proses elektrolitik dan jarang digunakan dalam proses pembuatan aluminium. Selama operasi normal, aluminium dihasilkan di katoda dan karbon yang dikonsumsi pada anoda tiap reaksi pengurangan elektrolitik, sebagai berikut:
2Al2O3 + 3C 4Al + 3CO2
Perhitungan Emisi GRK Produksi Aluminium TIER TIER 1 CO2
Data aktifitas Statistik produksi
Metode tingkat 2 menggunakan data industri anoda komposisi rata-rata. TIER 2 dan 3 CO2 Metode tingkat 3 menggunakan fasilitas khusus, komposisi data untuk bahan anoda TIER 1 PFCs
Statistik produksi
Memanfaatkan catatan efek sel anoda TIER 2 & 3 PFCs per hari atau efek anoda tegangan lebih, dan data produksi aluminium
Faktor emisi Baku (lihat IPCC GL 2006 halaman 4.47)
dikumpulkan dari fasilitas operasi tersendiri untuk digunakan
Baku (lihat IPCC GL 2006 halaman 4.54) Baku (lihat IPCCGL2006 halaman4,54) atau berdasarkan kemiringan fasilitas tertentu atau anoda koefisien efek tegangan lebih PFC untuk Tingkat 3
Perhitungan Emisi GRK Produksi Aluminium
Perhitungan Emisi GRK Produksi Aluminium – Tabel 2C3 Sektor Kategori Kode Kategori Lembar Jenis Teknologi
Industrial Processes and Product Use Metal Industry - Aluminium Production 2C3 1 dari 3 CO2 Emissions A Jumlah produksi aluminium (ton aluminium produksi)
Prebake Soderberg Total
240,000
B Emission Factor
C CO2 Emisi
D CO2 Emisi
(ton CO2/tonproduksi aluminium)
(ton)
(Gg)
1.56
C=A*B 374,400
D = C/103 374 374
Perhitungan Emisi GRK Produksi Aluminium – Tabel 2C3 Sektor Kategori Kode Kategori Lembar Type of Technology
CWPB SWPB VSS HSS Total
Industrial Processes and Product Use Metal Industry - Aluminium Production 2C3 2 dari 3 Emisi CF4 A Amount of Aluminium Production (tonne aluminium produced) 240,000
B Emission Factor
C CF4 Emissions
D CF4 Emissions
(kg CF4/tonne aluminium produced)
(kg)
(Gg)
0.092
C=A*B 22043
D = C/106 0.02
0.02
Perhitungan Emisi GRK Produksi Aluminium – Tabel 2C3 Sektor Kategori Kode Kategori Lembar Type of Technology
CWPB SWPB VSS HSS Total
Industrial Processes and Product Use Metal Industry - Aluminium Production 2C3 3 dari 3 Emisi C2F6 A Amount of Aluminium Production (tonne aluminium produced) 240,000
B Emission Factor
C C2F6 Emissions
D C2F6 Emissions
(kg C2F6/tonne aluminium produced)
(kg)
(Gg)
0.0099
C=A*B 2,374
D = C/106 0.0024
0.0024
Perhitungan Emisi GRK Industri Pulp (& Kertas)
Pabrik Pulp & Kertas yang merupakan sumber emisi GRK terutama hanya pabrik pulp yang melibatkan proses pulping (memproduksi pulp) dari bahan mentah (misal: serat kayu).
Diagram alir proses pabrik pulp - unit recausticizing
Sumber emisi CO2: pembakaran lumpur kapur dalam kiln utk menghasilkan CaO CaCO3 + heat CaO + CO2 Reaksi Causticizing Na2CO3 + Na2S + Ca(OH)2 NaOH + Na2S + CaCO3
Reaksi Slaking CaO + H2O Ca(OH)2
Diagram alir proses produksi kertas kraft, dan potensi emisi GRK Bahan Masuk
Proses Alat
Air Pulp/waste paper
Hydra Pulper
Limbah cair Limbah padat
Stock Prep
Limbah cair
Tapioca Rosin Size, etc
Bahan Keluar
Silinder
Emisi GRK dari penggunaan bahan bakar
Limbah cair
Limbah cair
Press
Emisi
Limbah padat (broke)
Emisi GRK dari pengolahan limbah
Dryer 1 Limbah gas (uap)
Air Batu bara
Boiler
Steam
Dryer 2
Limbah padat (broke)
Pope Reel
Emisi Limbah padat (broke)
Cutter
Warehouse
Kirim (in Roll)
IPAL
Finishing (in Sheet)
Limbah padat (broke)
Perhitungan Emisi GRK Industri Gula Rafinasi
Pasar gula di Indonesia dikuasai oleh dua jenis, yakni gula rafinasi dan gula kristal putih (GKP). Kedua jenis gula ini juga memiliki pangsa pasar yang berbeda sesuai aturan pemerintah. Gula rafinasi hanya ditujukan untuk kalangan industri saja. Sedangkan GKP pangsa pasarnya adalah masyarakat umum atau rumah tangga. Karena perbedaan pasar ini, seringkali timbul masalah, misalnya saja adanya tuduhan perembesan gula rafinasi di pasar umum atau sebaliknya adanya industri makanan minuman yang menyerap GKP sehingga pemenuhan kebutuhan rumah tangga akan GKP menjadi berkurang. Karena gula rafinasi pangsa pasarnya adalah industri, persepsi masyarakat mengenai gula rafinasi juga belum begitu baik. Ada sejumlah orang yang beranggapan gula rafinasi tidak layak untuk dikonsumsi langsung. Padahal, faktanya, gula jenis ini bisa dikonsumsi langsung dan memiliki sejumlah keunggulan karena mengalami proses penyulingan yang lebih baik.
Industri Gula Rafinasi
Di Indonesia, ada 8 (delapan) produsen gula rafinasi yakni: 1. PT Duta Sugar International, 2. PT Jawamanis Rafinasi, 3. PT Angel Products, 4. PT Sentra Usahatama Jaya, 5. PT Permata Dunia Sukses Utama, 6. PT Dharmapala Usaha Sukses, 7. PT Makassar Tene, dan 8. PT Sugar Labinta.
http://agroindonesia.co.id/2012/09/24/agri-jadi-stabilisator-gula-rafinasi/
Sistem Proses Klarifikasi Gula
Teknologi Klarifikasi Gula pada dasarnya adalah proses pemisahan gula (sukrosa) dan impurities dari kandungan nira/juice (air tebu/beet), pada umumnya dibagi atas tiga sistem klarifikasi berdasarkan atas bahan pembantu prosesnya, yaitu sistem defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Sistem Defekasi adalah sistem klarifikasi yang hanya menggunakan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) sebagai bahan pemurniannya, rata rata kualitas gula yang dihasilkan berwarna coklat dengan kadar warna ± 3000 IU. Sistem Sulfitasi adalah sistem klarifikasi yang menggunakan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan Sulfur (gas) sebagai bahan pemurniannya, rata rata kualitas warna yang dihasilkan 150 – 300 IU. Sistem Karbonatasi adalah sistem klarifikasi yang menggunakan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan gas CO2 sebagai bahan pemurniannya, sistem ini menghasilkan kualitas gula putih (lebih baik dari dua sistem sebelumnya) dengan kadar warna ≤ 100 IU. http://agroindonesia.co.id/2012/09/24/agri-jadi-stabilisator-gula-rafinasi/
Diagram alir proses industri gula rafinasi IPAL
Raw material
Affination
Defekasi
filtration
Decolorization
Crystallization
Proses klarifikasi Centrifugation
Evaporation
Drying and packing
Diagram alir proses industri gula rafinasi SO2 (g)
Raw material
Affination
Sulfitasi
IPAL
filtration
Decolorization
Crystallization
Proses klarifikasi Centrifugation
Evaporation
Drying and packing
Diagram alir proses industri gula rafinasi Gas Buang
Batubara/ Bahan Bakar
CO2 Furnace/Boiler
Stack IPAL
CO2
Raw material
Affination
Carbonation
filtration
Decolorization
Crystallization
Proses klarifikasi Centrifugation
Evaporation
Drying and packing
Unit Pemurnian Nira
Pembuatan susu kapur (Ca(OH)2) 1. Batu kapur dibakar dalam tobong pada temperatur 9000C dan tekanan 1 atmosfer. Reaksi CaCO3 ------ CaCO + CO2. 2. Gas CO2 dibuang 3. Sedangkan CaO yang diperoleh ditambah air ditangki pencampur. Setelah tercampur disaring untuk memisahkan kotorannya. Reaksi kapur dengan air : CaO + H2O --- Ca(OH)2. 4. Setelah itu Ca (OH)2 dimasukkan kedalam tangki yang berpenganduk supaya campurannya homogen. Kekentalan susu kapur kira-kira 80Be.
TERIMAKASIH
[email protected]