“Carilah Tuhan dan Hiduplah” Pelajaran-pelajaran Besar dari Para Nabi Kecil Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal Kedua 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, ManagerYonata Bastian, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of SDA
Carilah Tuhan dan Hiduplah Pelajaran-pelajaran Besar dari Para Nabi Kecil
Ke-delapan
, Mempercayai Kebaikan Allah Pelajaran
Kwartal 2
(Habakuk) 18—24 Mei 2013 Diterjemahkan Oleh: Ludwig Beethoven Jones Noya Editor: Daniel Saputra dan Yonata Bastian Sirkulasi: Janette Sepang
“ „Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut.” (Hab. 2:14)
SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Ludwig Beethoven Jones Noya.- 1
“Carilah Tuhan dan Hiduplah” Pelajaran-pelajaran Besar dari Para Nabi Kecil Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal Kedua 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, ManagerYonata Bastian, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of SDA
Sabat 18 Mei PENDAHULUAN Mzm. 25:15;
Mencoba untuk percaya
34:17–20; Yes. 41:10
―Percayalah pada-Ku‖ ―Tapi saya tidak bisa melihatnya! Saya butuh melihatnya‖ ―Lihatlah pada-Ku‖ Bukanlah hal yang mudah untuk mengatakan kepada orang—khususnya orang muda— bahwa mereka perlu bersandar pada Allah yang tidak kelihatan. Bagaimana kita dapat menguji bahwa Dia layak dipercaya? Bagaimana kita dapat membandingkan-Nya dengan yang lain atau menemukan pilihan lain? Bagaimanapun, dengan bantuan Roh Allah dan melalui percaya kepada Allah, kita dapat mengembangkan hubungan yang menyelamatkan dengan-Nya. Dan saat kita melakukannya, kita mulai mengerti bahwa kita tidak perlu mengukur kebaikan dan firmanNya.
Jangan Mengintip! Menjaga mata kita ―selalu tertuju pada Tuhan‖ bukanlah hal yang mudah untuk siapapun—khususnya saat kebanyakan kita hanya memiliki kerohanian yang belum dewasa. Namun, kita akan menyadari bahwa saat kita berfokus pada-Nya, ketakutan kita akan lenyap. Hal ini terjadi karena beberapa alasan, namun mungkin yang paling penting adalah sebagai berikut: 1. Tidak ada hal yang negatif tentang Allah, jadi saat anda melihat-Nya sendiri, anda tidak akan melihat lain kecuali hal baik dalam segala situasi—bahkan di tengah huru-hara! ―Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.‖ (Mzm. 119:165). 2. Allah adalah kasih dan kasih-Nya adalah setia. Jadi, ketika anda berfokus pada-Nya dibanding masalah-masalahmu, Dia akan ―melepaskanmu dari jerat itu.‖ Meskipun seringkali, kita mau mengajarkan Dia bagaimana cara menyelamatkan kita. ―Tuhan, mungkin Engkau dapat membelah laut ini dan biarkan saya melewatinya di tanah yang kering. Atau mungkin Engkau dapat menyediakan perahu kecil untuk saya menyeberang. Atau bagaimana dengan menaiki helikopter?!‖ Namun, bukanlah urusan kita untuk mengetahui bagaimana Dia menyelamatkan kita. Seharusnya kita memohon akan iman untuk menerima apapun pertolongan yang Dia berikan. Jadi melalui pelajaran kita minggu ini—dan kehidupan kita—marilah kita mempercayai Allah di tengah beban berat yang kita miliki. Semoga hari demi hari kita akan ditenangkan oleh janji berikut: ― ‗janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.‖ (Yes. 41:10) Jadi, marilah kita berusaha lebih keras untuk menutup mata kita yang rabun dan benar-benar mencoba mempercayai Dia hari demi hari. Jangan mengintip! Lisa Munroe, Kingston, Jamaica, West Indies. SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Ludwig Beethoven Jones Noya.- 2
“Carilah Tuhan dan Hiduplah” Pelajaran-pelajaran Besar dari Para Nabi Kecil Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal Kedua 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, ManagerYonata Bastian, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of SDA
Minggu 19 Mei BUKTI Hab. 1:12–17;
Kasih Yang Tidak Berubah
3:16–19
―Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.‖(Mzm.11:3,4) Daud, adalah orang yang berkenan di hati Allah, yang dipilih oleh Allah ―menjadi pemimpin umat-Nya‖ karena dia memelihara perintah Tuhan (1 Sam. 13:14). Meskipun dalam perselingkuhannya dengan Betsyeba dan rencana pembunuhan terhadap Uria, dia tetap berdiri teguh, bukan hanya karena janji bahwa Mesias akan lahir dari keturunannya, namun juga karena Daud mengenal Allah dan Allah mengenal dia. Hanya melalui mengenal Allah secara pribadi, kita dapat belajar untuk mengenal Dia di tengah situasi dan kondisi kita yang buruk. Dengan membangun hubungan pribadi dengan-Nya, kita belajar bahwa Dia tidak berubah meskipun di dalam kesukaran yang kita hadapi. Di tengah kerusuhan, bencana alam, dan resesi ekonomi, Allah memegang kendali dan Dia tetaplah sama. ―Karena Allah ada di surga, pemazmur tidak perlu takut. Orang-orang yang dianiaya memiliki Pelindung yang kepada-Nya mereka dapat berseru. Pemazmur menjawab para penasehatnya tanpa ragu. Dia mengenal Allahnya.
Tidak ada batas dari kemurahan, kasih, dan kebaikan-Nya Daud adalah contoh dari kejatuhan manusia yang ditanggulangi oleh kasih Allah yang tiada tara. Saat nabi Natan menemui dia, dia tidak beralasan. Gantinya, dia mengakui pelanggarannya (2 Sam. 12:1-25). Allah memerlukan kita untuk mempercayai-Nya dan berserah kepada-Nya walaupun dalam situasi yang sulit sekalipun, sehingga hari demi hari kita dapat melihat bukti keilahian kasih dan kemurahan-Nya. Kasih Allah tidak berubah. Satu-satunya cara meyakini kasih-Nya adalah melalui menyadari bahwa Dia sedang menyiapkan kita untuk bersama-Nya selamanya. Pengabdian diri kepada Allah setiap hari dan penyerahan kepada tuntutan Roh Kudus adalah satu-satunya jalan untuk mengosongkan diri dan mengizinkan Allah masuk dalah kehidupan kita. Ingatlah bahwa Dia tidak berubah oleh badai, Dia tidak takut terhadap hal yang menakutkan kita, dan Dia memiliki kuasa untuk mengubah tragedi menjadi kemenangan. Sama seperti yang dilakukan-Nya pada Yusuf, yang telah dipenjarakan, Dia dapat melakukannya pula pada masing-masing kita yang dipenjarakan oleh dosa. Tidak ada batas dari kemurahan, kasih, dan kebaikan-Nya. (Mazmur 3). REAKSI Bagaimana caramu untuk mengenal Dia dan untuk dikenal oleh-Nya setiap hari? Alexia Francis, St. Andrew, Jamaica, West Indies SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Ludwig Beethoven Jones Noya.- 3
“Carilah Tuhan dan Hiduplah” Pelajaran-pelajaran Besar dari Para Nabi Kecil Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal Kedua 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, ManagerYonata Bastian, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of SDA
Senin 20 Mei
Logos
Setia pada Tuhan di dunia yang tidak adil
Mzm. 13:1; Hab. 1:12‒17; 2:2‒4; 3:13; Rom. 1:16, 17; Gal. 3:10‒14; Flp. 4:11; Ibr. 10:38
Ketidak adilan melawan ketidak adilan, Allah masih menunggu (Hab. 1:12‒17) Kitab Habakuk dimulai dengan pertanyaan kepada Allah, ―Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus?‖ Sang nabi kemudian mengulangi pertanyaan, mengingat, pengetahuannya tentang penghakiman Allah kepada mereka yang berpaling dariNya. Namun gaya tulisan seperti kurang memiliki keyakinan. Dengan seketika dia bertanya kepada Allah mengenai orang-orang di sekitarnya yang diperlakukan tidak adil oleh mereka yang tidak lagi takut akan Allah. Seperti kebanyakan nabi, Habakuk hidup di negeri yang berpaling dari Tuhan. Mempercayai Dia menjadi tidak mudah saat tidak ada tanda lahiriah dari kehadiranNya. Ketidakadilan demi ketidakadilan muncul, mendesak Habakuk untuk berseru dengan penuh keputusasaan. Sampai akhirnya, dia tidak pernah menyerah untuk tetap beriman kepada kuasa Tuhan untuk menyelamatkan mereka yang tertekan. Apakah ini bentuk tertinggi dari iman?
Bagaimana cara kita menjadi orang yang setia? Habakuk setia sampai akhir hidupnya, meskipun dia tidak melihat janji Allah digenapi. Dia menunjukkan bagaimana memiliki iman kepada Allah meskipun tampaknya Dia tidak berbuat apa-apa kepada kejahatan. Di akhir kitab ini, Habakuk menulis, Engkau berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu, untuk menyelamatkan orang yang Kauurapi. Engkau meremukkan bagian atas rumah orang-orang fasik dan Kaubuka dasarnya sampai batu yang penghabisan.: (Hab. 3:13). Meskipun dia tidak melihat bukti penggenapan doanya dalam kehidupannya, dia bertekun, menulis bagian akhir kitab ini sebagai ramalan akan kemenangan besar Allah melawan kejahatan.
Bagaimana cara hidup dengan iman (Hab. 2:2‒4; Rom. 1:17) Habakuk memberitahu bahwa mungkin ada sebuah penantian yang terjadi sebelum Allah menyelamatkan umat-Nya dari orang-orang fasik. ―Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.‖ (Hab. 2:3). Pembebasan Allah berjalan sesuai jalan-Nya, bukan sesuai jalan kita. Dia memegang kendali atas situasi dalam hidup kita. Allah menegaskan bahwa kita harus tetap setia sampai akhir. Habakuk juga membandingkan dua sudut pandang dalam zamannya—keadilan dan ketidakadilan. Dalam ayat 4, dia menyatakan bahwa orang-orang fasik membusungkan dada dan tidak lurus hatinya. Sementara itu, mereka yang setia hidup dengan iman. Paul menggemakan hal ini dalam buku Roma saat dia menyatakan ―Orang benar akan hidup oleh iman.‖ Bagaimana cara kita menjadi orang yang setia? Orang yang tidak setia, berpaling dari SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Ludwig Beethoven Jones Noya.- 4
“Carilah Tuhan dan Hiduplah” Pelajaran-pelajaran Besar dari Para Nabi Kecil Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal Kedua 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, ManagerYonata Bastian, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of SDA
Allah. Mereka tidak sabar, tidak mau menantikan firman-Nya sepenuhnya. Merupakan hal yang kontras dengan mereka yang setia, yang menghadap pada Allah, bahkan di tengah situasi mereka yang sulit. Mereka menantikan Dia. Mereka percaya pada janji-janji-Nya, bahkan apabila janji itu tidak menjauhkan mereka dari kesengsaraan yang terjadi.
Mengapa Hukum Tidak Bisa Menyelamatkan? (Gal. 3:10‒14; Heb. 10:36‒38) Dalam surat Galatia, Paulus menuliskan bahwa terkutuklah orang-orang yang bersandar pada Hukum untuk menyelamatkannya. Yesus mengambil kutukan itu kepada dirinya saat Dia mati di kayu salib. Paulus menyatakan bahwa kita dibenarkan oleh iman karena kita tidak mampu menaati hukum. Melalui iman kita menerima Roh Kudus. Melalui iman, Kristus menebus kita. Namun bagaimanapun, perjalanan iman membutuhkan ketekunan. Habakuk menulis mengenai rasa sakit hati saat menyaksikan ketidakadilan terjadi persis di depan matanya, namun tidak dapat melihat Tuhan membenarkan kesalahan para orang jahat. Di buku Ibrani, kita membaca bahwa orang benar hidup karena iman, dan apabila seseorang berpaling dari Allah, orang itu tergelincir kepada ketidakadilan dan dapat hilang selamanya jika dia tidak bertobat. Kita butuh kesabaran agar saat kita melakukan kehendak Allah, kita dapat menerima apa yang Dia janjikan. Iman, bukanlah tentang mengetahui 100% bahwa sesuatu itu benar, tepat, baik, atau dapat dibuktikan dengan penglihatan. Namun, iman adalah tentang merencah dalam masa itu ketika jawaban dan alasan yang kita dapat menjadi tidak jelas karena keraguan, kesedihan, dan perkabungan. Iman adalah komitmen sejati kepada Allah dan Kristus.
Bersandar pada Allah di tengah pertanyaan-pertanyaan kita (Ps. 13:1; Phil. 4:11‒13) Paulus belajar bagaimana untuk bertahan dalam situasi apapun. ―Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.‖ (Flp. 4:13). Seringkali saya berpikir bahwa ayat ini berbicara mengenai menyelesaikan sebuah tujuan yang besar. Namun, itu bukanlah yang Paulus maksud. Dia membuatnya menjadi jelas di konteks itu melalui ayat-ayat lain bahwa tidak peduli situasi apapun yang dihadapinya, dia telah belajar mengenai kesukaan dan bahwa Tuhan dapat memberikannya kekuatan untuk tantang hidup apapun. Mazmur 13:1 bertanya, ―Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?‖ Pertanyaan ini seringkali kita pertanyakan. Tuhan mendengar ini; namun sama seperti yang kita lihat dalam zaman Habakuk, Dia memilik untuk menggenapi janji-Nya dalam waktu-Nya. Adalah tugas kita untuk tetap setia, berpegang pada janji ini melalui iman. REAKSI 1. Bagaimanakah cara untuk tetap setia pada Allah di tengah situasi buruk yang kita alami? 2. Habakuk dan orang-orang lain dalam Alkitab mempertanyakan Allah. Begitu juga kita. Mengapa? 3. Apakah hal yang benar untuk mempertanyakan waktu Allah, saat kita mengetahui bahwa janji-Nya pasti terjadi? Jeremy Vetter, Moscow, Idaho, U.S.A.
SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Ludwig Beethoven Jones Noya.- 5
“Carilah Tuhan dan Hiduplah” Pelajaran-pelajaran Besar dari Para Nabi Kecil Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal Kedua 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, ManagerYonata Bastian, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of SDA
Selasa 21 Mei KESAKSIAN
Hidup dengan iman
Hab. 2:4
―Pada zaman Yosia mulai memerintah, dan untuk bertahun-tahun sebelumnya, orangorang yang benar hatinya di Yehuda sedang bertanya-tanya apakah janji-janji Allah kepada Israel dahulu kala akan dapat digenapi....‖
Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya,.... meskipun lambat, nantikanlah itu ―Pertanyaan-pertanyaan yang menggelisahkan ini adalah suara yang dikumandangkan oleh nabi Habakuk. Ketika melihat situasi orang setia pada zamannya, ia mengungkapkan beban hatinya dalam bentuk pertanyaan: "Berapa lama lagi, Tuhan, aku berteriak, tetapi tidak Kau dengar!.... Lalu kemudian imannya menjangkau sampai ke seberang perkiraan yang menakutkan tentang masa depan yang segera akan datang, dan berpegang teguh pada janji-janji indah yang menyatakan kasih Allah untuk anak-anak-Nya yang percaya, maka nabi itu menambahkan, "Tidak akan mati kami." Ayat 12. Dengan pernyataan iman ini ia meletakkan perkaranya, dan setiap orang Israel yang percaya, ke dalam tangan Allah yang berkemurahan....‖ ―Iman yang menguatkan Habakuk dan semua orang yang suci dan benar pada hari-hari kesukaran yang sengit itu adalah iman sama yang menunjang umat Allah sekarang. Pada saatsaat yang paling gelap, di bawah keadaan yang sangat menakutkan, orang-orang Kristen yang percaya dapat melindungkan jiwanya pada sumber segala terang dan kuasa. Hari demi hari, melalui iman pada Allah, pengharapan dan keberaniannya dapat dibarui. "Orang yang benar itu hidup oleh percaya.".... ―Kita harus memegang dan menumbuhkan iman yang olehnya para nabi dan rasul telah bersaksi--iman yang berpegang pada janji-janji Allah dan yang menunggu kelepasan pada waktu dan cara yang telah ditentukan-Nya. Perkataan nubuat yang pasti akan menemukan kegenapannya yang terakhir pada kedatangan Tuhan dan Juruselamat Yesus Kristus kita yang mulia itu, sebagai Raja atas segala raja dan Tuhan atas segala tuan. Waktu menunggu mungkin tampaknya lama, jiwa mungkin ditindas oleh keadaan-keadaan yang membuat putus asa, banyak orang yang tadinya mempunyai keyakinan mungkin akan jatuh di jalan; tetapi dengan nabi yang telah memperlihatkan ketabahan untuk membangkitkan semangat Yehuda pada zaman kemurtadan yang tiada bandingannya, marilah kita dengan yakin menyatakan, "Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi." Habakuk 2:20. Marilah kita selalu ingat akan pekabaran yang menggembirakan itu, "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang‖1 REAKSI Bagaimana bisa kita mencapai titik dalam kehidupan kita dimana kita mampu hidup dengan iman meskipun selama masa-masa kesusahan? ----------------------------------------------------------1
Para Nabi dan Raja. Pasal 32
Andrew Lawrence, Kingston, Jamaica, West Indies SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Ludwig Beethoven Jones Noya.- 6
“Carilah Tuhan dan Hiduplah” Pelajaran-pelajaran Besar dari Para Nabi Kecil Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal Kedua 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, ManagerYonata Bastian, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of SDA
Rabu 22 Mei BAGAIMANA Hab. 2:3; 3:17,
Allah yang dapat dipercaya
18; Ayub 13:15
Banyak orang di zaman sekarang hanya percaya kepada apa yang mereka lihat. Karena ini, mereka sulit mempercayai Allah. Bagaimana caranya orang-orang seperti kita yang mengaku percaya kepada Allah, menyadari kehadiran-Nya? Berikut adalah cara untuk menolong kita mengkaji dasar dari kepercayaan kita pada Tuhan:
Dia memencet tombol “delete” dan menghapus dosa kita sepenuhnya Menyadari bahwa ada hal yang didahulukan. Alkitab berisi penuh dengan janji Allah pada umat-Nya. Dan Dia memelihara semua janji itu. Dalam Habakuk 2:3, kita belajar bahwa janji-Nya terkadang membutuhkan waktu untuk digenapi. Namun Dia mendorong kita untuk bersabar karena meskipun seakan-akan itu tertinggal, namun akan tetap digenapi. Memahami nilai keselamatan Allah. Kebanyakan orang diperintah oleh sistem nilai ―sesuatu untuk sesuatu‖. Dunia ini mengajarkan kita bahwa kita harus memberi untuk bisa menerima. Tetap saja tidak ada hal yang bisa kita lakukan atau berikan untuk Allah yang dapat menolong kita mendapatkan keselamatan. Mengetahui bahwa apapun yang kita bagikan dengan Tuhan akan Dia pelihara. Terkadang kita memberitahukan rahasia kita kepada seseorang yang kita anggap adalah teman, padahal beberapa waktu kemudian, dia menceritakan rahasia kita kepada orang lain. Namun, saat kita mendekat kepada Allah dengan sakit dan patah hati, mencurahkan isi hati kepada-Nya, kita tidak perlu khawatir bahwa Dia akan ―mengatakan kepada semua orang‖. Dia melakukan yang sebaliknya. Dia memencet tombol ―delete” dan menghapus dosa kita sepenuhnya. Pemazmur berkata: ―tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.‖ (Mzm. 103:12). Baca juga Yesaya 38:17 dan Mikha 7:19. Saat kita benar-benar bertobat, kita memiliki awal yang baru. Kita menerima jubah kebenaran Kristus sehingga kita dapat berdiri tanpa kesalahan di hadapan Bapa! REAKSI 1. Bagaimana pelajaran hari ini menolongmu melihat Allah yang ―tidak kelihatan‖ dengan cara yang sebenarnya? 2. Mengapa terkadang kita merasa perlu menguji kelayakan Allah untuk dipercayai? Apakah melakukan itu adalah hal yang buruk?
Lisa Munroe, Kingston, Jamaica, West Indies
SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Ludwig Beethoven Jones Noya.- 7
“Carilah Tuhan dan Hiduplah” Pelajaran-pelajaran Besar dari Para Nabi Kecil Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal Kedua 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, ManagerYonata Bastian, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of SDA
Kamis 23 Mei PENDAPAT
Memelihara Iman
Hab. 3:17, 18
Dalam dunia yang dipenuhi depresi dan penyakit, mudah sekali untuk merasa kecil hati dan kehilangan harapan. Untuk beberapa orang, Kedatangan Kedua terlihat jauh dari jangkauan mereka. Kata-kata penghiburan apa yang Habakuk 3:2,13; Roma 1:17, dan Galatia 3:11 berikan kepada kita untuk tetap kuat saat semua terlihat lenyap?
Allah menggunakan pergumulan kita untuk menguatkan iman kita pada-Nya Kitab Habakuk ditulis kira-kira antara tahun 610 dan 605 SM. Namun kita masih dapat mengenali permohonan nabi itu: ―Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong?‖ (Hab.1:2). Sulit bagi kita untuk beriman saat orang-orang di sekitar kita mengalami kesusahan dan penderitaan, saat kita melihat musuh-musuh malah berhasil sementara umat Tuhan bergumul. Bagaimanapun, pesan Habakuk pada kita adalah jelas ―Orang benar akan hidup oleh percayanya‖ (Hab. 2:4). Amatilah tanda-tanda akhir zaman yang ada di antara kita. Puncak peperangan rohani itu semakin dekat. Namun, terkadang kita terjebak dalam pergumulan dan pencobaan dunia yang membuat kita lupa akan kemenangan besar di depan kita. Sekarang waktunya untuk dengan sukacita melayani Tuhan kita dan memuji-Nya seperti yang Habakuk lakukan.(Hab. 3:17,18). Betapa dekatnya kita dengan Kedatangan Kedua itu daripada Habakuk! Sadari hal ini, kita seharusnya memiliki alasan yang lebih besar untuk tetap setia dalam iman dibanding dia. Apabila kita berfokus pada ketakutan dan pergumulan, dan membayangkan keadaan dunia sekarang, kita beresiko kehilangan kekekalan itu. Ingatlah bahwa Allah menggunakan pergumulan kita untuk menguatkan iman kita padaNya. Olehe karena itu, gantinya melihat pergumulan kita sebagai jurang maut, lihatlah mereka sebagai lift yang mengangkat kita kepada ketinggian rohani yang baru. Tanpa hujan, kita tidak akan sepenuhnya menikmati sinar matahari. Tanpa perjuangan, kita tak akan sepenuhnya mengalami sukacita yang keselamatan berikan. REAKSI 1. Pergumulan apa yang membuat imanmu kepada Tuhan menjadi lemah? 2. Bagaimana caramu mengubah ketakutan dan pergumulan menjadi penguatan kembali imanmu? 3. Bagaimana keadaan dunia ini menginspirasikan dirimu untuk memiliki pengharapan? Casey-ann Brady, St. Catherine, Jamaica, West Indies
SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Ludwig Beethoven Jones Noya.- 8
“Carilah Tuhan dan Hiduplah” Pelajaran-pelajaran Besar dari Para Nabi Kecil Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal Kedua 2013. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQ-Indonesia .; Editor Daniel Saputra, ManagerYonata Bastian, Sirkulasi: Janette Sepang, (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA) SSCQ Ditulis oleh orang muda dewasa Advent dan teman-temannya di Seluruh Dunia. Copyright © 2013 by the Sabbath School/Personal Ministries Department, General Conference of SDA
Jumat 24 Mei EKSPLORASI Mzm. 32:6;
“Aku akan memuji-Mu dalam badai ini”
Rat. 3:22, 23; Rom. 3:3; Yak. 1:2‒4
SIMPULAN Meskipun banyak orang di Israel yang tidak lagi mengikut Tuhan, namun sebuah kelompok yang setia tetap berpegang pada-Nya dengan pengharapan. Kita mungkin tidak selalu mengerti mengapa hal yang tidak berperasaan terjadi dalam dunia ini, namun kita tidak terpanggil untuk memiliki pemahaman yang sempurna, namun kita terpanggil untuk memiliki iman bahkan ketika semua terlihat hancur. Iman kita tidak bisa menjadi subyektif. Harus didasari oleh Firman Tuhan, yang kita izinkan untuk mengubah hidup kita. Upah untuk iman adalah kehidupan kekal. PIKIRKAN Menganalisa dan menjelaskan komponen-komponen iman, termasuk objeknya, subjeknya, isinya, buktinya, buahnya, konsekuensinya, dan upah dari iman. Gunakan ayat alkitab untuk mendukung jawabanmu. Melakonkan drama tentang kisah Israel di zaman Habakuk. Bagikan cerita itu kepada jemaat. Menggambar kartu-kartu yang menggambarkan iman kepada Allah. Bagikan kartu itu sebagai pemberi semangat bagi teman-teman yang bergumul dengan kesulitan dalam hidup mereka. Menyelenggarakan diskusi dengan tema ―beriman saat tidak dapat melihat Allah bertindak‖. Pilihlah grup yang pro, dan yang kontra.Ambillah kesimpulan, seperti apa iman yang kita perlukan dalam menjalani kehidupan di zaman akhir. Menggubah sebuah puisi mengenai pengalaman imanmu dalam Tuhan saat melewati masa kesukaran. Saat anda menyelesaikan itu bagikan lah puisi itu kepada orang lain. HUBUNGKAN Book of Habakkuk Summary/Bible Survey, www.youtube.com/watch?v= wzROMqk_ad4. Prophets and Kings, chap. 32; The Ministry of Healing, p. 62; Christ’s Object Lessons, p. 360, paragraphs 2, 3; Early Writings, pp. 72, 73.
Deena Bartel-Wagner, Whitesboro, New York, U.S.A.
SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Ludwig Beethoven Jones Noya.- 9