MEMBANGUN PARADIGMA INTEGRASI SAINS DAN ISLAM DI PERGURUAN TINGGI ISLAM M. Amin Abdullah
Disampaikan dalam Kuliah Umum Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki, Malang, 26 Oktober 2015
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
1
PERUBAHAN DUNIA ILMU PENGETAHUAN- SOSIAL-EKONOMIBUDAYA-KEAGAMAAN Dunia berubah dalam waktu 150 tahun terakhir antara lain:
Globalisasi (kedaulatan udara RI terusik (dianggap blm mampu) olh Asean Airtraffic). Migrasi, Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, Eksplorasi ruang angkasa, Penemuan arkeologis, Evolusi dan genetika, Literasi dan pendidikan umum. Bertambahnya pemahaman manusia terhadap martabat kemanusiaan (HUMAN DIGNITY), Interaksi yang semakin dekat antar berbagai pengikut agama-agama dunia(GREATER INTERFAITH INTERACTION), Kesadaran akan adanya negara-bangsa yang berimplikasi pada konsep kewarganegaraan yang sederajat (EQUAL CITIZENSHIP), Kesetaraan gender (GENDER EQUITY/EQUALITY).
M. Amin Abdullah
Sciences , Economy dan Human Resource Developme nt
Humanities, Social Science dan Multikulturalisme
2 26 Oktober 2015
THE SOCIAL CHANGE IN A GLOBLALIZING WORLD migrasi penduduk
kemajuan sains dan teknologi 3
Globalisasi
PERUBAHAN DALAM 100 TAHUN TERAKHIR
tingkat pendidikan dan literasi
evolusi dan genetika penemuan arkeologis
Penambahan Pemahaman
human dignity
greater inter-faith interaction
equal citizenship
kesetaraan gender
eksplorasi ruang angkasa M. Amin Abdullah
26 Oktober 2015
I. PERUBAHAN SOSIAL-EKONOMI-BUDAYAAGAMA Dunia berubah dalam waktu 150 tahun terakhir antara lain:
Globalisasi (International
Airtraffic; climate change). Migrasi, Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, Eksplorasi ruang angkasa, Penemuan arkeologis, Evolusi dan genetika, M. Amin Abdullah
Sciences, Economy and Human Resource Development (HRD)
4 26 Oktober 2015
MENJAWAB PERTANYAAN JASSER AUDA • Jika Maqasid Syari’ah dalam ajaran Islam di pahami dengan benar, mengapa : 1. Human Development Index (HDI) di negaranegara Muslim rendah? 2. Education. 3. Poverty. 4. Extremism. 5.Research and Development.
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
5
Pengamalan nilai-nilai Islam yang lemah di negara Islam/mayoritas berpenduduk muslim Peringkat Economic Islamicity Index bidang Ekonomi
12 Dimensi Economic Islamicity Index bidang Ekonomi 1.
Pemerataan kesempatan dan kebebasan berusaha
Negara
Ranking
2.
Perlindungan hak cipta
Irlandia
1
3.
Perlindungan tenaga kerja termasuk penciptaan lapangan kerja dan kesetaraan hak untuk mendapatkan pekerjaan
Denmark
2
4.
Luxembourg
3
Komitmen terhadap pendidikan termasuk kesetaraan hak untuk mendapatkan pendidikan
Swedia
4
5.
Program pengentasan kemiskinan, bantuan, dan penyediaan kebutuhan dasar bagi warga negara
Inggris
5
6.
Distribusi kekayaan dan pendapatan yang lebih merata
………………..
………….
7.
Malaysia
33
Infrastruktur sosial yang lebih baik dan penyediaan layanan sosial melalui program perpajakan dan jaminan sosial
8.
Turki
71
Saudi Arabia
91
Saving dan investment rate yang tinggi termasuk pengelolaan sumber daya alam tak terbarukan yang bertanggung jawab
9.
Indonesia
104
Menjunjung tinggi standar moral, kejujuran, dan kepercayaan dalam perdagangan/bisnis
Iran
138
10. Sistem Keuangan Islam I: menghindari spekulasi dan berbagi resiko (risk sharing) 11. Sistem Keuangan Islam II: penghapusan bunga (riba)
Negara Islam atau mayoritas penduduk beragama Islam
12. Penciptaan kesejahteraan rakyat (dari indikator makro ekonomi)
Sumber : Global Economy Journal (2010), Economic Development and Islamic Finance (2014) oleh Scheherazade S. Rehman and Hossein Askari dari George Washington Univ
Islam mengalami masa keemasan pada Dinasti Abbasiyah karena menguasai AlIPTEK Ghazali Bani Abbasiyah
• •
Ulama, ahli pikir dan filsuf Pemikirannya diakui dan berpengaruh besar di dunia Barat (Eropa) Karya : Maqasid al Falasifa, Tahafut Al Falasifa (Filsafat)
•
Tahun 750-1258 M (> 500 tahun)
•
•
Mendirikan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Al Kindi
•
•
•
Menterjemahkan karya-karya ilmiah yang telah ada sebelumnya dari Yunani, Romawi, Persia, India, China, Mesir, dan Fenisia Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat seperti matematika, fisika, kimia, kedokteran, biologi, kesenian, dll
Bermuculan ilmuwan-ilmuwan handal Islam yang merupakan pelopor ilmu pengetahuan modern
• •
• •
Filsuf Islam pertama Mahir berbahasa Arab dan Yunani menterjemahkan banyak karya filusuf Yunani ke Bahasa Arab Menulis lebih dari 250 buku dalam berbagai bidang ilmu Penemu minyak wangi kimiawi, perhiasan, kaca
Al Farabi
•
Filsuf yang menyelaraskan filsafat Yunani dan Islam • Karya : Al Madinah Al Fadilah (Politik), Kitab Al Musiqa (Musik) Ibnu Sina • • •
Bapak Kedokteran Dunia Aristoteles Islam Karya : Al Qanun (Kedokteran), Al Syifa (Filsafat)
Kita harus open-minded seperti Bani Abbasiyah adalah agar mampu menghasilkan inovasi-inovasi kelas dunia Karya-karya ilmiah bangsa lain diterjemahkan dan dikembangkan lebih lanjut di masa Dinasti Abbasiyah
Romawi
Persia India
Tiongkok Mesir
Fenesia
Yunani Dinasti Abbasiyah
Kedokteran: Al Qanun Fi At Ilmu Kimia Eksperimentasi Tib ”Ensiklopedia Kedokteran Ilmu Aljabar dikembangkan (Al (Jabir Ibnu Hayan, Bapak (Ibnu Sina, Bapak Ilmu Khawarizmi, Bapak Ilmu Ilmu Kimia Modern) Kedokteran) Aljabar) Astronomi: Teropong Ilmu zoologi dan biologi bintang pertama (Jabar al ”Al Hayawan” (Al-Jahiz) Batani)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah kunci penguasaan ekonomi
GDP per capita 1500-2100 87,178 (Constant Price 2005) 73,355
Revolusi
Revolusi
Industri #3 (1960-Sekarang): Pesawat, Komputer, Telefon Seluler
Industri #2 (1870-1900) :Telefon, Listrik, Mesin Bakar, Minyak44,797 31,729
Revolusi
Industri #1 (1750-1830): Mesin Uap, Kereta 15,876 6,332
1,714
1,800
1,900
1500
1600
1700
1750
1800
1850
1900
Asia Inggris (Eropa) mulai menggeser Asia Inggris sebagai pusat ekonomi dunia Amerika (Eropa) Forecast Sumber: is USSerikat Economic Growth Over? Faltering Innovation Confronts The Six Headwinds by Robert J. Gordon (2012)
8,090 1950
2000
2100
Amerika Serikat mulai menggesar Inggris (Eropa) sebagai pusat ekonomi dunia
Melihat Indonesia: Jumlah Muslim mencapai 87,2% penduduk Indonesia Persentase jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut87,2 (%)
Musli m 207 Juta Sumber: Sensus Penduduk Indonesia 2010
100,0 12,8
NonMuslim 20 Juta
Tota l 237 Juta
Akan tetapi hanya terdapat 8 Pengusaha Muslim dengan porsi kekayaan 12,1% dalam Forbes’ 50 Richest List
Jumlah
Net Worth
Muslim
8 orang
US$ 11 miliar
12,1 %
Non-Muslim
42 orang
US$ 91,2 miliar
87,9 %
Total
50 orang
US$ 102,2 miliar
Sumber: Forbes
Tidak ada satupun Muslim yang menjadi CEO di Perusahaan Terbesar1) di Indonesia
…dan banyak lagi posisi kunci dalam perusahaan
yang belum mampu dipegang oleh Muslim 1) Perusaahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, kecuali perusahaan BUMN (2014) Sumber: Bursa Efek Indonesia
13 Gubernur yang terlibat kasus korupsi semuanya adalah Muslim
Aceh (1) Sumut (2) Riau (4) Kaltim (1)
Malut (1)
Sumsel (1) Bengkulu Kalsel (1) (1) Banten (1)
…dan banyak lagi kepala daerah Muslim yang seharusnya membawa nama baik Islam terjerat kasus korupsi
Apa Penyebabnya?
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
14
Penduduk Indonesia (terutama Muslim) rata-rata berpendidikan rendah Pendidikan yang ditamatkan Penduduk 15 thn ke atas (Juta Jiwa, 2010)
Tidak/belum sekolah
Tidak tamat SD
12,3
7,3%
21,5
SD
SMP
SMA dan lebih tinggi
Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (Juta Jiwa, 2013)
34,8
12,7%
49,7 %
46,9 %
15,1
13,7%
50,2 29,7%
28,6%
20,6%
18,5%
50,2 29,7%
25,1%
9,5%
Sumber: BPS
5,2
4,7%
31,7
Tidak/belum sekolah
Tidak tamat SD
SD
20,5
27,8
SMP
SMA
10,5
Diploma & PT
Penguasaan IPTEK kita lemah karena Indonesia terlalu banyak mempunyai ahli sosial daripada ahli teknik
Kekurangan Insinyur 2015-2025: 15,000/tahun akan diisi tenaga teknik asing
• Ratio Sarjana Teknik (per 1 Juta Populasi): 2.671 vs 5.174 (AS), 5.730 (China), 4.121 (Thailand), 3.380 (Malaysia)
200.000 2025-2030: 175,000/th n?
175.000 150.000
2020-2025: 129,500/th n?
125.000
2015-2020: 90,500/thn ? 2010-2015: 75.000 57,000/thn 75,000/thn 2004: ? ? 2010: 45,000/thn 50.000 1997: 37,000/thn 50,000/thn 21,000/thn ?
100.000
• Lulusan Sarjana Teknik hanya 30.000 per tahun 120,000/th n?
25.000 -
1995
2000
2005
2010
Sumber: The Economist, Persatuan Insinyur Indonesia, Dikti
2015
2020
2025
2030
• Generasi muda kita lebih banyak memilih berkuliah di jurusan ekonomi dan sosial (41,4% dari total 4,4 juta mahasiwa aktif) vs Teknik (18,5%) • Di UIN Syarif Hidayatullah, jumlah mahasiswa Sains & Teknologi hanya 11,5% dari 23,099 Mahasiswa aktif (Nov 2014)
Indonesia kekurangan entrepreneur untuk mendorong penciptaan kerja dan pertumbuhan ekonomi Jumlah Pengusaha (%lapangan dari total penduduk) Amerika Serikat
12%
• Persepsi bahwa menjadi pengusaha dekat dengan spekulasi (judi) dan riba
Jepang
11%
Singapura
7%
• Stereotype pekerjaan ideal adalah PNS atau karyawan swasta
Malaysia
5%
• Sistem pendidikan kurang mendukung untuk menjadi pengusaha
Thailand
3%
• Generasi muda kita ingin sukses instan
Indonesia
1.6%
Idealnya jumlah pengusaha adalah 2% dari total penduduk, tetapi untuk mencapai target pendapatan perkapita kita perlu 6.13 juta pengusaha (2,5% populasi). Saat ini jumlah wirausaha yang mapan sekitar 4 juta Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM
Padahal Nabi Muhammad SAW adalah seorang pengusaha yang sukses
Muslim Indonesia terjebak dalam karakter ‘budaya kemiskinan’? >>>>>
>>>>>
“Sudah takdir Allah kita jadi miskin”
“Tidak ada yang bisa menolong kecuali kita sendiri”
“Santai saja lah, nanti juga beres”
“Workaholic dan perfeksionis”
“Tidak biasa berdisiplin dan tepat waktu”
“Terbiasa berdisiplin mulai dari hal terkecil”
“Mengalah untuk menghindari konflik”
“Pantang menyerah karena menyangkut harga diri”
“Hanya mau tahu kulitnya saja”
“Proses perencanaan yang lama dan detil”
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka” (QS Ar-Rad:11)
Muslim Indonesia juga terjebak dalam budaya Instan Ingin
CEPAT KAYA
KORUPSI
Ingin
CEPAT BERES URUSAN
SUAP
Ingin
NILAI BAGUS
NYONTEK
Ingin
MELANGGAR LAMPU MERAH
CEPAT SAMPAI
“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur'an karena hendak cepatcepat (menguasai)nya (QS. Al Qiyamah: 16) “Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa” (QS. Isra: 11)
II. SCIENCE: THE NEW LOGIC/LOGIKA BARU/BUDAYA PIKIR BARU (al-’aql ... wa al-tsaqafah)
• 1. POWER OF SPEECH/Bicara; pidato.
• 2. INFERENCE /ambil kesimpulan. • 3. CONCEPTUAL THOUGHT /Berpikir konseptual. • 4. RATIONAL “INQUIRY”/ Logika Penelitian/ SCIENCE. 26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
20
Tahapan Pembentukan Mentalitas keilmuan/penelitian : CONTRIBUTION TO KNOWLEDGE & ADVOKASI PERBAIKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT 21
Belief
Habit of Mind
Doubt Keraguan artifisial (Artificial doubt)
26 Oktober 2015
Inquiry
Meaning
Keraguan
Sebenarnya (Genuine doubt)
M. Amin Abdullah
TAHAPAN BERPIKIR DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN/“CRISIS” KEHIDUPAN DAN PEMECAHNNYA 22
BELIEF
26 Oktober 2015
HABITS OF MIND
DOUBT
INQUIRY RESEARCH
MEANING
M. Amin Abdullah
METHOD OF SCIENCE (& TEKNOLOGI) 1.
Harus “ragu” (doubt); ingin tahu (curiosity);INGIN MEMPERBAIKI (Innovation).
2.
Untuk menghilangkan doubt lewat “research”; menggunakan metode keilmuan. The new logic (the logic of inquiry) METHODOLOGY: Conditions, processes and procedures for achieving such knowledge. Corrigibility/Fallibility of knowledge (TEMPORAL TRUTH; TO HAVE A BETTER QUALITY; CONTINOUS IMPROVEMENT) Perlu dicermati its ”implication and consequence” (MASLAHAH) Kebenaran “ilmu” sifatnya terbuka (open ended). Yang ditemukan adalah t (kecil), bukan T (besar); It can be grasped by the community of researchers.
3. 4. 5. 6. 7.
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
23
Josep Martino: INOVASI DALAM ILMU PENGETAHUAN ALAM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Scientific Findings ... Laboratory Feasibility ... Operating Prototype ... Commercial Introduction ... Widespread Adoption ... Diffusion to Other Areas ... Social and Economic Impact ...
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
24
ANALISIS KIN TENTANG STATUS INOVASI DI INDONESIA
25
M. Amin Abdu llah 26 Oktober 2015
Innovation Determines Progress Socio-economic development is no longer dependent on natural resources (eg.Japan, European countries)
KNOWLEDGE is now the main driving force of world economies INDUSTRIALIZATION is the key to high GDP growth (through innovation / production of high value-added goods (engineering goods, pharmaceuticals, IT, Biotechnology, Agro-food industry etc.)
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
26
The Triple Helix : Knowledge Economy: Role of Government:Singapore • Small country ---865 sq km (population 5 million) • No natural resources: focus ONLY on human resources and high tech manufacturing/exports Lee Kwan Yew: Leadership !!!!!! Mobilization of its human capital • Exports: $ 518 Bln • GDP : $ 467 Billion Through extensive growth in its high technology manufacturing industries 26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
27
GDP , US$ Billion (2008) 6000
4920
5000
4782
4000
3000
2000
822
1000
748 368 74.2
0 Japan
57 OIC
Turkey
Saudi Arabia
Iran
Libya
Oil economies Source: CIA World Fact book
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
28
28
Realitas yang dihadapi dunia keilmuan di negara muslim “ Dari 2000-an universitas di berbagai negara Muslim hanya sedikit yang masuk dalam top 500 universities in the world. Itu pun cuma rangking di peringkat 400-500. Jumlah publikasi ilmiah yang berasal dari dunia Muslim hanya 1,1% dari total publikasi ilmiah yang dihasilkan para ilmuan dari seluruh dunia. Pada tahun 1999, hanya 134 paten yang terdaftar di seluruh negara-negara Muslim. Sangat jauh dibandinglkan dengan 3.076 paten yang terregristasi di Israil. Semakin lengkap dengan rendahnya frekuensi kutipan atas artikel-artikel ilmiah (per satu juta orang) yang Cuma 0.02 di Mesir, 0,07 di Arab Saudi, 0.01 di Aljazair, dan 0,53 di Kuwait. Sementara Israil mampu meraih angka 38, Amerika Serikat menembus 43, dan Swiss melejit dengan capaian 80”. Nidhal Guessoum Sumber: http:crcs.ugm.ac.id/news/724/Harmonizing-P{roposal-untukPerdebatan-Islamisasi-Ilmu-Pengetahuan.html. Diakses pada : Sunday, April 20, 2014. 26 Oktober 2015
29
M. Amin Abdullah
WORLD OF R&D 2011 Size of circle reflects the relative amount of annual R&D spending
INDONESIA 0.15%
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
30
SCIENCE EDUCATION IS CRITICAL FOR DEMOCRACY (and MULTICULTURAL)
“The Society of Scientists is simple because it has a directing purpose: to explore the truth. Nevertheless, it has to solve the problem of every society, which is to find a compromise between the individual and the group. It must encourage the single scientist to be independent, and the body of scientist to be tolerant. From this basic conditions, which form the prime values, there follows step by step a range of values: dissent, freedom of thought and speech, justice, honor and human dignity and self respect. 26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
31
Continuation ... Science has huminized our values. Men have asked for freedom, justice and respect precisely at the scientific spirit has spread among them”. Jacob Bronowski, Science and Human Value, 1956.
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
32
Prof. Faheem Ashraf: “ This enhanced knowledge of the universe has improved our understanding of Qur’an and a Hadith. So science, though it has provisional theories has become a key requirement in understanding Religion, as it explained several things like existance of other worlds and fused status of heaven and earth, etc which our old exegetes were unable to explain. Thus science is not only a requirement of material comfort but also a key requisite for appreciation of religion ...
SCIENCE has provided us A UNIVERSAL LANGUAGE with which we CAN INTERACT WITH THE PEOPLE OF OTHER RELIGIONS AND CULTURES”. P. 344
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
33
Realitas yang dihadapi dunia keilmuan di negara muslim “ Dari 2000-an universitas di berbagai negara Muslim hanya sedikit yang masuk dalam top 500 universities in the world. Itu pun cuma rangking di peringkat 400-500. Jumlah publikasi ilmiah yang berasal dari dunia Muslim hanya 1,1% dari total publikasi ilmiah yang dihasilkan para ilmuan dari seluruh dunia. Pada tahun 1999, hanya 134 paten yang terdaftar di seluruh negara-negara Muslim. Sangat jauh dibandinglkan dengan 3.076 paten yang terregristasi di Israil. Semakin lengkap dengan rendahnya frekuensi kutipan atas artikel-artikel ilmiah (per satu juta orang) yang Cuma 0.02 di Mesir, 0,07 di Arab Saudi, 0.01 di Aljazair, dan 0,53 di Kuwait. Sementara Israil mampu meraih angka 38, Amerika Serikat menembus 43, dan Swiss melejit dengan capaian 80”. Nidhal Guessoum Sumber: http:crcs.ugm.ac.id/news/724/Harmonizing-P{roposal-untukPerdebatan-Islamisasi-Ilmu-Pengetahuan.html. Diakses pada : Sunday, April 20, 2014. 26 Oktober 2015
34
M. Amin Abdullah
Warning dari Khaled Abou El Fadl: PURITAN MUSLIM. Benarkah Puritan Muslim umumnya berasal dari mahasiswa/dosen SAINTEK ?
... To become truely modernized, according to the puritans, means to regress back in time and recreate the golden age of Islam. This, however, does not mean that they want to abolish technology and scientific advancement. Rather their program is deceptively simple ... Muslim should learn the technology and science invented by the West , but in order to resist Western culture. Muslims should not
seek to study the social sciences of humanities. This is the reason that a large number of puritants come to the West to study, but invariably focus their studies on the physical sciences, including computer science. And
entirely ignore the social sciences and humanities. Armed with modern science and technology, puritans believe that they will be better positioned to recreate the golden age of Islam by creating a society modeled after the Prophet’s city-state in Medina and Mecca”.
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
35
II. PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA-KEMANUSIAAN Dunia berubah dalam waktu 150 tahun terakhir antara lain:
Literasi dan pendidikan umum. Bertambahnya pemahaman manusia terhadap martabat kemanusiaan (HUMAN DIGNITY), Interaksi yang semakin dekat antar berbagai pengikut agama-agama dunia(GREATER INTER-FAITH INTERACTION), Kesadaran akan adanya negara-bangsa yang berimplikasi pada konsep kewarganegaraan yang sederajat (EQUAL CITIZENSHIP), Kesetaraan gender (GENDER EQUITY/EQUALITY).
M. Amin Abdullah
Humanitie s & Social Science
36 26 Oktober 2015
PENDIDIKAN NASIONAL MENGHASILKAN MANUSIA YANG PARADOKSAL? WHAT WENT WRONG ? “ Melalui kurikulum sekolah, SD sampai perkuliahan, orang Indonesia dibesarkan dalam label yang mengharuskannya membedakan persoalan politik, sosial, budaya, agama, ekonomi, penegakan HAM, dan sejarah sebagai hal yang berdiri sendiri-sendiri. Maka siswa/mahasiswa/dosen tidak terbiasa membangun analisis dari berbagai sudut yang berbeda untuk mencapai kesimpulan besar”. “Politik Orde Baru (juga Orde-Orde yang lain) melahirkan manusia-manusia tipikal
paradoksal: religious dan patuh dalam berbelanja, konsumtif dalam simbolsimbol agama, dan toleran terhadap kekerasan dalam penegakan moral. Namun juga lunak dan ragu dalam korupsi, ketidakadilan serta pelanggaran HAM di depan matanya”.
Sumber: “Negara dan Krisis Kebudayaan”, Kompas 30 Agustus 2014, h.6. Iwan Meulia Prirous, Pengajar Departemen Antropologi, FISIP, UI.
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
37
Studi Islam di PTKIN: OVERSPECIALIZATION OR TRANSDICIPLINARITY ?
“There must be a good fit to survival, and yet overspecialization is almost certain route to extinction”. Dalam momentum transformasi IAIN ke UIN tahun 2002/2003: Dideklarasikan konsep Integrasi-Interkoneksi keilmuan. Melalui metafor “Jaring laba-laba Keilmuan” (Spider Web), hubungan antar berbagai disiplin keilmuan, saling keterhubungan dan saling keterkaitan antara ilmu agama, ilmu kealaman, sosial dan humaniora menjadi sangat penting. 26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
38
Perguruan tinggi keagamaan di tanah air: Moderate, inklusif dan progressif ? • Perguruan tinggi agama (STAIN, IAIN, UIN); dan juga Ormas besar keagamaan - 56 PTA: 11 UIN, 21 IAIN, 24 STAIN. 569 PTAS: STAI, IAI, FAI. (PTM: 166; PTA: 11) • Secara sosiologis yang vokal berbicara tentang Muslim Moderat adalah alumni Perguruan Tinggi Agama. • Dengan tegar terus mengumandangkan: Pentingnya Konstitusi, Demokrasi, Pluralitas, Inklusivitas, HAM (Keindonesiaan, keislaman, kemoderenan) • Ciri ISLAM ASIA TENGGARA: Bandingkan dengan kehidupan sosialpolitik-agama di Timur Tengah, Iraq, Suria, Pakistan, Afganistan, Yaman dan lain-lain. 15 Juni 2015
M. Amin Abdullah
39
RELIGION, DEVELOPMENT DAN HUMAN RIGHT
Jasser Auda menawarkan beberapa reformasi: Reformasi pertama: Maqashid Syari’ah Protection (‘penjagaan’), Preservation (‘pelestarian’), menuju Maqashid Syari’ah Development (‘pengembangan’) dan Human Right (‘hak-hak asasi) Reformasi kedua: 3 Kecenderungan (Trend; bukan madzhab) hukum Islam kontemporer, yaitu: Traditionalisme, Modernisme, dan Postmodernisme Reformasi ketiga: Sistem hukum Islam berbasis Maqashid Syari’ah 26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
40
COMPLETE PARTICIPANT- OBSERVER AS PARTICIPANT
• • • • • • •
al-Syafi’i al-Asy’ari; al-Ghazali Ibn Taymiyyah Nasiruddin al-Bani al-Shahrastani Sayyid Qutb al-Syatibi
26 Oktober 2015
Snock Hurgronye Josep van Ess Wensink Jyonball Montgomery Watt John Esposito Josep Schacht
M. Amin Abdullah
41
COMPLETE PARTICIPANT- PARTICIPANT AS OBSERVER
• • • • • • • • •
al-Syafi’i al-Ghazali Ibn Taymiyyah Nasiruddin al-Bani al-Shahrastani Sayyid Qutb al-Ja’fary al-Syatibi CRLO, MUI
26 Oktober 2015
Muhammad Shahrur Muhmd Abid al-Jabiry Muhammad Arkoun Fatimah Mernissi Mohammad Talbi Abdullah Saeed Abdul Karim Sorous Jasser Auda Khaled Abu El-Fadl M. Amin Abdullah
42
PERKEMBANGAN STUDI KEISLAMAN : COMPLETE PARTICIPANT – PARTICIPANT AS OBSERVER – OBSERVER AS PARTICIPANT • • • • • • • • • • • • •
al-Syafi’i Muhammad Shahrur al-Ghazali Muhammad Iqbal Ibn Taymiyyah Muhammad Arkoun Nasiruddin al-Bani Fatimah Mernissi Ibn Hazm;Ibn Taimiyyah Mohammad Talbi Al-Zamakhsyari Abdullah Saeed al-Ja’fary Abdul Karim Sorous al-Syatibi Jasser Auda CRLO, MUI Khaled Abu El-Fadl Ibn Rusyd Muhammad Abid al-Jabiry Nawawi al-Bantani Fazlur Rahman Jalaluddin al-Rumi Seyyed Hossein Nasr Ibn Hisyam Ibn Khaldun
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
Josep Sacht Oliver Leaman Josep van Ess Jonball (????) Karen Amstrong Andrew Rippin Paul Tillich David. S. Power Hiersch/Gadamer Habermas John Esposito William Chittick Marshall Hudgson
43
Josep Martino: INOVASI DALAM ILMU PENGETAHUAN ALAM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Scientific Findings ... Laboratory Feasibility ... Operating Prototype ... Commercial Introduction ... Widespread Adoption ... Diffusion to Other Areas ... Social and Economic Impact ...
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
44
ANALISIS KIN TENTANG STATUS INOVASI DI INDONESIA
45
M. Amin Abdu llah 26 Oktober 2015
THOMAS S. KUHN (Scientific Revolutions)
Pra-Ilmu
Revolution
26 Oktober 2015
Science)
Ilmu Biasa Baru
Anomalianomali
46
Ilmu Biasa (Normal
Krisis
Krisis Baru
M. Amin Abdullah
HOLMES ROLSTON (The Developmental History of a Theory) 47
Theory I
Observation/ Theory Facts (O1)
26 Oktober 2015
T2
T-Facts (O2)
T3
T-Facts (O3)
M. Amin Abdullah
Jasser Auda: Revelation and Human Experience
16 April 2015
M. Amin Abdullah
48
Spektrum pemahaman keagamaan Islam yang luas
16 April 2015
M. Amin Abdullah
49
16 April 2015
M. Amin Abdullah
50
KEILMUAN KALAM, FALSAFAH, FIKIH, PENDIDIKAN DAN DAKWAH (AGAMA): TRADISI, MODERNITAS DAN POSMODERNITAS PENDEKATAN HISTORIS (Origin, Change & Development)
• Era Post Modernits
(5 Varian)
• Era Modernitas (5 Varian)
• Era Tradisional (4 Varian)
15 April 2015
• M. Sahrur • Hasan Hanafi • Nasr Hamid Abu Zaid • Ebrahim Moosa • Abd. Karim Sorus •Omit Safi •Jasser Auda • M. Abduh • alTabattab’i • Yusuf al-Qardhawi • Ibn Ashur • al-Sadr
• Al-Juwaini • Al-Ghazali • Al-Syatibi • al-Syafi’i
M. Amin Abdull
51
TIGA RAGAM KECENDERUNGAN
TEORI SOSIAL DAN filsafaHUKUM ISLAM KONTEMPORER
Tradisionalis
Modernis
1. Skolastik Tradisionalis
1. Reinterpretasi reformis
2. Skolastik Neo-Tradisionalis
2. Reisterpretasi apologetik
3. Neo Literalis
3. Berdasarkan teori maslahah
4. Orientasi Teori Ideologis
4. Usul revisionis
15 April 2015
M. Amin Abdull
Post Modernis
1. Post strukturalis 2. Historicity of means and/or ends 3. Neo rasionalis
4. Studi legal kritis 5. Post kolonialis 52
Hubungan antara syari’ah, fikih, ‘urf dan qanun TAHAPAN PERTAMA (Era Traditional) Shari’ah ‘Urf
Qur’an
Fiqh Qānūn
Prophetic Tradition
Diagram illustrating the (traditional) relations between the concepts of shari’ah. fiqh, ‘urf,
and qānūn. Notice the inclusion of fiqh with the Qur’an and the prophetic tradition ‘the revealed’. 19-21 November 2013
M. Amin Abdullah
Sumber : Jasser Auda, Maqasid al-Shariah as Philosophy of Islamic Law : A System 53 Approach, 2008
Hubungan antara Syari’ah, Fikih dan Fakih TAHAPAN KEDUA (ERA MODERNITAS)
‘Urf
Qur’an Revealed Shari’ah
Fiqh
Qānūn
(a) Prophetic Tradition
(b) (c)
Fiqh and a section of the prophetic tradition are shifted from being expressions of the ‘revealed’ to being expressions of ‘human cognition of the revealed’.
19-21 November 2013
M. Amin Abdullah
Sumber : Jasser Auda, Maqasid al-Shariah as Philosophy of Islamic Law : A System 54 Approach, 2008
Hubungan antara Syari’ah, Fikih dan Fakih TAHAPAN KETIGA (ERA POSTMODERNITAS) ‘Competent worlddview ‘
Via ‘sciences’
Qur’an Revealed Shari’ah
Jurist (Fakih)
Qānūn
(a) Prophetic Tradition
(b) (c)
Interests (Individual; group)
The jurist’s worldview’ is a prime factor in shaping fiqh. 19-21 November 2013
M. Amin Abdullah
Sumber : Jasser Auda, Maqasid al-Shariah as Philosophy of Islamic Law : A System 55 Approach, 2008
CHARACTERISTICS OF THE THREE GENERATION OF UNIVERSITY Table 1.1 Characteristics of the three generations of universities Characteristics of the : First generation university
Second generation university
Third generation university
Objective
Education
Education plus research
Education and research plus know-how exploitation
Role
Defending the truth
Discovering nature
Creating value
Method
Scholastic
Modern science, monodisciplinary
Modern sciences, interdisciplinary
Creating
Professionals
Professionals plus scientists
Profesional and scientists plus entrepreneurs
Orientation
Universal
National
Global
Languange
Latin
National Languange
English
Organisation
Nationes, faculties, colleges
Faculties
University institutes
Management
Chancellor
(Part-time) academics
Profesional management
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
56
Characteristics of the 2GU and 3GU Table 2.1 Characteristics of the 2GU and 3GU Characteristics of : Second generation university
Third generation university
1.
Two objectives: research and education. No interest in the use of the knowledge created.
1.
Exploitation of knowledge is core business and becomes the third objective.
2.
Operate on the local market. Other university are seen as colleagues.
2.
Operate on an international, competitive market.
3.
Stand-alone institutions with no formal links with other organisations.
3.
Open universities, collaborating with many partners.
4.
MONODICIPLINARY research and dominance of faculties.
4.
TRANSDICIPLINARY research and rise of university institutes.
5.
Mainly elite education for well to do students.
5.
Multicultural organisations; mass and elite education.
6.
National university.
6.
Cosmopolitan university.
7.
Important role of state financing and state interference
7.
No direct state financing. No state interference.
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
57
MODEL INTERDISIPLINER: CENTRALIST, PLURALIST, INTEGRATIONIST DAN IMPLIKASINYA PADA KKNI Kategori model interdisipliner (Leeuwen, 2005, 3-18): • Model centralist • Model pluralist • Model integrationist (Integrasi-interkoneksi) Masing-masing melibatkan beberapa disiplin tetapi memiliki fokus yang berbeda. Tiga model tersebut tidak tumbuh dalam ruang vacuum, memiliki latar belakang historis dan berimplikasi pada kegiatan penelitian.
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
58
Karakteristik Model Centralist Ada hubungan antar disiplin ilmu pengetahuan sosial, humaniora dan ‘Ulum al-Din dengan disiplin-disiplin lain
The dicipline’ s core
Namun masing-masing masih mempertahankan karakteristik “keilmuannya” (teori, metodologi, image of subject matter). Setiap disiplin masih memposisikan sebagai the centre of the universe of knowledge, disiplin lain dilihat dari sudut disiplinnya sendiri.
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
59
Hasil Analisis Model Centralist Peta the fields of knowledge, setiap disiplin memiliki peran sentral, peran disiplin lain dilihat dari sudut disiplinnya sendiri Analisis mengedepankan perspektif the discipline’s core, disiplin-disiplin lain acapkali menjadi marginal
Konteks penelitian bereferensi pada kerangka konseptual yang tumbuh dan berkembang dalam the discipline’s core
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
60
Karakteristik Model Pluralist Berangkat dari isu atau masalah tertentu, masalah muncul melalui proses yang dapat diidentifikasi
Disiplin-disiplin diposisikan sejajar (equal partners) mengabaikan the disipline’s core Equal partners
Juga disebut model “pluraisdisciplinary” (Novotny (1997), penelitian berbasis kerjasama antar disiplin, the same subject from different perspectives.
Teknik triangulasi, diidentifikasi dari beberapa sudut; a triple viewpoint atau triangulation of perspectives (Scollon, 2003,172). 26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
61
Karaktristik Model Integrationist (Integratif-interkonektif) Mirip dengan model pluralist, berangkat dari isu atau problem, memecahkan masalah (problem solving) dengan disiplin-disiplin yang berbeda. Interdependent
Berbeda dengan model pluralist, tidak berdiri sendiri, tetapi diintegrasikandiinterkoneksikan memperkuat satu sama lain (interdependent). Dilandasi tujuan “saling memberi konstribusi”. Menghindari keasyikan dengan disiplinnya sendiri.
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
62
Peran Model Integrasionis Interdisipliner dengan model integrasionis diyakini lebih relevan untuk membahas isu-isu mutakhir (termasuk pembangunan; radikalisme). Ilmu pengetahuan sosial, humaniora dan Islamic Studies tidak hanya dapat mengembangkan model integrasionis di antara mereka sendiri tetapi juga dengan ilmu pengetahuan alam (Biologi; DNA) Dapat diaplikasikan untuk banyak topik penelitian, baik dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan maupun menyusun kebijakan
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
63
Centralist model
Pluralist model
Integrationi st (integrasiinterkoneksi ) model 26 Oktober 2015
• Berorientasi pada metode • Disiplin otonom • Disiplin tidak setara, salah satu dominan • Berorientasi pada problem/isu • Disiplin otonom • Disiplin setara/sejajar, tidak ada yang paling dominan • Berorientasi pada problem/isu • Interdependent disciplines • Disiplin setara/sejajar, tidak ada yang paling dominan
M. Amin Abdullah
64
Continuation ... • INTEGRASI-INTERKONEKSI KEILMUAN: 1. SEMIPERMEABLE 2. INTERSUBJECTIVE TESTABILITY 3. CREATIVE IMAGINATION Kuliah inaugurasi sebagai anggota AIPI, 3 September 2013. Dapat didown load dari http://goo.gl/43mTBI 26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
65
MODEL KAJIAN, PEMBELAJARAN, PENELITIAN dan COMMUNITY SERVICES DALAM (INTEGRASI-INTERKONEKSI ILMU)
1. INFORMATIF
4. SIMILARISASI
2. KONFIRMATIF/ KLARIFIKATIF
5. PARALELISASI
6. KOMPLEMENTASI
3. KOREKTIF/KRITIK 7. KOMPARASI 8. INDUKTIFIKASI 9. VERIFIKASI 26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
66
GENDER ISSUES
RELIGION/IS LAM & Human Right QUR’AN & SUNNAH
(1)
(2)
(5) POLITICS/CIVIL SOCIETY 26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
67
Contoh: ISLAM & Human Right 1.Qur’an + Sunnah
5. International Law (United-Nations)
SEMIPERMEABLE INTERSUBJECTIVE TESTABILITY CREATIVE IMAGINATION
4. Political Society (Nation State)
26 Oktober 2015
2.Hadits. Fiqh, Kalam & Tafsir
3. SosiologiAntropologi (The rise of education)
M. Amin Abdullah
68
Pergeseran Paradigma Teori Maqasid Klasik menuju Kontemporer No
Teori Maqasid Klasik
Teori Maqasid Kontemporer
1
Menjaga Keturunan (al-Nasl)
Teori yang berorientasi kepada perlindungan Keluarga; Kepedulian yang lebih terhadap institusi Keluarga.
2
Menjaga Akal (al-Aql)
Melipatgandakan pola pikir dan research ilmiah; mengutamakan perjalanan untuk mencari ilmu pengetahuan; menekan pola pikir yang mendahulukan kriminalitas kerumunan gerombolan; menghindari upaya-upaya untuk meremehkan kerja otak.
3
Menjaga kehormatan; menjaga jiwa (al-‘Irdh)
Menjaga dan melindungi martabat kemanusiaan; menjaga dan melindungi hak-hak asasi manusia.
4
Menjaga agama (alDiin)
Menjaga, melindungi dan menghormati kebebasan beragama dan berkepercayaan.
5
Menjaga harta (alMaal)
Mengutamakan kepedulian sosial; menaruh perhatian pada pembangunan dan pengembangan ekonomi; mendorong kesejahteraan manusia; menghilangkan jurang antara miskin dan kaya.
M. Amin Abdullah
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
1 Maret 2011
69
5 VARIAN PROTOTYPE PEMIKIRAN KEAGAMAAN DALAM PENELITIAN • (1) CLOSED-SINGLE ENTITY (al-’aql al-Lahuty)
INSIDER
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
70
(2) CLOSED-SEPARATED ENTIITY (al’Aql al-Lahuty al-Siyasy)
INSIDER
26 Oktober 2015
OUTSIDER
M. Amin Abdullah
71
(3) OPEN-DUAL ENTITY (al-’Aql alJadid)
INSIDER
26 Oktober 2015
OUTSIDER
M. Amin Abdullah
72
(4) MORE DETAIL FIGURE (al-’Aql alJadid) INSIDER
COMPLETE PARTICIPANT
26 Oktober 2015
OUTSIDER
PARTICIPANT AS OBSERVER
M. Amin Abdullah
COMPLETE OBSERVER
OBSERVER AS PARTICIPANT
73
(5) INCLUSIVE-INTEGRATED TYPE OF LOOKING THE WORLD VIEW (al-‘Aql al-Jadid al-Istitla’iy)
INSIDER
COMPLETE PARTICIPANT 26 Oktober 2015
OUTSIDER
PARTICIPANT AS OBSERVER
COMPLETE PARTICIPANT
M. Amin Abdullah
OBSERVER AS PARTICIPANT 74
INTEGRASI-INTERKONEKSI KEILMUAN:IMPLIKASINYA PADA DUNIA PENGAJARAN, PERKULIAHAN DAN PENELITIAN
1. Perubahan(chang e) & reformasi substansial.
6. “Keadilan” sosial, gender, HAM, SAINS, dan relasi harmonis dengan nonMuslim.
26 Oktober 2015
3. Ulum al-Diin + Pendidikan Barat (SAINS, sosial, humanities).
INTEGRASI ISLAM DAN SAINS
5. “Tidak fanatik” pada mazhab hukum atau teologi tertentu. M. Amin Abdullah
2. “Fresh” Ijtihad.
4. Perubahan (intelektual, moral, hukum ekonomi, teknologi), “direfleksikan” dalam Muslim’s world view
75
PERLUNYA PENGEMBANGAN KEILMUAN DAN PENELITIAN DI LINGKUNGAN UIN /IAIN/STAIN
Inovasi Tri Dharma Perguruan Tinggi : Reinventing; Transforming dan Influencing. 1.PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN - Dari passive learning ke active learning (Student centered-learning) - Dari administratif teaching ke committed learning - Kuliah yang menarik, up to date, efektif, menantang baik tekstual maupun kontekstual - Kaji ulang dan revisi kurikulum secara periodik
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
76
PERLUNYA PENGEMBANGAN KEILMUAN DAN PENELITIAN DI LINGKUNGAN UIN /IAIN/STAIN Inovasi Tri Dharma Perguruan Tinggi : Reinventing; Transforming dan Influencing.
2. PENELITIAN - Dari scientific & social irrelevance ke scientific and social relevance - Memenuhi syarat-syarat dan standart keilmuan yang diterima secara universal - Pendekatan integrasi-interkoneksi keilmuan - Mengikuti perkembangan teori dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora - Menjawab problem riil yang dihadapi oleh masyarakat (tdk anti sosial/realitas)
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
77
Continuation ...
3. Pengabdian masyarakat - Dari Charity ke Pendekatan Empowerment - Dari MDD (Money Driven development) ke VDD (Value Driven Development) - To give authority to dan to give ability to or enable; Freedom for dan freedom from 26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
78
CONCLUSION: SCIENCE AND RELIGION IN A CONTEMPORARY MUSLIM WORLD VIEW
IMAN
METODE
Religion & Science in a Contemporary Muslim World View
NILAI
RASIONALITAS
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
79
SCIENCE AND RELIGION IN A CONTEMPORARY MUSLIM WORLD VIEW
Studi Agama (Religious Studies)
Ulumuddin
Religion & Science in a Contemporary Muslim World View Science and Technology; Filsafat Ilmu 26 Oktober 2015
Dirasat Islamiyyah (Islamic Studies) M. Amin Abdullah
80
SCIENCE AND RELIGION IN A CONTEMPORARY MUSLIM WORLD VIEW Emperical studies (Ilmu Kealaman dan Sosial)
Textual bases
Religion & Science in a Contemporary Muslim World View Semipermeable,,Inters ubjective testability, Creative imagination (Filsafat Ilmu) 26 Oktober 2015
Contemporary humanities issues M. Amin Abdullah
81
(2006)
(2004) 26 Oktober 2015
(2012) M. Amin Abdullah
82
TERIMA KASIH! WASSALAM MU’ALAIKUM WR. WB.
26 Oktober 2015
M. Amin Abdullah
83