melakukan pemesanan pada penerbangan 2, dengan probabilitas masing-masing penumpang tersebut 30% ke flexible class dan 70% ke affordable class.
Gambar 3.8 Batasan Kapasitas Affordable Class Gambar 3.6 Pemilihan Flexible Class atau Affordable Class Tidak ada batasan kapasitas untuk flexible class selama kapasitas kursi pesawat masih tersedia.
Penumpang tipe III langsung melakukan pemesanan pada affordable class dengan proporsi memilih kelas penerbangan paling murah yang dibuka saat itu.
Gambar 3.9 Pemilihan kelas penerbangan oleh Penumpang tipe III
Gambar 3.7 Batasan Flexible Class
Entity yang masuk dalam pemesanan akan di-hold di masing-masing kelas.
Untuk affordable class terdapat batasan kapasitas dan pengisianya harus dimulai dari kelas yang paling murah, yaitu kelas H. Jika sudah terisi semua dilanjutkan ke kelas berikutnya yang lebih tinggi, yaitu V, B, dan Q.
Gambar 3.10 Hold Pemesanan
Pembatalan dilakukan dengan cara mengirimkan sinyal ke masing-masing hold.
Entity yang melakukan pemesanan akan dikenakan harga sebesar harga kelas yang baru dibuka.
Gambar 3.13 Harga Dinamis Masing-masing Kelas Untuk kejadian null event, entity yang masuk langsung di-dispose-kan.
Gambar 3.11 Sinyal Untuk Pembatalan Pada Hold Pembatalan untuk penumpang tipe III dibedakan menjadi 2, pembatalan dengan refund dan pembatalan dengan re-book.
Gambar 3.12 Probabilitas Masing-masing Tipe Pembatalan
Gambar 4.17 Null Event 4. Percobaan Numerik dan Analisa Hasil 4.1 Kondisi Normal Kondisi normal dipakai sebagai acuan untuk melakukan perbandingan hasil dengan variabel yang diubah-ubah. Parameter yang digunakan dalam kondisi normal ditampilkan pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Data Probabilitas Pemesanan Masing-masing Tipe Penumpang Tipe Penumpang Total Probabilitas I 0.3150 II 0.3150 III 0.2025 Pembatalan 0.1000 Null Event 0.0675 Sedangkan untuk kapasitas kursi kelas flexible (Y) mendapat jatah kursi yang tidak terbatas selama kapasitas kursi pesawat mash ada. Sedangkan pada affordable class dibatasi maksimal 10 kursi pada masing-masing kelasnya. Proporsi kursi masing-masing kelas secara lengkap ditampilkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.4 Output Arena untuk Jumlah Pemesanan dan Pembatalan Dengan Parameter Normal
Tabel 4.2 Data Parameter Kapasitas Kursi Masing-masing Kelas Penerbangan
Kelas Flexible (Y) Affordable: H V B Q
Kapasitas Keterangan Tidak Terbatas Sama untuk kedua penerbangan
10 Sama untuk kedua penerbangan 10 Sama untuk kedua penerbangan 10 Sama untuk kedua penerbangan 10 Sama untuk kedua penerbangan
Untuk parameter harga dan jumlah refund sama seperti parameter yang ditentukan di awal pemodelan. Tabel 4.3 berikut menampilkan parameter harga dan refund secara lengkap. Tabel 4.3 Data Parameter Normal Untuk Harga Tiket dan Refund
Parameter
Kapasitas kursi *** Probabilitas No-shows ** Probabilitas show-up Jumlah kelas penerbangan **** Harga Tiket *: Flexible class Affordable Class H V B Q Biaya administrasi pindah kelas*** Refund pembatalan ***
Penerbangan 1 2 50 50 0.1
0.1
0.9 5
0.9 5
keterangan
1,078,500 1,078,500 405,000 450,000 596,000 687,000 50,000 25%
405,000 450,000 596,000 687,000 50,000 sama untuk semua kelas harga
Pesan
Charge Y
Y11 H11 V11 B11 Q11 H13 V13 B13 Q13 Y22 H22 V22 B22 Q22 H23 V23 B23 Q23
H
Cancel
V
B
Q
23 7
1 6 8
4
6 8 4 5 6 3
3 2 6 7 3 2 1 2
1 3
3 4 3 7 7 6 8 2 1
22 6
1
6 7 1 12 1 2 3 5
9
3 2 4
2
Selain jumlah pemesanan dan jumlah pembatalan juga diperoleh hasil berupa perpindahan antar kelas penerbangan. hasil perpindahahn kelas, mulai dari kelas asal ke kelas tujuan, jumlah entity yang melakukanya, serta charge yang harus dibayar entity tersebut. Tabel 4.5 merupakan output jumlah perpindahan dari hasil running Arena.
25% dari harga kelas
Tabel 4.4 berikut adalah output jumlah pemesanan beserta harga tiket yang harus dibayarkan dan jumlah pembatalan tiap kelas. Model Arena berikut menggunakan 1.100 entity sebagai parameter awal:
Tabel 4.5 Output Arena untuk Jumlah Perpindahan H22
V22
B22
Q22
H11 V11 B11 Q11 H13 V13 B13 Q13 H11 H22 V22 B22 Q22 H23 V23 B23 Q23 Total
V11
B11
Q11
H23
V23
B23
Q23
Biaya Upgrade
1 (charge H)
50,000
2(chrge Q) 1(charge Q)
282,000 50,000
H13
V13
B13
Q13
3 (charge Q) 1 (charge Q)
2 (charge Q) 2(charge Q) 3
Dari hasil di atas akan dilakukan perhitungan Total Expected Revenue (TER) dengan menggunakan Rumus 2.1 sehingga diperoleh TER untuk pemesanan dan pembatalan, dan TER untuk perpindahan.
996,000 861,000 282,000 150,000 3003000
Tabel 4.6 Perhitungan Total Pendapatan Dari Pemesanan dan Pembatalan Pesan
Charge Y
Y11 H11 V11 B11 Q11 H13 V13 B13 Q13 Y22 H22 V22 B22 Q22 H23 V23 B23 Q23 Total
H
Cancel
V
B
TER
Q
23 7
1
3 2 6 7 3 2 1 2
6 8 4
6 8 4 5 6 3
1 3
3 4 3 7 7 6 8 2 1
22 6
1
6 7 1 12 1 2 3 5
9
3 2 4
23,187,750 4,682,000 3,624,000 8,145,000 3,778,500 3,973,250 1,374,000 2,028,000 687,000 22,918,125 6,439,250 8,071,500 (207,000) 6,870,000 1,699,500 2,161,500 4,445,000 3,091,500 104,968,875
2
Tabel 4.7 Perhitungan Total Pendapatan Dari Upgrade Kelas H22
V22
B22
Q22
H11 V11 B11 Q11 H13 V13 B13 Q13 H11 H22 V22 B22 Q22 H23 V23 B23 Q23 Total
V11
B11
Q11
H23
V23
B23 1(charge Q)
Q23
Biaya Upgrade 332,000
1 (charge H)
50,000
2(chrge Q) 1(charge Q)
282,000 50,000
H13
V13
B13
Q13
3 (charge Q) 1 (charge Q)
2 (charge Q) 2(charge Q) 3
Total pendapatan maskapai keseluruhan adalah Rp 107.971.875.
996,000 861,000 282,000 150,000 3,003,000
secara
4.2 TER Dengan Perubahan Parameter Pada sub bab berikut akan dilakukan perubahan-perubahan nilai parameter untuk mengetahui pengaruh masing-masing parameter tersebut terhadap pendapatan yang diperoleh maskapai. 4.2.1 Perubahan Jumlah Entity (Calon Penumpang) Parameter yang pertama akan diubah adalah jumlah entity. Dalam hal ini entity adalah calon penumpang yang akan
melakukan pemesanan, penumpang yang melakukan pembatalan, maupun null event. Jumlah entity akan diubah mulai dari 1.200 entity, 1.300 entity, dan 1.500 entity. Kemudian dihitung total pendapatan untuk masing-masing entity tersebut dan dibandingkan dengan kondisi awal. Tabel 4.8 berikut merupakan hasil perhitungan TER untuk masing-masing jumlah entity. Tabel 4.8 Perbandingan Antara Jumlah Entity dan TER yang Diperoleh Maskapai Jumlah Entity TER 1100 107,971,875 1200 109,649,375 1300 115,808,375 1500 123,989,750 Gambar 4.1 berikut merupakan grafik perbandingan antara jumlah entity dan TER yang diperoleh maskapai:
TER (dalam Juta)
Tabel 4.6 merupakan hasil perhitungan TER untuk pemesanan dan pembatalan, sedangkan Tabel 4.7 merupakan TER untuk perpindahan.
130 120 110 100 90 1100
1200
1300
1500
Jumlah Entity
Gambar 4.1 Perbandingan Antara Jumlah Entity dan TER yang Diperoleh Maskapai Selain itu juga dibandingkan antara jumlah entity dengan jumlah pembatalan dan jumlah pemesana. Gambar 4.2 berikut adalah grafik perbandingan jumlah entity dengan jumlah pembatalan dan pemesanan:
200 Jumlah Pembatalan
100 0 1100 1200 1300 1500
Jumlah Pemsanan dan Pembatalan
300
Jumlah Pemesanan
Jumlah Entity
Gambar 4.2 Perbandingan antara Jumlah Pembatalan, Pemesanan dan Jumlah Entity Dalam simulasi diskrit, sistem berubah karena ada event yang berupa entity masuk ke dalam sistem. Entity pada permasalah ini adalah calon penumpang yang akan melakukan pemesanan atau tidak melakukan apapun (null event) dan penumpang yang melakukan pembatalan. Semakin banyak entity yang masuk maka event yang terjadi berupa pemesanan, pembatalan maupun null event juga semakin banyak. Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa semakin banyak entity yang masuk, pendapatan (TER) yang diperoleh perusahaan juga meningkat. Peningkatan jumlah entity diikuti dengan peningkatan pendapatan (TER) dan juga peningkatan jumlah pembatalan seperti yang terlihat pada Gambar 5.2. Peningkatan pendapatan terjadi karena kejadian pemesanan juga meningkat. Meskipun kejadian pembatalan juga meningkat, yang berarti pendapatan maskapai juga berkurang akibat refund. Namun peningkatan jumlah refund tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh maskapai akibat peningkatan pendapatan. Misalnya terjadi peningkatan pembatalan sebanyak 2 entity, maka maksimum refund yang diberikan adalah 25% dari harga tiket yang dibayarkan. Misalkan penumpang yang melakukan pembatalan tersebut berasal dari kelas tertinggi (Y). Maka jumlah refund yang harus dibayarkan sebesar 539.250. Peningkatan pembatalan juga diikuti dengan peningkatan pemesanan. Misalnya pada kejadian tersebut juga muncul 2 pemesanan dari kelas paling bawah (H), sehingga pendapatan yang diperoleh maskapai bertambah sebesar 810.000. Meskipun pendapatan maskapai berkurang
akibat refund sebesar 539.250, namun terjadi peningkatan pendapatan lagi sebesar 810.000 . Artinya pendapatan yang hilang tersebut bisa tertutupi dengan pendapatan yang diperoleh maskapai. Peningkatan entity juga diikuti dengan hilangnya peluang maskapai untuk mendapatkan pendapatan tambahan akibat kekurangan kapasitas. Misalnya pada affordable class kursi yang disediakan hanya 40, sementara calon penumpang yang ingin melakukan pemesanan melebihi kapasitas yang dimiliki maskapai sehingga ada beberapa calon penumpang yang tidak bisa memperoleh tiket. Untuk itu maskapai harus bisa membatasi masuknya jumlah entity agar tidak menjadi opportunity cost bagi perusahaan karena tidak tertampungnya calon penumpang akibat keterbatasan kapasitas. Dalam hal ini maskapai harus membuat kebijakan horizon pemesanan yang tepat supaya tidak terjadi kelebihan calon penumpang yang menyebabkan tertolaknya calon penumpang tersebut. 4.2.2 Perubahan Proporsi Penumpang Fleksibel (Penumpang Tipe III) Proporsi Penumpang tipe III juga akan diubah-ubah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pendapatan yang diperoleh maskapai. Tabel 4.9 berikut merupakan tabel perbandingan antara proporsi penumpang tipe III dengan pendapatan yang diperoleh maskapai. Tabel 4.9 Perbandingan Proporsi Penumpang Tipe III dan TER yang Diperoleh Maskapai Proporsi penumpang tipe III TER 20.25 107,489,375 30 106,031,250 50 101,681,375
Perbandingan antara TER dan proporsi penumpang tipe III ditampilkan pada Gambar 4.3.
106 104 102 100 98 20.25
30
50
Proporsi Penumpang Tipe III
Gambar 4.3 Perbandingan antara Proporsi Penumpang Tipe III dan TER yang Diperoleh Maskapi Dari Gambar 4.3 terlihat bahwa peningkatan proporsi penumpang tipe III diikuti dengan penurunan TER. Peningkatan proporsi penumpang tipe III berarti mengurangi proporsi penumpang tipe I dan tipe II. Penumpang tipe III hanya mau terbang pada affordable class, sementara jika proporsinya meningkat maka akan mengurangi probabilitas terpesanya kursi flexible sehingga pendapatan akan menurun. Padahal yang diharapkan dari maskapai adalah mendapatkan kursi terpesan pada flexible class sebanyak mungkin. Oleh karena itu keberadaan penumpang tipe III yang hanya mau memilih affordable class menyebabkan pendapatan maskapai semakin menurun. 5.2.3 Perubahan Komposisi Kursi Affordable Class Komposisi kursi affordable juga diubah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap TER maskapai. Tabel 4.10 dan Gambar 4.4 merupakan perbandingan antara komposisi kursi dan TER yang diperoleh maskapai:
TER (dalam Juta)
TER (dalam Juta)
108
Tabel 4.10 Perbandingan antara Komposisi Kursi Affordable Class dan TER yang Diperoleh Maskapai Komposisi Kursi Affordable TER 3 7 12 18 112,368,625 10 10 10 10 107,971,875 18 12 7 3 103,518,500 115 110 105 100 95 3 7 12 18
10 10 10 10
18 12 7 3
Komposisi Kursi Affordable Class
Gambar 4.4 Perbandingan Antara Komposisi Kursi Affordable Class dan TER yang Diperoleh Maskapai Pada Gambar 4.4 terlihat bahwa komposisi kursi pada affordable class berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh maskapai. Pada perhitungan jelas terlihat, meskipun dengan total kursi yang sama, 40 kursi, namun dengan komposisi berbeda jelas berpengaruh terhadap pendapatan. TER tertinggi diperoleh kursi dengan komposisi 3 7 12 18. Hal ini terjadi karena kursi untuk kelas q yang harganya paling mahal mendapatkan jatah kursi yang paling banyak. Akibatnya pendapatan dari affordable class meningkat. Selain itu komposisi kursi juga mempengaruhi harga dinamis. Misalnya karena jatah kursi pada kelas H hanya 3 kelas-kelas di atasnya dengan harga lebih mahal akan cepat terbuka juga. Jika ada penumpang dari kelas H yang membatalkan kemudian diisi oleh penumpang lain maka penumpang tersebut akan dikenai harga sebesar harga kelas yang baru dibuka. Sehingga pendapatan maskapai bisa meningkat tajam akibat adanya harga dinamis tersebut. Sedangkan untuk komposisi berimbang, 10 10 10 10, pendapatanya masih