PENERAPAN METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI REMBESAN POLUTAN SAMPAH DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SUPIT URANG DESA MULYOREJO KOTA MALANG TAHUN 2012
Meidanta Madwiratna Universitas Negeri Malang Email:
[email protected] ABSTRACT : The research was carried out around the village landfills Mulyorejo included in Malang area of East Java Province, because based on the fact that the area has no potential pollutants are garbage. The purpose of this study was to determine the distribution of pollutants in the subsurface waste landfills. The method used in this study is the method of geoelectric resistivity Wenner configuration. Data retrieval process is to determine the trajectory and the points and the current electrode potential. Then, the drain voltage and current injecting. After that, move the electrode potential is determined by a space and the resistivity value. Measurements were performed on three tracks, namely the track 1 and track 2. The measurement results processed using the Software Res2dinv. Based on the results of measurement and data processing of the third consecutive trajectory resistivity values are: 5,08 - 454 Ωm and interasinya error is 15.5% Dan10.8 - 549 Ωm and interasinya error is 16.6%. Variation is relatively small resistivity values show that the value of 10-100 Ωm below shows the pollutant waste that is at a depth of 5-6 meters from the landfill.
PENDAHULUAN Persediaan air, baik air permukaan maupun air tanah mempunyai peranan yang sangat penting sebagai sumber daya air baku untuk pasokan kebutuhan air bersih guna berbagai keperluan. Pemanfaatan tersebut cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta pembangunan disegala bidang. Meningkatnya kebutuhan air tersebut menjadikan air bawah tanah sebagai sumber alternatif untuk berbagai keperluan seperti air bersih
untuk perkotaan, industri, irigasi, jasa dan sebagainya. Air bawah tanah yang semula merupakan barang bebas yang dapat digunakan dengan begitu mudahnya saat ini telah menjadi barang alternatif yang diperdagangkan seperti komiditi lainnya, bahkan dibeberapa daerah mempunyai nilai strategis. Air tanah merupakan sumber air tawar yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan konsumsi manusia, hewan serta tanaman yang jumlahnya mencapai 34,88% dari seluruh air yang ada di bumi. Saat ini karena semakin menipisnya lahan pemukiman semakin banyak penduduk di kota-kota besar yang tinggal di daerah sekitar TPA. Beberapa diantaranya memanfaatkan air sumur sebagai sumber air minum. Hal ini dikarenakan kebutuhan air bersih di daerah sekitar TPA biasanya tidak terjangkau pelayanan yang disediakan oleh pemerintah melalui Perusahaan Air Minum (PAM). Jika terjadi pencemaran air tanah akibat meresapnya air lindi yang berasal dari pembusukan sampah, maka hal ini bisa menjadi penghambat bagi kelangsungan hidup penduduk sekitar TPA tersebut. Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang merupakan salah satu contoh TPA yang menerapkan sistem controlled landfill. TPA ini merupakan satu-satunya TPA yang berada di dalam kota Malang. Layanan TPA ini mencakup seluruh sampah yang ada di dalam kota dan sekitarnya. Sampah yang dibuang di tempat ini kebanyakan adalah sampah organik yang berasal dari pasar-pasar. Hal ini menyebabkan sampah lebih cepat membusuk dan menghasilkan polutan yang dapat mencemari air tanah.
Lindi atau polutan sampah diketahui mempunyai konduktivitas yang berbeda dengan air tanah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya, menunjukkan bahwa polutan ini mempunyai konduktivitas yang lebih tinggi dari pada air tanah. Dengan demikian nilai resistivitas polutan ini lebih rendah dari pada air tanah. Menurut Loke (1997) resistivitas air bersih (fresh) adalah antara 10-100 Ώm. Berdasarkan sifat inilah bisa dilakukan penelitian untuk mengetahui letak akumulasi rembesan polutan cair di sekitar TPA dengan memanfaatkan perbedaan resistivitas tersebut. Metode yang biasa digunakan adalah metode geolistrik resistivitas. Metode Geolistrik resistivitas merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan variasi resistivitas yang dapat digunakan untuk mendeteksi kontaminan cair dalam tanah yang sering diasosiasikan sebagai fluida konduktif. Di sekitar TPA Supit Urang, Malang diduga terdapat akumulasi rembesan polutan yang dapat mencemari air tanah.
METODE PENELITIAN Penelitian ini, data yang digunakan diperoleh dari pengukuran secara langsung dengan menggunakan alat McOHM-EL. Pengambilan data dilakukan di daerah tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang di Desa Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Malang. Secara geografis terletak diantara koordinat 7.983556S – 112.579168E dengan luas 400 m2. Pada tahap akuisisi data lapangan dilakukan dengan metode resistivitas konfigurasi Wenner menggunakan metode akuisisi data lapangan secara lateral Mapping. Proses pengolahan data pada konfigurasi Wenner menggunakan software Res2Dinv. Proses analisis dan interpretasi data dilakukan dengan menggunakan software Res2Dinv sehingga akan terlihat struktur lapisan bawah permukaan.
Sebelum memasukkan data pada software Res2Dinv, terlebih dahulu mencari (Rho) dengan menggunakan software Microsoft Excel. Konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi Wenner. Faktor geometri K dapat dihitung dengan menggunakan peersamaan : K=2πa Sedangkan untuk harga resistivitas (Rho) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : =
∆
Dari data pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan dengan metode konfigurasi Wenner diinversikan kemudian diinterpretasikan menggunakan software Res2Dinv sehingga dapat memperlihatkan informasi-informasi lapisan bawah permukaan tempat pembuangan akhir Supit Urang di Desa Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Malang. Setelah didapatkan data pengukuran, gambar akan dikerjakan pada Photoshop 7 untuk membuat tampilan 3 D, sehingga akan membentuk gambaran secara sesungguhnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Akuisisi Data Geolistrik Salah satu cara untuk menggambarkan pola perlapisan bawah permukaan bumi yaitu dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas, yaitu teknik pengukuran dengan menggunakan besaran tahanan jenis semu. Dengan metode ini dapat disajikan informasi tentang penyebaran pencemaran bawah permukaan tanah akibat rembesan akumulasi air dengan sampah dan juga memperlihatkan kondisi geologi bawah permukaan. Pengambilan data geolistrik dilaksanakan di tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang Desa Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang pada tanggal 14 April 2012. Data geolistrik resisitivitas Mapping yang didapat adalah arus yang mengalir (I) dan beda tegangan yang timbul (V), kemudian dari data tersebut
diketahui harga tahanan jenisnya (ρ) serta jarak antar spasi yang menunjukkan nilai faktor geometri (K) . Dalam identifikasi sebaran pencemaran air tanaah digunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner Mapping karena rumusan matematis penghitungan tahanan jenis semu relatif lebih sederhana sehingga dapat mempermudah interpretasi Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
Gambar 1 Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner Lateral Mapping
Teknik pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Wenner Mapping. Tujuan dari pengukuran dengan menggunakan metode Wenner adalah untuk mengetahui parameter perlapisan batuan (resistivitas dan ketebalan ) secara horisontal. Pada konfigurasi ini jarak antar elektroda harus seragam. Jarak perpindahan yang digunakan adalah sama dengan jarak keempat elektroda pada setiap kedalaman.
Analisis Resistivitas Semu Besarnya resistivitas semu sebanding dengan:
s Ks R Resistivitas semu adalah resistivitas yang diperoleh akibat objek penelitian yang homogen. Resistivitas semu merupakan salah satu acuan yang diperlukan untuk menganalisa bawah permukaan tanah, baik itu ketebalan lapisan batuan maupun analisa gambaran bawah permukaan.
Analisis Data dan Pembahasan Dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pengukuran pada lintasan dari timur-barat dan lintasan dari selatan-utara dengan menggunakan metode konfigurasi Wenner Maping. Pada pengukuran lintasan timur-barat, pengambilan data dilakukan dengan mengambil panjang lintasan sepanjang 112 meter sedangkan untuk pengukuran lintasan selatan-utara panjang lintasan sepanjang 80 meter.
Lintasan 1 Pada lintasan 1 dimulai dari utara ke selatan, dengan memvariasi spasi dari 4, 8, 12, 16, 20 dan 24 dari setiap nilai masing-masing elektroda A, M, N, dan B. Data yang didapat sepanjang 112 meter dengan 94 titik dengan menggunakan metode Wenner. Dari penampang yang didapat dengan software Res2Divn harga resistivitasnya berkisar antara 5.08 – 454 Ωm dan kesalahan interasinya adalah 15.5% sesuai pada gambar 4.3 Letak posisi polutan berada pada nilai resistivitas dibawah 10 Ωm, jadi letak posisi polutan sampah berada di kedalaman 6 meter dari penimbunan dengan tanah. Hal ini masih rawan dalam penyebaran polutan disekitar lokasi TPA mengingat begitu banyaknya warga yang mendiami kawasan sekitar TPA, kandungan polutan yang berada pada kedalaman 6 meter ini masih memungkinkan terjadinya peluberan polutan ke berbagai kawasan.
Gambar 2 Gambaran Keberadaan Lapisan Tercemar pada Lintasan Selatan-Utara.
Lintasan 2 Pada lintasan 2 dimulai dari barat ke timur, dengan memvariasi spasi dari 4, 8, 12 dan 16 dari setiap nilai masing-masing elektroda A, M, N, dan B. Data yang didapat sepanjang 80 meter dengan 56 titik dengan menggunakan metode Wenner. Dari penampang yang didapat dengan software Res2Divn harga resistivitasnya berkisar antara 10.8 – 549 Ωm dan kesalahan interasinya adalah 16.6 % sesuai pada gambar 4.4 Pada lintasan 2 diketahui bahwa polutan digambarkan berwarna biru yang berada pada kedalaman 5 meter dari penimbunan hal ini juga masih rawan akan adannya penyebaran polutan ke berbagai kawasan disekitar TPA Supit Urang.
Gambar 3 Gambaran Keberadaan Lapisan Tercemar pada Lintasan Timur-Barat
Kontur 3 D Pada lintasan 1 dan lintasan 2, dicopy ke dalam Photoshop 7 dan dibuat menyerupai bentuk 3D dimana akan terlihat dengan jelas penampakan polutan yang berada pada kedalaman 5-6 meter dibawah permukaan tanah. Sampah yang sebenarnya berada di tengah dan mengalir ke ujung timur dan utara sebagaimana terlihat dengan warna biru. Dengan nilai resistivitas dibawah 10 Ωm.
Gambar 4. Kontur 3 Dimensi dari pencitraan Utara-Selatan dan Timur-Barat
PENUTUP Kesimpulan Setelah dilakukan serangkaian penelitian meliputi akuisisi data, pengolahan data dan interpretasi data, maka dapat disimpulkan bahwa: Rembesan polutan sampah terletak pada timur dan utara dari tempat pembuangan akhir. Pada lintasan 1 dan 2, yang terdeteksi sebagai lapisan dari penimbunan tempat sampah. Keberadaan polutan berada di bawah permukaan tanah dengan kedalaman berkisar 5-6 meter.
Daftar Rujukan Amirullah, Andi.2002. Mengubah Sampah Menjadi Pupuk, (Online).http://amiere.multiply.com/reviews/item/87(5). Diakses pada tangga 12 Agustus 2010 Anwar, Mansurudin.2005. Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Untuk Menentukan Letak Akumulasi Rembesan Polutan Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Pakusari, Jember. Jurusan Fisika Universitas Jember. Apparao, A.1997.Development in Geoelectrical Methods.Nastional Geophysics Research Institude Hyderabad. India. Bank Dunia.2007.Studi Kelayakan Proyek Gas Lahan Makassar. (Online).http://makassarkota.go.id/download/studi_kelayakan_proyek_gas_laha n_makassar.pdf. Diakses pada tanggal 13 Agustus 2012 Diana, Kadek H.2007.Pecemaran Air Tanah Akibat Pembuangan Limbah Domestik di Lingkungan Kumuh Studi Kasus Banjar Ubung Sari, Kelurahan Ubung.(Online).http://ejournal.unud.ac.ai/abstrak/mikcrosoft%20word%20%20 4.%Diana-Onskt-Rumah%20Kumuh.pdf. Diakses pada tanggal 13 Agustus 2010. Reynolds, J. M. 1997. An Introduction to Aplied and Environmental Geophysicsi. John Wiley and Sons Ltd. Baffins, Chichester, West Susex PO19 IUD. England. Telford, W. M; Geldart, L. P; Sherif, R.E dan Keys, D. D. 1976. Applied Geophysics First Edition. Cambridge University Press. Cambridge.New York. Loke MH, Barker RD, (1996). Practical techniques for 3D resistivity surveys and data inversion. Geophy. Prosp., 44: 499-524.