Dr. M. Izazi HP, Sp.KK Dermatovenereology Departement / Division dr. Moh. Hoesin Hospital / Medical Faculty UNSR
1
Klasifikasi IMS berdasarkan penyebab I. Bakteri
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Neisseria gonorrhoeae Chlamydia trachomatis Haemophillus ducreyi Treponema palidum Ureaplasma urealitikum Mycoplasma hominis Gardnerella vaginalis Donovania granulomatis
II. Virus 1. Human Immunodeficiency virus 2. Virus Herpes Simpleks 3. Virus Hepatitis B 4. Human papilloma virus 5. Moluskum kontagiosum virus
III. Protozoa Trichomonas vaginalis IV. Jamur/fungus Candida albican V. Ektoparasit
1. Phthirus pubis 2. Sarcoptes scabiei var. hominis
2
GONORE Definisi : Infeksi bakteri diplokokus negatif Gram Neisseria gonorrhoeae Gambaran klinis Pada pria - Masa tunas ± 2-5 hari. - >>> uretritis anterior akut - subjektif : gatal & panas distal uretra, disuria, polakisuria, duh tubuh uretra, nyeri ereksi - Pemeriksaan fisik : Oue : eritem, edema dan ektropion duh tubuh mukopurulen pembesaran KGB inguinal medial 3
Pada wanita -Inkubasi ± 10 hari. -klinis sering asimptomatis -simptomatis: sekret vaginal, disuria, perdarahan uterin, intermenstrual & menorrhagia, sekret servikal purulen/mukopurulen -Pemeriksaan : eritema, edema serviks, sekret serviks & perdarahan mukosal
4
Komplikasi ♂ Lokal : tisonitis, parauretritis, litritis, dan cowperitis Penjalaran : prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis, infertilitas, infeksi uretra pars posterior ♀ Servisitis : salfingitis, PID, infertilitas, hamil ektopik Uretra : uretritis dan bartolinitis
Komplikasi diseminata pada pria dan wanita : Artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis, dan dermatitis. Infeksi selain genitogenital : Orofaringitis, proktitis, konjungtivitis 5
Pemeriksaan laboratorik 1. Pulasan Gram : leukosit PMN penuh/LPB, diplokokus Gram negatif intra & ekstraselular (+) 2. Biakan : media agar Thayer Martin, agar coklat Tes 2 gelas menentukan lokasi infeksi uretritis
Diagnosis 1. Anamnesis, gambaran klinis, dan laboratoris. 2. Pulasan Gram : • cukup sensitif & spesifik • diplokokus intraselular Gram negatif 6
Diagnosis banding : uretritis non gonokokus Penatalaksanaan Rekomendasi (DEPKES 2010) - Sefiksim 400 mg per oral, tunggal, atau - Levofloksasin 250 mg per oral, tunggal
Alternatif - Kanamisin 2 g intramuskular, tunggal, atau - Spektinomisin 2 g intramuskular, tunggal, atau - Tiamfenikol 3,5 g per oral, tunggal Prognosis Dengan terapi adekuat prognosis bonam
7
INFEKSI GENITAL NON SPESIFIK Definisi : Infeksi traktus genitalis ec kuman non spesifik. Etiologi :Chlamydia trachomatis, 30-50% >> Ureaplasma urealyticum, 10-40% Lain-lain, 20-30% Pemeriksaan laboratorik : • Pulasan Giemsa • Biakan : HeLa-229, McCoy cells, BHK • Pemeriksaan serologis : Direct immunofluorescence Enzyme immunoassays misalnya ELISA Complemen fixation Polimerase Chain Reaction (PCR). 8
Gambaran klinis Pada pria
Masa inkubasi 1-5 minggu Gejala < dibanding gonore Gejala : duh tubuh uretra pd pagi hari/morning drops, disuria, gatal di saluran kencing, poliuria, nokturia, pembesaran KGB inguinal. Pemeriksaan fisik : Edema dan eritem ringan-berat di muara uretra Duh tubuh uretra serosa Pada wanita ; tidak khas, asimtomatik, atau sangat ringan Gejala : duh tubuh genital warna putih kekuningan Pemeriksaan fisik : eksudat serviks mukopurulen, erosi serviks, atau folikel kecil
9
Perbandingan diantara UG dan UNG No 1. 2. 3. 4.
Variabel
UG
UNG
Masa inkubasi 2-5 hari 1-5 mgg (rerata 2Duh tubuh, disuria, + 3 mgg) gatal uretra purulen + Duh tubuh : jenis < mukoid jumlah > mendadak dan <<< Onset cepat berobat –
10
Diagnosis • Anamnesis, g/ klinis, laboratoris (baku emas:biakan) • Diagnosis presumtif: - klinis : sekret uretra/vagina & disuria - pulasan Gram sekret uretra pria : leukosit > 5/LPB sekret serviks : leukosit > 30/LPB tidak ada diplokokus Gram negatif - NaCl 0,9% : T vaginalis (-) 11
PENGOBATAN Rekomendasi (DEPKES 2010): Doksisiklin 100 mg per oral 2 x/hr selama 7 hari, atau Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal Alternatif : Tetrasiklin 500 mg per oral, 4x/hr, 7 hari, atau Eritromisin 500 mg per oral, 4x/hr, 7 hari ♂ hamil : Azitromisin 1 g per oral, tunggal, atau Eritromisin 500 mg per oral 4 x/hr, 7 hari Prognosis : baik Pencegahan : Identifikasi & pengobatan pasangan. Kondom. 12
Kandidosis Vulvovaginal Definisi Infeksi vagina/& vulva ec kandida. Etiologi Candida spp: C. albicans (85 - 90%), 10-15% C. glabrata Galur lain : stellatoidea, pseudotropicalis, crusei, tropicalis Reproduksi : budding, hifa pipih, memanjang ≠ bercabang. Manifestasi Klinis • >> pruritus, panas & iritasi vulva, dispreunia, disuria • Duh tubuh khas : keju lembut, putih, encer – kental, tidak berbau • Gejala khas : eksaserbasi seminggu sebelum menstruasi, mereda saat menstruasi. 13
• Pemeriksaan fisik : eritema labia & vulva, edema & eritema mukosa vagina, duh tubuh vagina putih & lengket, servik normal. • Kadang : balanopostitis pada ♂ pasangan
Pemeriksaan laboratoris KOH 10% atau Gram : blastospora, pseudohifa pH vagina normal : 4.0 – 4.5. Biakan : Agar Sabourroud bila NaCl 0,9% atau KOH 10 % negatif 14
Mikroskopis KOH 10 %
Mikroskopis P. Gram
15
Pengobatan Rekomendasi (DEPKES 2010) • Klotrimazol 200 mg intravagina tiap hari selama 3 hr ATAU • Klotrimazol 500 mg intravagina, tunggal ATAU • Flukonazol 150 mg per oral, tunggal ATAU • Itrakonazol 200 mg per oral 2x/hr, tunggal Alternatif: • Nistatin 100.000 IU intravagina, tiap hari selama 14 hr
16
Vaginosis Bakterialis Definisi Sindrom klinik e.c pergantian lactobasilus spp normal vagina dengan bakteri anaerob (ketidakseimbangan ekosistim mikroba vagina). Sinonim
: vaginitis nonspesifik, vaginitis Gardnerella vaginal, vaginosis anaerobik.
Etiologi
: G.vaginalis, Bacteriodes spp, Mobiluncus spp & Mycoplasma hominis.
17
Manifestasi klinis - Gejala
: vaginal malodor/fishy odor, duh
tubuh vagina, pruritus atau rasa terbakar ringan, disuria, dispareunia & nyeri abdomen.
18
Diagnosis Kriteria Amsel : minimal 3 dari 4 tanda berikut 1. Duh tubuh vagina khas melekat, putih homogen 2. pH cairan vagina > 4, 5 3. Whiff test (+) → Fishy odor : cairan vagina dicampur KOH 10% 4. Clue cell pada Pulasan Gram (minimal 20% sel epitel vagina)
19
Clue cell
Pulasan Gram
Sediaan basah NaCl 20
Penatalaksanaan Rekomendasi wanita tidak hamil (DEPKES 2010) : Metronidazol 500 mg per oral 2x/hr selama 7 hari Alternatif: Metronidazol 2 gram per oral, tunggal; ATAU Klindamisin 300 mg per oral 2x/hr selama 7 hari, ATAU Gel metronidazol 0,75 % 5 g 2x/hr intravagina selama 5 hari Rekomendasi untuk wanita hamil : Metronidazol 250 mg 3x/hr per oral selama 7 hari Alternatif: Metronidazol 2 g per oral, tunggal ATAU Klindamisin 300 mg per oral 2x/hr selama 7 hari ATAU Gel metronidazol 0,75% 5 g 2x/hr intravagina selama 7 hr ATAU Amoksisilin 500 mg peroral 3x/hr selama 7 hr 21
ULKUS MOLLE / CHANCROID Penyakit infeksi genital akut, setempat, dpt autoinokulasi, gejala klinis khas ulkus di tempat masuk dan disertai supurasi KGB regional Etiologi : Haemophilus ducreyi Gejala Klinis •Predileksi ♂ : prepusium, frenulum, sulkus koronaria, meatus dan batang penis. ♀ : di muara vagina, termasuk di fourchette, labia, vestibulum dan klitoris. 22
• Masa inkubasi rerata 2-35 hari, rata-rata 7 hari, gejala prodromal (-) • Lesi awal : papul lunak dikelilingi eritem, kemudian menjadi pustul, erosi dan ulserasi. • Adenitis inguinal nyeri, unilateral, dasar eritem. • Sifat ulkus: multipel, sangat nyeri, tepi tidak rata, batas tegas, dasar ulkus rapuh kotor & mudah berdarah
Diagnosis : • Pulasan Gram : organisme negatif gram school of fish. • Biakan : lebih akurat. • Media : chocolate blood agar atau agar hemoglobin (Mueller-Hilton)
Diagnosis banding : • Ulkus herpes simpleks, sifilis dan LGV. 23
Ulkus Chancroid multipel
Haemophilus ducreyi : school of fish growth pattern
Komplikasi fistula rektovagina Infeksi sekunder → gangrenous phagedenic ulceration & destruksi jaringan genital luas. 24
Pengobatan Rejimen direkomendasikan (DEPKES 2010) : • Siprofloksasin 500 mg per oral 2x/hr selama 3 hr ATAU • Eritromisin basa 500 mg per oral 4x/hr selama 7 hr ATAU • Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal Rejimen alternatif : • Seftriakson 250 mg IM, dosis tunggal
25
Limfogranuloma venereum • Penyakit yg mengenai sistem saluran pembuluh limfe & kel.limfe terutama pd daerah genital, inguinal anus & rektum • Etiologi : Chlamydia trachomatis, serovar L1, L2, L3 • Gambaran Klinis - Stadium dini : Lesi primer genital Sindrom inguinal - Stadium lanjut : Sindrom anorektal Elefantiasis genital ( Esthiomene) 26
Diagnosis 1.
Gambaran klinis - Primer: erosi/ulkus dangkal, papul atau vesikel - lokasi ♂ sulkus koronarius, frenulum, preputium, penis, uretra & scrotum - lokasi ♀vagina, portio, serviks & vulva - inguinal: pembesaran & perlengketan kelenjar, abses, fistel
Gambaran klinis 27
Pengobatan Rekomendasi (DEPKES 2010): • Doksisiklin 100 mg 2x/hr selama 14 hari ATAU • Eritromisin 500 mg 4x/hr selama 14 hari Alternatif: • Tetrasiklin 500 mg 4x/hr selama 14 hari ATAU • Trimetroprim (80 mg) & sulfametoksazol (400 mg) 2x2tab selama 14 hari
28
2. Pengecatan Giemsa Ditemukan badan inklusi &/badan elementer atau badan retikulat 3. Tes Frei menggunakan antigen C trachomatis, delayed intradermal reaction. 4. Tes serologis Fiksasi komplemen, presipitasi radio isotop, imunofluoresensi. 5. Biakan jaringan spesimen dari yolk sac embrio ayam 29
TRIKOMONIASIS • Penyakit infeksi protozoa ec Trichomonas vaginalis, ditularkan melalui hubungan seksual pd tr. urogenital bawah • Masa inkubasi : kisaran 3 – 28 hari • Gambaran klinis pada wanita : - sering asimptomatis - duh tubuh vaginal banyak, bau, berbusa, kuning kehijauan - dispareunia - perdarahan pasca coitus - Strawberry cervix Pria : spektrum → tanpa gejala s.d uretritis dgn komplikasi
30
Trikomoniasis vaginalis 31
• Pemeriksaan laboratorik - Sediaan basah dgn larutan saline gerakan parasit khas - Biakan : media Feinberg atau Kupferberg, Inpouch • PENGOBATAN rekomendasi (DEPKES 2010) - metronidazol 2 g per oral, tunggal ATAU - tinidazol 2 g per oral, tunggal
alternatif - metronidazol 500 mg peroral 2x/hr selama 7 hr ATAU - tinidazol 500 mg peroral 2x/hr selama 7 hr
32
Trichomonas vaginalis 33
KONDILOMA AKUMINATUM • IMS ec Human papilloma virus (HPV) tipe tertentu, berupa fibroepitelioma di kulit dan mukosa. • Sinonim : Genital wart,kutil kelamin,pykt jengger ayam • Etiologi : HPV tipe 6 dan 11 HPV tipe 16,18,31 keganasan • Masa inkubasi 1 -8 bulan • Bentuk KA : Akuminata, papul, datar • Bentuk KA yang berhub. dgn keganasan : – Giant condyloma Buschke-Lowenstein – Papulosis Bowenoid
34
lesi di labial dan perineal
lesi di penis
• Diagnosis : Tes asam asetat ( acetowhite ) 5 % Kolposkopi Histopatologi • Diagnosis banding : - Pearly penile papules, Kondiloma lata
35
Pengobatan • Kemoterapi: - tintura podofilin 10-25% - podofilotoksin 0,5% (podofiloks) - asam trikloroasetat 50-90% - krim 5-fluoroasil 1-5% • Bedah: skalpel, listrik, beku, laser • Interferon • Imunoterapi 36
HERPES GENITALIS • Infeksi genital ec Herpes Simpleks Virus (HSV), berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem, bersifat rekuren. • Etiologi : HSV tipe 1 dan 2 • Gambaran klinis : - Masa inkubasi : 3 – 7 hari - Gejala konstitusi (malaise, demam, mialgia ) - Infeksi inisial berat, lbh lama - Infeksi rekuren ringan 37
• Pemeriksaan laboratorik - Tes Tzank sel raksasa berinti banyak - Mikroskop elektron - Biakan jaringan sensitif & spesifik - Imunoflouresen - ELISA - PCR - Serologis antibodi HSV
38
Pengobatan • Infeksi primer : Asiklovir 5 x 200 mg / hari ( 7 hari ) ATAU Valasiklovir 2 x 500 mg / hari ( 7 hari ) • Infeksi rekuren Asiklovir 5 x 200 mg / hari ( 5 hari ) ATAU Valasiklovir 2 x 500 mg / hari ( 5 hari )
39
GRANULOMA INGUINALE ( DONOVANOSIS )
• Infeksi bakteri intraseluler negatif Gram Calymmmatobacterium granulomatis • Masa inkubasi : 8 -80 hari • Lesi ulseratif progresif, relatif tidak nyeri, tanpa limfadenopati regional
40
Tipe donovanosis : 1. Ulkus granulomatosa 2. Hipertropik / verukosa 3. Nekrotik 4. Sklerotik / sikatrikal
Donovanosis 41
• Pemeriksaan laboratorik : - Pulasan Giemsa badan Donovan - Mikroskop elektron - Imunofluoresen, PCR • Pengobatan : • Rekomendasi (DEPKES 2010): - Azitromisin 1 g peroral (hari I) dilanjutkan 500 mg/hari (1 minggu) ATAU - Doksisiklin 2 x 100 mg / hari (14 hari ) • Alternatif: - Eritromisin 4 x 500 mg / hari ATAU - Tetrasiklin 4 x 500 mg /hari ATAU - Kotrimoksazol 480 mg 2 x 2 tablet/hari (14 hari)
42
SIFILIS • • • •
Penyakit infeksi ec Treponema pallidum Kronis, sistemik seluruh organ tubuh Penularan : - Kontak seksual - Transplasental infeksi kongenital - trasfusi darah - Inokulasi accidental - Pucture instrumen terkontaminasi 43
Stadium sifilis yang tidak diobati
44
Gambaran klinis
• Sifilis primer Ulkus 3 minggu stelah kontak Ulkus khas : soliter, indurasi (+) bagian tepi teraba keras, dasar ulkus bersih, Ǿ 1 2 cm,tidak nyeri Pembesaran KGB inguinal medial bilateral tanpa terapi sembuh spontan 4 – 6 minggu -
45
Sifilis sekunder - Stadium sistemik - 3 – 6 minggu stlh ulkus - Ruam kulit generalisata sampai telapak tangan, kaki - Limfadenopati generalisata - Kondiloma lata papul datar pada daerah lembab spt anus, vulva - Moth eaten alopecia didaerah oksipital
46
Sifilis Stadium 2
47
Kondiloma lata 48
Sifilis laten • Tanpa gejala klinis, serologis positif. • Bertahun-tahun atau seumur hidup • →stadium lanjut • Jarang menular, kecuali wanita hamil
Sifilis lanjut • Gumma : endartritis obliterans di ujung arteriole → peradangan,nekrosis, kronis destruktif. • Neurosifilis : asimtomatis, meningo-ensefalitis, paresis Tabes dorsalis • Sifilis kardiovaskular 49
Pemeriksaan laboratorik Pemeriksaan lapangan gelap Sensitif & spesifik untuk diagnosis sifilis primer Karakteristik : gerakan rotasi, fleksi &majumundur
50
Uji serologis : 1. Uji nontreponema : - mengukur antibodi antilipid IgG dan IgM - skrining sifilis dan menilai aktivitas penyakit - uji : a. Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) b. Rapid plasma reagin (RPR) - Titer positif > 1: 8. Dikonfirmasi dengan uji treponema
51
2. Uji treponema - Konfirmasi infeksi masa lalu / baru terjadi. - a. the fluorescent antibody absorption test (FTA-ABS) b. microhemagglutination assay for Ab to TP (MHA-TP)
Diagnosis Anamnesis, pemeriksaan klinis, laboratoris
52
Pengobatan 1. Sifilis stadium dini /primer, sekunder atau laten yang perjalanan penyakitnya tidak melebihi 2 tahun Rekomendasi : - Benzatin penisilin G , dosis tunggal 2,4 juta unit IM atau - Prokain benzilpenisilin 0,6 juta IU perhari IM 10 hari berturut-turut
53
Alternatif pada pasien alergi penisilin : - Doksisiklin 100 mg, oral, 2 x sehari, 30 hari, atau - Tetrasiklin 500 mg, oral, 4 x sehari, 30 hari,
Pemeriksaan klinis dan serologis ulang setelah 3 dan 6 bulan
54
2. Sifilis stadium laten Rekomendasi : - Benzatin penisilin G , 2,4 juta unit IM tiap minggu selama 3 minggu atau - Prokain benzilpenisilin 0,6 juta UI perhari IM 3 minggu Alternatif pada pasien alergi penisilin : - Doksisiklin 100 mg, oral, 2 x sehari, 30 hari, atau - Tetrasiklin 500 mg, oral, 4 x sehari, 30 hari Pengobatan dapat lebih lama
55
MOLUSKUM KONTAGIOSUM • neoplasma jinak kulit & mukosa, ec virus molluscum contagiosum (MCV ) • Etiologi : MCV famili Poxvirus • Manifestasi klinis : Inkubasi 1 minggu – 6 bulan (rerata 2-3 bln ) asimptomatik, dapat terbentuk Giant molluscum Papul domeshape, keras, umbilikasi ditengah 56
Pengobatan • Kemoterapi : - Sol. Kataridin 0,9 %, tingtur podofilin 25% TCA 25 -50 %, Sol fenol jenuh. • Kuretase kulit • Bedah listrik • Bedah beku : nitrogen cair • Laser
57
58
59
60
61
Infeksi HIV & AIDS AIDS
(Acquired immunodeficiency syndrome) : sindroma gejala infeksi oportunistik atau kanker ttu ec menurunnya kekebalan tubuh.
Etiologi: HIV (Human Immunodeficiency Virus) Berdsarkan International Committee on Taxonomy of Viruses (1986), WHO→HIV
62
Patogenesis;
- masuk melalui darah, semen & sekret vagina, 75% mll kontak seksual - Menyerang sel TCD4+, kelumpuhan sistem imun →infeksi oportusnistik & keganasan Manifestasi klinis - spektrum asimptomatik s.d keganasan, inkubasi rata-rata 10 tahun - Sel TCD4+ < 200ml 63
Klasifikasi infeksi AIDS berdasarkan jumlah
CD4+
1. Infeksi akut: CD4 750-1000/ml - inkubasi 2-3 bulan - flu like syndrome; demam, artralgia, malaise, anoreksia - kulit : makula eritema, urtikaria - gangguan saraf & gastrointestinal 64
2. Infeksi kronis asimptomatik : CD4 > 500/ml a. Penurunan imunitas sedang: CD4 200-500/ml - reaktivasi herpes zoster, herpes simplek, d.seboroik, veruka vulgaris, moluskum kontagiosum atau kandidiasis b. Penurunan imunitas berat: CD4 < 200/ml - infeksi oportunistik berat & mengancam jiwa spt Pneumocystitis carinii, toksoplasmosis, cryptococcosis, tuberkulosa, cytomegalo virus dan lainlain. 65
Diagnosis 1. Langsung : isolasi virus dari spesimen, deteksi antigen virus → Polymerase Chain Reaction (PCR) 2. Tidak langsung: respon zat anti spesifik → ELISA, Western Blot, immunofluorescent assay (IFA), radioimmunoprecipitation assay (RIPA)
Penatalaksanaan 1. Infeksi dini CD4 < 500/ml, Volberding → Zidovudin 66
Obat-obatan:
a. Zidovudin : 500-600mg/hari, diberikan 100mg setiap 4 jam b. Didanosin : 2 x 100 mg/hari, setiap 12 jam (BB < 60kg) 2 x 125 mg/hari, setiap 12 jam (BB > 60 kg) c. Dideoxycytidine (DDC, zalcitabine) : 0,03 mg/kgBB, diberikan setiap 4 jam
67
d. Terapi
kombinasi : - Triple : Saquinavir 1.800mg/hari ZDV 600mg/hari DDC 2,5 mg/hari - Double : DDC + ZDV DDC + Saquinavir
2. Stadium lanjut a. Zidovudin (ZDV) : 1000 mg dalam 4-5 kg pemberian (BB 70 kg) b. Infeksi oportunistik
68
69