perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DALAM MENDUKUNG PROMOSI KOTA SOLO (Studi Deskriptif di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta)
SKRIPSI
Oleh: ANITA ARUM SARI K7408180
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DALAM MENDUKUNG PROMOSI KOTA SOLO (Studi Deskriptif di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta)
Oleh: ANITA ARUM SARI K7408180
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Anita Arum Sari. MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DALAM MENDUKUNG PROMOSI KOTA SOLO (Studi Deskriptif di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta). Skripsi; Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) mengetahui strategi media relations yang dijalankan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendukung promosi Kota Solo; 2) mengetahui proses media relations Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta; 3) mengetahui kegiatan media relations yang dilakukan di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendukung promosi Kota Solo. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan meliputi informan, tempat dan peristiwa, dan dokumen. Teknik pengambilan sampel mengunakan purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi dan catatan lapangan. Validitas data dengan trianggulasi sumber dan metode. Analisis data dengan menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian adalah : Strategi media relations yang dijalankan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta adalah : 1) membangun media center; 2) mengikutsertakan beberapa pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta untuk mengikuti pelatihan jurnalistik, fotografi; 3) mengupdate informasi terbaru tentang Pemerintah Kota Surakarta melalui facebook dan SMS; 4) menjalin hubungan baik dengan organisasi kewartawanan seperti PWI . Proses media relations Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta adalah : 1) perencanaan yang dilakukan satu tahun sebelumnya; 2) pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan; 3) evaluasi dari pelaksanaan rencana sudah sesuai apa belum dengan rencana yang telah ditetapkan sehingga depat menjadi pedoman untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Kegiatan media relations yang dijalankan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta adalah : 1) jumpa pers; 2) press tour; 3) press luncheon; 4) wawancara pers. Media yang digunakan untuk mempromosikan Kota Solo adalah : 1) surat kabar harian; 2) leaflet; 3) events; 4) brosur. Kata Kunci: media relations, humas pemerintahan, promosi
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Anita Arum Sari. MEDIA RELATIONS OF SURAKARTA CITY GOVERNMENT IN SUPPORTING THE PROMOTION OF SOLO CITY (A Descriptive Study on Public Relations and Protocol Division of Surakarta City Government). Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, July 2012. The objectives of research are: 1) to find out the media relations strategy taken by the Public Relations and Protocol Division of Surakarta City Government in supporting the promotion of Solo City; 2) to find out the media relations process in the Public Relations and Protocol Division of Surakarta City Government; 3) to find out the media relations activity undertaken by the Public Relations and Protocol Division of Surakarta City Government in supporting the promotion of Solo City. This study employed a descriptive qualitative research approach. The data source used included informant, place and event, and document. The sampling techniques used were purposive sampling and snowball sampling. Techniques of collecting data used were interview, observation, documentation and field note. The data validation was done source and method triangulation. The data analysis was done using an interactive model of analysis. The result of research showed that the media relations strategy undertaken by the in supporting the promotion of Solo City included: 1) to build media center, 2) to involve some employees of Public Relations and Protocol Division of Surakarta City Government in attending journalistic and photography training; 3) to update the recent information about Surakarta City’s Government through facebook and SMS; 4) to establish good relationship with journalist organization such as PWI. Meanwhile the media relations process in the Public Relations and Protocol Division of Surakarta City Government included: 1) planning that was conducted one year before; 2) implementation of plan; (3) evaluation on the plan implementation, whether or not it had been consistent with the predetermined plan so that it could become a guideline to do the next activity. The media relations activities undertaken by the Public Relations and Protocol Division of Surakarta City Government were: 1) press conference, 2) press tour, 3) press luncheon; and 4) press interview. The media used to promote Solo City were: 1) daily newspaper, 2) leaflet, 3) events, and 4) brochure.
Keywords: media relations, government public relations, promotion.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Ketekunan dan kebulatan tekad adalah kekuatan yang dahsyat untuk menjadi yang lebih baik.
(Peneliti)
Kejujuran adalah modal utama untuk menjadi orang besar.
(Peneliti)
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)
(QS. Al-Insyiroh : 6-7)
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(QS. Al Baqarah: 286)
” Belajar sebagai proses, tidak pernah dibatasi dimensi waktu dan tempat, sepanjang semuanya dalam kerangka Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah’”
(Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur kepada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk : Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan segalanya. Adik Kandungku Aditya Dwi Saputra yang tersayang. Seseorang yang telah mengisi hidupku dan memberi support dalam penyelesaian Skripsi ini (Rangga). Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. Bapak-Ibu Dosen PAP FKIP UNS Surakarta yang telah membimbing dalam meyelesaikan Skripsi. Teman-teman PAP A tercinta. Almamater. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah ikut berperan serta dalam membantu kelancaran penulisan Skripsi ini.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya tidak lupa peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui permohonan ijin menyusun skripsi. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi. 4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi. 5. Bapak Drs. Sutaryadi M. Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan, dan dukungan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Bapak Andre N. Rahmanto, S. Sos, M. Si, selaku Pembimbing II yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti. 8. Bapak Jackson A. Napitupulu, selaku Kepala Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di Bagian commit user Humas dan Protokol Pemerintah KotatoSurakarta. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dan wartawan media massa yang telah menjadi informan sehingga dalam penelitian dapat berjalan dengan lancar. 10. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan pilihan terbaik untuk saya dan menjadikan motivasi terbesar saya dalam menjadi yang terbaik. 11. Adikku tersayang Aditya Dwi Saputra yang selalu membawa keceriaan dalam hidup saya. Serta seluruh keluarga yang selalu memberikan doanya untuk saya. 12. Sahabat-sahabat dari kecil hingga dewasa saat ini, yang selalu memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, motivasi yang begitu luar biasa. 13. Rekan-rekan PAP 2008 yang selalu memberikan motivasi untuk menjadi yang terbaik di antara kalian semua. 14. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti harapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Surakarta,
Juli 2012
Peneliti
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………...
i
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………….
ii
HALAMAN PENGAJUAN …………………………………………
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………
iv
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….
v
HALAMAN ABSTRAK …………………………………………….
vi
HALAMAN MOTTO ………………………………………………..
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………..
ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………….
x
DAFTAR ISI …………………………………………………………
xii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………..
xiv
DAFTAR TABEL……………………………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………...
xvi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………...
1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………….
1
B. Perumusan Masalah …………………………………………
5
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………
5
D. Manfaat Penelitian …………………………………………..
6
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………….
7
A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………
7
1. Tinjauan Tentang Public Relations……………………...
7
2. Tinjauan Tentang Humas Pemerintahan………………..
13
3. Tinjauan Tentang Media Relations……………………...
15
4. Tinjauan Tentang Media Massa…………………………
25
5. Tinjauan Tentang Promosi……………………………….
28
6. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………..
31
B. Kerangka Berpikir…………………………………………… commit to user
33
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………...
35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………..
35
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ……………………………..
35
C. Data dan Sumber Data ……………………………………….
37
D. Teknik Sampling ……………………………………………...
39
E. Pengumpulan Data ……………………………………………
39
F. Uji Validitas Data ……………………………………………..
41
G. Analisis Data ………………………………………………….
43
H. Prosedur Penelitian …………………………………………...
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………….
47
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………………….
47
B. Deskripsi Temuan Penelitian …………………………………
63
C. Pembahasan …………………………………………………...
88
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN …………………
99
A. Kesimpulan …………………………………………………..
99
B. Implikasi ………………………………………………………
102
C. Saran …………………………………………………………..
103
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..
104
LAMPIRAN ………………………………………………………….
106
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2. 1. Arus Komunikasi dalam Media Relations ………………………
17
2. 2. Kerangkan Berpikir……………………………………………….
34
3. 1. Trianggulasi Sumber…….……………………………………......
42
3. 2. Trianggulasi Metode………………………………………………
42
3.3. Model Analisis Interaktif…………………………………………
44
3.4. Prosedur Penelitian…………………………………………….....
46
4. 1. Lambang Pemerintah Kota Surakarta......………………………..
53
4.2. Bagan Organisasi SETDA Kota Surakarta ………………………
59
4.3. Struktur Organisasi Bagian Humas dan Protokol Pemkota SKA..
62
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1 Rencana Dialog Interaktif Radio………………………………
commit to user
xv
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Jadwal Kegiatan Penelitian ……………………………………..
106
2. Daftar Informan Penelitian………………………………………
107
3. Pedoman Wawancara ……………………….…………………...
108
4. Hasil Wawancara ( Field Note )……………………………..…..
112
5. Deskripsi Hasil Observasi ……………..…………………….......
133
6. Peraturan Walikota Surakarta …….………………………………
134
7. Program Kegiatan Bagian Humas dan Protokol Pemkot SKA …..
150
8. Pers Release ..……………………………………………………..
156
9. Facebook Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta ………
158
10. Kliping Berita Media Massa …..………………………………….
159
11. Berita Media Massa yang Menyudutkan Pemkot SKA……………
196
12. Brosur Promosi Kota Solo…………………………………………
197
12. Foto Penelitian …………………………………………………….
200
13. Surat Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi ………………………
206
14. Surat Permohinan Ijin Research……………………………………
208
15. Surat Keterangan Telah Melakukan Research…………………….
210
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya bidang informasi dan komunikasi sangat pesat. Dengan adanya perkembangan tersebut maka kita dituntut untuk lebih bekerja keras dan kreatif agar dapat memajukan dan meningkatkan citra positif suatu instansi baik pemerintahan maupun non pemerintahan sehingga instansi tersebut semakin diikenal oleh masyarakat. Keberadaan humas dalam instansi pemerintahan merupakan suatu keharusan untuk mengemban tugas menyebarkan informasi dan kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan instansi pemerintahan tersebut. Salah satu kegiatan humas dalam memberikan informasi kepada masyarakat untuk memperoleh kepercayaan publik adalah kegiatan hubungan pers (media relations) yakni membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak dan media elektronik. Sementara itu, harus diakui bila selama ini peran dan fungsi humas di lingkungan pemerintahan masih sangat terbatas dan belum optimal. Alasannya karena keterbatasan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dari para pejabat humas itu sendiri dalam penguasaaan substansi tugas dan peran, kurangnya pejabat yang berkualifikasi kehumasan dari sisi pendidikan formal, serta masih terbatasnya pemahaman tentang arti dan fungsi dari humas itu sendiri. Di era sekarang ini media massa memliki peran yang sangat vital dalam setiap sendi kehidupan. Selain sebagai partner pembangunan, media massa juga sebagai jembatan arus informasi antara media massa dan pemerintahan, setiap instansi tentu telah memiliki lembaga kehumasan. Namun, banyak lembaga kehumasan pada setiap instansi pemerintahan tersebut yang ternyata belum berjalan maksimal. Hal tersebut dikarenakan commit to humas user itu sendiri oleh setiap aparatur, kurangnya pemahaman terhadap fungsi 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
hingga sekarang ini masih banyak pihak yang belum paham betul soal pers. Bahkan mereka mengatakan kehadiran rekan pers dianggap sangat berbahaya. Padahal media massa merupakan salah satu profesi yang penting untuk digandeng dalam setiap pembangunan. Jadi sangat ironis kalau ada pegawai pemerintah yang masih alergi dengan keberadaan pers. Kenyataannya, banyak humas pemerintah yang belum memahami tugas dan fungsinya. Humas pemerintah cenderung sebagai pelayan pejabat pemerintah yang bisa disuruh kesana kemari oleh kepala daerah, ketimbang menjadi pulic relations pemerintah. Bahkan humas pemerintah cenderung hanya sebagai tukang kliping surat kabar. Humas pemerintah seringkali tidak konsisten, kurang peka terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat luas. Hal ini lantaran humas pemerintahan tidak memahami dan kurang mengerti berbagai persoalan yang timbul akibat kebijakan yang ditetapkan pemerintah di lingkungannya. Kota Surakarta disebut juga dengan Kota Solo atau Sala adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Nama Kota Surakarta digunakan dalam konteks formal sedangkan nama Solo digunakan untuk konteks informal. Konteks formal adalah dalam konteks kepemerintahan kota, antara lain sebutan untuk Pemkot yaitu Pemerintah Kota Surakarta dan bagian-bagian yang ada disana juga menggunakan Kota Surakarta, sedangkan dalam konteks informal biasanya menggunakan kata Kota Solo, misalnya untuk mempromosikan kota juga menggunakan Kota Solo, untuk slogan juga ada kata Solonya. Pemerintah Kota Surakarta merupakan organisasi pelaksana dan penyelenggaran pemerintahan secara administratif. Dalam pelaksanaan kegiatan kesehariannya, Pemerintah Kota Surakarta tidak terlepas dari berbagai
bentuk
penentuan,
pelaksanan,
penerapan
program-program
kebijakan serta aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat kota Surakarta yang menjadi publik dari Pemerintah Kota Surakarta itu sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Peran dan fungsi media sebagai partner kerja dalam upaya penyebarluasan informasi dari berbagai kebijakan Pemerintah Kota Surakarta sangat
dibutuhkan
guna
tercapainya
suatu
pengetahuan,
pengertian,
pemahaman, dan keikutsertaan dari publik internal dan eksternal untuk mendukung keberadaan organisasi Pemerintah Kota Surakarta. Sedangkan fungsi media sebagai kontrol sosial menjadikan Pemerintah Kota Surakarta lebih “waspada” dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan fungsi dan perannya sebagai pihak yang menjalankan mandat dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), karena apapun yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta
selalu
diawasi
dan
harus
dipertanggungjawabkan
kepada
masyarakat. Seiring ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Surakarta dan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 19-B Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Sekretariat Daerah Kota Surakarta maka Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta sebagai Humas Institusi Pemerintah Kota Surakarta merupakan pihak yang berkewajiban untuk turut serta menjalin hubungan yang baik dengan publiknya dan memberikan informasi mengenai organisasi. Humas diharapkan mampu menjelaskan kepada publik apa yang diprogramkan pemerintah dengan melakukan pendekatan dan tehnik penyampaian yang berkenan terutama penyampaian informasi berkaitan dengan pihak pers. Tugas pokok yang diemban oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yaitu menyusun perumusan kebijakan pemerintah daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah di bidang publikasi, pengolahan informasi, analisis media, informasi, dan pelayanan tamu. Salah satu penyampaian informasi yang dilakukan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta adalah menyebarkan informasi kepada masyarakat luas khususnya masyarakat commit to user Kota Solo mengenai adanya slogan baru untuk Kota Solo yaitu Solo The Spirit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
of Java. Dengan adanya media relations maka diharapkan masyarakat mengetahui slogan tersebut dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Masyarakat diharapkan agar dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan pengertian slogan tersebut yaitu Solo Jiwanya Jawa, sehingga Kota Solo akan lebih dikenal oleh masyarakat luas dan salah satu alat untuk mendukung promosi Kota Solo adalah melalui media. Apabila ada wisatawan datang ke Kota Solo mereka dapat merasakan apa yang tertulis dalam slogan tersebut, sehingga para wisatawan akan merasa puas dengan apa yang ada di Kota Solo dan apabila mereka puas pastinya mereka akan bercerita kepada para saudara ataupun masyarakat yang tinggal ditempat asal mereka. Sehingga lewat tindakan yang nyata dari slogan tersebut maka para wisatawan dapat membantu untuk mempromosikan Kota Solo. Alasan peneliti tertarik melakukan peneitian ini karena pemerintah Kota Surakarta sedang gencar-gencarnya melakukan promosi. Pemerintah Kota Surakarta telah banyak mengadakan kegiatan yang dapat mendukung promosi Kota Solo, seperti karnaval ataupun yang lainnya. Kurangnya pengertian masyarakat mengenai slogan baru Kota Solo. Belum semua masyarakat mengetahui tentang slogan baru Kota Solo yaitu Solo The Spirit of Java, terutama masyarakat Kota Solo yang telah berada di pinggiran kota maupun yang berusia lanjut, karena mereka masih terpaku pada slogan Kota Solo yang lama yaitu BERSERI (Bersih Sehat Rapi dan Indah) serta tidak adanya wartawan internal di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yang mengakibatkkan pegawai humas merangkap tugas menjadi wartawan. Pemerintah Kota Surakarta khususnya Bagian Humas dan Protokol harus dapat membangun hubungan yang baik dengan media, hal itu sangat bergantung pada bagaimana cara berkomunikasi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dengan media, Bagian Humas dan Protokol harus dapat memahami karakteristik media dan kebutuhan media, selain itu Bagian Humas harus dapat mengatur strategi media relations yang akan dijalankan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
karena hal tersebut akan berpengaruh pada tujuan yang akan dicapai atau yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Media Relations Pemerintah Kota Surakarta Dalam Mendukung Promosi Kota Solo (Studi Deskriptif di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta).”
B. Perumusan Masalah Dengan adanya latar belakang di atas, maka penulis mengajukan pertanyaan penelitian berupa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi media relations yang dijalankan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendukung promosi Kota Solo? 2. Bagaimana proses media relations Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendukung promosi Kota Solo? 3. Apa bentuk kegiatan media relations yang dilakukan di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendukung promosi Kota Solo?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui strategi media relations yang dijalankan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendukung promosi Kota Solo. 2. Untuk mengetahui proses media relations Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendukung promosi Kota Solo. 3. Untuk mengetahui bentuk kegiatan media relations yang dilakukan di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendukung promosi Kota Solo. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis (Akademis) Dapat menambah wawasan dibidang kehumasan terutama mengenai hubungan dengan media massa (media relations). 2. Manfaat Praktis a. Dapat mengetahui hubungan antara Bagian Humas Pemerintah Kota Surakarta dengan media massa. b. Bagian Humas dapat mengetahui apakah pihak media massa sudah merasa puas dengan apa yang diberikan oleh pihak humas selama ini. c. Dapat memberikan masukan positif bagi Bagian Humas Pemerintah agar dapat lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Tinjauan Tentang Public Relations (Humas) a. Pengertian Public Relations Kegiatan
public
relations
yang
dalam
Bahasa
Indonesia
diterjemahkan dengan istilah Hubungan Masyarakat (HUMAS) tersebut berpusat pada komunikasi. Hal ini berarti bahwa tidak ada aktivitas atau kegiatan yang dilakukan tanpa komunikasi baik komunikasi langsung dan tidak langsung, karena dengan adanya komunikasi kita akan dapat menemukan persamaan ide dan pemikiran. Public relations identik dengan tugas-tugas menyampaikan informasi atau menjadi juru bicara. Ketercukupan informasi akan terwujud apabila public relations menyediakan saluran komunikasi yang terbuka dan memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah yang timbal balik. Menurut definisi kamus terbitan Institute Of Public Relations (dalam Anggoro, 2005:2), humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan khalayak. Dalam instansi pemerintah diperlukan adanya bagian public relations atau sering disebut dengan HUMAS, untuk dapat menyalurkan kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Terutama kebijakan-kebijakan yang dapat membangkitkan citra pemerintahan dan mendukung promosi pemerintah kota itu sendiri. Disamping itu, dengan adanya public relations diharapkan dapat menciptakan hubungan baik dengan publiknya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Harlow (dalam Ruslan, 2005:16) bahwa : Public relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan commit to user publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan, 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
dan kerjasama yang melibatkan manajemen dalam mengahadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta tehnik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. Menurut Grunig & Hunt (dalam Kriyantono, 2008:5) bahwa public relations adalah manajemen komunikasi antara organisasi dengan publiknya Hal senada juga disebutkan oleh Tony Greener yang menyatakan bahwa public relations adalah presentasi positif suatu organisasi kepada keseluruhan publiknya. Selain itu Cutlip, Center dan Broom (2006) menyatakan bahwa public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut (Kriyantono,2008:5). Sedangkan menurut Lattimore, Baskin, Heiman & Toth (2010) sebagai berikut : Public Relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi. Para praktisi public relations berkomunikasi dengan semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat. Mereka juga mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh serta pemahaman diantara organisasi dan masyarakat (hlm.4). Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa public
relations
adalah
upaya
membangun
komunikasi
dan
mempertahankan hubungan baik antara organisasi dengan publiknya.
b. Tujuan Public Relations Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai, dituju atau diraih. Tujuan merupakan sesuatucommit yang mengarah to user pada kegiatan public relations,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
sehingga tidak melenceng atau salah sasaran. Dalam pelaksanaannya public
relations
menggunakan
komunikasi
untuk
memberitahu,
mempengaruhi dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku publik sasarannya. Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan public relations pada intinya adalah good image (citra baik), goodwill (itikad baik), saling pengertian, saling mempercayai, saling menghargai dan toleransi. Menurut Kriyantono (2008), tujuan public relations antara lain : 1) Menciptakan pemahaman publik. 2) Membangun citra korporat. 3) Membangun opini publik yang mendukung. 4) Membentuk goodwill dan kerjasama. (hlm. 7) Oxley (1987) menyebutkan tujuan PR sesunggguhnya tidak bisa dilepaskan dari tujuan organisasi, mengingat PR adalah fungsi manajemen satu organisasi dan PR pun bekerja di dalam organisasi itu. Sedangkan tujuan kegiatan PR adalah mengikhtiarkan dan memelihara saling pengertian antara organisasi dan publiknya (Iriantara,2004:17). Sedangkan tujuan PR yang dirinci oleh Lesly (dalam Iriantara, 2004:17) adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Prestise atau citra yang favourable dan segenap faedahnya. Promosi produk atau jasa Mendeteksi dan menangani isu dan peluang Menetapkan postur organisasi ketika berhadapan dengan publiknya Good will karyawan atau anggota organisasi Mencegah dan memberi solusi masalah perburuhan Mengayomi good will komunitas tempat organisasi menjadi bagian di dalamnya 8) Good will para stakeholder dan konstituen 9) Mengatasi kesalahpahaman dan prasangka 10) Mencegah serangan 11) Good will para pemasok 12) Good will pemerintah 13) Good will bagian lain dari industri 14) Good will para dealer dan menarik dealer lain 15) Kemampuan untuk mendapatkan personel terbaik 16) Pendidikan publik untuk menggunakan produk dan jasa 17) Pendidikan publik untuk satu titik pandang commit to para user pendukung 18) Good will para pelanggan atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
19) Investigasi sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan 20) Merumuskan dan membuat pedoman kebijakan 21) Menaungi viabilitas masyarakat tempat organisasi berfungsi 22) Mengarahkan perubahan Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan tujuan dari public relations meliputi : 1) Membentuk goodwill publik. 2) Menciptakan pemahaman publik sehingga dapat mencegah terjadinya salah paham. 3) Membangun opini publik yang baik.
c. Fungsi Pulic Relations Selain mempunyai tujuan, humas atau PR juga berfungsi sangat penting dalam organisasi dan lembaga pemerintahan. Humas dituntut berperan dan berfungsi secara strategis dan profesional sehingga seorang humas haruslah memiliki kualifikasi yang memadai. Seorang humas hendaknya dapat memberi informasi pada publik mengenai langkahlangkah yang diambil pemerintah. Secara garis besar Kriyantono (2008) menyebutkan fungsi public relations adalah : 1) Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya. 2) Melayani kepentingan publik dengan baik. 3) Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (hlm.22). Menurut Bernay (dalam Ruslan,2005:18) terdapat 3 fungsi utama humas, yaitu : 1) Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2) Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3) Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/ lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Sedangkan menurut Cutlip dan Center (dalam Kriyantono,2008:22) fungsi public relations dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Menunjang kegiatan menajemen dan mencapai tujuan organisasi. 2) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada perusahaan. 3) Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan perusahaan untuk kepentingan umum. 4) Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan publik, baik internal maupun eksternal. Dari beberapa pendapat di atas mengenai fungsi dari public relations, dapat disimpulkan bahwa fungsi public relations adalah: 1) Menciptakan komunikasi yang harmonis dengan publik. 2) Melayani kepentingan publik. 3) Membina hubungan baik dengan publik.
d. Kegiatan dan Sasaran Public Relations Masyarakat menggantungkan diri untuk memperoleh kepuasan batin kepada instansi tersebut. Hal tersebut telah banyak membuat organisasi yang ada menyadari akan manfaat dari public relations (humas) di dalam sebuah organisasi. Selain itu humas juga berfungsi sebagai jembatan untuk membangun suasana yang kondusif dalam rangka menghadapi berbagai permasalahan yang ada antar berbagai stakeholders organisasi, baik internal maupun eksternal dalam rangka mempromosikan pemerintahan itu sendiri. Dalam menjalankan tugasnya, seorang humas harus dapat menjalankannya sesuai dengan sasaran yang mana telah ditentukan sebelumnya. humas harus dapat membedakan antara kegiatan yang berorientasi ke dalam dengan kegiatan yang berorientasi keluar. Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, di mana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan yang commit to user mungkin terjadi diantara keduanya. Secara definitif, humas adalah suatu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
fungsi manajemen yang bertujuan menjembatani antara organisasi dan stakeholder baik di luar maupun di dalam. Apa yang terjadi di organisasi, humas harus tahu. Humas harus mengetahui segala kebijakan dari organisasi. Jadi humas sebagai juru bicara pemerintah harus mengetahui segala kebijakan publik yang diambil itu dapat diimplementasikan dengan baik, sangat membutuhkan dukungan publik. Public Relations perlu direncanakan dalam suatu pendekatan manajemen kepada target-target publik tertentu. Menurut Anggoro (2005) public relations adalah significancy public, yaitu khalayak sasaran yang disebut “stakeholders”. Terdapat 2 sasaran pekerjaan public relations yaitu : 1) Hubungan ke luar (eksternal public relations) Publik dari luar organisasi namun memiliki kepentingan pada organisasi. Misalnya masyarakat sekitar, pers atau wartawan. 2) Hubungan ke dalam (internal public relations) Publik internal meliputi publik yang ada di dalam organisasi atau perusahaan tersebut (hlm.59) Baik publik internal dan eksternal sama-sama penting untuk mencapai tujuan, karena itu membangun hubungan baik dengan publik dipandang sangat perlu. Menjalin hubungan dengan media merupakan salah satu cara untuk menjaga, meningkatkan dan mempromosikan organisasi kepada masyarakat. Menurut Fayol (dalam Ruslan, 2005:23) kegiatan dan sasaran public relations adalah sebagai berikut : 1) Membangun identitas dan citra perusahaan. a) Menciptakan identitas perusahaan yang positif. b) Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak. 2) Menghadapi krisis. a) Menangani keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of image yang bertugas memperbaiki krisis. 3) Mempromosikan aspek kemasyarakatan. a) Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik. b) Mendukung kegiatan sosial anti merokok, serta commitkampanye to user menghindari obat-obatan terlarang, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan kegiatan dan sasaran public relations ada 2 yaitu : 1) Stakeholder eksternal Stakeholder yang ada di luar lingkungan sekitar. Seperti press atau wartawan dan masyarakat, pers berguna untuk mempromosikan kepentingan atau kebijakan yang menyangkut publik sedangkan masyarakat berguna untuk menjalankan kebijakan yang baru. 2) Stakeholder internal Stakeholder yang berada di dalam organisasi atau lembaga tersebut. seperti pegawai atau karyawan, mereka berguna membantu direksi atau pimpinan mengambil keputusan.
2. Humas Pemerintahan Humas pemerintahan pada dasarnya tidak bersifat politis, dimana bagian humas tersebut dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Humas yang terdapat dalam instansi pemerintahan tidak menuntut adanya unsur komersial, walaupun humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan pada public services atau demi meningkatkan pelayanan umum. Melalui unit atau program kerja humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban kepemerintahannya. Menurut Dimock dan Koening (dalam Ruslan 2005:338), pada umumnya tugas dari pihak humas instansi atau lembaga pemerintahan, yaitu sebagai berikut: a. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
b. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program pembangunan di berbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik serta menjaga stabilitas dan keamanan. c. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing. Sedangkan Gordon (2011), merangkum tugas-tugas seorang humas pemerintah sebagai berikut : a. Memberi informasi konsisten tentang aktivitas pemerintah. b. Memastikan kerjasama aktif dalam program pemerintah, voting dan kepatuhan kepada program aturan-kewajiban menggunakan sabuk pengaman, dilarang merokok. c. Mendorong warga mendukung kebijakan dan program yang ditetapkan, sensus, program pengawasan keamanan lingkungan, bantuan untuk pertolongan bencana. d. Melayani sebagai advokat publik untuk administrator pemerintah, menyampaikan opini publik kepada oembuat keputusan, mengelola isu publik didalam organisasi. e. Mengelola informasi internal. f. Memfasilitasi hubungan media dan menjaga hubungan dengan pers lokal. g. Membangun komunitas dan bangsa, menggunakan kampanye kesehatan publik dengan dukungan pemerintah dan program keamanan publik lainnya serta mempromosikan berbagai program sosial dan pembangunan. Ruslan (2005), mengemukakan empat macam tugas pokok humas pemerintah sebagai berikut : a. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat. b. Kegiatan memberikan nasihat/sumbang saran mengenai apa yang dilakukan oleh lembaga pemerintah. c. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara publik dengan para aparat pemerintahan. d. Memberikan penerangan/informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintah yang bersangkutan (hlm.338). Selain itu, dalam A Public and Media Relations Handbook for Local Government menyebutkan bahwa pemerintah daerah harus bersedia untuk berbagi informasi dan untukcommit menggunakan to user gaya kerja yang terbuka dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
transparan. Penyediaan informasi yang efektif merupakan dasar untuk membangun hubungan positif di antara para pejabat terpilih lokal, staf pemerintah, dan warga negara. Penduduk setempat yang kurang informasi tentang kegiatan pemerintah daerah tidak akan dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Sebagai contoh, Turpanjian Center for Policy Analysis (TCPA) di American University di Armenia melaporkan bahwa, survei pada tahun 2004 oleh warga masyarakat terhadap 12 program kota, 54,3 persen dari warga yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka bisa memainkan sebuah peran yang lebih aktif dalam kehidupan masyarakat jika mereka memiliki informasi lebih lanjut tentang kegiatan pemerintah daerah. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan tugas humas pemerintah yaitu: 1) Memberi informasi kepada masyarakat mengenai kebijakan yang telah diambil sehingga masyarakat mengetahui dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 2) Menjalin hubungan yang harmonis dengan media dan masyarakat (publiknya). 3) Mendorong masyarakat untuk dapat mengaplikasikan suatu kebijakan yang telah diambil pemerintah.
3. Tinjauan Tentang Media Relations a. Pengertian Media Relations Media massa bukan hanya memberitakan manusia dan peristiwa, organisasi juga menjadi salah datu sumber pemberitaan media massa. Media merupakan jalur terpenting dalam kegiatan public relations. Organisasi akan menjadi bahan pemberitaan karena organisasi tersebut sudah menjadi bagian dari publik dan kepentingan publik. Publik ingin mengetahui apa yang terjadi pada organisasi tersebut maka organisasi memerlukan seorang humas. Seorang humas harus dapat bekerja keras commit to user agar dapat mendorong media untuk memuat suatu pendapat yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
dijadikan bahan berita. Bagi seorang wartawan, berita adalah cerita yang menarik perhatian pembaca, pemasang iklan, membawa misi tertentu,dan sebagainya. Dengan cara seperti inilah seorang humas akan dapat membina hubungan yang baik dengan pihak media. Untuk melakukan itu semua maka harus mengetahui sifat media. Jika tidak, akan sulit mencapai tujuan dan hanya akan membuang-buang waktu dan uang. Membangun hubungan baik dengan media massa sangatlah penting. Dengan adanya hubungan baik tersebut maka media masa dapat dijadikan mitra untuk memaksimalkan pengkomunikasian, informasi, citra atau gagasan yang berasal dari organisasi kepada publik-publiknya. Media relations dijalankan untuk melayani publik, karena media massa mempunyai kemampuan membentuk opini publik. Dengan adanya bagian humas maka diharapkan kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah dapat disalurkan kepada masyarakat melalui bantuan media. Untuk itu perlu diketahui pengertian dari media massa agar tidak salah memahami pengertian tersebut. Menurut Avrerill (dalam Iriantara, 2011:28) bahwa Media relations sebagai salah satu bagian dari public relations yang merupakan sarana yang sangat penting dan efisien”. Media relations penting karena akan menopang keberhasilan program, dan efisien karena tidak memerlukan banyak daya dan dana untuk menginformasikan program yang hendak dijalankan dengan menggunakan teknik publisitas. Sedangkan Lesly menjelaskan “Media relations sebagai pekerjaan humas yang berhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap organisasi” (Iriantara, 2011:29). Dari uraian diatas dapat dilihat keterkaitannya untuk membentuk pengertian media relations, bahwa media relations itu berkenaan dengan media komunikasi. Media komunikasi diperlukan karena menjadi sarana yang sangat penting dan efisien dalam berkomunikasi dengan publik (masyarakat luas). Agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik maka organisasi harus dapat merespon commit to user baik semua kepentingan media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
massa tersebut. Dengan respon yang baik maka tujuan atau program akan tercapai dengan baik. Dengan kata lain media relations adalah usaha untuk menjalin hubungan dengan media, tujuannya mempromosikan organisasi melalui media massa. Media relations itu pada dasarnya berkenaan dengan pemberian informasi atau memberi tanggapan pada media pemberitaan atas nama organisasi. Media relations merupakan komunikasi dua arah. Bukan hanya menyampaikan informasi kepada publik, tetapi juga menyimak informasi yang berasal dari publik. Informasi yang datang dari publik pada organisasi bukan hanya umpan balik tetapi juga pernyataann aspirasi, harapan atau keinginan maupun kritik terhadap organisasi. Secara sederhana, arus komunikasi dalam praktik media relations itu akan muncul seperti berikut ini: Media Massa
Publik-publik
Organisasi
Gambar 2.1 Arus Komunikasi dalam Media Relations (Sumber : Iriantara, 2011 :31) Gambar 2.1 menunjukkan bahwa, organisasi menyampaikan informasi, gagasan atau citra melalui media massa kepada publik. Sedangkan publik, bisa menyampaikan aspirasi, harapan, keinginan atau informasi melalui media massa pada organisasi. Namun publik juga bisa menyampaikan secara langsung melalui saluran komunikasi yang tersedia antara publik dan organisasi. Dengan demikian, media relations bisa diartikan bagian dari public commit to hubungan user relations yang mengembangkan baik dengan media atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
publisitas antara organisasi dengan publiknya untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Manfaat Media Relations Melalui pelaksanaan media relations, maka hubungan antara organisasi dengan media diwakili oleh praktisi humas dengan wartawan, dan diharapkan akan lebih baik dan positif. Menurut Wardhani (2008), manfaat media relations antara lain : 1) Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dengan media massa. 2) Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghargai dan menghormati serta kejujuran dan kepercayaan. 3) Penyampaian atau perolehan informasi yang akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi publik (hlm.14). Menurut Iriantara (2011), berpendapat bahwa : Media massa menjadi penting bagi kegiatan dan program PR lantaran media massa memang memiliki kekuatan. Bukan hanya sekedar menyampaikan pesan kepada jutaan khalayak sekaligus. Tetapi lebih karena media menjalankan fungsi mendidik, mempengaruhi, menginformasikan dan menghibur. Dengan fungsi seperti itu maka media massa memliki potensi untuk membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat dan perilaku, mendorong tindakan (hlm.12). Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari media relations adalah untuk menyampaikan informasi (kebijakan) yang akurat sehingga publik atau khalayak dapat mengubah sikap dan mendorong kebijakan yang telah disampaikan. c. Tujuan Media Relations Instansi yang menjalankan program media relations, pada umumnya adalah instansi yang sangat membutuhkan dukungan media massa dalam pencapaian tujuan organisasi. Menurut Wardhani (2008), secara rinci tujuan media relations bagi organisasi adalah : 1) Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan, serta to user baik untuk diketahui publik. langkah organisasicommit yang dianggap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
2) Memperoleh tempat dalam pemberitaan media secara objektif, wajar dan berimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan organisasi. 3) Memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi. 4) Melengkapi data bagi pimpinan organisasi untuk keperluan kebijaksanaan. 5) Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi saling percaya dan menghormati (hlm.13). Sedangkan menurut Iriantara (2011), tujuan menjalin hubungan dengan media itu bukan hanya demi menjalankan peran PR sebagai “pemadam kebakaran” atau sebagai solusi setelah timbul masalah, melainkan terus dipelihara sepanjang organisasi itu ada (hlm.13). Dari pendapat yang diungkapkan oleh Diah Wardhani dan Yosal Iriantara dapat disimpulkan bahwa tujuan dari media relations adalah mewujudkan hubungan yang harmonis sehingga dapat menjadi solusi apabila timbul masalah sehingga memperoleh publisitas seluas mungkin.
d. Proses Media Relations Kegiatan media relations sebagai salah satu kegiatan PR, dilaksanakan melalui tahapan-tahapan dalam proses PR. Proses PR itu mencakup penelitian, perumusan masalah, perencanaan, aksi dan komunikasi serta evaluasi. Sedangkan Iriantara merangkum tahapantahapan dalam proses media relations yaitu mencakup perencanaan, implementasi dan evaluasi (2011). 1) Perencanaan Perencanaan pada dasarnya merupakan usaha mewujudkan sesuatu agar terjadi atau tidak terjadi di masa depan. Dalam kegiatan perencanaan biasanya diperhitungkan tindakan yang akan dilakukan dan sumber data yang diperlukan seperti sumber daya manusia dan sumber daya financial. Itu sebabnya dalam perencanaan, selain diperhitungkan aspek-aspek internal organisasi juga diperhitungkan aspek-aspek eksternal organisasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
2) Implementasi Suatu perencanaan yang baik, berarti perencanaan tersebut sudah menyelesaikan separuh pekerjaan, namun tidak berarti dengan selesainya sebuah rencana langkah berikutnya adalah berdiam diri. Perencanaan
merupakan
pedoman
untuk
melakukan
tindakan.
Program/kegiatan media relations, misalnya dijalankan dengan mengacu pada perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya. Satu hal yang penting dilakukan dalam implementasi rencana adalah melakukan monitoring. Pada dasarnya monitoring merupakan bentuk kontrol dan pengumpulan informasi mengenai tahapan pencapaian tujuan sebuah program/kegatan. Berdasarkan monitoring bisa diketahui apakah satu program berjalan baik atau tidak. Monitoring juga diperlukan untuk mengontrol pelaksanaan kegiatan. Kontrol atau pengendalian tersebut diperlukan mengingat kemungkinan apa yang sedang berjalan tersebut tidak sesuai dengan perencanaan semula. Implementasi rencana itu pada dasarnya akan melibatkan sumber daya manusia, metode atau tehnik yang digunakan dalam bekerja, dan bentuk pekerjaan yang harus dilakukan. 3) Evaluasi Evaluasi merupakan keharusan apabila satu program atau kegiatan PR sudah diselesaikan. Melalui evaluasi itulah dapat diketahui bagaimana efektivitas program/kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut
Lindenmann
(dalam
Iriantara,2011:67)
menyebutkan bahwa evaluasi PR adalah setiap dan semua penelitian yang dirancang untuk menentukan efektivitas relatif sebuah program kegiatan, atau strategi berdasarkan jumlah yang sudah ditetapkan sebelumnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Ada 4 komponen penting yang harus diperhitungkan dalam mengevaluasi program komunikasi atau program PR organisasi. Keempat komponen itu mencakup : a) b) c) d)
Menetapkan sasaran dan tujuan komunikasi yang spesifik dan terukur. Mengukur keluaran komunikasi. Mengukur hasil dan dampak komunikasi. Mengukur dampak institusional. Sedangkan menurut Zarriyati, proses media relations adalah
sebagai berikut : 1) Fact Finding (identifikasi masalah) Fact Finding merupakan kegiatan untuk mencari dan mengumpulkan data atau fakta sebelum melakukan tindakan. 2) Planning (perencanaan) Perencanaan program kerja biasanya dibuat dengan menyesuaikan penemuan fakta dan masalah serta mengetahui secara optimal situasi dan perkembangan yang ada dalam perusahaan atau instansi. 3) Actions & Communications (aksi dan komunikasi) Sebagai tindak lanjut dari tahap perencanaan dan pengambilan keputusan yaitu suatu proses pengkomunikasian yang sering dilakukan pada praktik pelaksanaanya dengan menerapkan strategi komunikasi dengan media relations. 4) Evaluating (evaluasi) Evaluasi program yaitu kegiatan mengevaluasi strategi media relations yang telah dilakukan humas, apakah tujuan tersebut sudah tercapai atau perlu menggunakan cara lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik (2010).
Dari kedua pendapat di atas mengenai proses media relations, dapat ditarik kesimpulan bahwa proses media relations meliputi : 1) Identifikasi dan perumusan masalah 2) Perencanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
3) Menjalankan rencana 4) Evaluasi
e. Strategi Media Relations Memahami startegi media relations sangat penting. Secara umum kegiatan media relations itu bisa dikategorikan menjadi publisitas dan periklanan. Keduanya tidak selalu menggunakan media massa untuk menyampaikan pesan pada publik dan stakeholder organisasi. Adapun strategi media relations menurut Iriantara, adalah sebagai berikut : 1) Mengelola relasi Melalui
kegiatan
PR,
organisasi
berkomunikasi
dan
membangun atau memelihara relasi dengan publiknya. Menjalin relasi yang baik dengan media dimaksudkan agar organisasi dapat berkomunikasi dengan baik dengan publik-publiknya, sekaligus mendengar suara dari publik-publiknya. Oleh karena itu, dalam media relations harus dapat menjalin hubungan baik dengan media massa, karena hal tersebut akan dapat menunjang kegiatan PR. Keberhasilan kegiatan PR maka organisasi akan berhasil yaitu dengan adanya pemberitaan yang sering disiarkan oleh media. 2) Mengembangkan strategi Setelah hubungan relasi dengan media massa terjalin dan terpelihara dengan baik, maka selanjutnya melakukan kegiatan strategi media relations organisasi. Strategi ini pada dasarnya adalah strategi untuk berkomunikasi dengan publik-publik yang menjadi khalayak sasaran kegiatan komunikasi relasi satu organisasi melalui praktik PR khususnya media relations. Startegi media relations merupakan sekumpulan kebijakan dan taktik yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan kegiatan media commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
relations khususnya dan PR pada umumnya yang tentunya diacukan pada tujuan organisasi. 3) Mengembangkan jaringan Pengembangan jaringan merupakan aspek pokok dalam media relations organisasi. Salah satu cara yang dapat dignakan untuk mengembangkan jaringan tersebut adalah memasuki organisasiorganisasi profesi atau memliki kontak dengan organisasi profesi. Bukan hanya jaringan relasi dengan sesama wartawan dan media massa, melainkan juga jaringan relasi dengan pihak lain yang pernah menjadi sumber beritanya (2011). Sedangkan strategi media relations yang diungkapkan oleh Yusuf (2011) dalm blognya adalah sebagai berikut : 1) Embedded Media Strategy Mengikutsertakan media dalam forum informal diskusi, coffee morning, forum hobby, mengirimkan email/contact person secara rutin, mengenal wartawan secara personal, dan sebagainya. 2) Media Gathering Strategy Merancang acara khusus (cenderung informal), sebagai saranan pertemuan atau silaturahmi untuk mempererat hubungan dengan media/wartawan. Contoh: kunjungan ke redaksi media. 3) Embargo Media Strategy Membantu kerja media/wartawan dalam proses produksi berita dengan memberikan informasi/data seawal mungkin dengan limit waktu penyajian berita yang sudah disepakati. Contoh: pengiriman press release/kit dan undangan peliputan. 4) Media Briefing Strategi Melakukan briefing /pengarahan kepada pihak media/wartawan untuk memberikan latar belakang informasi serta aturan dalam peliputan. Tujuannya, meminimalisir perbedaan persepsi/interpretasi. Contoh: press conference/tour dilengkapi press release. Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi media relations meliputi : 1) Mengelola relasi, dapat dijalankan dengan cara mengikutsertakan media dalam diskusi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
2) Mengembangkan strategi, dapat dijalankan dengan cara melakukan pengarahan kepada pihak media untuk memberikan latar belakang informasi serta aturan dalam peliputan. 3) Mengembangkan jaringan, dapat dijalankan dengan cara mengunjungi redaksi media sehingga dapat menjalin silaturahmi untuk mempererat hubungan dengan wartawan.
f. Bentuk Kegiatan Media Relations Menurut Ruslan (2005), kegiatan yang berkaitan dengan media relations adalah : 1) Konferensi press, yaitu suatu pertemuan khusus dengan pihak pers yang bersifat resmi atau sengaja diselenggarakan oleh pejabat humas, yang bertindak sebagai narasumber dalam upaya menjelaskan suatu rencana atau permasalahan tertentu yang tengah dihadapi. 2) Wisata pers, sejumlah wartawan berasal dari berbagai media massa yang telah dikenal baik oleh humas bersangkutan diajak wisata kunjungan ke suatu event khusus, atau peninjauan ke luar kota bersama dengan pajabat instansi atau pimpinan perusahaan sebagai pengundang selama lebih dari satu hari, untuk meliput secara langsung mengenai kegiatan tertentu. 3) Resepsi pers, yaitu jamuan wartawan bersifat sosial, menghadiri acara resepsi tertentu baik formal maupun informal. 4) Taklimat pers (press briefing), acara ini mirip dengan suatu diskusi aatu berdialog, saling memberikan masukan atau informasi cukup penting bagi kedua belah pihak. Pihak waratwan akan diberikan kesempatan untuk menggali seluas-luasnya mengenai suatu informasi, masalah yang sedang actual dan factual, kemudian diharapkan wartawan mempunyai pengetahuan lebih baik. 5) Wawancara pers, biasanya inisiatif wawancara datang dari pihak wartawan setelah melalui perjanjian atau konfirmasi dengan narasumbernya. Narasumber yang diwawancarai tersebut terbatas, mungkin hanya satu atau dua orang untuk dimintakan pendapat, komentar, keterangan dan sebagainya tentang masalah yang tengah actual dan faktual. 6) Pertemuan press gathering, yaitu pertemuan secara informal, khususnya hubungan antara pihak praktisi humas dan wartawan media massa dalam suatu acara sosial keagamaan dan aktivitas olahraga. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Sedangkan menurut Soemirat dan Ardianto (2008) dalam upaya membina pers, maka humas akan melakukan berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan pers antara lain ; 1) Konferensi press, temu pers atan jumpa pers yaitu diberikan secara stimulan oleh seorang pejabat pemerintah atau swasta kepada sekelompok wartawan, bahkan bisa ratusan wartawan sekaligus. 2) Press briefing, yaitu diselenggarakan secara regular oleh seseorang pejabat humas. Dalam kegiatan ini disampaikan informasiinformasi mengenai kegiatan yang baru terjadi kepada pers, juga diadakan tanggapan atau pernyataan bila wartawan belum puas dan menginginkan keterangan lebih rinci. 3) Press tour, yaitu diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk mengunjungi daerah tertentu dan mereka pun (pers) diajak menikmati objek wisata yang menarik. 4) Press release atau siaran pers sebagai publisitas, yaitu media yang banyak digunakan dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan berita. 5) Special event yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan humas yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan, mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera publik. 6) Press luncheon yaitunpejabat humas mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil media massa/wartawan, sehingga pada kesempatan ini pihak pers bisa bertemu dengan top management perusahaan/lembaga guna mendengarkan perkembangan perusahaan atau lembaga tersebut. 7) Wawancara pers yaitu sifatnya lebih pribadi,lebih individual. Humas atau top management yang diwawancarai hanya berhadapan denagn wartawan yang bersangkutan. Dari bentuk-bentuk kegiatan media relations yang dikemukakan oleh Rosady Ruslan dan Soemirat, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan media relations meliputi konferensi press, wisata press (press tour), resepsi pers, press briefing, press release, press luncheon, special event, wawancara pers, dan pertemuan press gathering.
4. Tinjauan tentang Media Massa a. Pengertian Media Massa Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia (2011) dijelaskan bahwa commit to user media massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media massa secara khusus didesain
untuk
mencapai
masyarakat
yang
sangat
luas.
Dalam
pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjaadi media. Sedangkan menurut Oemar Seno Adji, pengertian pers adalah : 1) Pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengan kata tertulis 2) Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass communications yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pers berarti sebagai berikut : 1) Alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar 2) Alat untuk menjepit atau memadatkan 3) Surat kabar dan majalah yang berisi berita 4) Orang yang bekerja di bidang persurat kabaran. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media massa atau pers adalah komunikasi massa dimana didalamnya terdapat kegiatan mencari, memperoleh, menginformasikan baik dalam bentuk tertulis maupun lisan.
b. Jenis-Jenis Media Massa Pada umumnya ada dua jenis media yang sering dipergunakan dalam aktivitas publikasi public relations. Dalam instansi pemerintah juga terdapat dua jenis media tersebut yang ada di bagian humas. Jenis media merupakan prioritas utama untuk mempublikasikan dan menyampaikan pesan-pesan atau informasi secara luas mengenai aktivitas humas kepada pihak publik sasarannya. Kalsifikasi media tersebut adalah sebagai berikut: 1) Media cetak yang bersifat komersial, misalnya surat kabar harian, tabloid, majalah berita atau hiburan yang terbitannya secara berkala mingguan dan bulanan, tersebar luas dan dibaca oleh masyarakat commit to user umum.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
a) Kelebihan media cetak adalah harganya murah, berita menyeluruh, lengkap dan dapat
menyebar secara cepat serta efektif,
jangkauannya luas mencakup para pembaca yang terbesar diberbagai tempat dalam waktu bersamaan. b) Kelemahan media cetak adalah komunikasi searah, umur atau jangka waktu berlakunya realtif pendek. 2) Media elektronik, seperti stasiun radio dan TV, baik milik pemerintah (TVRI dan RRI) maupun stasiun TV swasta komersial (RCTI, SCTV, TPI, ANTV dan Indosiar, termasuk stasiun TV baru lainnya seperti Metro TV, Trans TV, TV-7, dan Global TV) dan radio swasta niaga lainnya yang mempunyai pendengar atau pemirsa dalam jumlah yang besar dan terbesar di seluruh Indonesia. a) Kelebihan dari media elektronik adalah pesannya mudah diterima dan diingat pemirsanya, serta kecepatan penyampaian berita dan daya pengaruhnya cukup tinggi. b) Sedangkan kelemahan dari media elektronik adalah relatif lebih mahal, pengaruhnya langsung khususnya dapat bersifat negatif. Penyampaian pesan atau beritanya tidak menyeluruh karena jam siarannya harus menghemat waktu sangat ketat dan biasanya dihitung per detik (Ruslan, 2005). Sedangkan Wikipedia Bahasa Indonesia membedakan jenis media massa kedalam 2 kategori, yaitu : 1) Media massa tradisional Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa. Secara tradisional media massa digolongkan sebagai berikut: surat kabar, majalah, radio, televisi, film (layar lebar). Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti: a) Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan b) Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu. c) Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima. user dan penerima sedikit. d) Interaksi antaracommit sumbertoberita
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
2) Media massa modern Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan kedalam media massa seperti internet dan telepon seluler. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti: a) Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya) b) Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual c) Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu d) Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam e) Penerima yang menentukan waktu interaksi. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis media massa ada 3 yaitu: 1) Media cetak Alat komunikasi massa yang berbentuk tulisan. Misalnya surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain. 2) Media elektronik Alat komunikasi massa yang dalam penyampaian informasi atau berita menggunakan suatu media elektronik tertentu. Misalnya radio dan TV. 3) Media massa modern Alat komunikasi massa yang telah mengikuti perkembangan teknologi yang ada saat ini. Misalnya melalui internet dan telepon seluler.
5. Tinjauan tentang Promosi a. Pengertian Promosi Promosi identik didefinisikan kegiatan yang berkaitan dengan atau sering dilakukan oleh perusahaan, tetapi tidak hanya perusahaan saja yang dapat menggunakan promosi untuk menawarkan produk atau jasa yang mereka miliki, melainkan dalam instansi pemerintahan juga dapat menggunakan kata promosi dalam kegiatan tertentu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Menurut
Kotler
(1997),
(dalam
Rangkuti
2009:177)
mendefinisikan promosi sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen agar membelinya. Sedangkan Lupiyadi (2001) mendefinisikan promosi sebagai salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan untuk memasarkan produk jasa (dalam Rangkuti 2009:177). Dalam instansi pemerintah diperlukan adanya seseorang yang dapat mempromosikan pemerintahan itu sendiri terutama kota dimana mereka tinggal. Untuk itu instansi pemerintah membutuhkan seorang humas untuk melakukan kegiatan tersebut. Dengan adanya promosi mengenai kota itu maka akan banyak wisatawan dalam negeri maupun luar negeri yang berminat untuk mendatangi kota tersebut. Promosi hendaknya dilakukan dengan menggunakan bantuan media agar masyarakat luas dapat mengetahuinya. Promosi yang identiknya diartikan dengan upaya memberitahu atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Tetapi, promosi di sini diartikan dengan kegiatan untuk memberitahu kepada masyarakat luas mengenai apa yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun memberitahu tentang kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah sehingga masyarakat mengetahuinya.
b. Macam-macam Media Promosi Dalam melakukan kegiatan promosi, sebuah organisasi atau perusahaan sering dibantu atau memerlukan sebuah media promosi. Media promosi digunakan untuk mempermudah promosi yang dijalankan oleh organisasi. Terdapat 2 macam media promosi, yaitu media promosi yang mewakili ukuran besar dan media promosi yang mewakili ukuran kecil. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Media promosi yang mewakili ukuran besar antara lain surat kabar harian, sedangkan media promosi yang mewakili ukuran kecil antara lain pamflet atau brosur, booklet, katalog, leaflet, dan sebagainya. 1) Surat kabar harian adalah media promosi yang berukuran besar dan terbitannya secara berkala mingguan dan bulanan, tersebar luas dan dibaca oleh masyarakat umum. 2) Pamflet atau brosur yaitu terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Pada umumnya, pamflet dicetak dengan kualitas bagus karena dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap layanan atau produk yang diinformasikan dalam pamflet tersebut. 3) Booklet yaitu media promosi yang Terdiri dari beberapa halaman dan seringkali memiliki sampul, halaman judul, dijilid baik secara sederhana menggunakan staples maupun dijilid dengan hiasan misalnya menggunakan ring. 4) Katalog merupakan media promosi ini biasanya memuat informasi yang cukup lengkap. Media ini cocok digunakan untuk menawarkan produk yang disertai dengan diskon yang akan diperoleh apabila membeli produk tersebut. 5) Leaflet merupakan media promosi yang biasanya terdiri dari satu lembar saja dengan cetakan dua muka. Namun yang khas dari leaflet adalah adanya lipatan yang membentuk beberapa bagian leaflet seolah-olah merupakan panel atau halaman tersendiri. Selain media tersebut diatas, menurut Ruslan (2005) promosi juga dapat dilakukan melalui mengadakan kegiatan khusus (event) atau pameran. 1) Events Dengan menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus (events) merupakan salah satu kiat untuk menarik perhatian media pers dan publik terhadap perusahaan atau organisasi tertentu yang akan ditampilkan dalam acara tersebut. Kegiatan tersebut diharapkan mampu memuaskan pihakpihak lain yang terlibt atau terkait untuk berperan serta dalam suatu kesempatan pada acara khusus, baik untuk meningkatkan pengetahuan, pengenalan, maupun upaya pemenuhan selera dan menarik simpati atau empati (hlm.225) 2) Pameran Pameran secara komunikologis yaitu menyebarkan suatu pesan, informatif, persuasif, dan sebagai sarana komunikasi yang membuat public tetap menjadi ingat dan mengerti tentang apa yang ingin ditampilkan pada suatu pameran tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Pameran adalah kegiatan yang menunjukkan sesuatu kepada orang banyak mengenai kelebihan dan keunggulan yang dimiliki sesuatu tersebut (hlm.232). Dari pendapat kedua para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa macam-macam media promosi meliputi surat kabar, pamflet, booklet, katalog, leaflet, event, dan pameran. 6. Tinjauan terhadap Hasil Penelitian yang Relevan Sebagaimana yang ditulis oleh Syukri (2008) dalam Jurnal Penelitian Teroka Riau Vol.VIII No.4 September 2008 dengan judul Pengaruh Media Massa dan Media Elektronik Dalam Mensosialisasikan Masyarakat di Provinsi Riau, menyatakan sebagai berikut : Fakta menunjukkan bahwa media massa dan media elektronik sangat digemari masyarakat baik di Provinsi Riau maupun daerah lainnya di Indonesia baik di daerah kabupaten maupun diperkotaan. Ini banyak dikonsumsi oleh baik tua maupun muda. Namun hal itu sangat besar pengaruhnya bagi bangsa Indonesia umumnya dan penduduk Riau khususnya. Pengaruhnya sangat besar disamping untuk menambah pengetahuan maupun sekedar mengetahui informasi pada suatu daerah baik di Provinsi Riau maupun di daerah lainnya di Indonesia, seperti di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Baru-baru ini Gubernur Riau mencanangkan Gerakan Gemar Menbaca bagi anak-anak sekolah baik SD, SMP, dan SLTA sampai perguruan tinggi dengan gerakan membaca ini akan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas di Provinsi Riau yang merupakan generasi penerus bangsa ini. Dari jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa media massa baik cetak maupun elektronik sangat berpengaruh bagi masyarakat baik di daerah Kabupaten maupun di perkotaan. Pengaruhnya sangat besar disamping untuk menambah pengetahuan maupun hanya sekedar mengetahui informasi pada suatu daerah. Dari sini dapat diketahui bahwa dalam Pemerintah Kota Surakarta peran petugas media sangat diperlukan untuk menyebarkan kebijakankebijakan yang telah diambil oleh Pemerintah Kota Surakarta sehingga seluruh masyarakat khususnya masyarakat Kota Solo akan mengetahuinya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Apabila masyarakat mengetahuinya maka masyarakat diharapkan dapat mendukung apa yang telah diputuskan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Selain itu, dalam Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik dengan judul Peranan Humas Dalam Rangka Promosi Pariwisata Kota Manado yang ditulis oleh Rondonuwu salah satu dosen jurusan komunikasi Universitas Sam Ratulangi Manado, dalam kesimpulannya menyatakan : Dari hasil analisis korelasi memperlihatkan bahwa ada korelasi anatra peranan hubungan msayrakat dengan promosi pariwisata Kota Manado. Derajat hubungan antara peranan humas dengan promosi pariwisata Kota Manado berada pada kategori hubungan yang cukup berarti. Disamping itu kemampuan variabel peranan hubungan masyarakat pengaruhnya terhadap promosi pariwisata adalah sebesar 49% sedangkan sisanya 51% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Hasil analisis regresi sederhana memperlihatkan bahwa peranan humas berpengaruh terhadap promosi pariwisata Kota Manado. Artinya, terjadinya kenaikan pada peranan humas, maka akan berpengaruh pada kenaikan promosi pariwisata. Hasil analisis varians memperlihatkan bahwa hubungan antara peranan humas dengan promosi pariwisata adalah linier dan fungsional . Artinya kenaikan pada peranan humas akan naik secara garis lurus pada promosi pariwisata. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa peranan humas cukup besar mempengaruhi promosi pariwisata sebuah kota. Untuk itu perlu diketahui bahwa petugas humas pemerintah sangat berperan dalam rangka mempromosikan kota, baik itu masalah pariwisata, kebudayaan atau yang lainnya. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta harus dapat mempromosikan Kota Solo agar lebih dikenal oleh publik baik dalam negeri maupun luar negeri. Sebagaimana yang ditulis oleh Khodarahmi dalam Journal Vol. 18 No. 5, 2009 tentang Media Relations. Di dalam kesimpulannya menjelaskan “MR is remarkable however, it is essential to think of the end result, which is the disseminated message to the publics…..Well established MR can disable speculation and rumors, if organizations take a strategic approach and cooperate with the media”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Dari kesimpulan tersebut dapat diartikan bagaimanapun hubungan media luar biasa, penting untuk organisasi memikirkan hasil akhir, yang merupakan pesan yang disebarluaskan kepada publik. Hubungan media dapat menonaktifkan spekulasi dan rumor, jika organisasi dapat mengambil suatu pendekatan yang strategis dan bekerja sama dengan media. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hubungan dengan media itu sangat diperlukan dalam suatu organisasi, karena pesan yang disampaikan oleh organisasi kepada media akan disebarluaskan kepada publik, dengan menggunakan pendekatan strategis dan bekerja sama dengan media maka dapat menonaktifkan rumor yang ada. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta harus dapat bekerja sama dan menjalin hubungan baik dengan media sehingga berita yang akan dipublikasikan kepada publik (masyarakat) adalah berita yang dapat menunjang pemerintahan.
B. Kerangka Berpikir Public relations merupakan kegiatan yang dapat membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang dapat mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Agar dapat membangun hubungan baik tersebut, maka seorang humas harus dapat merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai cara yang memungkinkan dapat
mendorong
promosi
dan
meningkatkan
citra
organisasi.
Dalam
mempromosikan organisasi, seorang humas harus dapat memperhatikan stakeholder (publik). Stakeholder disini ada 2, yaitu : stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Stakeholder merupakan sasaran kegiatan public relations. Stakeholder atau publik internal meliputi publik yang ada di dalam organisasi atau perusahaan tersebut. Misalnya direksi, karyawan organisasi, dan sebagainya. Sedangkan stakeholder atau publik eksternal merupakan publik dari luar organisasi namun memiliki kepentingan pada organisasi. Dalam hal ini publik eksternal yang dimaksud adalah wartawan media massa dan masyarakat. Wartawan media massa merupakan salah satu stakeholder eksternal yang commit to user Humas dan Protokol Pemerintah dapat mempengaruhi tugas pegawai di Bagian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Kota Surakarta. Wartawan merupakan pekerja media massa yang bertugas untuk mencari dan mendapatkan informasi terkini mengenai suatu organisasi. Menjalin hubungan baik dengan wartawan atau pekerja media (media relations) sangatlah penting, karena pada dasarnya media massa itulah yang diperlukan dalam kegiatan public relations. Apabila hubungan baik dijalin dengan wartawan, maka wartawan tersebut akan membantu dalam promosi organisasi. Baik wartawan maupun media massa sama pentingnya bagi organisasi untuk menjalin komunikasi dan relasi dengan publik sasarannya. Dalam menjalin relasi yang baik dengan media massa dan wartawan hal yang penting untuk diingat adalah hubungan antara dua profesi atau bidang tugas yang saling membutuhkan. Agar hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik tentu saja harus ada komunikasi yang cukup intens di antara kedua belah pihak yang berkenaan dengan tugas masing-masing. Semakin sering pemerintah mempromosikan Kota Solo, maka pemahaman atau pengertian masyarakat mengenai slogan terbaru Kota Solo akan semakin luas. Promosi dapat dilakukan dengan bantuan media massa, karena dengan adanya media massa maka akan mempermudah dan mendorong pemerintah untuk mempromosikan Kota Solo. Dengan demikian promosi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat. Secara konseptual kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Publik Relations
Stakeholder Internal Pegawai Bag.Humas
Proses Media Relations
Stakeholder eksternal Wartawan Media Massa
Gambarcommit 2.2 Kerangka to userBerpikir
Promosi Kota Solo Masyarakat Kota Solo
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian diguanakan untuk mendapatkan data, informasi, keterangan dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan penelitian serta sekaligus sebagai tempat dilaksanakannya penelitian. Sesuai dengan judul penelitian, maka lokasi penelitian yang diambil adalah Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman No.2 Telp/Fax (0271) 642028 Surakarta. Alasan peneliti memilih dan mengadakan penelitian di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta adalah : a. Tersedianya data yang diteliti. b. Lokasi kantor Pemerintah Kota Surakarta cukup dekat dari tempat tinggal sehingga mempermudah untuk melakukan penelitian, baik dari segi transportasi, tenaga dan biaya. c. Kantor belum pernah diadakan penelitian dengan masalah yang sama. d. Terdapat permasalahan kurangnya pengertian masyarakat mengenai slogan baru Kota Solo.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 s/d Juli 2012, sehingga waktu yang dipergunakan selama 6 bulan.
Hal tersebut sudah
termasuk meliputi kegiatan observasi dan pengurusan izin, pengumpulan data, analisis data dan penulisan laporan.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Dalam penelitian yang berjudul Media Relations Pemerintah Kota user Solo (Studi Deskriptif di Bagian Surakarta Dalam Mendukungcommit Promosito Kota 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta), penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Alasan penulis menggunakan penelitian kualitatif karena seperti apa yang diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor (dalam Moeleong, 2011:4) bahwa metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Iskandar (2008) pentingnya penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan data-data yang berbentuk lisan dan tulisan (hlm.186). Mengingat permasalahan dan tujuan yang akan diteliti, maka penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data dan informasi mengenai media relations Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam menjalin hubungan dengan media, dalam rangka mendukung promosi Kota Solo. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap informan yaitu Kepala Sub. Bagian Publikasi dan Dokumentasi dan pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta serta para wartawan media massa. Dengan adanya gambaran tersebut maka penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis atau menjelaskan pola hubungan, karena telah dijelaskan bahwa peneliti hanya ingin mengetahui bagaimana media relations yang dijalankan untuk mempromosikan Kota Solo sehingga data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata dan gambar.
2. Jenis Penelitian Dalam hal ini peneliti mengacu pada bentuk penelitian deskriptif terpancang tunggal. Sutopo (2002:112) menyatakan “Suatu penelitian disebut sebagai studi kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut terarah pada satu sasaran (satu lokasi, atau satu subyek)”. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk commit to useratau hubungan yang ada, pendapat mendeskripsikan sesuatu, misalnya kondisi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung. Sedangkan ciri-ciri penelitian deskriptif kualitatif adalah : a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada sekarang, pada masalah-masalah aktual. b. Data yang dikumpulkan mulai disusun, dijelaskan kemudian di analisa. (Surakhmad, 2004:140) Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah mempelajari masalah-masalah dari lembaga, situasi-situasi tertentu, sikap, tanggapan, pandangan berdasarkan fakta yang ada. Dalam penelitian tunggal terpancang peneliti hanya memusatkan penelitiannya pada beberapa hal yang sesuai dengan tujuan dari penelitian yang dilakukan.
C. Data dan Sumber Data 1. Data Menurut Iskandar (2008:100), “Secara garis besar data penelitian dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif (data statistik)”. Dalam pendekatan kualitatif, data atau informasi yang menjadi bahan baku penelitian untuk diolah merupakan data yang terwujud data primer dan data sekunder (Iskandar, 2008:252). Data primer merupakan data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan observasi, wawancara, maupun penyebaran angket. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi (analisis dokumen) berupa penelaah terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan yang memiliki relenvansi dengan fokus permasalahan penelitian (Iskandar, 2008:253). Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu : a. Data primer berasal dari : 1) Hasil observasi berupa kata-kata, aktivitas/tindakan dan foto. 2) Hasil wawancara yang berupa kata-kata. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
b. Data sekunder berasal dari : Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen resmi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta, peraturanperaturan dan referensi yang relevan dengan masalah penelitian.
2. Sumber Data Lofland berpendapat bahwa sumber data utama dari penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moeleong 2007:157). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa sumber data utama berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai, sedangkan data tertulis seperti dokumen, sumber data arsip, majalah ilmiah, merupakan data tambahan. Adapun sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Informan Dalam
penelitian
kualitatif
informan
adalah
orang
yang
dipandangbmengetahui permasalahan yang dikaji dalam penelitian dan bersedia untuk memeberikan informasi kepada peneliti yang berupa katakata. Dalam penelitian ini peneliti akan memilih informan yang benarbenar mengetahui permasalahan, sehingga diperoleh data yang objektif. Informan yang dipilh adalah Kepala Sub. Bagian Publikasi dan Dokumentasi, dan pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta serta para wartawan media massa. b. Tempat dan peristiwa Dari pengamatan peristiwa dan aktivitas peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Tempat atau lokasi berkaitan dengan sasaran atau permaslahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas bisa digali dari lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
c. Dokumen Dokumen digunakan untuk mengetahui tentang data yang berhubungan dengan struktur organisasi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dan data lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
D. Tehnik Sampling Dalam Buku Pedoman Skripsi FKIP UNS dijelaskan tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian kualitatif pada dasarnya ada tiga cara. Pertama, dilakukan secara selektif atau yang biasa disebut dengan purposive sampling atau internal sampling, yakni pengambilan sampel karena pertimbangan tertentu. Kedua, tanpa melakukan seleksi atau sering disebut snow ball sampling atau tehnik bola salju, yakni peneliti tidak membatasi atau menyeleksi jumlah informan. Ketiga, dengan menerapkan time sampling, yaitu mempertimbangkan waktu dan tempat dalam pengumpulan data (2012). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling atau internal sampling dan snow ball sampling atau tehnik bola salju. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti menggunakan teknik ini karena mempertimbangkan dari segi pengetahuan tentang media relations yang berhubungan secara langsung adalah Kepala Sub. Bagian Publikasi dan Dokumentasi, dan pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta serta wartawan media massa. Sedangkan snow ball sampling digunakan karena wartawan media massa yang ada disana banyak, sehingga peneliti ingin menyeleksi informan wartawan yang dapat digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.
E. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan informan untuk membantu dalam penelitian. Yang mana informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam commit to user data antara lain : hal ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
1. Wawancara Wawancara
adalah
percakapan
dengan
maksud
tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai Kepala Sub. Bagian Publikasi dan Dokumentasi, dan pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta serta wartawan media massa yang ada disana. 2. Observasi Menurut Mardalis (2002) merumuskan pengertian observasi sebagai berikut : Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Observasi atau pengamatan merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan atau studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat (hlm.63). Menurut Spradley (dalam Sutopo 2002:65) menjelaskan bahwa pelaksanaan tehnik dalam observasi dapat dibagi menjadi : a. Tak berperan sama sekali b. Observasi berperan, yang terdiri dari berperan pasif, berperan aktif, dan berperan penuh, dalam arti peneliti benar-benar menjadi warga (bagian) atau anggota kelompok yang sedang diamati. Penelitian ini menggunakan tehnik observasi berperan pasif yang dilakukan secara informal dan berlangsung selama penelitian dengan mengamati situasi dan berbagai hal yang ditemui. Peneliti melakukan pengamatan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dan wartawan yang ada di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh suatu data yang ditempuh dengan jalan peneliti mengamati sendiri. 3. Dokumentasi Guna melengkapi data-data yang diperoleh, peneliti juga menggunakan metode commit dokumentasi. to user Arikunto (2002) memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
pengertian tentang metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya (hlm.206). Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dengan cara mengumpulkan pemberitaan mengenai Pemerintah Kota Surakarta di media. 4. Catatan lapangan Peneliti kualitatif mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Pada waktu berada di lapangan peneliti membuat catatan. Catatan lapangan itu berguna sebagai perantara yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moeleong, 2011:209) catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
F. Uji Validitas Data Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moeleong 2007:248) Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Untuk mengetahui keakuratan dari penelitian ini digunakan cara trianggulasi. Menurut Moeleong dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, trianggulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (2011:330). Denzin (dalam Moeleong 2011:330) membedakan empat macam trianggulasi sebagai tehnik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Sedangkan Patton (dalam commit user macam tehnik trianggulasi, yaitu Sutopo, 2006:92) menyatakan bahwa adatoempat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
trianggulasi data (sumber), trianggulasi peneliti, trianggulasi metodelogi, dan trianggulasi teoretis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Trianggulasi sumber digunakan untuk membandingkan berbagai pendapat dari beberapa narasumber dengan satu permasalahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut :
Kasubag. Publikasi dan Dokumentasi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta Pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta
PENELITI
Wartawan Media Massa
Kasubag. Analisis dan Kemitraan Media Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta Gambar 3.1 Trianggulasi Sumber
Sedangkan trianggulasi metode digunakan untuk mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui tehnik pengumpulan data yang berupa wawancara, observasi dan dokumen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut : Wawancara
PENELITI
Observasi Dokumen
commit to user Metode Gambar 3.2 Trianggulasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
G. Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data interaktif. Model analisis data secara interaktif, yaitu suatu proses yang bersifat siklus antara tahap penyediaan data dan analisa data sampai tahap penyajian hasil analisis yang berupa pemamparan dan penegasan simpulan. Penelitian ini berproses mulai dari tahap penyediaan data, reduksi atau seleksi data, display atau penyajian data, dan pengambilan kesimpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Pengumpulan data Pada tahap ini peneliti melakukan pencatatan, pengorganisasian data yang relevan untuk dapat memfokuskan pada masalah yang diteliti. 2. Reduksi data Pada
tahap
ini
peneliti
menyeleksi
data,
focus
dan
menyederhanakan data yang sudah didapat. Data yang tidak diperlukan disisihkan, sedangkan data yang diperlukan (data yang penting) dikumpulkan menjadi satu. 3. Penyajian data Pada tahap ini peneliti menyajikan data yang diperoleh dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk narasi, sehingga memungkinkan dapat menyimpulkan penelitian dapat dilakukan. 4. Kesimpulan Pada tahap ini peneliti membuat pernyataan atau kesimpulan mengenai apa yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan catatan lapangan secara rinci tentang permasalahan yang telah diteliti.
Dapat digambarkan sebagai berikut proses penelitian kualitatif dengan menggunakan model analisis interaktif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Pengumpulan Data
1 Reduksi Data
3
2 Sajian Data
Penarikan simpulan/verifikasi
Gambar 3.3 Model Analisis Interaktif (Sumber : Sutopo, 2006:120)
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan dalam penelitian dari awal sampai akhir. Kegiatan penelitian ini dimulai dengan penyusunan proposal penelitian, mengurus perijinan, pelaksanaan penelitian di lapangan, analisis data dan penyusunan laporan serta penggandaan. Kegiatan analisis data dimulai dengan analisis akhir dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dilaksanakan melalui tahapan-tahapan berikut ini: 1. Tahap persiapan penelitian Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah merencanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, yakni perumusan masalah, pengajuan judul, penyususnan proposal dan mengurus perijinan. 2. Tahap pengumpulan data Setelah persiappam penelitian selesai, kemudian peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan tehnik wawancara, observasi, dokumentasi dan catatan lapangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
3. Tahap analisis data awal Analisis data awal dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga akan dapat diketahui data-data yang diperlukan dan data yang tidak diperlukan. Hal ini dilakukan agar data yang diambil benar-benar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. 4. Tahap analisis data akhir Data yang dianalisis dalam tahap ini adalah semua data yang diperoleh dalam penelitian dan sudah melampaui analisis awal. Dengan demikian diharapkan data yang dihasilkan benar-benar valid. 5. Tahapan penarikan kesimpulan Setelah semua data dianalisis maka tahap selanjutnya adalah menarik kesimpulan atau verifikasi dari semua data yang terkumpul. Penarikan kesimpulan harus didasarkan pada tujuan penelitian dengan didukung data yang valid, sehingga diperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. 6. Tahap penulisan dan penggandaan laporan Dalam tahap ini, semua hasil kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian disusun dan ditulis dalam laporan hasil penelitian yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Secara skematis prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan sebuah bagan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Persiapan Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data Awal
Analisis Data Akhir
Pembuatan Proposal dan Perijinan
Penarikan Kesimpulan
Penyususnan Laporan dan Penggandaan Gambar 3.4 Prosedur Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Pemerintah Kota Surakarta a. Sejarah Pemerintah Kota Surakarta Bermula
dari
kenyataan
sejarah,
yaitu
tumbuh
dan
berkembangnya sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka secara de facto pada tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran. Secara juridis, kota Surakarta terbentuk berdasarkan Penetapan Pemerintah Tahun 1946 No.16/S.D yang diumumkan pada tanggal 15 Juli 1946 dengan melalui berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya. Kemudian ditetapkanlah tanggal 16 Juni 1946 sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta. Perkembangan
Pemerintahan
Kota
Surakarta
melalui
beberapa periode, yaitu : 1) Periode Pemerintahan Daerah Kota Surakarta Diawali
sejak
berlakunya
Ketetapan
Pemerintah
No.16/S.D tanggal 15 Juli 1946, yang isinya tidak hanya berkaita dengan
Pemerintah
Daerah
Kota
Surakarta
tetapi
juga
Pemerintah Daerah Yogyakarta. 2) Periode Pemerintahan Haminte Surakarta Diawali sejak berlakunya UU No.16 Tahun 1947, yaitu tanggal
5
Juni
1947.
Dalam
Undang-Undang
tersebut
diamanatkan bahwa Kota Surakarta ditunjuk sebagai daerah berhak mengurus rumah tangga sendiri dengan nama “Haminte Kota Surakarta”.
commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
3) Periode Pemerintah Daerah Kota Surakarta Dimulai sejak berlakunya UU No.22 Tahun 1948 tanggal 10 Juli 1948 yang mencantumkan pokok-pokok pikiran yang bermaksud meneruskan Pemerintahan Kabupaten dan Kota dengan memberikan otonomi yang lebih luas daripada saat zaman penjajahan. Dalam artian bahwa melalui UU ini, maka akan dibentuk provinsi dan desa yang otonom. Sedangkan hak otonomi desa yang tidak memeliki kemampuan untuk mengurus rumah tangganya sendiri harus digabungkan dengan desa-desa lain. 4) Periode Pemerintah Daerah Kotapraja Surakarta Dimulai sejak berlakunya UU No.1 Tahun 1957, yaitu tanggal 18 Januari 1957 yang merupakan aturan pelaksanaan dari Undang Undang Dasar Sementara 1950. Dalam Undang Undang tersebut, daerah dibagi paling banyak dalam tiga tingkatan dengan istilah Daerah Tingkat I, Daerah Tingkat II, Daerah Tingkat III. 5) Periode Pemerintah Kotamadya Surakarta Diawali sejak mulai berlakunya UU No.18 Tahun 1965, yaitu tanggal 1 September 1965. Menurut pasal 2 UU No.18 Tahun 1965, wilayah Republik Indonesia dibagi dalam daerahdaerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dan tersusun dalam tiga tingkatan. Pada tanggal 30 September 1965 di Jakarta, PKI melakukan gerakan perebutan kekuasaan dengan nama Gerakan G 30 September atau kemudian dikenal dengan G-30S/PKI. Gerakan tersebut membawa akibat yang sungguh hebat terutama di
wilayah
Pemerintahan
Daerah
Kotamadya
Surakarta,
mengingat walikotanya merupakan kader dan tokoh PKI, sehingga Pemerintahan Kotamadya Surakarta tidak dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
berjalan. Akan tetapi, pada tanggal 25 Oktober 1965 Pemerintah Kotamadya Surakarta mulai berjalan kembali. 6) Periode Pemerintah Kota Surakarta Sejak berlakunya UU No.22 Tahun 1999, yaitu tanggal 4 Mei 1999 tentang Pemerintah Daerah sampai sekarang. Walikota Kapala Daerah yang selama ini memimpin Kota Surakarta adaalah: 1) Sindoerodjo (19-5-1946 s/d 15-7-1946) Diangkat menjadi walikota Surakarta oleh Komite Nasional Indonesia daerah Kota Surakarta pada saat keadaan Kota Surakarta bergolak karena adanya penentangan terhadap Pemerintah Daerah Istimewa Kasunanan dan Mangkunegaran. Masa jabatannta hanya mampu bertahan selama empat bulan dan pada tanggal 15 Juli dia tidak lagi menjadi Walikota. 2) Mr. Iskaq Tjokrohadisoerjo (15-7-1946 s/d 14-11-1946) Diangkat menjadi Residen merangkap Walikota Surakarta pada saat Daerah Surakarta menjadi Karesidenan. Masa pemerintahannya tidak lama karena pada tanggal 8 Oktober 1946 atas desakan dan resolusi badan-badan perjuangan, beliau mengundurkan diri dan meninggalkan Kota Surakarta. 3) Sjamsoeridjal (14-11-1946 s/d 13-1-1949) Masa
jabatannya
berakhir
karena
beliau
bersama
Sekretaris Ongko, Kepala Djawatan Sosial Soeprapto, dan Kepala Djawatan Penerangan Soetomo ditawan tentara Belanda pada tanggal 3 Oktober 1949. 4) Soeharjo Soejopranoto (Juni 1949 s/d 1-5-1950) Merangkap jabatan sebagai jabatan dan Kepala Teritorial Organisasi Pemerintahan Militer untuk Daerah Karesidenan Surakarta. Pada masa jabatannya terjadi serangan Empat Hari di Surakarta, dimana Lokasi Slamet Riyadi pada bulan Agustus commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
1949 mengadakan serangan Umum terhadap Kota Surakarta atas kekuasaan belanda. 5) K.Ng. Soebekti Poesponoto (1-5-1950 s/d 1-8-1951) Merupakan mantan Bupati Pacitan dan diangkat menjadi Walikota Surakarta bersamaan dengan dihapusnya Pemerintahan Daerah
Militer
Karesidenan
Surakarta.
Pekerjaan
yang
dihadapinya sangat berta mengingat keadaan kota sendiri yang porak poranda. 6) Muhammad Saleh Werdisastro (1-8-1951 s/d 1-10-1955 dan s/d 17-2-1958) Menjabat sebagai Walikota Surakarta sebanyak dua kali berturut-turut. Pada masa jabatannya muncul keinginan untuk membuat lambang daerah. Hal ini berkaitan dengan terbentuknya Pemerintahan perjuangan
Daerah rakyat
Surakarta
dan
tingginya
Surakarta
untuk
semangat
mencapai
dan
mempertahankan kemerdekaan. 7) Oetomo Ramelan (17-2-1958 s/d 23-10-1965) Terpilih sebagai Walikota Surakarta berdasarkan hasil pemilihan rakyat dari golongan Partai Komunis Indonesia (PKI). Karena keterlibatannya secara langsung terhadap G30S/PKI, maka pada tanggal 22 Oktober 1965 diberhentikan sementara dari
jabatannta
dan
pada
tanggal
10
November
1965
diberhentikan secara tidak hormat. 8) Th. J. Soemantha (23-10-1965 s/d 11-1-1968) Letnan Kolonel Th.J. Soemantha diangkat menjadi Walikota Kepala Daerah Kotamadya Surakarta dengan Nrp. 15439 berdasarkan SKEP Mendagri No. UP.47/3/20-1534 dan diikiuti dengan SPINT No. PRINT-853/10/1965 tanggal 25 Oktober 1965 dari PANGDAM VII/DIPONEGORO yang berisi penugasan Surakarta.
sebagai Walikota commit to user
Kepala
Daerah
Kotamadya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
9) R. Koesnandar (1968 s/d 1975) Diangkat menjadi Walikota Kepala Daerah Kotamadya Surakarta dengan Nrp.12702 Dandim 0753/Pepekuper kemudian dikuatkan Mendagri dengan SKEP No.Pemda 7/4/4-63 tanggal 26 Mei 1968. 10) Soemari Wongso Praawiro ( 1975 s/d 1980) Terpilih menjadi Walikota Kepala Daerah Tingkat II Surakarta dalam suasana pemberlakuan UU No.5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan Daerah yang otonom. Pada
masa
pemerintahannya
mulai
direncanakan
normalisasi Kali Pepe, pembangunan Terminal Bus Tirtonadi, dan berdirinya Universitas Sebelas Maret. 11) Soekatmo Prawiro Hadisoebroto,SH (1980 s/d 1985) Terpilih sebagai Walikota Surakarta melalui proses penjaringan bakal Walikota dan pemilihan melalui pemungutan suara. Pada masa kepemimpinannya mencanangkan Program 5K (Kebersihan, Keindahan, Kesehatan, Ketertiban, dan Keamanan) melalui Gerakan Massal Gersitin (Gerakan Kebersihan Rutin), Gersila (Gerakan Kebersihan Berkala), dan Gersinum (Gerakan Kebersihan Umum). Selain itu juga menyelesaikan pemugaran Stadion Sriwedari yang ditetapkan sebagai Monumen PON I. 12) H.R. Hartomo (1985 s/d 1995) Pada masa kepemimpinannya
beliau mencanagkan
program TRI KRIDA UTAMA, yang meliputi Program Jangka Panjang, yaitu mewujudkan Kota Solo sebagai Kota Budaya, Kota Pariwisata, dan Kota Olahraga, dan Program Jangka Pendek yaitu mewujudkan Berseri (Bersih, Sehat, Rapi dan Indah).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
13) Imam Soetopo (1995 s/d 8-1-2000) Masa
kepemimpinannya
diisi
dengan
upaya
mempertahankan kebijakan Program Berseri menuju Solo Kuncoro, salah satunya ialah usaha pengentasan kemiskinan. 14) Slamet Suryanto (10-4-2000 s/d 2004) Dilantik menjadi Walikota Surakarta pada tanggal 10 April 2000. Mengakhiri tahun pertama millennium ketiga pada tanggal 31 Desember 2000. Pemerintahan Kota Surakarta mencanangkan pelaksanaan otonomi daerah. 15) Ir. Joko Widodo (2005 s/d sekarang) Mencanangkan Program “Solo Masa Depan adalah Solo Masa Dahulu”. Dalam artian bahwa budaya dan tradisionalitas yang dimiliki Kota Solo akan menjadi acuan utama dan penopang dasar ke arah modernitas.
b. Visi dan Misi Pemerintah Kota Surakarta Visi dan Misi Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2001 tanggal 13 Desember 2001 Visi : Terwujudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa , Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga. Misi : 1) Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua bidang pembangunan, serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai-nilai “Sala Kota Budaya”. 2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam pengusahaan dan pendaya gunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna mewujudkan inovasi dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
integrasi masyarakat madani yang berlandaskan ke-Tuhanan Yang Maha Esa. 3) Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah, sebagai pemacu tumbuhan dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendaya gunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang akrab lingkungan. 4) Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan hak asasi manusia dan demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara pemerintahan.
c. Lambang Pemerintah Kota Surakarta Arti Lambang :
Gambar 4.1 Lambang Pemerintah Kota Surakarta
Warna hijau berarti hidup, warna-warna putih, kuning, merah, dan hitam melukiskan nafsu diantara beberapa nafsu manusia. Semuanya berarti hidup harus dapat menguasai nafsunya. Makna dari lukisan : 1) Perisai mewujudkan lambang perjuangan dan perlindungan. 2) Tugu lilin menyala melukiskan kebangunan dan kesatuan kebangsaan. 3) Keris melambangkan kejayaan dan kebudayaan. commit to user 4) Panah berarti selalu waspada.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
5) Jalur mendatar berombak berarti Bengawan Sala. 6) Bintang kanan kiri melukiskan bintang dilangit dan berarti kesejahteraan. 7) Bambu runcing menggambarkan perjuangan rakyat. 8) Kapas dan padi melukiskan pakaian dan makanan yang berarti : Do'a kearah kemakmuran 9) Jumlah 6 dari daun, bunga dan buah kapas berarti bulan 6, jumlah 16 dari buah padi berarti tanggal 16 10) Kain adalah hasil kerajinan terpenting dari Kota Besar Surakarta dan Sidomukti mengandung arti do'a keluhuran Lukisan yang terdapat dalam lingkaran jorong merupakan surya sangkala memet : 1) Anak panah diatas busur dengan bergerak, berarti " rinaras" dan berwatak enam. 2) Air berarti "waudadi" atau "dadi" dan berwatak empat 3) Mulai pangkal panah sampai ujung tugu merupakan bentuk lurus berarti " terus " dan berwatak Sembilan 4) Tugu lilin berarti "manunggal" dan berwatak satu Secara
lengkap
berbunyi
: "RINARAS
DADI
TERUS
MANUNGGAL" .
d. Arah Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta 1) Strategi Umum Strategi dijabarkan dalam kebijakan yang menjelaskan respon suatu komunitas stakeholder (elemen mayarakat) kota terhadap isu-isu penting dalam melaksanakan misi untuk mencapai visi. Strategi yang efektif akan mendapatkan keuntungan dan kekuatan, peluang, dan mengatasi kelemahan dan ancaman, maka arah kebijakan atau strategi Pemerintah Kota Surakarta yang ada di website Pemkot dijabarkan sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
a) Optimalisasi terwujudnya kota Surakarta sebagai Kota Budaya dengan citra budaya Kota Surakarta sebagai asset wisata, didukung oleh sumber daya manusia yang professional dan handal serta perlakuan baik terhadap pengunjung wisata. b) Optimalisasi peran strategis kota Surakarta sebagai pusat pelayanan dan pusat industri jasa bagi daerah sekitarnya dengan memanfaatkan akses ketiga kutub pertumbuhan, yaitu Jogjakarta, Semarang dan Surabaya sebagai jalur perdagangan dan ekspor-impor. c) Membuka peluang sebesar-besarnya bagi kerjasama yang saling menguntungkan dengan daerah lain termasuk pihak swasta maupun masyarakat. d) Revitalisasi ekonomi masyarakat disegala bidang dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, membuka peluang usaha, penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masayarakat. e) Membuka peluang bagi pemberdayaan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pembangunan, sehingga mendorong tumbuhnya rasa memiliki dan cinta terhadap kotanya. f) Meningkatkan profesionalitas para penegak hukum dengan tetap menjunjung tinggi supremasi hukum sehingga dapat mengurangi angka kriminalitas serta meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat. g) Meningkatkan pelayanan publik dengan prinsip memberikan kemudahan kepada seluruh lapisan masyarakat baik yang mampu maupun kurang mampu secara fisik, ekonomi dan politik untuk mendapatkan pelayanan prima yaitu cepat, tepat, mudah dan murah. Arah kebijakan atau strategi ini harus menjadi landasan commit tobagi user seluruh stakeholder (elemen berpikir dan bertindak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
mayarakat)
kota
dalam
keikutsertaannya
menjalankan
pembangunan kota sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing. Keberhasilan dalam menjalankan strategi ini sangat bergantung pada perumusan kebijakan dan program yang mengiringinya, serta prioritas pelaksanaanya. 2) Strategi Khusus Strategi khusus dilakukan dalam segala bidang sebagai berikut : a) Sosial Budaya b) Hukum c) Ekonomi d) Politik e) Aparatur Pemerintah Kota f) Komunikasi dan Media Massa g) Agama h) Pendidikan i) Lingkungan Hidup j) Ketertiban Masyarakat k) Sumber Dana
e. Penghargaan Pemerintah Kota Surakarta Pengahargaan
untuk
Kota
Surakarta
selama
dibawah
kepemimpinan Bapak Ir. Joko Widodo yang ada dalam website Pemkot, antara lain : Tahun 2006 1) Penghargaan Kota Ramah Anak Terbaik dari Menteri Pemberdayaan Peremupuan Republik Indonesia. 2) Penghargaan UNICEF untuk program Perlindungan Anak. Tahun 2009 1) Penghargaan Indonesia MICE (Meeting, Incentive Travelling, Conference, Exhibition), diberikan kepada daerah yang mampu commit to userdalam bidang industri pariwisata. mengembangkan kota/daerahnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Penilaian terhadap Solo dilakukan selama tahun 2009 ini baik melalui pengamatan sejumlah event atau acara, juga melalui hasil reportase langsung. 2) Penghargaan dari Departemen Keuangan berupa dana hibah sebesar 19,2 Milyard karena Solo dinilai telah melaksanakan pengelolaan keuangan dengan baik. 3) Penghargaan Manggala Karya Bhakti Husada Arutala dari Departemen
Kesehatan,
Pemerintah
Kota
Surakarta
telah
memberikan perhatian terhadap kesehatan masyarakat sebagai contoh keberhasilan PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta). 4) Serifikasi ISO 9001:2000 untuk 7 Puskesmas. 5) Indonesia Tourism Award (ITA) 2009 dalam kategori Indonesia Best Destination dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI. 6) Wahana Tata Nugraha Kencana, 3 kali berturut-turut mendapatkan penghargaan dibidang tertib lalu lintas. 7) Piala dan Piagam Citra Bhakti Abdi Negara dari Presiden Republik Indonesia, untuk kinerja kota dalam penyediaan sarana Pelayanan Publik, Kebijakan, Penegakan Kedisiplinan, dan Pengembangan Manajemen Pelayanan. 8) Grand Award Layanan Publik di Bidang Pendidikan. 9) Sertifikasi ISO 90001:2000 untuk 7 SMK Negeri dan 1 SMK Swasta. Tahun 2010 1) Bung Hatta Anti Krupsi Award (BHACA) 2010. Penghargaan tersbut diterima secara resmi pada tanggal 28 Oktober 2010. Walikota dinilai telah mampu melakukan perubahan kota dengan sangat merakyat, hal tersebut terlihat dalam hal penataan PKL tanpa gejolak, pembangunan pasar-pasar tradisional, taman-taman kota serta informasi pelayanan dan efisiensi dalam commit to user penggunaan anggaran. Walikota Surakarta dinilai berhasil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
melakukan reformasi birokrasi, bersih, bertindak nyata dengan membangun sistem yang transparansi sehingga memperkecil terjadinya korupsi. 2) Wahana Tata Nugraha Kencana, 5 kali berturut-turut mendapatkan penghargaan dibidang tertib lalu lintas. 3) Kota bersih ke-3 dari praktik korupsi dari Lembaga Transparency International Indonesia (TII). 4) Dua Penghargaan dalam Indonesia Tourism Award 2010, dinilai mampu memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan, Kota Solo dinilai menjadi daerah terfavorit bagi para wisatawan. Tahun 2011 1) Penghargaan Wahana Tata Nugraha Tahun 2011 untuk kategori kota besar karena telah sukses menata manajemen lalu lintas dan angkutan kota. 2) Penghargaan Langit Biru, diberikan untuk kota dengan udara terbersih. Tahun 2012 1) Penghargaan pengendali inflansi terbaik se-Jawa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
f. Bagan Organisasi Sekretariat Daerah Kota Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
2. Gambaran Umum Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta a. Visi dan Misi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta 1) Visi Optimalisasi pelayanan umum, pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang informasi dan komunikasi melalui reformasi dan revitalisasi peran kehumasan dan keprotokolan. 2) Misi a) Mengkomunikasikan strategi kehumasan dan keprotokolan secara efektif kepada internal maupun eksternal. b) Menyelaraskan
implementasi
strategi
kehumasan
dan
keprotokolan. c) Menciptakan citra kepemerintahan yang positif. d) Menumbuhkan
kepercayaan
seluruh
elemen
masyarakat
terhadap Pemerintah Daerah.
b. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Humas dan Protol Pemerintah Kota Surakarta 1) Tugas Pokok Sesuai dengan Perda Kota Surakatrta No.9 Tahun 2008 tugas pokok Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta mempunyai tugas menyusun perumusan kebijakan pemerintahan
daerah,
pengkoordinasian
pelaksanaan
tugas
perangkat daerah, pembinaan dan fasilitasi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah di bidang publikasi, pengelolaan informasi, analisis media, informasi, acara protokoler dan pelayanan tamu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
2) Fungsi Adapun fungsi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta sesuai dengan Perda Kota Surakarta No.9 Tahun 2008 sebagai berikut : a) Perumusan bahan kebijakan pemerintahan daerah di bidang hubungan masyarakat dan protokol. b) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah di bidang hubungan masyarakat dan protokol. c) Pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang hubungan masyarakat dan protokol. d) Pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis bidang publikasi, pengelolaan informasi, analisis media, informasi, acara protokoler dan pelayanan tamu. e) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah di bidang hubungan masyarakat dan protokol. f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Asisten Administrasi sesuai tugas pokok dan fungsinya.
c. Program Kerja Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta 1) Kerjasama dengan media massa Bentuk kegiatan a) Penyebarluasan
informasi
pembangunan
daerah,
seperti
sambutan walikota, dokumentasi dan publikasi. Dilakukan melalui Iklan Layanan Masyarakat (ILM) baik melalui media cetak maupun media elektronik. b) Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah daerah, seperti pengadaaan event-event dalam rangka mempromosikan Kota Solo agar Solo masa depan adalah Solo masa lalu. commit user maju dengan adanya promosi Walaupun Kota Solo to semakin
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
tetapi Kota Solo adalah tetap Kota Solo yang dahulu yang berbudaya. Dilakukan melalui dialog interaktif, promosi melalui media cetak maupun media elektronik. 2) Pengembangan komunikasi dan informasi Bentuk kegiatan : peningkatan kerjasama dengan media massa. 3) Pelatihan staff Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta Bentuk kegiatan : pengembangan pelatihan jurnalistik dan fotografi dengan cara mendatangkan wartawan senior dan petugas dokumentasi yang handal.
d. Sub Bagian dan Struktur Organisasi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta 1) Sub Bagian Humas dan Protokol : a) Subbagian Publikasi dan Dokumentasi b) Subbagian Analisis dan Kemitraan Media c) Subbagian Protokol 2) Struktur Organisasi Sesuai dengan Perda No.14 tahun 2011, struktur organisasi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta adalah : KEPALA BAGIAN HUMAS DAN PROTOKOL
Kepala Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi
Kepala Sub Bagian Analisis dan Kemitraan Media
Kepala Sub Bagian Protokol
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
B. Deskripsi Temuan Hasil Penelitian Sejalan dengan masalah yang peneliti kaji yaitu mengenai media relations di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota dalam rangka mendukung promosi kota, maka sebelum melakukan analisis, peneliti perlu memberikan gambaran mengenai data yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Strategi Media Relations yang Dijalankan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam Mendukung Promosi Kota Solo Media massa membutuhkan informasi yang bisa menarik perhatian publik, karena media massa memang menyajikan informasi untuk kepentingan publik. Titik temu antara organisasi dan media massa adalah karena kedua belah pihak memang saling membutuhkan. Organisasi membutuhkan media massa sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan publik, sedangkan media massa membutuhkan organisasi, karema ada peristiwa atau informasi yang patut dan perlu diketahui publik lantaran bernilai berita. Organisasi harus dapat memposisikan sebagai relasi media, yaitu menempatkan media bukan sekedar kawan seiring-sejalan dalam pencapaian tujuan organisasi, melainkan mitra penting organisasi. Jangan menganggap media sebagai “musuh”, tertutup pada media massa, bukan posisi yang baik bila hendak mengembangkan media relations yang baik. Demikian juga Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta mempunyai strategi untuk dapat menjalin hubungan baik dengan media massa, terutama dengan pekerja media yang berada di sekitar Pemkot yang meliputi : a. Membangun media center Dalam menjalin hubungan baik dengan media massa, terutama dengan pihak wartawan atau pekerja media massa yang ada di Pemkot Surakarta, Bagian Humas Dan Protokol Pemkot Surakarta bekerja sama dengan Diskominfo membangun fasilitas media center. Dengan adanya media center diharapkan tidak ada lagi wartawan yang keluar masuk Pemkot hanya untuk megirimkan berita yang sudah didapatnya melalui commitkarena to usermedia center yang ada sudah Warung Internet (Warnet),
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
dilengkapi dengan fasilitas hotspot sehingga para wartawan dapat mengakses informasi atau mengirimkan berita yang didapatnya melalui media center. Berikut pemaparan informan I pada wawancara tanggal 15 Mei 2012 menyatakan bahwa : Media massa adalah partner kerja kami. Bagian humas bekerjasama dengan Diskominfo telah menyediakan fasilitas media center untuk para rekan wartawan yang dapat digunakan mereka untuk mencari informasi dan mengirimkan berita kepada redaksi. Ada komputer yang dipasang disana dan dilengkapi dengan AC dan hotspot, sehingga para wartawan akan merasa nyaman berada disana. Hasil wawancara informan I juga senada dengan informan II pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Dalam mengelola relasi dengan pekerja media atau wartawan, bagian humas telah menyediakan fasilitas yang dapat menunjang pekerjaan mereka, yaitu dibangunnya media center yang belum lama ini. Pembangunannya pun tidak biasa, ruangan tersebut sudah dilengkapi dengan AC dan hotspot serta tentunya komputer. Ya….dengan adanya media center tersebut diharapkan wartawan tidak lagi bolak-balik keluar Balaikota hanya untuk ke Warnet dengan tujuan mengirimkan berita yang telah didapatnya. Hasil wawancara informan I dan II hampir sama dengan informan IV pada wawancara tanggal 20 Mei 2012 sebagai berikut : Bagian humas telah memberikan yang terbaik untuk kami, kami selalu aktif sendiri dalam artian pihak humas tidak melarang atau membatasi kami ketika ada berita yang perlu dikonfirmasi, selain itu ketika ada informasi yang kurang setiap kami minta kesana selalu dikasih. Pihak humas yang bekerjasama dengan Diskominfo juga telah menyediakan media center. Itu salah satu alasan kami mengapa kami betah berada disini, ruangannya saja sudah dilengkapi dengan hotspot dan AC serta beberapa komputer. Informan
I
pada
wawancara
tanggal
15
Mei
2012
menambahkan bahwa “Untuk membangun media center ini diperlukan commit to user perencanaan yang matang, karena ini memakan biaya yang tidak sedikit.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Kami harus pintar-pintar untuk menganggarkannya. Ya…..akhirnya baru terealisasi pada tahun awal ini”. Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menambahkan sebagai berikut : Dulu belum ada fasilitas MC seperti sekarang ini, karena untuk pembangunannya pastilah akan memakan biaya yang gak sedikit. Kami selalu mengusahakan adanya fasilitas tersebut karena dianggap media center itu sebagai tempat untuk pemdekatan pribadi antara pihak humas dengan wartawan. Media center tersebut mempunyai tujuan untuk Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam menjalin hubungan baik dengan media massa diantaranya terwujudnya hubungan yang harmonis dan
berkelanjutan
yang dilandasi
dengan
saling percaya
dan
menghormati, memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan yang dilakukan organisasi, serta memproleh tempat pemberitaan yang dapat menguntungkan organisasi. Berikut penuturan informan I pada wawancara tanggal 15 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Dengan adanya media center maka pihak humas dan wartawan media massa dapat menjalin hubungan yang stabil yang mana kita sama-sama saling percaya dan menghormati, selain itu kita juga akan mendapatkan tempat untuk pemberitaan yang dapat menguntungkan organisasi karena kita telah memperlakukan mereka dengan baik maka hasil beritanya pun diharapkan juga baik dan tidak memojokkan Pemkot. Hasil wawancara informan I ditambahkan oleh informan II pada tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Bukan hanya dapat menjalin hubungan yang harmonis dan memperoleh tempat pemberitaan yang dapat menguntungkan kita, melainkan juga dapat memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan kita. Ya…..setidaknya kita akan memperoleh umpan balik dari mereka, walaupun hanya sekedar dengan berita yang dapat memberikan kita masukan sehingga kita dapat menjadi lebih baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
Dalam menjalin hubungan dengan media massa penting untuk dijalankan karena media massa adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Informan I menambahkan pada wawancara tanggal 15 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Begini, hubungan dengan media massa itu sangat penting untuk dijalankan, memingat media massa itu adalah salah satu alat yang dapat memecahkan masalah bagi pihak Pemkot. Kemarin ada berita yang memojokkan Pemkot tentang laporan kinerja Pak Wali yang hanya copas, berita tersebut kami dapat melalui media massa juga untuk itu kami juga mempunyai hak jawab untuk menjawab berita miring tersebut sehingga hak jawab kami akan diberitakan kembali oleh media massa kepada masyarakat. Ya……kami klarifikasi saja, kalau itu tidak benar. Itu salah satu mengapa media massa menjadi alat pemecah masalah kami. Hasil wawancara informan I senada juga dengan hasil wawancara informan V pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Ya…dengan adanya MC setidaknya kami dapat memberikan yang terbaik untuk pemkot khususnya. Jalin hubungan yang lebih harmonis dengan mereka, berita yang kami keluarkan juga harus bener-bener kami klarifikasikan terlebih dahulu, kalau tidak bisa klarifikasi ya…kita tulis saja apa yang kita dapat. Khan kalau tidak sesuai dengan kenyataan Pemkot mempunyai hak jawab untuk mengklarifikasi berita tersebut. b. Mengikutsertakan beberapa pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta untuk mengikuti pelatihan. Dalam mengembangkan strategi, Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta terus menerus mengembangkan materi PR untuk media massa. Hal tersebut dilakukan dengan cara menunjuk beberapa pegawainya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tertentu, seperti pelatihan jurnalistik yang mana pelatihan tersebut mendatangkan wartawan senior dan fotografi, dengan tujuan agar Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta memiliki pegawai yang kompeten commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
di dunia pers, sehingga bisa menyediakan materi yang baik bagi kebutuhan media massa. Berikut penuturan informan I pada wawancara tanggal 15 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Dalam program kerja kami sudah ada kegiatan untuk mengadakan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi, bentuk kegiatannya salah satunya meningkatkan kapasitas kehumasan. Lha…dari situ kami sudah mempunyai rencana untuk mengikutkan beberapa pegawai kami untuk melakukan pelatihan-pelatihan tertentu, seperti pelatihan jurnalistik dengan cara mendatangkan wartawan senior,dll. Hasil wawancara informan I senada juga dengan informan II pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Ada program yang sudah kami kembangkan yang mana sudah ada pada program kerja kami yaitu meningkatkan kapasitas kehumasan untuk pegawai kami, dilakukan dengan cara mengikutkan beberapa pegawai humas untuk melakukan pelatihan-pelatihan tertentu, pelatihan jurnalistik dan fotografi. Hasil wawancara informan I dan II ditambahkan oleh informan IV pada wawancara tanggal 16 Mei 2012, yang menambahkan sebagai berikut : Kami tahu kalau bagian humas melakukan pelatihanpelatihan,ada wartawan yang diajak juga kok mbak..tapi tidak semuanya. Setahu saya ada pelatihan jurnalistik yang mana pelatihannya juga mendatangkan wartawan yang sudah senior, kayaknya dulu juga pernah ditugaskan disini kok mbak wartawan itu. Pelatihan-pelatihan tersebut mempunyai manfaat untuk Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yaitu dapat membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dengan media massa, penyampaian informasi yang akurat dan terpercaya. Berikut penuturan informan I pada wawancara tanggal 27 April 2012 yang menyatakan sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
Manfaat dari adanya pelatihan tersebut ya….pegawai humas khususnya pegawai yang mengikuti palatihan dapat memahami tugas dan tanggung jawab organisasi yang menjalin hubungan dengan media massa. Harapannya dengan adanya pelatihan tersebut pegawai humas agar dapat lebih kompeten dalam menjalin hubungan dengan media massa, khususnya mengetahui apa yang diperlukan mereka dan berusaha menjadi yang terbaik untuk mereka. Selain itu juga bisa menjadi sumber informasi yang akurat. Hal senada juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 10 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Media massa itu penting untuk mencerdaskan masyarakat, untuk itu kita juga harus dapat memberikan yang terbaik untuk media massa agar masyarakat kita cerdas. Ya….kalau tidak dari kita, dari siapa lagi. Makanya pegawai humas ada yang diikutkan pelatihan tertentu, manfaatnya biar mereka lebih tanggung jawab dengan pekerjaan mereka dan dapat menjadi sumber informasi bagi media massa yang terpercaya. Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh informan V pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Pegawai humas mengikuti pelatihan ada manfaatnya bagi kami. Setidaknya informasi yang disampaikan adalah informasi yang akurat dan terpercaya sehingga apa yang kami beritakan tidak memojokkan Pemkot dan mereka lebih mengetahui tentang pekerjaan kami sehingga apabila kami membutuhkan mereka, mereka akan memberinya. Hasil wawancara informan V senada dengan informan VI pada wawancara tanggal 20 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Manfaat adanya pelatihan bagi pegawai humas juga berimbas ke kami. Kami akan memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya, jadi berita yang kami sajikan tidak hanya sekedar berita. Apa yang kami butuhkan juga akan diberikan karena mereka paham akan pekerjaan kami sebagai pencari berita. c. Mengupdate informasi terbaru tentang Pemerintah Kota Surakarta melalui facebook Dalam menjalin hubungan baik dengan para wartawan media to userPemerintah Kota Surakarta juga massa, Bagian Humas commit dan Protokol
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
melakukannya secara intens. Salah satunya melalui situs jejaring sosial (facebook), dimana bagi pihak Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta adalah suatu kenyataan teknologi informasi yang sangat membantu mereka di tengah keterbatasan anggaran dana yang ada. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta mendata para wartawan media massa yang bekerja di lingkungan Pemkot Surakarta, sehingga apabila ada event, acara, dan informasi yang berkaitan dengan Pemkot Surakarta dapat memberitahukan kepada wartawan melalui SMS atau telepon dan facebook tersebut karena Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta telah memliki nomor kontak para wartawan. Berikut penuturan informan I pada wawancara tanggal 27 April 2012 yang menyatakan bahwa : Salah satu cara yang dilakukan oleh humas untuk menginformasikan berita ya..melalui facebook, karena mengingat kita jarang tatap muka, kita diatas dan mereka dibawah, gedungnya pun beda. Kalau ada berita terkini pasti kita share ke facebook agar dapat segera diakses mereka. Khan…..banyak wartawan yang menggunakan BB jadi setiap ada pemberitahuan di FB pasti bunyi dan pastinya informasi tersebut akan tersebar dengan sendirinya ke semua wartawan. Hal senada juga diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Untuk menyampaikan informasi pihak humas menggunakan facebook untuk mengupdate berita terkini sehingga informasi cepat diketahui oleh wartawan. Kayaknya banyak kok wartawan yang menggunakan BlackBerry, setiap ada pemberitahuan khan BB nya bunyi mbak jadi wartawan akan membukanya dan mengetahuinya. Hasil wawancara informan I dan II juga senada dengan informan VI pada wawancara tanggal 20 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : FB saya sudah berteman kok mbak dengan FB Bagian Humas, saya pun juga pakek BB jadi setiap ada pemberitahuan pasti BB saya bunyi. Setiap informasi yang diupdate oleh humas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
pasti saya mengetahuinya dan saya juga menginformasikannya ke teman-teman yang lain juga. Selain menggunakan facebook untuk mengupdate informasi terbaru Bagian Humas juga memberitahukan informasi terbaru mengenai Pemkot melalui telepon atau SMS. Berikut penuturan informan I pada wawancara tanggal 27 April 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Tidak hanya facebook mbak untuk memberitahukan informasi terbaru tentang Pemkot, tetapi juga melalui telepon atau SMS, kalau telepon jarang juga mbak yang sering dilakukan juga SMS karena khan lebih murah biayanya. SMS lebih sering dilakukan apabila kita sudah pulang kerja tetapi ada informasi, ya langsung saja kami SMS kan ke mereka. Hasil wawancara informan I senada dengan informan II pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Bukan hanya facebook sebagai sarana kita untuk memberikan informasi terbaru, melainkan kita juga memberikan informasi itu lewat SMS, kalau pun ada waktu kita juga ketemu sama wartawan, tetapi jarang juga. Kita lewat SMS karena khan terkadang informasi yang kita peroleh kalau kita sudah pulang kerja, ya…lebih baik di SMS saja daripada informasi tersebut tidak sampai ke wartawan. Hasil wawancara informan I dan II senada juga informan IV pada wawancara tanggal 20 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Lewat SMS mbak…saya sering kok dapat SMS dari Pak Jackson atau pegawai humas yang lain karena saya khan juga tidak punya BB mbak jadi kalau sudah tidak ada di Balaikota biasanya saya di SMS atau kadang-kadang ada teman wartawan juga yang memberitahu saya lewat SMS. d. Membina hubungan baik dengan pimpinan redaksi dan organisasi kewartawanan Menjalin hubungan baik degan media merupakan salah satu cara untuk menjaga dan meningkatkan reputasi organisasi. Untuk menjalin hubungan baik dengan media massa, sebaiknya juga harus dapat menjalin hubungan baik dengan pimpinan redaksi dan organisasi commit to user kewartawanan. Organisasi kewartawanan juga berperan bagi organisasi,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
karena dengan menjalin hubungan baik dengan organisasi kewartawanan maka organisasi dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan wartawan atau petugas media massa. Organisasi yang menjalankan media relations juga perlu mengetahui kepentingan-kepentingan bisnis media, dengan demikian akan memudahkan serta mengeratkan kerjasama antara kedua belah pihak. Pengembangan jaringan untuk menjalin hubungan baik dengan pimpinan redaksi dan organisasi kewartawanan merupakan suatu keharusan dimana jaringan inilah yang dinyatakan sebagai modal sosial yang akan mendukung keberhasilan seseorang dalam menjalankan kehidupannya. Sebuah organisasi tidak hanya mengembangkan jaringan relasi dengan sesama wartawan dan media massa melainkan juga dengan semua pihak yang pernah menjadi sumber beritanya. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta tidak hanya menjalin hubungan baik dengan para wartawan media massa, melainkan juga dengan pimpinan redaksi media massa. Hubungan baik tersebut biasanya dilakukan dengan mengundang pimpinan redaksi ke Balaikota dalam suatu acara tertentu. Berikut penuturan informan I pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan bahwa “Biasanya kita mengundang pimpinan redaksi kesini mbak..seperti kita adakan halal bi halal setelah lebaran”. Hasil wawancara informan I senada dengan informan III pada wawancara tanggal 22 Mei 2012, yang menyatakan bahwa “Kami juga menjalin kerjasama dengan pimpinan redaksi, karena mereka adalah salah satu partner kita juga..kita undang mereka pada saat kita adakan halal bi halal”. Selain itu, Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta juga telah menjalin hubungan baik dengan organisasi profesi kewartawanan. Berikut penuturan informan I pada wawancara tanggal 15 Mei 2012 yang menyatakan bahwa “Bagian Humas dan Protokol commit to user baik dengan organisasi profesi Pemkot Surakarta membina hubungan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
kewartawanan yang ada, seperti dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)”. Hasil wawancara informan I sama dengan informan II pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan bahwa “Biasanya kita juga menjalin hubungan baik dengan organisasi kewartawanan mbak, seperti dengan PWI”. Hasil wawancara informan I dan II senada dengan informan IV pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 sebagai berikut : Saya selaku anggota PWI mengacungi jempol untuk Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta. Mereka berhubungan baik dengan pengurus PWI dan pengurus PWI pun banyak ditolong oleh Bagian Humas. Bagian Humas selalu memberi saran yang terbaik untuk PWI ke depannya. Adanya hubungan baik dengan organisasi kewartwanan maka memberikan keuntungan bagi Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta yaitu memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan, serta langkah organisasi yang dianggap baik untuk diketahui publik. Berikut penutura infroman I pada wawancara tanggal 15 Mei 2012 yang menyatakan bahwa “Dengan menjalin hubungan baik dengan organisasi kewartawanan maka pihak humas akan mendapatkan publisitas yang luas tentang kegiatan yang akan kita lakukan ataupun yang lain yang baik untuk diketahui publik”. Hasil wawancara informan I senada juga informan II pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Informasi yang disampaikan media massa itu sangat berpengaruh bagi kita, untuk itu kita harus pintar-pintar menjalin hubungan baik dengan wartawan seluas-luasnya dan organisasi kewartawanan agar kita mendapatkan publisitas yang luas dalam meyampaikan kegiatan atau kebijakan Pemkot sendiri. Dari uraian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi media relations yang dijalankan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta commit to user ada 4 yaitu membangun media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
center, mengikutsertakan beberapa pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta untuk mengikuti pelatihan, mengupdate informasi terbaru tentang Pemerintah Kota Surakarta melalui facebook, membina hubungan baik dengan organisasi kewartawanan. Bagian Humas dan Protokol bekerjasama dengan Diskominfo membangun media center dengan tujuan, dapat terwujudnya hubungan yang harmonis dan berkelanjutan yang dilandasi saling percaya dan menghormati, memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi, memperoleh tempat dalam pemberitaan media yang dapat menguntungkan organisasi. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta mengikutsertakan beberapa pegawainya untuk mengikuti pelatihanpelatihan, seperti pelatihan jurnalistik dan fotografi. Dengan adanya pelatihan tersebut mempunyai manfaat untuk Bagian Humas dan Protokol
Pemerintah
Kota
Surakarta
yaitu
dapat
membangun
pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dengan media massa, penyampaian informasi yang akurat dan terpercaya. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta selain menggunakan facebook untuk mengupdate informasi terbaru Bagian Humas juga memberitahukan informasi terbaru mengenai Pemkot melalui telepon atau SMS. Adanya hubungan baik dengan organisasi kewartwanan maka memberikan keuntungan bagi Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta yaitu memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan, serta langkah organisasi yang dianggap baik untuk diketahui publik.
2. Proses Media Relations Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam Mendukung Promosi Kota Solo Proses media relations sebagai salah satu kegiatan PR yang dilaksanakan melalui beberapa tahapan-tahapan. Proses media relations yang commit to user dilakukan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yakni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
dengan mengacu pada program kerja yang berasal dari Pemerintah Kota Surakarta selain itu juga program kerja yang telah dibuat oleh Bagian Humas itu sendiri. Adapun proses media relations yang dijalankan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta agar terjalin hubungan yang harmonis dengan media sehingga dapat mendukung promosi kota. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta merangkum tiga hal pokok yang dijalankan dalam proses media relations sebagai berikut : a. Perencanaan Perencanaan pada dasarnya merupakan usaha untuk mewujudkan sesuatu agar terjadi pada masa depan. Perencanaan yang dilakukan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta adalah perencanaan jangka pendek, karena waktunya hanya satu tahun. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta mengambil keputusan dan merencanakan tentang langkah-langkah program yang akan dijalankan. Perencanaan media relations telah direncanakan dalam anggaran satu tahun sebelum dikerjakan. Adapun rencana yang sudah dibuat pada tahun 2011 untuk tahun 2012 ini yang menyangkut menjalin hubungan dengan media massa sudah ada dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) program kerja Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta tahun 2012 yaitu : 1) Program kerjasama informasi dengan mas media yaitu dengan cara memberikan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi. Adapun bentuk kegiatannya adalah kerjasama publikasi pembangunan daerah dengan media massa. 2) Program kerjasama informasi dengan mas media yaitu dengan cara penyebarluasan informasi pembangunan daerah. Adapun bentuk kegiatannya adalah iklan media cetak dan media elektronik. 3) Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa yaitu dengan cara penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
daerah. Adapun bentuk kegiatannya adalah dialog interaktif radio dan televise serta jumpa pers. 4) Program kerjasama informasi dengan mas media yaitu dengan cara penyebarluasan informasi yang bersifat penyuluhan bagi masyarakat. Adapun kegiatannya adalah siaran langsung televisi dan radio, leaflet, brosur, penyelenggaraan event, dsb. Berikut penuturan informan I pada wawancara tanggal 27 April 2012 yang menyatakan bahwa : Dalam proses media relations, yang pertama dilakukan adalah perencanaan yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan pihakpihak terkait dan menampung seluruh pendapat yang selanjutnya akan diputuskan apa yang akan direncanakan pada tahun depan. Diadakan rapat mbak…mengenai program dan kegiatan apa yang harus dilakukan serta anggaran yang dianggarkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Hasil wawancara informan I senada dengan informan II pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Yang pertama dilakukan ya perencanaan mbak. Kita adakan rapat dengan beberapa pihak yang terkait dengan apa yang akan kita kerjakan, kita tampung pendapat dari mereka, selanjutnya kita mengambil keputusan apa yang akan kita kerjakan secara bersamasama. Ya….disitu kita dapat membuat program kerja dan anggaran berapa yang akan kita usulkan. Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 10 Mei 2012, sebagai berikut : Perencanaan dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait. Nanti kita adakan rapat dulu, suara rapat juga kita tampung yang selanjutnya baru kita putuskan apa yang akan kita lakukan pada tahun depan. Khan ada bulan-bulan tertentu yang ada tanggal untuk memperingati hari besar mbak,itu juga kita pikirkan. Sehingga kita dapat memberitahu siapa khalayak yang dituju, dan tujuan yang akan dicapai serta besarnya biaya yang akan dikeluarkan. Informan I pada wawancara tanggal 27 Mei 2012 menambahkan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
Ini lhooo… mbak program kerja, anggaran dan kegiatan yang akan kita lakukan pada tahun ini, sudah ada di DPA tahun 2012 (sambil memperlihatkan DPA tahun 2012). Ya……ini yang jadi pedoman kami mbak. (DPA dan program kerja dilampirkan). Tujuan diadakan rencana tersebut adalah sebagai pedoman Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam menjalankan hubungan baik dengan media massa, karena dalam Dana Pelaksanaan Anggaran 2012 terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan dan memerlukan adanya media massa untuk menginformasikan kepada masyarakat. Berikut pernyataan informan I paada tanggal 27 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Dalam DPA 2012 banyak melibatkan media massa untuk menginformasikan ke masyarakat. Ada dialog interaktif radio RRI dan Meta FM, dialog interaktif televisi TATV, siaran-siaran langsung, iklan media cetak dan elektronik, dsb. Itu semua sudah direncanakan sebelumnya mbak dan anggaranpun juga disesuaikan. Tujuan adanya rencana ya…biar kita tidak repot mbak untuk mengadakan semua itu karena sudah ada anggarannya. Hasil wawancara informan I hampir sama dengan informan II pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Semua kegiatan yang akan kita lakukan sudah ada direncanakan sebelumnya mbak. Tujuannya ya…biar kita punya pedoman untuk melaksanakan suatu kegiatan mbak, sehingga informasi yang kita sampaikan kepada wartawan itu ya lebih jelas. Dalam DPA sendiri sudah ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan dan melibatkan media massa. Adapun contoh perencanaan yang digunakan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta adalah : Tabel 4.1 Rencana Dialog Interaktif Radio Meta-FM, bincang-bincang dengan Bapak Wakil Walikota Surakarta Siapa sasaran utaman dari program Masyarakat Solo pada umumnya kegiatan tersebut? Mengapa
program
tersebut dilakukan?
kegiatan Program ini dilaksanakan agar commit to user dapat mengetahui suara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
masyarakat Surakarta
tentang dan
Pemkot
keluhan-keluhan
masyarakat. Bagaimana
cara
digunakan
untuk
yang
dapat Dengan cara mengadakan dialog
menjangkau interaktif di radio Meta FM.
masyarakat? Kapan kegitan ini dilaksanakan?
Satu minggu sekali, setiap hari Selasa dimulai dari jam 9 pagi.
Siapa
yang
terlibat
dengan Bapak Wakil Walikota, Media
program ini?
Elektronik Radio Meta FM dan masyarakat kota Solo.
Bagaimana
keinginan
dari Dapat
mengetahui
keluhan-
keberhasilan setiap program yang keluhan dan suara masyarakat kota dilaksanakan?
Solo
sehingga
Pemkot
dapat
menjadi lebih baik di kedepannya. b. Pelaksanaan Perencanaan merupakan pedoman untuk melakukan suatu tindakan, dengan adanya perencanaan maka pelaksanaan program tidak menyimpang jauh dari rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Satu hal penting dalam pelaksanaan melakukan monitoring yang merupakan bentuk kontrol dan pengumpulan informasi mengenai tahapan pencapaian tujuan organisasi. Dalam menjalankan suatu rencana, sudah biasa terjadi perencanaan akan dihadapkan pada hal-hal yang tidak diduga sebelumnya. Perencanaan yang tidak sesuai dengan apa yang akan dilaksanakan apabila terjadi hal-hal yang tidak tertuga maka dapat diperbaiki dan disempurnakan, namun tidak semena-mena diubah sehingga
membingungkan
pelaksana
program,
tidak
mengubah
keseluruhan rencana, melainkan hanya menyesuaikan saja. Berikut hasil wawancara dengan informan I pada wawancara commit to user tanggal 27 April 2012 yang menyatakan bahwa “Rencana yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
kita buat selanjutnya kami laksanakan dari apa yang telah direncanakan. Untuk pelaksanaannya sendiri kita juga harus bekerjasama dengan pihak terkait”. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 sebagai berikut : Setelah ada rencana, yang pasti pihak humas akan bekerjasama dengan pihak terkait untuk menjalankan program yang telah dibuat sebelumnya. suatu program akan berjalan dengan baik apabila pihak-pihak yang terkait dapat bekerjasama dengan baik. Untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu maka pihak humas akan mengadakan jumpa pers dengan para wartawan media massa, mengenai siapa sasaran yang akan dituju, dimana pelaksanaannya sehingga dalam pelaksanaan program tersebut publik akan menyaksikannya karena wartawan sudah menginformasikan ke mereka. Hal senada juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 10 Mei 2012 sebagai berikut : Rencana selesai dibuat, berarti hal selanjutnya adalah bagaimana kita melaksanakan rencana tersebut. Dalam pelaksanaan pihak-pihak yang terkait menjalankan tugasnya sendiri-sendiri, dengan demikian maka pelaksanaan program tidak menyimpang jauh dari rencana yang sudah dibuat. Salah satu contoh pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya adalah pelaksanaan siaran langsung televisi yang dilakukan di stasiun TATV, iklan media cetak dan media elektronik. Berikut penuturan informan I pada wawancara tanggal 27 April 2012 yang menyatakan bahwa: Tadi khan ada rencana untuk melakukan siaran langsung televisi di stasiun TATV ya itu kita laksanakan mbak…biasanya siaran langsung itu kita lakukan apabila Kota Solo mempunyai event tertentu, sebentar lagi di Keraton Kasunanan ada Jumenengan, kegiatan itu juga disiarkan langsung oleh TATV. Ada juga iklan di media cetak mbak, biasanya kita memberikan ucapan selamat kepada instansi lain, atau ucapan berduka cita kepada siapa gitu. Kalau kegiatan itu tidak dianggarkan sebelumnya terus mau pakek uang darimana mbak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
Hasil wawancara informan I senada dengan informan III pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 sebagai berikut : Ada program kerja untuk melakukan siaran langsung televisi di stasiun TATV kalau itu tidak kita anggarkan bagaimana kita bisa membiayainya mbak…misalnya ada kegiatan di wilayah Solo yang menarik pasti juga disiarin langsung mbak, sebentar lagi ada jumenengan di Keraton Solo itu juga di siarin di TATV. Kita juga mempunyai kolom di surat kabar seperti Solopos mbak, itu biasanya digunakan untuk memberikan ucapan selamat ke instansi lain, dsb. c. Evaluasi Evaluasi merupakan suatu keharusan manakala satu program sudah selesai dilaksanakan. Melalui evaluasi itulah bisa diketahui efektivitas program dalam mencapai tujuan organisasi. Adapun pedoman untuk mengevaluasi suatu program yang dijalankan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yaitu : 1) Mengukur keluaran, berapa banyak jumlah berita, artikel atau tulisan yang muncul di media massa. 2) Mengkaitkan program yang dijalankan dengan pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. Berikut hasil wawancara dengan informan I pada wawancara tanggal 27 Mei 2012 sebagai berikut : Dalam pelaksanaan suatu kegiatan yang melibatkan media massa selalu diawasi mbak..program yang telah direncanakan dan dilaksanakan harus ada peloporan ke pak walikota. Bagaimana dampak kegiatan tersebut untuk Pemkot dan masyarakat. 2x kita membuat laporan mbak, selesai kegiatan kita harus membuat laporan untuk pak walikota, yang kedua laporan setiap tahun juga diserahkan ke pak wali. Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 yang menyatakan bahwa “Evaluasi dilakukan apabila rencana sudah dilaksanakan, karena begitu ada kegiatan atau program yang dilaksanakan tentunya ada output dan pelaporan”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Penting bagi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam melakukan evaluasi yaitu dapat menjadi pedoman untuk menyusun program selanjutnya secara cermat. Berikut penuturan informan II pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 yang menyatakan “Dengan adanya pelaporan maka kita dapat menjadi pedoman untuk melakukan kegiatan selanjutnya, sehingga kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya akan lebih baik”. Hasil wawancara informan II senada dengan informan III pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Evaluasi dilakukan karena itu penting mbak..program yang kita jalankan sudah sesuai dengan rencana kita apa belum, sudah baik atau belum. Dari evaluasi itu dapat menjadi pedoman untuk kita melakukan kegiatan yang selanjutnya, apa yang perlu dibenahi dari program yang ada sekarang ini. Pelaksanaan evaluasi Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dapat dicontohkan yaitu ada program yang bentuk kegiatannya mengadakan dialog interaktif radio sebanyak 21 kali, sudah ada dalam rencana kalau pengadaan dialog interaktif itu sebanyak 21 kali, setelah akhir tahun, kegiatan tersebut akan dievaluasi sesuai dengan rencana apa belum, apakah dilaksanakan sebanyak 21 kali atau kurang atau mungkin bisa lebih. Berikut hasil wawancara dengan informan I pada tanggal 27 April 2012 sebagai berikut “Gini mbak….tadi khan sudah saya kasih tau ada rencana untuk mengadakan dialog interaktif dengan radio sebanyak 21 kali. Kami sebagai penjalan rencana ya kalau bisa dijalankan sebanyak itu mbak,jangan lebih kalau lebih untuk biayanya kita dapat darimana”. Hasil wawancara informan I senada dengan informan II pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 yang menyatakan : Ya…sebisa mungkin kita melaksanakan program tanpa menambah dana lagi mbak…masak ya kita mau ajukan dana lagi, padahal itu khan sudah ada di anggaran mbak..ada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
program untuk melakukan dialog interaktif dengan radio sebanyak 21 kali ya kita lakukan sebanyak itu mbak. Informan I menambahkan pada wawancara tanggal 27 Mei 2012 sebagai berikut : Bukan hanya itu saja mbak yang dapat kita evaluasi, disini khan ada juga media cetak, jadi kita dapat melihat pemberitaan tentang Pemkot itu seberapa banyak, apakah berita tersebut berpengaruh pada masyarakat dan apakah dengan berita itu tujuan kita dapat tercapai. Kalau masyarakat ada yang menanggapi berita itu berarti kita dapat melakukan evaluasi mbak, mengapa masyarakat beranggapan demikian dan apa yang perlu kita benahi dari Pemkot. Selama ini Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta telah melaksanakan program kerja sesuai dengan rencana, sehingga
evaluasi
yang
didapatkan
sesuai
dengan
apa
yang
direncanakan. Berikut penuturan informan I pada wawancara tanggal 15 Mei 2012 yang menyatakan bahwa “Alhamdulillah selama ini evaluasi yang kita kerjakan sudah bagus mbak..semua program kerja sudah dikerjakan sesuai dengan rencana sehingga kami tidak bingung-bingung lagi mengatur anggaran lagi”. Hasil wawancara informan I senada dengan informan II pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan “Hasil evaluasi selama ini bagus mbak, karena kita khan kerjanya sudah sesuai dengan program kerja yang telah kita rencanakan”. Dari uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa proses media relations Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam
mendukung
promosi
Kota
Solo
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Setiap melakukan kegiatan tentu akan direncanakan dahulu dengan tujuan agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar, setelah dilaksanakan program tersebut akan dievaluasi apa sudah sesuai dengan rencana apa belum sehingga dapat menjadi pedoman untuk melakukan kegiatan selanjutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
3. Kegiatan Media Relations yang Dijalankan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam Mendukung Promosi Kota Solo Kebutuhan utama media yakni informasi, untuk memperoleh informasi tersebut maka pihak wartawan media massa harus dapat menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak terkait, khususnya pihak bagian humas. Tidak hanya wartawan yang membutuhkan informasi atau berita, melainkan pihak terkait juga membutuhkan media massa untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang kebijakan ataupun kegiatan yang berhubungan dengan kota tersebut. Untuk menjalin hubungan baik antara humas dengan wartawan media massa diperlukan adanya suatu kegiatan yang dapat menunjangnya. Dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan, diharapkan dapat mempererat hubungan antara humas dan wartawan media massa. Adapun bentuk kegiatan media relations yang dijalankan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta agar terjalin hubungan dengan media yang harmonis sehingga dapat mendukung promosi kota. Bagian Humas dan Protokol pemerintah Kota Surakarta merangkum kegiatan media relations yang dijalankan dalam mendukung promosi kota Solo sebagai berikut : a. Jumpa pers Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta, melakukan beberapa kegiatan yang dapat menunjang hubungan antara pihak humas dengan wartawan media massa. Berikut penuturan informan I pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 : Biasanya kita melakukan jumpa pers dengan mengundang para wartawan media massa baik cetak maupun elektronik, apabila ada suatu informasi yang perlu disampaikan kepada masyarakat, selain itu kita melakukan jumpa pers untuk menjawab isu-isu atau berita yang tidak benar atau merugikan pihak kami, terutama pemerintah kota. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Informan II pada wawancara tanggal 16 Mei 2012toyang commit usermenyatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Kegiatan yang sering dilakukan yang melibatkan wartawan adalah jumpa pers. Karena kegiatan tersebut telah dianggarkan sebelumnya, maka kegiatan itu harus dapat dijalankan walaupun hanya sebentar. Kita melakukan jumpa pers harus bekerja sama dengan pihak tertentu yang berkaitan dengan acara atau permasalahan. Hal senada diungkapkan oleh informan III pada wawancara 22 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Biasanya kita melakukan jumpa pers yang bekerja sama dengan pihak terkait dengan mengundag para wartawan media massa, jumpa pres dilakukan apabila terdapat suatu permasalahan yang harus diluruskan atau klarifikasi maslah dan jumpa pers apabila akan ada event yang akan dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan hasil observasi peneliti yang mana Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan pihak terkait melakukan jumpa pers pada tanggal 1 Mei 2012, dalam jumpa pers tersebut bertujuan memberikan arahan atau kegiatan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta pada tanggal 2 Mei 2012 yaitu dalam memperingati Hari Pendidikan. b. Press tour Selain jumpa pers, Bagian Humas melakukan kegiatan lain yang dapat menjalin hubungan baik dengan media massa khususnya wartawan. Berikut penuturan informan II pada tanggal 16 Mei 2012 sebagai berikut : Selain jumpa pers, ada juga press tour dengan melakukan kunjungan ke suatu daerah tertentu. Salah satunya kunjungan kinerja ke Manado, dengan adanya kunjungan itu maka kita akan mendapatkan informasi yang kaitannya dengan hal-hal baik yang dilakukan oleh pemerintahannya sehingga kita dapat menyontohnya. Hal yang sama diungkapkan oleh informan IV pada wawancara tanggal 24 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Yang saya tahu Bagian Humas Pemkot Solo pernah melakukan press tour dan saya terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan commitmengikuti to user press tour ke beberapa daerah tersebut. Saya pernah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
seperti Bali, Padang, Manado, dan Bukit Tinggi. Selama perjalanan bagian hunas tidak membedakan mana pegawainya dan mana wartawan. Kita saling bercanda dan tidak ada perbedaan. c. Press luncheon Selain jumpa pers dan press tour, kegiatan yang berkaitan dengan media relations untuk menjalin hubungan baik dengan wartawan media massa, berikut penuturan informan III pada wawancara 22 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Sebelum pak walikota mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta, kita sering melakukan kegiatan makan bersama yang diadakan satu bulan sekali. Namun, karena pak walinya baru sibuk mempersiapkan diri untuk jadi gubernur, kegiatan tersebut sudah terhenti satu bulan terakhir ini. Ya….mau gimana lagi, urusannya juga banyak dan salah satunya harus ditinggalkan. Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh informan IV pada wawancara tanggal IV pada wawancara tanggal 24 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Ada juga pertemuan satu bulan sekali yaitu minum teh pagi atau makan siang bersama, karena pak walikota sibuk mengurusi pencalonan diri beliau sebagai gubernur DKI Jakarta maka kegiatan ini terhenti. Ya..semoga saja dapat dijalankan kembali biar kita lebih akrab dan dapat mencairkan suasana. d. Wawancara pers Kegiatan ini biasanya dilakukan sendiri oleh wartawan media massa apabila ingin mencari informasi atau mengkonfirmasi sendiri kepada pihak-pihak yang terkait dengan suatu berita. Berikut penuturan informan IV pada wawancara tanggal 24 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Kita sering juga melakukan wawancara pers untuk mencari informasi sendiri dengan cara mewawancarai langsung pihakpihak yang terkait dengan permasalahan atau suatu kegiatan, karena selama ini pihak humas hanya memberitahu atau menginformasikan apabila ada event atau kegiatan tertentu. Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan V pada commit to user wawancara tanggal 24 Mei 2012 yang menyatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
Tugas wartawan adalah mencari berita, kalau hanya mengandalkan informasi yang akan diberikan saja kita tidak akan mendapatkan berita lebih dari itu. Untuk itu, saya dan rekan-rekan wartawan lainnya mencari informasi sendiri dengan cara mewawancarai secara langsung pihak-pihak yang terkait suatu masalah ataupun kegiatan. Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh informan VI pada wawancara tanggal 24 Mei 2012 yang menyatakan bahwa : Wartawan yang baik dinilai dari hasil kerjanya, untuk itu kita harus dapat mencari berita yang banyak untuk dapat dipublikasikan. Salah satu caranya adalah dengan cara mewawancarai sendiri pejabat atau pihak yang terkait dengan berita yang sedang beredar, kita ikuti dan kita klarifikasi terus menerus sehingga kita akan mendapatkan berita tersebut dengan benar. Dari uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan media relations yang dilakukan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta adalah jumpa pers yang mana biasanya dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, menjawab isu-isu yang sedang beredar. Selain jumpa pers ada juga press tour, press luncheon, dan wawancara pers. Bagian Humas dan pihak terkait serta wartawan media massa melakukan kunjungan kerja kesuatu daerah. Selain itu setiap satu bulan sekali biasanya diadakan makan siang bersama dengan walikota, dan apabila ada informasi yang perlu dikonfirmasi dengan pihak terkait wartawan harus mencari dan menemui sendiri pihak tersebut. Dalam mendukung promosi Kota Solo maka Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta bekerja sama dengan beberapa media. Media dalam
masyarakat memliki peranan
yang sangat
penting.
Perkembangan teknologi, memungkinkan informasi dari belahan dunia sekalipun dapat diterima oleh khalayak dengan seketika. Pada umumnya ada dua jenis media yang sering dipergunakan dalam aktivitas public relations, yaitu media cetak dan media elektronik. Dalam mempromosikan Kota Solo Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta menggunakan dua commit user jenis media massa yaitu media cetaktodan media elektronik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
Berikut hasil wawancara dengan informan I pada wawancara tanggal 15 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Dalam promosi kota sendiri, kita dibantu oleh dua jenis media massa yang ada disini mbak…ada media massa cetak dan elektronik, media massa cetak yang lebih banyak kita gunakan, kalau elektronik juga banyak tapi lebih banyak cetak. Media cetak saja ada beberapa wartawan surat kabar yang ada disini mbak. Hasil wawancara dengan informan I sama dengan informan II pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Kita menggunakan media cetak dan elektronik untuk mempromosikan kota mbak..tapi lebih banyak cetak sih mbak, kalau elektroniknya jarang.wong wartawan yang ada disini aja kebanyakan juga dari media cetak surat kabar. Ya…itu tidak masalah bagi kami yang penting kami bisa bekerjasama saja. Dalam
melakukan
kegiatan
promosi,
sebuah
organisasi
memerlukan media promosi. Ada beberapa media promosi yang digunakan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta untuk mempromosikan Kota Solo yaitu : 1) Surat kabar harian 2) Leaflet 3) Events 4) Brosur Berikut hasil wawancara dengan informan I pada wawancara tanggal 15 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Selain dengan media cetak seperti surat kabar dan media elektronik, kita melakukan promosi dengan menggunakan leaflet dan brosur yang mana dalam pembuatannya kita bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan kita membantu mendistribusikannya kepada instansi yang mengadakan kunjungan kerja kesini dan wisatawan yang ingin berkunjung kesini. Selain itu kita juga mengadakan beberapa events yang bekerjasama dengan pihakpihak tertentu. Hasil wawancara dengan informan I senada dengan informan III pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
Promosi kita lakukan dengan menjalankan events yang bekerjasama dengan pihak terkait mbak, seperti besuk itu ada Solo Batik Carnaval tanggal 30 Juni 2012 mbak, kita selenggarakan itu bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Diskominfo, ada juga leaflet yang kita sebarkan ke kecamatan untuk dibagikan ke kelurahan-kelurahan, brosur untuk wisatawan yang mengunjungi Balaikota, baliho yang kita pasang dijalan-jalan mbak. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan promosi Kota Solo dengan menggunakan beberapa media promosi. Penggunaan media promosi juga sangat berpengaruh dengan apa yang diharapkan sebelumnya, karena media promosi mempunyai fungsi untuk menyiarkan informasi dan mempengaruhi masyarakat Kota Solo. Berikut hasil wawancara dengan informan I pada tanggal 15 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Dengan adanya media promosi kita dapat menyiarkan informasi yang kita miliki kepada masyarakat, selain itu juga bisa mempengaruhi masyarakat untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam penyelenggaraan event maka kita juga berkoordinasi dengan media massa agar dapat menyiarkan berita tersebut kapan dan dimana akan diselenggarakan, yang tentunya masyarakat akan terpengaruh untuk melihatnya. Hasil wawancara informan I senada dengan informan III pada wawancara tanggal 16 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Oooo..media promosi yang kita gunakan mempunyai tujuan sendiri mbak, kita dapat menyiarkan apa yang akan kita lakukan agar masyarakat terpengaruh. Dalam penyelenggaraan event kita saja kerjasama dengan media massa untuk meyiarkannya mbak, tentang kapan dan dimana akan digelar, dari situ khan nanti masyarakat akan terpengaruh untuk datang menyaksikan. Hasil wawancara informan I dan III hampir sama dengan informan IV pada wawancara tanggal 20 Mei 2012 yang menyatakan sebagai berikut : Biasanya untuk mengadakan event Bagian Humas dan pihak terkait mengadakan jumpa pers mbak..dalam jumpa pers itu diberitahu kapan dan dimana event itu akan digelar. Darisitu kita dapat menginformasikan kepada masyarakat mbak, sehingga mereka tahu dan menontonnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Dari uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa media yang digunakan untuk mempromosikan Kota Solo ada beberapa jenisnya, ada media elektronik dan media cetak. Media cetak yang digunakan juga bermacam-macam ada surat kabar harian, pamflet, brosur dan leaflet serta ada juga event untuk melakukan kegiatan tertentu. Tujuan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta menggunakan bermacam-macam media promosi adalah untuk menyiarkan dan mempengaruhi masyarakat.
C. Pembahasan Dalam bagian ini, peneliti akan menganalisis data yang berhasil dikumpulkan di lapangan sesuai dengan rumusan permasalahan, selanjutnya dihubungkan dengan teori yang sudah ada. Berikut ini peneliti akan menganalisis media relations Pemerintah Kota Surakarta dalam mendukung promosi Kota Solo. 1. Strategi Media Relations yang Dijalankan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam Mendukung Promosi Kota Solo Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam menjalankan pekerjaan administrasi pemerintahan, Kepala Bagian Humas dibantu oleh tiga kepala sub bagian dan staffnya. Adapun kepala sub bagian tersebut meliputi Kepala Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi, Kepala Sub Bagian Analisis dan Kemitraan Media dan Kepala Sub Bagian Protokol. Masing-masing dari kepala sub bagian tersebut mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap kepala bagian humas sesuai dengan bidangnya. Kepala Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi mempunyai tugas yang berhubungan dengan dokumentasi dan penyusunan naskah sambutan, Kepala Sub Bagian Analisis dan Kemitraan Media mempunyai tugas yang berhubungan dengan analisis berita, yaitu penyusunan kliping koran yang mana dipilah-pilah antara berita yang bernilai heboh dengan berita yang biasabiasa saja, sedangkan Kepala Ssub Bagian Protokol mempunyai tugas yang berhubungan dengan keuangan (bendahara). Terdapat beberapa strategi media relations yang dapat digunakan commit to user untuk mempertahankan hubungan baik dengan media massa. Bagian Humas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta mempunyai strategi untuk mempertahankan hubungan baik dengan media massa, meliputi membangun media center, mengikutsertakan beberapa pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta untuk mengikuti pelatihan, mengupdate informasi terbaru tentang Pemerintah Kota Surakarta melalui facebook, dan membina hubungan baik dengan organisasi kewartawanan. Dalam media relations yang dipandang penting adalah menjalin hubungan dengan pimpinan media massa, tetapi juga menjalin hubungan baik dengan para wartawan atau pekerja media, karena merekalah yang mewakili media massa di lapangan. Dalam menjalin hubungan baik dengan media massa, Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta tidak hanya berhubungan baik dengan wartawan melainkan juga dengan pimpinan redaksi, tetapi yang sering dilakukan adalah berhubungan baik dengan wartawan karena dengan berhubungan baik dengan wartawan maka diharapkan berita yang ditulis atau diinformasikan kepada masyarakat tidak menyudutkan pihakpihak tertentu, terutama bagian humas. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan Diskominfo telah membangun media center dengan tujuan dapat terwujudnya hubungan yang harmonis dan berkelanjutan yang dilandasi saling percaya dan menghormati, memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi, memperoleh tempat dalam pemberitaan yang dapat menguntungkan organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Wardhani, yang menyatakan bahwa tujuan media relations diantaranya adalah memperoleh tempat dalam pemberitaan media secara objektif, wajar dan berimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan organisasi, mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang didasari saling percaya dan menghormati serta memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi (2008). Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta tidak hanya mengelola relasi dengan para wartawan, melainkan juga dengan pimpinan commit user redaksinya, namun tidak dengan selalutomengunjungi media massa yang terkait
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
melainkan diadakan di lingkungan Pemkot Surakarta dan waktunya tidak tentu. Bagian
Humas
dan
Protokol
Pemkot
Surakarta
juga
mengikutsertakan beberapa pegawainya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, seperti
pelatihan
jurnalistik
dan
fotografi.
Strategi
tersebut
perlu
dikembangkan karena itu adalah taktik Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta untuk dapat mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya pegawai humas untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut mempunyai manfaat untuk Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta yaitu dapat membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dengan media massa, penyampaian informasi yang akurat dan terpercaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Wardhani yang menyatakan manfaat media relations adalah untuk membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dengan media massa, penyampaian informasi yang akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi publik (2008). Pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta akan mengetahui apa kebutuhan media massa dan bagaimana pekerjaan media massa tersebut, untuk itu Bagian Humas dan Protokol akan mempunyai tanggung jawab yang lebih dalam pemberian berita kepada media massa sehingga berita yang disampaikan juga akurat dan dapat dipercaya oleh media massa. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta dalam menjalin hubungan baik dengan media massa juga dilakukan secara intens. Salah satunya melalui situs jejaring sosial (facebook), dimana bagi pihak humas itu merupakan kenyataan perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu
ditengah
keterbatasan
anggaran
dana
yang
ada.
Selain
menggunakan facebook, Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta juga mendata nomor kontak para wartawan media massa agar apabila ada suatu informasi atau kegiatan dapat dihubungi lewat telepon maupun SMS. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta telah memliki nomor kontak para wartawan, sehingga pada saat diluar kegiatan pers apabila ada informasi-informasi dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Pemkot Surakarta dapat dihubungi. Para wartawan juga dapat mengakses FB Humas dan Protokol Pemkot Surakarta setiap waktu. Infromasi yang disampaikan kepada wartawan memang banyak, tetapi terkadang terdapat beberapa informasi yang lepas karena kurang koordinasi dengan pihak terkait dan untuk release sangat jarang. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta tidak mau dianggap tidak menyediakan release sesuai dengan kebutuhan wartawan, padahal terbukti bahwa dalam setengah tahun terakhir ini penyediaan release sangat minim. Didalam menjalin hubungan baik dengan wartawan, tidak hanya dilakukan oleh Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi, melainkan seluruh staf Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta. Mulai dari Kepala Bagian Humas, Sub. Bagian Publikasi dan Dokumentasi, Sub. Bagian Analisis dan Kemitraan Media dan Sub. Bagian Protokol, mereka selalu berusaha melayani wartawan dengan baik, membantu apa yang dibutuhkan oleh wartawan sesuai dengan tugas mereka masing-masing. Salah satu contoh adalah Sub. Bagian Analisis dan Kemitraan Media bertugas salah satunya membuat analisis berita. Selain menjalin relasi dengan wartawan dan pimpinan redaksi media massa, penting juga bagi Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta menjalin hubungan baik dengan organisasi kewartawanan karena organisasi kewartawanan adalah jaringan dimana berkumpulnya para wartawan media massa. Hal ini menunjukkan bahwa jaringan relasi tersebut bernilai sangat penting dalam pandangan organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Namun, pada kenyataannya Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta tidak memliki wartawan internal. Dalam hal bekerja sama dengan wartawan media massa, Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta menunjuk beberapa orang stafnya untuk merangkap menjadi petugas dalam hal berbagi berita, informasi, dan juga materi-materi seperti foto dan berita commit tomedia user massa yang tidak bisa hadir atau kegiatan. Jadi misal terdapat wartawan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
terlambat datang dalam acara Pemkot Surakarta, para wartawan bisa meminta hasil tentang liputan tersebut kepada staf Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta, hal tersebut termasuk data-data dan foto-foto yang akan digunakan untuk publikasi. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta juga membina hubungan dengan organisasi profesi kewartawanan, seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), guna memperluas jaringan dengan media massa sehingga memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan serta langkah organisasi yang dianggap baik untuk diketahui oleh publik. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dengan organisasi kewartawanan berhubungan baik untuk dapat saling bersilaturahmi dan bertukar informasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Iriantara yang menyatakan bahwa strategi media relations meliputi mengelola relasi dan mengembangkan jaringan (2011). Menjalin relasi dilakukan dengan cara membangun media center untuk para wartawan, mengikutkan pegawai humas untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tertentu, dan mengupdate informasi terbaru melalui facebook dan SMS. Sedangkan untuk mengembangkan jaringan Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta menjalin hubungan baik dengan organisasi kewartawanan agar mendpatkan publisitas seluas mungkin. Hal ini hampir sama dengan pendapat Yusuf dalam blognya yang menyatakan bahwa strategi media relations meliputi embedded media strategy, embargo media strategy (2011). Embedded media strategy yaitu dilakukan dengan cara mengirimkan SMS mengenai informasi terbaru Pemkot kepada wartawan media massa, sedangkan embargo media strategy dilakukan dengan cara memberikan informasi kepada wartawan media massa yang datang terlambat dalam suatu acara dan brita yang didapatnya kurang lengkap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
2. Proses Media Relations Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam Mendukung Promosi Kota Solo Dalam menjalankan proses media relations, Bagian Humas dan Protokol Pemerintah kota Surakarta mengacu pada program kerja yang sudah ada. Dalam mendukung media relations, Bagian Humas dan Protokol mempunyai beberapa tahapan proses yang harus dilalui, yang pertama adalah perencanaan, koordinasi pengambilan keputusan, dalam tahap ini Bagian Humas dapat merencanakan dan mengambil keputusan mengenai langkahlangkah program. Perencanaan dilakukan dengan cara mengumpulkan pihakpihak terkait dan menampung seluruh pendapat yang selanjutnya diambil suatu keputusan. Selain itu, perencanaan media relations telah direncanakan dalam anggaran satu tahun sebelum dikerjakan sehingga program kerja dan anggaran tersebut telah disetujui oleh pihak terkait. Program kerja disetujui DPRD sedangkan anggaran harus disetujui oleh DPR. Dalam tahap ini staff Bagian Humas dan Protokol harus mengetahui apa yang dapat dikerjakannya. Perencanaan program kerja untuk tahun 2012 telah dianggarkan di tahun 2011 yang lalu, sehingga di tahun ini Bagian Humas dan Protokol dapat menjalankan program kerja yang sudah dilaksanakan. Program kerja, anggaran dan kegiatan yang akan dilakukan pada tahun 2012 ini sudah ada di Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2012. Tujuan adanya perencanaan adalah sebagai pedoman Pemkot Surakarta dalam menjalankan hubungan baik dengan media massa, karena dalam DPA terdapat beberapa kegitan yang melibatkan dan memerlukan adanya media massa untuk menginformasikan kepada masyarakat. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta selanjutnya melaksanakan ada yang sudah direncanakan, dalam tahap ini langkah-langkah penting yang akan dilakukan oleh pihak terkait. Bagian Humas dan Protokol mengadakan jumpa pers dengan para wartawan media massa, untuk memberitahu apa yang akan dilakukannya, didalam jumpa pers tersebut juga menggunakan dana yang akan digunakan untuk snack ataupun untuk user dan Protokol dapat menjelaskan narasumber. Dalam tahap ini commit Bagian to Humas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
kepada pihak terkait dan para wartawan apa yang harus dilakukan, mengapa melakukannya, kapan dan dimana pelaksanaannya. Dalam perencanaan sudah terdapat beberapa program yang berhubungan dengan media massa salah satunya adalah pelaksanaan siaran langsung televisi yang dilakukan di stasiun TATV, iklan media cetak dan media eletronik. Dalam pelaksanaan siaran langsung televisi, Pemkot Surakarta telah bekerjasama dengan stasiun TV untuk melakukan liputan secara langsung, yang sudah direncanakan adalah liputan Jumenengan Keraton Kasunanan yang akan diadakan sebentar lagi. Diperlukannya anggaran sebelumnya karena agar dapat dikerjakan secara langsung dan tidak mencari dana lagi. Iklan media cetak dan media elektronik, dilakukan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta untuk memberikan ucapan selamat kepada instansi lain atau ucapan turut berduka cita kepada pihak yang bersangkutan. Iklan tersebut tidak tentu pelaksanaannya, tetapi tetap dianggarkan karena apabila tidak dianggarkan Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta tidak dapat mengiklankan Pemkot Surakarta. Program yang sudah dilaksanakan selanjutnya dievaluasi yaitu dengan cara mengukur keluaran, berapa jumlah berita, artikel atau tulisan yang muncul di media massa tentang Pemkot Surakarta, dan mengkaitkan program yang dijalankan dengan pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. Program yang telah dilaksanakan harus dilaporkan kepada Bapak Walikota Surakarta sebanyak dua kali, yang pertama pelaporan dilakukan setelah selesai program dijalankan, yang kedua satu tahun sekali apa yang dilaksanakan juga dilaporkan. Evaluasi penting dilakukan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta karena dengan adanya evaluasi maka dapat menjadi pedoman untuk menyusun program selanjutnya secara cermat, sehingga dalam pelaksanaan program selanjutnya akan lebih baik daripada program sebelumnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
Pelaksanaan evaluasi Bagian Humas dan Protokol pemkot Surakarta dapat dicontohkan yaitu adanya bentuk kegiatan untuk mengadakan dialog interaktif radio sebanyak 21 kali, untuk itu perlu dievaluasi program tersebut sudah sesuai dengan jumlah yang direncanakan atau belum, jangan sampai melebihi rancana, kalau kurang dari rencana tidak masalah anggarannya dapat digunakan untuk tambahan program yang lain. Hal ini hampir sama dengan pendapat Zarriyati yang menyatakan bahwa dalam proses media relations yang perlu dilakukan adalah identifikasi masalah, perencanaan, aksi dan komunikasi serta evaluasi (2010). Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta melakukan proses media relations meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Iriantara yang merangkum tahapan-tahapan dalam proses media relations yaitu mencakup perencanaan, implementasi dan evaluasi (2011). Dalam melakukan proses media relations agar dapat berjalan dengan lancar maka pegawai humas harus merencanakan apa program yang akan dilakukan, setelah rencana maka akan melaksanakan program tersebut yang selanjutnya akan dievaluasi sudah sesuai dengan rencana atau tidak.
3. Kegiatan Media Relations yang Dijalankan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam Mendukung Promosi Kota Solo Dalam mempertahankan hubungan yang telah terjalin baik dengan media massa. Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta mempunyai beberapa cara. Selain dengan menggunakan strategi media relations, pihak humas juga mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan media relations yang meliputi jumpa pers, press tour, wawancara pers, dan press luncheon. Berikut pemaparan kegiatan media relations yang ada di Bagian Humas Dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta, jumpa pers adalah kegiatan media relations yang sering dilakukan oleh pihak Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta, karena kegiatan tersebut telah commit to dilakukan user dianggarkan dalam APBD. Jumpa pers apabila terdapat berita yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
simpang siur yang dapat menjatuhkan reputasi pemerintahan, isu-isu yang tidak baik dan apabila akan mengadakan suatu event tertentu. Contohnya jumpa pers untuk mengadakan event Solo Batik Carnaval. Event tersebut perlu diberitahukan kepada wartawan agar dapat diinformasikan kepada masyarakat sehingga masyrakat mengetahui event tersebut kapan dan dimana akan diselenggarakan dan diharapkan banyak masyarakat yang menonton event tersebut. Selain itu juga ada press tour adalah suatu kegiatan yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surakarta yang biasanya diwakili oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dan Diskominfo untuk mengadakan kunjungan kerja ke suatu daerah tertentu dengan mengajak beberapa rekan wartawan untuk menemani perjalanan mereka. Hal ini juga dapat digunakan untuk mempererat hubungan antara pihak terkait dengan para wartawan media massa. Kegiatan tersebut telah dilakukan dengan cara dengan mengunjungi beberapa daerah seperti Manado, Bali, Padang, dan Bukit Tinggi. Selain kedua kegiatan tersebut, biasanya juga ada wawancara pers biasanya dilakukan oleh para wartawan media massa apabila ingin mengkonfirmasi sendiri kepada pihak-pihak terkait dengan suatu berita tertentu. Mengingat pihak humas sekarang ini hanya memberikan informasi apabila
ada
suatu
event
atau
kegiatan
tertentu,
sedangkan
untuk
pengembangan berita tertentu dinilai masih kurang dan para wartawan harus mencari berita itu sendiri. Contohnya masalah relokasi rumah di pucang sawit, maka wartawan media massa mencari sendiri informasi mengenai berita tersebut kepada pihak terkait seperti Bapak Rudi selaku Wakil Walikota Surakarta yang berperan dalam kegiatan tersebut. Press luncheon biasanya dilakukan satu bulan sekali, walaupun dengan makan siang maupun hanya dengan minum teh. Tetapi kegiatan ini terhenti karena kesibukan Bapak Walikota yang sedang mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta. Hal ini sesuai dengan pandapat Soemirat dan Ardianto, dalam upaya commit user membina pers, maka humas akanto melakukan berbagai kegiatan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
bersentuhan dengan pers meliputi konferensi press atau jumpa pers, press briefing, press tour, press release, special event, press luncheon (2003). Tidak semua kegiatan media relations yang menurut Soemirat dan Ardianto dilakukan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta melainkan hanya jumpa pers, press tour dan press luncheon. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Ruslan, yang menyatakan bahwa kegiatan yang berkaitan dengan media relations adalah konferensi perss, wisata press, resepsi perss, taklimat press, wawancara pers, pertemuan press gathering (2005). Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta menjalankan kegiatan media relations yang diungkapkan oleh Ruslan yaitu konferensi press, wisata press dan wawancara pers. Dalam mendukung promosi Kota Solo Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta telah menjalin kerjasama dengan beberapa media massa. Pada umumnya media sering digunakan dalam aktivitas publikasi public relations. Dalam suatu instansi pemerintahan juga terdapat media yang digunakan untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang kebijakan yang diambil serta mempengaruhi masyarakat untuk melakukan suatu tindakan tertentu yang dapat mendukung kota. Ada dua jenis media yang digunakan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta untuk membantu mempromosikan Kota Solo yaitu media cetak dan media elektronik. Wartawan yang ada di Balaikota lebih banyak wartawan media massa cetak daripada media elektronik. Media cetak yang digunakan untuk mempromosikan Kota Solo diantaranya surat kabar harian, leaflet, brosur, pamflet, dan penyelenggaraan events. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Kota Surakarta menggunakan media promosi karena dinilai media promosi akan dapat menyampaikan informasi dan memberikan pengaruh kepada masyarakat Kota Solo khususnya. Dalam pembuatan leaflet, brosur dan pamflet Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta bekerjasama dengan pihak terkait seperti Dinas commit to user dan Protokol Pemkot Surakarta Pariwisata dan Diskominfo. Bagian Humas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
bertugas untuk mendistribusikan media promosi tersebut kepada para wisatawan yang berkunjung ke Balaikota atau kepada instansi lain yang mengadakan kunjungan kerja di Balaikota. Penyelenggaraan events dilakukan untuk menarik perhatian media pers dan publik terhadap Pemkot Surakarta yang akan ditampilkan dalam acara tersebut. Kegiatan ini diharapkan mampu memuaskan pihak-pihak yang terlibat untuk berperan serta dalam suatu kesempatan pada acara khusus. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta dalam penyelenggaraan events bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti event Solo Batik Carnaval pada tanggal 30 Juni 2012, event tersebut bekerja sama dengan Dinas Pariwisata. Dalam penyelenggaraan events tersebut juga melibatkan wartawan media massa, karena sebelum events dijalankan biasanya dilakukan jumpa pers mengenai kapan, dimana pelaksanaannya dan mengapa dilaksanakan event tersebut agar masyarakat mengetahui sehingga masyarakat akan menonton event tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang ditulis oleh Wikipedia yang menyatakan ada dua media promosi yaitu media promosi yang mewakili ukuran besar yaitu surat kabar harian dan media promosi yang mewakili ukuran kecil yaitu leaflet, brosur, booklet, katalog dan pamflet. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta menggunakan surat kabar harian, pamflet, leaflet dan brosur untuk mendukung promosi Kota Solo. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Ruslan yang menyatakan bahwa promosi juga dapat dilakukan melalui events dan pameran. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta bekerja sama dengan pihak terkait mengadakan events untuk mendukung promosi Kota Solo. Dengan adanya pembahasan diatas, maka sudah dapat memberikan gambaran bagaimana media relations yang dijalankan Pemerintah Kota Surakarta dalam mendukung promosi Kota Solo. Baik dari bagaimana strategi media relations yang dilakukan, proses media relations, kegiatan media commituntuk to user relations dan media yang digunakan mempromosikan Kota Solo.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Dari hasil penelitian di lapangan mengenai media relations di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendorong promosi Kota Solo, maka sesuai dengan rumusan masalah, teori yang digunakan dan analisis data yang diperoleh, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Strategi media relations yang dijalankan Bagian Humas Dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendorong promosi Kota Solo sebagai berikut : a. Membangun media center Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan Diskominfo telah menyediakan fasilitas media center yang dapat digunakan para wartawan untuk mengakses berita dan mengirimkan berita yang telah didapatnya kepada redaksi. Pembangunan media center tersebut dengan tujuan, dapat terwujudnya hubungan yang harmonis dan berkelanjutan yang dilandasi saling percaya dan menghormati, memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi, memperoleh tempat dalam pemberitaan media yang dapat menguntungkan organisasi. b. Mengikutsertakan beberapa pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Surakarta untuk mengikuti pelatihan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta telah mengikutsertakan pegawainya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan jurnalistik yang dilakukan dengan cara mendatangkan wartawan senior, pelatihan fotografi. Dengan adanya pelatihan tersebut mempunyai manfaat untuk Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yaitu dapat membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab commit to user 99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
organisasi dengan media massa, penyampaian informasi yang akurat dan terpercaya. c. Mengupdate informasi terbaru tentang Pemerintah Kota Surakarta melalui facebook Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam menginformasikan informasi terbaru mengenai Pemerintah Kota Surakarta menggunakan facebook selain itu memberitahukan informasi terbaru mengenai Pemkot melalui juga dilakukan melalui telepon atau SMS. d. Membina hubungan baik dengan pimpinan redaksi dan organisasi kewartawanan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta menjalin hubungan baik dengan pimpinan redaksi media massa yang bekerja di Balaikota dengan cara mengadakan halal bi halal. Selain itu, Bagian Humas Dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta membina hubungan baik dengan organisasi profesi kewartawanan, seperti Persatuan Wartawan Indonesia guna memperluas jaringan dengan media massa. dalam menjalin hubungan tersebut, pihak humas dan PWI saling bersilaturahmi dan bertukar informasi. Adanya hubungan baik dengan organisasi kewartwanan maka memberikan keuntungan bagi Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta yaitu memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan, serta langkah organisasi yang dianggap baik untuk diketahui publik.
2. Proses media relations yang dijalankan Bagian Humas Dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendorong promosi Kota Solo sebagai berikut : a. Perencanaan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta membuat perencanaan yang dibuat satu tahun sebelum rencana tersebut dilaksanakan, karena apa yang akan direncanakan satu tahun yang akan user yang akan diajukan. Dalam datang harus terdapat commit dalam to APBD 100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perencanaan tersebut mengandung beberapa hal pokok yaitu program, kegiatan, bentuk kegiatan dan anggaran untuk melaksanakan kegiatan tersebut. b. Pelaksanaan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan pihak terkait untuk melaksanakan program yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan Bagian Humas dan pihak terkait harus dapat menyesuaikan dengan program yang telah dibuat. c. Evaluasi Pada tahap ini Bagian Humas Dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta melakukan evaluasi terhadap suatu program yang telah dijalankan dengan cara mengukur keluaran yaitu berapa banyak berita tentang Pemkot Surakarta yang ditulis di media massa dan mengkaitkan program yang dijalankan dengan pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditentukan. Tujuan evaluasi dilakukan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan selanjutnya.
3. Kegiatan media relations yang dijalankan Bagian humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dalam mendorong promosi Kota Solo sebagai berikut : a. Jumpa pers Bagian humas dan
protokol pemerintah
kota Surakarta
melakukan jumpa pers karena kegiatan tersebut telah dianggarkan dalam APBD. Jumpa pers dilakukan apabila terdapat berita yang simpang siur yang dapat menjatuhkan reputasi pemerintahan, isu-isu yang tidak baik dan apabila akan mengadakan event tertentu. b. Press tour Bagian humas dan protokol pemerintah kota Surakarta dan diskominfo mengadakan kunjungan kerja ke suatu daerah tertentu dengan mengajak beberapa rekan wartawan dalam perjalanan tersebut. Hal ini commit to user 101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
juga digunakan untuk mempererat hubungan baik pihak terkait dengan wartawan media massa. c. Press luncheon Biasanya kegiatan ini dilakukan satu bulan satu kali, walaupun hanya dilakukan dengan makan siang ataupun minum teh bersama, tetapi kegiatan ini terhenti karena kesibukan Bapak Walikota yang sedang mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta. d. Wawancara pers Wawancara pers dilakukan oleh para wartawan media massa apabila ingin mengkonfirmasi sendiri kepada pihak-pihak terkait dengan suatu berita tertentu. Mengingat pihak humas sekarang ini hanya memberikan informasi apabila ada suatu event atau kegiatan tertentu, sedangkan untuk pengembangan berita para wartawan media massa harus mencari beritta itu sendiri.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas serta beberapa temuan studi dalam penelitian selama ini, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut : 1. Strategi media relations yang dijalankan Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta untuk menjalin hubungan baik dengan media massa dapat dijadikan inspiransi instansi pemerintahan yang lain untuk dapat menjalankan strategi media relations yang mengutamakan kepentingan media massa. 2. Adanya program kerja untuk menjalankan proses media relations di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta dapat dijadikan inspirasi instansi pemerintahan yang lain untuk menjalankan proses media relations sesuai dengan program kerja yang telah dibuat sehingga dapat mendukung promosi kota. 3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk kegiatan media relations yang dijalankan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta bervariasi,
sehingga
to user dapat commit menjadi inspirasi 102
untuk
Bagian
Humas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemerintahan yang lain agar dapat menjalankan kegiatan media relations yang bervariasi yang bertujuan agar hubungan baik dengan media massa dapat terjalin. 4. Pengadaan release Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yang sangat jarang yang mana seharusnya menjadi tugas Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta. Maka hasil penelitian ini membawa pengaruh positif bagi pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta untuk dapat membuat release apabila ingin mengadakan jumpa pers atau menginformasikan kegiatan tertentu. C. Saran Berdasarkan pada kesimpulan, implikasi serta temuan di lapangan, maka peneliti memberikan saran, sebagai berikut : 1. Kepada Staf Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta a. Kurangnya pengadaan release, sehingga perlu adanya pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yang khusus untuk membuat release sehingga dengan adanya release setiap melakukan jumpa pers atau menginformasikan kegiatan tertentu dapat mempermudah pekerjaan wartawan media massa apabila mereka datang terlambat. b. Tidak adanya wartawan internal di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta, sehingga perlu adanya wartawan internal yang khusus berada di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta agar tidak ada lagi pegawai Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta yang merangkap tugas menjadi wartawan internal. 2. Kepada wartawan media massa, apabila ada berita yang menyudutkan Pemerintah Kota Surakarta, sebaiknya meminta konfirmasi kepada pihak terkait sehingga rekan wartawan media massa akan memperoleh berita lanjutan dari berita yang kemarin.
commit to user 103