Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
MEDIA PENDIDIKAN MERUPAKAN KONSEP PEMBAHARUAN DALAM PENERAPAN PEMIKIRAN HARUN NASUTION 1
Hambali 1) Dosen PGSD Universitas Serambi Mekah Banda Aceh
Abstrak Harun Nasution adalah sosok ilmuan muslim yang amat berwibawa dan disegani oleh intelektual muslim baik luar maupun dalam negeri, sekaligus menjadi sumber masalah yang menimbulkan perdebatan yang disebabkan pemkirannya pada umumnya berbeda yang dianut umat Islam Indonesia.Harun Nasution dikenal ahli dalam bidang teologi dan filsafat, juga memahami bidang hukum, tasawuf, politik, pembaharuan, pendidikan dan ilmu sosial lainnya. Penelitian ini dapat menemukan pencerahan khususnya kemajuan pendidikan baik dalam konteks intelektual maupun dalam pembaharuan sistem yang diterapkan dalam dunia kampus dewasa ini. Dengan menelaah berbagai buku sehinga pendekatan konseptual ini menghasilkan konsep pendidikan yang diinginkan dan diterapkan oleh Harun Nasution antara lain: menumbuhkan tradisi ilmiah, memperbaharui kurikulum, pembinaan tenaga dosen, menerbitkan jurnal ilmiah, pengembangan perpustakaan, pengembangan organisasi, pembukaan program pascasarjana, menjadikan IAIN sebagai pusat pembaharuan pemikiran dalam Islam. Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Harun Nasution ahli bidang teologi dan filsafat, seorang pemikir yang modern, rasional dan liberal. Dilihat dalam konteks fungsi dan perannya Harun Nasution seorang pendidik yang sejati dan berhasil dengan baik. Kepakarannya dalam bidang ilmu teologi dan filsafat dan ide-ide pembaharuan sebagai alat merobah masyarakat dengan menggunakan pendidikan sebangai media paling efektif dan sentral dalam kemajuan. Kata Kunci : Media Pendidikan, Konsep Pembaharuan, Harun Nasution.
57
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
timbulnya tuduhan dari masyarakat pada
1. PENDAHULUAN Harun Nasution adalah sosok
umumnya
kepada
Harun
Nasution
ilmuan muslim yang amat berwibawa dan
sebagai muslim yang kebaratan dan
disegani
sekular.
oleh
kalangan
intelektual
muslim, baik di dalam maupun luar
Dari permasalahan diatas dapat
negeri, dan sekaligus menjadi sumber
diperhatikan
timbulnya
keterbelakangan dalam berbagai bidang
berbagai
masalah
yang
bahwa
merobah
menimbulkan perdebatan. Setiap kali
mestilah
orang
yang
tradisional. Harun Nasution pakar teologi
terbayang adalah bahwa ia seorang
dan filsafat juga seorang pembaharuan
mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah
dalam berbagai bidang, khususnya dalam
Jakarta yang memiliki keahlian dalam
pendidikan
bidang teologi dan filsafat yang bercorak
pembaharuan-pembaharuan
rasional
ternilai
mendengar
dan
namanya,
liberal.
Dengan
corak
mengubah
untuk
ia
paham
telah
dengan
teologi
melakukan yang
materi
tak
adanya.
pemikiran teologinya yang demikian itu,
Pendidikan Indonesia pada tempo dulu
Harun Nasution dikenal pula sebagai
terbatas
ilmuan yang banyak mengemukakan
thinking, menganut mazhab tertentu,
gagasan dan pemikiran yang berbeda
kurikulum yang statis dan berbagai
dengan pemikiran yang umumnya dianut
keterbelakangan lainnya sehingga peneliti
umat Islam Indonesia.
menarik mengkaji pemikiran seorang
dalam
memperkenalkan
yang
masyarakat Indonesia melalui media
rasional dan liberal seperti Mu’tazilah
pendidikan sebagai alat yang sentral
dan
perubahan yang diharapkan.
Maturidiyah
Samarkand.
Harun
pola
book
teologi,
teologi
merobah
teks
Dalam hal ini Harun Nasution juga
dalam
hafalan,
pikir
Nasution melihat bahwa untuk mengatasi berbagai keterbelakangan umat Islam di
I.
RIWAYAT
HIDUP
DAN
Indonesia dalam berbagai bidang harus
KARYA-KARYANYA
dilakukan
paham
A. Riwayat Hidup Harun Nasution
teologi tradisonal menjadi teologi yang
Harun Nasution dilahirkan di
dengan
mengubah
rasional dan liberal. Kecenderungan yang
Pematang
demikian
Selatan, Sumatera Utara, pada hari
itu,
membawa
implikasi
Siantar,
daerah
Tapanuli
57
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
Selasa, 23 September 1919. Ia adalah
selesai tahun 1934 yang pada waktu itu ia
putera dari lima bersaudara.Yang tertua
sudah berusia 14 tahun. Selama belajar di
diantara
Sekolah
saudaranya
itu
adalah
Dasar
ini
Harun
Mohammad Ayyub yang kemudian di
berkesempatan
susul oleh Khalil, Sa’adah, dan adik
Belanda dan ilmu pengetahuan umum.
perempuannya
Setelah itu ia meneruskan studinya ke
Hafshah.
Ayahnya
mempelajari
Nasution
bernama Abdul Jabbar Ahmad, seorang
Moderne
Ulama
(MIK) selama tiga tahun (Penulis, Tim
kelahiran
bercukupan
serta
Mandailing pernah
yang
menduduki
Islamietische
bahasa
Kweekschool
1989 :164).
jabatan sebagai Qadi, penghulu, Kepala
Selanjutnya ia harus mendalami
Agama, Hakim Agama dan Imam Mesjid
agama Islam di Mekkah agar lebih lurus
di Kabupaten Simalunggung. Karena
pemikirannya. Akan tetapi, setelah lebih
kemampuannya dalam bidang ekonomi ia
kurang satu tahun lamanya berada di
berkesempatan pergi ke Mekkah untuk
Mekkah ia pada tahun 1938 memutuskan
melaksanakan haji pada saat masih muda
untuk pergi ke Mesir. Ia tertarik untuk
(Penulis, Tim, 1989: hal 4-5).
belajar di Mesir, karena pemikir muslim
Sedangkan ibunya yang berasal
progresif yang ia temukan pada saat di
dari Tanah Bato adalah seorang putri
Bukit
ulama
Universitas di Mesir.ia menerima banyak
asal
Mandailing,
dan
masa
Tinggi
merupakan
gadisnya pernah bermukim di Mekkah
informasi
dan pandai bahasa Arab. Kedua orang tua
pemikiran Islam modern di Mesir dari
Harun Nasution
Mukhtar
agama
yang
yang berpendidikan
Sebagai
seorang
modernis, Yahya pernah berkata kepada
memberikan sumbangan dan peran yang
Harun Nasution: ”Seorang modernis
amat
seperti kamu
dalam
itu
Yahya.
perkembangan
telah
besar
demikian
mengenai
lulusan
menanamkan
(Nasution) lebih baik
pendidikan agamanya (Nata, Abuddin,
belajar di Mesir” (Badri Yatim dan
2005: hal 263)
Hamid Nasushi, 2002: hal 165).
Harun
Nasution
memulai
Dengan
pertimbangan
untuk
pendidikannya pada sekolah Dasar milik
mencari tempat belajar yang lebih sesuai
Belanda, Hollandsch Inlandsch School
dengan sifat modernisnya itulah akhirnya
(HIS) yang di tempuh selama 7 tahun dan
orang tuanya merelakan ia pergi ke
58
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
Mesir. Di Mesir ia kuliah di Fakultas
sedangkan
Ushuluddin pada Universitas Al-Azhar
Rasyidi yang kemudian menjadi Menteri
(Syarif Hidayatullah, 1993:9). Di negeri
Agama Pertama Republik Indonesia.
bersejarah ini, Harun mulai mencoba
Beberapa
mendalami Islam. Namun ia juga belum
Nasution dipanggil pulang untuk bekerja
menemui
alasan
di Departemen Luar Negeri Jakarta,
ketidakpuasan inilah, Harun Nasution
hingga akhirnya ia ditempatkan sebagai
memutuskan pindah studi ke Universitas
sekretaris di Kedutaan Besar Indonesia di
Amerika di Kairo. Di Universitas ini,
Brusel Belgia. Ketika bekerja di Brusel,
Harun tidak lagi mendalami Studi Islam,
terjadi gejolak politik yang berimplikasi
melainkan ilmu pendidikan dan ilmu-
pada
ilmu sosial (Nasution, Harun, 1998: 5).
menguntungkan bagi Harun Nasution
Dari American University Kairo ini,
(Nasution, Harun, 1998 : 266-267).
kepuasan.
Dengan
konsulatnya
tahun
adalah
H.M.
kemudian
keadaan
Harun
yang
kurang
Harun memperoleh gelar Bachelor of Art
Sebagai seorang aktivis, Harun
(BA) dalam bidang Sosial Studies pada
Nasution dituduh sebagai pendukung atau
tahun
simpatisan
1952
dengan
nilai
sangat
memuaskan, yaitu rata-rata B+ atau A
mengadakan
(Nata, Abuddin; 265-266).
(Pemerintah
Dengan bekal gelar BA dari American
University
kelompok
pemberontakan Revolusioner
yang PRRI
Republik
Indonesia). Selain itu sikap politik Harun
ditambah
Nasution sebagai seorang yang anti PKKI
dengan pengalaman sebagai aktivitas di
dan anti Soekarno menyebabkan ia
PERPINDOM,
oleh
berhenti dari karier diplomatik. Ia masuk
kemampuan berbahasa Arab, Inggris, dan
daftar hitam, dicekal memasuki wilayah
Belanda,
Harun
Indonesia dan negara-negara lain yang
sementara
waktu
serta
serta
bagi
didukung
Nasution tidak
untuk
melanjutkan
punya
diplomatik
dengan
Indonesia
studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia
seperti Mesir. Hal ini membuat ia tidak
memilih bekerja disebuah perusahaan
bisa
swasta di Mesir. Dalam kesempatan ini
pemerintah Soekarno yang berkuasa pada
pula ia menikah dengan seorang wanita
waktu itu. Untunglah seorang diplomat
Mesir dan beberapa tahun kemudian
berkebangsaan Mesir yang tidak tahu
diangkat sebagai pegawai di Konsulat,
bahwa Harun di cekal, memberikan visa
kembali
ke
Jakarta
karena
59
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
kepada Harun Nasution dan istrinya
tugasnya sebagai Rektor (1973-1984)
untuk masuk ke Mesir.
Harun
Setelah melanjutkan
itu,
Harun
studinya
Nasution
sebagai
Direktur Pasca Sarjana UIN Syarif Jakarta
setengah tahun untuk memperoleh gelah
hayatnya.
Berkat
Ph.D, dengan menyelesaikan disertasi
mengelola pascasarjana ini telah lahir
dengan ilmu Kalam (teologi) dengan
ratusan Doktor dalam bidang ilmu agama
judul ”The Place of Reason in Abduhs,
Islam yang kini telah banyak yang
Its Impact on His Theological System and
menjadi orang nomor satu di lembaga
Views”
pendidikan yang dipimpinnya (Nasution,
Muhammad Sistem
Abduh, dan
Akal
dua
dipercayai
Hidayatullah
(Kedudukan
selama
Nasution
Teologi
Pengaruh
pada
hingga
akhir
ketekunannya
Harun, 1998 : 269-270).
pendapat-pendapat
Teologinya) pada tahun 1968. Setelah
B. Karya-karya Harun Nasution
meraih gelar Doktor, Harun Nasution
Harun
Nasution
juga
tercatat
kembali ke tanah air dan mencurahkan
sebagai ilmuan yang produktif dalam
perhatiannya
pengembangan
bidang karya ilmiah. Diantara karya-
pemikiran Islam di Indonesia melalui
karya ilmiah yang dihasilkannya adalah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
sebagai berikut:
Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.
pada
Pada tahun pertama di IAIN,
Buku Islam di tinjau dari Berbagai Aspeknya. Dalam
bukunya
yang
kehadiran Harun Nasution belum dapat
terdiri dari dua jilid ini Harun
diterima sepenuhnya. Namun didukung
Nasution
penuh oleh para pimpinan dan pejabat di
secara umum dan komperehensif. Di
lingkungan
dalam
Departemen
Agama,
memperkenalkan
buku
tersebut
Islam
selain
khususnya ketika Mukti Ali, lulusan
memberikan pengantar umur tentang
McGill,
ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf,
diangkat
Menteri
Agama.
Nasution sendiri diangkat menjadi Rektor
Harun
Nasution
beberapa tahun kemudian. Kedudukan ini
tentang hukum Islam, pranata sosial,
membuatnya leluasa menyebarkan ide-
sumber ajaran Islam, ibadah, sejarah
ide yang modern secara lebih luas
dan peradaban Islam, dan politik.
lainnya. Selanjutnya setelah selesai dari
Dengan
buku
juga
tersebut
berbicara
Harun
60
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
Nasution
ingin
memperkenalkan
bidang ibadah, hukum, tasawuf,
Islam dalam sosoknya yang untuh dan
filsafat,
komperehensif, bukan Islam yang
sebagainya
selama ini hanya dipahami satu aspek
kebenaran dan tidak keluar dari
saja.
Islam. Tegasnya masih dalam
Menurut
pandangan
Harun
umat
Islam
terlampau
bidang
teologi
Nasution
pembaruan, masih
dan dalam
terhadap
ajaran
garis-garis yang ditentukan oleh
sempit.
Dalam
Al-qur’an
misalnya
mereka
Yatim dan Hamid Nasushi, 2002 :
hanya mengenal teologi Ash’ariyah
dan
hadits
(Badri
179-181).
dengan sifat dua puluhnya, dan dalam bidang fiqih hanya mengenal fiqih
Adanya kritik yang demikian itu
Syafi’i saja. Demikian seterusnya
tidak
dalam bidang lainnya.
mundur dari misinya. Buku tersebut
Kehadiran
buku
tersebut
membuat
Harun
Nasution
telah
malah menjadi buku teks wajib
mengundang kritik yang tajam dari
dalam mata kuliah Pengantar Agama
kalangan Islam yang tradisionalis
Islam.
normatif. Menurut kelompok ini, Harun
Nasution
telah
2.
Buku pembaharuan dalam Islam : Sejarah
Pemikiran
dan
Gerakan.
memperkenalkan Islam yang berbelit-
Buku yang berasal dari kumpulan
belit dan sulit. Kritik atas buku
ceramah dan kuliah dan di terbitkan
tersebut lebih lanjut datang dari H.M.
pertama kali tahun 1975 oleh penerbit
Rasyidi. Menurutnya, Harun Nasution
Bulan Bintang ini membahas tentang
dengan
telah
pemikiran dan pembaharuan dalam
sebagai
Islam. Buku Filsafat Agama buku
seorang yang berpikir orientalis yang
yang pertama kali di terbitkan pada
merugikan umat Islam (Rasyidi, H.M,
tahun 1973 oleh Bulan Bintang
1983 : 5). Menanggapi kritik yang
Jakarta ini, berisi kumpulan kuliah
demikian
dan ceramah yang ia sampaikan
bukunya
memperlihatkan
itu,
itu
dirinya
Harun
Nasution
mengatakan bahwa:
dalam
berbagai
kesempatan
di
Berbagai mazhab dan aliran itu,
beberapa perguruan tinggi. Buku ini
baik dalam bidang tauhid maupun
selain membahas tentang berbagai
61
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
pengertian tentang agama, juga berisi uraian tentang
Buku Teologi Islam: Aliran-aliran,
unsur-unsur agama
Sejarah, Analisa dan Perbandingan.
(percaya kepada adanya yang ghaib
Buku ini pertama kali diterbitkan
(Tuhan),
bahwa
pada tahun 1972 oleh UI Press. Di
kebahagiaan hidup di dunia dan di
dalam buku ini selain dapat dijumpai
akhirat di tentukan oleh hubungan
uraian tentang pengertian teologi,
yang baik dengan kekuatan ghaib,
juga dibahas tentang latar belakang
adanya
yang
lahirnya teologi dalam Islam yang
serta
dihubungkan dengan peristiwa politik
adanya sesuatu yang di nilai sebagai
antara Khalifah Ali bin Abi Thalib
yang suci. (sakral).
dengan
Buku filsafat dan Mistisisme dalam
Mu’awiyah.
Islam. Buku yang di terbitkan oleh
masalah
Bulan Bintang, Jakarta, tahun 1973
aliran teologi Khawarij, Murji’ah,
ini membahas filsafat Islam dan
Mu’tazilah,
tasawuf secara singkat. Buku ini juga
Asy’ariyah, Maturidiyah Bhukara dan
berasal dari kumpulan ceramah yang
Maturidiyah Samarkand.
keyakinan
respons
mengambil
3.
4.
emosional
bentuk
ibadah,
pernah ia sampaikan pada kelompok
5.
Gubernur Dari
politik
Bashrah sebab-sebab
tersebut
Jabariyah,
lahirlah
Qadariyah,
Buku Muhammad Abduh dan Teologi
diskusi kajian agama Islam di Institut
Rasional. Buku yang berasal dari
Ilmu
disertasi
Keguruan
dan
Pendidikan
Harun
Nasution
(IKIP) Jakarta, Universitas Nasional
mengambil
serta bahan-bahan perkuliahan yang
McGill University, Montreal, Canada
ia
ini pertama kali diterbitkan pada
sampaikan
di
UIN
Syarif
dalam buku ini tentang pemikiran
Didalamnya
filsafat yang berasal dari al-Kindi, ibn
pembahasan tentang kedudukan akal
Sina, al-Razi, al-Ghazali, dan ibn
dalam teologi Muhammad Abduh,
Rusyid, serta pemikiran para sufi
serta pengaruhnya terhadap sistem
sebagai Rabi’ah al-Adawiyah, Abu
dan pandangan teologinya.
dan al-Ghazali.
Akal
dan
UI
di
tahun
6.
oleh
Doktor
Hidayatullah Jakarta. Isi terkandung
Yasiz al-Bustami, al-Hallaj, ibn Arabi
1987
program
ketika
dapat
Wahyu.
Press. ditemui
Buku
ini
diterbitkan pada tahun 1978 oleh
62
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
Yayasan Idayu dan Selanjutnya oleh
materialism, tetapi tersusun dari unsur
UI Press. Didalamnya terdapat uraian
jasmani dan rohani (Bertrand Rusell,
tentang pengertian akal, kedudukan
2002: 1020). Dalam pada itu unsur rohani
akal
di
dalam
Al-qur’an,
bukan pula terdiri hanya dari daya intelek
ilmu
pengetahuan
seperti yang terdapat dalam filsafat Barat,
dalam Islam serta peranan akal dalam
tetapi daya berpikir yang disebut akal dan
pemikiran keagamaan.
daya merasa yang disebut kalbu.
perkembangan
7.
Islam Rasional. Buku yang berasal dari
kumpulan
makalah
Dengan
demikian
manusia
yang
tersusun dari dua unsur, unsur materi
disunting oleh Saiful Muzani dan
(jasmani atau tubuh) dan unsur immateri
pertama kali diterbitkan oleh Mizan,
(ruh). Tubuh manusia berasal dari tanah
pada tahun 1995 ini berbicara tentang
di bumi, sedangkan ruh manusia berasal
corak pemikiran rasional agamais
dari substansi immateri di alam gaib.
pada abad kesembilan belas. Selain
Tubuh mempunyai daya-daya fisik atau
itu buku ini juga membahas tentang
jasmani, seperti mendengar, melihat,
Islam rasional yang pernah muncul di
merasa, mencium, dan daya gerak seperti
abad klasik yang dalam hal ini
menggerakkan tangan, kaki, kepala, dan
Mu’tazilah
lain-lain. Sedangkan ruh
(Nata,
Abuddin,
2005:270-274).
yang juga
disebut al-nafs mempunyai dua daya, yakni daya berpikir yang disebut akal
2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
II. PEMIKIRAN
PENDIDIKAN
PERSPEKTIF
HARUN
yang berpusat di kepala dan daya rasa yang disebut kalbu yang berpusat di dada ( Nasution,Harun, 2000: 400).
NASUTION
Adapun
Konsep pendidikan menurut Harun Nasution
harus
disesuaikan
dengan
konsep manusia menurut Al-qur’an dan hadis. Konsep manusia menurut ajaran Islam, bukan hanya terdiri dari tubuh, seperti yang terdapat dalam filsafat
pemikiran
Harun
Nasution adalah sebagai berikut: a.
Menumbuhkan tradisi ilmiah. Upaya ini ia lakukan dengan cara
mengubah sistem perkuliahan yang semula bercorak hafalan,
texbook
thinking dan cenderung menganut mazhab
tertentu,
menjadi
sistem
63
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
perkuliahan
yang
mengajak
dosen untuk meningkatkan pendidikan
mahasiswa berfikir rasional, kritis,
formalnya dengan mengambil gelar
inovatif, objektif dan menghargai
Magister dan Doktor pada berbagai
perbedaan pendapat. Dalam kaitan ini
perguruan tinggi, baik yang ada
menurut Harun Nasution, pendidikan
didalam
tradisional
dengan
Seiring dengan upaya meningkatkan
pelajaran-mata
mutu tenaga belajar, maka pada tahun
harus
memasukkan
diubah,
mata
maupun
luar
1982
modern (sains) ke dalam kuri-kulum
Pascasarjana untuk Strata 2 (S2) dan
madrasah. Juga mendirikan sekolah-
Strata 3 (S3) yang langsung beliau
sekolah modern di samping madrasah-
pimpin. Program ini dibuka sebagai
madrasah yang telah ada, sehingga
kelanjutan dari Program Purna Sarjana
dapat
Islam
(PPS) yang telah ada sebelumnya.
dalam bidang ilmu pengetahuan dan
Karena itulah dosen-dosen IAIN tidak
teknologi ( Nasution,Harun, 1992:
dikirim ke Mesir melainkan ke dunia
208).
Barat untuk mempelajari Islam dari
b.
Pembinaan tenaga dosen.
segi metodologinya serta cara berpikir
Upaya ini dilakukan dengan cara
rasional, sehingga mereka akan dapat
membentuk Forum Pengkajian Islam
menjadi ulama yang berpikir rasional
(FPI) dan diskusi yang dibagi kedalam
((Rievaz,
diskusi mingguan dan bulanan. Pada
https://rievaz.wordpress.com/2007/12/
setiap kali diskusi tersebut para dosen
25).
diwajibkan membuat makalah ilmiah
c.
dengan
bobot
ditentukan,
dan dan
ahli-ahli
standar
yang
kemudian
dibuka
negeri.
pelajaran tentang ilmu pengetahuan
memproduk
telah
di
Program
Menerbitkan jurnal ilmiah. Seiring
menciptakan
dengan tradisi
ilmiah
upaya dan
menyajikannya dalam forum ilmiah.
meningkatkan mutu akademik para
Dengan cara demikian, para dosen
dosen,
ditantang untuk mau membaca dan
menggagas terbitnya jurnal ilmiah.
mendalami
keahliannya.
Melalui jurnal ini berbagai makalah
Pembinaan tentang dosen berikutnya
ilmiah yang disusun para dosen dan
dilakukan dengan mendorong para
disajikan dalam forum tersebut kajian
bidang
Harun
Nasution
juga
64
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
diatas,
dilanjutkan
dengan
f.
Menjadikan IAIN sebagai Pusat
diterbitkannya pada jurnal ilmiah.
Pembaruan Pemikiran dalam
Dengan cara demikian, para dosen
Islam.
memiliki
Upaya ini antara lain, Harun
kesempatan
ini
untuk
mempublikasikan dirinya, mengasah
Nasution
keahliannya, serta memiliki peluang
fundamental terhadap IAIN, dengan
untuk mendapatkan angka kredit yang
cara memperbaharui kurikulum IAIN
diperlukan
Syarif
untuk
kenaikan
mengadakan
Hidayatullah
reformasi
Jakarta.
Jika
pangkatnya.
kurikulum IAIN Syarif Hidayatullah
d.
Pengembangan Perpustakaan.
Jakarta hanya memuat bidang kajian
Sejalan
upaya
agama dan aliran mazhab tertentu saja,
meningkatkan mutu akademik serta
maka di zaman Harun Nasution
menumbuhkan tradisi ilmiah, Harun
kurikulum IAIN Syarif Hidayatullah
Nasution
Jakarta ditambah dengan kajian ilmu
dengan
berupaya
melakukan
pengembangan perpustakaan. Upaya
kalam
ini dilakukan antara lain dengan
aliran/mazhabnya,
membangun
berbagai dan mazhabnya, tasawuf,
gedung
perpustakaan
dengan
berbagai
filsafat
yang memadai, jumlah buku yang
antropologi,
memadai, serta sistem pelayanan yang
perbandingan agama, bahkan juga
lebih baik.
ilmu-ilmu
e.
Kartanegara, 2000: 246).
Pengembangan Organisasi. Upaya ini antara lain dilakukan
dengan
cara
filsafat
dengan
alam
umum,
(Mulyadhi
Julukan yang diterima IAIN
memperjuangkan
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
rasionalisasi Fakultas dan Jurusan di
Pusat Pembaruan Pemikiran dalam
lingkungan IAIN Syarif Hidayatullah
Islam
Jakarta yang semula relatif banyak dan
pengaruh dari serangkaian usaha yang
tersebar di beberapa daerah, kemudian
dilakukan Harun Nasution, terutama
disederhanakan menjadi 5 Fakultas,
dalam rangka menumbuhkan tradisi
yaitu 4 Fakultas dan 1 Fakultas di
ilmiah sebagaimana tersebut diatas.
Pontianak.
Melalui usahanya ini
tersebut
muncul
karena
telah lahir
berbagai sarjana tamatan IAIN Syarif
65
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
Hidayatullah Jakarta yang mampu
ajaran Islam itu rasional dan sekali lagi
berfikir
inovatif,
Harun tidak bermaksud merasionalisme-
terbuka, objektif, luas, dan mendalam.
kan ajaran Islam (Rievaz, https://rievaz.
Para
wordpress.com/ 2007/12/25).
rasional,
sarjana
kritis,
tersebut
kemudian
menulis berbagai karya tulis ilmiah yang
dipublikasikan
buku,
itu, sesuai dengan hakekat penciptaan
jurnal, surat kabar dan sebagainya,
manusia, maka sarjana muslim atau
hingga membentuk opini publik dan
ulama yang harus dihasilkan oleh IAIN
menjadi rujukan bagi IAIN lainnya di
adalah sarjana muslim atau ulama yang
Indonesia
((Rievaz,
berkembang akal dan daya pikirnya serta
https://rievaz.wordpress.com/2007/12/
halus kalbu dan daya batinnya. Dengan
25).
kata lain, sarjana atau ulama yang Dari
uraian
dalam
Untuk mewujudkan gagasanya
dapat
dihasilkan IAIN haruslah sarjana muslim
dikemukakan bahwa pemikiran Harun
dan ulama pengetahuannya bukan hanya
Nasution tentang pendidikan merupakan
terbatas pada pengetahuan agama saja,
usaha
mewujudkan
tetapi juga mencakup apa yang lazim
tujuan pendidikan Islam agar dapat
disebut pengetahuan umum, serta akhlak
mewarnai
dan budi pekerti yang luhur.
Harun
di
Nasution
keberagamaan
atas
masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula pandangannya tentang ajaran dasar dan
non
dasar,
bukanlah
untuk
membingungkan umat Islam Indonesia, namun justru mengantarkan umat kepada pemahaman terhadap ajaran Islam secara utuh
serta
mengeleminir
terjadinya
konflik akibat klaim kebenaran setiap kelompok
dalam
masyarakat
Islam.
Paham rasional Harun Nasution tidak identik
dengan
rasionalisme
dalam
filsafat Barat, namun Harun Nasution ingin menunjukkan bahwa sebenarnya
66
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
3.
Mereka itu adalah Antho Mudzhar,
PENUTUP
Mansour Faqih, Fakhri Ali, Komaruddin
Kesimpulan Berdasarkan penelitian konseptual
Hidayat,
Azyumardi
Azra.
Dien
tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai
Syamsuddin, Saiful Muzani dan masih
berikut:
banyak lagi yang lainnya.
Dilihat dari segi keahliannya, Harun Nasution adalah sebagai ahli ilmu kalam dan filsafat Islam yang disegani dan
berpengaruh
pemikirannya
dengan
yang
rasional
corak dan
cenderung liberal. Dilihat dari segi misinya, Harun Nasution adalah sebagai orang yang visioner. Ia ingin mengubah keadaan umat Islam kepada keadaan yang lebih maju dengan cara mengubah pola pikir tradisionalnya itu dengan pola pikir yang rasional dan cenderung liberal. Dilihat dari segi fungsi dan perannya, Harun Nasution adalah sebagai seorang pendidik yang sejati dan berhasil dengan baik. Kemampuannya dalam bidang ilmu teologi dan filsafat serta ideide
pembaruan
yang
dimilikinya
hanyalah sebagai alat untuk mengubah masyarakat
dengan
pendidikan,
yakni
menggunakan IAIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai medianya yang paling efektif dan signifikan. Ia telah berhasil melahirkan sejumlah tokoh yang kini amat disegani pemikirannya.
67
Jurnal Genta Mulia Volume VI. Nomor 1. Januari-Juni 2015, hlm 57-68
Pendidikan Tinggi Islam, Jakarta: Ditjen Binbaga Islam Departemen Agama.
4. DAFTAR PUSTAKA Badri Yatim dan Hamid Nasushi (2002). Membangun Pusat Keunggulan Studi Islam, Jakarta: IAIN Jakarta Press Bulletin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, nomor 215/Th.XX September 1993 Nasution, Harun, (1998), Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran. Bandung: Mizan (1992), Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Cet. IX, Jakarta: Bulan Bintang, (2000), Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran. Cet. VI, Bandung: Mizan, Nata, Abuddin, (2005). Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Mulyadhi Kartanegara,(2000), “Membangun Kerangka Ilmu: Perspektif Historis,” dalam Komaruddin Hidayat dan Hendro Prasetyo (ed.), Problem dan Prospek IAIN Antologi
Penulis,
Tim, (1989). Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam: 70 Tahun harun Nasution, Jakarta: LSAF
Rasyidi,H.M (1983). Koreksi Terhadap Dr. Harun Nasution tentang Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jakarta: Bulan Bintang, Rievaz, (2007), Harun Nasution Ajaran Dasar dan Non Dasar Paham Rasional, diakses dari https://rievaz.wordpress.com/20 07/12/25/harun-nasution-ajarandasar-dan-non-dasar-pahamrasional/ dikutip pada tanggal 12 Mei 2-15 Rusell, Bertrand. (2002), History of Western Phiolosophy and its Connection with Political and Sosial Circumstances from the Earliest Times to the Present Day. Diterjemahkan oleh Sigit Jatmiko, dkk dengan judul Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya Dengan Kondisi Sosio Politik dari Zaman Kuno Hingga Sekarang. Cet. I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,.
68