AUDIT ENERGI DI PT. SUYUTI SIDO MAJU PROGRAM KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI (EBTKE) KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN PT. REKADAYA SENTRA MANDIRI Maulana Syarip1 , Karnoto, ST, MT2 Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Email :
[email protected]
1
2
Abstrak Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting bagi kita. Tanpa adanya energy listrik berbagai aktivitas manusia tidak dapat berjalan dan lancer. Namum konsumsi energy listrik secara berlebihan akan membawa dampak negatif. Oleh karena itu pemanfaatan energy listrik harus dilakukan secara hemat dan efisien. Untuk mengetahui profil penggunaan energy listrik di industry dapat dilakukan audit energy pada industry tersebut. Audit energy terdiri dari beberapa tahapan. Mulai dari pengumpulan data mengenai penggunaan energy listrik pada periode sebelumnya. Pengukuran energy listrik, perhitungan intensitas konsumsi energy listrik (IKE) serta analisa mengenai peluang hemat energy. Hasil dari pengambilan data dan analisa tersebut kemudian dilaporkan dengan disertai rekomendasi upaya penghematan energy pada bangunan gedung yang bersangkutan. Sehingga pemakaian energy listrik pada bangunan industri tersebut bisa lebih efektif dan efisien. Kata kunci : Energi listrik, Industri, Intensitas kebutuhan energi I. 1.1
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang telah berkembang sangat pesat, terutama dibidang energi listrik. Saat ini manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan akan energi listrik, dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan energi listrik sekarang ini sebanding dengan tingkat kebutuhan dan keinginan manusia.Namun, jumlah pasokan energi listrik sangat terbatas, sehingga dalam penggunaan energi listrik diperlukan kebijakan setiap pihak. Pemanfaatan energi listrik harus dilakukan dengan efisien dan tepat guna. 1.2 Tujuan Mengetahui tata cara melaksanakan audit energi di industri. Untuk mencari intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan mengetahui potensi penghematan energi listrik pada industri. 1.3
Pembatasan Masalah Makalah ini hanya membahas proses audit energi di PT. Suyuti Sido Maju dan analisis penghematan nya. II. PEMBAHASAN 2.1 Petunjuk Teknis Audit Energi pada Industri Petunjuk teknis konservasi energi pada sektor industri ini dimaksudkan sebagai
pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan industri dalam rangka peningkatan efisiensi energi sehingga dapat menekan pengeluaran buat biaya energi. Adapun lingkup pelaksanaan teknis audit energi adalah sebagai berikut : a. Melakukan survei dan pengumpulan data lapangan Mengetahui profil penggunaan energi Mengidentifikasi titik pemborosan energi Mengidentifikasi peluang penghematan energi di tiap tahapan proses produksi Membuat langkah penghematan energi b. Menganalisa dan mengkaji potensi penghematan energi dan menentukan bencgmark intensitas konsumsi energi nya. c. Menentukan prioritas penerapan konservasi energi yang layak untuk dilaksanakan dan melakukan analisa tekno – ekonomi d. Menyusun studi kelayakan (feasibilty study)pada proyek – proyek konservasi energi yang direkomendasikan dan memerlukan biaya di industri 2.2 Proses Audit Energi
Untuk melakukan kegiatan audit energi ini diperlukan data rancangan unit proses (seperti process flowsheet, P&ID diagram, spesifikasi instrumentasi, dan manual operation), alat ukur (baik yang tersedia di perusahaan maupun di luar perusahaan), Infrared Thermography (jika diperlukan), dan lain-lain. Adapun tahapan untuk melakukan audit energi adalah sebagi berikut: a.
Melakukan kunjungan dan pengumpulan data Pengumpulan data rancangan unit proses (process flowsheet, P&ID diagram, spesifikasi instrumentasi dan manual operation). Identifikasi dan diskusi untuk pensinkronan dengan pihak perusahaan mengenai lokasi pengukuran, alat ukur, dan SDM. Menentukan parameter dan titik ukur, penyiapan alat ukur dan pengumpulan data, yang meliputi :
c.
Pembuatan Laporan (data, analisis dan evaluasi) yang bersifat confidential.
d.
Presentasi (menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan hasil audit energi kepada pihak manajemen dan staf pengelola energi di perusahaan tersebut), dilanjutkan dengan diskusi.
2.3 2.3.1
Pola penggunaan Energi Distibusi Penggunaan Energi Energi yang digunakan PT. Suyuti Sido Maju adalah energi listrik yang berasal dari PT. PLN Persero. Secara garis besar penggunaan energi terbagi dua bagian. Bagian kantor/administrasi dan bagian produksi. Tabel 1 Data Pendistribusian Energi Listrik PT. Suyuti Sido Maju
No.
Jenis Beban
Kapasitas
Prosentase
(Lokasi)
(VA)
(%)
1.
Kantor
2.
Produksi
1350
0.21 %
628500
99.79 %
o Menentukan titik ukur, parameter ukur di masing-masing unit proses. o Menyiapkan alat ukur temperatur antara 100C s/d 10000C. o Peralatan analisis. o Pengumpulan data-data yang diperlukan, baik data hasil pengukuran (di ruangan kontrol, di lapangan maupun pengukuran secara langsung). b.
Pengolahan dan analisis data (primer maupun sekunder) Mengidentifikasi pemborosan energi.
sumber-sumber
Menentukan besarnya penghematan energi yang bisa dicapai. Menentukan pilihan yang tepat terhadap pengoperasian peralatan yang hemat energi. Membuat kesimpulan dan rekomendasi tentang langkah-langkah yang diperlukan dalam usaha penghematan energi dalam bentuk implementasi penghematan.
Gambar 1 Diagram lingkaran Distribusi Energi Listrik PT. Suyuti Sido Maju
2.3.2
Konsumsi dan Biaya Energi
Konsumsi energi listrik PT. Suyuti Sido maju dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2
Gambar 2 Grafik konsumsi Energi PT. Suyuti Sido Maju 2 tahun terakhir
Tabel 2 Konsumsi dan Biaya Energi Listri PT. Suyuti Sido Maju tahun 2009
2010
2011
bulan Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Total Rata – rata/ bulan
Kwh* 23200 29600 28000 28800 30400 24800 26400 24000 27200 25600 20800 16800 12000 20800 17600 20800 21600 18400 22400 24000 24000 20000 21600 20800 12000 561600 22464
biaya Rp31,370,375.00 Rp36,975,900.00 Rp34,977,200.00 Rp34,977,200.00 Rp35,337,880.00 Rp32,813,105.00 Rp32,091,940.00 Rp31,014,325.00 Rp32,560,140.00 Rp31,654,203.00 Rp29,754,087.00 Rp28,075,058.00 Rp24,161,575.00 Rp19,727,605.00 Rp19,280,735.00 Rp19,727,605.00 Rp19,729,500.00 Rp19,280,735.00 Rp19,859,155.00 Rp19,280,735.00 Rp19,280,735.00 Rp19,280,735.00 Rp19,280,735.00 Rp19,280,735.00 Rp19,843,776.00 Rp649,615,774.00 Rp25,984,630.96
2.3.3
Profil Beban Pola konsumsi energi listrik PT. Suyuti Sido Maju dapat di gambarkan pada gambar 4
Gambar 4 Profil Daya Harian PT. Suyuti Sido Maju Tabel 3 Data Pangukuran Daya Aktif PT. Suyuti Sido maju Waktu 9.05 12.05 15.05 18.05 21.05 00.05 03.05 06.05 08.45
Daya Aktif (KW) R S T 79.51 73.0 63.1 72.34 67.0 73.2 71.76 66.5 72.3 1.87 0.82 0.36 2.17 0.79 0.36 2.06 0.77 0.33 1.84 0.74 0.30 0.90 0.63 0.22 1.87 0.19 0.11
Tabel 4 Data Pengukuran Daya Reaktif PT. Suyuti Sido Maju Wakt u 9.05 12.05
Gambar 3 Grafik biaya energi listrik PT. Suyuti Sido Maju
15.05 18.05 21.05 00.05 03.05 06.05 08.45
Daya Reaktif (KVar) R S T 13.3 1.51 9 1.10 0.27 10.3 5 8.85 4 4.51 3.44 5.5 0.57 0.47 0.58 0.88 0.47 0.55 0.60 0.47 0.38 0.69 0.47 0.30 0.47 0.19 1.14 0.41 0.30 0.03
Tabel 5 Data pengukuran Daya Semu PT. Suyuti Sido maju Wakt u 9.05 12.05 15.05 18.05 21.05 00.05 03.05 06.05 08.45
Daya Total (KVA) R S T 81.8 76.9 65.7 75.0 70.3 76.0 74.4 69.0 74.5 1.96 0.90 0.71 2.32 0.90 0.65 2.08 0.86 0.53 1.95 0.86 0.53 1.14 0.80 0.47 0.69 0.43 0.29
Tabel 6 Data Pengukuran faktor Daya PT. Suyuti Sido Maju Wakt Cos Phi u R S T 9.05 0.97 0.95 0.96 12.05 0.96 0.95 0.96 15.05 0.96 0.96 0.97 18.05 0.96 0.92 0.51 21.05 0.93 0.88 0.54 00.05 0.98 0.89 0.62 03.05 0.95 0.86 0.64 06.05 0.8 0.79 0.75 08.45 0.68 0.44 0.42 Dari tabel di atas dapat di hitung penggunaan energi maksimal dapat di hitung. Contoh perhitungan : P total
= PR + PS +PT = 215,74 kW
Q total
= QR + QS + QT = 16 kVAR
Dengan menggunakan rumus S
= √P2 + Q2 = 216,33 kVA
Berarti pada saat pukul 9.05 daya yang digunakan adalah sebesar 216,3 kVA, sedang daya yang tersambung dengan PLN nya sebesar 690 kVA atau sebesar 31,3 %. 2.3.4
Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah perbandingan konsumsi energi listrik dan total produksi. IKE
= Satuan Energi / Satuan Produksi
Dalam hal ini Satuan Energi ( kW) sedang satuan produksi PT. Suyuti Sido Maju adalah ton. Dari proses audit energi di dapatkan total konsumsi energi selama 2 tahun PT. Suyuti Sido Maju sebesar 561600 kWh. Sedangkan total produksi nya dapat dilihat pada tabel 2.7 Tabel 7 Data Produksi PT. Suyuti Sido Maju periode Oktober 2009 – Oktober 2011 No
Tahun
Total Hasil Produksi (Ton)
1
Oktober – Desember
42.73
2009 2 3
2010
303.037
Oktober 2011
135.386
Total
481.153
Nilai IKE
=
561600/481,153
=
1.167,196 kWh / ton
III. ANALISA SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGHEMATAN 3.1
Sistem Kelistrikan
3.1.1
Kualitas Daya
Kualitas daya listrik merupakan parameter terpenting dalam suatu sistem kelistrikan. Semakin sedikit daya yang hilang maka kualitas daya listrik dalam sistem semakin baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas daya listrik antara lain : Faktor Daya ( Power Factor ) Unbalance ( Ketidakseimbangan) pada tegangan dan arus Harmonisa ( Total Harmonic Distortion / THD ) tegangan dana arus ; dan Arus Netral Untuk mengetahui kualitas daya listrik pada PT. Suyuti Sido Maju maka perlu dilakukan pengukuran pada sisi tegangan
rendah transformator yaitu pada Main Distribution Panel (MDP) seperti yang terlihat pada gambar 4.1. Dari sisi MDP nantinya akan terlihat profil penggunaan energi PT. Suyuti Sido Maju. Pengukran dilakukan selama 24 jam dengan data cuplikan tiap 5 menit. Hal ini dimaksudkan agar profil harian PT. Suyuti Sido Maju dapat terlihat. Pengukuran pada sisi MDP ini menggunakan Power Quality Analyze (PQA) dengan merk LEM Power Analyze.
Tabel 8. Nilai Tegangan Maksimal, Minimal dan Rata-rata Tegangan
Fasa (Volt) R
S
T
Minimal
227.98
230.2
228.86
Rata-rata
234.252
237.399
234.888
Maksimal
239.81
243.94
240.19
Gambar 5 Power Quality Analizer Dari Pengukuran pada sisi MDP bisa didapatkan data meliputi : Tegangan Arus THD Tegangan dan Arus Daya aktif ( watt ) Daya semu ( VA ) Daya reaktif (VAR ) Faktor daya atau cos Phi ( power faktor )
Gambar 7. Grafik tegangan fasa R, S, dan T pada tanggal 3 – 4 November 2011 Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa besar nilai arus juga mengalami fluktuasi tetapi masih dalam taraf kewajaran. Pada pukul 16.00 sampai dengan 07.40 terjadi penurunan konsumsi arus yang drastis. Hal ini dikarenakan industri tidak melaksanakan aktivitas produksi. Dari gambar juga dapat dihasilkan besar arus maksimal, minimal dan rata-rata untuk tiap fasanya seperti yang terlihat pada tabel 9. Tabel 9 Nilai Arus maksimal, minimal dan Rata - rata
Arus
Gambar 6 Grafik tegangan fasa R, S, dan T pada tanggal 3 – 4 November 2011 Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa besar nilai tegangan mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Dari gambar juga dapat dihasilkan besar tegangan maksimal, minimal dan ratarata untuk tiap fasanya seperti yang terlihat pada tabel 8
fasa (Ampere) R
S
T
Minimal
1.12
1
1
Rata-rata
102.1 0
91.63
92.51
Maksimal
405.6
383.69
359.82
Sedang Harmonisa tegangan dan arus dapat dilihat pada gambar 8 dan 9
Parameter Tegangan Arus Daya
R 225 19 4146.75
S 219 18,3 3847.392
T 222 21 3796.2
Cos Phi
0.97
0.96
0.95
Tabel 4.7 Pengukuran pada Kantor Parameter R S T Tegangan 223 221 221 Arus 6,8 6,4 6,7 Daya 1137.3 1145.2 1135.6 Cos Phi 3.1.3
Gambar 8 Grafik THD Tegangan PT. Suyuti Sido Maju Gambar 9. Grafik THD Arus PT. Suyuti Sido Maju
0.75
0.83
0.85
Mesin – mesin produksi
PT. Suyuti Sido Maju adalah industri manufaktur yang memproduksi berbagai macam produk. Bahan baku diperoleh dari scrab besi dan besi–besi bekas yang telah melewati proses sortir untuk selanjutnya masuk proses pengecoran. Setelah proses pengecoran dengan menggunakan peralatan pemanas induksi didapatkan larutan atau cairan besi yang nanti nya di tuang ke dalam cetakan. Setelah di cetak dan didinginkan didapatkan produk yang masih mentah, proses pendinginan dilakukan dengan menggunakan pasir dan udara luar, sehingga tidak membutuhkan energi listrik pada proses pencetakan ini. Setelah proses pencetakan didapatkan produk yang masih mentah, selanjutnya masuk ke proses finishing. Di proses ini produk di olah lagi dengan menggunakan mesin bubut, bor, dan amplas sehingga di peroleh produk jadi.
Gambar 10. Grafik Faktor daya PT. Suyuti Sido Maju 3.1.2
Konsumsi Daya Peralatan Utama
Tabel 4.5 Pengukuran pada panel di ruang pengecoran Parameter R S T Tegangan 223 218 221 Arus 24,9 24,4 18 Daya 2626.4 2031.9 1937. Cos Phi
0.473
0.382
0.37
Tabel 4.6 Pengukuran pada panel di ruang Finishing
Gambar 11 Diagram Alir Proses Produksi PT. Suyuti Sido Maju 3.2
Analisa Pengehmatan
3.2.1
Potensi Pengehematan
1. Berdasarkan data pengukuran selama 24 jam dapat dilihat bahwa kebutuhan daya (KVA) dalam sehari kurang lebih sebesar 450KVA sedangkan daya yang terpasang saat pengukuran sebesar 690KVA. Hal ini membuktikan
bahwa pemilihan kapasitas langganan energi listrik dirasa terlalu besar.
3.2.2
2. Bengkel produksi PT. Suyuti Sido Maju setiap bulan tidak mendapatkan pinalti untuk power factor. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 3.4 yang menunjukkan rekening listrik bengkel produksi PT. Suyuti Sido Maju untuk bulan September 2011.
Dari hasil pengamatan lapangan, pengumpulan data ukur dan analisis data yang dilakukan serta kalkulasi terhadap beberapa peralatan pengguna energi utama di PT. Suyuti Sido Maju, dari segi kelistrikan dirasa sudah cukup baik hanya saja perlunya kesadaran pemakai (pekerja) untuk mematikan lampu yang tidak perlu. Akan tetapi dari segi mekanik terdapat hilangnya kalor yang digunakan untuk peleburan besi dan baja sekitar 10%. Hal ini dikarenakan dapur tungku peleburan tidak diberi penutup sehingga kalor ikut tergabung di udara sekitar. Dalam waktu yang relatif singkat, analisis peluang konservasi energi tidaklah dapat dilakukan pada semua peralatan dan proses. Untuk itu improvisasi dan usaha intern haruslah dilakukan dengan berkesinambungan, sehingga proses optimal dan penggunaan energi yang efisien dapat dilakukan sendiri oleh PT. Suyuti Sido Maju. Tabel 8merupakan ringkasan peluang konservasi energi yang dapat dilakukan dan perkiraan nilai penghematan energi dan biaya serta nilai investasi yang diperlukan.
Gambar 12 Rekening Listrik Bulan September 2011 3. Berdasarkan data pengukuran selama 24 jam yang dilakukan di PT. Suyuti Sido Maju dapat dilihat bahwa beban puncak yang terjadi sekitar 238,3KVA, dengan asumsi pada saat pengukuran proses produksi hanya setengah dari proses optimal. Maka dapat dikatakan beban maksimal pada industri ini sekitar 450KVA. Sedangkan kapasitas trafo yang terpasang adalah 800KVA. Dari kondisi itersebut, trafo dibebani sekitar 70%, sehingga pemilihan trafo dirasa masih dalam taraf wajar. 4. Berdasarkan data pengukuran juga dapat dilihat bahwa cos phi dari PT. Suyuti Sido maju rata-rata bernilai 0,9. Hal ini dirasa sudah baik. 5. Pada dapur tungku peleburan, kondisinya tidak diberi penutup sehingga banyak kalor yang terbuang di udara. Sehingga diperlukan penutup untuk dapur tungku.
Rekomendasi
Penghematan
Energi
tabel 9 merupakan tabel implementai untuk melakukan penghematan energi
3.2.3 Studi Kelayakan 3.2.3.1 Metode dan Kriteria Analisa Konsep dasar yang menjadi pendekatan harus menjadi perhatian dalam melakukan evaluasi kelayakan yaitu bahwa kegiatan (proyek) biasanya dilakukan dalam waktu relatif lama sehingga dimensi waktu harus dimasukkan dalam analisa melalui penggunaan diskonto. Diskonto merupakan suatu teknik untuk merubah/memerankan manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan azas biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang atau sebaliknya. Berarti harus memperkirakan biaya dan benefit pada waktu sekarang dan yang akan datang. Pada hakekatnya, melalui pemikiran proyek dapat ditarik kesimpulan: a. Melalui evaluasi proyek dapat diketahui apakah benefit suatu proyek lebih besar atau lebih kecil dari pada benefit suatu kesempatan investasi proyek marginal.
kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost (biaya). Jika NPW benefit lebih besar dari present worth biaya berarti proyek tersebut layak dengan kata lain NPW lebih besar dari pada nol (NPW > 0)
NPW CFO B.DF 0 dimana:
NPW = harga/nilai sekarang, CFO = cash flow pada awal / dimaksudkan adalah nilai investasi, B = benefit (besarnya nilai efesiensi yang di dapat), DF = discount factor, atau
DF
(1 i)n 1 i(1 i)n
i = tingkat biaya, n
= periode pinjaman.
b. Melalui evaluasi proyek dapat ditentukan urutan (urutan sebagai proyek) di dalam serangkaian kesempatan investasi yang lebih baik dari proyek marginal sedemikian rupa sehingga proyek yang menghasilkan benefit lebih besar menjadi prioritas utama.
Apabila hasil NPW > 0, maka proyek/penggantian mesin (investasi) yang dilakukan layak.
Dengan demikian, metode yang dievaluasi adalah nilai waktu dan ruang.
Metode (kriteria) ini diawali dengan menentukan nilai spesifik dari discount rate (i) dan mereduksi harga sekarang menjadi nol.
Dalam rangka mencari sistim ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau penolakan atau pengurutan suatu proyek telah dikembangkan berbagai kriteria investasi. Kriteria investasi yang digunakan adalah:
Specific Discount Rate disebut Rate Of Return (ROR) sehingga rumus yang digunakan adalah:_
a. NPW (Net present worth) b. Benefit cost ratio c. Rate of return d. Pay back period e. Life cycle cost (LCC) Dari kriteria tersebut secara aktif digunakan untuk mengevaluasi dari suatu proyek atau penggantian alat dari pabrik tekstil dan pabrik kertas. 3.2.3.1.1
Net present worth (NPW)
NPW dari suatu proyek merupakan nilai harga sekarang (present worth) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. NPW menunjukkan
3.2.3.1.2
Rate of return (ROR)
CFO B.DF 0 - CFO = cash flow ROR pada dasarnya menunjukkan discount factor (DF) dimana NPW = 0 Dengan demikian, untuk mencari ROR, discount factor harus dinaikkan sehingga NPW = 0 tercapai. Berdasarkan pada hal tersebut, maka langkah-langkah perhitungan ROR adalah sebagai berikut: a. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPW = 0 b. Pada discount factor pemilihan pertama, NPW dilihat, misalnya pada discount factor tertentu diperoleh NPW = positif
c. Karena NPW masih positif sedangkan diharapkan NPW = 0, maka dipilih discount factor yang cocok sehingga diharapkan diperoleh NPW = 0.
LCC = (total biaya operasional) x discount factor + Nilai Investasi
tertentu
Apabila dari 2 alternatif investasi, maka dengan nilai LCC yang terendah merupakan alternatif yang terbaik untuk invetasi.
e. Karena NPW diperoleh positif dan negatif maka harus dibuat interpolasi antara NPW positif dan negatif dengan menggunakan rumus:
Contoh untuk dapat menghitung LCC harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: Dalam penerapan, pemilik pabrik mempunyai 2 opsi untuk investasi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
d. Misalkan dengan memilih DF diperoleh NPW = negatif
NPW ROR i1 (i 2 i1 ) NPW NPW
3.2.3.1.3 (BCR)
Benefit
cost
ratio
Dalam audit energi harus memanfaatkan rumus sebagai berikut:
a. Penggantian hanya/mesin dengan nilai investasi tertentu akan meningkatkan efesiensi 60% – 66% dimana sangat (6.3) mempengaruhi pemakaian energi. b. Penggantian seluruh 4 mesin selain lebih efisien dan juga efektif, pemakaian mesin secara keseluruhan apabila dilakukan penggantian seluruhnya, maka akan dibutuhkan investasi tertentu dan akan tercapai efesiensi energi dari 60% - 85%.
N
BCR
B
K 0 N
K
C
K 0
(DFK ) K
3.2.3.2 Analisa Kelayakan
(6.4) Pada bagian ini akan dilakukan analisa kelayakan terhadap rekomendasi penghematan energi pada PT. Suyuti Sido Maju yang telah diusulkan antara lain:
DFK
dimana: N = periode proyek BK = benefit pada bunga dan faktor diskonto tertentu CK = cost pada tahun 0 = CFO 3.2.3.1.4 (PBP)
Pay
back
a. b. c. d. e. f.
period
Penambahan tutup pada tungku peleburan Perbaikan kontrol pada kapasitor bank Pembinaan Sumber Daya Manusia Penambahan filter harmonisa Sosialisasi hemat energi Penggantian lampu Perhitungan analisa kelayakan dapat dilihat berikut ini :
1. Net present worth (NPW)
Masa pengendalian investasi yang ditanamkan apabila pay back period lebih rendah dari life time period proyek (N). Jadi Y < N, maka proyek sudah dapat dilaksanakan atau proyek jadi legal.
1.
Total nilai investasi
Rp. 23.100.000
2.
Suku bunga/periode
16%. Selama 1 tahun
Rumus sample pay back period adalah
3.
Discount factor
4.
Benefit
5.
Nilai NPW
3.2.3.1.5
NilaiInvestasi(CFO) NilaiBenefit
Tabel 10 Net present worth
0,862 Rp. 36.373.896 (6.5) 8.256.807
Life cycle cost (LCC)
Prosedur life cycle cost relatif sangat simple dihitung dengan LCC yang terendah yang dimanfaatkan. Rumus yang digunakan adalah:
Berdasarkan tabel 10. diketahui bahwa hasil NPW > 1, hal ini berarti investasi layak di laksanakan
b. Benefit cost ratio (BCR)
e. Life cycle cost (LCC)
Tabel 11 Benefit cost ratio 1
Total nilai investasi
2
Suku bunga/periode
3
Discount factor
4
Benefit
5
Benefit cost ratio
Tabel 14 Life cycle cost 23.100.000
16%. Selama 1 tahun
c. Rate Of Return (ROR) Tabel 12 Rate of return 1
Suku bunga Pertama (+)
12%
2
Suku bunga Kedua (-)
58.13%
3
ROR
-
23.100.00 0
Total nilai investasi
2
Total biaya operasiona l
216.000.0 00
192.900.0 00
3
Maintenan ce
64.800.00 0
41.700.00 0
4
Discount factor
0.862
0.862
242.068.9 66
255.341.3 79
36.373.896
Dari hasil perhitungan BCR yang dibuat dalam bentuk tabulasi seperti pada tabel 11 diperoleh nilai BCR > 1, yang menunjukkan investasi layak di laksanakan
Baru
1 .
0.862
4.723.882.597
Lama
5
Nilai LCC
Pada tabel 14 ditunjukkan bahwa nilai LCC investasi lebih kecil dari nilai LCC awal, hal ini berarti usaha investasi tersebut layak untuk dilakukan. f. Life cycle cost dan Sensitivitas Tabel 15 LCC dan Sentivitas
60%
Pada tabel 12 ditunjukkan bahwa, investasi layak dilaksanakan karena ROR jauh di atas bunga yang ditetapkan.
Rp. 23.100.000
2
Benefit
Rp. 36.373.896
3
Payback Period
8 bulan
Berdasarkan pada hasil perhitungan PBP seperti pada 13, menunjukkan investasi layak dilaksanakan karena pengembaliannya masih dibawah periode peminjaman. Dari hasil tersebut diatas, investasi tersebut diatas dinilai layak untuk dilaksanakan.
-
620.000.0 00
Total nilai investasi
2
Total kenaikan biaya operasio nal (5%)
294.840.0 00
246.330.0 00
Discount factor
0.862
0.862
254.172.1 44
248.727.3 44
Tabel 13 Payback period Total Nilai Investasi
Baru
1 .
c. Payback Period (PBP)
1
Lama
3 4
Nilai LCC
Berdasarkan pada tabel 5.11 diketahui bahwa, dengan kenaikan harga energi 5% akan membuat usaha investasi tidak layak karena nilai LCC dari investasi lebih besar dari nilai awal.
IV. 4.1
PENUTUP KESIMPULAN Dari hasil pengukuran dan analisa dari data – data sekunder dan primer audit energi di PT. Suyuti Sido Maju, Ceper, Klaten dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Di PT. Suyuti Sido Maju proses pendistribusian energi listrik nya terbagi dua, yaitu energi untuk proses produksi yang meliputi pengecoran dan finishing. Dan bagian administrasi atau kantor 2. Dari data rekening listrik dan data produksi selama dua tahun terakhir didapatkan nilai IKE ( Intensitas Konsumsi Energi) PT. Suyuti Sido maju adalah sebesar 1.167, 196 kWh / ton. 3. Dari pengambilan data harian di PT. Suyuti Sido Maju di peroleh bahwa THD yang di hasilkan dari proses produksi masih tinggi 4.2 SARAN 1. Menambahkan penutup pada tungku peleburan besi dan baja, di karena kan banyak energi panas yang terbuang pada saat proses peleburan baja. 2. Kontrol pada kapasitor bank perlu di perbaiki agar pada saat mesin induksi tidak di beroperasi, sistem kelistrikan tidak sampai menjadi leading 3. Pembinaan Sumber Daya Manusia di sini adalah pembentukan sikap efisiensi energi 4. Penambahan filter harmonisa hal ini di karenakan Total harmonisa Distortion masih melebihi standard yang di tetapkan IEEE DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Standarisasi Nasional. 2001. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung, Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung dan Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Bangunan Gedung (SNI 03-6196-2000, SNI 03-6090-2000, SNI 03-6197-2000). Departemen Pendidikan Nasional. 2. ASEAN-USAID. 1992. Building Energy Conservation Project. ASEAN-Lawrence Barkeley Labolatory. 3. ASHRAE. 1980. Standard on Energy Conservation in New Building Design. 4. [4] The Development & Building Control Division (PWD) Singapore. 1992.
“Handbook on Energy Conservation in Buildings and Building service”. Singapore. 5. [5] ASHRAE. 1993. ASHRAE Handbook Fundamentals. 6. [6] F. William Payne, John J. Mc Gowan. 1988. Energy Management for Management for Building Handbook. The Fairmont Press. Inc. 7. [7] Nugroho, Agung. METODE PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK DALAM UPAYA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR PEMBANGKIT DAN ENERGI. Semarang : Jurusan Teknik Elektro – Fakultas Teknik Undip BIODATA Maulana Syarip lahir di surakarta 30 Desember 1987. Saat ini sedang menyelesaikan studi di Jurusan Tekni Elektro konsentrasi Teknik tenaga listrik Fakultas teknk Universitas Diponegoro.
Semarang, 21 Desember 2011 Mengetahui, Dosen Pembimbing
Karnoto. ST, MT