MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PP NOMOR 30 TAHUN 1980
PP NOMOR 53 TAHUN 2010
TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
NO 1
Menimbang :
a.
bahwa untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, dipandang perlu menetapkan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil;
b. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1952 tentang Hukuman Jabatan dipandang tidak sesuai lagi, oleh sebab itu perlu ditinjau kembali dan
Menimbang :
a.
bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan;
b. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 30 Undang-
disempurnakan;
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, perlu mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 c.
tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
2
Mengingat : 1.
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II / MPR / 1978
3.
4.
1.
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa);
Undang-undang
Nomor
8
Tahun
1974
tentang
Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Mengingat :
2.
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik
Page | 1
Pegawai Negeri dalam Usaha Swasta (Lembaran Negara Tahun 1974
Indonesia Nomor 3890);
Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3021); 3
Menetapkan :
Menetapkan :
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL.
BAB I
BAB I
SIPIL.
4
5 6
MEMUTUSKAN:
MEMUTUSKAN:
KETENTUAN UMUM
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : a.
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur
kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1.
larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil ;
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
b.
pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam
2.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS Pusat dan PNS Daerah.
kerja;
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 2
c.
hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai
3.
Negeri Sipil karena melanggar Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
d.
pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi
4.
Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS
e.
atasan pejabat yang berwenang menghukum adalah atasan langsung dari
5.
Pejabat
wewenang menjatuhkan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil;
pejabat yang berwenang menghukum;
karena melanggar peraturan disiplin PNS Pembina
Kepegawaian
Pusat,
Pejabat
Pembina
Kepegawaian Daerah Provinsi, dan Pejabat Pembina Kepegawaian
Daerah Kabupaten/Kota adalah sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan yang mengatur wewenang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS. f.
perintah kedinasan adalah perintah yang diberikan oleh atasan yang
6. Upaya administratif adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya berupa keberatan atau banding administratif.
g.
peraturan kedinasan adalah peraturan yang ditetapkan oleh pejabat yang
7. Keberatan adalah upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum.
berwenang mengenai atau yang ada hubungannya dengan kedinasan;
berwenang mengenai kedinasan atau yang ada hubungannya dengan kedinasan.
8. Banding administratif adalah upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum, Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 3
kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian.
7
Pasal 2
Ketentuan Peraturan Pemerintah ini berlaku juga bagi calon PNS.
8 9
BAB II
BAB II
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
10
Bagian Kesatu Kewajiban
11
12
Pasal 2
Pasal 3
Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib : a.
b.
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;
mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak
kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak
1.
mengucapkan sumpah/janji PNS;
2.
mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3.
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
lain;
4.
menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
c.
menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan
5.
melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
d.
mengangkat dan mentaati sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan
6.
menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
Pegawai Negeri Sipil;
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Setiap PNS wajib:
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
Page | 4
sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang e. f.
g.
berlaku;
7.
mengutamakan
baiknya;
8.
memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara
9.
bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
menyimpan rahasia Negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaikmemperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah baik umum;
kepentingan
negara
sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
daripada
kepentingan
perintah harus dirahasiakan; kepentingan negara;
melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh
10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
h.
bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan
i.
memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan, dan
11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
j.
segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang
13. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab; Negara;
kesatuan Korps Pegawai Negeri Sipil;
dapat membahayakan atau merugikan Negara/Pemerintah, terutama di k. l.
n. o. p. q. r.
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau materiil;
12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan; dengan sebaik-baiknya;
bidang keamanan, keuangan, dan material;
14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
mentaati ketentuan jam kerja;
15. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
m. menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya;
memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat
16. memberikan
kesempatan
mengembangkan karier; dan
kepada
bawahan
untuk
17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
menurut bidang tugasnya masing-masing;
bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya;
membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya;
menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya;
mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya;
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
PNS;
Page | 5
s. t. u.
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya;
mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan; berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan
santun terhadap masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil, dan terhadap atasan;
v.
hormat menghormati antara sesama warganegara yang memeluk agama/ kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang berlainan;
w. menjadi teladan sebagai warganegara yang baik dalam masyarakat; x.
mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan
y.
mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang;
z.
yang berlaku;
memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.
13
Bagian Kedua Larangan
14 15
(1)Setiap Pegawai Negeri Sipil dilarang: a.
Setiap PNS dilarang:
melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat
1. menyalahgunakan wewenang;
Negara, Pemerintah, atau Pegawai Negeri Sipil;
2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
c.
tanpa izin Pemerintah menjadi Pegawai atau bekerja untuk negara asing;
3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara
d.
menyalahgunakan barang-barang, uang, atau surat-surat berharga milik
e.
memiliki,
b.
menyalahgunakan wewenangnya;
Negara,
menjual,
membeli,
menggadaikan,
menyewakan,
atau
meminjamkan barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga milik
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Pasal 4
Pasal 3
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain; lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing;
5. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
Page | 6
f.
g.
Negara secara tidak sah;
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan
6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan
melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas
secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
langsung atau tidak langsung merugikan Negara;
dendam terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun diluar h.
lingkungan kerjanya;
menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun
j.
k.
7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
juga yang diketahui atau patut dapat di duga bahwa pemberian itu
8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan;
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan i.
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang
yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau 10. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang martabat Pegawai Negeri Sipil, kecuali untuk kepentingan jabatan;
dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani
bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan 11. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak 12. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan yang dilayaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak yang
Perwakilan Rakyat,
menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
a.
dilayani; l.
m. membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia Negara yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau n. o. p.
b.
Daerah,
atau
Dewan
ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
c.
mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi Pemerintah;
d.
sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
dalam ruang lingkup kekuasaannya;
cara:
dan/atau
sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada 13. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatannya tidak berada dalam
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Perwakilan
Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
pihak lain;
bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk
Dewan
a.
membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
Page | 7
ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikan itu
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
sedemikian rupa sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat
kampanye; dan/atau
langsung atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya q.
mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
perusahaan;
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
menjadi direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta bagi yang
himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi, maupun sambilan,
berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas atau yang memangku r.
b.
jabatan eselon I.
melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain.
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
14. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundangundangan; dan
15. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara: a.
terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon
b.
menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
c.
membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; kegiatan kampanye;
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau d.
mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. 16
(2) Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d ke bawah yang akan melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 8
(1) huruf q, wajib mendapat izin tertulis dari pejabat yang berwenang. 17
BAB III
BAB III
HUKUMAN DISIPLIN
HUKUMAN DISIPLIN
18
Bagian Pertama Pelanggaran Disiplin
Bagian Kesatu
19
Pasal 4
Pasal 5
20
Setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar
PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, adalah pelanggaran disiplin.
Pasal 6
Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-
hukuman disiplin oleh pejabat yang berwenang menghukum.
hukuman disiplin.
pidana, Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi
23
Bagian Kedua Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin
24
Pasal 6
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
dan/atau Pasal 4 dijatuhi hukuman disiplin.
Pasal 5
21 22
Umum
undangan pidana, PNS yang melakukan pelangggaran disiplin dijatuhi
Bagian Kedua
Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Pasal 7
Page | 9
25
(1) Tingkat Hukuman disiplin terdiri dari :
(1) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:
a. hukuman disiplin ringan;
a.
hukuman disiplin ringan;
c. hukuman disiplin berat
c.
hukuman disiplin berat.
b. hukuman disiplin sedang; dan
b.
(2) Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari : a. tegoran lisan;
b. tegoran tertulis; dan
(2) Jenis hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari: a. teguran lisan;
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
(3) Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari :
(3) Jenis hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a.
penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun;
b.
penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama
a.
penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun.
c.
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
c. (4)
1 (satu) tahun; dan
Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari : a. b.
c.
d.
huruf b terdiri dari: b.
penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
(4) Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk
huruf c terdiri dari:
pembebasan dari jabatan;
b.
pegawai Negeri Sipil; dan
c.
paling lama 1 (satu) tahun;
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
a.
d. e.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
hukuman disiplin sedang; dan
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; pembebasan dari jabatan;
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Page | 10
26
Bagian Ketiga Pelanggaran dan Jenis Hukuman
27
Paragraf 1
Pelanggaran Terhadap Kewajiban
28
Pasal 8
29
Hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban: 1. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 3, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; 2. menaati segala peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 4, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; 3. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 5, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; 4. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; 5. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 11
seseorang, dan/atau golongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 7, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; 6. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 8, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; 7. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 9, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; 8. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 10, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; 9. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 11 berupa: a. teguran lisan bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) hari kerja; b. teguran tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja; dan c. pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 11 (sebelas) sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja; 10. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 13, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; 11. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 14, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 12
12. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 15, apabila pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja; 13. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 16, apabila pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja; dan 14. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 17, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja.
30
Pasal 9
31
Hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban: 1. mengucapkan sumpah/janji PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 1, apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah; 2. mengucapkan sumpah/janji jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 2, apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah; 3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 3, apabila pelanggaran berdampak negative bagi instansi yang bersangkutan; 4. menaati segala peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 4, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan;
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 13
5. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 5, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan; 6. menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan; 7. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 7, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; 8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 8, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; 9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 9, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan; 10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 10, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; 11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 11 berupa: a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 16 (enam Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 14
belas) sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja; b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 21 (dua puluh satu) sampai dengan 25 (dua puluh lima) hari kerja; dan c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 26 (dua puluh enam) sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja; 12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 12, apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai 25% (dua puluh lima persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen); 13. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 13, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; 14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 14, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 15. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 15, apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja; 16. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 16, apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja; dan 17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 17, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 15
32
Pasal 10
33
Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban: 1. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 3, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara; 2. menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 4, apabila pelanggaran berdampak negative pada pemerintah dan/atau negara; 3. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 5, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara; 4. menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara; 5. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 7, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara; 6. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 16
perintah harus dirahasiakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 8, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara; 7. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 9, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara; 8. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 10, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara; 9. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 11 berupa: a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 31 (tiga puluh satu) sampai dengan 35 (tiga puluh lima) hari kerja; b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah bagi PNS yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) hari kerja; c. pembebasan dari jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 41 (empat puluh satu) sampai dengan 45 (empat puluh lima) hari kerja; dan Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 17
d.
10.
11.
12.
13.
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau lebih; mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 12, apabila pencapaian sasaran kerja pegawai pada akhir tahun kurang dari 25% (dua puluh lima persen); menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 13, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara; memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 14, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 17, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara.
34
Paragraf 2 Pelanggaran Terhadap Larangan
35
Pasal 11
36
Hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap larangan:
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 18
1. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara, secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 5, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; 2. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; 3. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 9, apabila pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja; 4. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 10, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan 5. menghalangi berjalannya tugas kedinasan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 11, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 19
37
Pasal 12 Hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap larangan: 1. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 5, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; 2. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; 3. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 9, apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja; 4. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 10, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 5. menghalangi berjalannya tugas kedinasan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 11, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi; 6. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
38
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 20
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara ikut serta sebagai pelaksana kampanye, menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS, sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 12 huruf a, huruf b, dan huruf c; 7. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 13 huruf b; 8. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundangundangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 14; dan 9. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 15 huruf a dan huruf d. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 21
39
Pasal 13
40
Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap larangan: 1. menyalahgunakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 1; 2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 2; 3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 3; 4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 4; 5. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 5, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara; 6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 6, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara; 7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 22
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 7; menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 8; melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 10, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; menghalangi berjalannya tugas kedinasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 11, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara; memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 12 huruf d; memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 13 huruf a; dan memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye dan/atau membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye sebagaimana dimaksud dalam
Page | 23
Pasal 4 angka 15 huruf b dan huruf c. 41
Pasal 14
42
Pelanggaran terhadap kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 angka 9, Pasal 9 angka 11, dan Pasal 10 angka 9 dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir tahun berjalan.
43
Bagian Ketiga Pejabat yang Berwenang Menghukum
Bagian Keempat Pejabat yang Berwenang Menghukum
44 45
Pasal 15
Pasal 7 (1)
Pejabat yang berwenang menghukum adalah : a. Presiden bagi Pegawai Negeri Sipil yang : 1.
2.
(1) Presiden menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang menduduki jabatan struktural eselon I dan jabatan lain yang
berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b keatas,
pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden
dalam Pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d;
ayat (4) huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e.
sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud
untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
memangku jabatan struktural eselon I atau jabatan lain yang
wewenang pengangkatan dan pemberhentiannya berada di tangan Presiden, sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf b;
b. Menteri dan Jaksa Agung bagi Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungannya masing-masing, kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam : 1.
Pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d bagi Pegawai Negeri Sipil yang
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 24
berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas; 2.
Pasal 6 ayat (4) huruf b bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku
jabatan struktural eselon I atau jabatan lain yang wewenang pengangkatan dan pemberhentiannya berada di tangan Presiden;
c. Pimpinan
Kesekretariatan
Lembaga
Tertinggi/Tinggi
Negara
dan
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen bagi Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungannya masing-masing, kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam: 1.
Pasal 6 ayat (4) huruf d;
2.
Pasal 6 ayat (4) huruf c bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat
3.
Pasal 6 ayat (4) huruf b bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku
Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas;
jabatan struktural eselon I atau jabatan lain yang wewenang pengangkatan dan pemberhentiannya berada di tangan Presiden;
d. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat yang
diperbantukan pada Daerah Otonom dan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam lingkungannya masing-masing, kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam:
1. 2. 3.
Pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan pada Daerah Otonom;
Pasal 6 ayat (4) huruf d bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah;
Pasal 6 ayat (4) huruf c bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah yang berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas;
e. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri bagi Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada Perwakilan Republik Indonesia di luar
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 25
Negeri, dipekerjakan/diperbantukan pada negara sahabat atau sedang menjalankan tugas belajar di luar negeri, sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dan ayat (4) huruf b. 46
(2)
Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf d
bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke
bawah dalam lingkungan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara
(2) Penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian.
dan Lembaga Pemerintah Non Departemen hanya dapat dijatuhkan oleh Menteri/Sekretaris Negara.
47
(3)
Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf d bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke bawah dalam lingkungan Daerah Otonom, hanya dapat dijatuhkan
oleh Menteri Dalam Negeri atas usul Gubernur Kepala Daerah yang bersangkutan. 48
Pasal 8
49
Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(1) huruf b huruf c, dan huruf d dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat lain dalam lingkungan kekuasaannya untuk menjatuhkan hukuman disiplin dalam lingkungannya masing-masing, kecuali jenis hukuman
disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d, dengan ketentuan sebagai berikut :
a.
untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 26
Pasal 6 ayat (2) huruf a dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku jabatan struktural serendah-rendahnya eselon V atau jabatan lain yang setingkat dengan itu; b.
untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2), dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku jabatan struktural serendah-rendahnya eselon IV atau pejabat lain yang setingkat
c.
dengan itu;
untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) huruf a dapat didelegasikan lepada pejabat yang memangku jabatan struktural serendah-rendahnya eselon III atau jabatan
d.
lain yang setingkat dengan itu;
untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku jabatan struktural serendah-rendahnya eselon II atau jabatan lain yang setingkat dengan itu;
e.
untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a dan huruf b dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku jabatan struktural eselon I atau jabatan lain yang setingkat dengan itu.
50
Pasal 16
(1) Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon I di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a;
51
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 27
2. fungsional tertentu jenjang Utama di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4); 3. fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; 4. struktural eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4); 5. struktural eselon II di lingkungan instansi vertikal dan pejabat yang setara yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Pejabat Pembina Kepegawaian untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4); 6. fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; 7. struktural eselon III ke bawah, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia ke bawah di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c dan ayat (4); dan 8. fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e. b. PNS yang dipekerjakan di lingkungannya yang menduduki Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 28
jabatan: 1. struktural eselon I untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); 2. fungsional tertentu jenjang Utama untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) huruf b dan huruf c; 3. fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 4. struktural eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia ke bawah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf b dan huruf c; c. PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon I untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a; 2. fungsional tertentu jenjang Utama untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c; 3. fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a; 4. struktural eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c; 5. fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 29
golongan ruang IV/c untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a; 6. struktural eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia ke bawah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c; dan 7. fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c dan ayat (4) huruf a; d. PNS yang dipekerjakan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon I untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a; 2. struktural eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; dan 3. fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; e. PNS yang diperbantukan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan struktural eselon II ke bawah, jabatan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah, dan jabatan fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e; f. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 30
Republik Indonesia di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; dan g. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada negara lain atau badan internasional, atau tugas di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e. (2) Pejabat struktural eselon I dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya, dan fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 2. struktural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan fungsional umum golongan ruang III/b sampai dengan III/d di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon II, jabatan fungsional tertentu jenjang Madya, dan jabatan fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan c. PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang
52
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 31
Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/b sampai dengan golongan ruang III/d untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b. (3) Pejabat struktural eselon II dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 2. struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan c. PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
53
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 32
(3) huruf a dan huruf b. (4) Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya: a. Pejabat Pembina Kepegawaian; dan b. Pejabat struktural eselon I yang bukan Pejabat Pembina Kepegawaian, selain menetapkan penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) juga berwenang menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang menduduki jabatan struktural eselon IV ke bawah, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c.
54
(5) Pejabat struktural eselon III dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 2. struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon IV, jabatan fungsional
55
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 33
c.
(6) Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi : a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 2. fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d untuk hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon V, jabatan fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan
56
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon V, jabatan fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b.
Page | 34
c.
PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d untuk hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b.
(7) Pejabat struktural eselon V dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2). 57
Pasal 17
58
Kepala Perwakilan Republik Indonesia menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) huruf b dan huruf c.
59
Pasal 18
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 35
(1) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS Daerah Provinsi yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon I di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a; 2. fungsional tertentu jenjang Utama di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4); 3. fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; 4. struktural eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4); 5. fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; 6. struktural eselon III ke bawah, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia ke bawah di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c dan ayat (4);dan 7. fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c dan ayat (4) huruf
60
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 36
a, huruf d, dan huruf e; b. PNS yang dipekerjakan di lingkungannya yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon I untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); 2. fungsional tertentu jenjang Utama untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) huruf b dan huruf c; 3. fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 4. struktural eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia ke bawah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf b dan huruf c; c. PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon I, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a; 2. fungsional tertentu jenjang Utama, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c; 3. fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a; 4. struktural eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 37
Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c; 5. fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a; 6. struktural eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia ke bawah, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c; dan 7. fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c dan ayat (4) huruf a; d. PNS yang dipekerjakan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon I, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a; 2. struktural eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; dan 3. fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; e. PNS yang diperbantukan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan struktural eselon II ke bawah, jabatan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah, dan jabatan fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah, untuk jenis Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 38
hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e; f. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; dan g. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada negara lain atau badan internasional, atau tugas di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e. (2) Pejabat struktural eselon I menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya, dan fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 2. struktural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan fungsional umum golongan ruang III/b sampai dengan III/d di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon II, jabatan fungsional tertentu jenjang Madya, dan jabatan fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan
61
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 39
c.
(3) Pejabat struktural eselon II menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi : a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 2. struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan c. PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum
62
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/b sampai dengan golongan ruang III/d, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b.
Page | 40
golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b. (4) Pejabat struktural eselon III menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 2. struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan c. PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon V, jabatan fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3)
63
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 41
huruf a dan huruf b. (5) Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 2. fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d, untuk hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya, yang menduduki jabatan struktural eselon V, jabatan fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan c. PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b.
64
(6) Pejabat struktural eselon V dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
65
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 42
b.
66
(2); dan PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2). Pasal 19
68
Gubernur selaku wakil Pemerintah menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS Daerah Kabupaten/Kota dan PNS Daerah Kabupaten/Kota yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Kabupaten/Kota lain dalam satu provinsi yang menduduki jabatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e; dan b. PNS Daerah Kabupaten/Kota dari provinsi lain yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Kabupaten/Kota di provinsinya yang menduduki jabatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf b dan huruf c. Pasal 20
69
(1)
67
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: PNS Daerah Kabupaten/Kota yang menduduki jabatan: a. 1. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
Page | 43
(2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a; 2. fungsional tertentu jenjang Utama di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4); 3. fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; 4. struktural eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4); 5. fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; 6. struktural eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia ke bawah di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4); dan 7. fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; b. PNS yang dipekerjakan di lingkungannya yang menduduki jabatan: 1. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 44
2. fungsional tertentu jenjang Utama, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) huruf b dan huruf c; 3. fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 4. struktural eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia ke bawah, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) huruf b dan huruf c; PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki c. jabatan: 1. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a; 2. fungsional tertentu jenjang Utama, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c; 3. fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/e, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a; 4. struktural eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c; 5. struktural eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia ke bawah, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c; dan Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 45
6. fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a; d. PNS yang dipekerjakan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; dan 2. fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; PNS yang diperbantukan ke luar instansi induknya yang e. menduduki jabatan struktural eselon II ke bawah dan jabatan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah serta jabatan fungsional umum golongan IV/e ke bawah, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e; PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan f. Republik Indonesia di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e; dan g. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada negara lain atau badan internasional, atau tugas di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 46
(2)
70
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon II di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); 2. struktural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 3. struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan c. PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b.
Page | 47
(3)
Pejabat struktural eselon II menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 2. struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan c. PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b. (4) Pejabat struktural eselon III menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 48
Pelaksana Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan 2. struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2);dan c. PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon V, jabatan fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b. (5) Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan: 1. struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 49
ayat (2); dan 2. fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d, untuk hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b; b.
c.
(6)
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b.
Pejabat struktural eselon V dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi: a. PNS yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2).
Page | 50
Pasal 21 (1) Pejabat yang berwenang menghukum wajib menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. (2) Apabila Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin oleh atasannya. (3) Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sama dengan jenis hukuman disiplin yang seharusnya dijatuhkan kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
(4) Atasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), juga menjatuhkan hukuman disiplin terhadap PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. Pasal 22 Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang menghukum, maka kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin menjadi kewenangan pejabat yang lebih tinggi. Bagian Keempat
Tatacara Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian Keputusan Hukuman Disiplin Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Bagian Kelima Tata Cara Pemanggilan, Pemeriksaan, Penjatuhan, dan
Page | 51
Penyampaian Keputusan Hukuman Disiplin Pasal 23 (1)
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dipanggil secara tertulis oleh atasan langsung untuk dilakukan pemeriksaan.
(2)
Pemanggilan kepada PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan.
(3)
Apabila pada tanggal yang seharusnya yang bersangkutan diperiksa tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal seharusnya yang bersangkutan diperiksa pada pemanggilan pertama.
(4)
Apabila pada tanggal pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) PNS yang bersangkutan tidak hadir juga maka pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan.
Pasal 9 (1) Sebelum
menjatuhkan
hukuman
Pasal 24
disiplin,
pejabat
yang
berwenang
menghukum wajib memeriksa lebih dahulu Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan pelanggaran disiplin itu.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
(1) Sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin setiap atasan langsung wajib
memeriksa terlebih dahulu PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.
Page | 52
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan : a.
secara lisan, apabila atas pertimbangan pejabat yang berwenang menghukum, pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan akan dapat mengakibatkan ia dijatuhi salah satu b.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertutup dan hasilnya dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan.
jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2);
secara tertulis, apabila atas pertimbangan pejabat yang berwenang menghukum, pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan akan dapat mengakibatkan ia dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4). (3) Pemeriksaan Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan pelanggaran disiplin, dilakukan secara tertutup.
(3) Apabila menurut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kewenangan untuk menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS tersebut merupakan kewenangan:
a.
atasan langsung yang bersangkutan maka atasan langsung
b.
pejabat yang lebih tinggi maka atasan langsung tersebut wajib
tersebut wajib menjatuhkan hukuman disiplin;
melaporkan secara hierarki disertai berita acara pemeriksaan. Pasal 25
(1) Khusus untuk pelanggaran disiplin yang ancaman hukumannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) dapat dibentuk Tim Pemeriksa.
(2) Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian atau
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 53
pejabat lain yang ditunjuk. (3) Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk.
Pasal 10
Pasal 26
Dalam melakukan pemeriksaan, pejabat yang berwenang menghukum dapat
Apabila diperlukan, atasan langsung, Tim Pemeriksa atau pejabat yang
mendengar atau meminta keterangan dari orang lain apabila dipandangnya perlu.
berwenang menghukum dapat meminta keterangan dari orang lain.
Pasal 11 Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, dapat memerintahkan pejabat
bawahannya untuk memeriksa Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan pelanggaran disiplin.
Pasal 27 (1)
Dalam rangka kelancaran pemeriksaan, PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dan kemungkinan akan dijatuhi hukuman
disiplin tingkat berat, dapat dibebaskan sementara dari tugas jabatannya oleh atasan langsung sejak yang bersangkutan diperiksa.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 54
(2)
Pembebasan sementara dari tugas jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sampai dengan ditetapkannya keputusan hukuman disiplin.
(3)
PNS yang dibebaskan sementara dari tugas jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap diberikan hak-hak kepegawaiannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4)
Dalam hal atasan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ada, maka pembebasan sementara dari jabatannya dilakukan oleh pejabat yang lebih tinggi.
Pasal 28 (1) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) harus ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNS yang diperiksa.
(2) Dalam hal PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani berita
acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berita acara pemeriksaan
tersebut
tetap
menjatuhkan hukuman disiplin.
dijadikan
sebagai
dasar
untuk
(3) PNS yang diperiksa berhak mendapat foto kopi berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 29
Pasal 12 Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 55
(1) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, pejabat
(1) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
yang berwenang menghukum memutuskan jenis hukuman disiplin yang
24 dan Pasal 25 pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan
dijatuhkan dengan mempertimbangkan secara seksama pelanggaran disiplin
hukuman disiplin.
yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. (2) Dalam keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
antara lain harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
(2) Dalam keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
Pasal 13 (1)
Pasal 30
Kepada Pegawai Negeri Sipil yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata
(1) PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata melakukan
melakukan beberapa pelanggaran disiplin, terhadapnya hanya dapat dijatuhi
beberapa pelanggaran disiplin, terhadapnya hanya dapat dijatuhi
satu jenis hukuman disiplin.
satu
jenis
hukuman
disiplin
yang
terberat
setelah
mempertimbangkan pelanggaran yang dilakukan. (2) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang pernah dijatuhi hukuman disiplin yang
(2) PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin kemudian melakukan
kemudian melakukan pelanggaran disiplin yang sifatnya sama, terhadapnya
pelanggaran disiplin yang sifatnya sama, kepadanya dijatuhi jenis
yang pernah dijatuhkan kepadanya.
yang pernah dijatuhkan.
dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin terakhir
hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin terakhir
(3) PNS tidak dapat dijatuhi hukuman disiplin dua kali atau lebih untuk satu pelanggaran disiplin.
(4) Dalam hal PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya akan dijatuhi hukuman disiplin yang bukan menjadi kewenangannya,
Pimpinan
instansi
atau
Kepala
Perwakilan
mengusulkan penjatuhan hukuman disiplin kepada pejabat pembina Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 56
kepegawaian instansi induknya disertai berita acara pemeriksaan. Pasal 14
(1)
Pasal 31
Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a,
dinyatakan dan disampaikan secara lisan oleh pejabat yang berwenang
(1) Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum.
menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. (2)
Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b,
dan huruf c, dinyatakan secara tertulis dan disampaikan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
(3)
Semua jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)
dan ayat (4), ditetapkan dengan surat keputusan dan disampaikan oleh
pejabat yang berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang
(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara
tertutup oleh pejabat yang berwenang menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk kepada PNS yang bersangkutan serta tembusannya disampaikan kepada pejabat instansi terkait.
(3) Penyampaian keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak keputusan ditetapkan.
bersangkutan. (4)
Penyampaian hukuman disiplin dilakukan secara tertutup.
(4) Dalam hal PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada saat
penyampaian keputusan hukuman disiplin, keputusan dikirim kepada yang bersangkutan. BAB IV
Bagian Kelima
Keberatan atas Hukuman Disiplin
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
UPAYA ADMINISTRATIF
Page | 57
Pasal 15
Pasal 32
(1) Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin
Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) tidak dapat mengajukan keberatan.
(2) Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4), dapat mengajukan
keberatan
kepada
atasan
pejabat
yang
berwenang
menghukum dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal ia menerima keputusan hukuman disiplin tersebut. Pasal 16
(1) Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) diajukan secara tertulis melalui saluran hirarki.
(2) Dalam surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus dimuat alasan-alasan dari keberatan itu.
Pasal 33
Pasal 17 (1) Terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden tidak dapat diajukan keberatan.
Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh: a. Presiden; b. Pejabat
Pembina
Kepegawaian
untuk
jenis
hukuman
disiplin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c;
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 58
c. Gubernur selaku wakil pemerintah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf b dan huruf c;
d. Kepala Perwakilan Republik Indonesia; dan
e. Pejabat yang berwenang menghukum untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), tidak dapat diajukan upaya administratif.
Pasal 34 (2) Terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang
(1) Hukuman disiplin yang dapat diajukan keberatan sebagaimana
huruf c, huruf d, dan huruf e, tidak dapat diajukan keberatan, kecuali jenis
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b yang
menghukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), huruf b, hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d.
dimaksud dalam Pasal 32 yaitu jenis hukuman disiplin sebagaimana dijatuhkan oleh:
a.
Pejabat struktural eselon I dan pejabat yang setara ke bawah;
b.
Sekretaris Daerah/Pejabat struktural eselon II Kabupaten/Kota ke
c.
Pejabat struktural eselon II ke bawah di lingkungan instansi
bawah/Pejabat yang setara ke bawah;
vertikal dan unit dengan sebutan lain yang atasan langsungnya Pejabat struktural eselon I yang bukan Pejabat Pembina Kepegawaian; dan d.
Pejabat struktural eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan Kantor Perwakilan Provinsi dan unit setara dengan sebutan lain yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pejabat Pembina Kepegawaian.
(2) Hukuman disiplin yang dapat diajukan banding administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 yaitu hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh: Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 59
a.
Pejabat Pembina Kepegawaian untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e; dan
b.
Gubernur selaku wakil pemerintah untuk jenis hukuman disiplin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e.
Pasal 18
Pasal 35
Setiap pejabat yang menerima surat keberatan atas penjatuhan hukuman disiplin,
(1) Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1), diajukan
wajib menyampaikannya kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum
secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum
tanggal ia menerima surat keberatan itu.
kepada pejabat yang berwenang menghukum.
melalui saluran hirarki dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung mulai
dengan memuat alasan keberatan dan tembusannya disampaikan
(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari, terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima keputusan hukuman disiplin. Pasal 19
Pasal 36
(1) Apabila ada keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman
(1) Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud dalam
disiplin, maka pejabat yang berwenang menghukum yang bersangkutan wajib memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan.
(2) Tanggapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan secara tertulis dan disampaikan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum yang
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Pasal 35 ayat (1), harus memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh PNS yang bersangkutan
(2) Tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis kepada atasan Pejabat yang berwenang menghukum, dalam
Page | 60
bersangkutan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung mulai tanggal
jangka waktu 6 (enam) hari kerja terhitung mulai tanggal yang
ia menerima suarat keberatan itu.
bersangkutan menerima tembusan surat keberatan. Pasal 20
(3) Atasan pejabat yang berwenang menghukum wajib mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan oleh PNS yang bersangkutan dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima surat keberatan.
(1) Atasan pejabat yang berwenang menghukum yang menerima surat keberatan
(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dalam
atas keberatan maka atasan pejabat yang berwenang menghukum
tentang penjatuhan hukuman disiplin, wajib mengambil keputusan atas
jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung mulai tanggal ia menerima surat keberatan itu.
mengambil keputusan berdasarkan data yang ada.
(2) Apabila dipandang perlu, maka atasan pejabat yang berwenang menghukum
(5) Atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat memanggil
dapat memanggil dan mendengar keterangan pejabat yang berwenang
dan/atau meminta keterangan dari pejabat yang berwenang
disiplin, dan atau orang lain yang dianggap perlu.
lain yang dianggap perlu.
menghukum yang bersangkutan, Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman
menghukum, PNS yang dijatuhi hukuman disiplin, dan/atau pihak
Pasal 21
Pasal 37
(1) Atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat atau
(1) Atasan Pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat,
mengubah hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang
memperingan, memperberat, atau membatalkan hukuman disiplin
(2) Penguatan atau perubahan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud ayat (1)
(2) Penguatan, peringanan, pemberatan, atau pembatalan hukuman
ditetapkan dengan surat keputusan atasan pejabat yang berwenang
disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
menghukum.
menghukum.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
pejabat yang berwenang menghukum tidak memberikan tanggapan
yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum.
keputusan Atasan Pejabat yang berwenang menghukum.
Page | 61
(3) Terhadap
keputusan
atasan
pejabat
yang
berwenang
menghukum
(3) Keputusan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tidak dapat diajukan keberatan).
Atasan
Pejabat
yang
berwenang
menghukum
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat final dan mengikat. (4) Apabila dalam waktu lebih 21 (dua puluh satu) hari kerja Atasan
Pejabat yang berwenang menghukum tidak mengambil keputusan atas
keberatan
maka
keputusan
menghukum batal demi hukum.
pejabat
yang
berwenang
Pasal 38
(1) PNS yang dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2), dapat mengajukan banding administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian. (2) Ketentuan mengenai banding administratif diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian. Pasal 39
(1)
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Dalam hal PNS yang dijatuhi hukuman disiplin: a. mengajukan banding administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 maka gajinya tetap dibayarkan sepanjang yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas; b. tidak mengajukan banding administratif sebagaimana dimaksud
Page | 62
dalam Pasal 38 maka pembayaran gajinya dihentikan terhitung mulai bulan berikutnya sejak hari ke 15 (lima belas) keputusan hukuman disiplin diterima. (2)
Penentuan dapat atau tidaknya PNS melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a menjadi kewenangan Pejabat Pembina Kepegawaian dengan mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan kerja. Pasal 40
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
(1)
PNS yang meninggal dunia sebelum ada keputusan atas upaya administratif, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dan diberikan hak-hak kepegawaiannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)
PNS yang mencapai batas usia pensiun sebelum ada keputusan atas: a. keberatan, dianggap telah selesai menjalani hukuman disiplin dan diberhentikan dengan hormat sebagai PNS serta diberikan hak-hak kepegawaiannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. banding administratif, dihentikan pembayaran gajinya sampai dengan ditetapkannya keputusan banding administratif.
(3)
Dalam hal PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) huruf b meninggal dunia, diberhentikan dengan hormat dan diberikan hak-hak kepegawaiannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Page | 63
Pasal 41 (1)
PNS yang mengajukan keberatan kepada atasan Pejabat yang berwenang menghukum atau banding administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian, tidak diberikan kenaikan pangkat dan/atau kenaikan gaji berkala sampai dengan ditetapkannya keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
(2)
Apabila keputusan pejabat yang berwenang menghukum dibatalkan maka PNS yang bersangkutan dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat dan/atau kenaikan gaji berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 42
PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena diduga melakukan pelanggaran disiplin atau sedang mengajukan upaya administratif tidak dapat disetujui untuk pindah instansi. Bagian Keenam
BAB V
Berlakunya Keputusan Hukuman Disiplin
BERLAKUNYA HUKUMAN DISIPLIN DAN PENDOKUMENTASIAN
KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN
Bagian Kesatu Berlakunya Hukuman Disiplin Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 64
Pasal 43
Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh: a. Presiden; b. Pejabat Pembina Kepegawaian untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c; c. Gubernur selaku wakil pemerintah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf b dan huruf c; d. Kepala Perwakilan Republik Indonesia; dan e. Pejabat yang berwenang menghukum untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), mulai berlaku sejak tanggal keputusan ditetapkan.
Pasal 44
Pasal 22 (1)
Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) yang
(1) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat selain sebagaimana
dijatuhkan kepada seorang Pegawai Negeri Sipil berlaku sejak tanggal
dimaksud dalam Pasal 43, apabila tidak diajukan keberatan maka
bersangkutan.
hukuman disiplin diterima.
disampaikan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada yang
(2)
Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4) :
a. apabila tidak ada keberatan, mulai berlaku pada hari kelima belas
mulai berlaku pada hari ke 15 (lima belas) setelah keputusan
(2) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, apabila diajukan keberatan maka mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya keputusan atas keberatan.
terhitung mulai tanggal Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 65
menerima keputusan hukuman disiplin itu, kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf b;
b. apabila ada keberatan, mulai berlaku sejak tanggal keputusan atas keberatan itu, kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf b;
c. jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf b, mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menghukum. (3)
Apabila Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada waktu penyampaian keputusan hukuman disiplin, maka hukuman disiplin itu berlaku pada hari ketiga puluh terhitung mulai tanggal yang ditentukan untuk penyampaian keputusan hukuman disiplin tersebut.
Pasal 45
(1) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil pemerintah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e, apabila tidak diajukan banding administratif maka mulai berlaku pada hari ke 15 (lima belas) setelah keputusan hukuman disiplin diterima. (2) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil pemerintah untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e, apabila diajukan banding administratif maka mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya keputusan banding administratif. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 66
Pasal 46
Apabila PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada waktu penyampaian keputusan hukuman disiplin maka hukuman disiplin berlaku pada hari ke 15 (lima belas) sejak tanggal yang ditentukan untuk penyampaian keputusan hukuman disiplin. Bagian Kedua Pendokumentasian Keputusan Hukuman Disiplin Pasal 47
(1) Keputusan hukuman disiplin wajib didokumentasikan oleh pejabat pengelola kepegawaian di instansi yang bersangkutan. (2) Dokumen keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai salah satu bahan penilaian dalam pembinaan PNS yang bersangkutan. BAB IV BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN Pasal 23 (1)
Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke bawah yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d dapat mengajukan keberatan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 67
(2)
Badan Pertimbangan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),dibentuk dengan Keputusan Presiden. Pasal 24
(1)
Badan Pertimbangan Kepegawaian wajib mengambil keputusan mengenai
(2)
Keputusan yang diambil oleh Badan Pertimbangan Kepegawaian, adalah
keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil kepadanya.
mengikat dan wajib dilaksanakan oleh semua pihak yang bersangkutan. BAB V
KETENTUAN - KETENTUAN LAIN Pasal 25 Apabila ada alasan-alasan yang kuat, pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d dapat meninjau kembali hukuman disiplin
yang telah dijatuhkan oleh pejabat bawahannya yang berwenang menghukum dalam lingkungannya masing-masing. Pasal 26 Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia atau mencapai batas usia pensiun pada
waktu sedang menjalani hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a dan b, dan ayat (4) huruf a, dianggap telah selesai menjalani hukuman disiplin.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 68
Pasal 27 (1) Ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah ini berlaku juga bagi : a.
b.
Calon Pegawai Negeri Sipil;
Pegawai bulanan di samping pensiun.
(2) Calon Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat,
dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.
(3) Hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada pegawai bulanan di samping pensiun, hanyalah jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam.Pasal 6 ayat (2) dan ayat (4) huruf b. Pasal 28 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.
Pasal 29 Ketentuan-ketentuan teknis tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini ditetapkan oleh Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara.
BAB VI
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN Sie Infokum – Ditama Binbangkum
KETENTUAN PERALIHAN
Page | 69
Pasal 48
Pasal 30 Hukuman jabatan yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya Peraturan (1)
Hukuman disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya
tetap berlaku.
bersangkutan dinyatakan tetap berlaku.
Pemerintah ini dan sedang dijalani oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
(2)
Peraturan Pemerintah ini dan sedang dijalani oleh PNS yang
Keberatan yang diajukan kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum atau banding administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian
sebelum
berlakunya
Peraturan
Pemerintah
ini
diselesaikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980
tentang
Peraturan
Disiplin
PNS
beserta
peraturan
telah
dilakukan
pelaksanaannya. (3)
Apabila
terjadi
pelanggaran
disiplin
dan
pemeriksaan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini maka
hasil pemeriksaan tetap berlaku dan proses selanjutnya berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
(4)
Apabila terjadi pelanggaran disiplin sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan belum dilakukan pemeriksaan maka berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. BAB VII
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP Sie Infokum – Ditama Binbangkum
KETENTUAN PENUTUP
Page | 70
Pasal 31
Pasal 49
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka Peraturan Pemerintah Nomor
Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut oleh
11 Tahun 1952 tentang Hukuman Jabatan (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor
Kepala Badan Kepegawaian Negara.
16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 202) dan segala peraturan perundangundangan lainnya yang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 50 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
1.
Ketentuan Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3149) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 141), 2.
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3176), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
3.
Ketentuan pelaksanaan mengenai disiplin PNS yang ada sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 71
Pasal 32
Pasal 51
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannnya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
PENJELASAN
PENJELASAN
ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
ATAS
NOMOR 30 TAHUN 1980
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
TENTANG
TENTANG
NOMOR 53 TAHUN 2010
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
Pasal 1
Pasal 1
Cukup jelas
Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 2
Pasal 3
Cukup jelas
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Angka 1
Cukup jelas
Page | 72
Angka 2
Cukup jelas. Angka 3
Yang dimaksud dengan “setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah” adalah setiap PNS di
samping taat juga berkewajiban melaksanakan ketentuan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kebijakan negara dan Pemerintah serta tidak mempermasalahkan dan/atau menentang
Pancasila, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Angka 4 Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan” adalah peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan. Angka 5 Yang dimaksud dengan “tugas kedinasan” adalah tugas yang diberikan oleh atasan yang berwenang dan berhubungan dengan:
a.
perintah kedinasan;
b.
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian atau
c.
peraturan kedinasan;
d.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
peraturan yang berkaitan dengan kepegawaian; tata tertib di lingkungan kantor; atau
Page | 73
e.
standar prosedur kerja (Standar Operating Procedure atau SOP).
Angka 6
Cukup jelas. Angka 7
Cukup jelas. Angka 8
Yang dimaksud dengan “menurut sifatnya” dan “menurut perintah” adalah didasarkan pada peraturan perundangundangan, perintah kedinasan, dan/atau kepatutan. Angka 9
Cukup jelas. Angka 10
Cukup jelas.
Angka 11 Yang dimaksud dengan kewajiban untuk “masuk kerja dan menaati
ketentuan jam kerja” adalah setiap PNS wajib datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena dinas. Apabila berhalangan hadir wajib memberitahukan
kepada pejabat yang berwenang. Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk kerja. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 74
Angka 12
Yang dimaksud dengan “sasaran kerja pegawai” adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang pegawai yang disusun dan disepakati bersama antara pegawai dengan atasan pegawai. Angka 13
Cukup jelas. Angka 14
Yang dimaksud dengan “memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat” adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Angka 15 Cukup jelas. Angka 16 Yang dimaksud dengan “memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier” adalah member kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pengembangan karier,
antara lain memberi kesempatan mengikuti rapat, seminar, diklat, dan pendidikan formal lanjutan. Angka 17
Cukup jelas.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 75
Pasal 3
Pasal 4
Cukup jelas
Angka 1 Yang
dimaksud
dengan
“menyalahgunakan
wewenang”
adalah
menggunakan kewenangannya untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu untuk kepentingan pribadi atau kepentingan pihak lain yang tidak sesuai dengan tujuan pemberian kewenangan tersebut. Angka 2 Contoh:
Seorang PNS yang tidak memiliki wewenang di bidang perizinan membantu mengurus perizinan bagi orang lain dengan memperoleh imbalan. Angka 3 Cukup jelas. Angka 4 Cukup jelas. Angka 5
Yang dimaksud dengan “memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak
bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah” adalah perbuatan yang dilakukan tidak atas dasar ketentuan termasuk tata
cara maupun kualifikasi barang, dokumen, atau benda lain yang dapat dipindahtangankan. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 76
Angka 6 Cukup jelas. Angka 7
Yang dimaksud dengan “jabatan” adalah jabatan struktural dan jabatan fungsional tertentu.
Angka 8 PNS dilarang menerima hadiah, padahal diketahui dan patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena
telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya. Angka 9
Yang dimaksud dengan “bertindak sewenang-wenang” adalah setiap tindakan atasan kepada bawahan yang tidak sesuai dengan peraturan kedinasan seperti tidak memberikan tugas atau pekerjaan kepada
bawahan, atau memberikan nilai hasil pekerjaan (Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai) tidak berdasarkan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan. Angka 10
Cukup jelas. Angka 11 Yang dimaksud dengan “menghalangi berjalannya tugas kedinasan”
adalah perbuatan yang mengakibatkan tugas kedinasan menjadi tidak Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 77
lancar atau tidak mencapai hasil yang harus dipenuhi. Contoh:
PNS yang tidak memberikan dukungan dalam hal diperlukan koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi dalam tugas kedinasan.
Angka 12 Huruf a Cukup jelas. Huruf b PNS sebagai peserta kampanye hadir untuk mendengar, menyimak visi,
misi, dan program yang ditawarkan peserta pemilu, tanpa menggunakan atribut Partai atau PNS. Yang dimaksud dengan “menggunakan atribut
partai” adalah dengan menggunakan dan/atau memanfaatkan pakaian,
kendaraan, atau media lain yang bergambar partai politik dan/atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan/atau calon Presiden/Wakil Presiden dalam masa kampanye. Yang dimaksud dengan “menggunakan atribut PNS” adalah seperti menggunakan seragam Korpri, seragam dinas, kendaraan dinas, dan lain-lain. Huruf c Cukup jelas. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 78
Huruf d Cukup jelas. Angka 13
Cukup jelas. Angka 14
Cukup jelas. Angka 15 Huruf a
Yang dimaksud dengan “terlibat dalam kegiatan kampanye” adalah seperti
PNS bertindak sebagai pelaksana kampanye, petugas kampanye/tim sukses, tenaga ahli, penyandang dana, pencari dana, dan lain-lain. Huruf b
Cukup jelas. Huruf c
Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas.
Pasal 4
Pasal 5
Ucapan adalah setiap kata-kata yang diucapkan dihadapan atau dapat didengar
Cukup jelas.
oleh orang lain, seperti dalam rapat. ceramah, diskusi, melalui telpon, radio, Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 79
televisi, rekaman atau alat komunikasi lainnya. Tulisan adalah pernyataan pikiran dan atau perasaan secara tertulis baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk gambar, karikatur, coretan, dari lain-lain yang serupa dengan itu.
Perbuatan adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan. Termasuk
pelanggaran
disiplin
adalah
setiap
perbuatan
memperbanyak,
mengedarkan, mempertontonkan, menempelkan, menawarkan, menyimpan,
memiliki tulisan atau rekaman yang berisi anjuran atau hasutan untuk melanggar Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, kecuali apabila hal itu dilakukan untuk kepentingan dinas.
Pasal 5
Pasal 6
Cukup jelas
PNS yang melanggar ketentuan disiplin PNS dijatuhi hukuman disiplin dan apabila perbuatan tersebut terdapat unsur pidana maka terhadap PNS tersebut tidak tertutup kemungkinan dapat dikenakan hukuman pidana. Pasal 7
Pasal 6 Ayat (1)
Ayat (1)
Ayat (2)
Ayat (2)
Huruf a
Huruf a
Hukuman disiplin yang berupa tegoran lisan dinyatakan dan disampaikan secara
Hukuman disiplin yang berupa teguran lisan dinyatakan dan disampaikan
Cukup jelas
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Cukup jelas.
Page | 80
lisan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang
secara lisan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin.
melakukan pelanggaran disiplin.
Apabila seorang atasan menegor bawahannya tetapi tidak dinyatakan secara tegas
secara tegas sebagai hukuman disiplin, bukan hukuman disiplin.
disiplin, bukan hukuman disiplin
Huruf b
Apabila seorang atasan menegur bawahannya tetapi tidak dinyatakan
sebagai hukuman
Hukuman disiplin yang berupa teguran tertulis dinyatakan dan
Huruf b
Hukuman disiplin yang berupa tegoran tertulis dinyatakan dan disampaikan secara tertulis oleh.pejabat yang berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin.
disampaikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada PNS yang melakukan pelanggaran. Huruf c Hukuman disiplin yang berupa pernyataan tidak puas secara tertulis
Huruf c
Hukuman disiplin yang berupa pernyataan tidak puas dinyatakan dan disampaikan
dinyatakan dan disampaikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada PNS yang melakukan pelanggaran.
secara tertulis oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin.
Ayat (3)
Ayat (3)
dengan surat keputusan oleh pejabat yang berwenang menghukum.
Huruf a
Semua jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat ini, ditetapkan
Masa penundaan kenaikan gaji berkala tersebut dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala berikutnya.
Huruf a
Hukuman disiplin yang berupa penundaan kenaikan gaji berkala, ditetapkan untuk
Huruf b
masa sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan dan untuk paling lama 1 (satu) tahun.
Cukup jelas.
gaji berkala berikutnya.
Huruf c
Masa penundaan kenaikan gaji berkala tersebut dihitung penuh untuk kenaikan Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 81
Cukup jelas. Huruf b Hukuman disiplin yang berupa penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala, ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan dan untuk paling lama 1 (satu) tahun. Setelah masa menjalani hukuman disiplin tersebut selesai, maka gaji pokok Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan langsung kembali pada gaji pokok semula. Masa penurunan gaji tersebut dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala berikutnya. Apabila dalam masa menjalani hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan memenuhi syarat-syarat untuk kenaikan gaji berkala, maka kenaikan gaji berkala tersebut baru diberikan terhitung mulai bulan berikutnya dari saat berakhirnya masa menjalani hukuman disiplin. Huruf c Hukuman disiplin yang berupa penundaan kenaikan pangkat ditetapkan untuk masa sekurangkurangnya 6 (enam) bulan dan untuk paling lama 1 (satu) tahun, terhitung mulai tanggal kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dapat dipertimbangkan. Ayat (4)
Ayat (4)
Semua jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat ini, ditetapkan dengan surat keputusan oleh pejabat yang berwenang menghukum.
Huruf a
Hukuman disiplin yang berupa penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Page | 82
lebih rendah, ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan, dan
Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
untuk paling lama 1 (satu) tahun
dengan memperhatikan jabatan yang lowong dan persyaratan jabatan.
Setelah masa menjalani hukuman disiplin penurunan pangkat selesai, maka
Huruf c
pangkat yang semula.
tertentu.
pangkat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dengan sendirinya kembali pada
Masa dalam pangkat terakhir sebelum dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan pangkat, dihitung sebagai masa kerja untuk kenaikan pangkat
berikutnya. Kenaikan pangkat berikutnya Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi
Yang dimaksud dengan “jabatan” adalah jabatan struktural dan fungsional
Huruf d
Cukup jelas.
hukuman disiplin berupa penurunan pangkat, baru dapat dipertimbangkan setelah
Huruf e
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun
Cukup jelas
dikembalikan pada pangkat semula. Huruf b
Hukuman disiplin yang berupa pembebasan dari jabatan adalah pembebasan dari jabatan organik. Pembebasan dari jabatan berarti pula pencabutan segala wewenang yang melekat pada jabatan itu. Selama pembebasan dari jabatan, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan penuh kecuali, tunjangan jabatan. Huruf c
Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil, apabila
memenuhi syarat masa kerja dan usia pensiun menurut peraturan perundangundangan yang berlaku, yang bersangkutan diberikan hak pensiun. Huruf d Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 83
Cukup jelas
Pasal 8 Angka 1 Cukup jelas. Angka 2 Cukup jelas. Angka 3
Cukup jelas. Angka 4
Cukup jelas. Angka 5
Cukup jelas. Angka 6 Cukup jelas. Angka 7 Cukup jelas. Angka 8 Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 84
Cukup jelas. Angka 9 Yang dimaksud dengan “tanpa alasan yang sah” adalah bahwa alasan ketidakhadirannya tidak dapat diterima akal sehat. Angka 10
Cukup jelas.
Angka 11
Jenis hukuman disiplin terhadap pelanggaran ketentuan ini mengacu antara lain pada peraturan perundang-undangan tentang pelayanan publik.
Angka 12
Cukup jelas. Angka 13 Cukup jelas. Angka 14 Cukup jelas. Pasal 9 Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 85
Angka 1 Cukup jelas. Angka 2
Cukup jelas. Angka 3
Cukup jelas. Angka 4
Cukup jelas. Angka 5
Cukup jelas. Angka 6 Cukup jelas. Angka 7 Cukup jelas. Angka 8
Cukup jelas. Angka 9 Cukup jelas. Angka 10
Cukup jelas. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 86
Angka 11
Lihat penjelasan Pasal 8 angka 9. Angka 12
Cukup jelas. Angka 13
Cukup jelas. Angka 14 Lihat penjelasan Pasal 8 angka 11. Angka 15 Cukup jelas. Angka 16
Cukup jelas. Angka 17
Cukup jelas. Pasal 10 Angka 1 Cukup jelas.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 87
Angka 2 Cukup jelas. Angka 3
Cukup jelas. Angka 4
Cukup jelas. Angka 5
Cukup jelas. Angka 6
Cukup jelas. Angka 7 Cukup jelas. Angka 8 Cukup jelas. Angka 9
Lihat penjelasan Pasal 8 angka 9. Angka 10
Cukup jelas. Angka 11 Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 88
Cukup jelas. Angka 12 Lihat penjelasan Pasal 8 angka 11. Angka 13 Cukup jelas. Pasal 11 Angka 1
Cukup jelas. Angka 2 Cukup jelas. Angka 3 Cukup jelas. Angka 4 Lihat penjelasan Pasal 8 angka 11 Angka 5
Cukup jelas. Pasal 12
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 89
Angka 1 Cukup jelas. Angka 2
Cukup jelas. Angka 3
Cukup jelas. Angka 4
Lihat penjelasan Pasal 8 angka 11. Angka 5
Cukup jelas. Angka 6 Cukup jelas. Angka 7
Cukup jelas. Angka 8 Cukup jelas. Angka 9 Cukup jelas. Pasal 13 Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 90
Angka 1 Cukup jelas. Angka 2
Cukup jelas. Angka 3
Cukup jelas. Angka 4
Cukup jelas. Pasal 14 Yang dimaksud dengan “dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir
tahun berjalan” adalah bahwa pelanggaran yang dilakukan dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang bersangkutan. Contoh:
Seorang PNS dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2011 tidak masuk kerja selama 5 (lima) hari maka yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa teguran lisan. Selanjutnya, pada bulan Mei
sampai dengan Juli 2011 yang bersangkutan tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari, sehingga jumlahnya menjadi 7 (tujuh) hari. Dalam hal
demikian, maka yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa teguran tertulis. Selanjutnya, pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2011 Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 91
yang bersangkutan tidak masuk kerja selama 5 (lima) hari, sehingga jumlahnya menjadi 12 (dua belas) hari. Dalam hal demikian, maka yang
bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa pernyataan tidak puas secara tertulis.
Pasal 15
Pasal 7
Ayat (1)
Ayat (1)
menjadi Pejabat Negara, diperbantukan/dipekerjakan pada perusahaan milik
struktural eselon II maka untuk pengangkatan dalam jabatan struktural
Pejabat yang berwenang menghukum bagi Pegawai Negeri Sipil yang diangkat Negara. badan-badan internasional yang berkedudukan di Indonesia, organisasi profesi, dan badan/instansi lain, adalah pejabat yang berwenang menghukum yang
Pejabat struktural eselon I yang diturunkan jabatannya menjadi pejabat eselon II ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK).
bersangkutan.
Yang
dimaksud
dengan
“jabatan
lain
yang
pengangkatan
Huruf a
Mahkamah Agung dan Panitera Mahkamah Konstitusi.
dan
pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden” antara lain Panitera
Cukup jelas Huruf b
Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka
pejabat yang berwenang menghukum bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat yang Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 92
diperbantukan pada Daerah Otonom dan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang oleh Daerah Otonom yang bersangkutan dipekerjakan/diperbantukan pada perusahaan
daerah atau instansi/badan lain, adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan. Huruf e Pejabat sebagaimana dimaksud dalam huruf ini, hanya berwenang menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagamana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dan ayat (4) huruf b.
Yang berwenang menjatuhkan jenis hukuman disiplin lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf c, dan huruf d, bagi
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam huruf ini, adalah pejabat yang berwenang menghukum dari instansi induk masing-masing.
Ayat (2)
Ayat (2)
Cukup jelas
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas Pasal 8
Cukup jelas
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 93
Pasal 16 Ayat (1) Huruf a Angka 1
Cukup jelas. Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3 Cukup jelas. Angka 4
Yang dimaksud dengan “pejabat struktural eselon II” antara lain adalah: a.
Pejabat struktural eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal atau Badan atau Sekretariat Jenderal, seperti Direktur, Kepala Pusat, Kepala Biro;
b. Pejabat struktural eselon II di lingkungan instansi vertikal yang atasan langsungnya Pejabat struktural eselon I yang Bukan Pejabat Pembina
Kepegawaian, seperti Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal c.
Pajak, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
Pejabat struktural eselon II b di lingkungan Unit Pelaksana Teknis, seperti Kepala Balai Besar.
Angka 5 Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 94
Yang dimaksud dengan “pejabat struktural eselon II” adalah Pejabat struktural eselon II di lingkungan instansi vertikal dan Kepala Kantor
Perwakilan Provinsi atau Kepala unit setara dengan sebutan lain yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pejabat Pembina Kepegawaian, seperti Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia, Kepala Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan, Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara, dan Kepala Kejaksaan Tinggi.
Angka 6
Cukup jelas.
Angka 7 Cukup jelas. Angka 8
Cukup jelas. Huruf b
Cukup jelas. Huruf c
Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 95
Huruf e Cukup jelas. Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “pejabat yang setara” adalah PNS yang diberi tugas tambahan untuk memimpin satuan unit kerja tertentu, antara lain Rektor dan Dekan. Ayat (3) Yang dimaksud dengan “pejabat yang setara” adalah PNS yang diberi tugas tambahan untuk memimpin satuan unit kerja tertentu, antara lain Ketua Pengadilan Tinggi. Ayat (4)
Lihat penjelasan ayat (1) angka 4 dan angka 5. Ayat (5) Yang dimaksud dengan “pejabat yang setara” adalah PNS yang diberi tugas tambahan untuk memimpin satuan unit kerja tertentu, antara lain Ketua Pengadilan Negeri, Direktur Akademi. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 96
Ayat (6)
Yang dimaksud dengan “pejabat yang setara” adalah PNS yang diberi tugas tambahan untuk memimpin satuan unit kerja tertentu, antara lain Kepala Sekolah Menengah Atas, Kepala Sekolah Menengah Pertama. Ayat (7) Yang dimaksud dengan “pejabat yang setara” adalah PNS yang diberi tugas tambahan untuk memimpin satuan unit kerja tertentu, antara lain Kepala Sekolah Dasar, Kepala Taman Kanak-Kanak. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Ayat (1) Huruf a Angka 1
Jabatan struktural eselon I di Provinsi adalah jabatan Sekretaris Daerah Provinsi.
Angka 2
Cukup jelas. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 97
Angka 3
Cukup jelas. Angka 4
Cukup jelas. Angka 5
Cukup jelas. Angka 6 Cukup jelas. Angka 7 Cukup jelas. Huruf b
Cukup jelas. Huruf c
Cukup jelas. Huruf d
Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 98
Huruf f Cukup jelas. Huruf g
Cukup jelas. Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Cukup jelas. Ayat (4)
Cukup jelas. Ayat (5)
Lihat penjelasan Pasal 16 ayat (6). Ayat (6)
Lihat penjelasan Pasal 16 ayat (7). Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 99
Ayat (1) Huruf a Angka 1 Cukup jelas. Angka 2 Cukup jelas. Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4 Jabatan struktural eselon II antara lain adalah Kepala Dinas di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Angka 5
Cukup jelas. Angka 6
Cukup jelas. Angka 7 Cukup jelas. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 100
Huruf b Cukup jelas. Huruf c
Cukup jelas. Huruf d
Cukup jelas. Huruf e
Cukup jelas. Huruf f
Cukup jelas. Huruf g Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a
Angka 1 Jabatan struktural eselon II adalah Asisten di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 101
Angka 2 Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas. Huruf b
Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Ayat (3)
Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5)
Lihat penjelasan Pasal 16 ayat (6). Ayat (6) Lihat penjelasan Pasal 16 ayat (7). Pasal 21
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 102
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2) Ketentuan penjatuhan hukuman disiplin oleh atasan kepada pejabat yang
seharusnya menghukum berlaku juga bagi atasan dari atasan secara berjenjang.
Penjatuhan hukuman disiplin oleh atasan kepada pejabat yang tidak menjatuhkan
hukuman
disiplin,
dilakukan
setelah
mendengar
keterangannya, dan tidak perlu dilakukan pemeriksaan yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. Ayat (3)
Cukup jelas. Ayat (4)
Cukup jelas. Pasal 22 Yang dimaksud dengan “tidak terdapat pejabat yang berwenang
menghukum” adalah terdapat satuan organisasi yang pejabatnya lowong, antara lain karena berhalangan tetap, atau tidak terdapat dalam struktur organisasi.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 103
Pasal 23 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3) Dalam menentukan tanggal pemeriksaan berikutnya harus pula
diperhatikan waktu yang diperlukan untuk menyampaikan surat panggilan. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 24
Pasal 9
Ayat (1)
Ayat (1)
Tujuan pemeriksaan sebagimana dimaksud dalam ayat ini, adalah untuk
Tujuan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat ini, adalah untuk
melakukan pelanggaran disiplin, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang
pelanggaran disiplin, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang
Pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti dan obyektif,sehingga dengan demikian
Pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti dan obyektif, sehingga dengan
adilnya tentang jenis hukuman disiplin yang akan djatuhkan.
dengan seadil-adilnyatentang jenis hukuman disiplin yang akan
mengetahui apakah Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan benar atau tidak mendorong atau menyebabkan melakukan pelanggaran disiplin itu.
pejabat yang berwenang menghukum dapat mempertimbangkan dengan seadil-
Apabila Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan pelanggaran disiplin tidak Sie Infokum – Ditama Binbangkum
mengetahui apakah PNS yang bersangkutan benar atau tidak melakukan mendorong atau menyebabkan ia melakukan pelanggaran disiplin.
demikian pejabat yang berwenang menghukum dapat mempertimbangkan dijatuhkan.
Page | 104
memenuhi panggilan, untuk diperiksa tanpa alasan yang sah. maka dibuat panggilan kedua. Panggilan pertama dapat dilakukan secara lisan atau tertulis,
sedang panggilan kedua harus dibuat secara tertulis. Dalam menentukan tanggal pemeriksaan berikutnya harus pula diperhatikan waktu yang diperlukan untuk menyampaikan surat panggilan. Apabila Pegawai Negeri Sipil tersebut tidak juga
memenuhi panggilan kedua maka pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan bahan-bahan yang ada padanya.
Ayat (2)
Ayat (2)
Huruf a
hanya dihadiri oleh PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dan
Yang dimaksud dengan “pemeriksaan secara tertutup” adalah pemeriksaan
Pelanggaran disiplin yang mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam huruf ini pada dasarnya
pemeriksa.
bersifat ringan, oleh sebab itu pemeriksaan cukup dilakukan secara lisan. Huruf b
Pemeriksaan secara tertulis dibuat dalam bentuk berita acara. dapat digunakan setiap saat apabila diperlukan.
Ayat (3)
Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan pelanggaran disiplin belum tentu
Ayat (3)
Cukup jelas.
bersalah, oleh sebab itu pemeriksaan dilakukan secara tertutup. Yang dimaksud
dengan pemeriksaan secara tertutup adalah bahwa pemeriksaan itu hanya dapat diketahui oleh pejabat yang berkepentingan.
Pasal 25
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 105
Ayat (1)
Tim Pemeriksa bersifat temporer (Ad Hoc). Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 10
Pasal 26
Maksud dari Pasal ini, adalah untuk mendapatkan keterangan yang lebih lengkap dalam rangka usaha menjamin obyektivitas.
Cukup jelas.
Pasal 11 Pada dasarnya pemeriksaan harus dilakukan oleh pejabat yang berwenang menghukum. tetapi untuk mempercepat pemeriksaan, maka pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf d dapat memerintahkan pejabat lain untuk melakukan pemeriksaan itu, dengan ketentuan bahwa pejabat yang diperintahkan melakukan
pemeriksaan itu tidak boleh berpangkat, atau memangku jabatan yang lebih rendah dari Pegawai Negeri Sipil yang diperiksa. Perintah untuk melakukan
pemeriksaan itu dapat diberikan secara lisan atau tertulis. Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf e dan Pasal 8,
harus melakukan sendiri pemeriksaan tersebut Pemeriksaan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan pelanggaran disiplin yang untuk Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 106
menjatuhkan hukuman disiplin terhadapnya menjadi wewenang Presiden, dilakukan oleh pimpinan instansi yang bersangkutan. Pasal 27 Ayat (1)
Pembebasan sementara dari tugas jabatannya dimaksudkan untuk kelancaran pemeriksaan dan pelaksanaan tugas-tugasnya. Selama PNS yang bersangkutan dibebaskan sementara dari tugas jabatannya, diangkat pejabat pelaksana harian. Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Cukup jelas. Ayat (4)
Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29
Pasal 12
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 107
Ayat (1)
Cukup jelas.
Cukup jelas
Ayat (2)
Maksud dari pencantuman pelanggaran disiplin yang ditakukan oleh Pegawai Negeri Sipil dalam keputusan hukuman disiplin, adalah agar Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan mengetahui pelanggaran disiplin yang dilakukannya. Pasal 30
Pasal 13 Ayat (1)
Ada kemungkinan, bahwa pada waktu dilakukan pemeriksaan terhadap seorang
Cukup jelas.
Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan sesuatu pelanggaran disiplin,
ternyata Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan telah melakukan beberapa pelanggaran disiplin. Dalam hal yang sedemikian, maka terhadap Pegawai Negeri Sipil tersebut hanya dapat dijatuhi satu jenis hukuman disiplin.
Hukuman disiplin yang akan dijatuhkan itu, haruslah dipertimbangkan dengan
seksama, sehingga setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukannya dan dapat diterima oleh rasa keadilan.
Ayat (2)
Cukup jelas Pasal 14
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Pasal 31
Page | 108
Ayat (1)
Ayat (1)
Cukup jelas
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ayat (2)
Cukup jelas
Yang dimaksud dengan “secara tertutup” adalah bahwa penyampaian
surat keputusan hanya diketahui PNS yang bersangkutan dan pejabat yang menyampaikan keputusan serta pejabat lain yang terkait, dengan ketentuan bahwa pejabat terkait dimaksud jabatan dan pangkatnya tidak boleh lebih rendah dari PNS yang bersangkutan.
Ayat (3)
Ayat (3)
Ayat (4)
Ayat (4)
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Hukuman disiplin disampaikan secara langsung,kepada Pegawai Negeri Sipil yang
Cukup jelas.
dihukum oleh pejabat yang berwenang menghukum. Penyampaian hukuman
disiplin itu dapat dihadiri oleh pejabat yang diserahi urusan kepegawaian dan dapat pula dihadiri oleh pejabat lain asalkan pangkat atau jabatannya tidak lebih rendah dari Pegawai Negeri Sipil yang dihukum.
Pasal 32
Pasal 15
Ayat (1)
Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), adalah hukuman
Cukup jelas.
disiplin yang ringan dan telah selesai dijalankan segera setelah hukuman disiplin itu dijatuhkan, oleh sebab itu tidak dapat diajukan keberatan. Ayat (2)
Pegawai Negeri Sipil yang,dijatuhi hukuman disiplin berhak mengajukan
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 109
keberatan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum apabila menurut pendapatnya hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya tidak atau kurang setimpal, atau pelanggaran disiplin yang menjadi alasan bagi hukuman disiplin itu tidak atau kurang benar.
Keberatan tersebut harus sudah diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal ia menerima keputusan hukuman disiplin tersebut.
Keberatan yang diajukan melebihi 14 (empat belas) hari tidak dipertimbangkan. Pasal 16 Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Alasan-alasan keberatan harus dibuat dengan jelas dan lengkap. Pasal 17
Pasal 33
Cukup jelas
Cukup jelas. Pasal 34
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 110
Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Lihat penjelasan Pasal 16 ayat (1) angka 4 huruf b dan huruf c. Huruf d
Lihat penjelasan Pasal 16 ayat (1) angka 5. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 35
Pasal 18
Cukup jelas
Cukup jelas. Pasal 19
Pasal 36
Ayat (1)
Cukup jelas.
Keberatan atas hukuman disiplin diajukan melalui saluran hirarki, oleh sebab itu
harus melalui pejabat yang berwenang menghukum. Pejabat yang berwenang Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 111
menghukum wajib mempelajari dengan seksama keberatan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dan membuat tanggapan tertulis atas keberatan itu. Ayat (2)
Untuk memudahkan pelaksanaan pemeriksaan lebih lanjut, maka pejabat yang berwenang menghukum mengirimkan sekaligus tanggapannya, surat keberatan, dan berita acara pemeriksaan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum. Pasal 20
Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2)
Tujuan dari ayat ini, adalah untuk mendapatkan bahan-bahan yang lebih lengkap sebagai bahan untuk mempertimbangkan dan mengambil keputusan. Pasal 21
Pasal 37
Ayat (1)
Ayat (1)
Apabila atasan pejabat yang berwenang menghukum mempunyai alasan-alasan
Cukup jelas.
yang cukup, maka ia dapat mengadakan perubahan terhadap keputusan disiplin yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menghukum baik dalam arti memperingan, memperberat, atau membatalkan hukuman disiplin tersebut. Ayat (2)
Ayat (2) Cukup jelas.
Cukup jelas Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 112
Ayat (3)
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “final dan mengikat” adalah terhadap keputusan
Cukup jelas
penguatan, peringanan, pemberatan, atau pembatalan hukuman disiplin tidak dapat diajukan keberatan dan wajib dilaksanakan. Ayat (4)
Cukup jelas. Pasal 38 Cukup jelas. Pasal 39 Cukup jelas. Pasal 40 Ayat (1)
Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3)
Dalam hal PNS yang bersangkutan sebelumnya dijatuhkan hukuman disiplin berupa pemberhentian tidak dengan hormat maka keputusan pemberhentiannya ditinjau kembali oleh pejabat yang berwenang menjadi Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 113
pemberhentian dengan hormat. Pasal 41 Ayat (1)
Cukup jelas. Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “keputusan yang dibatalkan” adalah bahwa berdasarkan keputusan atasan pejabat yang berwenang menghukum atau
Badan Pertimbangan Kepegawaian, PNS yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah. Pasal 42 Cukup jelas. Pasal 43 Cukup jelas.
Pasal 22
Pasal 44
Cukup jelas.
Ayat (1)
Cukup jelas
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 114
Ayat (2) Huruf a Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin sedang dan berat dapat mengajukan keberatandalam jangka waktu 14 (empat belas) hari. Apabila dalam
jangka waktu 14 (empat belas) hari itu Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tidak mengajukan keberatan, maka hal ini berarti ia menerima keputusan hukuman disiplin itu, oleh sebab itu hukuman disiplin tersebut harus dijalankannya mulai hari ke 15 (lima belas). Huruf b Cukup jelas Huruf c Untuk menghindari hal-hal yang tidak diingini terutama dalam rangka usaha menyelamatkan kekayaan Negara, maka jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf b perlu dilaksanakan dengan segera. Pasal 45 Cukup jelas. Pasal 46 Cukup jelas. Pasal 47
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 115
Cukup jelas. Pasal 23 sampai dengan Pasal 24 Cukup jelas Pasal 25 Dalam rangka usaha melaksanakan pembinaan Pegawai Negeri Sipil dengan sebaik-baiknya, maka para pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d wajib mengikuti dan memperhatikan keadaan yang
berlangsung dalam lingkungannya masing-masing dan mengambil tindakan yang diperlukan tepat pada waktunya. Dalam hubungan ini maka para pejabat tersebut
dapat meninjau kembali hukuman disiplin yang telah dijatuhkan oleh para pejabat yang berwenang menghukum dalam lingkungannya masing-masing, apabila ia mempunyai alasan-alasan yang kuat yang didasarkan pada keterangan-keterangan dan atau bukti-bukti yang cukup dan meyakinkan.
Pasal 48
Pasal 26 sampai dengan 32 Cukup jelas.
Cukup jelas. Pasal 49 Cukup jelas. Pasal 50
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 116
Cukup jelas. Pasal 51 Cukup jelas.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum
Page | 117