Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 546 - 555
ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN LULUSAN PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA PADA KONSEP/MATERI BIOLOGI ANALYSIS OF GRADUATE BIOLOGY EDUCATION KNOWLEDGE IN FKIP TANJUNGPURA UNIVERSITY ON CONCEPT / BIOLOGICAL MATERIAL Reni Marlina Prodi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Pontianak Email:
[email protected] ABSTRACT One of the criteria for successful learning is teacher qualification with the appropriate educational background. Appropriate educational background will increase the confidence of a teacher to teach well. This research aims to identify the biology teacher's ability to master the biological concepts/materials, especially the alumni or graduate of biology education study program of Teacher Training and Education Faculty of Tanjungpura University. The benefit of this research is to improve teaching and learning process in the study program. Based on the data from this research, it can be known what subjects that requires emphasis teaching or require deeper learning. This is a descriptive research. The population in this research is the teachers who have taught in junior high school in West Kalimantan. The sample in this research was 20% of the total junior high school that randomly obtained. The data were obtained using a questionnaire with 37 statements. The results showed that the biological material that included in the category of mostly known with the highest percentage (83%) is the level of diversity of genes, species and ecosystems. The material included in the category fractionly known is a function of enzymes in metabolic processes with the average percentage of only 17%. Keywords: the level of teachers’ knowledge, biological materials ABSTRAK Salah satu kriteria keberhasilan pembelajaran adalah kualifikasi guru dengan latar belakang pendidikan yang sesuai. Latar belakang pendidikan yang sesuai akan meningkatkan kepercayaan diri seorang guru untuk mengajar dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan guru biologi dalam menguasai konsep/materi biologi khususnya alumni atau lulusan program studi pendidikan biologi FKIP Universitas Tanjungpura. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk perbaikan proses belajar mengajar di program studi. Berdasarkan data dari penelitian ini, maka dapat diketahui apa saja mata kuliah yang memerlukan penekanan dalam pengajarannya atau memerlukan pembelajaran yang lebih mendalam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru yang telah mengajar di SMP negeri di kalimantan barat. Sampel dalam penelitian ini adalah 20% dari total SMP yang diperoleh secara acak. Data diperoleh menggunakan angket dengan 37 pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi biologi yang masuk dalam kategori tahu sebagian besar dengan persentase paling tinggi (83%) adalah tingkat keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. Materi yang termasuk dalam kategori tahu sebagian kecil adalah fungsi enzim dalam proses metabolisme dengan rata-rata persentase hanya 17%. Kata kunci: tingkat pengetahuan guru, materi biologi.
546
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 546 - 555
1. PENDAHULUAN Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang berada di bawah naungan Universitas Tanjungpura yang akan melahirkan calon-calon pendidik. Calon-calon pendidik yang diharapkan harus memiliki kemampuan atau kompetensi yang mencakup tiga ranah, yaitu kemampuan berpikir/ranah kognitif, keterampilan melakukan pekerjaan/ranah psikomotor, dan perilaku/ranah afektif (Depdiknas, 2008). Tidak dapat dipungkiri bahwa ketertarikan siswa-siswa di sekolah lanjutan dengan jurusan yang dipilih saat di sekolah juga berhubungan dengan peran guru yang mengajarnya. Pada tingkat SMP, telah dapat guru jumpai kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari IPA khususnya biologi. Karena pada jenjang ini biologi sudah disajikan dalam bentuk konsep dan prinsip sehingga menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kesulitan yang dialami siswa saat belajar Biologi di SMP dapat mempengaruhi kemampuan siswa belajar Biologi di SMA, hal ini sesuai dengan pendapat Christen dan Murphy (2000) bahwa kemampuan awal yang dimiliki siswa merupakan elemen esensial untuk menciptakan proses belajar agar menjadi sesuatu yang bermakna saat ia mempelajari materi baru. Dalam hal ini pengetahuan pada konsep/ materi biologi yang dimiliki oleh guru alumni pendidikan biologi yang mengajar di jenjang SMP memang sangat menentukan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan mewawancarai 9 siswa di salah satu SMP di Kabupaten Kubu Raya (12 Februari 2014) diperoleh kesimpulan bahwa siswa menyukai salah satu pelajaran khususnya IPA sebanyak 80%. Hal ini disebabkan karena siswa-siswa tersebut menyukai cara guru mengajar. Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA di salah satu SMP di Kota Pontianak, memberikan informasi bahwa ada kecenderungan siswa tidak menyukai pelajaran IPA karena materi-materinya sulit dipelajari. Hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut. Faktor tersebut kemungkinan mengakibatkan hasil belajar mereka menjadi rendah dan menurunnya minat mereka untuk memilih program studi IPA saat di jenjang SMA nantinya. Mata Pelajaran IPA di SMP terdiri dari 3 cakupan materi yaitu materi biologi, fisika, dan kimia. Dari ketiga materi tersebut, materi Biologi dianggap oleh 26 siswa dari total siswa yaitu 30 siswa di kelas VII salah satu SMP di Kabupaten Kubu Raya yang menyatakan bahwa materi biologi merupakan materi yang harus dihapal dan kurang menarik. Hal ini diperkuat dengan pendapat Ekli, et al., (2009) yang menyatakan bahwa materi biologi bersifat membosankan dan harus dipelajari 547
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 546 - 555
dengan kesungguhan hati. Dari hasil penelusuran lebih lanjut tentang pendapat sebagian besar siswa di SMP tersebut, diperoleh informasi bahwa belajar biologi itu selalu menggunakan bahasa-bahasa latin sehingga harus dihapal, kadang-kadang kurang diketahui makna dari bahasa latin tersebut. Karena sulitnya mengetahui bahasa latin tersebut, siswa menyatakan bahwa adanya penekanan dari guru IPA untuk menghapal istilah-istilah latin tersebut. Menurut pendapat Rustaman (2005) dinyatakan bahwa banyaknya istilah latin tersebut menyebabkan kurangnya minat para siswa sekolah menengah untuk memasuki jurusan-jurusan yang ilmu dasarnya adalah biologi. Kurangnya minat dan ketertarikan siswa terhadap materi biologi di sekolah lanjutan memerlukan penelitian yang lebih komprehensif apakah yang mendasari hal tersebut. Hal yang dapat dilakukan dengan cara menganalisis pengetahuan guru pada konsep/ materi biologi. Guru yang dimaksud khususnya yang telah mengajar di sekolah lanjutan yaitu SMP. Guru merupakan subjek yang sangat berperan penting di dalam pendidikan. Guru berperan dalam menyalurkan informasi/ ilmu ke peserta didik. Jika guru mengalami miskonsepsi, maka akan berlanjut pula miskonsepsi tersebut ke siswa-siswa yang diajarkannya. Menurut Saracaloglu & Yenice (2009), berhasil atau tidaknya sistem pendidikan pada dasarnya tergantung pada kualifikasi para guru. Kualifikasi guru yang dimaksud juga mencakup latar belakang pendidikan dan juga tingkat pengetahuan guru tersebut terhadap materi/ konsep biologi. Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi tujuannya adalah menganalisis tingkat pengetahuan lulusan FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak dalam menguasai materi/ konsep biologi. 2. METODE PENELITIAN Penelitian tentang analisis pengetahuan guru pada konsep/ materi biologi ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang (Arikunto, 2006). Adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Peneliti memilih menggunakan penelitian deskriptif ini karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan guru alumni FKIP Universitas Tanjungpura pada konsep/ materi biologi yang telah mereka peroleh. Pada penelitian ini kegiatan yang dilakukan meliputi tiga tahapan, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
548
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 546 - 555
a. Tahap Persiapan 1) Melakukan kajian literatur dan studi kasus untuk menentukan materi/ konsep biologi yang akan dianalisis. 2) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui topik apa saja yang terdapat dalam pelajaran biologi tingkat SMP 3) Menyusun instrumen berupa angket 4) Melakukan analisis jurnal internasional yang berkaitan dengan pengetahuan guru pada konsep/ materi biologi untuk mengetahui indikator-indikator nya sehingga dapat dijadikan rujukan dalam pembuatan instrumen. 5) Menyusun kisi-kisi instrument 6) Setelah instrumen tersusun kemudian dilakukan penilaian (judgement) dan revisi, kemudian dilakukan uji coba instrumen sampai instrumen siap untuk digunakan. b. Tahap Pelaksanaan Penelitian dengan mendistribusikan angket ke masing-masing sekolah dengan meminta bantuan mahasiswa yang berasal dari daerah yang akan dituju. Selain itu juga dilakukan dengan menggunakan media internet melalui email, facebook,
dan
line.
Beberapa
sekolah
juga
diperoleh
datanya
dengan
menggunakan jasa handphone, bbm, whatsup, dan dengan berkomunikasi langsung. c. Tahap Akhir Tahapan akhir pada penelitian ini akan dilakukan analisis dan interpretasi data untuk melihat pengetahuan guru SMP pada konsep/ materi biologi. Data yang telah diperoleh akan diklasifikasikan dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis skala likert. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMP yang merupakan alumni Pendidikan Biologi yang telah mengajar sejak tahun 2008 hingga sekarang. Selain itu guru-guru tersebut telah mengajar di kabupaten-kabupaten yang tersebar di Kalimantan Barat. Tercatat 10 kabupaten/ kota yang dijadikan populasi. Kabupaten/ kota yang dimaksud adalah Bengkayang, Kapuas Hulu, Ketapang, Kubu Raya, Landak, Pontianak, Sambas, Sanggau, Sintang, dan Singkawang. Jumlah SMP yang terdaftar di setiap kabupaten/ kota adalah Bengkayang 55 SMP, Kapuas Hulu 84 SMP, Ketapang 6 SMP, Kubu Raya 1 SMP, Landak 4 SMP, Pontianak 25 SMP, Sambas 11 SMP, Sanggau 7 SMP, Sintang 1 SMP, dan Singkawang 18 SMP (Wikipedia, 2015).
549
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 546 - 555
Sampel ditentukan dengan beberapa kriteria yaitu guru tersebut merupakan alumni pendidikan Biologi dan guru yang mengajar IPA. Sampel dipilih secara acak. Dari hasil analisis diperoleh jumlah sampel sebanyak 56 sekolah dari total SMP yaitu 212 di Kalimantan Barat yang dipilih sebagai sampel penelitian. Hal ini disebabkan penyebaran guru alumni Pendidikan Biologi belum merata di semua SMP di Kalimantan Barat. Sampel berjumlah 56 guru IPA yang terdiri dari 17 laki-laki dan 39 perempuan. Data diperoleh dari hasil analisis angket pengetahuan guru terhadap konsep/ materi biologi. Terdapat 37 konsep/ materi yang dimasukkan dalam pernyataan angket. Konsep/ materi biologi yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Konsep/ Materi Biologi 1.
15.
Ruang lingkup Biologi Objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, dan bioma) Virus dan peranannya bagi kehidupan Bakteri dan peranannya bagi kehidupan Protista dan peranannya bagi kehidupan Jamur dan peranannya bagi kehidupan Keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem Keanekaragaman hayati Indonesia, usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan Peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan Kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan Limbah dan daur ulang limbah Membuat produk daur ulang limbah Komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
16.
Organela sel tumbuhan dan hewan
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Mekanisme transpor melalui membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, eksositosis) Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan Kultur jaringan Struktur dan fungsi jaringan hewan Vertebrata Sistem gerak pada manusia Sistem peredaran darah manusia Sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan Sistem pernapasan pada manusia dan hewan Sistem ekskresi pada manusia dan hewan Sistem regulasi manusia (saraf, endokrin dan penginderaan) Sistem reproduksi manusia (pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI) Mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit 550
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 546 - 555
penyakit 29. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 30. Fungsi enzim dalam proses metabolisme 31. Proses Metabolisme (katabolisme dan anabolisme karbohidrat) 32. Konsep gen, DNA, kromosom, dan proses sintesis protein 33. Pembelahan sel (mitosis dan meiosis) dan pewarisan sifat 34. Menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat 35. Peristiwa mutasi 36. Teori, prinsip, dan mekanisme evolusi biologi 37. Bioteknologi Sumber: Analisa Pribadi Data hasil pengolahan angket diinterpretasikan dengan menggunakan persentase berdasarkan Koentjoroningrat (1997): 0%
: tidak ada
1%-30%
: sebagian kecil
31%-49%
: hampir setengahnya
50%
: setengahnya
51%-80%
: sebagian besar
81%-99%
: pada umumnya
100%
: seluruhnya
3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian Data yang diperoleh untuk pengetahuan guru pada konsep/materi biologi dapat dilihat dalam Gambar 2. Untuk setiap kelompok konsep/materi yang dikuasai oleh guru (kelompok mengetahui sebagian besar, mengetahui sebagian dan mengetahui sebagian kecil) dikelompokkan berdasarkan perolehan persentase pada kelompok tersebut. Data pengetahuan guru SMP pada konsep/ materi biologi dapat digambarkan pada Gambar 1 berikut:
551
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 546 - 555
Gambar 1. Grafik Materi Biologi Yang Diketahui Oleh Guru
Dari Gambar 1 tersebut diketahui bahwa terdapat 83% guru yang dikategorikan sebagai tahu sebagian besar pada materi keanekaragaman tingkat gen, jenis dan ekosistem, kemudian 17% guru dikategorikan sebagai tahu sebagian kecil. Sedangkan untuk 23 materi lainnya merupakan kategori tahu sebagian, dengan penjabaran materi sebagai berikut :
Materi Biologi 1. Ruang lingkup Biologi 2. Objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, dan bioma) 3. Virus dan peranannya bagi kehidupan 4. Bakteri dan peranannya bagi kehidupan 5. Protista dan peranannya bagi kehidupan 6. Jamur dan peranannya bagi kehidupan 7. Keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem 8. Keanekaragaman hayati Indonesia, usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam
Materi Biologi 20. Struktur dan fungsi jaringan hewan Vertebrata 21. Sistem gerak pada manusia 22. Sistem peredaran darah manusia 23. Sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan 24. Sistem pernapasan pada manusia dan hewan 25. Sistem ekskresi pada manusia dan hewan 26. Sistem regulasi manusia (saraf, endokrin dan penginderaan) 27. Sistem reproduksi manusia (pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi,
552
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 546 - 555
9. Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi 10. Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan 11. Peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan 12. Kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan 13.
Limbah dan daur ulang limbah
14.
Membuat produk daur ulang limbah
15. Komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan 16. Organela sel tumbuhan dan hewan 17. Mekanisme transpor melalui membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, eksositosis) 18. Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan 19.
kehamilan, dan pemberian ASI) 28. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit 29. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 30. Fungsi enzim dalam proses metabolisme 31. Proses Metabolisme (katabolisme dan anabolisme karbohidrat) 32. Konsep gen, DNA, kromosom, dan proses sintesis protein 33. Pembelahan sel (mitosis dan meiosis) dan pewarisan sifat 34. Menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat 35. Peristiwa mutasi 36. Teori, prinsip, dan mekanisme evolusi biologi 37. Bioteknologi
Kultur jaringan
b. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada Gambar 1 terlihat bahwa terdapat 83% dari total sampel yangmenyatakan bahwa materi/ konsep biologi yang mereka ketahui sebagian besar adalah mengenai keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran tidak terpaku pada perangkat pembelajaran yang berbentuk cetak misalnya buku ajar, handout, atau Lembar Kerja Siswa. Pembelajaran lebih mudah diaplikasikan dalam kehidupan nyata misalnya dengan dilakukan metode jelajah alam sekitar, atau praktikum luar ruang. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, tingginya persentase pengetahuan guru mengenai keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem 83% ini juga ditunjang oleh latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Informasi lain yang diperoleh adalah guru yang memiliki tingkat efikasi tinggi selain memiliki latar belakang keilmuan yang sesuai juga memiliki pengalaman mengajar mata pelajaran biologi dalam waktu yang relatif lama. Pengalaman mengajar yang relatif lama dapat membentuk rasa percaya diri seorang guru ketika melakukan proses pembelajaran. Menurut Bandura (1977) dalam Aydin & Boz (2010), pengetahuan yang mendalam terhadap materi biologi yang diajarkan dapat diperoleh melalui pengalaman tampil (performance accomplishment). Lebih lanjut Bandura (1977) dalam (Hayati, 2010) mengemukakan bahwa pengalaman tampil merupakan salah 553
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 546 - 555
satu sumber keyakinan diri yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dalam melakukan pekerjaannya, karena pengalaman tampil (performance accomplishment) adalah keberhasilan yang pernah dicapai pada masa yang telah lalu. Pengalaman tampil di masa lalu menjadi pengubah pengetahuan yang paling kuat pengaruhnya, karena keberhasilan di masa lalu yang baik akan meningkatkan ekspektasi keyakinan diri seorang guru. Baik disadari atau tidak, semakin banyak pengalaman tampil dengan materi yang sama akan membuat guru semakin percaya diri ketika melakukan pembelajaran. Jadi dapat diketahui bahwa pembelajaran mengenai keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem ini selalu diajarkan dengan keterlibatan secara aktif oleh gurunya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Materi yang diketahui oleh guru sebagian kecil adalah materi fungsi enzim dalam proses metabolisme. Materi ini memang memerlukan media/ material tool yang memadai misalnya powerpoint (PPt) yang memuat gambar-gambar yang jelas atau video animasi. Secara umum, sekolah lanjutan di Kalimantan barat belum sepenuhnya difasilitasi dengan LCD atau proyektor. Hanya beberapa sekolah di daerah perkotaan yang telah tersedia alat tersebut. Hal ini juga menjadi penyebab pembelajaran materi fungsi enzim dalam proses metabolism kurang dapat diketahui oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara melalui handphone diketahui bahwa sebanyak 12 guru yang menyatakan pembelajaran tentang fungsi enzim dalam proses metabolism ini dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku catatan dan diresume/ dibuat ringkasan dan dibaca di rumah, sebagai feedback, pertemuan selanjutnya akan dijelaskan kembali apa saja jenis enzim dalam proses metabolisme. Pembelajaran menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Jika siswa tidak ada lagi yang menanyakan hal tersebut, mka pembelajaran akan dilanjutkan pada materi selanjutnya. Pembelajaran fungsi enzim dalam proses metabolism ini memang menuntut tingginya kreatifitas dan pengetahuan guru. Kreatifitas dan pengetahuan yang dimiliki akan dapat mencetuskan ide untuk merancang pembelajaran yang seperti apa yang dapat diterima oleh siswa. Pembelajaran yang cukup efisien dalam mengajarkan materi fungsi enzim dalam proses metabolisme ini adalah dengan memberikan studi kasus, penayangan video, dan simulasi dengan menggunakan role playing. Metodemetode tersebut dapat membantu siswa dalam mendalami materi. Sehingga materi yang bersifat abstrak seperti fungsi enzim dalam proses metabolism ini dapat diajarkan dengan melibatkan siswa secara personal. Selain menyenangkan, pembelajaran ini juga dapat dipahami oleh siswa karena mereka belajar secara
554
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 546 - 555
mandiri. Hal ini didukung oleh pendapat Bandura (2009) bahwa belajar yang dilakukan sendir(belajar mandiri), lebih meningkatkan tingkat kepercayaan diri seseorang dalam menguasai materi dibanding kerja kelompok, yang dibantu orang lain. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Materi biologi yang masuk dalam kategori tahu sebagian besar dengan persentase paling tinggi (83%) adalah tingkat keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. 2) Materi yang termasuk dalam kategori tahu sebagian kecil adalah fungsi enzim dalam proses metabolisme dengan rata-rata persentase hanya 17%.
5. DAFTAR PUSTAKA [1]. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta; 2006. [2]. Aydin, S. & Boz, Y. “Pre-service Elementary Science Teacher’s Science Teaching Efficacy Belief and Their Sources”. Journal of Elementary Education. 2010. Des 9 (2): 694-704 [3]. Bandura, A. Bandura’s Instrument Teacher Self-Efficacy Scale. [Online]. 2009. [25 Februari 2012]. Tersedia: http://people.ehe.osu.edu/ahoy/files/2009/02/bandura-instr.pdf [4]. Christen dan Murphy. Increasing Comprehension by Activating Priorknowledge, [Online]. 2000. [3 Juli 2013]. Tersedia: http://www.indiana.edu/eric_rec/ieo/digests/d61.html. [5]. Depdiknas. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta: Depdiknas; 2008. [6]. Ekli, E., Karadon, H. D & Sahin, N. “High School Students Attitudes and Opinions Regarding Biology Course and Biological Science”. Procedia Social and Behavior Sciences. 2009; 1 (1): 1137-1140. [7]. Hayati, P. Teori Kognitif Sosial dari Albert Bandura. [Online]. 2010. [16 nopember 2011]. Tersedia : http://ayasipelitahayati.wordpress.com [8]. Koentjoroningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 1997. [9]. Rustaman, N. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press); 2005. [10]. Saracagoglu, A.S & Yenice, N. “Investigating the self-efficacy beliefs of science and elementary teachers with respect to some variables”. Journal of Theory and Practice in Education.2009. 5, (2), 244-260 [11]. Wikipedia, 2015. Sebaran SMP di Kalimantan Barat. [Online]. [10 April 2013]. Tersedia : http://smpkalimantanbarat.wordpress.com
555