MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) Rabu, 18.50 – 20.20 Ruang Hard Disk
PERTEMUAN XI, XII RELASI Dosen
Lie Jasa 2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
1
Matematika Diskrit
Graf (lanjutan)
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
2
1
Lintasan dan Sirkuit Euler • Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui masing-masing sisi di dalam graf tepat satu kali. • Sirkuit Euler ialah sirkuit yang melewati masing-masing sisi tepat satu kali.. • Graf yang mempunyai sirkuit Euler disebut graf Euler (Eulerian graph). Graf yang mempunyai lintasan Euler dinamakan juga graf semi-Euler (semi-Eulerian graph). 2006
2
1
1
(a)
(b)
contoh 2
3
d
a
4
3
b
5
(e)
2 (c)
4
(d)
3
Graf (Lanjutan) dan Pohon
5 1
4
6
1
2
3
(f)
6
7
a
b
c
d
3
e
c
4
5
e
(a) dan (b) graf semi-Euler, (c) dan (d) graf Euler , (e) dan (f) f bukan graf semi-Euler atau graf Euler Lintasan Euler pada graf (a) : 3, 1, 2, 3, 4, 1 Lintasan Euler pada graf (b) : 1, 2, 4, 6, 2, 3, 6, 5, 1, 3 Sirkuit Euler pada graf (c) : 1, 2, 3, 4, 7, 3, 5, 7, 6, 5, 2, 6, 1 Sirkuit Euler pada graf (d) : a, c, f, e, c, b , d, e, a, d, f, b , a Graf (e) dan (f) tidak mempunyai lintasan maupun sirkuit Euler 2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
4
2
Teorema-teorema • TEOREMA 6.2. Graf tidak berarah memiliki lintasan Euler jika dan hanya jika terhubung dan memiliki dua buah simpul berderajat ganjil atau tidak ada simpul berderajat ganjil sama sekali. • TEOREMA 6.3. Graf tidak berarah G adalah graf Euler (memiliki sirkuit Euler) jika dan hanya jika setiap simpul berderajat genap. • (Catatlah bahwa graf yang memiliki sirkuit Euler pasti mempunyai lintasan Euler, tetapi tidak sebaliknya) • TEOREMA 6.4. Graf berarah G memiliki sirkuit Euler jika dan hanya jika G terhubung dan setiap simpul memiliki derajatmasuk dan derajat-keluar sama. G memiliki lintasan Euler jika dan hanya jika G terhubung dan setiap simpul memiliki derajat-masuk dan derajat-keluar sama kecuali dua simpul, yang pertama memiliki derajat-keluar satu lebih besar derajatmasuk, dan yang kedua memiliki derajat-masuk satu lebih besar dari derajat-keluar. 2006
5
Graf (Lanjutan) dan Pohon
Ilustrasi a b
d
c
d
c
a
b
a
b
g
f
c e
d (a)
(b)
(c)
(a) Graf berarah Euler (a, g, c, b, g, e, d, f, a) (b) Graf berarah semi-Euler (d, a, b, d, c, b) (c) Graf berarah bukan Euler maupun semi-Euler
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
6
3
Hamiltonian cycles • Traveling salesperson problem – To visit every vertex of a graph G only once by a simple cycle. – Such a cycle is called a Hamiltonian cycle. – If a connected graph G has a Hamiltonian cycle, G is called a Hamiltonian graph. 2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
7
Lintasan dan Sirkuit Hamilton • Lintasan Hamilton ialah lintasan yang melalui tiap simpul di dalam graf tepat satu kali. • Sirkuit Hamilton ialah sirkuit yang melalui tiap simpul di dalam graf tepat satu kali, kecuali simpul asal (sekaligus simpul akhir) yang dilalui dua kali. • Graf yang memiliki sirkuit Hamilton dinamakan graf Hamilton, sedangkan graf yang hanya memiliki lintasan Hamilton disebut graf semiHamilton. 2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
8
4
Ilustrasi
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
9
Teorema • TEOREMA 6.5. Syarat cukup (jadi bukan syarat perlu) supaya graf sederhana G dengan n (≥ 3) buah simpul adalah graf Hamilton ialah bila derajat tiap simpul paling sedikit n/2 (yaitu, d(v) ≥ n/2 untuk setiap simpul v di G). • TEOREMA 6.6. Setiap graf lengkap adalah graf Hamilton. • TEOREMA 6.7. Di dalam graf lengkap G dengan n buah simpul (n ≥ 3), terdapat (n - 1)!/2 buah sirkuit Hamilton. • TEOREMA 6.8. Di dalam graf lengkap G dengan n buah simpul (n ≥ 3 dan n ganjil), terdapat (n - 1)/2 buah sirkuit Hamilton yang saling lepas (tidak ada sisi yang beririsan). Jika n genap dan n ≥ 4, maka di dalam G terdapat (n - 2)/2 buah sirkuit Hamilton yang saling lepas. 2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
10
5
contoh • (Persoalan pengaturan tempat duduk). Sembilan anggota sebuah klub bertemu tiap hari untuk makan siang pada sebuah meja bundar. Mereka memutuskan duduk sedemikian sehingga setiap anggota mempunyai tetangga duduk berbeda pada setiap makan siang. Berapa hari pengaturan tersebut dapat dilaksanakan? • Jumlah pengaturan tempat duduk yang berbeda adalah (9 - 1)/2 = 4. 2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
11
Dengan graf 9 8
1
7 2 6
Graf yang merepresentasikan persoalan pengaturan tempat duduk
3 5
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
12
6
2006
13
Graf (Lanjutan) dan Pohon
45 1
50
2
10
5
40 20
3
2006
15
10
15
20
4
35 30
3
Graf (Lanjutan) dan Pohon
6
14
7
Beberapa Aplikasi Graf 1. • • •
•
Lintasan Terpendek (Shortest Path) graf berbobot (weighted graph), lintasan terpendek: lintasan yang memiliki total bobot minimum. Contoh aplikasi: 1. Menentukan jarak terpendek/waktu tempuh tersingkat/ongkos termurah antara dua buah kota 2. Menentukan waktu tersingkat pengiriman pesan (message) antara dua buah terminal pada jaringan komputer. Terdapat beberapa jenis persoalan lintasan terpendek, antara lain: 1. Lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu. 2. Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul. 3. Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain. 4. Lintasan terpendek abtara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu. ==> Di dalam kuliah ini kita memilih jenis persoalan 3.
2006
15
Graf (Lanjutan) dan Pohon
Uraian Persoalan • Diberikan graf berbobot G = (V, E) dan sebuah simpul a. Tentukan lintasan terpendek dari a ke setiap simpul lainnya di G. Asumsi yang kita buat adalah bahwa semua sisi berbobot positif. 45 1
50
2
10
5
40 20
3
2006
15
10
15
20
4
35 30
3
Graf (Lanjutan) dan Pohon
6
16
8
contoh 45 1
50
2
10
5
40 20
15
10
3
15
20
4
35 30
3
6
Tentukan lintasan terpendek dari simpul 1 ke semua simpul lain.
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
17
18
9
Algoritma lintasan terpendek
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
19
Algoritma Lintasan Terpendek Dijkstra
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
20
10
contoh
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
21
22
11
Pohon / tree • Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
23
Hutan (forest) • kumpulan pohon yang saling lepas, atau graf tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Setiap komponen di dalam graf terhubung tersebut adalah pohon.
Hutan yang terdiri dari tiga buah pohon • Pohon mempunyai bilangan kromatis = 2. 2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
24
12
Sifat-sifat Pohon • Teorema. Misalkan G = (V, E) adalah graf tak-berarah sederhana dan jumlah simpulnya n. Maka, semua pernyataan di bawah ini adalah ekivalen: – G adalah pohon. – Setiap pasang simpul di dalam G terhubung dengan lintasan tunggal. – G terhubung dan memiliki m = n – 1 buah sisi. – G tidak mengandung sirkuit dan memiliki m = n – 1 buah sisi. – G tidak mengandung sirkuit dan penambahan satu sisi pada graf akan membuat hanya satu sirkuit. – G terhubung dan semua sisinya adalah jembatan.
• Teorema di atas dapat dikatakan sebagai definisi lain dari pohon.
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
25
Pohon Merentang (spanning tree) • Pohon merentang dari graf terhubung adalah upagraf merentang yang berupa pohon. • Pohon merentang diperoleh dengan memutus sirkuit di dalam graf.
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
26
13
Aplikasi Pohon Merentang
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
27
Pohon Rentang Minimum
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
28
14
Algortima Prim • Langkah 1: ambil sisi dari graf G yang berbobot minimum, masukkan ke dalam T. • Langkah 2: pilih sisi (u, v) yang mempunyai bobot minimum dan bersisian dengan simpul di T, tetapi (u, v) tidak membentuk sirkuit di T. Masukkan (u, v) ke dalam T. • Langkah 3: ulangi langkah 2 sebanyak n – 2 kali. • Jumlah langkah seluruhnya di dalam algoritma Prim adalah • 1 + (n – 2) = n – 1 • yaitu sebanyak jumlah sisi di dalam pohon rentang dengan n buah simpul. 2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
29
Algoritma Prim
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
30
15
Contoh
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
31
32
16
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
33
Algoritma Kruskal • ( Langkah 0: sisi-sisi dari graf sudah diurut menaik berdasarkan bobotnya – dari bobot kecil ke bobot besar) • Langkah 1: T masih kosong • Langkah 2: pilih sisi (u, v) dengan bobot minimum yang tidak membentuk sirkuit di T. Tambahkan (u, v) ke dalam T. • Langkah 3: ulangi langkah 2 sebanyak n – 1 kali. 2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
34
17
Algoritma Kruskal
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
35
Contoh
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
36
18
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
37
Pohon Berakar
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
38
19
Pohon Berakar
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
39
Terminologi pada Pohon Berakar a
b
c
e
h
d
f
i
g k
j
l
2006
m
Graf (Lanjutan) dan Pohon
40
20
Derajat (Degree)
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
41
Daun (leaf)
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
42
21
Tinggi (height) atau Kedalaman (depth)
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
43
Pohon m-ary
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
44
22
Pohon Biner
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
45
Pohon Biner
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
46
23
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
47
48
24
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
49
50
25
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
51
52
26
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
53
54
27
selesai
2006
Graf (Lanjutan) dan Pohon
55
28