,
mas
www.bii.nasislam.kemenag.go.id
Sekretariat Ditjen Bimas Islam
Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi No.6 Jakarta 10340 Hunting (+62) 3812871 Teleport (+6221)31924509·3193056-3920774Ext, 376 Faks. 3800175 PO BOX3733JKP 10037
Jl. MH. Thamrin
Website: www.bimasislam.kemenag.go.id Email:
[email protected]
Jumal Kegiatan Bulanan- Edisi ill,Mei 2013/Rajab
Abdul Djamil: Jauhkan Keyakinan yang Bertentangan dengan Islam Mainstream
Sektor KeuanganSosial Syariah Mengakselerasi Pertumbuhan Zakat dan Wakaf
2-3
Aplikasi Muslim BerbasisSmartphone Sangat Dibutuhkan Masyarakat
3
Perwakilan BWI dan Ormas Islam dapat Menjadi Nazhir Wakaf Uang
4
Lomba KaryaTulis Penghulu, Pembinaan Menuju Profesionalisme SDM Perkuat Pembinaan Umat, Dit. PenaisOptimalkan Guru Ngaji Tradisional Tingkatkan Integritas Pegawai untuk Mendukung Reformasi Birokrasi
•
1-2 2
Profil
laDar lsi •
1434
4-5 S
5-6
Wamenag: CaraInstan PengajaranAlquran Tldak Optimal Membentuk Karakter
6
Pemeriksaan Kanker Serviks Menjadi Program Rutin Dharma Wanita Ditjen Bimas Islam
7
Opini
Abdul Diamil: lauhkan Kevakinan vang Berleiliangan dengan Islam Mainstteam
7-8
perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ormas Islam se-Kabupaten Kuningan Jawa Barat, di Kantor Kementerian Agaroa JI. MH. Thamrin No.6 Jakarta Pus at, Selasa (30/4/13). "Pemerintah akan merespon semua masalah keumatan, termasuk masalah ajaran agama karena itu termasuk urusan Kementerian Agama. Tetapi kalau sudah menyangkut tugas pokok dan fungsi instansi lain, maka akan dilakukan koordinasi agar lebih sistematis dan sesuai dengan aturan", jelas Djamil.
Jakarta, bimasislam-- Direktorat [enderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama RI, terus meningkatkan pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat secara komprehensiI. Selain itu, koordinasi terkait venanganan masalah keurnatan juga terus digalang sebagai 1angkah preventif dalam mengelola konflik keagamaan yang terjadi di masyarakat. Direktur Jenderal Bimas Islam, Prof. Dr. Abdul Djamil, MA, mengungkapkan bahwa pihaknya memberikan apresiasi kepada masyarakat yang telah bersedia melakukan koordinasi untuk mengatasi masalah keumatan dan berjanji akan segera melakukan langkahlangkah konkrit terhadap persoalan yang disampaikan kepada Kementerian Agama. Hal terse but disampaikannya saat menerima peserta audiensi dari
Menyinggung rnasalah paham keagamaan, Abdul Djamil menegaskan hendaknya umat Islam menjauhi keyakinan yang bertentangan dengan mainstream agama senta mengingatkan kepada masyarakat agar bijak dalam menghadapi persoalan keumatan. "Selama mereka mengaku beragama Islam, mereka tidak boleh meyakini keyakinan yang bertentangan dengan agama Islam, dan jika masalah seperti ini muncul maka masyarakat dilarang melakukan tindak kekerasan", tegas Djamil. Pemerintah, tambah Djamil, sudah melakukan langkahlangkah strategis dan dianggapnya sebagai langkah maju. "SKB tiga menferi adalah merupakan langkah maju yang dilakukan pemerintah, dan tugas kita adalah mengawal SKB itu", ujar Mantan Rektor lAIN Semarang ini, Dalam kesempatan yang sama, Drs. KH. Hafidin Ahmad, ketua rombongan sekaligus Ketua MUI Kab. Kuningan Jawa Barat berharap apa yang telah disampaikan kepada Kementerian Agama Pusat dapat menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil
keputusan, terutama masa1ah beragama di Kab, Kuningan.
kerukunan
umat
Rombongan MUI dan Or mas Islam Kabupaten Kuningan Jawa Barat diantaranya Pc. Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, PERSISS, FKPPI dan DMI me1akukan silaturahmi yang ke tiga kali dengan Kementerian Agama yang dalam hal ini diwakili Dirjen Bimas Islam. Dalam forum silaturahmi tersebut dibahas berbagai persoalan keumatan, diantaranya adalah masalah aliran sempa1an dan masa1ah identitas dalam catatan sipil. Usai dialog, Dirjen Bimas Islam memberikan buku-buku keislaman karya Kementerian Agama kepada se1uruh peserta audiensi, diantaranya Tafsir Ilmi yang membahas masalah penciptaan manusia, bumi dan jagat ray a dalam perspektif a1-Qur'an dan Sains, dan Tafsir a1Qur'an Tematik yang membahas masalah pembangunan ekonomi umat, kesehatan, lingkungan hidup, dan lainlain perspektif a1-Qur'an. (syam/foto: bimasislam)
Ora. Hj. Euis Sri Mulyani, M.Pd Profil edisi kali ini menampilkan Ora. Hj. Euis Sri Mulyanl, M.Pd, yaitu Oirektur Penerangan Agama Islam. Beliau biasa dipanggil "Bu Euis". Satu-satunya perempuan pejabat eselon II di lingkungan Oitjen Bimbingan Masyarakat Islam ini merupakan kader asli yang lahir dan tumbuh di lingkungan Oirektorat Penerangan Agama Islam.
sebagai Media Dakwah", dan menghantarkan Indonesia sebagai leading sectardi Pantap SOM- MABIMS Kementerian Agama RI. Bu Euis juga sebagai qari'ah. Pernah menjuarai terbaik I Golongan Dewasa Puteri di tingkat Jawa Barat, dan juara satu antar mahasiswa se DKIJakarta. Dalam beberapa kesempatan, bu Euis tetap berkomitmen memajukan seni dan budaya Islam di 33 provinsi melalui Lembaga Seni dan Qasidah Indonesia yang kini terus berkembang pesat. Baginya, berdakwah melalui seni budaya akan mampu mengimbangi berbagai perkembangan dan tuntutan umat akan kesenian. Transformasi selera masyarakat akan produk kesenian berakibat pada berubahnya prilaku masyarakat terhadap produkproduk senl dan budaya Islami menuju baldatun thoyyibatun warabbun ghafur. Selain menjaga eksistensi seni budaya Islam sebagai media dakwah, pelestarian seni yang lahir dari kearifan lokal juga telah diterima oleh dunia Internasional. Beberapa program Direktorat Penais terkait hal ini adalah Festival Seni Musik Sufi (20011) di Jakarta yang diikuti oleh 6 negara (Maroko, Turky, Pakistan, Mesir, Iran dan Indonesia) di TIM, Jakarta dan disiarkan secara langsung di TVRI bersamaan dengan launching "Jakarta Capital of Islamic Culture". Dalam sebuah obrolan hangat dengan bimasislam seputar penguatan pembinaan umat dan munculnya berbagai masalah keumatan, ibu dari tiga anak ini menegaskan komitmennya untuk terus mengmbangkan dakwah humanis, menjadikan Islam sebagai rahmatan iil'olamin. Menyikapi upaya pembangunan nasional bidang agama, pihaknya telah membangun kerangka program yang berorientasi pada penguatan kualitas kehidupan umat beragama, di antaranya melalul kemitraan dengan Ormas Islam dan penguatan peran Penyuluh Agama Islam (PAl) yang berjumlah 91.814 orang melalui peningkatan kompetensi, sarana dan kesejahteraan serta inovasi bagaimana para penyuluh berdakwah secarafardiah, bil-Iisan, bit-boat, dakwah bit-tadwin, dan bil-hikmah, diantaranya dengan seni budaya. Karenanya, para penyuluh yang dikoordinir oleh Pokjaluh tahun 2013 akan mendapat bantuan untuk perangkat alat musik sebagai sarana dakwah yang dinamakan "gema Irama Penyuluh" Dengan pengalamannya sebagai birokrat murni, bu Euis sangat optimis mampu membangun sistem yang baik guna mendukung upaya pemerintah menyukseskan pembangunan nasional bidangagama.Amin
Sebagainahkoda pada Penerangan Agama Islam, Bu Euis memiliki perspektif yang sedikit berbeda tentang penguatan PeneranganAgama Islam. Sebagaiorang yang memiliki talenta dalam bidang seni sejak Sekolah Oasar, bu Euis berpandangan bahwa dakwah harus dikemas secara menarik, bagus, dan bernilai seni yang tinggi. Baginya, dakwah yang dikemas secara menarik lebih dapat diterima ketimbang dakwah yang monoton dan kaku. Melalui pembawaannya yang entertaint, bu Euis telah banyak memberikan nafas seni dalam berbagai program dakwah pada program Penerangan Agama Islam. Dakwahnya banyak yang dikemas dalam audio visual berupa lagu-Iagu bernuansa Islami. Hebatnya, beliau ciptakan sendiri dan dipopulerkan oleh para artis top Indonesia di media TV maupun CD sejak tahun 1985 sampai sekarang. Beberapa artis top terse but diantaranya Ismi Aziz, EndangS.Taurina, Ayu Soraya, RafikaDuri, Jen Retno dll. Selain itu, lagu-Iagu Qasidah yang diciptakannya dijadikan lagu wajib di ajang Festival tingkat provinsi maupun nasional, bahkan ke tingkat Internasional oleh pengguna seni Qasidah di Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI). Demikian juga kemasan dokumentary features, yaltu nilai-nilai sejarah perjalanan Islam, tausiah dan lagu-Iagu Islami yang dipandu oleh seorang host sering ditayangkan di TV di bulan suci Ramadhan. Beliau juga mempelopori dakwah menyejukan yang dikaitkan dengan tema-tema tupoksi Penerangan Agama Islam, seperti penanggulangan penyalahgunaan narkoba dengan kemasan edutainmentyang mengandung unsur pendidlkan dan hiburan. Berbagi kisahnya, pejabat kelahiran mojang Sukabumi ini berkiprah dalam pengembangan seni dan budaya Islam hingga ke Mancanegara. Sejak tahun 1980 telah banyak lagu dan program yang dibuat dan ditayangkan di berbagai televisi. Sudah lebih dari 200 lagu Islami dan berbagai karya lainnya telah diciptakan. Lulusan lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini sekarang sedang menyelesaikan S3di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Beberapa prestasi telah dicatat. Oi tingkat MABIMS menjuarai terbaik Johan Satu yang diselenggarakan di Malaysia dalam lomba cipta lagu-Iagu nasyid tahun 1996 "Tamaddun Islam
Bogor, bimasislam-- Islamic Research and Training Institute (IRTI) salah satu sayap organisasi yang dibentuk oleh Islamic Development Bank (Bank Pembangunan Islam-IDB) bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), BAZN AS, dan DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) menye1enggarakan kegiatan: workshop internasional tentang pengelolaan Zakat, Wakaf dan Keuangan Mikro Syariah pada Senin - Selasa tanggal 29-30 April 2013 bertempat di IPB International Convention Center, Bogor.
Kegiatan tersebut dihadiri beberapa peserta luar negeri, mayoritas berasal dari Asia Selatan, Asia Tenggara dan sebagian Afrika, di samping peserta dalam negeri. Para peserta umumnya berasal dari perwakilan otoritas zakat dan wakaf, serta kalangan perguruan tinggi. Menurut Sekretaris Eksekutif Panitia Pelaksana Workshop, Dr. Irfan Syauqi Beik, kegiatan workshop ini berangkat dari gagasan bersama untuk mengakselerasi pertumbuhan zakat, wakaf dan keuangan mikro syariah di negara-negara anggota IDB,
dalam rangka menghadapi banyaknya perubahan yang terjadi. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (information and cqmunicationjlCT) di dunia semakin meluas. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan leT di herbagai bidang, tidak terkecuali bidang Agama. Di antara teknologi komunikasi yang digunakan masyarakat d e w a s a in i a da l a h telepon genggam/handphone pintar. Oleh karena itu, diperlukan aplikasi Islami berbasis smart phone untuk memberikan layanan kepada masyarakat,
Irfan menjelaskan, workshop selama dua hari itu memberikan dua output utama, yaitu. Pertama, tersusunnya dokumen Islamic Social Fund Report (ISFR) yang akan disampaikan dalam pertemuan tahunan negara-negara anggota IDB tahun 2013. ISFR diharapkan menjadi langkah awal untuk menyamakan persepsi negara-negara anggota IDB tentang bagaimana mengoptimalkan peran zakat, wakaf dan keuangan mikro syariah di negara masing-masing. Kedua, terbentuknya uiorking group yang akan menindaklanjuti hasil workshop menuju percepatan pembangunan zakat, wakaf dan keuangan mikro syariah. Secara implisit, pihak IRTI-IDB meminta BAZNAS untuk menjadi koordinator working group dimaksud. Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai, agenda workshop difokuskan pembahasan kerangka regulasi yang d ib u t u hk a n untuk mempercepat dan mengoptimalkan potensi zakat, wakaf dan keuangan mikro syariah, agar sektor ini dapat semakin berperan dalam upaya untuk mereduksi kesenjangan serta kemiskinan di dunia Islam. Di samping itu, pertukaran pengalaman mengenai best practice dari sejumlah negara terkait dengan pengelolaan sektor ini, sehingga tidak mulai dari nol. Melalui momentum ini pula IRTI - IDB mempopulerkan istilah Islamic Social Finance atau keuangan sosial syariah di negara-negara muslim. Pada acara pembukaan workshop dengan tema Strengthening Islamic Social Finance Sector itu hadir menyampaikan keynote speech Dr. Anggito Abimanyu yang saat ini menjabat Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. (Mfnslfoto: bimasislam)
"Kami menyambut baik, rencana kerja yang diusulkan PT. Samsung Electronic Indonesia terkait dengan aplikasi Muslim berbasis smariphone. Aplikasi ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang mobilitasnya tinggi. Kami juga sedang mengembangkan beberapa aplikasi layanan masyarakat yang meliputi aplikasi penentu arah kiblat, jadwal waktu shalat, pendaftaran on-line pernikahan, publikasi produk hal al, kuliner /restoran halal, kosmetik halal, hotel Islami, data kemasjidan dan sebagainya." Demikian dikatakan oleh Dr. H. Muchtar Ali, M. Hum, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, ketika menerima audiensi dari PT. Samsung Electronic Indonesia, diruang kerjanya. (30/4/13) Oleh karena itu, lanjut Muchtar, "Kami menyarankan agar PT. Samsung segera membuat surat tindaklanjut untuk menjalin kerjasama antara PT. Samsung dengan Kementerian Agama, sehingga kerjasama dapat segera dilakukan dan berjalan dengan lancar. Kami segera akan menyiapkan materi-materi yang dibutuhkan". Aplikasi Muslim yang ditawarkan oleh PT Samsung Electronic Indonesia mencakup penentuan arah kiblat, perhitungan awal waktu shalat, kalender Hijriyah, perhitungan zakat dan lokasi masjid. Aplikasi ini dapat digunakan dengan mobile phone yang berbasis smartphone, seperti; Samsung Android, Blackberry, Iphone, atau pun Windows Mobile.
Jakarta, bimasislam-: Menghadapi era teknologi yang semakin canggih seperti saat ini, sudah selayaknya pemerintah mempersiapkan langkah-langkah antisipatif
"Kami dari PT. Samsung Electronic Indonesia mohon dukungan dan narasumber serta materi-materi untuk kita tampilkan dalam aplikasi tersebut. Penyiapan bahan materi meliputi materi arah kiblat, jadwal :-vaktu shalat, haji, al-Qur'an, produk halal, data masjid dan pernikahan", harap Handi Priono, Ketua Divisi Service Innovation PT. Samsung Electronic Indonesia. (jml/foto:
bimastslam)
Wakaf Pond ok Indah sebesar belum ada. Karena itu, untuk menggenjot pengembangan wakaf uang, BWI akan membuka kepada Ormas Islam agar bersedia menjadi Nazhir Wakaf Uang untuk mengumpulkan dana-dana wakaf dari komunitasnya masing-masing. Tegas mantan leading sector penyusunan RUU Wakaf ini. Dalam rapat tersebut dihadiri oleh LKS-PWU, yaitu Bank Mualamat, BSM, BN! Syariah, Bank DKI Shariah, Bank Mega Syariah, BTN Syariah, Bank Bukopin Syariah, Direktur Pemberdayaan Wakaf Kementerian Agama, mantan direktur Bank Muamalat Indonesia, dan beberapa pengurus teras BWI Pusat. (bieb/foto:
bimasislam)
Jakarta, bimasislam - Untuk mendorong secara signifikan agar pelaksanaan wakaf uang di Indonesia dapat berkembang cepat, Badan Wakaf Indonesia (BWI) akan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada Perwakilan BWI dan Ormas Islam untuk menjadi Nazhir Wakaf Uang. Tentu, untuk menjadi Nazhir Wakaf Uang harus memenuhi semua persyaratan agar pengelolaannya dapat berjalan dengan baik dan mendapat pengawasan yang ketat. Demikian dikatakan oleh direktur eksekutif BWI, Ahmad Djunaidi, dalam rapat Silaturrahmi dan Koordinasi BWI dengan Forum Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) di kantor BWI, Gedung Baytul Quran TMII, Jakarta (7/5). Lebih lanjut Djunaidi mengungkapkan bahwa perkembangan wakaf uang sejak digulirkan presiden SBY pada 8 Januari 2010 masih memprihatinkan. Dibandingkan dengan penerimaan wakaf uang atau wakaf melalui uang pada Lembaga Amil Zakat (LAZ), seperti Dompet Dhuafa Republika, PKPU, Rumah Zakat, ESQ 165 masih jauh ketinggalan. "Selama saya ditunjuk sebagai direktur eksekutif, saya sudah melakukan opname kenapa hal ini terjadi dan sudah mendapatkan jawabannya. Beberapa masalah yang menjadi penyebabnya adalah kurangnya sosialisasi, belum ada percontohan yang dapatmenarik masyarakat, dan belum ada sistem yang mapan. Karena itu, salah satu program yang akan dilakukan BWI adalah mengundang semua perwakilan Ormas Islam agar bersedia menjadi Nazhir Wakaf Uang", tegas mantan Karo Perencanaan Kemenag ini berapi-api. "Dilihat dari trend-nya, penerimaan wakaf uang pada enam Nazhir yang telah mendapat ijin BWI relatif naik turun", tambahnya. Berdasarkan kertas kerja rapat, penerimaan tersebut adalah Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebesar Rp 3,633,661,493,-, Hayasan Haji Sepanjang Hayat IPHI sebesar Rp 213,713,332,-, Baitul Maal Muamalat sebesar Rp 923,555,887,-, Yayasan Wakaf Sultan Agung Semarang sebesar (238,321,188,-, Nahdhatul Ulama sebesar Rp 15,095,880,- dan Yayasan
Jakarta, bimasislam--Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyaratkat yang dilaksanakan pada KUA Kecamatan dalam pencatatan nikah dan rujuk, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah terus berupaya meningkatkan kualitas SDM pada KUA melalui penyelenggaraan lomba karya tulis ilmiah bagi penghulu. Demikian dikatakan o]eh Kepala Subdit Kepenghuluan Drs. H. Anwar, MA ketika ditemui di kantornya, gedung Kementerian Agama, J1. MH. Thamrin6 Jakarta (25/4). Lebih lanjut Anwar mengatakan, lomba karya tulis ilmiah bagi penghulu terse but dilaksanakan dalam rangka meningkatkan profesionalisme, transparansi dan akuntabilitas layanan yang dilaksanakan oleh penghulu kepada masyarakat. "Dalam melaksanakan tugasnya, penghulu tidak hanya menjadi petugas administrasi yang melaksanakan proses pencatatan nikah, akan tetapi juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan visi dan misi kementerian agama", tegasnya. Karena, tambahnya, indikator keberhasilan Kementerian Agama dalam pembangunan agama tercermin melalui seberapa besar indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja penghulu yang ada pada KUA dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
www.bimasislam.kemenag.go.id
Karya tulis yang dilombakan adalah merupakan hasil penelitian atau kajian hukum Islam tentang perkawinan, pembinaan penghulu atau peningkatan pelayanan KUA di bidang kepenghuluan. Karya tulis ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu poin dalam memperoleh angka kredit bagi penghulu, tutupnya. (yats)
Syarifuddin Muhammad yang juga wakil imam besar Masjid Istiqlal menambahkan, pembinaan guru ngaji tradisional fokus pada aspek manajerial pengelolaan pengajian tradisional dan wawasan keislaman aktual, serta sosialisasi program-program serta kebijakan kementerian agama bidang pengembangan pendidikan al-Qur'an. Beberapa daerah yang sudah mendapatkan pembina an diantaranya Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Syarifuddin menambahkan, untuk tahun 2013 pihaknya fokus pada Indonesia bagian tirnur. Dalam setiap angkatan, terdapat tidak kurang 40 kelompok guru ngaji tradisional. Hingga saat ini tercatat lebih dari 300 guru ngaji tradisional yang telah dibina. Pihaknya berharap, para guru ngaji tradisional ini mendapat perhatian luas dari masyarakat untuk ikut serta menjaga dan mendukung. (kangjeje/foto:harisazhar.com)
Jakarta, bimasislam-- Guru ngaji tradisional berkontribusi secara luas terhadap pendidikan agama, khususnya di pedesaan. Tradisi yang telah membumi sejak Islam hadir di bumi Nusantara ini, bukan sekedar menutupi kurangnya pendidikan agama di sekolah formal, juga berfungsi melakukan pembinaan pada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan keagamaan. Menilik peran guru ngaji tradisional yang sangat strategis bagi masyarakat, Direktorat Penerangan Agama Islam sejak tiga tahun ini memberikan perhatian khusus dengan melakukan pembinaan dan dukungan operasional. Pembinaan difokuskan pada pengembangan wawasan manajerial dan kompetensi. Adapun bantuan guru ngaji tradisional diberikan kepada perorangan yakni guru-guru yang menyelenggarakan kegiatan belajarmengajaral-Qur'an di suatu daerah dan kesehariannya melakukan pembinaan dan pengajaran agama bagi anak-anak. Menurut Kasubdi t Pengembangan Musabaqah al-Qur'an dan al-Hadits, Drs. H. Syarifuddin Muhamamd, Selasa (30/4), keberadaan guru ngaji tradisional sangat menunjang keberhasilan program Gerakan Masayarakat Magrib Mengaji (GM3) yang telah diresmikan oleh Menteri Agama. Menurutnya, selain menggairahkan kembali tradisi mengaji di surau, musholla, masjid dan rumah-rumah, guru ngaji ini juga berkontribusi pada penguatan pembinaan al-Qur'an di masyarakat. "Guru Ngaji ini memiliki ikatan kultural dengan masayarakat. Mereka lahir dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Untuk itulah keberadaannya harus kita jaga dan kembangkan agar tetap eksis dalam memberikan pembina an di masyarakat", tegasnya.
Jakarta, bimasislam - Sejalan dengan semangat reformasi birokrasi, jajaran Ditjen Birnbingan Masyarakat Islam diminta meningkatkan integritas, salah satunya dengan meningkatkan profesionalisme, yaitu bekerja sesuai dengan keahlian, sesuai dengan tugas dan fungsi, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dan sesuai dengan norma-norma. Integritas inilah yang menjadi ruh pelaksanaan reformasi birokrasi menuju Indonesia sejahtera. Hal ini disampaikan oleh Dirjen Bimas Islam, Prof. Dr. Abdul Djamil, MA, dalam sambutannya pada penandatanganan Pakta Integritas pegawai Ditjen Bimas Islam dan penyerahan DIPA, Rabu (22/5) bertempat di lantai m Gedung Kemenag [l. MH. Thamrin Jakarta. Hadir dalam kesempatan ini para pejabat eselon II, m dan IV serta seluruh karyawan Ditjen Birnbingan Masyarakat Islam. Abdul Djamil menegaskan, ruh reformasi birokrasi adalah pelaksanaan anggaran yang transparan, akuntabel dan profesional, Sebagai penjabarannya,
•
.'~-~
www.bimasislam.kemenag.go.id
seluruh satker Bimas Islam dalam pelaksanaan anggaran harus tunduk dan patuh pada ketentuan yang berlaku dan menghindari hal-hal yang potensial memunculkan pelanggaran.
"Pengajaran Alquran yang dipercepat (instan) tidak akan mampu membentuk karakter, karena ada nilai yang berubah dalam proses singkat itu", tegas Wakil Menteri Agama ini mengingatkan.
"Marl kita ciptakan birokrasi yang bersih, sehat dan profesional. Kita jalankan semuanya sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku", tegasnya. Di sisi lain, sebagai satker yang membawahi pembina an masyarakat Islam, menjadikan Bimas Islam berada dalam posisi terdepan dalam pembangunan nasional bidang agama. Hal ini menghadirkan tantangan serius kepada Bimas Islam untuk lebih proaktif, kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan program dan kegiatan, mengingat problematika keumatan semakin variatif dan rumit. "Wilayah kerja Bimas Islam itu sangat luas. Kita harus benar-benar memastikan capaian kinerja dapat kita capai sehingga umat benar-benar terlayani dengan baik", pungkasnya. Penandatangan pakta integritas sendiri dilakukan oleh perwakilan pejabat dan staf dari empat satker eselon II di lingkungan Ditjen Bimas Islam serta disaksikan oleh seluruh jajaran Ditjen Bimas Islam. Pada kesempatan yang sama, Dirjen Bimas Islam menyerahkan DIPA kepada lima unit eselon II di lingkungan Ditjen Bimas Islam. (kangjeje-tom/foto:bimasislam)
Wamenag: Cara InSlan Pengajaran Alquran Tidak Optimal Membenluk Karakler
Dalam sesi yang bertema "Pengembangan Pendidikan
Karakter Berbasis Alquran dan Menanamkannya kepada Peserta Didik" ini, Nasar juga menyatakan bahwa Alquran menegaskan agar dalam proses pendidikan Islam dilakukan tazkiyat al-nafs (penyucian diri) dahulu sebelum tahap pembelajaran (ta'lim) terhadap anak didik, seraya menyitir QSAljumu'ah: 2.Karena proses itu membutuhkan cukup waktu, menurut pakar tasawwuf ini, maka metode instan bisa merubah nilai pembentukan karakter dalam proses pengajaran Alquran. Aspek ini yang harus diperhatikan, harapnya dengan serius. Pad a acara yang dihadiri oleh para ulama, pakar, pengkaji, dan peminat studi Alquran ini, Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Jakarta ini memandang bahwa yang tidak kalah penting bagi pembentukan karakter anak didik dalam pengajaran Alquran adalah soal pemahaman terhadap makna Alquran harus dilakukan secara komprehensif (menyeluruh) dan tidak parsial (sepotong-sepotong), tutupnya. (Edijun/foto:bimasislam)
Banten, bimasislam-- Pengajaran Alquran adalah pendidikan dasar Islam sejak dini. Saat ini telah lahir banyak metode yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Metode AI-Baghdadi, metode lqra' dan metode Qira'ati di antaranya. Hanya saja, metode instan dalam pengajaran Alquran perlu dicermati, Demikian disampaikan Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA dalam orasinya pada salah satu sesi dari Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Ul a m a Alquran Tahun 2013.Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Balitbang dan Diklat Kementerian Agama di hotel Ledian, Banten (23/5).
Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya. -Ali bin Abi ThalibBahaya kepandaian adalah berbuat sekehendak hati. Bahaya keberanian adalah melampaui batas. Bahaya toleransi adalah menyebut-nyebut kebaikannya. Bahaya kecantikan adalah sombong. Bahaya ucapan adalah dusta. Bahaya ilmu adalah lupa. Bahaya pemurah adalah berlebih-Iebihan - TengkuAbdul Wahab-
www.bimasislam.kemenag.go.id
Pemeriksaan Kanker Serviks Menjadi Program RUlin Dharma Wanila DiOen Bimas Islam
Jakarta, bimasislam - Untuk meningkatkan kualitas kesehatan pegawai perempuan, Dharma Wanita Persatuan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam menyelenggarakan program pemeriksaan atau deteksi dini terhadap penyakit kanker rahim (serviks) atau disebut dengan papsmir (pap smear). Program ini diselenggarakan pada [umat (3/5) di ruang Klinik Kementerian Agama, [I.MH. Thamrin 6 Jakarta.
Program tersebut diIaksanakan atas kerjasama Dharma Wanita Persatuan Ditjen Bimas Islam dengan Yayasan Peduli Kanker Indonesia dengan mendatangkan bidang Maylyani. Peserta yang ikut mendaftarkan program ini sebanyak 40 orang, yang terdiri dari berbagai unit di lingkungan Ditjen Bimas Islam, termasuk istri pegawai yang sudah pensiun namun masih aktif dalam berbagai kegiatan Dhatma Wanita. "HasiI dari pemeriksaan ini nantinya akan dibawa ke laboratorium di Cilandak untuk dilakukan pendalaman dan hasilnya dapat diketahui sekitar 2 minggu", tandas Maylyani ketika diwawancarai bimasislam. Dalam penelusuran bimasisiam, pap smear atau papanikolaou test adalah metode screening ginekologi yang dicetuskan oleh Georgios Papanikolaou. Tes ini dilakukan untuk menemukan proses-proses premalignant dan malignant di ectocervix, dan infeksi dalam endocennx dan endometrium. Pemeriksaan pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker rahim yang disebabkan olehhuman papillomavirus atau HPV. Menurut perkiraan, di Inggris pap smear mencegah sekitar 700 kematian per tahun. Di dunia, kanker serviks termasuk penyakit ganas yang menjadi penyebab kematian bagi wanita. Menurut berbagai sumber kedokteran, wanita yang aktif secara seksual disarankan menjalani pap smear sekali setahun dan meminum obatobatan tertentu. (bieb-hilda/Joto:bimasislam)
o~ Menakar Maslahah Mecca Mean Time (MMn Oleh: Dr. H. Ahmad Izzudin, M.Ag Sabtu, 11 Mei 2013 Majelis Ulama Indonesia Pusat mengadakan HalaqahNasional Mecca Mean Time (MMT) sebagai Acuan Waktu Internasional. Sebagai Narasumber Dr. Syeh Mas'ud wakil dari Duta Besar Arab Saudi, Tengku KH. Zulkarnaen, MA (dari MUI Pusat), Prof. Dr. Thomas Djamaluddin dari LAPAM, dan saya sendiri. Sebagai keynote speaker Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M. Ag, Sekretaris Dirjen Bimas Islam KemenagRI. Halaqah ini dilhami dari temuan awal tahun 1977 oleh Prof. Dr.Hosien Kamaluddin Ibrahim, seorang ilmuwan yang berasal dari Mesir yakni sebuah penemuan yang cukup menggemparkan dunia yaitu tentang kota Mekah sebagaipusat dunia. Kesimpulantersebut diperoleh setelah dia melakukan eksperimen dengan menggunakan perkiraan matematika dan kaidah spherical trigonometry (segitiga bola). Hosien menyimpulkan, kedudukan Makkah berada di tengah-tengah daratan bumi. Temuan tidak tidak sengaja ini berawal dari niat melakukan penelitian untuk menemukan alat yang dapat membantu setiap orang di manapun berada untuk dapat mengetahui arah kiblat. Dari sini justru menemukan bahwa kota Makkah berada
di tengah-tengah bumi. Sebagai tindak lanjut penemuan tersebut, pada hari Sabtu, 19 April 2008 di Doha, Qatar, berlangsung konferensi ilmiah yang mendiskusikan kemungkinan mengalihkan perhitungan waktu yang sudah baku selama ini, dari Greenwich Meridian Time (GMT) berganti menjadikan Makkah sebagai awal mula perhitungan waktu. Konferensi ini dibuka oleh Dr. Yusuf Qardhawi dengan tema "Makkah Sebagai Pusat Bumi, Antara Praktik dan Teori", sebagai pembahas geolog Mesir, Dr. Zaglur Najjar, dosen ilmu bumi di Wales University, Inggris; dan saintis yang memelopori jam Makkah, Ir.YaseenShaok.Hasilkonferensi itu mengimbau umat Islam sedunia menjadikan Makkah -Ka'bah berada di 21 derajat 25 menit 25 detik lintang utara dan 39 derajat 49 menit 39 detik bujur timur- sebagai titik awal perhitungan waktu. Alasannya sederhana, Makkah, menurut kajian ilrniah, adalah 'pusat bumi'. Belajardari Sejarah Greenwich Greenwich yang selama ini dijadikan sebagai pusat perhitungan waktu atau yang lebih dikenal dengan Greenwich Meridian Time (GMT) merupakan kota kecil yang berada di Inggris. Alasan penetapan greenwich sebagai pusat waktu adalah karena pada waktu itu Greenwich adalah sebuah kota pelabuhan yang dijadikan pusat pelayaran bagi Inggris yang pada waktu itu merupakan negara kolonial super power
www.bimasisiam.kemenag.go.id
yang memiliki daerah jajahan terluas di dunia.Sehlngga wajar saja kota tersebut dijadikan sebagai titik awal mula perhitungan waktu, apalagl yang menetapkan GMT adalah Inggris sendiri. Denganpenetapan ini, monopoli Inggris dalam mewujudkan salah satu arnbisinva yaitu mencari kejayaan dengan menjadikan Greenwich sebagaikiblat waktu sehingga seluruh negara di dunia akan mengenal Inggris. Selanjutnya dengan keadaan yang sudah seperti itu, menjadi mudah bagi lnggrls untuk niengembangkan seluruh aspek yang mendukung terwujudnya kejayaan, antara lain dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya.
Karenaselama ini seluruh kegiatan sosial dunia merujuk pada waktu Greenwich, Mulai dari transaksi perekonomian, perhitungan waktu kegiatan, seluruhnya merujuk perhitungan waktu Greenwich. Sehingga hal ini patut untuk dipertimbangkan ketika sekelompok umat Islam menginginkan Makkah sebagaipusat waktu dunia. Di samping, upaya menjadikan Makkah menggantikan Greenwich membutuhkan perubahan peradaban dengan melakukan sosialisasi yang sangat besar dengan cost yang tidak sedikit. Untuk itu, perlu dipertimbangkan seberapa besar kemaslahatannya ataukah kemandhorotan yang akan timbul dari perubahan GMT menjadi MMT. Dengan melihat aspek sosialnya, penetapan Makkah sebagai titlk awal waktu dunia belum begitu efektif mengingat efek-efek yang akan ditimbulkan. Walaupun demikian, ada kemungkinan keinginan umat Islam untuk menjadikan Makkah sebagai pusat waktu dunia bisa terwujud, karena melihat bukti ilmiah yang telah ditemukan. Namun demikian, dari perjalanan wacana MMT ini, menurut sayayang perlu terlebih dahulu ditindaklanjuti secara konkrit dalam sebuah rekomendasi adalah bagaimana merealisa.sikan niat awal penelitian Prof. Dr. Hosien Kamaluddin Ibrahim yakni mewujudkan sebuah alat yang canggih yang berada di jam RaksasaMakkah yang dapat menunjukkan arah menghadap kiblat untuk kornunitas muslim yangjauh dari Makkah, kiranya perlu direallslr terlebih dahulu. Selanjutnya secara kontinu bersinambungan diadakan halaqah internasional yang mengawal ide Mecca Mean Time !MMT) ini. Waallahu a'lam bishshawab. Penu/is adalah Kasubdit Binsyar dan Hisab Rukyah Kemenag RI
Oleh karena itu kota Makkah, )fangdalam penelitian tersebut di atas merupakan pusat bumi dan pusat kebudayaan, jika berkeinginan ditetapkan sebagai titik nol meridian, untuk menggantikan Greenwich, kiranya perlu langkah politik strategis Internasional yang harus dilakukan oleh umat Islam dengan mengaca pada langkah-langkah dalam penetapan Greenwich sebagaititik nol meridiem.
dan Ketua Umum Asosiasi Dosen IImu Fa/ak Indonesia
Redaksi www.bimasislam.kemenag.go.id menerima kiriman artikel pembaca yang mengandung unsur keilmuan, hasil penelitian, aktual, menarik, dan tidak pernah dipublish di media lain. Panjang tulisan maksimal 2 halaman A4 dengan spasi 1.
Pertimbangan Maslahah Untuk penentuan sebuah kota sebagai titik pusat awal rnula perhitungan waktu, perlu dilihat berbagai aspek yang mengelilinginya di antara aspek objektif ilmiah dan aspek sosial kemasyarakatan atau yang lebih dikenal dengan kemaslahatandalam rnasyarakat.Jikamelihat aspek keobjektif ilmiahannya, memang Makkah lebih cocok dijadikan pusat waktu dunia dibandingkan Greenwich. Walaupun sebenarnva, penetapan kota sebagaipusat waktu dunia bisadi kota apasaja dan di mana saja, karena yang dimaksud titik pusat waktu dunia adalah koordianat tttik nol derajat bujur. Hal ini berbeda dengan titik nol derajat lintang, yang berarti titik tersebut harus benar-benar dilalui oleh lingkaran yang dilewati oleh matahari ketika berkulminasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan garis katulistiwa. Namun demikian, jika melihat aspek sosial I<emasyarakatan yang telah mapan, dinemukan beberapa masalah yang akan muncul dan perlu untuk dipertimbangkan, seperti timbulnya kebingungan masyarakat sebagai akibat perpindahan pusat waktu dunia tersebut. Karena selama ini masyarakat sudah terbiasa dengan Greenwich sebagai pusat waktu dunia.
Pengarah Abdul Djamil Penanggung Jawab MuhammadiyahAmin Redaktur Alatiet Editor Thobib AI-Asyhar Andy Pabenteng, Yoesni, M. Fuad Nasar,Yayat Supriyadi, Hastomo Aji,Ihsan Bayu Merdeka, M Nakip, Endah Tritahriati, Rahmania,imam Kurnianto, Edi Junaedi, Ahmad Syamsudin, Jaja Zarkasy, Jamaluddin Marky Fotografer Astan Shabri (Koord) Bagi unit yang ingin peliputan berita dapat SMS di 08164817993 atau email:
[email protected] f
[email protected]