1 KONTRIBUSI KECERDASAN NATURALIS, KECERDASAN INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KENDARI Maryce Agusthinus Walukou1, Jahidin2, Makkulau2 ABSTRACT The quality of education is one of the problems in education in Indonesia which brings an implication on the quality of human resource, one of which is related to students’ low achievement in their learning. One effort that can be made to achieve satisfactory learning results is by attending to such factors as naturalist intelligence, interpersonal intelligence, and metacoqnitive skills. The purpose of this study was to determine the contribution of naturalist intelligence, interpersonal intelligence, and metacognitive skills to student’s achievement in learning Biology subject at class X in SMA Negeri 2 Kendari. Population of the study were 274 students of class X in SMA Negeri 2 Kendari. Sample from each class were drawn using a simple random sampling technique. Data were analyzed using descriptiveanalysis and path analysis by using the SPSS-PC 20.0 program at α = 0,05. Result showed that: (1) naturalist intelligence contributed to the student’s achievement in learning Biology subject at class X in SMA Negeri 2 Kendari, with 56% contribution, (2) interpersonal intelligence contributed to the student’s achievement in learning Biology subject at class X in SMA Negeri 2 Kendari, with 65% contribution, (3) metacognitive skills contributed to the student’s achievement in learning Biology subject at class X in SMA Negeri 2 Kendari, with 54% contribution and (4) naturalist intelligence, interpersonal intelligence, and metacognitive skills contributed to the student’s achievement in learning Biology subject at class X in SMA Negeri 2 Kendari, with 74% contribution. Keyword: Naturalist Intelligence, interpersonal intelligence, metacognitive skills, learning achievement.
PENDAHULUAN Kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diterapkan pada suatu negara. Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan SDM yang kompetitif, mampu bersaing dalam era globalisasi. Peningkatan kualitas SDM merupakan tantangan bagi dunia pendidikan dan menuntut peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan merupakan salah satu masalah pendidikan di Indonesia. Kenyataan ini bertitik tolak pada data Education for All (EFA) Global Monitoring Report 2012 melaporkan bahwa indeks pembangunan pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara (UNESCO, 2012). Kurang berkualitasnya pendidikan ini berimplikasi pada kualitas SDM Indonesia nantinya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya biologi, sebagai satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah merupakan salah satu tolak ukur guna menciptakan SDM yang berkualitas. Biologi merupakan ilmu yang secara spesifik mengkaji dan mempelajari tentang kehidupan, mulai dari tingkat sel sampai ke tingkat biosfer. Biologi sebagai ilmu tidak hanya untuk keperluan mengumpulkan pengetahuan tentang makhluk hidup, melainkan juga usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap, keterampilan berpikir, serta meningkatkan keterampilan untuk menjalankan metode penyelidikan ilmiah bidang Biologi, selain itu juga menjadi sarana untuk membantu menjawab berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan 1 2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA PPs Universitas Halu Oleo Dosen pada Program Studi Pendidikan IPA PPs Universitas Halu Oleo
alam kehidupan dan memberikan bekal bagi perkembangan hidup seseorang. Telah diketahui bahwa prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal lebih dominan menentukan prestasi belajar. Hal ini merujuk pendapat Clark (1981), Sudjana (2005), dalam Sholihah, et al (2012) yang menyatakan bahwa tingkat prestasi belajar siswa lebih dipengaruhi oleh faktor internal dari diri sendiri dibandingkan faktor eksternal, dimana 70% prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh diri siswa sendiri dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi bakat, motivasi, kecerdasan, minat, serta kondisi fisik dan psikis siswa, sedangkan faktor eksternalnya meliputi sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum serta lingkungan. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya kecerdasan (intelegensi) dan keterampilan metakognitif. Kecerdasan menurut Gardner (1999) digolongkan dalam 8 jenis kecerdasan yang masing-masing saling melengkapi. Kecerdasan dalam kaitannya dengan pembelajaran Biologi berhubungan dengan kecerdasan naturalis. Dimana, peserta didik dituntut untuk lebih memahami dan mengetahui tentang tumbuhan, hewan, dan lingkungan sekitarnya agar prestasi belajar lebih efektif. Untuk belajar dengan efektif tersebut juga melibatkan interaksi yang baik antara siswa dengan guru, siswa dengan karyawan sekolah, serta antar siswa itu sendiri dengan kelompok belajar dan
2 dalam lingkungan sekitar. Hubungan kecerdasan dan prestasi belajar diteliti oleh sholihah et al. (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar kognitif biologi siswa. Penelitian lain juga dilakukan oleh Ozdemir, et al (2006) yang menyatakan bahwa dengan menggunakan Multiple Intelligence Instruction (MII) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam memahami konsep keragaman makhluk hidup dan pada retensi pengetahuan siswa. Faktor internal lain yang dapat meningkatkan prestasi belajar adalah faktor keterampilan metakognitif. Keterampilan metakognitif dianggap berhubungan dan dapat mempengaruhi prestasi belajar karena keterampilan ini membelajarkan siswa untuk membuat taktik dan strategi agar siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan cara mengorganisir, memonitor, dan memodifikasi aktivitas-aktivitas belajarnya untuk memastikan bahwa mereka telah belajar dengan efektif. Pendapat ini dinyatakan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ardila, et al. (2013) bahwa ada hubungan yang kuat antara keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Young dan Jane (2008) bahwa ada hubungan yang signifikan antara Metacognitive Awareness Inventory (MAI) dengan prestasi akademik. Setelah diketahui jenis kemampuan yang berhubungan dalam proses belajar siswa, maka peningkatan prestasi belajar siswa akan lebih mudah diupayakan yaitu dengan mengembangan kemampuan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2013), Yustantina (2009) dan Sholihah, et al (2012), menyatakan ada hubungan antara kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan keterampilan metakognitif terhadap prestasi belajar, tetapi seberapa besar kontribusi terhadap prestasi belajar belum dilakukan. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk menelaah kontribusi kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan keterampilan metakognitif terhadap prestasi belajar Biologi. Tujuan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kontribusi kecerdasan naturalis terhadap prestasi belajar Biologi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kendari. 2. Untuk mengetahui kontribusi kecerdasan interpersonal terhadap prestasi belajar Biologi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kendari. 3. Untuk mengetahui kontribusi keterampilan metakognitif terhadap prestasi belajar Biologi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kendari. 4. Untuk mengetahui kontribusi secara bersamasama kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, keterampilan metakognitif terhadap prestasi belajar Biologi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kendari.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto yang menggunakan desain desain corelational study yang nampak sebagai berikut. X1
ρx1y
ρx2y
X1
ρx1x2x3y
X1
Y
ρx3y
Keterangan: X1 = kecerdasan naturalis X2 = kecerdasan interpersonal X3 = keterampilan metakognitif Y = prestasi belajar Variabel bebas penelitian ini adalah kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan keterampilan metakognitif sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar. Teknik pengumpulan data melalui pengisian angket dan inventori secara langsung. Inventori keterampilan metakognitif digunakan untuk mengukur keterampilan metakognitif siswa sedangkan angket digunakan untuk mengetahui kecerdasan naturalis dan kecerdasan interpersonal siswa. HASIL PENELITIAN Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, keterampilan metakognitif, dan prestasi belajar Biologi. Ringkasan hasil disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Deskripsi Hasil Perhitungan data penelitian Variabel Kecerdasan Naturalis Kecerdasan Interpersonal Keterampilan Metakognitif Prestasi Belajar
n
Mean
Std. Variance Min. Maks. Deviation
163 86,93
4,71
22,19
77,50 95,00
163 87,75
4,13
17,02
79,35 95,65
163 82,92
2,92
8,52
76,47 90,44
163 93,07
3,98
15,80
87,50 100
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa dari variabel kecerdasan naturalis menunjukan rata-rata siswa memiliki nilai 86,93 dengan nilai minimum 77,5 dan nilai maksimum 95,00. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan naturalis siswa cukup tinggi. Terhadap variabel kecerdesan interpersonal menunjukan bahwa rata-rata siswa memiliki nilai 87,75 dengan minimum 79,35 dan nilai maksimum 95,65, yang menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal siswa juga cukup tinggi. Pada variabel keterampilan metakognitif menunjukan bahwa rata-rata siswa memiliki nilai 82,92 dengan nilai minimum 76,47 dengan nilai maksimum 90,44, yang menunjukkan bahwa kecerdasan metakognitif siswa cukup tinggi, namun
3 kecerdasan metakognitif siswa masih rendah jika dibandingkan dengan kecerdasan interpersonal dan kecerdasan naturalis yang dimiliki siswa SMA kelas X SMA Negeri 2 Kendari. Terhadap variabel kecerdasan interpersonal, kecerdasan metakognitif dan keterampilan metakognitif dapat pula dilihat pengaruhnya terhadap nilai prestasi belajar untuk mata pelajaran biologi pada siswa SMA kelas X SMA Negeri 2 Kendari. Rata-rata siswa umumnya memiliki nilai yang cukup tinggi yaitu 93,07 dengan nilai minimum 87,50 dan nilai maksimum 100. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data Uji normalitas yang digunakan dalam analisis data penelitian ini adalah uji KolmogorovSmirnov. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai probabilitas (sig) dari Z lebih besar dari = 0,05, maka data-data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila nilai probabilitas (sig) dari Z lebih kecil dari < 0,05, maka data-data yang digunakan dalam penelitian tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas terlampir, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena semua Nilai signifikansi ketiga variabel lebih besar dari = 0,05, dan uji homogenitas dapat dilanjutkan. Uji Homogenitas menggunakan teknik Levene Statistic. Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh nilai signifikansi data kecerdasan naturalis adalah 0,071, kecerdasan interpesonal adalah 0,080, dan keterampilan metakognitif adalah 0,065. Ketiga nilai signifikansi tersebut lebih besar dari = 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa data-data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari varians yang homogen. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis Antara Variabel Kecerdasan Naturalis Terhadap Prestasi Beajar Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (sig 0,000 < 0,05) dan koefisien jalur sebesar 0,75. Harga koefisien jalur yang bernilai positif menunjukkan adanya korelasi positif antara kecerdasan naturalis dengan prestasi belajar Biologi siswa SMA Negeri 2 Kendari, dari nilai probabilitas dapat dilihat bahwa korelasi tersebut signifikan. Hal tersebut berarti ada hubungan yang kuat dan positif antara kecerdasan naturalis terhadap prestasi belajar Biologi Siswa sebesar 0,75. Selain besar korelasi antar koefisien jalur, hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel kecerdasan naturalis (X1) memiliki kontribusi sebesar 56% dalam menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel prestasi belajar (Y), sedangkan sisanya sebesar 44% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
Pengujian Hipotesis Antara Variabel Kecerdasan Interpersonal Terhadap Prestasi Belajar Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (sig 0,000 < 0,05) dan koefisien jalur sebesar 0,81. Harga koefisien jalur yang bernilai positif menunjukkan adanya korelasi positif antara kecerdasan interpersonal dengan prestasi belajar Biologi siswa SMA Negeri 2 Kendari, dari nilai probabilitas dapat dilihat bahwa korelasi tersebut signifikan. Hal tersebut berarti ada hubungan yang kuat dan positif antara kecerdasan interpersonal terhadap prestasi belajar Biologi Siswa sebesar 0,75. Selain besar korelasi antar koefisien jalur, hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel kecerdasan interpersonal (X2) memiliki kontribusi sebesar 65% dalam menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel prestasi belajar (Y), sedangkan sisanya sebesar 35% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Pengujian Hipotesis Antara Variabel Keterampilan Metakognitif Terhadap Prestasi Belajar Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (sig 0,000 < 0,05) dan koefisien jalur sebesar 0,76. Harga koefisien jalur yang bernilai positif menunjukkan adanya korelasi positif antara kecerdasan naturalis dengan prestasi belajar Biologi siswa SMA Negeri 2 Kendari, dari nilai probabilitas dapat dilihat bahwa korelasi tersebut signifikan. Hal tersebut berarti ada hubungan yang kuat dan positif antara kecerdasan naturalis terhadap prestasi belajar Biologi Siswa sebesar 0,76. Selain besar korelasi antar koefisien jalur, hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel keterampilan metakognitif (X3) memiliki kontribusi sebesar 57% dalam menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel prestasi belajar (Y), sedangkan sisanya sebesar 43% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Pengujian Hipotesis Antara Variabel Kecerdasan Natural, Kecerdasan Interpersonal dan Keterampilan Metakognitif Terhadap Prestasi Belajar Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (sig 0,000 < 0,05) dan koefisien jalur sebesar 0,86. Harga koefisien jalur yang bernilai positif menunjukkan adanya korelasi positif antara kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan keterampilan metakognitif dengan prestasi belajar Biologi siswa SMA Negeri 2 Kendari, dari nilai probabilitas dapat dilihat bahwa korelasi tersebut signifikan. Hal tersebut berarti ada hubungan yang kuat dan positif antara kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan
4 keterampilan metakognitif terhadap prestasi belajar Biologi Siswa sebesar 0,86. Selain besar korelasi antar koefisien jalur, hasil uji hipotesis secara simultan antara variabel kecerdasan naturalis (X1), kecerdasan interpersonal (X2), dan keterampilan metakognitif (X3) memiliki kontribusi sebesar 73% dalam menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel prestasi belajar (Y), sedangkan sisanya sebesar 27% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. PEMBAHASAN Kontribusi Kecerdasan Naturalis Terhadap Prestasi Belajar Biologi Hasil uji hipotesis kecerdasan naturalis terhadap prestasi belajar Biologi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kendari diperoleh kecerdasan naturalis berkorelasi terhadap prestasi belajar siswa dengan besar kontribusi 56% atau dapat dikatakan bahwa 56% prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kecerdasan naturalis. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan naturalis berpotensi untuk memiliki prestasi belajar yang tinggi. Mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2013) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kecerdasan naturalis siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar belajarnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardhani, et al (2014), siswa yang memiliki kecerdasan naturalis lebih tinggi mempunyai prestasi belajar lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kecerdasan naturalis rendah. Kecerdasan naturalis berkaitan dengan kemampuan mengembangkan pengamatan kritis terhadap fenomena alam dan lingkungan sekitarnya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Fleetham (2006) potensi seseorang untuk berpikir dan memahami alam harus dilakukan dengan kemampuannya mengenali dan mengklasifikasikan tumbuhan dan hewan serta aspek lain dari lingkungannya. Kemampuan mengenali, mengklasifikan dan mengembangkan pengamatan kritis tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor ekologis (lingkungan) siswa. Faktor-faktor ini pula diduga mempengaruhi kecerdasan naturalis siswa SMA kelas X SMA 2 Kendari, sehingga kecerdasan ini banyak digunakan sebagai dasar dalam penentuan atau alternatif metode pembelajaran. Umumnya siswa yang memiliki kecerdasan naturalis terutama pada pembelajaran biologi adalah siswa yang banyak bersentuhan dengan lingkungan alam sekitarnya. Menurut Yalmanci dan Gozum (2013) bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis selalu berfikir dalam acuan alam. Hal ini dapat dilihat dari kemampuannya melihat hubungan dan pola dalam dunia alamiah, mengidentifikasi dan berinteraksi dengan proses alam. Pendapat di atas didukung oleh Armstrong (2013) yang menyatakan bahwa anak-anak yang
berkompoten dalam kecerdasan naturalis merupakan pencinta alam. Berdasarkan temuan penelitian ini mengindikasikan pentingnya guru memperhatikan kecerdasan naturalis siswa dalam pembelajaran Biologi, karena kecerdasan naturalis merupakan salah satu hal mendasar yang patut dipertimbangkan demi meningkatkan prestasi belajar siswa. Berkaitan dengan kecerdasan naturalis ini, dituntut keterlibatan dan peran guru. Sebab bagi guru, mengajar bukan sekedar ceramah dan berdiri di depan kelas, tetapi bagaimana teknik dan strategi guru dalam mengkomunikasikan pesan (materi) pembelajaran, berinteraksi, mengorganisir, dan mengelola anak didik sehingga berhasil dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Kontribusi Kecerdasan Interpersonal Terhadap Prestasi Belajar Biologi Kecerdasan interpersonal bisa diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi saling menguntungkan. Komponen kecerdasan interpersonal meliputi komitmen, ketahanan mental, kebijaksanaan, prinsip, kepercayaan, penguasaan diri atau sinergi, empati dan pro sosial (Agustian, 2002). Hubungannya dengan prestasi belajar, terutama mata pelajaran biologi pada siswa SMA Negeri 2 Kendari, dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari dipengaruhi oleh kecerdasan interpersonal dengan kontribusi sebesar 65%, sehingga peningkatan dari prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari terhadap mata pelajaran biologi adalah pencerminan dari kecerdasan interpersonal siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sholihah, et al. (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar sehingga semakin tinggi kecerdasan interpersonal siswa maka hasil belajar kognitif biologi cenderung semakin tinggi. Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian Yustantina (2009) yang menyatakan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi rata-rata mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah dan juga penelitian yang dilakukan oleh Dewi, et al. (2014) yang menyatakan bahwa siswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik dari pada siswa dengan kecerdasan interpersonal sedang dan rendah. Fakta ini menunjukkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari memiliki kecerdasan interpersonal diatas rata-rata yakni 65% artinya siswa memiliki relasi yang baik dengan sesamanya, jika tidak maka menurut Hartup dalam Hurlock (1995) siswa memiliki peluang lebih besar untuk
5 mengalami gangguan neurotik dan psikotik, kenakalan, gangguan seksualitas, serta penyesuaian diri di masa dewasa. Siswa dengan hubungan sebaya yang positif lebih matang dan mampu menyesuaikan diri di masa dewasanya. Fakta ini bisa dilihat dari tingginya angka kenakalan remaja dan perilaku buruk, yang secara signifikan lebih tinggi di kalangan anak yang mengalami kesulitan bergaul dengan sebayanya sewaktu masa kanakkanaknya (Conger dan Miller, 1966). Atas dasar itulah, maka siswa perlu memiliki kecerdasan interpersonal agar mampu dan terampil bergaul dengan sebayanya dan di satu sisi anak akan terhindar dari berbagai gangguan neurotik, psikotik dan lainnya, di lain pihak siswa dengan kecerdasan interpersonalnya akan mudah berhubungan dengan orang lain secara harmonis dan efisien, khususnya mampu untuk memahami dan berempati dengan perasaan orang lain, memperlakukan orang lain dengan kesopanan, kehangatan, dan pemahaman, dan tahu cara yang tepat memperlakukan orang lain dan menangani masalah-masalah sehari-hari yang dihadapinya (Maltby, et al. 2007). Kontribusi Keterampilan Metakognitif Terhadap Prestasi Belajar Biologi Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan metakognitif atau yang lebih dikenal dengan istilah berpikir bagaimana berpikir atau belajar bagaimana belajar merupakan satu hal yang sangat penting. Banyak hasil penelitian yang telah membuktikan bahwa sebenarnya metakognitif sangat berperan terhadap keberhasilan seseorang. Berdasarkan uji hipotesis membuktikan bahwa siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kendari memiliki prestasi belajar yang dipengaruhi oleh keterampilan metakognitif dengan kontribusi sebesar 54% dan sisanya sebesar 46% dipengaruhi oleh variabel lain. Beberapa teori pendukung menyatakan bahwa metakognitif memberikan sumbangan berarti terhadap kesuksesan dalam belajar, hal ini terjadi mengingat metakognitif memungkinkan siswa untuk dapat mengelola kecakapan dan menemukan kelemahan mereka dan akan memperbaiki dengan kecakapan berikutnya (Imel, 2002). Jacobs dan Paris (1987) menyatakan bahwa metakognisi adalah cerminan belajar tentang pengetahuan pemprosesan kognitif (self management) yang terdiri dari merencanakan, mengevaluasi, dan meregulasi. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa bila siswa telah menerapkan keterampilan metakognitif, maka siswa cenderung akan berlatih pentingnya cara belajar, kemanjuran dalam belajar, emosi dan respon untuk belajar, atau motivasi untuk belajar (Tamaela, 2010). Keterampilan metakognitif ditinjau dalam empat komponen yaitu planning, monitoring, evaluating, dan revising. Keempat komponen ini merupakan kendali kunci proses belajar siswa. Peters (2000) menyatakan bahwa keterampilan
metakognitif menjadikan siswa berkembang menjadi siswa mandiri karena mendorong mereka menjadi manager kelas atas dirinya sendiri serta menjadi penilai atas pemikiran dan pembelajaran sendiri. Kontribusi keterampilan metakognitif terhadap prestasi belajar siswa pada penelitian ini diperkuat oleh beberapa penelitian sebelumnya yaitu penelitian Kaberman dan Dori (2009) menyatakan bahwa keterampilan metakognitif merupakan salah satu faktor yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan prestasi belajar, Countinho (2007) bahwa latihan metakognitif akan memberikan sumbangan terhadap peningkatan hasil belajar siswa, dan diperkuat oleh pendapat Livington (1997) menyatakan bahwa metakognitif memegang salah-satu peranan kritis (sangat penting) agar pembelajaran berhasil. Metakognitif mengarah pada kemampuan berpikir tinggi (high order thinking) yang meliputi kontrol aktif terhadap proses kognitif dalam pembelajaran. Aktifitas seperti merencanakan bagaimana menyelesaikan tugas yang diberikan, memonitor pemahaman, dan mengevaluasi perkembangan kognitif merupakan metakognitif yang terjadi sehari-hari. Metakognitif atau berpikir merupakan alat yang sangat penting dalam belajar dan kemampuan berpikir mengenai apa yang sedang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dengan cara mendalam akan membantu untuk meningkatkan pemahaman dan menungkinkan perubahan pemahaman. Perubahan pemahaman yang dimaksud adalah perubahan pemahaman siswa terhadap keadaan dirinya sendiri terutama pada kegiatan merencanakan, memonitoring, mengevaluasi, dan merevisi kegiatan pembelajarannya. Jika hal tersebut terjadi maka secara positif akan membawa dampak terhadap keterampilan metakognitifnya. Berdasarkan pendapat dan hasil penelitin tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar adalah keterampilan metakognitif. Siswa dengan prestasi belajar yang tinggi akan memiliki keterampilan metakognitif yang tinggi pula karena siswa tersebut memiliki kemampuan untuk mengakses kognitifnya, memiliki kemampuan untuk memonitor perkembangan belajarnya, mereka menjadi tahu apa yang sudah mereka ketahui dan apa yang belum mereka ketahui sehingga dapat menerapkan strategi kognitif yang tepat. Dengan kata lain siswa yang memiliki keterampilan metakognitif yang baik akan menunjukkan prestasi belajar yang baik pula bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki keterampilan metakognitif rendah. Kontribusi Kecerdasan Naturalis, Kecerdasan Interpersonal, dan Keterampilan Metakognitif Terhadap Prestasi Belajar Biologi Hasil pengujian hipotesis menunjukkan secara parsial kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan keterampilan metakognitif
6 berkorelasi kuat terhadap prestasi belajar Biologi siswa dengan kontribusi sebesar 74%. Hasil uji hipotesis tersebut membuktikan bahwa siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kendari memiliki prestasi belajar yang dipengaruhi oleh kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan keterampilan metakognitif khususnya pada mata pelajaran Biologi. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2015) menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa kelas XII SMAN di Kabupaten Konawe Selatan dipengaruhi oleh keterampilan metakognitif, motivasi, dan gaya belajar dan penelitian yang dilakukan oleh Jayantika, et al. (2013) yang menyimpulkan bahwa bakat numerik, kecerdasan spasial, dan kecerdasan logis matematis berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap prestasi belajar. Prestasi belajar menurut Nasution (2001) merupakan penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran yang lazim diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru. Bila angka yang diberikan guru rendah, maka prestasi siswa dianggap rendah, dan bila angka yang diberikan guru tinggi, maka prestasi siswa dianggap tinggi dan sekaligus dianggap sebagai siswa yang sukses dalam belajar. Kesuksesan dalam belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, sebagaimana yang diungkapkan oleh Sriyono (2012) faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri meliputi kesehatan jasmani, panca indra, intelegensi, minat dan motivasi, serta cara belajar siswa, dan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Faktor internal menurut Clark; Sudjana, (2000) dalam Jayantika, et al. (2013) lebih banyak mempengaruhi prestasi belajar siswa dibandingkan faktor eksternal. Hasil penelitian ini juga mengindikasikan hal yang sama, dimana faktor internal seperti kecerdasan naturalis dan interpersonal serta keterampilan metakognitif memberikan kontribusi sebesar 74% terhadap peningkatan prestasi belajar Biologi siswa. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Wibowo, et al. (2013) yang menyatakan terdapat kontribusi signifikan secara simultan kemampuan numeric dan inteligensi terhadap prestasi belajar. Selain faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar, tentunya tidak dapat mengesampingkan faktor eksternal seperti ketepatan model pembelajaran turut andil berkontribusi terhadap prestasi belajar siswa. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Heming (2008) dalam Sholikhah, et al. (2014) menyimpulkan bahwa dengan penerapan teori kecerdasan majemuk di dalam kelas, siswa akan lebih baik pemahamannya terhadap materi ajar sehingga prestasi belajarnyapun meningkat.
Pernyataan tersebut juga didukung dengan penelitian Chen (2005) dalam Sholikhah, et al. (2014) yang menyatakan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan memperhatikan kecerdasan majemuk yang ada di dalam kelas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Chikmiyah dan Sugiarto (2012) yang menyatakan adanya hubungan antara pengetahuan metakognitif dengan hasil belajar siswa pada penerapan strategi TPS. Berdasarkan temuan penelitian yaitu hasil analisis data deskriptif maupun analisis inferensial menunjukkan bahwa kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan keterampilan metakognitif memiliki kontribusi terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari baik secara parsial maupun secara simultan. Oleh karena itu, pengembangan kemampuan siswa dalam merencanakan, memonitoring, mengevaluasi, dan merevisi proses belajarnya masih perlu ditingkatkan melalui keterampilan metakognitif dan bagi guru sebagai pendidik sebaiknya memberikan perhatian lebih untuk mengorganisir kelas sedemikian rupa hingga semua siswa dengan kecerdasan yang berbeda bisa menyerap materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. KESIMPULAN 1.
2.
3.
4.
Kecerdasan naturalis berkontribusi terhadap prestasi belajar Biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari dengan besar kontribusi 56%. Kecerdasan interpersonal berkontribusi terhadap prestasi belajar Biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari dengan besar kontribusi 65%. Keterampilan metakognitif berkontribusi terhadap prestasi belajar Biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari dengan besar kontribusi 54%. Kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal dan keterampilan metakognitif berkontribusi terhadap prestasi belajar Biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari dengan besar kontribusi 74%.
DAFTAR PUSTAKA Agustian, A.G. 2002. ESQ: Emotional Spritual Quotient. Arga. Jakarta. Ahmad, S. 2015. Kontribusi Keterampilan Metakognitif, Motivasi, dan gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XII SMA Negeri di Kabupaten Konawe Selatan. Tesis, Pascasarjana Universitas Halu Oleo, Kendari. Ardila, C., Aloysius D.C., & Siti Z. 2013. Hubungan Antara Keterampilan Metakognitif Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa Kelas X dengan Penerapan Strategi Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) di SMA
7 Negeri 9 Malang. Jurnal Online.um.ac.id. Universitas Negeri Malang. Armstrong, T. 2013. Multiple Intelelligences in the Classroom Third Edition, Dyah Widya Prabaningrum. Kecerdasan Multipel di Dalam Kelas Edisi Ketiga. Indeks. Jakarta. Chikmiyah, C. & Bambang S. 2012. Relationship Between Metacognitive Knowledge and Student Learning Outcomes Through Cooperative Learning Model Type Think Pair Share on Buffer Solution Matter. Unesa Journal of Chemical Education, Vol. 1, No. 1: 55-61. Conger J.J. & Miller, W. C. 1966. Personality, Social Class, and Delinquency. Wiley. New York. Countinho, S.A. 2007. The Relationship Between Goals Metagocnition and Academic Success. Northem Ilionis University. United State of America Educate. Vol. 7 No. 1. Dewi, A.P., Tri A.K., & Budi U. 2014. Eksperimentasi Model Numbered Heads Together dengan make a match (NHT MM) dan Numbered Heads Together dengan Bamboo Dancing (NHT BD) Ditinjau dari Kecerdasan Interpersonal. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 2 No. 2. Fleetham, M. 2006. Multiple Intelligences; in Practice ienhancing self-esteem and learning in the classroom. Network Continuum Education. Stafford. Gardner, H. 1999. Intelligences Reframed: Multiple Intelligences for the 21st Century. Basic Books. New York. Hurlock, E.B. 1995. Developmental Psycholog: A Life Span Approach. Fifth Edition. Inc. McGraw-Hill. Hidayah, U.A. 2013. Hubungan antara Kecerdasan Naturalis dengan Hasil Belajar Biologi Siswa pada Materi Ekosistem; Penelitian Korelasi di Kelas X SMA Negeri 33 Jakarta. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta. Jayantika, I.T., I Made A., & I Gusti P.S., 2013. Kontribusi Bakat Numerik, Kecerdasan Spasial, dan Kecerdasan Logis Matematis Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri di Kabupaten Buleleng. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Program Studi Matematika, Vol. 2. Kaberman, Z. & Dori, Y.J. 2009. Metacognitionin Chemical Education: Question Posing in the Case-based Computerized Learning Environment. An International Journal of the Learning Sciences, 37(5), 403-436. Livingston, J.A. 1997. Metacognition: An Overview.
http://www.gse.buffalo.edu/fas/shuell/cep5 64/metacog.htm. Maret 2014. Maltby, J., Liz D., & Ann M. 2007. Personality, Individual Differences, and Intelligence. Pearson Education Limited. England. Ozdemir, P., Sibel G., & Ceren T. 2006. Educational Research: Enhancing Learning Through Multiple Intelligences. Journal Biologi Education Vol. 40 No. 2. Peters, M. 2000. Does Contructivist Epistemology Have a Place in Nurse Education. Journal of Nursing Education. Volume 39. Sholihah, I.M., Puguh K., & Bowo S. 2012. Kekuatan dan Arah Kemampuan Metakognisi, Kecerdasan Verbal, dan Kecerdasan Interpersonal Hubungannya dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Sukoharjo. Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 4 No. 1, 31-39. Sholikhah, O. H., Budiyono, & Dewi R. S. S. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Numbered Heads Together (NHT) pada Materi Garis Singgung Lingkaran Ditinjau dari Kecerdasan majemuk Siswa kelas VIII SMP Negeri Se-Kota Madiun Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika Vol. 2, No. 7, hal. 727-739. Sriyono. 2012. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kreativitas Berpikir Terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas VIII SMP Negeri seKabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Purworejo, Jawa Tengah. Semarang. Tamaela, E.S. 2010. Pengaruh Evaluasi Diri Tentang Kemampuan Metakognitif dan Keterampilan Metakognitif Terhadap Berpikir Kritis dan Kemampuan Memecahkan Masalah. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya, Surabaya. UNESCO. 2012. The Education of Global Monitoring Report: Youth and Skills Putting Education to Work. United Nations Educational. Prancis. Yalmanci, S.G. & Ali I.C.G. 2013. The Effects of Multiple Intelligence Theory Based Teaching on Students’ Achievement and Retention of Knowledge (Example of the Enzymes Subject). International Journal on New Trends in Education and Their Implications, Vol: 4 Issue 3. Young, A., & Jane D. F. 2008. Metacognitive Awareness and Academic Achievement in College Student. Journal of the Scholarship of Teaching and Learning. Vol. 8, No. 2. 1-10. Yustantina, E. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Student Team Achievement Divisions (STAD) Ditinjau
8 dari Kecerdasan Interpersonal Siswa: Studi Eksperimen Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009 Pokok Bahasan Suhu dan Kalor. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Wibowo, D. C., Nyoman D., & Sariyasa. 2013. Pengaruh Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Prestasi Belajar Matematika dengan Kovariabel kemampuan Numerik dan Inteligensi pada Siswa kelas V. Jurnal Penelitian Pascasarjana UNDIKSHA,Vol.3 No. 1. Wardhani, G. K., Ferdy S. R., & Marmi S. 2014. Metode Pembelajaran Fisika Berdasarkan Teori Multiple Inteligence Pada Materi Perpindahan Kalor. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 10, Nomor 3, hal 215-222.