Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Kolase Melalui Produk Kerajinan Tangan Dalam Mata Pelajaran SBK Di SDN Desa Lama Kec. Hamparan Perak T.P 2011/2012
Maria Veronika H Mesra Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini mengangkat masalah keadaan awal keterampilan siswa di kelas V SD Negeri 105280 Desa Lama Hamparan Perak terhadap mata pelajaran teknik kolase pada seni budaya dan keterampilan yang masih kurang memuaskan dengan penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru, dimana proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan pemberian tugas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, dilakukan dua siklus karena target hasil belajar yang dicapai sudah dapat terlaksana pada siklus dua. Setiap siklusnya terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian telah berhasil mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran “Demonstrasi” untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran teknik kolase. Hal ini terlihat pada peningkatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran serta peningkatan hasil belajar berupa karya keterampilan siswa dalam mengerjakan produk kerajinan teknik kolase yang ditugaskan oleh guru setiap siklusnya. Peningkatan aktivitas siswa terlihat sebagai berikut: pada siklus I rata-rata dari jumlah seluruh aspek yang diamati adalah 53,7%, pada siklus II jumlah rata-rata meningkat menjadi 80.0%. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa yang terlihat pada ketuntasan siswa dalam menyelesaikan karya kerajinan teknik kolase sebagai berikut: karya sebelumnya tanpa menggunakan metode demonstrasi siswa yang tuntas 10 orang (33,3%) dan setelah menggunakan metode demonstrasi pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 16 orang (53,3%), dan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai 28 orang (93,3%).
Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Keterampilan, Teknik Kolase. BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran seni budaya khususnya seni rupa di sekolah merupakan salah satu perantara siswa untuk mengetahui karya-karya kebudayaan Indonesia dan sebagai sarana siswa untuk terampil dan berkarya. Dalam pendidikan sekolah dasar terdapat mata pelajaran SBK (Seni Budaya Keterampilan). Di sini siswa diberikan pengenalan tentang berbagai macam jenis-jenis kesenian dan keterampilan, hal ini perlu diperhatikan dan dikembangkan oleh guru dengan
1
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
memberikan kesempatan yang baik kepada siswa dalam menciptakan karya seni rupa sebagai pernyataan ekspresinya. Tujuan pelajaran seni rupa, secara umum adalah mampu menciptakan sesuatu berdasarkan imajinasinya, mengembangkan kepekaan akan karya kreatif. Pada pelajaran seni rupa, siswa diperkenalkan berbagai macam media, alat dan bahan untuk dapat menghasilkan karya seni. Karya yang dihasilkan tidak harus selalu berbentuk dua dimensi seperti gambar atau lukisan, namun bisa berbentuk tiga dimensi. Siswa perlu mengetahui media, alat dan bahan apa yang mungkin dapat dijadikan karya seni misalnya, bahan-bahan yang berasal dari alam seperti daun kering, biji-bijian,dan lain sebagainya. Untuk menghasilkan sebuah karya seni, dibutuhkan ide kreatif dari siswa tersebut. Pembelajaran, dalam penelitian ini akan mencoba menerapkan metode demonstrasi pada siswa, metode ini adalah metode yang mempraktikkan langsung langkah-langkah pengerjakan karya kerajinan tangan. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat mengerti secara langsung bagaimana teknik pengerjaannya. Kelas yang akan diterapkan adalah kelas V (lima) di SDN Desa Lama Hamparan Perak karena kelas ini menurut survei, telah mengerjakan keterampilan seni namun nilai dari hasil karya masih tergolong rendah dan hanya sedikit siswa yang mencapai standar nilai yang dicapai. Langkah metode demonstrasi yang akan dilaksanakan ini sangat sederhana yaitu dengan teknik menempel (lebih dikenal dengan seni/teknik kolase), karena langkah ini mudah diterapkan bagi anak sekolah. Melalui kegiatan teknik kolase pada produk kerajinan tangan, siswa dapat menuangkan ide dan gagasannya secara bebas dan dari itu akan muncul kreativitas yang pada dasarnya merupakan suatu kemampuan individu dalam melahirkan gagasan untuk mencipta atau menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Diharapkan dengan metode demonstrasi ini siswa lebih mudah memahami teknis pengerjaannya, serta mendorong semangat untuk aktif berkarya. Pada akhirnya keaktifan siswa dalam belajar ini akan dapat meningkatkan hasil belajarnya. IDENTIFIKASI MASALAH 1.
2.
3. 4.
Pembelajaran SBK di kelas V masih didominasi dengan sajian teori dan dengan metode ceramah oleh guru sehingga pelajaran SBK kurang menarik bagi siswa. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat pada pelajaran SBK khususnya dalam keterampilan kerajinan tangan dengan teknik kolase. Hasil belajar SBK di kelas V masih rendah. Aktivitas belajar siswa selama ini kurang.
RUMUSAN MASALAH 1. Seberapa besar pengaruh metode pengajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar seni budaya dan keterampilan dengan teknik kolase pada kerajinan tangan? 2. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa dalam belajar SBK melalui produk kerajinan tangan teknik kolase? TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan metode demonstrasi pada produk kerajinan tangan teknik kolase. 2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa setelah penerapan metode demonstrasi.
2
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
MANFAAT PENELITIAN 1. Sebagai pengenalan karya teknik kolase pada produk kerajinan tangan, sehingga guru dapat mengarahkan siswa untuk membuat karya seni. 2. Bermanfaat bagi siswa dalam mempercepat pemahamannya pada pelajaran SBK khususnya praktik menciptakan karya kerajinan. BAB II KERANGKA TEORITIS 1. Metode Demonstrasi A. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk membantu siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana cara membuatnya? Terdiri dari bahan apa? Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya?. Setiap mata pelajaran dalam proses belajar mengajar, sering kali guru hanya memakai metode ceramah dan diskusi. Banyak pendapat ahli tentang pengertian metode demonstrasi antara lain : A.Tabrani Rusyan (1993 : 106) mengatakan bahwa “Metode Demonstrasi adalah merupakan pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan”. “Demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses” (Roestyah,N.K, 1991 : 83). Sehubungan dengan pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa metode demonstrasi adalah menunjukkan proses terjadinya sesuatu, agar pemahaman siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna serta hasil belajar yang lebih baik. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan (Morgan et al dalam buku Suprijanto 2008:143): 1. Demonstrasi cara Menunjukkan bagaimana mengerjakan sesuatu, ini termasuk bahanbahan yang digunakan dalam pekerjaan yang sedang diajarkan, memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, serta menjelaskan setiap langkah mengerjakannya. 2. Demonstrasi hasil Menunjukkan hasil dari beberapa praktik dengan menggunakan buktibukti yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan. B. Langkah-langkah Metode Demonstrasi Metode demonstrasi memiliki cara atau langkah-langkah kerja dalam penerapannya dalam sebuah pembelajaran di sekolah. Adapun langkah-langkah metode demonstrasi tersebut adalah sebagai berikut : a. Mempersiapkan alat dan bahan bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran. b. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan c. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa. Memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang disertai penjelasan tentang prosedur, ilustrasi dan pertanyaan. d. Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil demonstrasi. e. Evaluasi hasil belajar dan kesimpulan
3
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
Setiap pembelajaran perlu penerapan langkah yang tepat, baik adalam memilih metode dan media pembelajaran. Menurut H.E. Mulyasa (2009:188) Penerapan dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara berikut : 1. Mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri siswa serta mengurangi perasaan yang kurang menyenangkan. 2. Memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk berkomunikasi secara aktif dan terarah. 3. Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan penilaian hasil belajar. 4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter. 5. Melibatkan siswa secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. Pada dasarnya semua metode pembelajaran baik, tidak ada yang paling baik dan paling efektif, hal ini tergantung bagaimana cara guru menggunakannya dan menempatkannya sesuai dengan materi yang diajarkan. Dan memperhatikan kelemahan serta kelebihan pada metode yang dipakai. Penggunaan metode demonstrasi ini juga, menghindari pengajaran yang bersifat individualisme (tertuju hanya pada seorang saja) dan verbalisme (pengungkapan lewat kata-kata untuk mengungkapkan gagasan atau pengertian) (Mangunhardjana, 1997:232) 2. Hasil Belajar A. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar akan dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi(Tabrani Rusyan, 1993;8). a.
Ciri-ciri hasil belajar Dengan pengalaman yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran, maka akan terjadi perubahan, baik perubahan pada aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotor. Perubahan ketiga aspek tersebut di atas merupakan ciri-ciri hasil belajar yang diperoleh siswa. Ciri-ciri hasil belajar mengandung tiga hal, yaitu: kognitif, afektif, psikomotor. Sesuai dengan pendapat A.A. Gede Agung ( 1997 : 78) : 1. Hasil belajar kognitif merupakan kemajuan intelektual yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar dengan ciri-ciri sebagai berikut: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2. Hasil belajar afektif adalah perubahan sikap atau kecendrungan yang dialami siswa sebagai hasil belajar sebagai berikut: adanya penerimaan atau perhatian adanya respon atau tanggapan dan penghargaan. 3. Hasil belajar psikomotor merupakan perubahan tingkah laku atau keterampilan yang dialami siswa dengan ciri-ciri: keberanian menampilkan minat dan kebutuhannya, keberanian berpartisifasi di dalam kegiatan penampilan sebagai usaha/ kreatifitas dan kebebasan melakukan hal di atas tanpa tekanan guru atau orang lain. b.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Hasil belajar siswa selalu bervariasi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-foktor tersebut adalah faktor dalam dan faktor luar individu. a. Faktor dalam meliputi : keadaan, motivasi, minat, intelegensi dan bakat siswa. b. Foktor luar meliputi : fasilitas belajar, waktu, media belajar, dan cara mengajar
4
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
B. Kreativitas Hasil Belajar Peranan seni budaya dan keterampilan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar serta kreativitas siswa dalam berkarya. Menurut pendapat Chaplin (dalam Yeni Rachmawati, dkk), mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam permesinan, atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan metode-metode baru. Pelajaran seni budaya dianggap sebagai waktu beristirahatnya otak kiri dan bekerjanya otak kanan. Menurut Rogers (Munandar 1999) mengemukakan kriteria untuk produk kreatif: 1. Produk itu harus nyata 2. Produk itu harus baru 3. Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Kinerja Otak kiri dan kanan Otak kiri lebih mendominasi dalam proses berpikir menggunakan logika, kemampuan berbahasa, kemampuan menulis, serta ilmu pengetahuan dan matematika. Daya ingat otak kiri biasanya bersifat jangka pendek. Sedangkan otak kanan lebih berkaitan dengan kreativitas dan seni, misalnya Kemampuan musik dan kesenian, berimajinasi, kendali tubuh seperti penari. Daya ingat otak kanan bersifat jangka panjang. Oleh sebab itu dalam eksplorasi (penerapan) dan improvisasi (penggabungan) kita dituntut untuk berpikir secara lateral dan divergen (perhatian menyebar ke berbagai arah yang mungkin dilakukan), sebaliknya dalam tahap pembentukan karya kita wajib berpikir konvergen (memusat) yang menuju kesatu tujuan yaitu mewujudkan konsep menjadi karya yang sesuai rencana. (M. Dwi Marianto 2006:12) C. Hasil Belajar Seni Budaya Siswa diharapkan mampu menghasilkan hasil karya serta hasil belajar secara pengetahuan seni. Jadi kedua hal tersebut harus seimbang didapat oleh siswa. Dalam hal ini, diproses belajar mengajar harus disesuaikan oleh guru. Harus seimbang pengetahuan yang didapat oleh siswa baik itu teori atau praktik. Dalam keseimbangan ini, pelajaran seni budaya dan keterampilan memiliki peran penting dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam berkarya. 3. Teknik Kolase A. Pengertian Kolase Kata kolase yang dalam bahasa Inggris disebut ‘collage’ berasal dari kata ‘coller’ dalam bahasa Perancis yang berarti ‘merekat’. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik lainnya (Susanto, M., 2002:63 dalam http:www.e-dukasi.net/pengpop/pp). Berdasarkan beberapa defini kolase di atas maka secara umum kolase (collage) adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel potongan potongan kertas atau material lain untuk membentuk sebuah desain/rancangan tertentu. Dalam sejarahnya, seni kolase berkembang pesat di Venice, Italia, kirakira pada abad 17. Selanjutnya seni ini kian berkembang di Perancis, Inggris, Jerman dan kotakota lain di Eropa. Kolase menjadi media yang digemari kalangan seniman karena unik dan menuntut kreativitas tinggi. Pelukis Pablo Picasso, Georges Braque dan Max Ernst terkenal dengan karya lukis memakai teknik kolase kertas, kain dan berbagai objek lainnya.(http:www.e-dukasi.net/pengpop/pp)
5
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
B. Bahan dan Alat Digunakan Berkarya dengan teknik kolase, tentunya memerlukan bahan dan alat. Jenis peralatan dan teknik kolase disesuaikan dengan jenis bahan bakunya. Karena setiap bahan memiliki karakter yang berbeda-beda. Bahan-bahan yang bisa digunakan untuk karya seni kolase adalah sebagai berikut : 1. Kolase bahan olahan Bahan buatan/olahan yaitu bahan yang diolah dari bahan yang telah ada, seperti kertas atau plastik yang sebelum ditempel dibentuk terlebih dahulu. Kemudian disesuaikan dan ditempel dengan latar belakang atau objek gambar. Bahan olahan seperti kertas, kain perca, benang, kapas, plastik, kertas warna dan lain sebagainya. 2.Kolase dari bahan alam. Bahan yang digunakan berasal dari alam. Seperti daun-daun kering, biji-bijian, kulit jagung, kerikil, kulit telur, pasir. Dalam menggunakan bahan alam ini, warna yang dipakai warna alam dengan bentuk bahan yang beragam tentu dapat menghasilkan bentuk yang berbeda. 3. Kolase dari bahan bekas. Bahan yang baik yaitu bahan yang berwarna, mudah dibentuk dan mudah dilem. Dengan kemudahan tersebut akan lebih mudah membuat kolase (Cut Kamaril 2002:4.60). Bahan bekas maksudnya disini adalah bahan sisa dari barang yang banyak kita temui seperti potongan tripleks, potongan karet, kertas/plastik pembungkus makanan, tutup botol, logam, majalah. C. Prinsip Rancangan Kolase Untuk menggunakan teknik kolase, terdapat prinsip rancangan kolase yang harus kita perhatikan dalam berkarya. Beberapa prinsip rancangan yang dapat diaplikasikan pada kolase antara lain: 1. Irama Pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni (Sony, 2007:44). Merupakan penyusunan unsur-unsur visual yang ada atau pengulangan unsurunsur rupa yang diatur. Jenis pengulangan antara lain: repetitif, alternatif dan progresif. Secara nyata prinsip irama dapat berupa unsur-unsur rupa dari material kolase yang disusun berulang secara dinamis. 2. Keseimbangan Kesamaan bobot dari unsur-unsur rupa yang diatur. Jumlah unsur rupa yang ditata mungkin tidak sama namun nilai bobotnya seimbang. Keseimbangan ada beberapa jenis, antara lain: keseimbangan sentral/terpusat, keseimbangan diagonal, keseimbangan simetri dan keseimbangan a-simetris. Keseimbangan dalam kolase merupakan susunan bahan yang dipakai. 3. Kesatuan Merupakan susunan unsur-unsur visual yang membentuk suatu kesatuan yang saling bertautan membentuk komposisi yang harmonis dan utuh, sehingga tidak ada bagian yang berdiri sendiri. Untuk menciptakan kesatuan, unsur rupa yang digunakan tidak harus seragam, tetapi dapat berbeda atau bervariasi unsur bentuk, warna, tekstur dan bahannya. 4. Pusat perhatian Unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsur-unsur yang ada disekitarnya Untuk menciptakan pusat perhatian dalam kolase kita dapat menempatkan unsur yang paling dominan atau kontras.
6
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
D. Manfaat/Fungsi Kolase a. Melatih konsentrasi Butuh konsentrasi cukup tinggi bagi anak saat menempel bahan. Lambat-laun kemampuan konsentrasinya akan semakin terasah. Pada saat berkonsentrasi menempel dibutuhkan pula koordinasi pergerakan tangan dan mata. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otak di masa yang sangat pesat. b. Meningkatkan kreativitas Dalam berkarya tentu akan meningkatkan kreativitas siswa, hal yang mungkin paling mudah dilakukan adalah merekat/menempel yaitu dengan teknik kolase. Salah satunya yang menyediakan pilihan, baik warna, bidang tempel, karakter, atau lainnya yang memenuhi selera. c. Melatih ketekunan. Tak mudah menyelesaikan kolase dalam waktu cepat. Butuh ketekunan dan kesabaran saat mengerjakannya mengingat setiap bentuk harus dilepas dan ditempel satu per satu. d. Meningkatkan kepercayaan diri. Bila anak mampu menyelesaikannya, dia akan mendapatkan kepuasan tersendiri. Dalam dirinya tumbuh kepercayaan diri kalau dia mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kepercayaan diri sangat positif untuk menambah daya kreativitas anak karena mereka tidak takut atau malu saat mengerjakan sesuatu. 4. Kerajinan Tangan Kerajinan tangan merupakan aktivitas berkesenian dalam dunia pendidikan. Istilah kerajinan dapat diartikan dengan kecakapan melaksanakan, mengolah, dan menciptakan, benda. Jenis benda ini bermacam ragam, namun umumnya para ahli mengkategorikan dalam dua bagian, yakni benda kerajinan untuk hiasan dan benda kerajinan praktis. Pembelajaran kerajinan tangan pada mata pelajaran seni budaya di sekolah harus disesuaikan dengan perkembangan dan karakter siswa pada umumnya. Sejalan dengan tujuan dan fungsi pembelajaran kerajinan tangan yang berusaha mengembangkan keterampilan berkarya dan menumbuhkembangkan cita rasa keindahan. Sebagai bagian dari mata pelajaran seni budaya, seni rupa di sekolah bertujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan siswa agar berkreasi dan menghargai kerajinan tangan dan kesenian. Ada dua dimensi fungsi utama yang menjadi program kegiatannya yaitu, 1. Membekali seluruh siswa dengan pengenalan, apresiasi dan kesempatan menyalurkan ekspresi-kreatif. 2. Untuk mengembangkan bakat khusus kesenirupaan bagi anak berbakat senirupa. Kerangka Berpikir Pokok Bahasan Keterampilan tangan
SK/KD
PBM Metode Demonstrasi
Tugas kolase
Fead Back
Nilai
7
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
Hipotesis Tindakan Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis / dugaan sementara sebagai berikut : Jika penerapan metode demonstrasi teknik kolase pada produk kerajinan dalam pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efesien, maka diduga atau ditafsirkan hasil belajar siswa akan cenderung meningkat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Desa Lama untuk mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan kelas V yang beralamat di Jln. Umar Usman Dusun 2, Desa Lama Kec. Hamparan Perak Kab. Deli serdang. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari-Maret tahun ajaran 2011/2012. Siklus PTK PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan melalui pembelajaran metode demonstrasi. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V yang terdiri dari 30 siswa terdiri dari 15 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian ini terdapat teknik dan alat pengumpulan antara lain : a. Teknik Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Dokumentasi : dipergunakan untuk mendapatkan data berupa gambar dari aktivitas belajar dan hasil akhir karya. b. Alat Pengumpulan Data Tugas praktik karya kerajinan untuk mengukur hasil belajar siswa. Lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar seni budaya dan keterampilan. Kamera digital untuk mendapatkan gambar aktivitas siswa dan hasil karya siswa. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. 1. Hasil Belajar : dengan menganalisis karya-karya kerajinan yang telah dikerjakan. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi (sangat baik), sedang(baik), dan rendah(cukup baik dan kurang baik). 2. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar SBK : dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar SBK. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
8
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
3. Penerapan pembelajaran metode demonstrasi : dengan menganalisis tingkat keberhasilan penerapan metode demonstrasi kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil. Setelah data hasil pengamatan selama pembelajaran dan penilaian hasil praktik siswa dikumpulkan maka dilakukan analisis data. Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini antara lain : aktifitas siswa dalam mengerjakan prakarya, dan hasil belajar siswa. Adapun kriteria penilaian keterampilan kolase pada produk kerajinan tangan yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : Tabel 1 Penilaian pada kegiatan kolase pada produk N o
Nama siswa 1
2
Produk Keterampilan Fase Proses Fase Produk 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jmlh Skor 12
(Sumber: adaptasi instrument penilaian tesis Mhd. Badiran 1987:146) Perolehan skor dapat dicapai dengan : Nilai =
Jumlah skor yang dicapai Skor maksimum
X 100%
Ket : Fase Proses : Penilaian proses kerja dalam indikator yang dicapai 1 – 12 : Nomor indikator yang dinilai Fase Produk : Penilaian hasil produk dalam indikator yang dicapai Skor maksimum : Total skor tertinggi setiap indikator (60 point) Bobot penilaian setiap indikator adalah 1–5 point Jumlah skor adalah total perolehan indikator 1-12 BAB IV HASIL PENELITIAN Siklus I a. Guru mulai terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah kepada metode demonstrasi. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam mengajar menggunakan metode demonstrasi mencapai 65%. Guru masih menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas kepada siswa, oleh karena itu saat menggunakan metode demonstrasi guru berusaha menyesuaikan pembelajaran yang dibawakannya. Sebelum guru mengupayakan peningkatan aktivitas siswa, terlebih dahulu guru harus bisa menguasai metode dan materi pelajaran. Sehingga siswa akan lebih aktif jika yang mengajar ikut aktif dan bersemangat. b.
Dari lembar obervasi siswa, dikategorikan baik. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran mencapai 55%. Setelah aktivitas guru meningkat, tentu saja aktivitas siswa sedikitnya mulai menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik. Karena guru yang memberikan contoh terlebih dahulu kepada siswa, maka siswa akan meniru pengajarnya tersebut. Semakin aktif guru dalam proses belajar besar kemungkinan mempengaruhi aktivitas siswa dalam belajar.
9
Nilai
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
c.
60% dari siswa yang mengikuti pembelajaran, masih ada yang belum dapat menyesuaikan waktu pada pengerjaan, karena itu sebagaian siswa belum dapat menyelesaikan karya dengan baik. Mendapatkan pengalaman baru dalam berkarya, tentunya akan membuat siswa makin bersemangat untuk bisa menyelesaikannya sebaik mungkin, ditambah kegiatan keterampilan ini menunjukkan proses belajar yang bebas, aktif, dan kreatif. Namun karena siswa terbiasa dengan pemberian tugas di rumah, maka mereka kurang mampu menyesuaikan waktu pelajaran, sehingga sebagian karya siswa pada siklus pertama belum dapat diselesaikan dengan baik. Hasil yang diperoleh siswa dalam karya keterampilan yang dikerjakan adalah rata-rata 74%, hasil ini sudah terbilang cukup baik dalam pelaksanaan pertemuan pertama, namun masih belum mencapai target yang diharapkan yaitu 75%. Siklus II a. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses belajar telah didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam menciptakan susasana pembelajaran yang menyenangkan bebas, aktif, dan kreatif yang mengarah pada metode demonstrasi. Dapat dibandingkan pada hasil observasi siswa pada siklus pertama 55%, menjadi 80% pada siklus kedua. Siswa mulai menjadi lebih aktif dalam belajar khususnya dalam proses belajar mengajar seni budaya, sebab pelajaran ini lebih mengarah ke pembelajaran yang bebas, aktif, dan kreatif dalam arti dapat mengerjakan karya sesuai dengan keterampilan dan kemampuan yang mereka miliki, ditambah dengan metode baru dan bimbingan langsung dengan guru. b. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sudah mengarah pada metode demonstrasi secara lebih baik. Siswa mulai mampu aktif dan kreatif dalam melaksanakan kegiatan keterampilan seni kolase dan mengerjakannya tepat waktu. Hasil refleksi pada siklus kedua ini, telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Karenanya siswa telah mampu menyesuaikan waktu dengan pengerjakan karya keterampilan yang diberikan kepada mereka. Tentunya siswa telah belajar dari pengalaman waktu siklus pertama. c. Meningkatnya hasil karya siswa pada produk kerajinan tangan yang diterapkan melalui teknik kolase, karena guru secara intensif membimbing dan memperagakan metode kerja dengan efektif kepada siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi guru pada siklus kedua meningkat dari 65% pada siklus pertama, menjadi 85% pada siklus kedua. Karya keterampilan siswa pada siklus kedua ini, mengalami perubahan. Siswa telah menguasai teknik dan bahan yang dipakai dibandingkan dengan siklus pertama karena siswa masih canggung dan bahan yang disediakan (bahan alam misalnya kulit telur, pasir, biji saga). Semua bahan mampu mereka terapkan pada produk kerajinan tangan, pada siklus pertama belum semua bahan dapat mereka terapkan pada produk kerajinan tangan yaitu berupa kotak serba guna. Hasil yang diperoleh siswa dalam karya keterampilan yang dikerjakan adalah rata-rata 80%, perolehan ini sudah terbilang sangat baik dari target yang diharapkan yaitu 75%. Karena hasil belajar yang dicapai sudah melampaui target maka kegiatan penelitian ini cukup pada pertemuan kedua.
10
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
BAB V Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian terhadap sekolah SDN Desa lama pada mata pelajaran SBK (Seni Budaya Keterampilan) dengan materi kolase, maka dapat disimpulkan penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar kolase pada siswa melalui produk kerajinan tangan yaitu berupa kotak serba guna. Hal ini dapat dilihat dari hasil pembelajaran sebagai berikut : 1. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa pada siklus I rata-rata 55% menjadi 80% di siklus II. Hal ini karena guru terlibat langsung dalam proses belajar belajar, siswa jadi lebih bersemangat karena contoh karya dipraktikkan langsung oleh guru. 2. Meningkatnya hasil keterampilan siswa pada mata pelajaran SBK materi keterampilan kolase, dilihat dari hasil karya siswa yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode demonstrasi. Karena dilakukan dalam dua siklus, siswa menjadi lebih dapat belajar dari pengalaman siklus pertama. Saran Pembelajaran metode demonstrasi pada mata pelajaran SBK, bisa berjalan sesuai dengan perencanaan dan dapat dilaksanakan dengan baik serta meningkatkan hasil belajar siswa, maka hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut : 1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran metode demonstrasi sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran SBK khususnya dalam bidang praktik, untuk meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa. 2. Guru yang mengajar pada mata pelajaran SBK, merupakan guru yang memang berada pada bidang tersebut, sehingga tidak ada kesulitan bagi guru jika mempraktikan/mendemonstrasikan karya yang akan dikerjakan oleh siswa. 3. Karena kegiatan ini dapat bermanfaat bagi guru maupun siswa, maka sangat diharapkan agar kegiatan pembelajaran ini dapat dilakukan pada mata pelajaran praktik lainnya. Sekolah hendaknya dapat menyediakan sarana dan prasarana bagi siswa khususnya di bidang seni (seperti kegiatan ekstrakulikuler), agar siswa yang terampil dapat menghasilkan karya yang lebih baik.
11
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi…
DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede, 1997. Pengantar Evaluasi Pengajaran. Singaraja : STKIP. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta __________ . 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike.1992. Quantum Learning (Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan). Alwiyah Abdurrahman. 2003. Bandung : Kaifa Johnson, Elaine B. 2002. CTL (Contextual Teaching & Learning). Bandung: Penerbit Kaifa. Kamaril, Cut, dkk. 2002. Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Kunandar. 2010. Langkah Mudah PENELITIAN TINDAKAN KELAS Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajawali Pers Malcolm C. Dorothea. 1972. Design Element and Principles. American : Davis Publication, Inc. Mangunharjana A. 1997. Isme-isme Dalam Etika dari A Sampai Z. Yogjakarta:Kanisus Muharam, dkk. 1991. Pendidikan Kesenian II Seni Rupa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mulyasa, H. E. 2009. Implementasi (KTSP) Kemandirian Guru & Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Munandar, Utami. 1999. Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Rachmawati dan Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers Rusyan Tabrani, 1993. Proses Belajar Mengajar Yang Efektif tingkat Pendidikan Dasar. Bandung : Bina Budhaya. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabet. Sony, Dharsono. 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains Suharso & Ana Retnoningsih. 2005. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Semarang : CV Widya Karya Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa (Dari Teori Hingga Aplikasi). Jakarta : Bumi Aksara. Tim bina karya guru, 2007. Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD kelas V, Jakarta: Penerbit Erlangga. Wenham Martin. 2003. Understanding Art (A guide for teachers). London EC 2A: P.C.P (Paul Chapman) Publishing. http:www.e-dukasi.net/pengpop/pp (12November 2011) http://kerajinantangan.wordpress.com (19 November 2011) http://wawasanvisual.blogspot.com (6 Desember 2011)
12