MANUAL VIDEO INTERAKTIF KAMERA DSLR α200 DENGAN APLIKASI MACROMEDIA DIRECTOR MX 2004 DAN MACROMEDIA FLASH 8
Naskah Publikasi
diajukan oleh Sri Danarto 05.12.1061
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
ii
INTERACTIVE MANUAL VIDEO FOR α200 DSLR CAMERA USING MACROMEDIA DIRECTOR MX 2004 DAN MACROMEDIA FLASH 8 MANUAL VIDEO INTERAKTIF KAMERA DSLR α200 DENGAN APLIKASI MACROMEDIA DIRECTOR MX 2004 DAN MACROMEDIA FLASH 8 Sri Danarto Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT
Camera DSLR SONY α200 is a camera using digital technology. Digital technology suppose to make camera operational easier but sometimes it harder. So, it is needed to get user guide to operate DSLR SONY α200 and it’s function. Supplied English Manual book in selling package can not solve the problem because most of Indonesian people are lazy to read and difficult to understand English. Indonesian user guide using Multimedia expected to solve the problem. Multimedia user guide which made by Adobe Flash CS3 is a development of manual book, then most of the content of manual video taken from manual book. Indonesian Manual video made using composite application structure. After
manual
video done then it is needed to make a laboratory testing and field testing, the result is satisfy. The result of qualitative survey show that user is easier to understand DSLR SONY α200 operation after following the instruction from manual video for DSLR SONY α200. It is because manual video more interesting, Indonesian people easier to understand Indonesian language. Keyword: user guide DSLR SONY α200K, Indonesian language user guide, DSLR SONY α200K, multimedia
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi memberikan kontribusi yang amat besar terhadap kemajuan dan pengembangan industri perekaman gambar. Hal ini kaitannya, kamera dalam penangkapan gambar yang dulunya menggunakan teknologi mekanik lalu semi digital hingga sekarang menggunakan teknologi digital. Kamera dahulu dikenal oleh masyarakat sebagai suatu media penangkap gambar saja sekarang telah menjadi sebuah wadah ekspresi seni, pendokumentasian, hingga alat bukti di pengadilan. Pada awal penciptaanya, inti dari sebuah kamera adalah membekukan cahaya yang masuk ke dalam sebuah film sekarang tergantikan oleh CMOS. Perbedaan alat perekam tadi ternyata dibarengi dengan perbedaan jumlah mode tambahan yang cukup signifikan namun mode-mode itu tadi justru tidak pernah digunakan tanpa pengetahuan pengguna pada fungsi tersebut. Terkadang sebuah manual book yang disediakan pada paket penjualan kamera tersebut menjelaskan dengan lengkap dan mendetail tentang fungsi tombol-tombol tersebut, walaupun tidak sedikit manual book yang menjelaskan seadanya. Untuk itu dibutuhkan sebuah alat atau media yang mampu mengajari calon pengguna kamera tanpa memerlukan waktu yang lama dan membosankan. Berdasar landasan masalah pada sub-bab sebelumnya, maka muncul beberapa pertanyaan yang nantinya terjawab pada akhir skripsi ini. 1. Apakah penggunaan bahasa Indonesia pada petunjuk penggunaan bisa mempermudah masyarakat Indonesia dalam memahami petunjuk penggunaan? 2. Apakah petunjuk penggunaan berbentuk manual video untuk DSLR SONY α200 mampu mempermudah penyampaian informasi kepada pengguna DSLR SONY α200?
4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka Buku yang dijadikan referensi untuk pembuatan skripsi ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan DSLR SONY α200K, fotografi, adobe flash dan multimedia. Buku utama yang sangat penting dalam pembuatan manual video DSLR SONY α200K ini adalah manual book DSLR SONY α200 yang disertakan dalam penjualan DSLR SONY α200. Manual book DSLR SONY α200 dicetak dalam kertas putih berukuran 10,5cm x 15cm setebal 158 halaman dengan tinta berwarna hitam. Manual video DSLR SONY α200K yang dibuat setidaknya memuat isi dari manual book DSLR SONY α200 ini. 2.2 Definisi Multimedia dan DSLR 2.2.1 Definisi Multimedia Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Dalam definisi ini terandung empat komponen penting multimedia. Pertama, harus ada komputer yang mengkooordinasikan apa yang dilihat dan didengar, yang berinteraksi dengan kita. Kedua, harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung. Keempat, multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi . (M.Suyanto,2003 1
halaman 21). 2.2.2 Definisi DSLR (Digital Single Lens Reflector) DSLR
adalah
alat perekam
gambar
diam
berteknologi
digital dengan
menggunakan reflex lensa tunggal. Alat perekam gambar pada kamera SLR analog yang dulunya menggunakan film, sekarang ini menggunakan teknologi digital karena alat perekam diganti dengan CMOS (Complementary metal–oxide–semiconductor ) atau CCD (charge-coupled device) yang seterusnya disimpan dalam memory card. Reflex lensa jenis tunggal terdapat prisma untuk meneruskan gambar yang diamati. Pada jenis lensa tunggal ini dapat dikatakan apa yang terlihat pada pengamatan
1
M.Suyanto,2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing ,Andi Offset, halaman 21
5
2
merupakan apa yang nantinya menjadi gambar . (Yannes Irwan Mahendra, 2008 halaman 6). 2.3 Objek-objek Multimedia Terdapat 6 jenis objek multimedia yaitu: teks, grafik, bunyi, video, animasi dan 3
software (M.Suyanto, 2003. halaman 255.) 2.4 Perkembangan Multimedia Perkembangan multimedia mengikuti perkembangan internet, maka multimedia merupakan pasar yang pertumbuhannya tercepat di dunia saat ini. Pada saat ini, internet menghubungkan ratusan ribu jaringan berbeda lebih dari 200 negara diseluruh dunia. Lebih dari 400 juta orang bekerja dalam bidang pengetahuan, pendidikan, pemerintahan, 4
dan bisnis dengan organisasi seluruh dunia . (M.Suyanto, 2003. halaman 23) 2.5 Pengembangan Sistem Multimedia Pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembang sistem multimedia sebagai berikut: mendefinisikan masalah, studi kelayakan, melakukan analisis kebutuhan, merancang konsep, merancang isi, menulis naskah, memproduksi sistem, melakukan tes pemakai, menggunakan sistem dan memelihara sistem. 2.6 Struktur Aplikasi Multimedia Ada empat struktur sistem informasi multimedia dimana masing-masing struktur memiliki tujuan dan kegunaan yang berbeda-beda. Adapun struktur sistem informasinya 5
adalah (Tay Vaughan, 2004 h 367.): 2.6.1 . Linear Pengguna melakukan navigasi secara berurutan, dari frame atau bite informasi satu ke yang lainnya. Berikut gambar strukturnya:
Gambar 2.1 Struktur Linear 2.6.2 Hierarki Disebut juga “linier dengan percabangan“, karena pengguna melakukan navigasi disepanjang cabang pohon struktur yang terbentuk oleh natural logic dari isi.
2
Yannes Irwan Mahendra, 2008.Dari Hobi Jadi Profesional,Andi Offset, halaman 6 M.Suyanto, 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, halaman 255 4 M.Suyanto, 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, halaman 23 5 Tay Vaughan, 2004. Multimedia: Making It Work, halaman 367 3
6
Gambar 2.2 Struktur Hierarki 2.6.3 Non Linier Pengguna melakukan navigasi dengan bebas melalui isi proyek, tidak terikat dengan rute yang telah ditetapkan sebelumnya.
Gambar 2.3 Struktur Non Linier 2.6.4 Komposit Pengguna melakukan navigasi dengan bebas (secara linier), tetapi terkadang dibatasi oleh presentasi linier film atau informasi kritis atau pada data yang paling terorganisasi secara logis dalam suatu hierarki.
Gambar 2.4 Struktur Komposit 2.7 Software Yang Digunakan Software yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah Adobe Photoshop, Adobe Flash CS3, Corel Draw, Youtube Downloader, Adobe Soundbooth CS3.
7
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Tinjauan Umum Objek penelitian saya kali ini adalah manual book yang dikembangkan menjadi manual video. Tentu saja untuk mendukung hal tersebut saya diharuskan juga untuk meneliti dan menguasai hal-hal yang diterangkan oleh manual book DSLR SONY α200 dan DSLR SONY α200K itu sendiri. Kamera DSLR SONY α200 adalah kamera berjenis DSLR atau Digital Single Lens Reflector (Reflektor Lensa Tunggal bersensor Digital). Dalam kamera DSLR terdapat sebuah cermin yang merefleksikan cahaya yang masuk melalui lensa yang kemudian diteruskan ke lubang intip, ini menyebabkan cahaya yang kita lihat dalam lubang intip sama persis seperti cahaya yang masuk melalui lensa. Ketika tombol shutter ditekan, reflektor akan terbuka dan cahaya yang tadinya dipantulkan ke lubang intip akan masuk ke CCD yang nantinya diolah menjadi digital. CCD adalah sensor pengganti film pada kamera analog, CCD pada SONY α200K merupakan sensor beresolusi 10,2 megapiksel dengan ukuran 23.6 x 15.8 mm dengan tipe APS-C. APS-C merupakan ukuran yang diequivalenkan dengan film ukuran 35mm walaupun sensor itu tidak berukuran 35mm sehingga gambar yang diperoleh dengan sensor APS-C sama dengan gambar yang diperoleh dengan sensor 35mm. Sensor ini mampu menangkap cahaya dengan sensitivitas ISO (International Standard Organzation) dalam angka 100-200-400-800-1600-3200. Gambar yang dihasilkan oleh sensor ini dapat berupa Jpeg dan RAW, yang selanjutnya disimpan dalam memori berjenis Compact Flash (Type I, Type II), Microdrive Slot Expandable. Shutterspeed yang bisa diraih DSLR SONY α200K dalam adalah BULB,30”,1/4000. Dengan fasilitas tambahan SuperSteadyShoot yang dapat meredam getaran. Selain itu disertakan sebuah flash internal dengan guide number 12. Pada paket penjualan SONY α200K, SONY menyertakan sebuah lensa Sony DT 18-70 mm F3.5 - F5.6 Kit Lens. Sistem pedoman yang lama menggunakan buku cetak setebal 158 halaman dengan ukuran 10cm x 15cm. Isi manual book tersebut adalah pengenalan DSLR SONY α200 beserta peket penjualannya, petunjuk pengoperasian dan fungsi-fungsi kamera dan petunjuk koneksi ke komputer. Manual book SONY α200 ditulis dalam bahasa inggris sehingga menyulitkan sebagian orang yang tidak menguasai bahasa tersebut. Sedangkan manual video yang saya buat nantinya akan berupa aplikasi *.exe yang menggunakan bahasa Indonesia.
8
Isi dari manual video ini diambil dari sistem pedoman lama yaitu manual book, ditambah beberapa tips dan trik yang saya dapatkan dari internet atau pengalaman saya selama menggunakan kamera tersebut. 3.2 Analisis 3.2.1 Analisis Kelemahan Sistem Metode analisis SWOT dapat digunakan untuk menganalisis kelemahan sistem. Tabel 3.1 Analisis SWOT INTERNAL
EKSTERNAL Opportunity: • Sebagian masyarakat Indonesia tidak terlalu memahami bahasa Inggris. • Masyarakat Indonesia masih mengutamakan harga dalam bahan pertimbangan pemilihan barang (lebih memilih barang yang gratis). Thread: • Banyak aplikasi serupa yang muncul yang disertakan oleh pabrikan.
Streght: • Menggunakan video dan suara sebagai petunjuk sehingga memudahkan pengguna dalam mengikuti petunjuk tersebut. • Berbentuk *.exe sehingga tidak perlu menginstal aplikasi tambahan. • Menggunakan bahasa Indonesia. • Dapat berjalan pada Windows berplatform 32 bit maupun 64 bit. Strategi SO: • Aplikasi yang menggunakan bahasa Indonesia memudahkan masyarakat Indonesia yang tidak terlalu memahami bahasa Inggris. • Sifatnya yang freeware menjadikan masyarakat Indonesia tertarik untuk memiliki aplikasi ini karena gratis.
Weakness: • Untuk melakukan update harus melakukan penggantian pada seluruh aplikasi.
Strategi ST: • Sifatnya yang freeware membuat aplikasi ini dapat disebar ke siapapun dan tidak perlu melakukan proses instalasi, tidak seperti aplikasi pabrikan yang memerlukan instalasi untuk dapat menjalankan aplikasinya.
Strategi WT: • Penyediaan aplikasi ini secara freeware dapat menutup kelemahan dan ancaman yang muncul.
9
Strategi WO: • Pengutamaan barang yang gratis dalam masyarakat Indonesia bisa menutup beban update yang cukup besar.
3.2.2 Analisis Kelayakan Sistem 3.2.2.1 Teknis Manual video DSLR SONY α200K dibuat dengan sistem operasi berbasis Windows, sehingga dapat dijalankan pada sistem operasi Windows XP, Windows Vista maupun Windows 7. Manual video DSLR SONY α200K berbentuk executable file (*.exe), sehingga pengguna nantinya dapat menjalankan Manual video
ini tanpa melakukan
instalasi aplikasi tambahan lain. Spesifikasi hardware yang dibutuhkan untuk menjalankan manual video
ini
adalah Prosesor Intel core duo, AMD Athlon X2 atau prosesor lain yang setara, RAM 1GB, optical drive DVD ROM. Sedangkan komputer/ laptop yang sekarang beredar memiliki spesifikasi prosesor Intel Core i3 atau prosesor lain yang setara, RAM 1GB, optical drive DVD ROM, sehingga dapat dipastikan aplikasi ini dapat berjalan pada komputer yang beredar sekarang ini. 3.2.2.2 Strategi Sebuah aplikasi multimedia dapat mempengaruhi pelayanan pada pelanggan, begitu juga dengan manual video DSLR SONY α200K. Dengan memberikan sebuah petunjuk penggunaan yang menarik dan mudah dimengerti maka pelayanan terhadap pelanggan semakin meningkat. Nilai produk DSLR SONY α200K juga semakin meningkat di mata pelanggan. 3.2.2.3 Ekonomi Kelayakan sistem dari segi ekonomi dapat dihitung menggunakan analisis biaya. Biaya produksi manual video DSLR SONY α200K terdiri dari: Personil
Harga
Sistem Analis
Rp
Kameramen
Rp 1.000.000,00
Model Peraga
Rp
Programmer
Rp 6.000.000,00
Designer
Rp 6.000.000,00
Total =
Rp 19.500.000,00
6.000.000,00 500.000,00
3.2.3 Analisis Kebutuhan Sistem 3.2.4 Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses tertentu yang nantinya dilakukan oleh sistem.Kebutuhan fungsional juga berisi informasi-informasi yang harus dihasilkan oleh sistem.
10
Kebutuhan fungsional manual video DSLR SONY α200K antara lain: 3.2.4.1 Sistem harus dapat menampilkan panduan penggunaan DSLR SONY α200K sesuai dengan urutan pada buku manual atau acak. a. Sistem menampilkan panduan penggunaan secara berurutan jika pengguna menekan tombol perintah secara berurutan mulai dari [HOME] sampai [LAINLAIN]. b. Sistem menampilkan panduan penggunaan secara dengan menekan tombol apapun yang diinginkan pengguna. 3.2.4.2 Sistem mampu menampilkan panduan penggunaan DSLR SONY α200K secara interaktif dan menarik. a. Sistem mampu merespon perintah melalui tombol. b. Sistem mampu menampilkan video penggunaan DSLR SONY α200K. 3.2.5 Kebutuhan Non-Fungsional 3.2.5.1 Operasional Manual video ini dibuat dengan menggunakan satu unit komputer, mikrofon dan satu media perekam digital. Komputer yang digunakan setidaknya berspesifikasi prosesor: AMD Athlon 64 X2, RAM: 1 GB; VGA: Gforce 7300; Optical drive: DVD combo; HDD: 160GB; Monitor: LG 19 inch; Input device : keyboard, mouse, mikrofon; Software: Windows XP, Corel Draw X4, Adobe Photoshop CS, Adobe Flash CS3, Youtube Downloader. Alat perekam yang digunakan adalah DSLR Canon EOS 500D dengan lensa kit 18-135 mm. Sedangkan untuk bisa menggunakan manual video ini tentunya memerlukan komputer yang sekarang ini sudah banyak dimiliki oleh pengguna kamera DSLR. Hardware yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi ini adalah komputer dengan spesifikasi prosesor: Intel core duo / AMD athlon 64, RAM: 1GB, Optical drive: DVD ROM, Software : Windows XP. 3.2.5.2 Informasi a. Sistem menampilkan video penggunaan DSLR SONY α200K ketika diperintahkan. b. Mampu membantu pengguna dalam memahami penggunaan DSLR SONY α200K.
11
3.3 Perancangan Sistem 3.3.1 Merancang Konsep Sebelum membuat aplikasi multimedia secara meyeluruh, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data, diantaranya adalah isi manual book, tips dan trik dari internet dan pengalaman. 3.3.2 Merancang Isi Merancang isi merupakan tahapan lanjutan dari merancang konsep atau merupakan implementasi dari strategi kreatif. Merancang isi meliputi mengevaluasi dan memilih daya tarik pesan, kemudian dapat disusun isi atau info mengenai apa yang akan disampaikan dari aplikasi yang akan dibuat. Langkah-langkah yang berisikan jalannya program atau tampilan-tampilan untuk menjelaskan cara pembuatan dan petunjuk dalam menggunakan sistem tersebut. Langkah-langkah yang dirancang dapat dirumuskan dalam struktur aplikasi multimedia berbentuk komposit. Bagan struktur Manual Video DSLR SONY α200K dilampirkan dalam CD.
12
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Implementasi 4.1.1 Merancang Desain Layar Halaman ini merupakan halaman yang akan diakses pertama kali oleh user setelah halaman intro. Pada halaman ini menyajikan tombol link ke submenu yang lain. 4.1.2 Membuat Gambar Pendukung Animasi Dan Tombol Menggunakan Corel Draw Metode yang digunakan untuk pembuatan gambar pendukung animasi dan tombol menggunakan corel draw ini adalah metode pointing. Langkah pertama adalah import gambar asli kamera DSLR ke dalam lembar kerja corel dengan File-Import. Langkah kedua gunakan polyline tool pada toolbox. Lalu buat garis mengikuti tepi kamera, sempurnakan garis lengkung dengan curve. Setelah itu eksport gambar garis tadi menjadi sebuah file JPEG menggunakan file- eksport. 4.1.3 Meng-Edit Gambar Pendukung Menggunakan Photoshop Photoshop digunakan untuk mengatur kecerahan gambar pada foto. Buka foto yang akan diatur tingkat kecerahannya dengan file-open, pilih gambar lalu klik open. Untuk mengatur tingkat kecerahan gunakan image-adjusment-brightness/contrast. 4.1.4 Pembuatan Video Video yang nantinya akan digunakan dalam video penjelasan langkah-langkah penggunaan kamera diambil terlebih dahulu dengan media perekaman yang lazim digunakan. Bila file yang direkam tidak berekstensi *.avi maka ekstensi tersebut . sebaiknya di-convert terlebih dahulu ke dalam format *.avi menggunakan software pengconvert. Youtube downloader bisa digunakan untuk meng-convert format lain ke format *.avi. Pilih convert or play video you already downloaded pada youtube downloader, klik browse untuk memulai memilih video berformat lain yang akan anda convert lalu klik open. Pilih format *.avi dalam kotak convert to lalu klik convert, maka file tadi akan terduplikasi dengan format *.avi pada harddisk. 4.1.5 Pembuatan Suara Suara yang nantinya akan digunakan dalam suara penjelasan langkah-langkah penggunaan kamera diambil terlebih dahulu dengan menggunakan software Adobe Soundbooth. Mikrofon yang disambungkan ke komputer digunakan sebagai media input suara. Untuk memulai recording, tekan tombol record pada bagian bawah. Setelah itu akan
13
muncul kotak dialog untuk recording, tekan tombol record sekali lagi untuk memulai perekaman suara. Lalu tekan tombol stop setelah perekaman suara selesai. Tekan Filesave as untuk menyimpan suara yang sudah kita rekam tadi. Format penyimpanan yang digunakan adalah *.flv. 4.1.6 Meng-Import Gambar Untuk mengimport gambar klik file – import – import to library, setelah itu muncul kotak import to library. Pilih gambar yang akan anda import lalu klik open. Gambar tersebut akan masuk ke dalam kotak library pada flash dan siap digunakan sebagai bahan pendukung. 4.1.7 Meng-Import Video dan Suara Untuk meng-import video klik file – import – import video, setelah itu muncul kotak import video. Klik browse pada pilihan on your computer. Pilih video yang akan diimport lalu tekan open. Setelah itu klik next, maka akan muncul kotak deployment. Pilih Embed video in SWF and play in timeline lalu klik next. Kotak Embedding muncul, pada symbol type pilih movie clip. Pada kotak encoding anda bisa melakukan basic edit pada video, audio atau crop. Setelah itu klik next. Tekan finish pada kotak selanjutnya, maka peng-import-an video telah selesai. Video tersebut masuk ke dalam timeline dalam bentuk movie clip. 4.1.8 Pembuatan Tombol Tombol yang digunakan dalam software ini adalah tombol yang langsung diambil dari button library flash dan hasil peng-convert-an dari teks. Untuk pengambilan tombol dari library. Klik window- common libraries – button. Setelah itu library button muncul. Salah satu tombol dalam button library dapat dipilih dengan men-drag-nya masuk ke layar kerja. Elemen tombol itu kemudian masuk juga ke library. Button tersebut bisa di-edit isinya dengan mengeklik dua kali. Untuk peng-convert-an dari teks atau jpeg. Klik kanan pada teks atau jpeg tersebut, kemudian convert to symbol. Setelah itu muncul kotak convert to symbol. Pilih button dan beri nama. Teks tersebut telah berubah menjadi button. Untuk mengubah isi button, klik dua kali pada button tersebut. Tombol tersebut harus diisi action script agar bisa berkerja, untuk menampilkan jendela action klik tombol lalu tekan F9. 4.1.9 Pembuatan Animasi Pembuatan animasi dimulai dengan meng-import gambar ke dalam library. Setelah itu letakkan gambar tapi pada layar kerja. Sesuaikan urutan gambar dengan frame yang ada, gambar pertama pada frame 1 dan seterusnya.
14
4.1.10 Pembahasan Listing program Listing program keseluruhan untuk Manual Video ini akan disertakan pada lampiran. Pembahasan listing program untuk bab ini hanya mengambil sebagian pada Scene 1, Frame 154 (labelframe = index). Dalam, Scene 1 Frame 154 ini terdapat 1 buah group dengan beberapa movie clip dan satu buah movie clip (instance of = index). Di dalam movieclip lainlain terdapat 4 layer. Scene1, Movieclip = lainlain, frame 1 stop(); //script ini digunakan untuk menghentikan movie pada frame 1 ketika dijalankan. Scene1, Movieclip = lainlain, layer1, frame 1, button= others on (rollOut) { gotoAndStop(1); } // untuk membuat Movie menuju dan berhenti ke frame 1 pada saat kursor dijauhkan dari tombol ini on (rollOver) { gotoAndStop(2); } // untuk membuat Movie menuju dan berhenti ke frame 2 pada saat kursor diarahkan ke tombol ini 4.1.11 Membuat file (*.exe) Adobe flash memungkinkan manual ini berjalan dalam ekstensi *.exe (executable file) dengan adanya publish. Untuk menggunakan fungsi publish, klik file-publish setting. Setelah itu muncul kotak dialog publish settings. Kotak Windows projector (.exe) ditandai dan hilangkan tanda pada kotak lain. Klik gambar folder disamping kotak
Windows
projector (.exe) untuk menentukan tujuan penyimpanan file tersebut, kemudian klik save. Kotak dialog publish settings muncul kembali, kemudian klik publish. Proses publish berjalan. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Uji Coba Program 4.2.1.1 Uji Coba Program di Laboratorium Tahap testing dalam multimedia dapat dikategorikan kedalam tiga aktivitas, yaitu unit testing, sistem testing dan quality testing. Unit testing dilakukan terhadap masing-masing bagian dari program, dari mulai bagian utama hingga akhir. Bagian-bagian itu antara lain button, video, foto, gambar,
15
movie clip, script, time line, frame dan penamaan keseluruhan. Pada button, testing dilakukan dengan cara melakukan tes hover dan tekan, Tes movie clip dan frame berkaitan dengan tes pada time line, tes ini digunakan untuk memastikan aplikasi ini berjalan berurutan pada sistem testing. Video yang digunakan dalam manual ini juga dites apakah bisa berjalan berurutan frame per frame serta kesesuaian format video ketika dimasukan ke dalam aplikasi Adobe Flash. Langkah
pengetesan video sama seperti langkah pengetesan
tombol. Hasil dari pengetesan video ini, semua berjalan dengan baik. Foto dan gambar pada manual ini berformat gif dan jpeg, format ini dapat digunakan dalam Adobe Flash dengan baik. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua bagian dapat berjalan sesuai yang telah direncanakan sebelumnya.Unit testing Manual video DSLR SONY α200 ini menunjukan hasil yang bagus. Sistem testing dilakukan terhadap seluruh bagian dari program yang terdiri dari beberapa bagian sub-sub program yang disatukan. Testing script sangat ditekankan pada sistem testing ini karena script inilah yang nantinya menyatukan bagian-bagian aplikasi. Hal ini untuk memastikan bahwa program secara keseluruhan dapat berfungsi sebagaimana mestinya tanpa terdapat kesalahan. Dalam sistem testing ini hasil yang didapatkan memuaskan. Untuk melakukan script testing klik debug- debug movie atau tekan tombol Ctrl+Shift+enter. Bila tidak terjadi eror dalam pengkodean maka aplikasi akan berjalan normal dan window compiler eror tidak akan muncul. Sedangkan bila terjadi eror pada pengkodean maka movie tidak akan berjalan sebagaimana mestinya dan muncul window compiler eror Quality testing dilakukan untuk memastikan layak atau tidaknya program terhadap suatu standar kualitas yang ditentukan dan siap atau tidaknya program untuk dijalankan atau diimplementasikan. Warna, hasil video dan foto yang ditampilkan oleh aplikasi diujikan dalam berbagai monitor yang berbeda agar tidak terjadi kesalahan kontras ketika aplikasi digunakan oleh pengguna. Manual video ini telah diujikan pada komputer dengan spesifikasi sebagai berikut 1. Prosesor AMD Athlon X2 2. Motherboard GigaByte 3. RAM DDR2 1 GB 4. HDD 160GB 5. DVD combo RW Lite-on 52x 6. Monitor LG 15’ 7. Speakeraktif
16
8. OS Windows XP 4.2.1.2 Uji Coba Program di Lapangan Selain pengetesan yang dilakukan oleh pembuat program, diperlukan juga adanya pengetesan yang dilakukan oleh calon pengguna, untuk itulah diluncurkan sebuah software beta (software uji coba). Hasil pengetesan calon pengguna tadi dilaporkan dalam bentuk survei. Dalam survei yang dibuat dapat diambil angka jumlah total kemampuan kemampuan responden bernilai 270 dari 360 total nilai. Dengan rumus 270 𝑥𝑥 100% = 75.00% 360
Maka dapat diambil kesimpulan kemampuan responden dalam mengoperasikan DSLR SONY α200 bernilai 75% ini berarti mereka telah mampu mengoperasikan sebagian besar fungsi dalam DSLR SONY α200. Hal ini menunjukan manual video DSLR SONY α200 merupakan sarana yang cukup bermanfaat sebagai petunjuk penggunaan DSLR SONY α200. 4.2.2 Pemeliharaan Sistem Tahap pemeliharaan sistem merupakan tahap akhir dari rangkaian perancangan proyek multimedia. Informasi yang terkandung dan disediakan oleh sebuah sistem informasi dapat berubah sewaktu-waktu bergantung pada berbagai kondisi, untuk itu diperlukan adanya pemeliharaan sistem informasi.Pemeliharaan sistem informasi juga dipengaruhi oleh beberapa hal lain seperti kesalahan yang kemudian didapatkan pada sistem sehingga perlu perbaikan, perubahan permintaan baru pada pengguna sistem, terjadinya perubahan lingkungan di luar sistem informasi yang dapat mempengaruhi 6
sistem informasi dan perlunya peningkatan sistem informasi. (ymukhlis). Berdasarkan hal tersebut diatas maka pemeliharaan sistem informasi dapat dibagi dalam 4 jenis. 4.2.2.1 Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan korektif ditujukan untuk memperbaiki kesalahan sistem informasi pada saat desain, coding, atau implementasi. 4.2.2.2 Pemeliharaan Adaptif Pemeliharaan adaptif dilakukan untuk menyesuaikan fungsionalitas sistem informasi dalam lingkungan yang baru.
6
ymukhlis.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Pemeliharaan+sistem.pdf
17
Praktek pada pemeliharaan adaptif dilakukan oleh pembuat sistem dengan cara melakukan penyesuaian ke penyedia layanan asesoris resmi DSLR SONY α200. Ketika sebuah produk asesoris baru muncul maka pembuat sistem harus melakukan coding ulang manual video ini, sehingga muncul sebuah manual video dengan versi baru yang dapat diunduh oleh pengguna manual video pada situs resminya. Untuk melakukan coding ulang pada aplikasi ini maka diperlukan sebuah file manual video SONY alpha 200.fla yang merupakan sebuah file adobe flash CS3 document, file ini bisa dibuka dengan Adobe Flash CS3 sehingga bisa diubah sesuai dengan keinginan. 4.2.2.3 Pemeliharaan Perfektif Pemeliharaan perfektif ditujukan untuk pengembangan sebuah sistem informasi untuk meningkatkan kinerja proses atau kegunaan antarmuka. Pengembangan ini juga mencakup penambahan fitur yang sebenarnya tidak begitu diperlukan. Dalam manual video ini tentunya terdapat beberapa fitur yang belum tercakup dan terpikirkan sebelumnya, untuk itu melalui survei dan pengetesan berkelanjutan, fiturfitur tersebut diharapkan dapat dikembangkan pada versi selanjutnya. 4.2.2.4 Pemeliharaan Preventif Untuk mencegah terjadinya kesalahan di masa yang akan datang, diperlukan sebuah tindakan preventif dengan perbaikan secara berkala. Sistem analis atau programer dapat menggunakan hasil dari pengetesan dan survei sebagai tolak ukur dalam perbaikan manual video yang baru. Selanjutnya kesalahan-kesalahan tersebut dianalisis ulang dan dikoreksi sehingga kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Tindakan preventif yang juga harus dilakukan adalah pem-back up-an data. Back up data ini dilakukan oleh pembuat program dan pengguna program. Untuk melakukan koreksi, copy file manual video SONY alpha 200.fla ke dalam folder baru, beri nama folder dengan nama “aplikasi versi x”. File yang dimasukkan ke dalam folder inilah yang nantinya dikoreksi seperti dalam pemeliharaan korektif. Setelah tindakan korektif dilakukan dan siap untuk diluncurkan ke pengguna, hubungi divisi situs web agar mereka dapat segera melakukan peng-upload-an ke situs resmi.
18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, dengan adanya penelitian dan pembuatan laporan Skripsi dengan judul “Manual
Video Interaktif Kamera DSLR α200
Dengan Aplikasi Macromedia Director MX 2004 dan Macromedia Flash 8”, secara umum dapat diambil kesimpulan: 1. Penyampaian informasi penggunaan kamera DSLR SONY α200 dengan Bahasa Indonesia mempermudah pangguna DSLR SONY α200 dalam memahami isi informasi tersebut, dibuktikan dengan survei. 2. Manual video dapat memberikan informasi lebih baik dibanding manual book yang saat ini digunakan oleh SONY dalam menyampaikan informasi penggunaan DSLR SONY α200. 5.2 Saran Berdasarkan analisa dan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang disarankan kepada penyedia panduan penggunaan DSLR SONY α200 untuk mempermudah penyampaian informasi dalam penggunaan DSLR SONY α200 adalah: 1. Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa penyampaian informasi penggunaan DSLR SONY α200 kepada masyarakat Indonesia. 2. Melakukan pertimbangan terhadap manual video DSLR SONY α200 sebagai media alternatif dalam penyampaian informasi penggunaan DSLR SONY α200.
19
DAFTAR PUSTAKA
H M, Jogiyanto. 1990. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur, Yogyakarta: Andi Offset. Mahendra, Y I, 2008.Dari Hobi Jadi Profesional,Andi Offset Mukhlis, Y. Pemeliharaan Sistem. ymukhlis.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Pemeliharaan+sistem.pdf. Diakses 22 Februari 2011. Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Yogyakarta: Andi Offset.
20