Manfaat Program Bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau Dalam Penguatan Kelembagaan dan Relasi Sosial Peternak Domba……………………………………………………………………………………. Mustika Rachmawati
MANFAAT PROGRAM BANTUAN DANA BAGI HASIL CUKAI DAN HASIL TEMBAKAU DALAM PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN RELASI SOSIAL PETERNAK DOMBA (Studi Kasus di Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang) Mustika Rachmawati*, Marina Sulistyati**, Syahirul Alim** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staff Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian mengenai “ Manfaat Program Bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau dalam Penguatan Kelembagaan dan Relasi Sosial Peternak Domba” dilaksanakan pada tanggal 7 Maret sampai 17 Maret 2016 di 4 kelompok tani ternak di Kecamatan Sukasari. Keempat kelompok tani ternak tersebut adalah kelompok tani ternak Mekar Sawargi, Kedu Makmurjaya, Sri Mukti dan Banjaran I. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji manfaat program bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil tembakau dalam penguatan kelembagaan peternak domba dan mengkaji manfaat program bantuan Dana Bagi hasil Cukai dan Hasil tembakau dalam relasi sosial peternak domba. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus melalui pendekatan kualitatif. Sasaran informan penelitian adalah peternak domba penerima bantuan dari program DBHCHT yang sudah menerima bantuan lebih dari satu kali dalam kurung waktu 2011-2015. Informan terdiri dari 7 orang peternak domba penerima bantuan dan 3 orang narasumber. Manfaat penguatan kelembagaan dari program bantuan DBHCHT adalah meningkatnya tanggung jawab dan kesadaran setiap anggota dalam memelihara ternak yang dimiliki sesuai dengan pedoman atau tata tertib yang telah disepakati, berperan aktif sesuai dengan kedudukannya pada kelompok tani ternak, keutuhan kelompok dibangun dengan cara mengadakan pertemuan rutin setiap bulan dan mendiskusikan permasalahan serta menyelesaikan dengan cara kekeluargaan, monitoring belum dilaksanakan dengan maksimal sesuai dengan ketentuan juklak dan juknis program bantuan DBHCHT. Manfaat relasi sosial dari program DBHCHT adalah terjalinnya kerjasama antara pemberi dan penerima bantuan dan sesama anggota kelompok serta membangun hubungan komunikasi dua arah yang saling menguntungkan sehingga pertukaran informasi antar kedua belah pihak tersampaikan. Kata kunci : Manfaat, Program, Kelembagaan dan Relasi Sosial
ABSTRACT The Research of "Benefit Program Of Revenue Sharing Fund of Excise and Tobacco Product within Institutional Strengthening and Social Relations of Sheep Farmer" was held on March 7 until March 17 2016 in 4 group at Sukasari Sub-District. The group are Mekar Sawargi, Kedu Makmurjaya, Sri Mukti and Banjaran I. The purpose of this research are reviewing the benefits Revenue Sharing Fund of Excise and Tobacco Product in institutional strengthening of sheep farmer and reviewing the benefits Revenue Sharing Fund of Excise and Tobacco Product in social relations sheep farmer. The method used was a case study with a qualitative approach. Goal of the research informants are sheep farmers as beneficiaries of the program DBHCHT who have received more than once in the time frame 2011-2015 and employees of the Department of Livestock and Fisheries of Sumedang as a giver. Informants consisted of 7 sheep farmer beneficiaries with an additional 3-resources person. Total of informants in this study were 7 person. The institutional strengthening benefits from Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
1
Manfaat Program Bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau Dalam Penguatan Kelembagaan dan Relasi Sosial Peternak Domba……………………………………………………………………………………. Mustika Rachmawati
DBHCHT aid program have made an increased in responsibility and awareness of each member in maintaining their livestock according to the guidelines or the discipline that has been agreed upon, played an active role based on their position in farmer group, the wholeness of the group needed to be build by attending regular monthly meeting and discussing the problems with also solving them as well, evaluation hasn’t been done maximally based on the regulation of DBHCHT program. Social relations benefits from DBHCHT program have established cooperation between beneficiaries and grant and also with fellow group members, as well as building two-way communication that mutually benefit them so the exchange of information can be delivered between the two sides. Keyword : Benefit, Program, Intitusional and Sosial Relation
PENDAHULUAN Perkembangan dan pembangunan peternakan dituntut untuk mampu berkompetisi melalui pengembangan komoditas unggulan seperti domba. Tantangan utama dalam usaha peternakan domba adalah rendahnya produktivitas ternak yang dihasilkan, serta belum tersedianya suplai bibit unggul secara kontinyu yang produksinya tinggi dengan harga yang terjangkau oleh peternak. Pengembangan usaha ternak domba memiliki prospek yang baik, karena domba merupakan ternak yang dapat berkembangbiak dengan cepat, mudah beradaptasi dengan lingkungan, tidak memerlukan lahan yang luas serta dagingnya relatif digemari masyarakat Indonesia maupun luar negeri (Dirjen Bina Produksi Peternakan, 2003). Program bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) merupakan program tahunan dari Pemerintah Kabupaten Sumedang yang dikelola oleh Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang. Program bantuan ini hanya diberikan kepada daerah tertentu yang memiliki potensi pada komoditas tembakau. Bantuan yang diberikan program DBHCHT ini merupakan hibah ternak dan penunjangnya. Pelaksanaan dan penyalurannya mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (PERMENDAGRI) Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Ternak yang diberikan berupa domba Garut betina berusia ≥ 1 tahun dengan kriteria bobot badan minimal 32 kilogram, dengan pertimbangan sudah mengalami fase dewasa kelamin dan dewasa tubuh, sehingga siap untuk bereproduksi. Setiap kelompok berhak menerima ternak hibah sesuai dengan jumlah anggota kelompok yang terdaftar di dalam proposal permohonan. Bantuan penunjang yang diberikan melalui program bantuan DBHCHT ini berupa obat-obatan ternak.Salah satu daerah penerima bantuan program bantuan DBHCHT adalah Kecamatan Sukasari.Terdapat 25 kelompok tani ternak yang terdaftar secara legal dan sudah berbadan hukum di Kecamatan Sukasari. Mayoritas mata pencaharian utama penduduk di Kecamatan Sukasari adalah sebagai petani tembakau dengan mata pencaharian sampingan sebagai peternak domba. Komoditas peternakan yang dominan di Kecamatan Sukasari adalah ternak domba. Upaya penguatan kelembagaan bertujuan untuk menghasilkan pencapaian kesinambungan dan keberlanjutan daya dukung SDA untuk menopang dan menunjang pembangunan dan pengembangan usaha ternak domba di Kecamatan Sukasari. Peran kelompok tani sebagai satu-satunya lembaga yang menampung aspirasi dan informasi dari dan untuk peternak mengambil andil penting dalam peningkatan pengetahuan peternak terhadap aspek-aspek berternak. Kelompok tani ternak sebagai sebuah lembaga tidak lepas dari unsur komunikasi. Hubungan yang diciptakan dalam kelompok tersebut didasarkan pada komunikasi antar individu dengan individu atau individu dengan kelompok. Sehingga Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
2
Manfaat Program Bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau Dalam Penguatan Kelembagaan dan Relasi Sosial Peternak Domba……………………………………………………………………………………. Mustika Rachmawati
terjalin sebuah relasi sosial dalam sebuah kelompok baik secara internal dan eksternal. Oleh karena itu dengan adanya komunikasi yang baik maka eksistensi kelompok tani ternak akan berkembang dengan baik pula. SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peternak yang terdaftar sebagai anggota kelompok tani ternak di wilayah Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Peternak yang dipilih adalah penerima bantuan dari program bantuan DBHCHT dalam kurung waktu 2011-2014 sebanyak lebih dari 1 kali. 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu objek dan hasil penelitian tersebut hanya dapat digunakan oleh objek yang diteliti (Lexy, J M 2007). Informan yang digunakan sebanyak 7 orang yang di pilih dari 4 kelompok tani ternak pada daerah penelitian yaitu Kelompok Tani Ternak Mekar Sawargi, Kedu Makmurjaya, Sri Mukti dan Banjaran I. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Manfaat Program Bantuan DBHCHT dalam Penguatan Kelembagaan Peternak Domba a. Tata Tertib Kelompok Pada program bantuan DBHCHT, kelompok tani ternak memiliki kewajiban untuk mengarahkan anggotanya sebagai penerima bantuan DBHCHT agar menjalankan tata tertib atau aturan main dalam kelompok maupun Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang yang berkaitan dengan program bantuan ini.Aturan main merupakan norma sosial yang merupakan perilaku yang diciptakan untuk mengontrol perilaku anggota suatu kelompok masyarakat atau komunitas (Kusherdyana, 2011). Bentuk aturan yang diterapkan pada setiap kelompok kepada anggotanya sehubungan dengan program bantuan DBHCHT adalah penerapan sistem bagi hasil. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, penerapan sistem bagi hasil dilakukan apabila ternak hibah yang didapatkan dari program bantuan DBHCHT akan dijual. Bagi hasil dilakukan antara peternak sebagai pemelihara ternak dengan kelompok sebesar 70% untuk pemelihara ternak dan 30% untuk kelompok. Uang hasil bagi hasil penjualan ternak digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional di kelompok. ”Kalau ada ternak yang akan dijual, maka harus dengan sepengetahuan ketua terlebih dahulu, karena akan ada transaksi bagi hasil setelahnya, yaitu 70% untuk peternak dan 30% untuk kas kelompok” (HJ, 48 tahun). Hibah ternak DBHCHT yang diberikan kepada setiap kelompok wajib dilaporkan populasinya kepada pihak pemberi bantuan setiap tahunnya. Tujuan dari adanya pembuatan laporan adalah untuk mempertanggungjawabkan ternak hibah yang telah diberikan agar tercapainya tujuan dari program tersebut. ”Setiap kelompok wajib menyerahkan laporan keadaan ternak pemberian bantuan DBHCHT setiap tahunnya kepada Dinas selaku pemberi bantuan, sehingga dapat dilihat apakah ternaknya bertambah atau berkurang, sebagai bahan evaluasi untuk dinas agar lebih baik kedepannya dalam merancang sebuah program bantuan” ( IG, 54 tahun). Informan menyadari dengan adanya tata tertib memberikan manfaat bagi anggota dan kelompok, untuk itu peternak melaksanakan tata tertib tersebut tanpa paksaan dan rasa tanggung jawab.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
3
Manfaat Program Bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau Dalam Penguatan Kelembagaan dan Relasi Sosial Peternak Domba……………………………………………………………………………………. Mustika Rachmawati
”Dengan adanya tata tertib dalam kelompok kami memiliki mematuhinya dan rasa tanggung jawab karena ikut serta menyetujui adanya aturan tersebut dan melaksanakan tata tertib yang telah di buat dengan cara bermusyawarah”. ( HJ, 48 tahun). Setiap kelompok tani ternak yang menerima bantuan DBHCHT umumnya memiliki tata tertib atau aturan yang sama dalam pengelolaan ternak bantuan. Perbedaan kebijakan yang di buat oleh ketua kelompok disesuaikan dengan jumlah anggota pada masing-masing kelompok. Contohnya pada kelompok Mekar Sawargi yang memiliki anggota terbanyak pada penelitian ini yaitu 60 orang, satu ekor domba di pelihara oleh 3 orang peternak. Kebijakan tersebut di buat agar menghindari kecemburuan sosial. b.
Struktur Organisasi dan Peran Anggota Mayoritas kelompok tani ternak di Kecamatan Sukasari memiliki struktur organisasi yag terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara dan beberapa divisi. Divisi tersebut di bagi dalam dua kelompok besar yaitu divisi pertanian dan divisi peternakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang berperan sebagai anggota salah satu kelompok tani ternak di Kecamatan Sukasari menilai, kinerja pengurus inti yaitu ketua, sekretaris dan bendahara dalam kelompok sudah baik dan bertanggung jawab atas keberlangsungan kelompok sebagai sebuah organisasi. ”Ketua sudah bertanggung jawab dengan baik mengayomi anggotanya, sekretaris pun selalu mencatat setiap informasi penting seperti jumlah anggota, jumlah produksi tembakau atau penjualan ternak dan bendahara bertugas sangat teliti dan transparan dalam hal keuangan kelompok sehingga tidak menimbulkan konflik internal, secara keseluruhan pengurus inti kelompok sudah baik dan bertanggung jawab” (AB, 38 tahun). Peran anggota kelompok menurut salah satu informan yang menjabat sebagai ketua kelompok dinilai cukup kooperatif dalam menjalankan kegiatan berorganisasi dalam kelompok. Anggota kelompok juga berperan aktif untuk kemajuan kelompok dengan cara mengemukakan pendapat serta memberikan saran dan kritik yang membangun. Berkaitan dengan penyaluran bantuan DBHCHT ketua kelompok bertanggung jawab atas bantuan berupa 20 ekor ternak betina untuk anggota kelompok. Pencatatan populasi dan keadaan ternak dilakukan oleh sekertaris kelompok.Pengaturan keuangan di lakukan oleh bendahara kelompok, berupa uang bagi hasil penjualan ternak dan iuran wajib setiap anggota. Peran setiap pengurus harian kelompok tani ternak dalam mengelola ternak domba bantuan DBHCHT berjalan dengan baik, hal ini selaras dengan pernyataan salah satu informan yang mengatakan bahwa pengurus inti kelompok selalu bersikap transparan kepada anggota-anggotanya untuk setiap informasi pencatatan dan keuangan sejak bantuan ini diberikan. ”Sejak awal sebelum bantuan diberikan kami sepakat untuk bekerja transparan dalam mengelola bantuan ini, karena bantuan ternak DBHCHT bersifat hibah dari pemerintah dan kami menyadari akan lebih rentan untuk terjadinya penyalahgunaan, karena tidak ada sanksi hukum yang mengikat”. (K, 50 tahun). c.
Keutuhan Kelompok
Keutuhan kelompok merupakan perasaan bersama-sama dalam kelompok dan merupakan kekuatan untuk memelihara dan menjaga anggota dalam kelompok yang biasa dikenal dengan istilah kohesi kelompok (Trihapsari dan Anshori, 2011). Mayoritas seluruh sampel kelompok menggunakan bentuk kohesivitas berupa kesatuan dalam kelompok dan kerjasama antar anggota dalam membangun dan mempertahankan keutuhan kelompok.Wujud kerjasama yang terjadi pada kelompok tani ternak penerima bantuan DBHCHT adalah gotong-royong dalam memelihara ternak. Tidak semua peternak yang menjadi anggota kelompok mendapatkan
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
4
Manfaat Program Bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau Dalam Penguatan Kelembagaan dan Relasi Sosial Peternak Domba……………………………………………………………………………………. Mustika Rachmawati
hibah ternak domba dari program DBHCHT.Hal ini dikarenakan setiap kelompok hanya mendapatkan bantuan ternak maksimal sebanyak 20 ekor domba betina. ”Distribusi ternak untuk setiap kelompok sudah jelas diatur di dalam juklak dan juknis program bantuan DBHCHT, setiap kelompok hanya mendapatkan 20 ekor ternak. Tidak disesuaikan jumlah anggota kelompok tersebut karena keterbatasan anggaran dan faktorfaktor lainnya”. ( IG, 54 tahun) Kelompok Mekar Sawargi adalah salah satu sampel kelompok dengan jumlah anggota terbanyak yaitu 60 orang dan menerima bantuan hibah ternak melalui program DBHCHT sebanyak 20 ekor. Keputusan mufakat hasil musyawarah adalah dengan melibatkan 3 orang peternak yang menjalin kerjasama untuk memelihara setiap satu ekor ternak. ”Kerjasama 3 orang peternak untuk memeliraha satu ekor ternak merupakan jalan tengah terbaik untuk mencegah adanya rasa cemburu antar anggota karena kami memiliki anggota kelompok yang cukup banyak” (DN, 49 tahun) . Pertemuan rutin dilakukan oleh setiap kelompok setiap satu bulan sekali, hal ini dilakukan sebagai sarana untuk menjaga keutuhan kelompok dalam menjalankan kehidupan berorganisasi dan mencegah adanya kecemburuan sosial antar peternak. ”Pertemuan rutin pasti dilaksanakan setiap bulannya untuk membahas beberapa agenda seputar informasi terbaru dari Dinas Peternakan dan Perikanan atau dari pihak kecamatan, pertemuan biasanya dilakukan di rumah ketua kelompok atau di sekretariat kelompok bagi yang sudah memiliki sekretariat tetap” ( DD, 51 Tahun). d.
Pedoman Pengendalian Sosial Sistem pengendalian sosial bertujuan untuk mencapai keserasian antara perilaku anggota masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku (Soekanto, 2010). Perbedaan pendapat dan masalah-masaah yang terjadi di dalam kelompok diselesaikan dengan cara musyawarah bersama hingga tercapai mufakat.Program bantuan DBHCHT memberikan bantuan berupa ternak dan obat-obatan untuk para peternak domba yang bersifat hibah.Sifat bantuan hibah yang tidak mengikat membuat sistem pengendalian sosial yang wujudkan dalam program bantuan DBHCHT ini adalah kegiatan monitoring dan evaluasi sebagai langkah preventif adanya penyalahgunaan bantuan. ”Dalam juklak dan juknis memang tidak disebutkan tepatnya waktu untuk monitoring ke lapangan. Tetapi sesuai dengan kesepakatan petugas dilakukan satu tahun 4 kali atau setiap 3 bulan sekali sejak bantuan diberikan, kegiatan monitoring juga sekaligus memantau kesehatan ternak bantuan “ . (IG, 54 tahun) Frekuensi monitoring pada kenyataannya tidak sesuai dengan di lapangan. Terhitung sejak bantuan diberikan pada tahun 2014 hingga saat ini petugas hanya melakukan monitoring langsung ke peternak sebanyak 2 kali. ” Dinas Peternakan dan Perikanan tidak teratur melakukan kunjungan untuk memantau keadaan ternak bantuan, sejak bantuan diturunkan hanya 2 kali meninjau langsung ke lapangan. Menurut catatan buku tamu kelompok yaitu pada tanggal 1 Februari 2015 dan 18 Januari 2016”. (AB, 38 tahun) 2. a.
Manfaat Program Bantuan DBHCHT dalam Relasi Sosial Peternak Domba Kerjasama Kerjasama adalah usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama (Soekanto, 2010). Bentuk kerjasama yang dilakukan dari pihak pemberi bantuan kepada penerima bantuan yaitu melalui pembinaan kepada peternak mengenai manajemen pemeliharaan domba bertempat di Aula Dinas Peternakan dan Perikanan Sumedang. Hubungan kerjasama antar peternak terlihat dalam proses pemeliharaan ternak, dengan keterbatasan jumlah bantuan maka satu ekor ternak dipelihara oleh beberapa peternak. Peternak bekerjasama dalam menjaga dan memelihara Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
5
Manfaat Program Bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau Dalam Penguatan Kelembagaan dan Relasi Sosial Peternak Domba……………………………………………………………………………………. Mustika Rachmawati
ternak secara bergotong royong dan melakukan penjadwalan secara bergilir untuk mengatur ketersediaan dan pemberian pakan. ”Untuk menjaga ketersediaan pakan ternak, maka dilakukan penjadwalan agar lebih teratur dan semuanya memiliki rasa tanggung jawab. Karena hasil dari ternak ini juga akan dinikmati bersama” (DD, 51 Tahun). b.
Komunikasi Menurut Ronald Adler dan George Rodman (2008), komunikasi yang sering terjadi dalam sebuah organisasi adalah komunikasi dengan model transaksional. Model komunikasi transaksional dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan. Komunikasi yang dilakukan pada kelompok tani ternak adalah jenis komunikasi model transaksional dengan cara verbal.Hubungan komunikasi yang terbentuk antara lain komunikasi antara anggota dengan anggota dan anggota dengan ketua. Sehubungan dengan adanya program bantuan DBHCHT maka terbentuk pula hubungan komunikasi antar lembaga, yaitu kelompok tani ternak dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang. Kelompok tani ternak di Kecamatan Sukasari secara rutin mengadakan pertemuan setiap 1 bulan sekali. Kegiatan dihadiri oleh seluruh pengurus dan anggota kelompok untuk membahas masalah dan penyampaian ide-ide dari anggota kelompok yang kemudian didiskusikan bersama, pada kegiatan ini komunikasi yang terjalin akan lebih intensif, baik antara anggota dengan anggota maupun anggota dengan ketua. Komunikasi tidak hanya terjadi saat pertemuan saja, peternak juga melakukan komunikasi dua arah pada saat melakukan kegiatan bersama-sama. Komunikasi yang terjadi antar lembaga terjadi hanya pada waktu tertentu, contohnya pada saat kegiatan monitoring yang langsung dilakukan kelapangan atau pada saat kegiatan sosialisasi program bantuan. ”Program DBHCHT ini banyak memberi manfaat khususnya bagi para peternak, karena sering bertemu langsung dengan pejabat Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang dan dapat menyampaikan keluhan serta hambatan yang berkaitan dengan bidang peternakan” (T, 53 tahun). c.
Pertukaran Informasi Kelompok tani ternak di Kecamatan Sukasari mendapat informasi tentang adanya bantuan DBHCHT melalui UPTD Sukasari yang disampaikan secara langsung.Informasi lebih lanjut disampaikan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang melalui kegiatan sosialisasi bantuan dan pelatihan manajemen pemeliharaan domba. ”Awalnya informasi bantuan DBHCHT disampaikan oleh petugas UPTD Sukasari secara langsung pada saat penyuluhan rutin bulanan dan di jelaskan pula syarat-syarat untuk mendapatkan bantuan ini. Kemudian informasi lebih lengkap tentang mekanisme penyaluran bantuan dan jenis-jenis bantuan yang akan diberikan diperoleh saat kegiatan sosialisasi kegiatan di Aula Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang” ( HJ, 48 tahun) dan (DD, 51 tahun). Peternak merasa informasi yang diterima sebelum pelaksanaan kegiatan program bantuan DBHCHT sudah cukup baik dan mudah dipahami, akan tetapi pasca pemberian bantuan peternak merasa kurang mendapatkan informasi terkait dengan kejelasan kunjungan monitoring oleh petuga Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang dan jadwal pemeriksaan kesehatan ternak hibah yang mereka terima.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
6
Manfaat Program Bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau Dalam Penguatan Kelembagaan dan Relasi Sosial Peternak Domba……………………………………………………………………………………. Mustika Rachmawati
KESIMPULAN 1. Manfaat penguatan kelembagaan dari program bantuan DBHCHT adalah meningkatnya tanggung jawab dan kesadaran setiap anggota dalam memelihara ternak yang dimiliki sesuai dengan pedoman atau tata tertib yang telah disepakati, berperan aktif sesuai dengan kedudukannya pada kelompok tani ternak, keutuhan kelompok dibangun dengan cara mengadakan pertemuan rutin dan mendiskusikan permasalahan serta menyelesaikan dengan cara kekeluargaan, monitoring belum dilaksanakan dengan maksimal sesuai dengan ketentuan juklak dan juknis program bantuan DBHCHT. 2. Manfaat relasi sosial dari program DBHCHT adalah terjalinnya kerjasama antara pemberi dan penerima bantuan dan sesama anggota kelompok serta membangun hubungan komunikasi dua arah yang saling menguntungkan sehingga pertukaran informasi antar kedua belah pihak tersampaikan. SARAN 1. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang sebagai lembaga sekaligus pihak pemberi bantuan perlu meningkatkan pengawasan dan pembinaan pra dan pasca pemberian bantuan. 2. Setiap lembaga yang terlibat dalam suatu program bantuan memiliki kewajiban untuk memberikan arahan kepada peternak agar bertanggung jawab terhadap bantuan yang diberikan terutama dengan pola hibah, agar tujuan dari program bantuan dapat tercapai UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pembimbing atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih pula kepada UPTD Sukasari dan Kelompok Tani Ternak Mekar Sawargi, Kedu Makmurjaya, Sri Mukti dan BAnjaran I yang telah membantu dalam proses penelitian, serta kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Adler, Ronald B dan George Rodman. 2008. Understanding Human Communican. Oxford: Oxford University Press. Dirjen Bina Produksi Peternakan. 2003. Kebijakan Pemerintah untuk Mendorong Peluang Investasi AgroindustriSubsektor Peternakan dan Persaingan di Era Globalisasi. InternasianalSeminar Invesment Opportunity on Agrribusiness in Perspestive of FoodSafety and Bioterorism Act. Faculty of Animal Husbandry. PadjadjaranUniversity, Bandung. Kusherdyana. 2011. Pemanahaman Lintas Budaya: dalam kontes Pariwisata dan Hospitalis. Alfabeta. Bandung Moleong, Lexy J. 2007 . Metode Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Trihapsari, V dan Nashori. 2011. Kohesivitas Kelompok dan Komitmen Organisasi pada Financial Asuransi. Fakultas Psikoligi dan Ilmu Sosial Budaya. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
7
Manfaat Program Bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau Dalam Penguatan Kelembagaan dan Relasi Sosial Peternak Domba……………………………………………………………………………………. Mustika Rachmawati
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: Mustika Rachmawati
NPM
: 200110120241
Judul Artikel
: Manfaat Program Bantuan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau Dalam Penguatan Kelembagaan dan Relasi Sosial Peternak Domba (Studi Kasus di Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang)
Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyataan ini. Dibuat di Jatinangor, 13 Juni 2016 Mengetahui, Pembimbing Utama,
Penulis,
(Dr. Ir. Marina Sulistyati, MS.)
(Mustika Rachmawati)
Pembimbing Anggota,
(Syahirul Alim, S.Pt., M.Si)
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
8