MANFAAT KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA ILMIAH
Oleh Kelompok 2 : Esti Simanungkalit
(135030200111007)
Nanda Desika Putri
(135030200111008)
Dyah Putri Fuji Lestari
(135030200111009)
Mohamad Koirul Muchlisin
(135030200111010)
Frani Galih Agung Setyawan
(135030200111011)
Nelly Sulistyani Putri
(135030200111012)
Alifatus Solihah
(135030200111013)
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINSTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
MANFAAT KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS ILMIAH Oleh : Kelompok 21 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, kebutuhan dalam hal menulis sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia selalu berhubungan dengan kegiatan menulis, apalagi kemampuan dalam hal menulis semakin dibutuhkan di tengah persaingan dunia kerja yang semakin ketat. Setiap kegiatan menulis membutuhkan keterampilan khusus, tidak hanya merangkai kata-kata, tetapi juga keefektivan suatu kalimat sangat penting untuk mempermudah pemahaman. Penulisan suatu karya membutuhkan bahasa yang komunikatif, sehingga karya tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Begitu pula dalam menulis suatu karya ilmiah digunakan bahasa yang komunikatif, kemudian disusun menjadi sebuah kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis.2 Bahasa yang komunikatif dalam karya ilmiah dapat dengan mudah dipahami dan dimanfaatkan isinya oleh masyarakat luas. Sehubungan dengan itu, karya ilmiah dapat mendukung pemikiran seseorang, sehingga dengan karya ilmiah dapat diketahui pola pikir seseorang. Karya ilmiah yang baik memiliki bobot isi yang seimbang dan memiliki bahasa yang baku agar mudah dipahami oleh masyarakat. Tidak hanya itu, kalimat efektif juga sangat menunjang terciptanya sebuah karya ilmiah yang baik. Kalimat efektif merupakan satu kebulatan
1
Esti Simanungkalit, Nanda Desika Putri, Dyah Putri Fuji Lestari, M.Koirul Muklisin, Frani Galih Agung setyawan, Nelly Sulistyani Putri, dan Alifatus Sholihati Widyaningrum 2 Suroso,Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karya Ilmiah,www.scrib.com(diakses tanggal 12 november 2013)
pikiran, ada penekanan dan pengembagan3. Dalam dunia perkuliahan mahasiswa dituntut untuk dapat membuat suatu karya ilmiah yang nantinya akan diajukan sebagai ujian akhir komprehensif dan skripsi bagi sarjana srata satu. Di dalam dunia kerja, karya ilmiah digunakan sebagai pengajuan kenaikan pangkat atau jabatan, sehingga penulisan karya ilmiah yang baik dan benar dapat membawa perubahan dan manfaat bagi kalangan masyarakat. Di dalam makalah yang berjudul “Manfaat Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Ilmiah” akan dibahas bagaimana peranan kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah yang benar, sehingga nantinya diharapkan penulis mampu mengembangkan dan memahami pembuatan stuktur kalimat yang benar dalam penulisan suatu karya ilmiah agar mudah dipahami dan memiliki arti yang baik.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut. 1. Apakah manfaat kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah? 2. Mengapa kalimat efektif penting dalam penulisan karya ilmiah? 3. Bagaimana penggunaan kalimat efekif dalam penulisan karya ilmiah?
1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui manfaat kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah. 2. Untuk menjelaskan pentingnya kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah. 3. Untuk menjelaskan penggunaan kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah.
3
Ahmad Fali Okilas, www.Pengertian,fungsi,syarat,sifat,jenisdanmafaatkaryailmiah_ahmadfalioklilas.htm(diakses pada tanggal 14 November 2013)
II. PEMBAHASAN 2.1 Manfaat kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah Karya tulis sebagai rekaman sebuah pemikiran yang bulat dan utuh untuk dikomunikasikan kepada pembaca untuk dapat dipahaminya dengan tepat sesuai dengan yang dimaksud oleh penulis4. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu karya ilmiah dilihat dari segi bentuk suatu tulisan disebut ilmiah jika tulisan itu disusun menurut aturan tertentu. Sementara dilihat dari segi isi, suatu tulisan disebut ilmiah jika tulisan itu menyangkut ilmu pengetahuan tertentu5. Penyusunan karya ilmiah harus dibuat sebaik mungkin agar mudah dipahami oleh pembaca. Suatu karya ilmiah harus komunikatif agar segala informasi yang ada dapat menjadi pengetahuan tambahan bagi pembaca. Penyusunan karya ilmiah yang komunikatif harus memenuhi keriteria logis, sistematis, dan lugas. Suatu karya ilmiah disebut logis jika keterangan yang dikemukakan dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal. Karya ilmiah disebut sistematis apabila keterangan yang dituliskan saling berhubungan. Karya ilmiah disebut lugas saat keterangan yang dijelaskan tidak berlebihan, tidak bermakna konotatif tetapi langsung menunjuk pada persoalan6. Bahasa yang digunakan di dalam karya ilmiah juga harus menggunakan ejaan yang disempurnakan dan kalimat yang efektif. Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah bahasa Indonesia yang digunakan
oleh
para
cendekiawan
untuk
mengomunikasikan
ilmu
pengetahuan.
4
Drs. Taliziduhu Ndbaha, Desain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta : Bina Aksara, 1987), Hlm.63 5 Drs. Tliziduhu Ndbaha, op.sit. Hml :64 6 Drs. E. Zaenal Arifin, Petunjuk Praktis Penyusunan Karya Tulis, (Jakarta : Media Sarana Press, 1987), Hlm.56.
Ragam bahasa ilmiah tersebut memiliki sifat-sifat berikut7. (1) Ragam bahasa ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu, penulisan karangan ilmiah mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku (EYD), menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan. (2) Dalam ragam bahasa ilmiah banyak digunakan kata-kata istilah. Kata-kata tersebut digunakan dalam arti denotatif, bukan dalam arti konotatif. (3) Dalam ragam bahasa ilmiah digunakan kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis, dan dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. (4) Ragam bahasa ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaan; bersifat tenang, jelas, hemat, dan tidak emosional. (5) Hubungan gramatik antara unsur-unsurnya, baik dalam kalimat maupun dalam paragraf, hubungan antara paragraf satu dan paragraf yang lain bersifat
padu.
penghubung,
Untuk seperti
menyatakan kata-kata
hubungan
penunjuk,
digunakan
kata-kata
alat-alat
penghubung,
pengulangan kata atau frasa, penggantian, dll. (6) Hubungan semantik antara unsur-unsurnya bersifat logis. Penggunaan kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari. (7) Penggunaan kalimat pasif lebih diutamakan karena dalam kalimat pasif peristiwa lebih dijelaskan daripada pelaku perbuatan. (8) Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan kata ganti.
2.2 Pentingnya kaimat efektif dalam penulisan karya ilmiah Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan, satuan proposisi yang merupakan satu klausa atau merupakan gabungan klausa 7
Drs. Mukhlis, M.Hum, PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH(LAPORAN PENELITIAN), Hlm: 9
yang membentuk satuan yang bebas, jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya. Kontruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan8. Menurut Razak, kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengekspresikan kejiwaan manusia lainnya, dengan demikian, hanya kalimat yang berdaya gunalah yang diklasifikasikan kepada kalimat efektif9. Sedangkan menurut Zulfahmi, Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengantarkan
isi
dan
tujuan
komunikasi
dengan
baik10.
Untuk
mengungkapkan atau mengkomunikasikan gagasan pengarang, maka diperlukan kalimat yang baik. Pernyataan diatas mengisyaratkan bahwa kalimat merupakan media yang menampung gagasan pengarang. formulasi lain, kalimat dapat didefinisikan sebagai wujud dari perasaan, sikap, dan pikiran si pengarang yang akan dikomunikasikan dalam bentuk bahasa tulis.
Sehubungan dengan itu, Keraf menegaskan bahwa seorang pengarang perlu menguasai beberapa aspek bahasa, antara lain : a.
Kosa kata yang digunakan
b.
Kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif
c.
Gaya penyampaian
d.
Penalaran11.
Penguasaan terhadap keempat aspek tersebutlah yang memungkinkan seorang pengarang mampu menuangkan ide ke dalam bentuk kalimat yang dapat mewakili gagasannya dengan tepat dan mampu menarik perhatian pembaca. Kalimat yang seperti itulah yang dapat diklasifikasikan menjadi kalimat efektif.
8
Harimurti Kridalaksana, 2008 : 103 Abdul Razak, Kalimat Efektif : Struktur, Gaya dan Variasi, (Jakarta : Gramedia, 1985), hlm. 3 10 Zulfahmi, Alikasi Bahasa Indonesia, (Padang : IAIN IB Press, 1999), hlm. 61 11 Gorys Keraf, Komposisi, op. cit., hlm. 35 9
Kalimat efektif memiliki kemampuan untuk melahirkan dan memicu kembali gagasan-gagasan pembaca yang identik dengan gagasan pengarang. Disamping
itu,
kalimat
efektif
juga
memiliki
kemampuan
untuk
menghilangkan kemonotonan sebuah tulisan atau karangan. Sebuah karya ilmiah tidak bermutu jika pembaca tidak mengetahui isi dari karya ilmiah tersebut, sehingga tidak dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh sebab itu, kalimat efektif memberikan solusi bagi permasalahan tersebut.
2.3 Penggunaan kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah Karya ilmiah adalah karya yang berdasarkan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar ( cf. Brotowidjoyo, 1985: 8-9; Laksono, 1996:13)12. Teknik penulisan karya tulis ilmiah bertumpu pada masalah kebahasaan, khususnya pada masalah kebahasaan yang telah dibakukan, misalnya EYD dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Penulisan Karya tulis ilmiah yang baik harus menggunakan kalimat efektif. Di dalam penggunaannya,
kalimat
efektif selalu mengutamakan jalan pikiran yang logis dengan penggunaan struktur bahasa yang tepat sehingga, menghasilkan rangkaian kalimat yang sistematis dalam sebuah karya ilmiah. Penggunaan kalimat efektif dalam karya ilmiah diukur dari dua sisi, yaitu dari sisi penulis dan pembaca. Dari sisi penulis, kalimat dikatakan efektif jika kalimat yang digunakan dapat memaparkan gagasan kelimuan penulis secara tepat dan akurat. Sedangkan dari sisi pembaca, pesan kalimat diartikan sama dengan yang dimaksudkan oleh penulis. Oleh sebab itu, jika pembaca masih mengalami kebingungan dan kesulitan yang mengakibatkan salah menafsirkan pesan kalimat maka kalimat tersebut belum dapat dikategorikan efektif (Heri dan Anang, 2007)13.Selain itu, Untuk kepentingan dalam menulis sebuah karya ilmiah, pengarang harus mampu memodifikasi
kalimat
yang
digunakannya.
Dalam
hal
ini,
Keraf
mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu; 12
Warsiman, Bahasa Indonesia yang Benar,( Surabaya : Unesa University Press).Hlmn.128 http://harrysprincenata.wordpress.com/2010/12/20/penggunaan-kalimat-efektif-dalampenulisan-karya-ilmiah/ 13
Kesatuan gagasan, koherensi antar unsur pembentuk kalimat, penekanan, variasi kalimat, peralelisme, dan penalaran14.
a. Kesatuan Gagasan Kesatuan gagasan dibentuk melalui unsur-unsur yang membangun kalimat dengan memperhatikan ide pokok kalimat tersebut, sehingga kalimat tersebut hanya mengandung satu ide pokok. Dengan kata lain, kesatuan gagasan sebuah kalimat ditandai dengan keberadaan satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Kesatuan gagasan dalam kalimat itu dapat dibentuk dengan berbagai cara, meskipun kalimat, secara praktis dibangun oleh unsur-unsur fungsional yang disebut sebagai subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K)15. Kesatuan gagasan dalam kalimat dapat berbentuk kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan yang mengandung pertentangan. Kesatuan tunggal terdapat pada kalimat tunggal, yaitu kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat saja, yaitu : SP, SPO, SPPel, SPK, SPPelK, atau SPOK. Kesatuan gabungan, kesatuan yang mengandung pertentangan, dan kesatuan pilihan terdapat pada kalimat majemuk, yaitu : kalimat yang terdiri dari dua pola atau lebih, seperti : SP-SP, SPO-SPPel, SP-SPOK, dsb. Untuk lebih mengetahui perbedaan antara kesatuan-kesatuan itu, amati contoh-contoh berikut: 1. Sebagai homo loquens, manusia memiliki kemampuan berbahasa. (kesatuan tunggal). 2. Suatu hal yang tidak dapat dibantah oleh para ilmuan ialah ilmu sarat dengan nilai-nilai. (kesatuan tunggal).
14
Gorys Keraf, Ibid, hlm. 36 M. Ramlan, dkk., Bahasa Indonesia yang salah dan yang benar, (Yogyakarta : Andi Offset, 1994), hlm.6 15
3. Ketika ujian semester berlansung, semua mahasiswa terpaku pada kertas jawabannya, sedangkan pengawas hilir mudik memperhatikan mahasiswa. (kesatuan yang mengandung pertentangan) 4. Hary menerima
bingkisan
dari
ibunya
kemaren,
dan
telah
membukanya beberapa jam yang lalu. (kesatuan gabungan) 5. Kamu pergi ke kampus atau ikut denganku ke tempat Andre. (kesatuan pilihan).
b. Koherensi Koherensi ialah adanya hubungan yang jelas antara unsur yang satu dengan yang lain dalam membangun ide pokok kalimat. Kepaduan itu menunjukkan hubungan yang erat antara unsur-unsur pembentuk kalimat, yaitu antara subyek-predikat, predikat-obyek, dan keterangan unsur pokok. Koherensi antar unsur pembentuk kalimat sangat terkait dengan kesatuan gagasan yang terkandung dalam kalimat tersebut. Jika antar unsur pembentuk kalimat tidak mamiliki koherensi secara jelas, maka kalimat tersebut akan sanggup mewakili gagasan penulis16. Sehubungan dengan itu, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan seseorang sebelum menuangkan gagasannya ke dalam sebuah kalimat yang efektif, yaitu : 1)
Pola kalimat
2)
Penggunan kata depan dan kata penghubung
3)
Penempatan keterangan (oposisi dan aspek)
4)
Penggunaan kata yang tidak berlebih-lebihan
c. Penekanan Bagian Kalimat Penekanan mengacu kepada upaya yang dilakukan untuk menonjolkan unsur yang dipentingkan dalam sebuah kalimat. Penekanan itu dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain dengan mengubah posisi kalimat (unsur yang dipentingkan), menggunakan repetisi 16
Hetti Waluati Triana, op. cit., hlm. 50
(pengulangan bentuk yang sama), menggunakan pertentangan, dan menggunakan pertikel penegas. Contoh : 1. Bagi alam pikiran Minangkabau, yang dimaksud dengan harta ialah benda-benda yang tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, ladang, dan rumah. 2. Yang dimaksud dengan harta-bagi alam pikiran Minangkabau-ialah benda-benda tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, lading, dan rumah. (mengubah posisi kalimat)
d. Variasi Kalimat Variasi ditujukan agar kalimat yang digunakan dapat menarik perhatian pembaca, sehingga sifat monotoni kalimat dapat diminimalkan. Variasi kalimat dapat dilakukan dengan menggunakan kata yang bersinonim atau penjelasan yang berbentuk frase, keragaman bentuk kalimat (panjang pendeknya kalimat), penggunaan bentuk kata (me- dan di-), dan dengan mengubah posisi kalimat. Dengan demikian, sebuah gagasan sebenarnya dapat dituangkan dengan aneka ragam kalimat. Contoh : a. Menulis adalah aktivitas yang mengasyikkan (menulis menjadi penekanan, penulis = subjek) b. Menulis, baik dalam koridor normatif maupun kreatif, merupakan aktivitas yang mngasyikkan. (menulis dijelaskan dengan frase) c. Meskipun banyak aktivitas lain yang menarik, menulis tetap merupakan aktivitas yang mengasyikkan. (ditulis dalam bentuk kalimat majemuk) d. Aktivitas yang mengasyikkan adalah menulis (mengubah possisi kalimat) e. Paralelisme adalah penempatan gagasan-gagasan yang memiliki fungsi dan esensi yang sama dalam suatu struktur/konstruksi gramatikal yang sama. maksudnya, gagasan-gagasan yang memiliki fungsi dan nilai
yang sama ditulis sejajar secara gramatikal. Kemampuan menyusun kalimat efektif menjadi salah satu kunci dalam menulis. Kalimat dalam menulis bukan sekedar rangkaian kata
yang berstruktur dan
mengandung gagasan atau pesan, tetapi juga harus kalimat hidup, kalimat yang dapat berinteraksi dengan pembaca sehinggadapat mewakili penulis.
Berikut adalah ciri-ciri kalimat efektif menurut pendapat beberapa ahli kebahasaan: 1. Menurut Sabarti Akhadiah kalimat efektif harus memiliki : a. kesepadanan dan kesatuan b. kesejajaran bentuk c. penekanan d. kehematan dalam mempergunakan kata e. kevariasian dalam struktur 2. Gorys Keraf menyatakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut : a. kesatuan gagasan b. koherensi yang baik dan kompak c. penekanan d. variasi e. paralelisme f. penalaran atau logika. Pada dasarnya, penalaran (logika) dapat menjadi bagian dari paralelisme makna. 3. Menurut Parera ciri-cirinya adalah : a. kesepadanan dan kesatuan b. keparalelan atau paralisme c. ketegasan d.
kehematan
e. Kevariasian
4. Martaya Menyatakan ciri-ciri kalimat efektif lebih banyak dari pendapat yang lain, yaitu : a. mengandung kesatuan gagasan b. mewujudkan koherensi yang baik dan kompak c. memperhatikan paralelisme d. merupakan komunikasi yang berharkat e. diwarnai kehematan f. ejaan yang disempurnakan g.
didukung variasi
h. didasarkan pada pilihan kata yang baik
Salah satu kemampuan untuk dapat menyusun kalimat efektif adalah dapat memilih kata dengan tepat karena kata adalah unsur pembentuk kalimat sebagai alat pengungkap dan penerima gagasan. Kata menjadi pembentuk kalimat efektif karena gagasan yang diungkapkan dalam kalimat efektif ditentukan oleh kata
yang
digunakan
dalam
kalimat.
Penulisan
karya
ilmiah
juga
mempertimbangkan pilihan kata yang tepat untuk menggambarkan gagasan yang ingin dituangkan dalam karya tulis ilmiah tersebut. Ada Empat pemandu yang dapat digunakan sebagai pegangan dalam memilih kata17, yaitu: a. apakah kata yang digunakan sudah mencerminkan gagasan yang diwakilinya; b. apakah
kata
yang
digunakan
sudah
sesuaidengan
konteks
penggunaannya; c. apakah kata yang dipilih sudah sesuaidengan kelaziman; d. apakah kata yang dipilih sudah digunakansecara konsisten .
Dengan adanya kalimat efektif, sebuah karya tulis ilmiah menjadi mudah dipahami bagi pembaca, sehingga pesan yang terkandung dalam karya tulis ilmiah tersebut dapat sampai dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
17
staff.uny.ac.id/sites/default/files/KALIMAT%20EFEKTIF.pdf
III. Penutup 3.1 Kesimpulan 1. Kalimat efektif sangat bermanfaat bagi penulisan sebuah karya tulis ilmiah. Dengan kalimat efektif, sebuah karya tulis ilmiah menjadi mudah untuk dipahami oleh pembaca, serta menjadi komunikatif. Untuk menjadi komunikatif harus memenuhi keriteria logis, sistematis, dan lugas. 2. Kalimat efektif sangat penting dalam penulisan karya tulis ilmiah karena kalimat efektif memiliki kemampuan untuk melahirkan dan memicu kembali gagasan-gagasan pembaca yang identik dengan gagasan pengarang. Disamping itu, kalimat efektif juga memiliki kemampuan untuk menghilangkan kemonotonan sebuah tulisan atau karangan. Sebuah karya tulis ilmiah tidak bermutu jika pembaca tidak mengetahui isi dari karya tulis tersebut sehingga tidak dapat memberikan manfaat bagi pembaca. 3. Penggunaan kalimat efektif selalu mengepadankan antara jalan pikiran yang logis dengan penggunaan struktur bahasa yang tepat sehingga menghasilkan rangkaian kalimat yang sistematis dalam sebuah karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, E. Zaenal. 1987. Petunjuk Praktis Penyusunan Karya Tulis. Jakarta : Media Sarana Press. M. Hum, Mukhlis. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Laporan Penelitian ) M. Ramlan, dkk. 1994. Bahasa Indonesia yang Salah dan yang Benar. Yogyakarta : Andi Offset Ndhabaha, Taliziduhu. 1987. Desain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta : Bina Aksara Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif : Struktur, Gaya dan Variasi. Jakarta : Gramedia Warsiman. Warisan Bahasa Indonesia yang Benar. Surabaya : Unesa University Press
Zulfahmi. 1999. Aplikasi Bahasa Indonesia. Padang : IAIN IB Press http://harrysprincenata.wordpress.com/2010/12/20/penggunaan-kalimat-efektifdalam penulisan-karya-ilmiah/ (diakses pada 17 November 2013 ) http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/KALIMAT%20EFEKTI.pdf ( diakses pada 17 November 2013 ) http://www.Pengertian,fungsi,syarat,sifat,jenis
dan
manfaat
ilmiah_ahmadfalioklilas.htm (diakses pada 14 November 2013 )
karya