MAKALAH PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN AKTMTAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
,
. .. . ,. ... . .
i ..; !
,
, , ,-
',
I:c ,,-,
,
. i ",c.T
.,
.
...........
#.!U,
-
...........
.
. !. .~
;:[I;:'
w.
.
H
:- 103 ifid I Op .
:
I
. 395 :-ST\... t.1
Oleh Dra. Sri Amerta, S.Pd.
DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNlVERSITAS NEGERI PADANG
.P,-~~T.. -7--'
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, terutama kepada kekuatan jasmani dan fikiran dalam menyelesaikan makalah ini. Salawat beriring salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah berjuang keras untuk mengembangkan ajaran Islam di perrnukaan bumi ini guna keselamatan umat manusia di dunia dan akhirat. Dalam menyusun makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan dengan sebaik-baiknya, tulisan ini berhasil diselesaikan dengan judul "Penerapan Metode Kerja Kelompok untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar". Namun penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran, masukan dan kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan makalah ini.
Padang,
Agustus 2009
Penulis
PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik adalah mendidik dan mengarahkan siswa dalarn setiap kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru sebagai salah satu sumber belajar hams menggunakan metode - metode rnengajar yang dapat membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Serta guru juga hams bisa melakukan interaksi yang kondusif dengan siswa dalam proses pembelajaran, tanpa adanya interaksi yang kondusif maka proses pembelajaran kurang efektif sesuai dengan apa yang diharapkan. Akan tetapi dewasa ini kegiatan pembelajaran sering mengalami interaksi yang kurang kondusi f. Kurang kondusit interaksi antara guru dengan siswa disebabkan oleh proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas kurang mengembangkan kemampuan berpikir siswa sehingga
menyebabkan
kurangnya
aktivitas
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran. Contohnya adalah guru yang sibuk dengan kegiatan mengajarnya di depan kelas tanpa memahami apakah siswa mengerti tentang apa yang dijelaskan guru. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Wina (2008: 2) yaitu : "interaksi dalarn proses pembelajaran mempengaruhi aktivitas siswa dalarn belajar".
Dari pendapat diatas jelas bahwa proses pembelajaran dipengaruhi oleh i n t d s i antara guru dengan siswa. Dengan adanya interaksi yang kondusif ha1 ini akan menimbufkan aktivitas yang baik pula bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan pendidik yang profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengamhkan, melatih, mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan d e h siswa. Maju mundumya hasil belajar
siswa disekolah sangat ditentukan oleh kemampuan dan usaha guru dalam mengenal suatu pembela jaran yang efektif sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Seorang
guru
perlu
memiliki
kemampuan
merancang
dan
mengimplementasikan berbagai metode pembehjaran yang dianggap sesuai dengan materi pembelajaran dan prkembangan siswa, sat@gum juga h a ~ s dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar dan media pembelajaran untuk pelaksanaan efektifitas pembelajaran. Jadi jelaslah bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan khusus, yaitu kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan memiliki pmfesi guru.
Hal ini sesuai dengan pendapat James M.Cooper (dalam Wina 2008 : 15) bahwa : "A teacher is person charged with the responbiliy of helping others to learn and to behave in new dz%ferentways".
Jadi dapat dikatakan bahwa seorang gum hams memiliki kemampuan khusus untuk mendidik siswanya agar memahami materi pelajaran yang
diberikan dan mampu mempergunakan sumber belajar yang sesuai dengan materi pembelajaran. Penguasaan terhadap metode mengajar sangatlah penting bagi guru dalam proses pembelajaran, karena metode mengajar adalah suatu cam yang digunakan dalam kegiatm pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dapat berlangsung. Penguasaan metode yang efektif dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran itu sendiri. Ada beberapa metode mengajar yang dianggap penting penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran di kelas yaitu : metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode kerja kelompok, metode pemberian tugas, metode demontrasi, metode eksperimen, metode simulasi dan metode pengajaran unit. Hal ini sesuai dengan pendapat Roestiyah (2008:2) yang menyatakan bahwa : "Terdapat beberapa metode mengajar yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran yaitu: 1) Metode ceramah 2) Metode tanya jawab 3) Metode diskusi 4) Metode kerja kelompok 5) Metode pemberian tugas 6) Metode demonstrasi 7) Metode eksperimen 8) Metode simulasi 9) Metode pengajaran unit".
Dari penjelasan diatas jelas bahwa ada beberapa jenis metode mengajar yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu metode mengajar yang dapat meningkat kan aktivitas siswa adalah metode kerja kelompok Metode kerja kelompok sangat diperlukan sekali dalam kegiatan pembelajaran. Metode kerja kelompok adalah suatu cam yang dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan dapat membahas suatu masalah yang tidak mereka pahami. Metode kerja kelompok dapat j~lgamembuat peserta didik bekeja sama dengan temannya dalam satu kesatuan tugas, mengembangkan kekuatannya untuk mencari dan menemukan bahan - bahan untuk melaksanakan tugas serta membuat siswa menjadi aktif. Hal ini sependapat dengan Roestyah (2008 : 17) bahwa "Metode kej a kelompok dapat membenkan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilannya, rnembahas suatu masalah dan membuat siswa menjadi aktif'. Jadi jelas bahwa metode kej a kelompok merupakan salab sat- metode yang dapat membuat siswa aktif &lam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinannya dan dapat menggunakan keterampilannya dalam kelompok. Peranan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok adalah mengontrol dan mengawasi s t i a p aktivitas dalam kelompoknya masing-masing sehingga tugas yang diberikan dalam kerja kelompok dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok mempunyai peran sebagai motivator untuk mengembang kan kernampuan berpikir siswa. Metode ke rja kelompok dalam kegiatan pernbejalaran ini meliputi tiga aspek yaitu : memiliki tujuan, interaksi, dan kepemimpinan. Jika tujuan, interaksi dan kepemimpinan tidak digunakan dalam penggunaan metode kerja kelompok maka kegiatan pembelajaran kurang berlangsung dengan efektif.
Hal ini sependapat dengan Hasibuan (2008 : 24) menyata kan bahwa "Ada tiga aspek yang diperlukan dalam kej a kelompok adalah : 1) Tujuan 2) Interaksi 3) Kepemimpinan". Jadi jelas bahwa dalam metode k e j a kelompok hams ditentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran dan kelancaran interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran serta diharapkan kepemimpinan siswa dan memimpin kelompoknya. Kenyataan yang penulis temukan dilapangan bahwa guru hanya menyuruh siswa dalarn kelompok untuk menjawab soal-soal yang di tulis di papan tulis, mengerjakan lembaran keja siswa dan membaca buku dalam kelompoknya masing - masing. Sehingga siswa sering keluar masuk kelas dan ada siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri ( bermain ), kemudian guru kurang memberikan suatu bimbingan yang dapat membuat siswa dalam kej a kelompok untuk aktif dan kreatif. Berdasarkan fenomena diatas penulis dapat menyimpulkan suatu masalah yaitu: "Bagaimanakah Penerapan Metode Kerja Kelompok untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Pembela jaran di Sekolah Dasar".
B. Pembahasan
Untuk membahas masalah yang di kemukakan,
penulis akan
menjelaskan :
I. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran
adalah
usaha-usaha
yang
terencana
dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Di dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cam-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan isi pembelajaran, menyampaikan isi pembelajaran, dan mengelola pembe lajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Arif dalam (M. Sobry 2007: 49) bahwa "Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar teqadi proses pembelajaran pada diri siswa". 2. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Kegiatan Pembelajaran Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan pembela jaran yaitu faktor gun1 yang dapat menentukan dalarn mengimplementasi kegiatan pembelajaran, faktor siswa yang dipengamhi oleh perkembangan belajar siswa, sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran serta faktor lingkungan yaitu organisasi kelas dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini sependapat dengan Wina (2008:52) yaitu : "Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan pembela jaran siswa, diantaranya adalah faktor guru, faktor siswa".
a. Gum Guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalarn implementasi suatu kegiatan pembelajam. Tanpa gum, bagaimana bagus dan idealnya kegialan pembelajaran, maka kegiatan pembela jaran itu tidak mungkin diaplikasikan. hyaknya seorang prajurit di
medan perternputan, keberhasilan penerapan kegiatan berperang untuk menghancurkan musuh akan sangat bergantung kepada kualitas prajurit itu sendiri. Demikian juga guru, keberhasi Ian implementasi suatu kegiatan pembelajann akan tergantung pada kepiawaian guru dalarn menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran Setiap
guru akan memiliki pengalarnan, pengetahuan, kernampuan, gaya, bahkan pandangan yang berbeda dalam mengajar. Guru yang
menanggap mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pembela jaran akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah
suatu proses pemberian bantuan kepada siswa &lam kegiatan pembela jaran. Masing-masing perbedaan krsebut dapat mempengamhi baik dalam penyusunan kegiatan pembelajaran rnaupun pelaksanaan
kegiatan pembelajaran itu sendiri. Gun, dalarn proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Peran guru, apalagi untuk siswa pada usia pendidikan
sekolah dasar, tak mungkin digantikan oleh perangkat lain, seperti televisi, radio, computer dan lainnya. Sebab siswa adalah organisasi yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan
guru. Hal ini sesuai den,gan pendapat Wina (2008 : 52) bahwa "Peranan guru dalam pendidikan di sekolah dasar tidak dapat diganti kan oleh perangkat lain". Dalarn kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajamya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian, efektivitas kegiatan pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Norman dalarn (Wina 2008 : 52) bahwa "One underlving emphasis should be noticeable : that the quality of teacher is the essential, constantfeature in the success of aqv educational system". b. Siswa Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkem bangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Kegiatan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Hal ini sependapat dengan Wina (2008 : 54) yaitu "Siswa merupakan organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkem bangan kepribadiannya". Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran dilihat dari aspek siswa yang meliputi aspek latar belakang siswa serta sifat
yang dimiliki siswa itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Dunkin dalam (Wina 2008 : 54) yaitu "Ada dua aspek yang mempengaruhi kegiatan pernbelajaran siswa 1) Aspek latar belakang ( pupil formative experiences ) 2) Aspek sifat yang dimiliki oleh siswa (pupilproperties )". Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dan dari keluarga mana siswa berasal, sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki oleh siswa meliputi kemarnpuan dasar, pengetahuan, dan sikap. Tidak dapat disangkal bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat dikelompokkan pada siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang berkemampuan tinggi dalam kegiatan pembelajaran biasanya ditunjukkan oleh aktivitas yang tinggi dalarn pembelajaran,
perhatian,
dan
keseriusan
dalarn
mengikuti
pembelajaran. Sebaliknya, siswa yang tergolong kemampuan rendah ditandai dengan kurangnya aktivitas dalam kegiatan pembelajaran, tidak adanya keseriusan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, termasuk dalarn menyelesaikan tugas. Perbedaan-perbedaan itu menuntut perlakuan yang berbeda pula baik dalam pengelompokan siswa maupun dalam perlakuan guru dalam menyesuaikan gaya belajar Demikian juga halnya dengan pengetahuan siswa. Siswa yang memiliki pengeta huan yang memadai tentang penguasaan bahasa
standar, misalnya akan mem pengaruhi kegiatan pembelajaran mereka dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki ha1 itu. Hal ini sesuai dengan pendapat Wina (2008 : 54) bahwa "Siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah". Jadi jelas bahwa siswa mempunyai kelompok masing-masing dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kemampuannya dalam menguasai pembelajaran itu sendiri. Sikap dan penampilan siswa di dalam kelas juga merupakan aspek lain yang bisa mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Ada kalanya ditemukan siswa yang aktif ( hyperkinetic ) dan ada pula siswa yang pendiam, tidak sedikit juga ditemukan siswa yang memiliki motivasi yang rendah dalarn kegiatan pembelajaran. Hal ini sependapat dengan Wina (2008 : 54) bahwa "Sikap clan penampilan siswa dalam kelas mempenganrhi kegiatan pembelajaran". Jelas-jelas bahwa sikap yang aktif dalam kegiatan pembelajaran akan membuat kegiatan pembelajaran tersebut berjalan dengan efektif
serta penampilan yang baik juga akan rnenimbulkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Semua ini sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran di dalam kelas sebab, faktor siswa dan guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam interaksi pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas mentranspdasikan pengetahuan, sikap clan keterampilan siswa. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat kepada siswa, sehingga siswa aktif dalarn kegiatan pembetajaran. Kegiatan pembela jaran bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi, tetapi kegiatan pembelajaran adalah berbuat, rnemperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. K a ~ n aitu, kegiatan pembelajaran hams dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Jadi aktivitas itu sendiri adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang oleh gum
untuk rnemfasilitaskan kegiatan pembelajaran siswa seperti kegiatan diskusi, kerja kelompok, demontrasi dan lain sebagainya. Hal ini w u a i dengan Wina (2008 : 176) bahwa "aktivitas adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang oleh guru untuk memfasilitasi
kegiatan pembelajaran siswa".
3. Pengertian Metode Mengajar Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada siswa. Siswa harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, disamping mengernhangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada siswa-siswa yang merupakan kegiatan pembelajaran itu dilakukan oleh gum di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metde tertentu. Metode rnengajar adalah cam yang digunakan
oleh guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang disusun agar berjalan dengan efektif. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Winarno dalam (Suryo 1997:148) bahwa "Metode
mengajar adalah cara yang di gunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam kegiatan pembelajaran agar berjalan dengan efektif '. Jadi jelas bahwa metode digunakan untuk merealisasikan kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain metode dalam rangkaian kegiatan pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi kegiatan pembelajaran sangat tergantung pada guru menggunakan metode mengajar, karena suatu kegiatan pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode mengajar. 4. Metode Kerja Kelompok
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat berbagai macam metode mengajar salah satunya adalah metode kerja kelompok. Metode kerja kelompok sangat di perlukan sekali dalam kegiatan pembelajaran. Apabila siswa dihadapkan sihrasi yang sama akan menimbulkan kejenuhan siswa dalam kegiatan pernbelajaran. Hal ini akan mengakibatkan perhatian dan aktivitas siswa menjadi menurun. Oleh sebab itu, metode kerja kelompok adalah salah satu strategi pembelajaran yang memiliki kadar cara belajar siswa aktif.
Metode
kerja
kelompok
adalah
metode mengajar
dengan
mengkondisikan siswa dalarn suatu group atau kelompok sebagai suatu kesatuan dalam mengejakan tugas yang diberikan guru di kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode kerja kelompok untuk mengajar siswa dalam mencapai tujuan agar dapat bekeja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Robert dalam (Roestiyah 2008 : 15) bahwa : "Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan siswa dalam kelompok sebagai suatu kesatuan dalani mengerjakan tugas agar dapat bekej a sama sehingga mencapai tujuan bersama". Metode kerja kelompok dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dalam membahas suatu masalah yang tidak dipahami oleh siswa. Metode kerja kelompok dapat juga mengembangkan bakat kepemimpinan siswa, membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan metode kerja kelompok juga dapat membuat siswa bekerja sama dalam kelompoknya untuk mencari dan menemukan bahan-bahan untrlk melaksanakan tugas serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, saling membantu kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Hal ini sesuai dengan pendapat Roestiyah (2008 : 17) yaitu :
Metode kerja kelompok dapat mernberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilannya, mengembangkan bakat kepemimpinannya dan membuat siswa menjadi aktif serta membuat siswa memiliki rasa saling menghargai, membantu dalarn kelompok demi mencapai tujuan bersama. Jadi jelas bahwa metode keja kelompok merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinan nya dan membuat siswa rnemiliki rasa saling menghargai, membantu kelompoknya dalam kegiatan jxmbelajaran. Dalam metode kerja kelompok peranan guru sangatlah penting diantaranya adalah sebagai manajer obsever, advisor, dan evaluator. Guru sebagai manajer dalam kegiatan pembelajaran yaitu membantu siswa mengorganisasikan diri, t e m p t duduk, serta meny iapkan bahan yang di perlukan dalam kegiatan pembelajaran. Guru sebagai observer berperan mengamati dinamika kelompok yang terjadi sehingga guru mengarahkan serta membantu siswa jika siswa tidak paham. Sebagai advisor guru memberikan saran-saran tentang penyelesaian tugas bila diperlukan, tetapi pemberian saran tidak berarti hwru yang menyelesaikan tugas buat siswa. Dalam pemberian saran guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan, bukan memberikan informasi secara langsung. Dan sebagai evaluator guru berperan untuk menilai kegiatan pembelajaran siswa &lam kerja kelompoknya, penilaian yang dilakukan oleh guru adalah penilaian
terhadap kerja kelompok siswa dalam kegiatan pembelajaran bukan penilaian terhadap individual siswa. Hal ini sependapat dengan Hasibuan (2008 :25) adalah "Guru dalam kerja kelornpok mempunyai peran yaitu sebagai maneger, observer, advisor dan evaluator." Jadi dapat dikatakan bahwa dalam metode kerja kelompok guru mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pembelajaran yaitu mernbantu siswa dalarn mengorganisasikan diri, mengarnati dinamika kerja kelompok siswa dan rnemberikan saran tentang bagaimana rnenyele saikan tugas serta menilai kegiatan pembelajaran siswa dalam kelompok nya.
5. Rambu-Rambu Penggunaan Metode Kerja Kelompok Menurut Hasibuan (2008 : 25) ada rarnbu-rambu yang hams diperhatikan dalam penggun~mnmetode kerja kelompok yaitu: a) Format kerja kelompok Yaitu bagaimana perneeahan rnasalah atau penunaian tugas melalui kerja kelompok. Secara umum dapat dikatakan bahwa topiktopik yang cocok ditangani melalui kej a kelompok adalah topik yang cukup komplek isinya dan cukup luas mang lingkupnya sehingga bisa dibagi-bagi yang cukup memadai sebagai tugas-tugas kelompok, baik secara paralel maupun komplernente dan membutuhkan bahan serta informasi dari berbagai sumber untuk pemecahannya.
b) Pembagian kelompok-kelompok dalam kelas Dalam pelaksanaan,kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok secara rondom atau berdasarkan pengaturan tertentu, misalnya dengan menyebarkan peserta kelompok yang kurang marnpu clan yang mampu, cepat membuat rehut atau wpat teralihkan perhatiannya dari tugas, d m lain-lain dasar penggolongannya..
Yang penting adalah bahwa
penyebaran ini dilakukan untuk sedapatdapatnya menyeragamkan profil kelompok, meskipun tugas-tugasnya dapat berbeda-beda ( p u g a s a n kom plementer). Pengelompokan secara rondom dilakukan bila kelompok-kelompok ditugaskan untuk melakukan penjajmgan, sedangkan pengelmpokan yang diatur dilakukan bila produktivitas maupun kekohesifan kelompok merupakan tujuan penting. c) Produktivitas dan kekohesifan kelompok Produktivitas dan lcekohesifan kelompok adalah dua aspek yang hams selalu diperhatikan secara seimbang. Memang adakalanya surat tugas kelompok terutama dilakukan untuk mengembangkan keteram pilan beke j a sama dm memupuk semangat kebersamaan, sedangkan
pada kesempatan lain tugas kelompok diberikan karena ada produkproduk nyata yang perlu dicapai, seperti pengetahuan yang cukup luas dan pengertian yang rnendalam tentang suatu fenomena, misalnya lingkup ekologi di sawah atau tugas-tugas perkembangan dalam konteks kebudayaan Indonesia. Akan tetapi secara keseluruhan, sasaran penilaian adalah terh&p
kedua aspek tersebut : produk
Q-\
kelompok
serta peningkatan kemarnpuan kelompok di dalam
menangani tugas-tugas kelornpok, dan semangat kebersamaan didalam kelompok bekerja rnenyelesaikan tugas-tugasnya. Khusus dalam penilaian produk, maka penilaian dilakukan terhadap
kelompok
keseluruhan.
Meskipun
dalarn
kenyataan
kontribusi anggoh-anggota di dalam menghasilkan produk tersebut ada kemungkinan tidak sama. Justru ha1 ini merupakan tantangan bagi guru, dan bagi kelompok untuk lebih memeratakan partisipasi para anggota di dalam kesempatan-kesempatan kej a kelompok berikutnya.
6. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Kerja Kelompok Menurut Roestiyah (2008 : 19) ada langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam penerapan metode kej a kelompok adalah: a. Menjelaskan tugas kepada siswa b. Menjelaskan tujuan yang hams dicapai dalam kerja kelompok itu
c. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok d. Setiap kelompok mernbagi tugasnya masing-masing rnenunjuk seorang pemimpin dan menunjuk seorang pencatat yang akan membuat laporan tentang hasil kerja kelompok tersebut. e. Guru berkeliling selama kegiatan pembelajaran dalam kej a kelompok itu berlangsung, bila perlu memberikan saran atau pertanyaan. Apabila langkah-langkah tersebut dapat dilaksanakan oleh guru, maka kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif sehingga tujuan
yang hendak dicapai dalam kegiatan pembelajaran akan t e m j u d dan diperoleh hasil pembelajaran yang optimal. Peranan Metode Kerja Kelompok untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Dalam kegiatan pembelajaran metode kerja kelompok mempunyai peranan yang sangat penting. Tanpa adanya metode kerja kelompok kegiatan pembelajaran akan terasa sebagai sesuatu yang membosankan bagi siswa. Bagi siswa kegiatan pembelajaran merupakan sesuatu yang menyenangkan dan menantang bila kegiatan pembelajaran itu memenuhi hasrat ingin tahu, memberi kepuasan dan membuat siswa merasa betah dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Begitupun sebaliknya, bagi guru kegiatan pembelajaran merupakan kebiasaan yang menyenangkan dan menantang bila strategi dalarn kegiatan pembelajaran yang ia gunakan dapat melahirkan kesenangan, kepuasan, dan kebetahan bagi siswa. Untuk memperoleh hasil yang lebih optimal guru hams bisa menjadi motivator yang baik agar terjadi peningkatan aktivitas siswa dalarn kegiatan pembelajaran. Dari materi pembelajaran yang disampaikan, tidak semua siswa yang menyenangkan. Untuk mencegah
timbulnya kebosanan
dan kejenuhan
dalam
kegiatan
pembelajaran maka guru dapat menggunakan metode kerja kelompok. Dalam metode kerja kelompok mempunyai tiga aspek yang hams diperha tikan yaitu memiliki tujuan dalam pembelajaran, kelancaran interaksi yang
tejadi dalam proses kegiatan pembelajaran serta kepemimpinan siswa dalarn dalam kej a kelompoknya. Hal ini sependapat dengan Hasibuan (2008 : 24) yaitu : "Aspekaspek yang perlu diperhatikan dalam metode kerja kelompok adalah tujuan, interaksi, dan kepemiminan". Jadi jelas bahwa tujuan dalam metode k e j a kelompok hams jelas bagi setiap anggota kelompok, agar diperoleh hasil kerja yang baik. Tiap anggota kelompok harus tahu persis apa yang harus dikejakan dan bagaimana mengejakannya. Etulah sebabnya dalam setiap kerja kelompok perlu didahulukan dengan kegiatan diskusi untuk menentukan k e j a apa, oieh siapa. Dalam kerja kelompok ada tugas yang hams diselesaikan bersama sehingga perlu dilakukan pembagian keja. Salah satu persya
ratan utama agar terjadinya ke j a sama adalah komunikasi yang efektif, untuk itu perlunya interaksi antar anggota kelompok agar terjadi kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan kondusif. Tugas yang jelas, komunikasi yang efektif, serta kepemimpinan yang baik akan berpengaruh terhadap suasana dalam kerja kelompok, dan pada gilirannya suasana dalam kerja kelompok ini akan mempengamhi proses penyelesaian tugas. Alasan guru menggunakan metode kej a kelompok dalam kegiatan pembelajaran adalah agar membuat siswa bekerja sama dengan ternannya dalam satuan tugas, mengembangkan kekuatan siswa untuk mencari dan menemukan bahan-bahan untuk melaksanakan tugas dalam kegiatan pembelajaran serta membuat siswa aktif. Akan tetapi dalarn metode keja
kelompok memiliki keterbatasan yaitu metode kerja kelompok hanya memberikan kesempatan kepada siswa aktif dan mampu untuk berperan sedangkan siswa yang terbelakang tidak berbuat apa-apa, memerlukan fasilitas yang beragam baik fasilitas fisik dan ruangan maupun sumbersumber belajar yang hams disediakan, dan keberhasilan metode ini tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompoknya. Hal ini sependapat dengan Moedjino (2008 : 150) bahwa "Metode kerja kelompok memiliki keterbatasan diantaranya adalah kerja kelompok hanya sering melibatkan pada siswa yang mampu tetapi siswa yang terbelakang tidak berbuat apa-apa dan metode ini memerlukan beragam fasilitas yang baik". Ada tiga bentuk kerja kelompok yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran yang dikemukakan oleh Roestiyah (2008 : 18) yaitu
"1) kerja kelompok berjangka pendek
2) kerja kelompok berjangka
panjang 3) kerja kelompok campuran". a. Kerja kelompok krjanglca pendek Bentuk ini dapat disebut pula rapat kilat karena hanya mengam bit waktu lebih kurang 15 menit, yang mempunyai tujuan untuk meme cahkan persoalan khusus yang terdapat sesuatu masalah. Umpamanya ketika guru menjelaskan suatu pelajaran terdapat suatu masalah yang perlu dibicarakan. Guru dapat menunjuk beberapa siswa, atau membagi kelas rnenjadi beberapa kelompok untuk masalah itu dalam waktu singkat.
b. Kerja kelompok berjangka panjang Kegiatan ini memiliki waktu yang panjang, misalnya memakan waktu 2 hari, satu minggu tergantung pada luas dan banyaknya tugas yang hams diselesaikan siswa. Kerja kelompok berjangka panjang ini dilaksanakan dengan tujuan : Membahas masalah yang benar-benar ada didalam pembelajaran, umpamanya membuat mainan beroda, menciptakan agar lingkungan menjadi sehat. Masalah ini dibahas agar siswa mengetahui, memahami, dan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang ada didalam pembelajaran tersebut. Memotivasi siswa kearah kegiatan-kegiatan yang
berhubungan
dengan
kegiatan
pembelajran.
Misalnya
menentukan sifat-sifat benda cair, padat dan gas. Dengan melaksana kan metode kerja kelompolc memberi pengalaman kepada siswa untuk mengenal kepemimpinan seperti membuat rencana sebelum melaku kan suatu pekerjaan, membagi pekerjaan, memecahkan masalah serta menyelesaikan tugas dengan bekerja bersama-sama. Dengan metode kerja kelompok siswa dapat mengumpulkan bahan-bahan infonnasi atau data lebih banyak tentang berbagai jenis aspek dalam waktu relatif singkat. c. Kerja kelompok campuran
Dalam metode ini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan
kemampuan masing-masing sehingga kelompok yang pintar selesai terlebih dahulu tidak usah menunggu kelompok yang lain. Keiompok siswa yang agak lamban diizinkan menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang sesuai dengan kemampuannya. Agar kerja kelompok itu mencapai sasaran, guru p r l u memperhatikan hal-ha1 ialah hams rnenyediakan tugrrs atau kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan belajar setiap kelompok, kemudian s t i a p tugas harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap kelompok dapat mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain atau guru. Akhimya guru harus memberi petunjuk yang jelas, sehingga siswa tahu apa yang dilakukan dan tahu apa yanp diharapkan dari siswa masing-masing. Menurut Anita (2007 : 71) supaya metode kerja kelompok dapat behasil, malca hams melalui langkah-langkah dalam penerapannya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa:
I) Menjelaskan tugas kepada siswa Guru disini berperan sebagai manager yaitu membantu siswa men jelaskan tugas apa yang mesti dikejakan oleh siswa clalam kegiatan pembelajaran. Guru rnemberikan pengenalan tentang tugas yang akan dikerjakan dalam pembelajaran hari ini. Guru menuliskan tugas dipapan tulis dan menanyakan apa yang siswa
ketahui mengenai tugas tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktikn siswa agar siswa lebih siap menghadapi tugas. Dalarn kegiatan ini, guru perlu menekankan bahwa rnemberikan
2) Menjelaskan apa tujuan dari kerja kelompok 3) Membagi kelas menjadi beberapa kelompok
4) Setiap kelompok menunjuk seorang pemimpin yang 5) Didalam pelaksanaannya, siswa dalam kelompoknya masing-
masing membagi tugas sesuai 6) Seorang pencatat mencatat setiap kegiatan
7) Guru berkeliling selama 8) Setelah kegiatan pembelajaran tersebut selesai diadakan forum
tanya jawab, gugu meminta 9) Guru membantu menyimpulkan hasil yang telah dicapai bahwa
siswa mampu membuat mainan beroda dan adanya kerja sarna yang baik dalam anggota kelompoknya. Jadi dapat dikatakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat mernbantu siswa melakukan pekerjaan secara bersama, rnempunyai rasa saling menghargai, membuat siswa aktif dan membuat pekerjaan cepat selesai serta membuat kegiatan pembelajaran tidak mem bosankan.
C. Kesimpulan Pemberian metode kerja kelompok dalam kegiatan pembelajaran dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilannya dan dapat membahas suatu masalali yang tidak dipahami oleh siswa. Metode kerja kelompok dapat juga membuat siswa bekeja sama dengan temannya dalam satu kesatuan tugas, mengembangkan kekuatannya untuk mencari dan menemukan bahan-bahan untuk melaksanakan tugas serta dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ada tiga aspek yang diperlukan dalam metode kerja kelompok yaitu harus ditentukan tujuan yang dicapai dalam pembelajaran, kelancaran interaksi dalam kegiatan pembelajran dan sikap kepemimpinan yang baik dalam kerja kelompok. Langkah-langkah yang hams diperhatikan dalam penerapan rnetode kerja kelompok adalah :
I . Menjelaskan tusas k e p a h siswa 2. Menjelaskan tujuan yang harus dicapai dalam kerja kelompok itu
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok 4. Setiap kelompok membagi tugasnya masing-masing menunjuk
seorang pemimpin dan menunjuk seorang pencatat yang akan membuat laporan tentang hasil kej a kelompok tersebut 5. Guru berkeliling selama kegiatan pembelajaran dalam k e j a kelompok itu berlangsung, bila perlu memberikan saran atau pertanyaan.
6. Guru membantu menyimpulkan hasil yang telah didapatkan dan
menerima hasil kej a kelompok siswa. Apabila langkah-langkah tersebut dapat dilaksanakan oleh guru maka kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif sehingga tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan pembelajaran akan terwujud dan diperoleh hasil pembelajaran yang optimal.
Anita, Lic. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : PT. Grarnedia. Hasibuan, 2008. Proses Belajor Mengaiar. Bandung :PT. Remaja Rosda Karya Martinis, Yamin, 2008. Taktik Mengembangh Kemarnpuan Individual Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press. Martinis, Y amin, 2007. Kiaf Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada. Press. Moedjiono, 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Karya. Oemar, Malik, 2007. Proses Relajar Mengajar, Jakarta : PT. Bumi Aksara. Roestiyah, NK, 2008. Strategi Belajar MengGm. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Suryo, Subroto, 1997. Proses Belqjar Mengajar di Seblah. Jakarta : PT. Rineka Ci pta.
Sobry, Sutikno, 2007. Menggagas Pembelajaran Efektifdan Bennakna. Mataram: NTP Press. Wina, Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Persada Media Group.