Majalah Ekonomi JIEF Terbit sebulan sekali setiap awal bulan dan dilakukan update berita terbaru setiap hari lewat
http://jief.biz/ Penerbit/出版社 PT Pandan International PO BOX 3340, Renon, Denpasar, Bali, Indonesia Tel.0361-796-7654 Fax.0361-8424261 Email:
[email protected] Office Promosi, Ltd. 1-1-1-1008, Oyada Adachi-ku, Tokyo 120-0001, Japan Tel.03-5856-2844 Fax.03-5616-4200 Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi 編集長 Dick Hill Penasehat/アドバイザー Ryuji Kitagawa, Abdul Irsan Pemimpin Perusahaan/広告担当 Made Kusuma Asih General Manager Iklan/営業部長 Luh Putu Arie Utami Dewan Redaksi/編集部 Yumi Sato, Akiko Sato, Yuni, Mia, Aprilia, Tika, Yeni Biro Jakarta/ジャカルタ支店長 Rudy Lidapranata, Francisca Emilia Biro Tokyo/東京特派員 Rikako Sugamo Illustrator/Perancang Grafis/イラスト Yuni Kuro Harga/特別定価 Rp.30,000,- (Indonesia) 400 円〔日本〕
Langganan Satu Tahun (12 Edisi, berikut ongkos kirim dan Password untuk akses situs): Rp.660,000 (Indonesia) 7,700 円 (日本), 年間費ホームページパスワード込み http://jief.biz/subscribe/
Edisi September 2012 Copyright 2005-2012 © PT Pandan International.
Bank BCA Capem Sesetan, Bali, Indonesia Account Rupiah No.76701-79944 PT Pandan International
Vol.VI No.1 Tahun 2012 ISSN No.1907-3895
Pola Perjalanan Dunia Berubah Perubahan industri perjalanan di dunia telah berubah. Saat ini jauh semakin banyak orang bepergian dengan booking langsung lewat internet. Membuat reservasi pesawat, hotel, restoran dan sebagainya lewat internet. Inilah yang “ditakuti” pihak industri Perusahaan pariwisata, terutama biro perjalanan, yang selama ini banyak mengatur perjalanan para wisatawan dunia. Kita lihat saja data sehingga lebih jelas. Menurut Badan Pariwisata Jepang, jumlah bisnis yang dilakukan sekitar 60 perusahaan biro perjalanan Jepang, selam atahun 2011, nilai sales mereka hanya mencapai 1,59 triliun yen. Jumlah ini berarti turun 20% dibandingkan lima tahun lalu dan jumlah terebut diperkirakan akan terus menurun seiiring dengan kecanggihan teknologi menyebar di berbagai negara di dunia. Mengingat perubahan yang cukup drastis tersebut, dipastikan Biro Perjalanan akan mencari berbagai cara, berbagai penemuan baru untuk pariwisatawan agar kembali menggunakan jasa mereka. Satu kesempatan bagi perusahaan lokal untuk bergerak mendunia, tanpa batas negara. Komentar pimpinan perusahaan penerbangan ANA mungkin menarik kita baca di sini, di samping tulisan lain seputar hubungan Indonesia dan Jepang, bahkan juga unjuk rasa terbesar anti Jepang di Cina yang jelas sangat memukul pihak Jepang selama ini percaya baik kepada Cina sebagai seorang sahabat, ternyata kini berbalik seperti musuh. Masih banyak hal yang ingin kami sampaikan di sini, tetapi keterbatasan halaman dan keterbatasan dana sponsor membuat kami harus membatasi segalanya. Kritikan komentar dan saran pembaca sangat kami nantikan. Redaksi
SHARP 100 Tahun Penuh Tantangan Tiga produsen elektronik raksasa Jepang, Panasonic, Sony dan Sharp Corporation membuku kan kerugian bersih 1,6 triliun yen. Besar sekali memang. Sharp sendiri mengalami kerugian tidak sedikit dan tuntutan ganti rugi hampir 200 juta dolar di Amerika serta rumor pengurangan jumlah karyawannya. Tidak mudah memang situasi kondisi Sharp saat ini. Namun demikian perusahaan raksasa ini berusaha survive untuk menjaga kelangsungan hidupnya berdiri sejak 1912. Bagi banyak orang sangat yakin Sharp bis amengantisipasi semua masalah dengan baik berkat pengalamannya selama 100 tahun saat ini. JIEF mewawancarai khusus Presiden Sharp, Takashi Okuda, di kantornya belum lama ini. Ternyata Okuda adalah salah satu pahlawan penyelamat Sharp di Indonesia. “Saat itu saya ditugaskan di Malaysia. Indonesia sedang dalam krisis keuangan dan unjuk rasa akhir tahun 1990-an. Kerjasama Pimpinan Sharp dengan karyawan sangat baik saat itu sehingga pabrik Sharp sama sekali tidak terganggu unjuk rasa atau gangguan lain. Krisis ekonomi pun membuat produk berkekurangan dan kami mengimpor dari Malaysia untuk membantu Sharp Indonesia saat itu,” paparnya. Berkat kerjakeras Okuda membantu Sharp Indonesia dari Malaysia, Shar Indonesia berhasil survive dengan baik dan saat itulah muncul istilah Samurai, sang penyelamat sehingga nama Samurai ini pun kini dipakai untuk merk lemari es Sharp yang dijual di Indonesia. Laku cukup baik saat ini. Kini Sharp berusaha meningkatkan lebih
baik lagi citranya di Indonesia sekaligus berharap penghasilannya dari Indonesia dapat berlipat ganda membantu Income Kantor Pusatnya yang saat ini memang sedang berusaha mengurangi kerugian akibat banyak faktor dalam dan luar Jepang. Salah satu usahanya meningkatkan citranya lebih baik di Indonesia dengan memasangkan lampu tenaga matahari di Bali. Lampu bertenaga matahari tersebut hasil karya Sharp dan memang Sharp ingin memasyarakatkan produk pembangkit listrik tenaga matahari di Indonesia. Pengalamannya 35 tahun mengembangkan tenaga matahari tidak disangsikan lagi atas produk Sharp. Pembangkit tenaga sinar matahari yang raksasa sangat luas, dapat dilihat di Thailand dan di Jepang dekat kantor pusatnya. “Kami memang sedang berupaya memasyarakatkan tenaga matahari di Indonesia dan produk kami ini sangat baik dipakai di Indonesia karena Indonesia berada di daerah ekuatorial, yang pas dan sangat bagus penyinaran mataharinya,” paparnya. Penggunaan tenaga matahari memang sangat kecil resiko kalau tak mau dikatakan tak ada resiko. Tidak seperti tenaga nuklir yang memang menghasilkan tenaga sangat hebat tetapi juga resiko kematian dan penyakit bagi manusia sangat tinggi. Terbukti sudah dari ledakan pembangkit nuklir di Fukushima 11 Maret 2011. Upaya memasyarakatkan tenaga matahari perlu didukung sangat luas di Indonesia dan penggunaan produk Sharp tampaknya tak perlu disangsikan lagi berkat pengalaman puluhan tahun di pengembangan produk tenaga mataharinya tersebut. Sharp yang saat ini berekanan dengan perusahaan Cina, tampaknya mendapat tekanan tidak kecil dari rekanannya tersebut.
Namun apabila pengembangan usahanya di Indonesia berhasil terutama pembangkit listrik tenaga matahari, Sharp mungkin boleh bangga karena satu-satunya Perusahaan Jepang yang berhasil membantu pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk sumber energi teraman dan juga terbaik bagi bangsa Indonesia. Meskipun demikian pengembangan satu usaha raksasa seperti Sharp tampaknya juga harus mengikuti trend bisnis global saat ini. Seperti diungkapkan Kazuhiro Mishina, 52, professor di Universitas Kobe Graduate School of Business Administration, “Perusahaan Jepang saat ini harus menggambar kembali marketing, distribusi, strategi, dan harus pula dinamis dalam pengambilan keputusan agar bisa bersaing dengan perusahaan global lain.” Kita lihat saja waktu yang berjalan, Sharp yakin dapat bersaing dengan baik karena memang itulah instink kuat yang dimiliki perusahaan ini untuk bisa survive di global bukan hanya di dalam negeri Jepang. Berdiri 100 tahun adalah bukti nyata Sharp selama ini.
Olahraga Indonesia Lemah, Ekonomi Kuat? Olimpiade ditutup 12 Agustus lalu. Jepang di peringkat ke-11. Pulang dengan keceriahan disambut sedikitnya oleh 500 anggota masyarakat di bandara internasional Narita 13 Agustus lalu. Sedangkan Indonesia hanya di urutan ke-64. Bahkan beberapa pemain bulutangkis di diskualifikasi. Jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, peribahasa Mens Sana in Corpore Sano, olahraga lemah, apakah perekonomian bisa kuat? Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sekitar 6,5% bahkan mungkin menjadi 7%. Begitu cerah, segar dan menarik sehingga dalam setahun terakhir ini skeitar 100 perusahaan Jepang berbondong melakukan investasi ke Indonesia. Ada yang membuka
pabrik, ada yang mulai berjualan saja, ada yang menjadi konsultan, ada yang buka kantor saja, dan sebagainya. Menurut Laporan badan perdagangan internasional Jepang (Jetro) 17 Agustus lalu, investasi Jepang di Indonesia naik 640% menjadi USD3,6 miliar. Di bidang tertentu memang terjadi “boom” bisnis di Indonesia. Seperti olahraga, perusahaan Jepang berlomba adu cepat masuk Indonesia agar dapat untung sebesar mungkin. Wajar, pola pikir pengusaha harus demikian. Kalau tidak, buat apa datang dan investasi ke Indonesia tanpa keuntungan. Kejar-kejaran masuk Indonesi aitu terutama di tiga bidang besar yaitu otomotif dan motor, makanan dan minuman, serta bidang elektrik/elektronika. Di bidang otomotif dan motor, khususnya anak usaha seperti pembuat suku cadang dari berbagai tempat di Jepang datang ke Indonesia, investasi dan mengembangkan usaha di Indonesia agar bisa mendukung produsen (pelaku) utamanya yang sudah lama berada di Indonesia seperti Toyota, Mitsubishi Motors, Mazda, Suzuki dan Honda. “Akhir-akhir ini mengalami sedikit perlambatan penjualan mobil motor di Indonesia. Hal ini karena meningkatnya moral hazard di Indonesia. Mereka gampang membeli pakai cara kredit tetapi saat mencicil akhirnya macet dan mengembalikan begitu saja mobil atau motornya ke penjualnya. Akibatnya banyak kredit mobil atau motor yang macet saat ini di Indonesia dan Pemerintah tampaknya mulai menyadari sehingga mengeluarkan peraturan peningkatan uang muka pembelian mobil atau motor atau mempersedikit jumlah cicilannya,” ungkap seorang General Manager PT Toyota Astra Motor di Indonesia yang tak mau disebutkan namanya. Di bidang motor, misalnya Yamaha menguasai 45% penjualan dunia khususnya di Asia Tenggara, “Penjualan kami memang
meninkat pesat akhir-akhir ini khususnya di Asia,” ungkap Hiroyuki Yanagi, President Yamaha sat mengungkapkan laporan tengah tahunannya 7 Agustus lalu. Meskipun demikian Yamaha menurunkan taret penjualan khususnya di Indonesia dari semula 8,27 juta menjadi 6,26 juta unit. Hal ini karena penurunan penjualan, penurunan sekitar 35% terutama akibat mulai banyaknya kredit macet kendaraan bermotor di Indonesia saat ini, Uang Muka yang meningkat pesat, menurunkan daya beli masyarakat kepada kendaraan bermotor. Sampai dengan tahun lalu penjualan kendaraan bermotor di Indonesia sangat baik. Uang muka motor dan mobil bahkan bisa hanya sekitar Rp.500.000,- sudah bisa punya mobil atau punya motor. Sisa uang dicicil. Kini sedikitnya uang muka sekitar dua sampai tiga juta rupiah barulah bisa punya motor atau mobil. Akibat pengetatan ini prediksi Asoiasi Industri Sepedamotor Indonesia menurunkan perkiraan penjualan 25% dari semula diperkirakan penjualan bisa mencapai 9 juta unit per tahun 2012. Jumlah pasar motor di Indonesia sekitar 90% dikuasai motor buatan Jepang. Pihak ¥Honda menguasai sekitar 50% dan sisanya pihak Yamaha. Jumlah penjualan terbesar ketiga di Asia setelah Cina sekitar 14 juta unit per tahun, India sekitar 13 juta unit per tahun dan Indonesia hanya sekitar 9 juta unit per tahun. Sebelum pengetatan ini jumlah penjualan sampai dengan 2011 sepeda motor di Indonesia mengalami kenaikan sekitar 70% per tahun, cukup besar memang sehingga tak heran salah satu dampak juga mengalami kemacetan luar biasa di Jakarta saat ini. Di samping dampak “boom” bidag otomotif dengan kemacetan kredit yang ada tersebut, tampaknya masalah pajak masih terus berlanjut di Indonesia. Badan perdagangan luar negeri Jepang, Jetro beberapa kali melakukan
survei terhadap perusahaan Jepang yang ada di Indonesia dan hasilnya masalah pajak tetap saja tak pernah surut. Kini dalam kenyataan muncul gugatan ke pengadilan oleh Daihatsu Motor Co. yang sudah kesal sekali dengan perlakuan pihak pajak Indoneia dianggap Pajak Indonesia memberikan perlakuan yang tidak wajar (unreasonable treatment). Dua tahun lalu Daihatsu diminta bayar oleh pihak Pajak Indonesia sebesar 5,8 miliar yen untuk pajak Perusahaan. Perubahan beberapa peraturan pajak di Indonesia akhir-akhir ini tidak memungkinkan pembukuan biaya ke luar khususnya ke luar negeri, misalnya pembayaran patent royalties ke Jepang. Peraturan baru (pengetatan) di bidang pajak tampaknya dimaksudkan pemerintah Indonesia agar tak terjadi pelarian modal ke luar Indonesia. Namun sistem pembukuan di Jepang yang sudah berlangsung selama ini tampaknya tidak bisa menerima perubahan hal baru tersebut. "Di banyak negara berkembang tampaknya otoritas pajak mulai serius memikirkan mengenai situasi keuntungan perusahaan asing di sana, karena ditakutkan terjadi pelarian modal atau keuntungan lari ke luar negara tersebut,” papar profesor Universitas Meiji, Go Kawada, mantan kepala biro kantor Pajak di Sendai. Dari kasus-kasus di atas dan mungkin masih banyak kasus lain, misalnya soal perijinan uaha yang perlu uang pelicin tidak sedikit dan sebagainya, tampaknya belum banyak perubahan, masih menjadi kendala, ganjelan, dan mencoreng wajah citra Indonesia di mata pengusaha Jepang. Apabila kita seorang peserta olahraga di Olimpiade, diskualifikasi oleh dewan juri seperti terjadi di London, semoga saja tidak terjadi di bidang perekonomian. Apabila terjadi, tentu bukan Jepang saja yang akan menahan atau bahkan menarik balik investasi dan
memindahkan ke negara lain, tetapi negara lain pun pasti pikir-pikir kembali mengenai investasi di Indonesia. Perekonomian di Indonesia memang sudah mulai bagus saat ini. Tapi beberap ahal harus perlu keseriusan perbaikan diri Indonesia. Mempercantik wajah agar bisa berlomba dengan baik menghadapi pesaing dari negara lain yang mungkin semakin attractive dibandingkan Indonesia, misalnya Vietnam dan India. Jangan dulu berbangga diri, jangan dulu sombong melihat negara Indonesia yang mulai maju, karena pekerjaan rumah kita masih banyak, dimulai dari Kedutaan Indonesia yang ada di Tokyo seharusnya jauh lebih agresif lagi mempromosikann Indonesia di Jepang dan kerjasama dengan berbagai bidang usaha dengan lebih baik lagi. Uang tidak ada bukanlah alasan yang tepat menjawab keterbatasan promosi Indonesia di Jepang. Tapi semangat dan jiwa patriotisme (dalam semangat 45 di HUT Proklamasi ke-67 saat ini) sebagai bangsa Indonesia harus lebih di kedepankan. Jiwa kepemimpinan tak boleh padam karena tak punya uang. Tapi semangat yang berapi-api pasti akan bersambut gayung yang baik di Jepang apabila memang pikiran dan hati jernih membela bangsa dan negara di negeri Sakura ini, bukan malah mementingkan diri sendiri, kelompok sendiri, dengan aji mumpung, yang jelas dan pasti sangat dibenci orang Jepang. Semoga peringatan Proklasi ke-67 ini memberikan kita kesadaran yang lebih tinggi untuk jauh lebih memikirkan Indonesia secara lebih luas, bukan hanya kepentingan diri sendiri serta pemikiran sempit dan iri hati sana-sini, di tengah situasi kondisi sangat terbatas saat ini di Jepang. Olahraga boleh kalah, ekonomi harus maju, bangsa dan negara harus maju. Isshoni Gambarimashou ne!
Demo, Kacang Lupa Sama Kulitnya! Satu hal yang mengganjal pikiran adalah unjuk rasa (demo) di Indonesia akhir-akhir ini karena banyak ditanya orang Jepang kepada penulis. Apakah kita sudah jadi orang sombong, sudah punya pekerjaan, ada gaji bagus, bisa makan enak, masih belum puas, tuntut lebih tinggi lagi, tak dipenuhi, lalu unjuk rasa mengganggu jalannya operasi dan produki Perusahaan Jepang di Indonesia. Apakah kita sudah bagaikan kacang lupa sama kulitnya? Tidak tahukah kita masih banyak orang lain yang susah hidup, ingin bekerja, tapi tak dapat kerja. Sementara yang sudah bekerja menjadi sombong? Ini bukan soal Jepang atau Indonesia tetapi soal manusia biasa, di mana pun sama. Golongan kelompok pekerja dan yang mempekerjakan. Bagi pekerja mungkin hanya melihat fisik luar, tampak mata, seolah perusahaan hebat banyak duit. Tidak tahu kalau pengaturan uang anggaran sangat sulit sebenarnya dan Perusahaan mungkin masih merugi. Tidak membayangkan kalau pekerja berada di sisi seberang, menjadi Pengusaha, pasti akan melakukan hal-hal atau langkah-langkah yang sama untuk menyelamatkan dapur sebanyak mungkin orang. Tapi seringkali pekerja melihat sebelah mata saja dari dirinya sendiri. Itulah salah satu penyebab munculnya unjuk rasa. Satu pihak mungkin perlu lebih menghayati, seandainya dia menjadi pihak di seberang sana (pihak kebalikannya). Umumnya EGO, ke-aku-an kita lebih kuat sehingga melihat pihak lain dengan sinis. Ada rasa cemburu. Mengapa demikian? Karena ada kesenjangan yang lebar antara keinginan dan kenyataan. Pihak Sumber Daya Manusia atau Personalia seenanya merupakan “darah” bagi sebuah Perusahaan. Olehkarena itu General Manager (GM) Peronalia sebenarnya menjadi salah satu kunci terpenting di dalam sebuah
usaha. GM yang tak bisa melihat anak buahnya dengan baik, GM yang kurang sensitif kepada stafnya, akan berdampak sangat buruk bagi sebuah usaha. Akhirnya muncullah unjuk rasa. Inilah yang terjadi di Indonesia saat ini. GM Personalia melihat pembentukan Serikat Pekerja dianggap sebagai ganjalan Perusahaan tersebut. Padahal pembentukan Serikan Pekerja (kebebasan berserikat dan berkumpul) dijamin di dalam UU di Indonesia. Mengapa bisa muncul “another” erikat pekerja, padahal sudah ada Serikat Pekerja yang lain? Hal ini tidak lain karena sejumlah orang tidak puas melihat Serikat Pekerja yang ada tidak mewakili hati nurani kebanyakan karyawan di sana. Maka muncullah organisasi baru. Dengan demikian Serikat Pekerja yang lama dianggap hanya akal-akalan sang Pengusaha. Berarti tidak ada lagi kepercayaan satu sama lain. Mungkin karena Ketua Serikat Pekerja dianggap terlalu dekat dengan Bos dan dia menjadi kurang memperhatikan para karyawan. Inilah tugas GM Personalia untuk menyeimbangkan, menegor sang Ketua Serikat Pekerja agar tetap mewakili dengan baik kepentingan pekerja, bukan malah kepentingan Bos nya. Tidak mudah memang hubungan antar manusia di mana pun berada. Keberhasilan hubungan ini sebenarnya hanya pada dua hal yaitu tingkat kemampuan Leadership orang itu sendiri dan Keadilan di atas segalanya. Apabila kedua hal itu dimiliki seorang pimpinan Peruahaan, khususnya Ketua Serikat Pekerja dan GM Personalia, maka hubungan yang sangat baik akan tercipta di dalam perusahaan tersebut, bukan hanya menguntungkan bagi kedua pimpinan terebut tetapi justru berdampak keseluruhan termasuk peningkatan dan efisiensi produktivitas kerja serta usaha dengan baik. Segala macam peraturan dan hukum boleh saja dikeluarkan. Tetapi ujung-ujungnya adalah kemampuan manusia itu sendiri
mengelola manusia yang ada di lapangan. Bagi perusahaan Jepang rasanya hubungan manusia justru menjadi nomor satu. Manusia adalah Asset Utama, hito ga takaramono! Jadi kalau sekarang kita dengar adanya keributan hubungan manusia, ada unjuk rasa besar di perusahaan Jepang di Indonesia, bahkan sampai ke depan Kedutaan Bear Jepang di Jakarta dan di depan gedung Summitmas, rasanya ini ada manusia pemimpin yang tidak benar, yang mau menang sendiri, yang diktator, yang menampikkan keadilan, dan yang berpikiran negatif. Investasi asing yang masuk ke Indonesia saat ini memang sangat banyak, namun hal tersebut tidak dibarengi dengan upaya perlindungan negara baik itu terhadap kepentingan nasional maupun kepentingan pengusaha swasta nasional. Pengamat hukum internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mencontohkan apa yang dialami investor dalam negeri pada PT Kaltim Parna Industri (anak perusahaan Mitsubishi dari Jepang). Mitra Jepang itu, menurut Hikmahanto, melakukan penggelapan produk amonia dan mengelola perusahaan secara tidak patut, sehingga pemilik saham dari pihak Indonesia selama belasan tahun tidak pernah menerima dividen. Contoh lainnya, juga terjadi pada PT ASTI (Audio Sumitomo Techno Indonesia) di Semarang yang memperlakukan karyawannya secara tidak profesional sehingga membuat serikat pekerjanya melakukan aksi demo di Kedubes Jepang. Menurutnya, contoh-contoh tersebut menunjukan sikap keberpihakan negara terhadap dua kepentingan tersebut sangat lemah. Untuk menciptakan kepentingan nasional yang kuat, keberpihakan negara itu menjadi sebuah keharusan. "Ini bukan soal diskriminatif atau tidak, namun sikap keberpihakan seperti ini sangat penting dilakukan negara terhadap kepentingan nasional," ujarnya 8 Agustus lalu.
Lebih jauh Hikmahanto berpendapat, pengelolaan atau eksploitasi sumber daya alam, negara harus mengutamakan kepentingan dalam negeri (domestik market obligation). Senada dengan Hikmahanto, Mantan Sesmen BUMN, Said Didu juga melihat negara tidak memiliki politik yang kuat terkait ini. Menurutnya, selama ini pengusaha nasional berjuang sendirian kalau terjadi masalah. Hal ini berbeda sekali dengan kondisi di luar negeri, di mana bila terjadi masalah dengan pengusaha asing, negara sebagai pelindung kepentingan ikut campur tangan untuk mengambil solusi tepat. "Di kita, semuanya sangat mandiri. Pengusaha harus menyelesaikan masalahnya sendiri," ujarnya. Dia melanjutkan, Indonesia memang membutuhkan investasi atau penanaman modal asing untuk pembangunan nasional. Namun jangan sampai kita mengorbankan kepentingan nasional untuk mendatangkan investasi asing tersebut. "Kelemahan kita dalam hal investasi adalah kita tidak memiliki technical politic dan technical financial yang kuat, sehingga asing dengan mudah mendikte kita," tukas dia. Benarkah komentar kedua orang itu? Yang pasti di jepang pun beberapa kali terjadi unjuk rasa atau mogok oleh serikat pekerja, misalnya di perusahaan penerbangan raksasa Jepang pernah terjadi pemogokan kerja. Namun semua itu berakhir dengan baik dan cepat karena memang semua pihak melihat dan berusaha untuk men-solusikan bersama, mencapai win-win solution. Tetapi tidak di Indonesia. Kasus pemecatan tahun 2008 di PT ASTI ternyata masih terus berbuntut panjang bahkan masalahnya “masih panas” hingga saat ini. Kembali seperti yang penulis utarakan di atas, bukan soal diskriminasi, bukan soal Jepang atau Indonesia, ini hanya permasalahan manusia yang kurang atau bahkan mungkin tidak memiliki dua hal
disebutkan di atas, kepemimpinan dan rasa keadilan. Kalau sudah demikian ya semua akan berantakan bahkan yang semula tidak ikut campur, akan menerima dampak dari keributan tersebut. Apabila Perusahaan sampai tutup, hanya gara-gara keributan ini, mungkin banyak pihak justru akan menyesal. Namun nasi sudah menjadi bubur. Tidak mudah mencari pekerjaan jaman sekarang. Kalau pun dapat pekerjaan, berarti kita harus mulai dari nol, kenalan dan menyesuaikann diri dari awal dengan sekeliling kita, Bukan hal yang mudah. Belum lagi gaji atau upah yang diterima mungkin lebih rendah dari sebelumnya. Tapi demi dapur tetap mengepul akhirnya kita menerima pekerjaan dengan gaji lebih kecil itu. Olekarena itu mungkin perlu dipikirkan sejak awal, janganlah kita takabur, kacang lupa sama kulitnya. Kalau muncul permasalahan, ada baiknya memecahkan bersama dengan baik sesuai hukum aturan yang ada, bukan justru dengan kekerasan fisik yang justru berdampak kurang baik, bukan saja bagi sang karyawan, perusahaan, masyarakat, tetapi lebih jauh lagi membuat nama Indonesia memburuk di mata dunia. Indonesia akan disangka tak bisa mengontrol serikat pekerja di negaranya sendiri. Tentu kita tidak ingin dicap bodoh demikian, bukan? Di pihak lain, khususnya Negara, tentu harus bisa bersikap tegas, tidak pandang bulu kepada siapa pun, mengikuti atau mematuhi semua aturan yang ada yang dibuatnya sendiri. Di atas semua hal, tentu keadilan harus dipegang setingginya, termasuk pula kepentingan Nasional juga menjadi hal pokok dalam pertimbangan sebuah permasalahan perburuhan. Kita memang perlu investasi, tetapi kita juga harus bisa menjaga dengan baik agar investasi asing yang masuk itu justru tidak merusak sendi-sendi budaya dan kehidupan berbangsa serta bertanah air di Indonesia. Apabila pemerintah dapat menjaga semua
keeimbangan itu dengan baik, tentu pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan jauh semakin meroket, tidak ada lagi masalah perburuhan, dan investor asing semakin tenang dan nyaman untuk semakin banyak lagi hadir berinvestasi ke Indonesia. Kuncinya, kerangka aturan yang jelas, pelaksanaan yang tak pandang bulu, serta rasa keadilan bagi kepentingan nasional Indonesia. Niscaya hal ini akan membuat Indonesia semakin cepat makmur.
Tinggal Pencet Hancurlah Tokyo Sedikitnya sudah 20 tahun penulis berada di Tokyo. Banyak sekali teman Jepang mempertanyakan, “Kamu tinggal di Jepang apa yang palimg ditakuti?” Penulis memberikan jawaban, “Peluru Kendali Korea Utara. Tinggal pencet, tak tahu kapan dipencet, hancurlah, matilah kita semua di Tokyo dalam waktu sekejap oleh peluru kendali Korea Utara.” Kagetlah banyak teman Jepang mendengar hal itu. Semula mereka pikir gempa bumi paling ditakuti orang asing ini. Ketakutan ini memang beralasan karena kita tak tahu apa yang ada di pikiran pimpinan Korea Utara hingga saat ini. Sementara keunggulan teknologi mereka khususnya di bidang peluru kendali semakin baik hari per hari. Bahkan sebuah peluru kendali pernah melewati pulau Honshu ini mencebur ke laut internasional. Untung saja rakyat Jepang masih sabar, hanya mengelus dada saja. Kalau orang Indonesia mungkin sudah unjuk rasa bakar bendera negara, injak-injak bendera itu dan foto pemimpin negara tersebut dan bahkan mungkin membakar boneka pemimpin negara itu di depan kedutaan negara tersebut. Lain ladang lain belalang memang. Aktivitas Korea Utara bukan tanpa pemantik api. Pemasok barang pun dari negara tetangganya, Cina. Beberapa kali Cina telah mengirimkan misalnya peluncur peluru kendali (seperti pada gambar di sini) kepada Korea
Utara. Terakhir bulan Agustus tahun lalu. Kini Cina kembali akan mengirimkan kendaraan peluncur peluru kendali ke Korea Utara lain. Seperti biasa, secara resmi Cina membantah hal tersebut dan mengaku bahwa kapal pengangkut dari asing dan Cina tak tahu menahu akan hal tersebut. Pemerintah Korea Selatan dan Jepang secara resmi sejak Kamis 14 Juni lalu secara resmi telah menyampaikan keprihatinannya kepada Cina akan pengiriman peluncur peluru kendali itu. Mengapa hal ini diprihatikan Korea Selatan dan Jepang, lalu Cina membantahnya? Karena secara resmi hal ini dilarang keras oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNSC). Pengiriman materi atau peralatan apa pun ke Korea Utara, terutama terkait program peluru kendali balistik, dari negara mana pun dilarang oleh peraturan atau ketentuan yang ada di UNSC dan disahkan oleh semua anggota PBB. Cina punn bahkan dengan tegas menekankan pula kepada dunia, tetap mematuhi Resolusi UNSC mengenai sanksi yang dijatuhkan kepada Korea Utara akibat peluncuran uji nuklir negara tersebut tahun 2006 dan 2009. Mobil peluncur peluru kendali Korea Utara seperti pada gambar di sini, dipertunjukkan kepada masyarakat internasional pada parade Korea Utara 15 April lalu di Pyingyang untuk memperingati seratus tahun kelahiran pendiri negara tersebut Kim Il Sung. Setelah peluncur terlihat, Jepang bersama Amerika Serikat, Korea Selatan dan beberapa negara anggota PBB melakukan penelitian. Hasilnya, mobil peluncur peluru kendali itu buatan sebuah pabrik di Cina. Juru bicara AS, Victoria Nuland, 13 Juni lalu juga telah mengeluarkan komentar resmi keprihatinan pihak AS kepada Cina yang membantu program peluru kendali negara komunis tersebut. Seperti biasa hal tersebut dibantah juru bicara kemlu Cina, Liu Weimin, “Saya rasa
sudah jelas bahwa semua orang termasuk Cina sangat menentang alat penghancur massa termasuk juga pengirimannya. Kita secara ketat telah memenuhi semua ketentuan yang diberlakukan UNSC dan bahkan telah mengesahkan ketentuan kontrol ekspor nonproliferasi di Cina, seiring dengan ketentuan dari PBB.” Menteri luar negeri Jepang Koichiro Gemba merasa prihatin bahwa beberapa negara tidak mau secara keras melakukan sanksi kepada Korea Utara, sehingga pengawasan atau pengontrolan kepada Korea Utara menjadi kurang efektif. Bagi Indonesia sendiri yang memiliki hubungan baik dengan Korea Utara, cina, dam Jepang sebenarnya dapat menjadi penengah dan juru bicara kepada Korea Utara agar negara ini dapat lebih menghormati perasaan negara-negara tetangganya. Dalam kasus penculitan beberapa wrga Jepang oleh Korea Utara, penulis pernah berbicara dan menyampaikan langsung kepada mantan PM Jepang Shinzo Abe agar peranan Indonesia dipakai sebagai penengah sehingga urusan penculikan dapat lebih efektif disolusikan Indonesia untuk kepentingan Jepang. Namun saat itu Abe hanya menjawab, “Jepang sudah dibantu oleh Rusia dan Cina untuk hal ini. Terima kasih,” jawabnya. Di sinilah letak Indonesia di mata masyarakat Internasional. Sebenarnya dapat lebih aktif lagi berperan di masyarakat internasional, sebagai penengah antara negara-negara yang bersengketa khusus di Asia, seperti antara Jepang, Cina dan Korea Utara. Hal ini dimungkinkan karena kedekatan Indonesia-Korea Utara sejak sejarah jaman Bung Karno dulu hingga kini. Nama Indonesia sebenarnya sangat besar dan sangat berharga serta dihormati oleh berbagai negara di dunia termasuk Cina dan Korea Utara tersebut. Apabila Indonesia dapat menjadi penengah yang aktif khususnya di Asia antara tiga negara tersebut, dipastikan nama harum
Indonesia akan jauh sebaik mengharum dan semakin dihormati di kalangan masyarakat internasional. Bukan hanya itu saja, kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia semakin besar dan akan berdampak pula kepada bidang ekonomi. Penulis yakin, dengan kemampuan diplomasi internasionakl Indonesia sebagai penengah, masyarakat internasional termasuk investor internasional akan semakin yakin kepada kehebatan negara Indoneia di tengah isi dan kekayaan alamnya untuk menghasilkan keuntungan serta win-win solution bagi semua pihak dengan berbisnis di Indonesia. Jadi sebenarnya diplomasi para pejabat Indonesia khususnya yang berada di luar Indonesia sebenarnya sangatlah diharapkan bisa jauh lebih aktif lagi di semua bidang. Bukan hanya soal ekonomi dengan innvestasi yang diharapkan masuk ke Indonesia, tetapi dapat pula melakukan diplomasi yang cantik demi kebaikan nama Indonesia sendiri di mata internasional. Tidak mudah memang menjadi seorang diplomat di negara luar. Kecuali kalau memang pejabat itu hanya “uang” saja di kepalanya, ya hilanglah kesempatan diplomasi internasionalnya, yang sebenarnya sangat penting bagi hubungan sebuah negara dengan beberapa negara lain, bukan hanya dengan negara di mana dia ditempatkan saja. Inilah yang mungkin perlu diingatkan kembali akan tugas seorang diplomat bagi pejabat Indonesia yang berada di luar Indonesia. Halo Kedutaan Besar Republik Indonesia, apa kabar di sana? ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Japanee Language School Pandan College Jl. KH Dewantara Ruko Golden8 No.C6-C7, Gading Serpong, Tangerang, Indonesia 15114 Denpasar: Jl. Cok Agung Tresna No.15, Renon, Denpasar, Bali, Indonesia 80235 Tel.021-2727-2511, 0361-255-225
[email protected] http://pandan.ac.id/
Kasihan Jepang Dicacimaki Cina Tanggal 4 September lalu baru saja peringatan 40 tahun normaliasi hubungan diplomatik Jepang-Cina. Seminggu kemudian muncul unjuk rasa anti-Jepang di Cina, terus menerus lebih dari 10 hari. Sedikitnya 125.000 partisipan unjuk rasa bahkan menjadi kerusuhan anti Jepang terbesar, turun ke jalan umum di lebih 100 kota di Cina. Mereka merusak berbagai tempat serta barang yang berbau Jepang. Saking takutnya Uniqlo, peritel fashion terbesar Jepang, menuliskan pada kaca depannya, “pulau Senkaku milik Cina”, agar toko Jepang itu tidak dirusak para pengunjuk rasa. Kerusuhan terbesar anti Jepang di Cina itu, mengakibatkan beberapa orang Jepang cedera bahkan diperkirakan ada yang meninggal setelah dipukuli para perusuh tersebut. Sebuah Konsulat Jepang diserbu masuk para perusuh dan dirusak. PM Jepang Yoshihiko Noda telah membentuk tim khusus darurat untuk memonitor keamanan warga Jepang di Cina. Di Shibuya Tokyo, Duta Besar Jepang untuk Cina, Shinichi Nishimiya, yang baru dilantik 11 September lalu, dua hari kemudian, 13 September langsung jatuh sakit dan 16 September meninggal dunia. Komentar pemerintah Jepang, “Tidak ada hubungannya dengan kerusuhan anti Jepang di Cina.” Tetapi rumor yang beredar di Jepang, Dubes tersebut dibunuh, entah bagaimana caranya, oleh orang Cina yang ada di Jepang, karena Dubes baru itu diketahui tidak pro-Cina. Sedangkan Dubes Jepang sebelumnya sangatlah pro Cina. Begitu parah dan ribut sekali hubungan kedua negara ini sejak minggu kedua September. Bahkan 18 September (Insiden mukden 1931), pada peringatan penjajahan Jepang atas Cina (masuk lewat Machuria), unjuk rasa menjadi hampir 200.000 orang di Cina. Bahkan sekitar 100 kapal Cina mendekati
kepulauan Senkaku, dicegat ketat oleh puluhan kapal patroli Jepang, “Kita perlu meningkatkan kekuatan pasukan bela diri Jepang kalau sudah melihat ketegangan ini,” ungkap mantan Seretaris Kabinet Machimura saat kampanye di Tokyo 18 September lalu. Survei TBS TV (Tokyo) yang dilakukan di Cina belum lama ini menghasilan jawaban bahwa sekitar 55% masyarakat Cina yakin siap dan akan berperang dengan Jepang karena marah sekali. Sedangkan masyarakat Jepang hanya sekitar 5% yang menyatakan adanya kemungkinan perang dengan Cina. Jadi orang Jepang justru melihat Cina sebagai rasa “kasihan” dan “cool” tidak ada rasa marah apalagi ingin perang terhadap Cina. Perasaan Heiwa, artinya Damai. Mengapa kerusuhan anti Jepang meledak di Cina? Selasa 11 September pemerintah Jepang menandatangani kesepakatan dengan pemilik 3 pulau Senkaku, keluarga Kurihara, membeli pulau itu dengan harga 2,05 miliar yen. “Pembelian pulau itu untuk memastikan keamanan navigasi perairan di sekitarnya dan akan mengelola dengan stabil serta aman bagi sekelilingnya,” komentar Menlu Jepang Koichiro Gemba. Kepulauan Senkaku terdiri dari lima pulau. Dua pulau telah dimiliki pemerintah Jepang yaitu pulau Diaoyu dan pulau Tiaoyutai. Sedangkan 3 pulau lain dimiliki perorangan Jepang, Mr. Kurihara, yaitu pulau Uotsuri Usland, pulau Kitakojima dan pulau Minamikojima, yang disewanya bertahun-tahun. Sejak beberapa tahun belakangan ini kepulauan Senkaku memanas kembali, diperebutkan oleh Cina, mengaku milik mereka, terutama setelah terungkap ada sumber daya alam yang sangat berharga. "Kegiatan unjuk rasa anti Jepang di Cina
yang tidak masuk akal sekarang ini dipastikan akan meningkatkan ketegangan dan krisis kedua negara seperti yang diharapkan mungkin oleh kelompok kanan Jepang,” ungkap Liu Jiangyong, Wakil Dekan Institute of Modern International Relations di Universitas Tsinghua Beijing. Sejarah Pulau Senkaku Coba kita lihat sejarah sejenak. Pulau Senkaku semula adalah pulau tak bertuan sampai dengan akhir tahun 1894, tak ada penghuninya dan semua orang tak ada yang melirik, tak ada yang tertarik kepada pulau tersebut. Lalu Jepang menganggap sebagai pulau miliknya. Pada jaman restorasi Meiji tepatnya tahun 1885, pemerintah Jepang melakukan survei yang hasilnya, pulau tersebut tidak ada pemiliknya. Saat itu, Menteri Dalam Negeri Jepang, Aritomo Yamagata, mengajukan permintaan resmi agar pulau dimasukkan ke Jepang. Tanggal 14 Januari 1895, Jepang mengumumkan secara resmi memiliki pulau tersebut pada saat perang Cina-Jepang dan kemenangan pada tentara Jepang atas Cina. Hal itu terjadi tiga bulan sebelum penandatanganan Pakta Shimonoseki, pakta perdamaian penghentian perang dan pengakuan Cina kalah terhadap Jepang. Lalu Jepang membuat tanda di Kubajima (pulau Kuba) dan Uotsurijima (pulau Uotsuri) sebagai tanda pulau tersebut milik Jepang. Keputusan politik itu baru terungkap tahun 1950. Kepulauan Senkaku yang terdiri dari lima pulau dengan luas keseluruhan tujuh kilometer persegi terdiri dari pulau Uotsuri (Diaoyu Dao), pulau Taisho (Chiwei Yu), Kubajima (Huangwei Yu), pulau Kita Kojima (Bei Xiaodao) dan pulai Minami Kojima (Nan Xiaodao). Pemerintah Jepang sejak tahun 1930 memperkenankan swasta, keluarga Jepang bernama Tatsuhiro Koga, membeli dan
mengelola pulau tersebut dan membayar pajak kepada pemerintah Jepang setiap tahun. Saat ini uang pajak dari pulau itu sekitar 24 juta yen setahun. Koga membuat usaha (perikanan) Katsuobushi di pulau tersebut sehingga jumlah penduduk menjadi sekitar 200 orang. Setelah perang dunia kedua berakhir, pulau itu yang menjadi bagian dari Okinawa, diambil pihak Amerika Serikat. Lalu tahun 1971 Okinawa termasuk pula pulau Senkaku dikembalikan kepada Jepang. Kepemilikan berganti dari keluarga Koga tahun 1970-an dibeli keluarga Kurihara hingga kini. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 1969 mengumumkan bahwa di kepulauan Senkaku banyak sumber alam mineral dengan nilai sekitar satu triliun dolar AS kalau dikelola dengan baik. Gara-gara pengumuman PBB tersebutlah, pulau yang tadinya tak tertarik bagi siapa pun, kecuali Jepang, akhirnya jadi perhatian dunia terutama Cina yang langsung ingin merebut balik sampai detik ini kepulauan Senkaku. Ternyata inti persoalan adalah kekayaan alam tersebut. Sidang Keamanan PBB tanggal 20 Mei 1972 memutuskan Amerika Serikat mengembalikan Okinawa termasuk pulau Senkaku (Cina menyebut pulau Diaoyu) kepada Jepang. Sejak lepas dari Amerika, hingga kini banyak kasus terjadi persengketaan antara Cina dan Jepang. Cina tak mengakui kepulauan Senkaku milik Jepang. Persengketaan internasional tak terhindari, muncul penembakan kapal laut antar kedua negara berulang kali. Senin, 16 April 2012, Gubernur Tokyo, Shintaro Ishihara, 79, mengumumkan pada konperensi persnya di Washington bahwa pemda Tokyo akan membeli pulau Senkaku milik keluarga Kurihara. Hal ini membuat Cina meledak marah. Ishihara berhasil mengumpulkan uang sumbangan rela dari masyarakat Jepang dalam empat bulan terakhir ini sebanyak 1,45 miliar yen.
Tapi akhirnya persoalan diambil alih pemerintah pusat Jepang dan 11 September menandatangani jual beli kontrak dengan Kurihara. Bukti Kuat Jepang Jepang memiliki bukti-bukti kuat kepemilikan kepulauan Senkaku. Setelah kasus tenggelamnya sebuah kapal milik Cina tahun 1920, sebuah surat resmi tertanggal 20 Mei 1921, dikirimkan oleh Konsul Cina di Nagasaki, Feng Mien, kepada pemerintah Jepang, bahwa, atas nama Pemerintah Cina, dia mengakui kepulauan Senkaku sebagai bagian dari Jepang dengan merujuk penulisan kata-kata “Senkaku Islands, Yaeyama District, Okinawa Prefecture, the Empire of Japan". Surat resmi itu bisa dilihat di Museum Yaeyama, di Okinawa, Jepang. Bukti kedua, koran harian Cina, The People's Daily, yang jelas merupakan organ Komite Pusat Partai Komunis Cina (CPC), pada tahun 1953, beberapa kali pernah menuliskan bahwa kepulauan Senkaku merupakan bagian dari kekuasaan Jepang. Bukti ketiga, sejak tahun 1895 hingga tahun 1940, sudah ada pabrik Katsuobushi (pengelupasan/penyerutan ikan) milik orang Jepang. Tahun 1978 kelompok nasional Jepang, Nihonseinensha membangun Mercusuar di pulau Uotsuri Jima. Kemudian Japan Coast Guard (Pasukan Perairan Jepang) mulai mengambil alih penjagaan atas pulau tersebut. Bukti lain, sebuah buku geografi yang diterbitkan pemerintah Taiwan tahun 1970 dengan sangat jelas memperlihatkan bahwa kepulauan Senkaku adalah milik kekuasaan Jepang. Mantan Presiden Republic of China, Lee Teng-hui, seperti dikutip koran Taipei Times tanggal 6 September 2009, mengatakan bahwa kepulauan Senkaku dianggap sebagai bagian dari Okinawa. Informasi kepemilikan kepulauan Senkaku
itulah yang sangat kurang dipublikasikan Jepang ke berbagai negara, sehingga banyak negara tidak tahu permasalahan utamanya. Kelemahan diplomatik Jepang, khususnya mengenai informasi kepulauan Senkaku kepada masyarakat internasional, dimanfaatkan pemerintah Cina dengan baik dan sangat meyakinkan terutama kepada masyarakatnya bahwa kepulauan itu milik Cina. Hal baru yang muncul, mungkin kurang diperhitungkan pemerintah Cina, adalah kepemilikan internet oleh lebih dari 500 juta masyarakat Cina, membuat satu info ajakan unjuk rasa, pada saat yang sama menyebar ke berbagai pelosok Cina, sehingga sedikitnya 57 kota di Cina, terpicu ajakan unjuk rasa. Hal ini membuat mereka serentak turun ke jalanan umum, membuat kegiatan anti-Jepang semakin merebak luas dan cepat di Cina. Apalagi setelah kedua pimpinan utamanya berkomentar. Presiden, Hu Jintao, mengomentari, “Pembelian Diaoyu adalah ilegal dan cacat hukum dan Cina menentang tegas hal tersebut.” Ditambah lagi komentar PM Cina, Wen Jiabao, “Tidak ada konsesi apa pun soal kepulauan Diaoyu karena menyangkut kedaulatan negara Cina.” Langsung saja masyarakat Cina tersulut api semakin panas, serentak turun ke jalan setelah membaca dari internet. Pemerintah Cina kaget, terbukti tidak siap menerjunkan polisi dan pihak keamanannya pada wkatunya untuk mencegah gerakan anti Jepang yang meluas cepat, bahkan menjadi huru-hara, perusakan, dan kemungkinan juga terjadi korban pembunuhan oleh perusuh, seperti kejadian di Jakarta Mei 1998 lalu. Kerusuhan ini tidak bisa dianggap ringan. Bukan tidak mungkin emosi anti Jepang menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Apalagi belum lama, bulan Agustus lalu terjadi unjuk rasa di depan kedutaan Jepang di Jakarta, akibat masalah PHK dan
Serikat Buruh di sebuah perusahaan Jepang yang ada di Semarang. Kita berdoa saja agar perasaan anti Jepang tidak masuk ke Indonesia seperti kejadian Malari 1972. Guna memecahkan persoalan perasaan anti Jepang ini sebenarnya perlu sensitivitas kedua pihak. Keduanya perlu melakukan diplomasi yang lebih baik lagi. Pihak Cina pun perlu bersabar, menahan diri berkomentar. Bukan malah memanaskan rakyatnya. Sedangkan pihak Jepang harus lebih agresif lagi mendekati Cina, mencari solusi bersama masalah ini, karena berbagai “pipa” kedua negara selama ini cukup banyak, pasti bisa di solusikan berama. Upaya terakhir tentu kerelaan kedua negara mau membawa masalah kepulauan Senkaku ke Mahkamah Internasional (MI). Pihak Jepang bersedia membawa ke MI, tetapi pihak Cina berkeberatan karena yakin penuh kepulauan Senkaku milik Cina. Tanpa upaya jalan tengah MI rasanya masalah ini sampai kapan pun tak akan selesai. Kerawanan dan ketidaknyamanan akan berdampak ke negara sekitar. Mungkin perlu masa cooling down bersama agar semua pihak menjauhkan diri dari kegiatan yang dapat memancing kemarahan kedua pihak. Bukan malah emosi balas dendam seperti dilakukan dua laki-laki Jepang yang sengaja mendarat di pulau Senkaku dan segera ditangkap pihak kepolisian laut Jepang. Bisa dibayangkan, apabila hubungan kedua negara semakin kacau, 22.000 perusahaan Jepang di Cina akan kabur, 9,2 miliar pekerja Cina di perusahaan Jepang tak bekerja lagi, dan sedikitnya 5,9 miliar USD pajak perusahaan Jepang di Cina tak dapat masuk kas negara Cina lagi. Tidak ada yang untung dari ketegangan ini. Sentimen anti Jepang atau anti Cina berkembang di banyak negara. Mudah-mudahan Indonesia dapat berperan menjadi penengah kedua negara yang sedang bertikai tajam ini.
Fujifilm Tekankan Kosmetik Sejak tahun 2000 penjualan film buatan Fujifilm menurun terus bahkan sangat drastis menurun saat ini. Padahal ini adalah bisnis utamanya saat lampau. Kini Fujifilm melakukan diversifikasi, baik bisnis kimianya, nano teknologi, atau pun di bidang business expert, perusahaan sumber daya manusia. Husus kepada JIEF belum lama ini, Maki Nogaito, Public Relations Fujifilm Corporation, menekankan bahwa saat ini Perusahaannya sedang memikirkan untuk memasarkan kosmetik ke Indonesia dengan nama Astalift. Produk perawatan kulit (skin care) ini bersama produk kosmetik lain diperkirakan akan memasuki Indonesia dalam waktu dekat, di samping juga Vietnam, Korea, Rusia, Herman, panyol, Italia dan beberapa lainnya. “Kita tekankan nano teknologi di sini membuat produk kosmetik terbaik, khususnya dengan sasaran para anak muda di Indonesia nantinya. Mudah-mudahan saja bisa diterima mereka dengan baik,” tekannya. Penjualan kosmetik dan produk suplemen Fujifilm selama ini cukup besar mencapai puluhan miliar yen pada tahun fiskal 2011. Kini mereka menargetkan sedikitnya 100 miliar yen di tahun fisal 2018 di mana 20% peghasilan sedikitnya diharapkan masuk dari penjualannya di luar Jepang. Selain film dan kini mulai gencar memasarkan kosmetik, Fujifilm juga membuat mesin fotocopy dan sitem medis bagi rumah sakit. Demikian pula kamera foto dan lainnya.
Wakil Presiden Diretur Toray Ltd., Eizo Tanaka, merasa berbahagia karena ternyata banyak orang Indoneia yang memiliki pemikiran sains sangat baik saat ini. Hal ini disampaikannya tanggal 9 Februari lalu saat pemberian penghargaan kepada penerima dana ITSF (Indonesia Toray Science Foundation) di Jakarta dan dihadiri oleh Duta Besar Jepang untuk Indoneia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, dan pejabat tinggi serta eksekutif lain. Penerima penghargaan dianggap bertanggungjawab atas pengembangan ilmu pengetahuan sains dan teknologi di Indonesia. Kali ini, penghargaan tersebut dipilih hibah penelitian kepada sembilan bidang pendidikan sains, ilmu pengetahuan dan teknologi 18, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Award. Sains dan Teknologi Award disampaikan kepada Dr Ingrid S Surono dari Universitas Indonesia telah melakukan penelitian tentang probiotik untuk promosi kesehatan (mikroorganisme berguna dalam tubuh manusia). Setelah keynote speaker mengundang pembicara tamu sebagai salah satu program pada upacara, dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari isi kegiatan penelitian para pemenang, pada waktu Sains dan Teknologi Award. Wakil Presiden Toray menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dilanjutkan dan dikembangkan lebih baik terus smenerus dan mengharapkan ITSF dapat
berguna bagi perembangan ilmu dan teknologi bukan hanya di Indonesia. tetapi juga untuk memperkuat saling pengertian dan hubungan persahabatan antara kedua negara, Indonesia dan Jepang lebih lanjut, “Mudah-mudahan hal ini dapat terjaga dengan baik dan membantu semua pihak bagi keberhasilan bersama kedua negara.”
Meidensha Perkenalkan Test System di Indonesia Meidensha Corp. berusaha kuat mengembangkan sayap usahanya ke Indonesia di bidang penjualan sistem pengetesan kendaraan bermotor (Mobil), termasuk juga upayanya menjual di negara Asia Tenggara yang lain. Sampai saat ini Perusahaan masih mengandalkan Singapura untuk memproduksi transformer dan mengontrol usahanya di Asia Tenggara. “Kini dengan melihat potensi yang besar di Indonesia, kami akan berusaha memasuki paar Indonesia pula,” tekan Kazuo Maehara, Senior Manager, khusus kepada JIEF di kantornya belum lama ini. Penjualan Meidensha dari luar Jepang diharapkan naik 30% tahun 2013 mendatang.
JAL Bangkit Inamori Tokohnya JAL, Japan Airlines, kembali bangkit setelah 2 tahun 8 bulan dicabut tak boleh listing di pasar modal Jepang. Rabu 19 September kembali listing lagi setelah 31 Maret membukukan keuntungan keuntungan bersih sekitar 200 miliar yen, enam kali lebih hebat daripada All Nippon Airways Co.. Siapa orang di belakang JAL membuat bangkit dan sukses kembali? Tidak lain adalah si tangan dingin Kazuo Inamori, mantan pendiri Kyocera Corporation dan KDDI Corporation. Semua perusahaan yang dia kendarai selalu berhasil dan kini Inamori diincar banyak Perusahaan raksasa untuk membenahi, termasuk Perusahaan raksasa Amerika Serikat, General Motors. Inamori berusaha kuat menyelamatkan aset negara Jepang ini, JAL, setelah praktis di atas kertas sebenarnya sudah harus bangkrut ditutup. Tapi pemerintah mendirikan Enterprise Turnaround Initiative Corp. of Japan (ETIC) yang akan dibubarkan 15 tahun mendatang. Melalui ETIC perusahaan penerbangan ini mendapat pasokan 350 miliar yen dana segar. Sebanyak 16.000 karyawan JAL di PHK, gaji banyak eksekutif JAL dipotong sekitar 20%, uang pensiunan banyak orang di-cut, pesawat Jumbo di non aktifkan, termasuk asset JAL yang dulunya Hotel Nikko di bundaran Hotel Indonesia, dijual. Semua uang dipakai untuk membayar hutang. Tentu saja karena milik pemerintah Jepang, perbankan Jepang yang meminjamkan uang kepada JAL sebagian besar juga menghapuskan hutang JAL, sehingga JAL segar kembali.
Apa sebenarnya kunci keberhasilan Inamori yang dijuluki Bapak Maagement Modern di Jepang ini? Mudah saja. Pengeluaran sedikit mungkin, mengencangkan ikat pinggang, pendapatan di ”boost” sebanyak mungkin. Kita lihat contoh sederhana, kalau dulu di bagian maintenance gudang pesawat, semua peralatan, suku cadang, sampai sekrup, ditaruh begitu saja tanpa keterangan, kini ditulis keterangan termasuk harganya berapa yen. Bukan itu saja, dulu berapa yen kini harganya berapa yen. Detil sekali penjelasan di tiap box suku cadang tersebut. Akibatnya teknisi ikut memikirkan penggunaan suku cadang yang kini berharga mahal, kalau bisa dijauhkan, diupayakan diganti dengan cara lain. Berarti pengiritan biaya ke luar (cost down). Dari hasil go public kembali itu saham JAL dibuka dengan harga 3790 yen (ditutup 3810 yen), kini dalam waktu dekat JAL akan dapat mengantongi dana segar sekitar 700 miliar yen. Menjadi pertanyaan adalah, apaka dalam 10-15 tahun mendatang, apalagi saat Inamori sudah tida berada di dalam struktur kepemimpinan JAL, perusahaan ini masih bia menguntungkan seperti sekarang? Seorang eksekutif dari Ichiyoshi Asset Management Co. mengatakan, JAL kini memang baik sekali kembali bangkit, “Tapi sampai kapan?” tanyannya. Dia meragukan terutama setelah Inamori yang saat ini menjabat Ketua Komisaris Kehormatan JAL, nantinya ke luar dari JAL. Apalagi persaingan dunia industri penerbangan sangat ketat saat ini. Menurut Inamori, karakter kerja di JAL yang buruk selama ini, dia bongkar habis untuk memperbaiki JAL, “Dulu pimpinan di JAL merasa hebat, tapi tak menguasai sekeliling, sehingga lemah secara keseluruhan. Kini semua pimpinan harus bisa tahu sekelilingnya juga. Apalagi ini bisnis jasa jadi harus mengutamakan pelayanan bukan hanya kepada tamu tetapi juga di dalam internal harus bisa bekerjasama dengan baik,” tekannya.
Ramalan Game Dari Gloczus Orang Indonesia memang suka meramal atau diramal. Di Jepang Game atau permainan lewat internet atau software ramalan tidak sedikit karena orang Jepang sama pula, suka akan ramalan. Siapa tahu besok saya kaya raya, atau bagaimana menghindari sial. Kini sebuah perusahaan yang masih baru Gloczus Inc. bukan hanya mempertaruhkan peruntungannya menargetkan game ramalan itu ke Indonesia tetapi juga sangat serius untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. “Nanti juga juga akan kami luncurkan berbagai musik yang dapat dilihat di internet dan berbagai game lain untuk masyarakat Indonesia,” papar Seiji Yoshizawa, Direktur Gloczus, Inc., perusahaan yang baru berdiri 20 Mei 2012, didanai oleh Nifty (40%) dan BUMN pemerintah Jepang, The Innovation Network Corporation of Japan (INCJ) 60%, khusus kepada JIEF di kantornya belum lama ini. Peluncuran game ramalan sejak awal September 2012 ini ternyata lewat internet dan tidak berdiri sendiri tetapi ikut jaringan Facebook. “Kami telah selidiki orang Indonesia ternyata sangat senanng Facebook jadi kami pasarkan lewat Facebook. Tenntu saja nantinya akan lewat berbagai situs jaringan sosial lain yang kami anggap bisa menguntungkan bagi game kami,” tambahnya. Upaya ini tampaknya bukan hanya bisnis tetapi diharapkan juga dapat menyebarkan budaya Jepang ke berbagai negara lewat berbagai permainan atau game-game Jepang. Lewat budaya dan game inilah Jepang
tampaknya ingin menyebarluaskan pengaruhnya di berbagai negara, di samping juga bahasa Jepang tentunya angat penting bagi komunikasi antara berbagai negara dengan bangsa Jepang menggunakan bahasa yang sama, bahasa Jepang. Peneremahan ke bahasa Indonesia telah dilakukan ssejak lama dan game yang dipasarkan itu ternyata dari salah satu perusahaan pencipta sofware game Jepang yang ternyata bersedia kerjasama dengan Golczus untuk menyebarluaskan game ramalan itu ke Indonesia. Tentu dalam bahasa Indonesia sehingga bisa dikenali dan diikuti oleh bangsa Indonesia. Game itu untuk melihat peruntungan usaha kita, calon pacar kita dan lainnya.
Nihon Tokushu Toryo Buka Pabrik di Indonesia Masahiro Nojima, President Nihon Tokushu Toryo Co.Ltd. khusus kepada JIEF di kantornya sangat berharap rencananya membuka pabrik di Indonesia dapat berjalan mulus. “Kita punya rekanan di Indonesia dan tentu semua dapat kerjasama dengan baik untuk menghasilkan bisnis yang baik nantinya,” tekannya berharap. Secepatnya akhir tahun ini diupayakan pabrik sudah mulai beroperasi untuk membuat materi akustik kedap suara bagi kendaraan bermotor atau mobil. Sementara Perusahaan akan mengimpor dulu material dari pabriknya yang ada di Thailand, memasoknya untuk pabrik barunya di Indonesia guna mengurangi biaya produksi dan sekaligus menekankan daya saing bagi produk yang sama di pasaran, ungkapnya. Pembukaan pabriknya di Indonesia berarti yang kelima pabriknya di luar Jepang dibuka,
setelah pabriknya yang ada di Amerika Serikat, Cina, Thailand dan India. Jumlah produksi belum diputuskan tetapi menurutnya diperkirakan akan semakin banyak kebutuhan di Indonesia mengingat penjualan kendaraan bermotor akan terus bertambah di Indonesia, di tengah populasi sekitar 240 juta jiwa penduduk Indonesia saat ini. Nihon Tokushu Toryo selain bekerjasama dengan rekannya di Indonesia juga akan bekerjasama dengan rekannya dari Swiss, separuh-separuh, membantuk perusahaan Joint Venture di Indonesia itu. Produksi akustik untuk bagian interior dalam mobil, bagasi mobil dan sebagainya, kedap suara, sehingga mobil semakin terasa halus terasa dan tidak bising. Investasi pabriknya yang baru ini sekitar satu miliar yen, tambahnya lagi.
Pasokan produksinya banyak dilakukan di Bangkok di kawasan industri Nava Nakorn sebelah utara ibukota Thailand tersebut. Memang Perusahaan ini tampaknya akan menjadikan Thailand sebagai markas besarnya untuk Asia Tenggara. Terbukti dengan komentar Predirnya yang mengakui menginvestasikan beberapa miliar yen di sana dan produksinya meningat drastis 70% tahun 2010 lalu, ungkap Presidet nya, Hiroshi Sawada. Namun dengan banjir yang belum lama ini terjadi di Thailand menjadikan produksinya tertahan dan sedikit terganggu. Tepung terigu Perusahaan ini juga menerima banyak permintaah untuk tempura dari Dubai dan saat ini memiliki sertifikat Halal sehingga target penjualannya memang ditujukan mulai sekarang ke negara muslim.
Nippon Flour Mills Mengincar Penjualan di Indonesia
ANA Kemungkinan Buka Penerbangan ke Kota Lain di Indonesia
Kiyoshi Mansho, General Manager Nippon Flour Mills Co. Ltd., khusus kepada JIEF di kantornya belum lama ini melihat betapa potensial Indonesia saat ini untuk berbagai bisnis, di samping penduduk yang sangat banyak, nomor empat terbanyak di dunia saat ini. “Olehkarena itu Nippon Flour ingin memperluas jaringan serta jumlah penjualannya di Indonesia.” Selama ini Perusahaan tepung terigu itu menjual produknya di Thailand dan Malaysia. Banyak sekali digunakan oleh operator Duskin Co. yang memproduksi kue donut. Saat ini sedikitnya jumlah produksi tepung terigunya mencapai 20.000 ton per tahun yang banyak dipakai untuk menggoreng ayam dan untuk pembuatan roti, donut dan permen-permen.
Sejak pembukaan jalur penerbangan All Nippon Airways Co.Ltd. (ANA) tanggal 7 Januari 2011, jumlah penumpang dari Tokyo ke Jakarta semakin meningkat dari hari ke hari. Olehkarena itu bukan tidak mungkin di masa mendatang ANA akan membuka penerbangan langsung pula ke kota lain seperti Bali. “Bukan tidak mungkin hal itu kami lakukan kalau penerbangan ke Jakarta ini menghasilkan sukses di masa mendatang,” papar Shuichi Fujimura, Senior Vice President ANA, khusus kepada JIEF di kantor pusatnya belum lama ini. Sejak tahun 1998 absen dari Jakarta akibat krisis finanial dan adanya peristiwa bom di beberapa kota di Indonesia di masa lalu dan penumpang dari Jepang jauh menurun, ANA menutup penerbangan dan tahun lalu barulah
dibuka kembali. Kini sudah satu setengah tahun tampak penumpang selalu penuh baik dari Jepang ke Indonesia maupun sebaliknya. Saingan ANA hanyalah Garuda Indonesia dan Japan Airlines untuk penerbangan langsung ke Indonesia saat ini. “Selain pelayanan yang kami terus tingkatkan kepada para tamu juga pesawat terbang baru juga kami perkenalkan seperti Boeing B777-300ER jetliner yang memiliki tempat duduk kelas satu sangat eksklusif mulai Oktober ini,” paparnya lagi. ANA memang penerbangan swasta penuh Jepang yanng harus menghitung segala sesuatu untung rugi dengan segala resiko bisnisnya. Olehkarena itu tidak heran jasa pelayanan industri pesawat terbang ini menjadi nomor satu bagi ANA. Tamu akan mendapat pelayanan terbaik setiap menggunakan ANA.
Ohmasa Gas: Dari Air Biasa Menjadi Gas Banyak orang tidak percaya, kok air biasa bisa berubah jadi gas, bim salabim ala apa lagi tuh? Kenyataan memang demikian. Sebuah penemuan baru dan sudah di patent kan di belasan negara, hasil temuan Ryushin Ohmasa, PhD, President Japan Techno Co.Ltd, ini membuat air biasa menjadi gas dan gas itu dinamakan Ohmasa Gas sesuai nama penemunya. “Gas ini sangat berguna untuk Indonesia karena Indonesia negara kepulauan banyak air, bisa kita ganti menjadi gas dan bisa menjadi tenaga penggerak pada akhirnya,” paparnya khusus kepada JIEF di kantornya. Ohmasa sangat ambisius sekali bisa menjual produknya di Indonesia namun diakuinya tidak tahu negara seperti apa Indonesia, walaupun banyak membaca pemberitaan saat ini banyak Perusahaan Jepang membuka usaha di Indonesia.
Proses perubahan dari air menjadi gas sebenarnya tidak sulit. Air biasa yang kemudian dicampur sedikit serbuk semacam deterjen, di elektrolisis, digoyangkan dengan alat khususnya, dengan frekuensi tertentu, tidak lemah tidak kuat, maka menghasilkan gelembung air sangat tipis yang di dalamnya ada gas. Terkumpul gas tersebut pada satu tabung dan itulah gas Ohmasa. Kunci penemuan ini sebenarnya pada alat penggoyang, penggetar air yang menghasilkan gelembung sangat mikro, sangat tipis hampir tak terlihat. Di kantornya, JIEF juga mencoba mobil yang berbahan bakar gas Ohmasa tersebut dan ternyata berjalan seperti mobil biasa. Tetapi suara hampir tak terdengar, serta tak ada polusi apa pun karena penggunaan gas tersebut, “Gas kita adalah gas yang akrab lingkungan, itu memang yang kami buat.” Selain membuat air diubah menjadi gas, ohmasa juga membuat Neutral Electrolyte Water, air yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit, katanya. “Ini air anti aging kalau pakai air ini kita akan tetap muda dan segala kotoran terbuang secara alamiah,” paparnya. JIEF sempat mencoba air tersebut diolesi pada kulit kita yang flek. Setiap hari sedikitnya dua kali dan selama seminggu ternyata flek pada kulit hilang dan kulit tambah cantik. Demikian pula bekas luka di kulit membuat flek kulit setelah diolesi air ini, disebutnya sebagai air murni, kulit kita jadi semain cantik lagi dan bekas corengan beda warna kulit akibat luka hampir tak kelihatan lagi. 2Air ini juga saya minum setiap hari jadi sehat dan tak apa-apa untuk diminum,” tekan Ohmasa lagi. Doktor yang menekuni air ini pun memang memiliki ambisi angat besar terutama kepada negara yang bayak dikeliling air seperti Indonesia, bukan hanya agar air menjadi bersih dengan hasil teknologi, tetapi dapat mengubah air menjadi gas. Apakah tertarik Indonesia?