LEMBAR PERSETUJUAN
Artikel: PENGARUI{ TANNELING TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FARMASI YAIIG TERDATTAR PADA BEr PERTODE 20ll-2014)
Oleh
MAGFIRAHBACHMID (NIM:
921 410 137, Program Studi
Sl Akuntansi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univergitas Negeri Gorontalo)
Tetah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi
Pembimbing
I
Hartati Tuli. SE.. AIC. M,St NtP. 19721222 200501 2 003
Pembimbing
II
NIP. 19$0104 200501 2 002
PENGARUH TUNNELING TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR PADA BEI PERIODE 2011-2014) MAGFIRAH BACHMID1, HARTATI TULI2, YAYU ISYANA PONGOLIU3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo Magfirah Bachmid. 921 410 137. 2015 Pengaruh Tunneling Terhadap KinerjaKeuangan Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Intervening (Studi KasusPada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar Pada BEI Periode 2011-2014). Skripsi Program Studi S1 Akuntansi, JurusanAkuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo, dibawah bimbingan Ibu Hartati Tuli, SE.Ak, M.Si dan Ibu Yayu Isyana D. Pongoliu, SE, M.Sc. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari Tunneling Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Intervening. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan mengunduh laporan keuangan tahunan melalui Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian sebanyak 10perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014, kemudian pengambilan sampel dengan metode Puposive Sampling. Sehingga sampel yang dijadikan objek penelitian adalah 8 perusahaan Farmasi. Analisis data menggunakan bantuan program SPSS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial ditemukan bahwa Tunneling berpengaruh signifikan terhadap kepemilikan institusional, variabel Tunneling baik secara lansung (uji regresi berganda) maupun tidak lansung (melalui analisis jalur) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROE). Variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROE) perusahaan. Secara simultan ditemukan bahwa aktivitas Tunneling dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROE) perusahaanDapat pula dilihat bahwa sebesar 8,1% kemampuan variabel Tunneling dan kepemilikan institusional dalam menjelaskan atau memberikan informasi mengenai kinerja keuangan (ROE) perusahaan.
Kata Kunci: Tunneling, Kepemilikan Institusional, Kinerja Keuangan 1
Magfirah Bachmid, Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 2 Hartati Tuli., SE.Ak., M.Si, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 3 Yayu Isyana D. Pongoliu, SE., M.Sc, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo
1
2
PENDAHULUAN Umumnya para investor masih cenderung sangat mengharapkan dividen. Di dalam melakukan investasi yang sehat, seorang investor dan calon investor sebelumnya harus mempertimbangkan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini adalah ROE (Return On Equity) yakni menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki (Brigham dan Houston, 2001: 90). Nilai Return On Equity yang tinggi menunjukan besarnya nilai laba bersih perusahaan. Sehingga akan banyak dividen yang harus dibagikan oleh perusahaan kepada investor. Namun terkadang perusahaan tidak membagikan dividen dengan berbagai alasan tertentu yang sangat dirasakan kurang baik oleh para investor dan pemegang saham (kepemilikan) dalam perusahaan. Aktivitas tidak membagikan dividend merupakan suatu aktivitas tunneling. Berdasarkan pernyataan Lo et al (2010) di atas sangatlah jelas mengindikasikan bahwa dengan tidak membagikan dividen, maka akan menurunkan kinerja keuangan perusahaan. Hal tersebut karena dengan tidak membagikan dividen maka nilai ekuitas akan semakin besar. Ekuitas sebagai angka penyebut dalam persamaan Return On Equity akan menurunkan Return On Equity apabila nilainya semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas Tunneling merupakan kegiatan yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Tindakan tunneling merupakan tindakan yang kurang baik, sehingga dalam mengawasi hal tersebut sangatlah penting konsentrasi dari struktur kepemilikan. Struktur
kepemilikan
yang
digunakan
yakni
kepemilikan
institusional.
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi pendiri perusahaan, institusi pemegang saham publik yang diukur dengan
3
persentase jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusi intern (Sujoko :2007 dalam Fadhilah 2014). Berikut ini gambaran data dari perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI sebagai berikut: Gambar 1: Grafik Variabel Penelitian 50 40
DVLA INAF
30
KAEF 20
KLBF
10
MERK PYFA
0 2011
-10
2012
2013
2014
SQBI TSCP
-20 Sumber: Data Olahan, 2015
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI beberapa periode memiliki kinerja keuangan perusahaan setiap tahunnya terus mengalami fluktuasi. Hal ini tentunya akan membuat perusahaan cenderung kurang stabil kinerja keuangannya. Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti ingin melaksanakan penelitian dengan judul βPengaruh Tunneling Terhadap
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
dengan
Struktur
Kepemilikan
Institusional sebagai variabel moderasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Pada BEI Tahun 2011-2014)β KAJIAN PUSTAKA Teori keagenan adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen sebagai pihak yang mengelola perusahaan dan principal sebagai pihak pemilik, keduanya terikat dalam sebuah kontrak (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Putri dkk: 2013). selain itu, menurut Fahmi (2014) Teori keagenan merupakan teori yang membahas konflik antara pihak manajemen dan pemegang saham yang
4
mana pihak manajemen disebut sebagai agen atau pelaksana dan pemegang saham adalah principal.
Kinerja Keuangan Menurut Harahap (2009: 190), analisis laporan keuangan berarti menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil. Menurut Kasmir (2012: 204) Return on Equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Lebih lanjut Murdiyanto (2009: 196) Return on Equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dapat dirumuskan sebagai berikut: π
ππΈ =
πΏπππ πππ‘πππβ πππππ π₯ 100% πΈππ’ππ‘ππ
Tunneling Menurut teori redistribusi (redistribution theory), aktivitas tunneling termasuk dalam the bad. Tunneling adalah transfer aset dan keuntungan keluar dari perusahaan untuk kepentingan pemegang saham mayoritas. Tunneling view (kesempatan bagi pemegang saham kontrol untuk malakukan transfer sumber daya untuk keuntungan pemegang saham kontrol) dalam konteks merger dan akuisisi. Pandangan value added memprediksi bahwa return chaebol bidder setelah pengumuman akan lebih tinggi dibanding bidder yang lain. Pandangan value added berargumen bahwa chaebol bidder yang memiliki kinerja bagus sebelum merger mempunyai sumber daya yang lebih dan berperan penting dalam alokasi sumber daya internal antar anggota grup chaebol (Johnson, 2000 dalam Sari, 2011). Kepemilikan Institusional Investor institusional sering disebut sebagai investor yang canggih (sophisticated) sehingga seharusnya lebih dapat menggunakan informasi periode sekarang dalam memprediksi laba masa depan dibanding investor non instusional. Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi pendiri perusahaan, bukan institusi pemegang saham publik yang diukur dengan
5
persentase jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusi intern (Sujoko :2007 dalam Fadhilah 2014). Untuk lebih jelasnya hasil-hasil penelitian terdahulu dijabarkan yakni La Porta (1999), Lo, , Raymond. and Micheal F. (2010) dan Sari dan Taman (2011)
METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Adapun desain penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Tunneling (X) Kinerja Keuangan. (Y) Kepemilikan Institusional (M)
Gambar 3 Desain Penelitian Populasi yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan dan laporan pendukung Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014 yakni sebanyak 10 perusahaan. Penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tekhnik penarikan purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Multivariate. Berikut adalah persamaan regresi berganda dengan variabel intervening (Hartono, 2011: 156) adalah sebagai berikut: M = Ξ±1 + Ξ²1 X + Ξ΅ Y = Ξ±2 + Ξ²2 X + Ξ²3 M + Ξ΅ Sebelum melakukan uji lebih lanjut dengan melakukan analisis multivariate, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yakni Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi dan Uji Heterokedastisitas. Kemudian pengujian hipotesis dilakukan dengan Uji F (Simultan), Uji t (Parsial), dan Koefisien Determinasi
6
HASIL PENELITIAN Normalitas Data Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang dilakukan pada residual pengujian regresi (Santoso, 2012: 230) Hasil uji One Sample Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 7: Hasil Pengujian Normalitas
Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2015
Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel 7 di atas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,699. Nilai signifikansi pengujian normalitas lebih besar dari nilai alpha 0,05 sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel penelitian mengikuti distribusi normal. Pengujian Autukorelasi Data Hasil pengujian autokorelasi dengan metode Run Test ditampilkan pada tabel berikut ini Tabel 8: Hasil Pengujian Autokorelasi
Sumber: Data Olahan SPSS 1
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa data dalam kedaan memenuhi uji autokorelasi (-2 > 0,720 > +2). Pengujian Multikolinearitas Data Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
7
Tabel 9: Hasil Pengujian Multikolinearitas
Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2015
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dapat disimpulkan model regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas. Pengujian Heterokedastisitas Data Berikut
hasil
pengolahan
data
(Scatterplot)
untuk
menguji
heterokedastisitas:
Gambar 4: Hasil Pengujian Heterokedastisitas Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil Analisis Model Regresi Pengujian Persamaan Regresi Sederhana (Pengujian Hipotesis Pertama) Tabel 10: Hasil Regresi Sederhana
Sumber: Data olahan SPSS 21, 2015
8
Berdasarkan angka pada kolom Standardized Coefficients, maka persamaan struktural analisis jalurnya yakni sebagai beriku ini:: ΕΆ (Kepemilikan Institusional) = -0,463X1 + e Berdasarkan analisis pengaruh aktivitas tunneling terhadap kepemilikan institusional diperoleh nilai thitung untuk variabel aktivitas tunneling sebesar -2,857 yang lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar 2,042, maka Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05) aktivitas tunneling berpengaruh signifikan terhadap kepemilikan institusional pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI Periode 2011-2014. Pengujian Persamaan Regresi Berganda Tabel 11: Hasil Analisis Regresi
Sumber: Data olahan SPSS 21, 2015
Secara manual koefisien jalur dapat dihitung dengan memperkalikan matriks invers korelasi variabel
independen dengan variabel dependen, tapi dengan
bantuan SPSS versi 21 dapat menggunakan angka pada kolom Standardized Coefficients, maka persamaan struktural analisis jalurnya yakni sebagai berikut ini: ΕΆ (Kinerja keuangan (Return On Equity)) = -0,111 X1 + 0,215 X2 + e Berdasarkan output di atas dapat dilihat nilai thitungl yang diperoleh setiap variabel. Nilai ttabel ini bergantung pada besarnya df (degree of freedom) serta tingkat signifikansi yang digunakan. Dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% dan nilai df sebesar n-k-1 = 32-2-1 = 29 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,045. Berdasarkan analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel aktivitas tunneling sebesar -0,551 yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar 2,045. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05) secara lansung aktivitas tunneling tidak berpengaruh signifikan terhadap
9
kinerja keuangan (Return On Equity) perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI Periode 2011-2014. Berdasarkan analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel kepemilikan institusional sebesar 1,071 yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar 2,045. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05) kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (Return On Equity) pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI Periode 2011-2014 Hasil Pengujian Simultan (Uji F) Adapun hasil Pengujian simultan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 12 berikut: Tabel 12: Hasil Pengujian Simultan
Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2015
Dari hasil diatas didapat nilai Fhitung penelitian ini sebesar 1,271. Lebih kecil dari Ftabel 3,33. Sehingga variabel bebas (Aktivitas Tunneling dan kepemilikan institusional) secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Kinerja keuangan (Return On Equity)) pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI Periode 2011-2014. Pengujian Analisis Jalur (Path Analysis) Berikut ini hasil analisis korelasi (r) pengujian dengan bantuan SPSS 21: Tabel 13: Koefisien Korelasi
Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2015
10
Menurut Hartono (2011: 156) maka kerangka kausal empiris antara jalur (Aktivitas Tunneling, ROA terhadap kinerja keuangan (Return On Equity)) melalui persamaan struktural sebagai berikut: ΕΆ (Kepemilikan Institusional) = -0,463X1 + e ΕΆ (Kinerja keuangan (Return On Equity)) = -0,111 X1 + 0,215 X2 + e Sehingga dapat digambarkan koefisien yang menyatakan determinasi dari total X1, X2 terhadap Y atau R2y(X1,X2) adalah sebagai berikut: R2y(X1,X2) = (-0,111 . 0,215)
β0,210 0,266
R2y(X1,X2) = (0,02331 + 0,05719) R2y(X1,X2) = 0,0805 atau dibulatkan menjadi 0,081 (Determinasi Multiple) PyΞ΅ = 1 β 0,081 = 0,919 (pengaruh variabel lain) Berdasarkan perhitungan dan analisis di atas dapat digambarkan jalur struktur variabel X1 dan X2 terhadap Y berikut ini: Ξ΅
Tunneling
Px1 = -0,111
0,919
ROE
rx1,x2 = -0,463 Px2 = 0,215
Institusional
Gambar 5: Hasil Analisis Jalur (Intervening) Variabel Penelitian Besarnya pengaruh lansung maupun tidak lansung dari pengujian di atas disajikan dibawah ini yang didasarkan dari rumus dari Ghozali (2006: 174-175). a. Pengaruh lansung X1 ke Y
= -0,111
b. Pengaruh tidak lansung X1 ke Y (melalui X2) = 0,215 x -0,463 =-0,099 c. Total pengaruh
= -0,210
Selain menggunakan rumus di atas, dapat pula diketahui signifikansi pengaruh dari Tunneling terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROE) melalui kepemilikan institusional perusahaan dapat menggunakan rumus yang telah dikembangkan oleh Sobel (1982) dalam Latan dan Temalagi (2013) sebagai berikut ini:
11
π§= π§ =
ππ₯π π 2 π₯ ππ2 + π2 π₯ ππ2 + ππ2 π₯ ππ2 β0,463 π₯ 0,215
0,2152 π₯ 0,2012 + (β0,4632 π₯ 4,4042 ) + 0,2012 π₯ 4,4042
= 0,045
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa pengujian signifikansi indirect effect berada pada taraf yang tidak signifikan karena nilai indirect effect lebih kecil dari nilai ztabel pada alpha 5% (nilai 0,045 < 1,96). Hal ini tentunya menjadi suatu gambaran bahwa pengaruh dari aktivitas tunneling terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui variabel kepemilikan institusional yakni tidak signifikan. Hal ini menjadi suatu gambaran bahwa para pemegang saham institusional terus menjaga dan mengawasi berbagai hal yang dapat timbul sebagai akibat dari aktivitas tunneling.
PEMBAHASAN Pengaruh aktivitas tunneling Terhadap kepemilikan institusional perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI. Periode 2011-2014 Hasil pengujian hipotesis dari regresi sederhana (pengaruh tidak lansung) dapat disimpulkan bahwa aktivitas tunneling berpengaruh signifikan dengan arah pengaruh negatif terhadap kepemilikan institusional pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI. Periode 2011-2014. Hasil tersebut karena nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel. Berdasarkan hasil standardized coefficients dapat dilihat bahwa pengaruh dari variabel aktivitas tunneling terhadap pembiayaan sebesar 0,463%. Hal ini tentunya memberi gambaran bahwa perusahaan akan terjadi penurunan kepemilikan institusional apabila terjadi aktivitas tunneling yang begitu besar. Hasil pengujian hipotesis pertama yang menemukan bahwa variabel aktivitas tunneling berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepemilikan institusional, sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Sujoko dalam Fadhilah (2014) yang menyatakan bahwa Tindakan tunneling merupakan tindakan yang kurang baik, sehingga dalam mengawasi hal tersebut sangatlah penting konsentrasi dari struktur kepemilikan institusionel perusahaan. Artinya tindakan-
12
tindakan Tunneling yang dilakukan oleh manajer akan memaksa pihak yang menanamkan saham akan kurang tertarik dan tidak lagi berinvestasi pada perusahaan. Pengaruh aktivitas tunneling Terhadap kinerja keuangan (Return On Equity) perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI. Periode 2011-2014 Sebagimana pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan pengujian t untuk pengaruh lansung menemukan bahwa nilai thitung variabel aktivitas tunneling lebih kecil dibandingkan ttabel pengujian aktivitas tunneling memiliki tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (Return On Equity) perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI. Sementara itu berdasarkan pengujian pengaruh tidak lansung dari aktivitas tunneling terhadap kinerja keuangan (ROE) melalui kepemilikan institusional dengan menggunakan analisis jalur Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh La Porta (1999) yang berjudul Corporate Ownership
around the World. Hasil
penelitiannya menemukan bahwa terkadang aset yang dimiliki oleh investor digunakan oleh pihak pengelolah dana untuk kepentingan pribadi yang akibatkan dapat dilihat pada kinerja keuangan perusahaan yang semakin kecil. Pengaruh kepemilikan institusional Terhadap kinerja keuangan (Return On Equity) perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI. Periode 2011-2014 Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapatmenghalangi perilaku opportunistic manajer (Smith dalam indrayani, 2010). Sebagaimana menemukan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (Return On Equity) perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Hasil ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nurcahyani suhadat dan Rustam Hidayat (2013) yang melakukan penelitian mengenai Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Dan kepemilikan institusional Terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitiannya menemukan bahwa kepemilikan institusional berdampak baik bagi ROA maupun ROE perusahaan.
13
Pengaruh aktivitas tunneling dan kepemilikan institusional Terhadap kinerja keuangan (Return On Equity) perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI. Periode 2011-2014 Berdasarkan pengujian hipotesis keempat, ditemukan bahwa nilai F-hitung yang diperoleh jauh lebih besar Ftabel sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel bebas (Aktivitas Tunneling dan kepemilikan institusional) secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Kinerja keuangan (Return On Equity)) perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI. Hasil ini didukung oleh kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat yakni sebesar 8,1% atau kinerja keuangan (Return On Equity) pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI dapat diterangkan oleh aktivitas tunneling dan kepemilikan institusional, sedangkan sisanya sebesar 91,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa variabel aktivitas tunneling berpengaruh signifikan terhadap kepemilikan institusional, Hasil pengujian hipotesis kedua menemukan bahwa aktivitas tunneling tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (Return On Equity) perusahaan. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (Return On Equity) perusahaan. Secara simultan variabel aktivitas tunneling dan dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (Return On Equity) perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Dengan nilai koefisien determinasi 8,1%. . SARAN Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti memberikan saran yakni sebaiknya perusahaan menjaga setiap tindakan yang dapat merugikan perusahaan dari segi kinerja keuangan. Sebaiknya perusahaan dan pihak-pihak berkeptingan memperhatikan angka ideal dari penetuan dividen yang akan dibagikan. Dividen yang tidak dibagikan dapat berdampak buruk. Begitu juga
14
dividen yang dibagikan terlalu besar. Bagi manajer perusahaan, sebaiknya tidak melakukan tindakan-tindakan seperti penghindaran pajak dan agresivitas pajak. Hal ini tentunya akan berdampak pada citra perusahaan. Bagi penelitian sleanjutnya meneliti aspek-aspek non rasio keuangan lain yang terkait dengan Return On Equity sebab dalam penelitian hasil pengujain menunjukan nilai pengaruh yang kecil yakni hanya sebesar 8,1%.
DAFTAR PUSTAKA Fadhilah Rahmi. 2014.Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei 2009-2011). Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Tahun 2014. Fahmi Irham. 2014. Manajemen strategis teori dan aplikasi. Bandung: Alfabeta Hanafi, Mamduh M. 20010. Analisa Laporan Keuangan. UPP STIMYKPN. Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis kritis atas laporan keuanganβ. Edisi pertama. Jakarta: PT.Rajagrafindo Harmono. 2014. Manjemen Keuangan Berbasis Balance Scorecard Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:Rajawali La Porta, R., F. Lopez-de-Silanes, A. Shleifer, and R.W. Vishny. 2000. Investor Production and Corporate Governance. Journal of Financial Economics. 3-27. Lo, W. Y. A., Raymond. M.K. W., and Micheal F. 2010. Tax, Financial Reporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting: An Empirical Analysis of the Transfer Pricing Behavior of Chinese-Listed Companies. Journal of the American Taxation Association. Vol. 32, No. 2: 1-26 Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-YOGYAKARTA Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sulistiawan dkk., 2011. Creative Accounting: Mengungkap Manajemen Laba danSkandal Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
15
Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana, 2006. Penerapan Good Corporet Governance Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Uasaha. Jakarta : Kencana. Suta, I Putu Gede Ary. 2007. Kinerja Pasar Perusahaan Publik di Indonesia. Jakarta: Yayasan SAD Satria Bhakti. Wiranata, Ardy Yulius dan Nugrahati, WidiYeterina. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur diIndonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.15, No.1, 2013