M. Fais Satrianegara
Pengaruh Religiusitas Terhadap Tingkat Depresi...
PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP TINGKAT DEPRESI, KECEMASAN, STRES, DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA PENYAKIT KRONIS DI KOTA MAKASSAR (KAJIAN SURVEI EPIDEMIOLOGI BERBASIS INTEGRASI ISLAM DAN KESEHATAN) M. Fais Satrianegara* * Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar Abstract In Indonesia, according to source of Riskersda in 2007, the most powerful of death cause was stoke (15,4%), then hypertensi, diabet, cancer and cronic and obstructif lungs disease which can decrease the grand quality of life. There were many studies that told us religiousity (obeying the religion‟s rule) had good impact for health, one example was in US. This research purpose is to tell us the relationship between religiousity and depression, anxiety, stress and life quality of cronic sufferer in Makassar, which is held in Haji Hospital and Labuang Baji Hospital. All of cronic sufferer in Makassar 2013 are population which taken by non probability sample accidental sampling total ammount 38 people. This research uses survey analitical method with cross sectional study by using question to get the data about religiousity, depression, anxiety and stress, also patient life quality. The result of this research shows us that, there is no significant relationship between religiousity and depression of cronic disease because mark of P >0,05 is 0,457 and shows positive relations with weak relation 0,321. Religiousity of anxiety also shows there is no significant relationship between religiousity and anxiety chronic suffer disease because mark of P >0,05 is -0,72 and shows negativecorrelation with strong correlation 0,769. Religiousity of stress shows there is no significant relationship between religiousity and stress of chronic suffer because mark of P>0,05 is 0,232 and shows positive correlation with power of correlation 0,449. Besides religiousity and life quality shows there is no significant reltionship between religiousity and life quality of chronic suffer because mark of P>0,05 is 0,556 and shows positive correlationwith weak correlation 0,250. We need new program from the health and medical departement especially the hospital that can include religiousity to the patient in healing process. Applying religiousity research in many side of life, not only in health and medical departement but also ini educational departement, then religousity experience especially for the patient in dialy of life by reading and reciting the holy qur‟an. Key word
: Cronic disease, religiousity, depression, anxiety, stress and quality of life tes, dan arthritis telah menjadi penyebab
PENDAHULUAN
D
ata Center for Disease Control
utama kasus kematian dan kecacatan di
and Prevention (CDC) menun-
Amerika. Survey dan penelitian yang dil-
jukkan bahwa penyakit kronis
akukan oleh para peneliti melaporkan bah-
seperti penyakit hati, stroke, kanker, diabe-
wa 7 dari 10 kematian di antara orang 288
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
Amerika setiap tahun adalah dari penyakit
konro, mie titi, pallu basa,nasu palekko,
kronis. Serupa dengan situasi global, di
dan lain-lain. Semua jenis makanan terse-
Indonesia menurut data riset kesehatan
but sangat berpotensi untuk terjadinya
daerah
2007,
faktor risiko penyakit kronis seperti
penyebab kematian tertinggi adalah akibat
hipertensi, diabetes melitus, penyakit jan-
stroke (15,4%), yang disusul hipertensi,
tung, dan kanker.
(Riskesda)
pada
tahun
diabetes, kanker, dan penyakit paru ob-
Kebiasaan makan yang salah di-
struktif kronis.
pengaruhi oleh faktor ekstrinsik dan faktor
Penyakit kronis merupakan penyakit
intrinsik (Khumaidi, 1994). Salah satu
yang berkepanjangan dan jarang sembuh
faktor ekstrinsik yang berpengaruh adalah
sempurna. Walau tidak semua penyakit
faktor lingkungan budaya dan Agama.
kronis mengancam jiwa, tetapi akan men-
Kebiasaan makan ditinjau dari aga-
jadi beban ekonomi bagi individu, keluar-
ma berbeda-beda menurut kepercayaan
ga, dan komunitas secara keseluruhan.
yang dianut. Dalam Islam, kambing sering
Penyakit kronis akan menyebabkan masa-
dikaitkan dengan acara acara penting ke-
lah medis, sosial dan psikologis yang akan
hidupan. Di antaranya, kambing untuk
membatasi aktifitas dari lansia sehingga
akikah bayi baru lahir, sebagai hewan
akan menyebabkan penurunan quality of
kurban, dan sebagainya. Dalam agama
life (QOL) lansia.
katolik, anggur diibaratkan sebagai darah
Penyebab terjadinya penyakit tidak
Kristus, sementara roti adalah tubuhnya
menular ini sangat berkaitan dengan gaya
(Khasanah, 2012). Makanan yang berbeda
hidup yang tidak sehat seperti merokok,
menimbulkan efek glukosa darah yang
minum minuman beralkohol, obesitas, dan
berbeda beda (Tandra, 2008).
kurang berolahraga.
Kebiasaan makan dan religiusitas
Semua faktor risiko tersebut tentu
(kepatuhan
dalam
beragama)
juga
saja menjadi perhatian bagi kita semua
mempengaruhi pengkontrolan kadar glu-
khususnya masyarakat di Sulawesi Selatan
kosa darah. Penelitian yang dilakukan
yang pada umumnya memiliki gaya hidup
Handajani, dkk (2010) menunjukkan adan-
tidak sehat. Sebagaimana kita ketahui bah-
ya pengaruh yang
wa masyarakat kita memiliki perbedaan
makan penderita diabetes melitus yang sa-
yang cukup menyolok didalam tradisi
lah terhadap glukosa tidak terkontrol dan
makan dan minum masyarakat dibanding
penelitian yang dilakukan (How, Ming, &
masyarakat lain di Indonesia, yaitu ma-
Chin, 2011) pasien religiusitas muslim
kanan khas lauk pauknya seperti coto,
secara signifikan memiliki kontrol glukosa 289
signifikan kebiasaan
Pengaruh Religiusitas Terhadap Tingkat Depresi...
M. Fais Satrianegara
yang lebih baik dibandingkan dengan aga-
menurunkan gula darah, kolesterol dan
ma lain.
mengontrol tekanan darah. Puasa adalah
Banyak studi menyebutkan bahwa
terapi detoks paling tua dalam sejarah
religiusitas (kepatuhan dalam beragama)
peradaban manusia. Dengan berpuasa, kita
berdampak baik bagi kesehatan (Chappoti,
membatasi kalori dalam tubuh kita sehing-
marie, & Chan, 2002). Di Amerika, Pada
ga ini akan menghasilkan enzim antioksi-
pertemuan academy of physicians tahun
dan yang dapat membersihkan zat-zat yang
1996, hampir semua dokter itu yakin bah-
beracun dari tubuh (Aroeloe, 2012).
wa keyakinan agama bisa menyembuhkan
Beberapa penelitian menunjukkan
penyakit dan 75% dari mereka percaya
bahwa pasien sangat membutuhkan spir-
bahwa
itual dalam proses penyembuhan atau
doa
–
doa
orang lain
bisa
memajukan kesembuhan (How, Ming, &
pemulihannya
Chin, 2011).
Hampir 350 penelitian kesehatan fisik dan
Religiusitas
dalam
seperti
kesehatan mental pada umumnya telah
melaksanakan salat, puasa dan sebagainya
menggunakan agama dan spiritual yang
dapat
dan
menghubungkan dengan hasil (outcomes)
kesehatan. Di dalam salat, selain olahraga
kesehatan yang lebih baik (Koenig, 2000)
jiwa terdapat juga olahraga jasmani karena
Menurut Koenig, hampir 90% pasien
salat itu terdiri atas beberapa gerakan, yaitu
mengakui dirinya religius dan spiritual
berdiri, rukuk, sujud, berhenti sejenak,
atau beragama dengan baik. Kebanyakan
keikhlasan, perasaan tunduk, serta perkara
pasien dengan masalah kesehatan yang
– perkara lainnya yang termasuk perbuatan
serius atau kronis yang berumur tua pada
menggerakkan sendi – sendi badan atau
umurnya lebih religius karena merasa nya-
melenturkan beberapa anggota tubuh. Apa-
man dengan aktivitas keagaaman seperti
lagi yang berkenaan dengan perut dan
berdoa dan meditasi pada saat berjuang
usus.
menghadapi penyakitnya (Koenig H. G.,
meningkatkan
Salat
Islam
(Paul S. Mueller, 2001).
taraf
dapat
hidup
membantu
menghilangkan gejala sulit buang air, baik
2004).
dari qubul (lubang bagian depan) maupun dubur (lubang bagian belakang), serta
METODE PENELITIAN
menurunkan
Jenis Penelitian
makanan
dari
lambung.
Artinya, sujud itu mengosongkan lambung
Jenis Penelitian ini menggunakan
dari makanan (Sayyid, 2012) dan begitu
metode survey analitical dengan pendeka-
pun dengan puasa mempunyai keutamaan
tan cross sectional study yaitu dimana data
dalam kesehatan. Dengan puasa kita dapat
yang menyangkut variable bebas atau resi290
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
ko dan variabel terikat atau variabel akibat
rekam medik rumah sakit, jurnal ilmiah
akan dikumpulkan dalam waktu yang ber-
kesehatan, dan buku-buku yang berhub-
samaan.
ungan dengan penelitian ini.
Populasi dan Sampel
Pengolahan dan Penyajian Data
Populasi dalam penelitian ini adalah
Pengolahan data dapat dilakukan
seluruh penderita penyakit kronis di Kota
dengan menggunakan
Makassar
(Statistical
tahun 2013. Sampel dalam
Program
program SPSS for
Social
Sci-
penelitian adalah berjumlah 38 orang,
ence) 16.0 for windows, Analisa uni-
metode
yang
variat dan analisa bivariat. Analisa uni-
digunakan adalah metode non probability
variat digunakan untuk memberikan gam-
sampling yaitu secara Accidental Sampling
baran distribusi frekuensi pada setiap var-
(Covenience Sampling) yaitu siapa saja
iabel yang diteliti sedangkan analisa bi-
yang secara kebetulan bertemu dengan
variat
peneliti dapat digunakan sebagai sampel
pengaruh antara variabel bebas dan varia-
bila orang yang kebetulan ditemui cocok
bel terikat yang menggunakan dua varia-
sebagai sumber data dengan kriteria uta-
bel.
pengambilan
sampel
digunakan
untuk
mengetahui
manya adalah orang tersebut merupakan
Pada analisa bivariat menggunakan
pasien yang didiagnosa oleh dokter men-
uji hipotesis somer‟s d gamma dengan
derita penyakit kronis degenaratif yaitu
pertimbangan semua kategori yang ter-
penyakit
diabetes
dapat pada semua variabel adalah jenis
mellitus dan stroke yang berkunjung atau
skala ordinal. Penyajian data disajikan da-
di rawat di RSU. Haji dan RSU Labuang
lam bentuk tabel distribusi disertai dengan
Baji Makassar.
narasi dan penjelasan.
hipertensi,
jantung,
Pengumpulan Data Data primer yang dikumpulkan da-
HASIL PENELITIAN
lam penelitian ini adalah data-data hasil
Penelitian dilaksanakan di Rumah
wawancara pasien dengan menggunakan
Sakit Haji Makassar dan RSU Labuang
kuesioner mengenai religiusitas, keadaan
Baji selama 1 bulan, yaitu pada bulan
fungsional tubuh, keadaan
jiwa dan
Agustus sampai dengan bulan September
perasaan pasien dalam menghadapi penya-
tahun 2013. Selama waktu tersebut ter-
kitnya.
dapat 38 penderita yang memenuhi krite-
Data sekunder yang diperoleh melalui sumber-sumber
ria inklusi, dan menjadi subyek dari
yang mendukung
penelitian ini. Sedangkan 8 penderita yang
penelitian ini yang diperoleh dari dokumen
tidak memenuhi kriteria inklusi. 291
Pengaruh Religiusitas Terhadap Tingkat Depresi...
M. Fais Satrianegara
Tabel 1. Hubungan Religiusitas dengan Tingkat Depresi Pasien Tingkat Depresi Pasien Tingkat Religiusitas Pasien
Normal n % 2 100 24 82,8 5 71,4 31 81,6
Tinggi Sedang Rendah
Total Sumber : Data Primer
Ringan n % 0 0 5 17,2 1 14,3 6 15,8
Total Sedang n % 0 0 0 0 1 14,3 1 2,6
n 2 29 7 38
% 100 100 100 100
Tabel diatas menggambarkan bahwa
24 orang (82,8%) dan 5 orang (17,2%)
tingkat religiusitas pasien tinggi mempu-
dengan depresi ringan. Sedangkan pasien
nyai tingkat depresi yang normal sebanyak
yang memiliki tingkat religiusitas yang
2 orang (100%), pasien yang memiliki
rendah mempunyai tingkat depresi yang
tingkat religiusitas yang sedang mempu-
normal sebanyak 5 orang (71,4%), 1 orang
nyai tingkat depresi yang normal sebanyak
(14,3%) dengan depresi ringan dan sedang.
Tabel 2. Hubungan Religiusitas dengan Tingkat Kecemasan Pasien Tingkat Kecemasan Pasien Tingkat Religiusitas Pasien
Normal Tinggi Sedang Rendah
Total Sumber : Data Primer
n 0 10 2 12
% 0 34,5 28,6 31,6
Ringan
Sedang
Berat
n 0 3 1 4
n 2 10 3 15
n 0 4 0 4
% 0 10,3 14,3 10,5
kecemasan
n 2 29 7 38
% 100 100 100 100
(13,8%), dan berat sekali 2 orang (6,9%).
tingkat religiusitas pasien tinggi memputingkat
% 100 34,5 42,9 39,5
Berat Sekali % n % 0 0 0 13,8 2 6,9 0 1 14,3 10,5 3 7,9
ringan 3 orang (10,3%), berat 4 orang
Tabel diatas menggambarkan bahwa nyai
Total
Sedangkan pasien yang memiliki tingkat
yang ringan
religiusitas yang rendah mempunyai ting-
sebanyak 2 orang (100%), pasien yang
kat kecemasan yang sedang sebanyak 3
memiliki tingkat religiusitas yang sedang
orang (42,9%), 2 orang (28,6%) normal, 1
mempunyai tingkat kecemasan yang nor-
orang (14,3%) ringan, tidak ada yang
mal dan sedang masing-masing sebanyak
memiliki kecemasan berat namun 1 orang
10 orang (34,5%), tingkat kecemasan yang
(14,3%) dengan kecemasan berat sekali
292
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
Tabel 3. Hubungan Religiusitas dengan Tingkat Stres Pasien Tingkat Stres Pasien Ringan Sedang Normal Tingkat n % n % n % Religiusi0 0 2 100 0 0 Tinggi tas Pasien 5 17,2 4 13,8 Sedang 19 65,5 3 42,9 0 0 2 28,6 Rendah Total 22 57,9 7 18,4 6 15,8
Total Berat n % 0 0 1 3,4 2 28,6 3 7,9
n 2 29 7 38
% 100 100 100 100
Sumber : Data Primer orang (65,5%), tingkat stress ringan 5
Tabel diatas menggambarkan tingkat
orang (17,2%), sedang 4 orang (13,8%)
religiusitas pasien tinggi mempunyai ting-
dan berat 1 orang (3,4%). Sedangkan
kat stress yang ringan sebanyak 2 orang
pasien yang memiliki tingkat religiusitas
(100%), pasien yang memiliki tingkat
yang rendah mempunyai tingkat kecema-
religiusitas yang sedang mempunyai ting-
san normal sebanyak 3 orang (42,9%), 2
kat kecemasan yang normal sebanyak 19
orang (28,6%) sedang dan berat.
Tabel 4. Hubungan Religiusitas dengan Kualitas hidup Pasien Tingkat Religiusitas Pasien
Kualitas Hidup Pasien
Tinggi Sedang Rendah Total
Kualitas Hidup Baik n % 0 0 2 6,9 0 0 2 5,3
Total
Kualitas Hidup Tidak Baik n % 2 100 27 93,1 7 100 36 94,7
n 2 29 7 38
% 100 100 100 100
Sumber : Data Primer Tabel diatas menggambarkan tingkat
tas hidup yang tidak baik sebanyak 7 orang
religiusitas pasien tinggi mempunyai kuali-
(100%).
tas hidup tidak baik sebanyak 2 orang
Analisa Pengujian Hipotesis
(100%), pasien yang memiliki tingkat
Terkait dengan hipotesis maka dil-
religiusitas yang sedang mempunyai kuali-
akukan empat kali pengujian dengan
tas hidup yang baik sebanyak 2 orang
melakukan uji hubungan antara tingkat
(6,9%) dan yang memiliki kualitas hidup
religiusitas dengan tingkat depresi pen-
yang tidak baik 27 orang (93,1%). Se-
derita penyakit kronis, hubungan antara
dangkan pasien yang memiliki tingkat
tingkat
religiusitas yang rendah mempunyai kuali-
kecemasan penderita penyakit kronis,
293
religiusitas
dengan
tingkat
Pengaruh Religiusitas Terhadap Tingkat Depresi...
M. Fais Satrianegara hubungan
antara
tingkat
religiusitas
dinal maka diperoleh hasil sebagai
dengan tingkat stres penderita penyakit
berikut:
kronis dan hubungan antara tingkat religi-
Kekuatan Hubungan antara Religiusitas
usitas dengan kualitas hidup penderita pen-
dengan Tingkat Depresi
yakit kronis. Dengan
bantuan program
Berdasarkan
analisa
dengan
SPSS (Statistical Program for Social
menggunakan uji somers d gamma untuk
Science) 17.0 for windows, pengujian
menguji kekuatan hubungan antara tingkat
hipotesis dengan menggunakan uji som-
religiusitas dengan tingkat depresi pen-
er‟s d gamma dengan pertimbangan
derita penyakit kronis yang menggunakan
kategori dari semua variabel yang
SPSS 17.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
diteliti menggunakan jenis skala orSymmetric Measures Value .457
Asymp. Errora .338
Std.
Approx. Approx. T Sig. .993 .321 b
Ordinal by Ordi- Gamma nal N of Valid Cases 38 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Dari tabel terbut diperoleh hasil bah-
nilai variabel yang lain.
wa jika kita melihat nilai P yang dapat
Kekuatan Hubungan Religiusitas dengan
dilihat pada nilai value adalah 0,457, mem-
Tingkat Kecemasan Penderita Penyakit
buktikan bahwa tidak ada hubungan yang
Kronis
signifikan antara religiusitas dengan ting-
Berdasarkan
analisa
dengan
kat depresi penderita penyakit kronis kare-
menggunakan somers d gamma untuk
na nilai kemaknaanx lebih besar dari 0,05
menguji kekuatan hubungan antara tingkat
maka Ho diterima, dengan kekuatan ko-
religiusitas dengn tingkat kecemasan pen-
relasinya sebesar 0,321 artinya tingkat
derita penyakit kronis yang menggunakan
religiusitas memiliki pengaruh yang lemah
SPSS 17.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
terhadap tingkat depresi . Jika melihat dari arah positif yang terdapat pada nilai value membuktikan bahwa semakin besar nilai suatu variabel maka semakin besar pulalah
294
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
Symmetric Measures Value -.072
Asymp. Errora .246
Std.
Approx. Approx. T Sig. -.294 .769 b
Ordinal by Ordi- Gamma nal N of Valid Cases 38 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Dari tabel tersebut diperoleh hasil
suatu variabel maka semakin kecil nilai
bahwa jika melihat nilai P yang dapat
variabel yang lain. Semakin besar nilai
dilihat pada nilai value adalah -0,72 yang
dari tingkat religiusitas seorang penderita
membuktikan bahwa tidak ada hubungan
penyakit kronis maka semakin rendah ting-
yang signifikan antara religiusitas dengan
kat kecemasannya.
tingkat kecemasan penderita penyakit kro-
Kekuatan Hubungan Religiusitas dengan
nis karena nilai P lebih besar dari 0,05 se-
Tingkat Stress Penderita Penyakit Kronis
hingga Ho diterima dan Ha ditolak dengan
Berdasarkan
analisa
dengan
kekuatan korelasinya sebesar 0,769 artinya
menggunakan somers d gamma untuk
tingkat religiusitas memiliki pengaruh
menguji kekuatan hubungan antara tingkat
yang kuat terhadap tingkat kecemasan pen-
religiusitas dengn tingkat stres penderita
derita penyakit kronis. Jika melihat dari
penyakit kronis yang menggunakan SPSS
arah negatif yang terdapat pada nilai value
17.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
membuktikan bahwa semakin besar nilai Symmetric Measures Value .232
Asymp. Errora .289
Std.
Approx. Approx. Tb Sig. .757 .449
Ordinal by Ordi- Gamma nal N of Valid Cases 38 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Dari tabel tersebut diperoleh hasil
tingkat stres penderita penyakit kronis ka-
bahwa jika melihat nilai P yang dapat
rena nilai P lebih dari 0,05 sehingga Ho
dilihat pada nilai value adalah 0,232 yang
diterima dan Ha ditolak dengan kekuatan
membuktikan bahwa tidak ada hubungan
korelasinya sebesar 0,449 artinya tingkat
yang signifikan antara religiusitas dengan
religiusitas memiliki pengaruh yang se-
295
M. Fais Satrianegara
Pengaruh Religiusitas Terhadap Tingkat Depresi...
dang terhadap tingkat stress penderita pen-
Kekuatan Hubungan Religiusitas dengan
yakit kronis. jika melihat dari arah positif
Kualitas Hidup Penderita Penyakit Kro-
yang terdapat pada nilai value membuk-
nis
tikan bahwa semakin besar nilai suatu vari-
Berdasarkan
analisa
dengan
abel maka semakin besar pulalah nilai vari-
menggunakan somers d gamma untuk
abel yang lain.
menguji kekuatan hubungan antara tingkat religiusitas dengan kualitas hidup penderita penyakit kronis yang menggunakan SPSS 17.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
Symmetric Measures
Ordinal by Ordi- Gamma nal N of Valid Cases
Value .556
Asymp. Errora .277
Std.
Approx. Approx. T Sig. 1.151 .250 b
38
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Dari tabel tersebut diperoleh hasil
makin tinggi pula kualitas hidupnya.
bahwa jika melihat nilai P yang dapat dilihat pada nilai value adalah 0,556 yang
PEMBAHASAN
membuktikan bahwa tidak ada hubungan
Berdasarkan hasil analisa tingkat
yang signifikan antara religiusitas dengan
religiusitas, diperoleh data bahwa tingkat
kualitas hidup penderita penyakit kronis
religiusitas pasien memiliki jumlah persen-
karena nilai P lebih dari 0,05 sehingga ho
tase yang berbeda. Pasien yang memiliki
diterima dan Ha ditolak dengan kekuatan
tingkat religiusitas pada kategori tinggi
korelasinya sebesar 0,250 artinya tingkat
sejumlah 5,3%, sedangkan kategori sedang
religiusitas memiliki pengaruh yang lemah
memiliki jumlah persentase yang terbesar
terhadap kualitas hidup penderita penyakit
yakni 76,3% lalu sisanya pada kategori
kronis. jika melihat dari arah positif yang
rendah sebanyak 18,4%. Hasil tersebut
terdapat pada nilai value membuktikan
menunjukkan bahwa mayoritas pasien ter-
bahwa semakin besar nilai suatu variable
masuk kategori sedang, sedangkan kate-
maka semakin besar pula nilai variabel
gori tinggi dengan persentase yang sangat
yang lain. Semakin tinggi tingkat religi-
rendah sedangkan kategori religiusitas ren-
usitas penderita penyakit kronis maka se-
dah memiliki persentase yang lebih besar
296
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
dari kategori tinggi.
Terjemahnya : “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orangorang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orangorang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS: Al- Baqarah/2:177) Sebagaimana telah diungkap oleh Al
Religiusitas merupakan salah satu faktor
penentu
kualitas
kehidupan
seseorang. Fitrahnya ketenangan akan dimiliki oleh seorang manusia jika memiliki kekuatan hubungan dengan sang pencipta. Jika kita ingin mengetahui seberapa dekat Allah Subhanahu wata‟ala dengan kita maka lihatlah seberapa dekat kita dengan Allah Subahanahu wa ta‟ala. Salah satu dari sisi spiritual seseorang terlihat melalui religiusitasnya. Sementara itu, menurut Glock & Stark (Robertson, 1988; Ancok
dan
Suroso, 2004:77) religiusitas tercermin
-Raghib
dalam berbagai dimensi, yakni dimensi pengalaman (experiential),
pengetahuan
agama (intellelectual) dan
konskuensi
(consequential).
melakukan apa-apa tetapi justru bergerak dan menghadapi permasalahan dengan
Dimensi-
memantapkan hati serta iman kepada Allah Subhanahu wata‟ala sehingga bisa
religiusitas melibatkan setiap sisi kehingga
mencapai apa yang diinginkan.
konsekuensi
Analisa pengujian hubungan antara
keseharian hidupnya. Oleh karenanya,
tingkat religiusitas dengan tingkat depresi
ketika menghadapi permasalahan pun aga-
diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan
ma memiliki pengaruh dan keterlibatan.
yang signifikan antara religiusitas dengan
Dalam redaksi yang berbeda, Islam
tingkat depresi penderita penyakit kronis
telah memberikan tuntunan agar manusia
karena nilai P lebih besar dari 0,05 sehing-
menghadapi masalah dengan cara yang benar.
Diantaranya
Alquran,
bahwa
disebutkan dalam
hendaknya
bersabar,
ga Ho diterima dan Ha ditolak dengan
dalam
kekuatan korelasinya sebesar 0,321 artinya
menghadapi
berbagai tantangan kehidupan yakni
Shihab
dalam Al-quran bukan berarti diam tidak
dimensi tersebut menggambarkan bahwa hidupan manusia
(dalam
2007:169), bahwa sabar yang diungkap
keyakinan (ideological), praktik agama (ritualistic),
Al-Asfahani
tingkat religiusitas memiliki pengaruh
manusia
yang lemah terhadap tingkat depresi.
sesuai
Jika melihat dari arah positif yang terdapat
dengan Q . S Al- Baqarah/2:177. 297
M. Fais Satrianegara
Pengaruh Religiusitas Terhadap Tingkat Depresi...
pada nilai value membuktikan bahwa se-
dari 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha di-
makin besar nilai suatu variabel maka se-
tolak dengan kekuatan korelasinya sebesar
makin besar pulalah nilai variabel yang
0,769 artinya tingkat religiusitas mem-
lain. Semakin tinggi religiusitas seseorang
iliki pengaruh yang kuat terhadap ting-
maka semakin tinggi tingkat depresinya.
kat kecemasan penderita penyakit kro-
Hal
bahwa
nis. Jika melihat dari arah negatif yang
seseorang yang memiliki pengetahuan ten-
terdapat pada nilai value membuktikan
tang religiusitas masih memiliki pengaruh
bahwa semakin besar nilai suatu variabel
yang rendah terhadap depresi seseorang.
maka semakin kecil nilai variabel yang
Seseorang yang sudah mengenal tentang
lain. Semakin besar nilai dari tingkat
ilmu agama terutama agama Islam belum
religiusitas seorang penderita penyakit
mampu diaplikasikan secara maksimal da-
kronis maka semakin rendah tingkat
lam kehidupan sehari-hari terlebih lagi
kecemasannya.
dengan keadaan sedang menghadapi pen-
seseorang yang paham tentang agama
yakit. Hal ini menunjukkan hasilnya ber-
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
beda dengan teori yang ada bahwa religi-
tingkat kecemasan pasien. Pengetahuan
usitas seseorang akan berpengaruh pada
agama yang dimilikinya telah mampu un-
kondisi kejiwaan seseorang yang telah di-
tuk mengendalikan kondisi kejiwaannya
paparkan sebelumnya pada Q.S Ar-Rad/13:
seperti kecemasan saat Allah Subhanahu
28.
wata‟ala memberikan ujian kepadanya
Terjemahnya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”(QS: Ar Ra'd/13:28).
yaitu diberikannya suatu penyakit.
tersebut
menunjukkan
Hal
ini
menunjukkan
Sedangkan untuk hubungan religiusitas dengan tingkat stress dan kualitas hidup diperoleh hasil nilai P yang sama dengan tingkat depresi dan kecemasan
Hasil nilai P yang sama pada tingkat
bahwa tidak ada hubungan antara religi-
kecemasan namun dengan kekuatan ko-
usitas dengan tingkat stress dan kualitas
relasi yang berbeda dengan tingkat depresi,
hidup seseorang. Namun, jika kita melihat
dari hubungan Religiusitas dengan tingkat
dari kekuatan korelasinya, religiusitas
kecemasan diperoleh hasil nilai value ada-
dengan
lah -0,72 yang membuktikan bahwa tidak
pengaruh yang sedang sedangkan religi-
ada hubungan yang signifikan antara religi-
usitas dengan kualiatas hidup mempunyai
usitas dengan tingkat kecemasan penderita
pengaruh yang lemah. Kedua variabel ter-
penyakit kronis karena nilai P lebih besar
sebut memiliki interpretasi yang tidak jauh 298
tingkat
stress
mempunyai
Jurnal Kesehatan berbeda
dengan
Volume VII No. 1/2014 tingkat
depresi
gum akan ketetapan Allah untuk kaum mu`min, sesungguhnya perihal orang mu`min itu seluruhnya baik dan itu hanya berlaku bagi orang mu`min; bila mendapat kesenangan ia bersyukur dan bersyukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah ia bersabar dan kesabaran itu baik baginya.”(HR. Ahmad No 22798). Allah Subhanahu wa ta‟ala mem-
dan
kecemasan. Hasil uji dari 5 variabel yang diteliti menunjukkan bahwa pada sebagian pasien penyakit kronis walaupun sebagian besar sudah memiliki tingkat religiusitas yang sedang
namun
belum
mampu
untuk
berikan suatu ujian baik berupa rasa sedih,
menginternalisasikan nilai-nilai agamanya hingga
pada
cara
mereka
takut, hanyalah untuk menggugurkan dosa-
mengatasi
dosa hambanya dan mengetahui siapa di-
tekanan masalah yaitu pada mengatasi ma-
antara hambanya yang terbaik amalannya.
salah kejiwaan baik pada keadaan depresi,
Dari sahabat Abu Hurairah dan Abu Sa‟id
cemas, bahkan stress pada waktu seseorang
Radiallahu Anhumaa Rasulullah Shallalla-
sakit.
hu „Alaihi wasallam bersabda : (Jawas, Padahal setiap kejadian yang men-
2012).
impa seorang mukmin adalah kebaikan baginya
karena
apabila
Allah
َح َّدثَىَا َع ْب ُد الرَّحْ َم ِه بْهُ َم ٍْ ِدٍّْ َح َّدثَىَا ُزٌَ ْٕ ٌر ع َْه ِٓار ع َْه أَب ٍ ُم َح َّم ِد ْب ِه َع ْم ِرَ ْب ِه َح ْل َحلَتَ ع َْه َعطَا ِء ب ِْه َٔ َس
mem-
berikannya ujian baik berupa sakit maka
ٌُْ َر ْٔ َرةَ ََأَبِٓ َس ِعٕ ٍد ْال ُخ ْد ِر
haruslah bersabar sedangkan jika diberikan
َّ َّّصل َّ أَ َّن َرسُُ َل ُُصٕب َ َِّللا ِ ٔ َّللاُ َعلَ ْٕ ًِ ََ َسل َّ َم قَا َل َما
kelapangan maka seorang mukmin ber-
ِب ََ ََّل ٌَ ٍّم ََ ََّل َح َس ٍن ََ ََّل أَ ًذ ٍ ص ٍ ص َ َب ََ ََّل و َ ََ ْال ُم ْؤ ِمهَ ِم ْه َّ ََ ََّل َغ ٍّم َحتَّّ ال َّشُْ َك ِت ُٔشَا ُكٍَا إِ ََّّل َكفَّ َر َُّللاُ ِم ْه خَ طَأَاي
syukur. Hal tersebut telah dijelaskan Rasulullah Shallallahu „Alaihi wasallam.
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi berkata; telah menceritakan kepada kami Zuhair dari Muhammad bin 'Amru bin Halhalah dari 'Atho` bin Yasar dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al Khudri berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah menimpa seorang mukmin baik itu sakit, lelah, gelisah, sedih, derita, susah hingga duri yang menusuknya kecuali Allah akan menghapus dosadosanya”(HR. Ahmad No 11024).
ُْ َح َّدثَىَا ُسلَ ْٕ َمانُ بْه ٍّ َح َّدثَىَا َع ْب ُد الرَّحْ َم ِه بْهُ َم ٍْ ِد ت ع َْه َع ْب ِد الرَّحْ َم ِه ْب ِه أَبِٓ لَ ْٕلَّ ع َْه ٍ ِْال ُم ِغٕ َر ِة ع َْه ثَاب ب قَا َل ُ ٍ ْٕ ٍَص َّ َّّصل َّ قَا َل َرسُُ ُل ُ َّللاُ َعلَ ْٕ ًِ ََ َسل َّ َم َع ِجب ْت ِم ْه َ َِّللا َّ ضا ِء ْس َذلِكَ إِ ََّّل َ ََّٕللاِ لِ ْل ُم ْؤ ِم ِه إِ َّن أَ ْم َر ْال ُم ْؤ ِم ِه ُكلًَُّ خَ ْٕ ٌر ََل َ َق ًُصابَ ْت َ َصابَ ْتًُ َسرَّا ُء فَ َش َك َر َكانَ َخ ْٕ ًرا لًَُ ََإِ ْن أ َ َلِ ْل ُم ْؤ ِم ِه إِ ْن أ ُ ًَصبَ َر َكانَ َخ ْٕ ًرا ل َ َضرَّا ُء ف َ Artinya : “Telah bercerita kepada kami 'Abdur Rahman bin Mahdi telah bercerita kepada kami Sulaiman bin Al Mughirah dari Tsabit dari 'Abdur Rahman bin Abu Laila dari Shuhaib berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku ka-
Hadits yang lain diriwaytkan oleh Abu Hurairah Radiallahu Anhu, dia berkata: “Rasulullah bersabda : ‟Sesungguhnya 299
Pengaruh Religiusitas Terhadap Tingkat Depresi...
M. Fais Satrianegara
seseorang benar-benar memiliki kedudukan di sisi Allah, namun tidak ada suatu amal yang bisa mengantarkannya ke sana. Maka Allah senantiasa mencobanya dengan sesuatu yang tidak disukainya, sehingga dia bisa sampai pada kedudukannya itu” (HR:Abu Ya‟la No.6069),Ibnu Hibban No.693, dan al-Hakim (I/344) dalam sisilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah)
koefisien negatif artinya semakin tinggi religiusitas
seseorang
maka
tingkat
kecemasannya pun akan semakin rendah. sehingga dapat dikatakan bahwa pada beberapa pasien yang sudah memiliki tingkat religiusitas yang sedang sudah mampu untuk menghilangkan rasa cemas yang ber-
Dari hasil yang didapatkan diperoleh
lebihan dalam dirinya yang nantinya akan
hasil bahwa rata-rata koefisiennya bernilai
membuat
masalah
pada
sistem
positif pada variabel depresi, stress dan
pernafasannya, bibir kering, merasa lemas
kualitas hidup. Artinya semakin tinggi
seperti mau pingsan, berkeringat berlebi-
religiusitas pasien maka tingkat depresi,
han, merasa takut tanpa ada alasan yang
stress dan kualitas hidupnya pun akan se-
jelas, kesulitan dalam menelan, detak jan-
makin tinggi. Hal tersebut menandakan
tung meningkat walaupun tidak melakukan
bahwa walaupun tingkat religiusitasnya
aktivitas, panic dan semua itu dapat dilalu-
memiliki kategori sedang namun pengama-
inya dengan adanya pemahaman yang kuat
lan atas nilai-nilai yang diketahui belum
tentang religiusitas ini.
maksimal untuk dipraktikkan dalam ke-
Tidak menafikan faktor yang lain
hidupan sehari-hari. Hal tersebut didukung
yang turut berperan dalam kualitas hidup
pula oleh keadaan sakit yang dialami yang
seseorang pada penderita penyakit kronis
dapat mempengaruhi keimanan seseorang
salah satunya adalah usia. Meningkatnya
atas sakit yang menimpanya. Apakah sakit
prevalensi penyakit kronis terjadi seiring
yang dideritanya akan mendekatkan kepa-
dengan bertambahnya usia. Berdasarkan
da Allah Subhanahu wata‟ala atau hanya
laporan 50-80% lansia yang berusia 65
akan membuatnya semakin jauh dari Allah
tahun dan ke atas rata-rata akan mempu-
Subhanahu wa ta‟ala karena merasa putus
nyai lebih dari satu penyakit kronis.
asa dalam menghadapainya yang akan
Berdasarkan survei kesehatan penya-
berdampak pada kejiwaan dan kualitas
kit ini merupakan penyebab disabilitas pa-
hidup mereka baik pada tingkat depresi,
da populasi lansia di dunia. Pembatasan
stress dan kualitas hidup. Padahal teori
aktifitas fisik makin nyata bersamaan
mengatakan bahwa religiusitas seseorang
dengan penambahan usia. Berdasarkan
berpengaruh
laporan, 32% lansia berusia 70 tahun dan
pada
tingkat
kejiwaan
seseorang. Hal ini sesuai dengan hasil dari
ke
tingkat kecemasan yang mempunyai nilai
melakukan aktivitas fisik yang disebabkan 300
atas
mengalami
kesulitan
untuk
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014 pahala yang besar”(QS: Huud/11:9-11)
penyakit muskuloskeletal. Bahkan lansia yang berusia ≥85 tahun 2,6 kali lebih ser-
Mengenai ayat ini, seorang ulama
ing mengalami keterbatasan aktivitas fisik
tafsir kenamaan, Al-Hafidz Ibnu Katsir
dibanding lansia berusia 70-74 tahun. Sep-
(dalam
erti yang dilaporkan Canbaz et al(10) pada
mengungkapkan
studi kualitas hidup lansia juga menunjuk-
ta‟ala. Manusia menjadi putus asa dan
dengan peningkatan usia. Beberapa peru-
patah semangat untuk mencapai kebaikan
bahan mungkin berkaitan dengan organ
ketika dia mendapat kesulitan. Saat itu
sensoris, dan juga berkaitan dengan fungsi
juga orang tersebut mengingkari kebaikan
organ-organ vital seperti sistem kardiovas-
-kebaikan
kular, sistem saraf pusat dan sistem
yang pernah didapatkannya
sebelumya
pernafasan. Penyakit sistem muskuloskele-
serta
tidak
mengharapkan
jalan keluar.
tal juga mengalami peningkatan dengan
Ungkapan
yang menyebabkan
pengetahuan
penurunan fungsi fisik pada lansia.
tersebut
bahwa
ketika
memberikan seseorang
beriman dan mendapat rahmat dari Allah,
Disebutkan dalam Alquran bahwa
maka dia akan mampu menghadapi kesu-
selain manusia yang beriman akan mudah untuk
bahwa manusia mem-
diberi rahmat oleh Allah Subhanahu wa-
sar yang terjadi di dalam tubuh seiring
menjadi putus asa
166)
kecuali orang-orang beriman yang telah
bertambahnya usia. Banyak perubahan be-
usia,
2007:
iliki sifat-sifat tercela dalam dirinya,
kan penurunan secara bermakna dengan
penambahan
Al-Qarni,
litan dan tetap bersabar, sedangkan ketika
menggapai
manusia yang tidak beriman (atau sedang
keinginan ketika mereka dihadapkan pada
tidak beriman) akan menjadi mudah ber-
kesulitan. Hal ini sesuai dengan QS
putus asa ketika mendapatkan kesulitan.
Hud/11: 9-11
Diceritakan lebih lanjut oleh Al-Qarni
Terjemahnya : “Dan jika kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari kami, Kemudian rahmat itu kami cabut daripadanya, Pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. Dan jika kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencanabencana itu daripadaku"; Sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga, Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan
(2007: 209) bahwa Umar mengatakan , ”Ketika pagi tiba, saya tidak punya target apapun, kecuali saya akan menikmati semua qadha‟ Ilahi”.
Maksud dari ka-
limat tersebut adalah bahwa seorang mukmin sejati telah siap dengan kenyataan apapun yang akan dihadapinya sehingga kemudian apapun yang dihadapinya mukmin tersebut akan sanggup melalui dan
301
Pengaruh Religiusitas Terhadap Tingkat Depresi...
M. Fais Satrianegara
menyelesaikannya. Sesulit apapun perma-
tidak dapat dibuktikan kemungkinan kare-
salahan itu, maka ketegaran dan kesaba-
na jumlah responden yang kurang. Selain
ran menjadi kunci yang tidak dimiliki
itu faktor lain yang dapat mendukung
oleh manusia lain yang tidak memiliki
adalah usia responden dan karakteristik
iman kepada Allah Subhanahu wata‟ala.
penyakitnya yaitu tingkat keparahan pen-
Melalui ayat-ayat-Nya pula Allah Subhanahu wata‟ala memberi
yakit
tuntunan
pasien
mempengaruhi
sehingga
akan
pengamalan
religi-
bahwa kesibukan pada hal-hal yang sepele
usitasnya. Begitupula dengan waktu ob-
dengan berlarut-larut dalam kesedihan
servasi untuk pasien penyakit kronis yang
adalah hal yang sia-sia. Disebutkan dalam
singkat dan hambatan teknis pada saat
Q.S Ali Imran/3: 168
wawancara serta kondisi pasien.
Terjemahnya : “Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orangorang yang benar”. (QS Ali Imran/3: 168) Ayat tersebut memberikan pema-
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan nilai P yang dapat dilihat pada nilai value adalah 0,457, membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan
haman bahwa terkadang memang ada ken-
tingkat depresi penderita penyakit kronis
yatan yang tidak bisa diubah, akan tetapi
karena nilai P > dari 0,05, dengan
bukan untuk ditangisi dan diratapi melain-
kekuatan korelasinya sebesar 0,321 artinya
kan untuk diambil pelajaran sehingga
tingkat religiusitas memiliki pengaruh
manusia bisa lebih mencintai Allah Subhanahu
wata‟ala..
Selanjutnya
yang lemah terhadap tingkat depresi . Jika
diter-
melihat dari arah positif yang terdapat pa-
angkan pula dalam Q.S. Al-Insyiqaq/84:6
da nilai value membuktikan bahwa se-
Terjemahnya : “Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya.[1565] (QS: AlInsiyaq/84 :6)
makin besar nilai suatu variabel maka semakin besar pulalah nilai variabel yang lain. Berdasarkan nilai P yang dapat dilihat pada nilai value adalah -0,72 yang
Keterbatasan Penelitian Pengaruh
religiusitas
membuktikan bahwa tidak ada hubungan
terhadap
yang signifikan antara religiusitas dengan
semua faktor dependen baik tingkat depre-
tingkat kecemasan penderita penyakit kro-
si, kecemasan, stress dan kualitas hidup
nis karena nilai P > 0,05 dengan kekuatan 302
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
korelasinya sebesar 0,769 artinya tingkat
kronis. Jika melihat dari arah positif yang
religiusitas memiliki pengaruh yang kuat
terdapat pada nilai value membuktikan
terhadap tingkat kecemasan penderita pen-
bahwa semakin besar nilai suatu variabel
yakit kronis. Jika melihat dari arah negatif
maka semakin besar pula nilai variabel
yang terdapat pada nilai value membuk-
yang lain. Semakin tinggi tingkat religi-
tikan bahwa semakin besar nilai suatu vari-
usitas penderita penyakit kronis maka se-
abel maka semakin kecil nilai variabel
makin tinggi pula kualitas hidupnya.
yang lain. Semakin besar nilai dari tingkat
Perlu adanya program baru dari in-
religiusitas seorang penderita penyakit kro-
stansi kesehatan khususnya rumah sakit
nis
untuk melibatkan religiusitas pada pasien
maka
semakin
rendah
tingkat
kecemasannya.
dalam rangka proses penyembuhannya
Berdasarkan nilai P yang dapat
misalnya menyediakan speaker di setiap
dilihat pada nilai value adalah 0,232 yang
ruangan pasien untuk mendengarkan lan-
membuktikan bahwa tidak ada hubungan
tunan ayat suci Alquran dan setiap rumah
yang signifikan antara religiusitas dengan
sakit
tingkat stres penderita penyakit kronis ka-
tersendiri sebagai tempat sharring antara
rena nilai P > 0,05 dengan kekuatan ko-
pasien dengan orang yang paham akan
relasinya sebesar 0,449 artinya tingkat
agama untuk membantu ketengangan ji-
religiusitas memiliki pengaruh yang se-
wanya.
dang terhadap tingkat stress penderita pen-
sebaiknya
mempunyai
ruangan
Bagi para peneliti selanjutnya dapat
yakit kronis. jika melihat dari arah positif
mengembangkan
penelitian
tentang
yang terdapat pada nilai value membuk-
pengaruh religiusitas dengan berbagai
tikan bahwa semakin besar nilai suatu vari-
aspek kehidupan tidak hanya dalam bidang
abel maka semakin besar pulalah nilai vari-
kesehatan tetapi juga dalam bidang pen-
abel yang lain.
didikan atau dengan mempersempit varia-
Berdasarkan nilai P yang dapat
bel contohnya pengaruh doa terhadap ter-
dilihat pada nilai value adalah 0,556 yang
hadap kesembuhan namun menggunakan
membuktikan bahwa tidak ada hubungan
waktu yg cukup lama ± 10 bulan, efek
yang signifikan antara religiusitas dengan
medis mendengarkan pembacaan ayat suci
kualitas hidup penderita penyakit kronis
Alquran dengan desain case control serta
karena nilai P > 0,05 dengan kekuatan ko-
hubungan religiusitas terhadap tingkat
relasinya sebesar 0,250 artinya tingkat
stress dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
religiusitas memiliki pengaruh yang lemah
pada mahasiswa jurusan pendidikan Aga-
terhadap kualitas hidup penderita penyakit
ma Islam. 303
Pengaruh Religiusitas Terhadap Tingkat Depresi...
M. Fais Satrianegara Hendaknya
pasien
lebih
me-
Indonesia, D. K. (2009). Laporan hasil riset kesehatan daerah, Laporan Studi penyakit tidak menular penyebab kematian terbanyak di Indonesia . Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Jawas, Y. b. (2012). Hikmah Di balik Musibah dan Ruqyah Syar'iyyah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i. Koenig, H. G. (2000). Religion, spirituality and medicine:application to clinical practice. Journals AMA. p.1708. Koenig, H. G. (2004). Religion,Spirituality, and Medicine: Research Findings and Implications for Clinical Practice. Southern Medical Association, Vol. 97 h. 1194. Koenig, H. G. (2004). Religion,Spirituality, and Medicine: Research Findings and Implications for Clinical Practice, Southern Medical Association, Vol. 97, 2004, h. 1194. Southern Medical Association, Vol. 97, h. 1194. Pedak, M. (2009). Qur an for Gen : Mukjizat Terapi Qur'an untuk Hidup Sukses. Jakarta Selatan: PT. Wahyu Medika. Pound, P., Gompertz, P., & Ebrahim, S. (1998). A patient centered study of the consequence of stroke. 12: 33847. York, C. M. (2011). A Disstertation : The Effect of Rukyah on a non muslim. Palo Alto California: Proquest.
maksimalkan religiusitas yang dimiliki dengan
pengamalan-pengamalan
kehidupan
sehari-hari
salah
dalam satunya
dengan cara membaca dan merenungi ayatayat Alquran. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. M. (2011). Therapi Penyembuhan dengan Al-Qur'an dan Doa. Jakarta: Pustaka Daarun Nida'. Abdullah, Sayyid Abdul Hakim. (2011). Resep Hidup Sehat Cara Nabi Shallallahu „Alaihi wa Sallam. Solo : Kiswah Caron, J. L. (2005). Predictors of Quality of Life in Schizophrenia. 41: 399-417 (4). Fortin M, L. L. (2004). Multimorbility and quality of life in primary vare: a systematic review. Health Quality Life Outcomes. Haruyama, D. (2011). The Miracle of Endorphin. In Sehat mudah dan praktis dengan hormon kebahagiaan (pp. 63 -65). Bandung: Qanita. Hawari, D. (2001). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Huon H, K. D. (2002). Lecture notes cardiology (Vol. Edisi 4). Jakarta, 2002: Erlangga Medic.
304