1
LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) TERHADAP KUALITAS TELUR PUYUH ZULKIFLI ALI NAPU NIM. 621409022 TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI
Zulkifli Ali Napu, Universitas Negeri Gorontalo, Ellen J. Saleh dan Syukri I. Gubali
2
Pengaruh Pemberian Tepung Daun Eceng Gondok Terhadap Kualitas Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica) By Zulkifli Ali Napu, Ellen J. Saleh and Syukri I. Gubali
Effect of water hyacinth leaf meal on egg quality of quail. ABSTRACT This study was conducted to determine whether the water hyacinth leaf meal can affect the quality of quail eggs. This study was conducted from December 31, 2013 until January 31, 2014 in the village dulomo city districts north of the city of Gorontalo, Gorontalo province. animals using a laying quail (Cortunix Cortunix japonica) women aged 1.5 months as many as 100 birds. research design used was a completely randomized design consisting of 5 treatments with 4 replications in each replication There are 5 quail were randomly placed in a cage battray. treatment given is P0 (0% ration without water hyacinth leaf meal), P1 (2% water hyacinth leaf meal), P2 (4% water hyacinth leaf meal), P3 (6% water hyacinth leaf meal), P4 (8% water hyacinth leaf meal). Parameters were observed feeding, egg weight, shell thickness, yolk color, albumen height, egg index, Haugh unit values. The results showed that the addition of water hyacinth leaf meal 0%, 2%, 4%, 6% and 8% in the ration effect is not affected egg weight, egg index, albumen height and HU value, but the use of water hyacinth leaf meal up to 8% in ration can increase the amount of pigmentation of egg yolk and egg shell thickness. Keywords: the water hyacinth leaf meal, quality of quail eggs, and Bustard. ABSTRAK Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui apakah tepung daun eceng gondok dapat mempengaruhi kualitas telur puyuh. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 31 Desember 2013 sampai 31 Januari 2014 di Kelurahan Dulomo Kecamatan Kota utara Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Ternak yang digunakan yaitu puyuh petelur (Coturnixcoturnix japonica) betina umur 1,5 bulan sebanyak 100 ekor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 ulangan dalam setiap ulangan berisi 5 ekor puyuh yang ditempatkan secara acak pada kandang battray. Perlakuan yang diberikan adalah adalah PO (0% ransum tanpa tepung daun eceng gondok), P1 (2% tepung daun eceng gondok), P2 (4% tepung daun eceng gondok), P3 (6% tepung daun eceng gondok), P4 (8% tepung daun eceng gondok). Parameter yang diamati meliputi pakan, berat telur, tebal kerabang, warna kuning telur, tinggi albumen, indeks telur, nilai haught unit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung eceng gondok 0%, 2%, 4%, 6% dan 8% dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap berat telur, indeks telur, tinggi albumen dan nilai HU, namun penggunaan tepung eceng gondok sampai 8% dalam ransum dapat menaikkan angka pigmentasi kuning telur dan tebal kerabang telur. Kata Kunci : Tepung daun eceng gondok, kualitas telur, dan burung puyuh
Zulkifli Ali Napu, Universitas Negeri Gorontalo, Ellen J. Saleh dan Syukri I. Gubali
3
PENDAHULUAN Puyuh (quail) pada mulanya memang kurang mendapat perhatian dari para peternak. Tubuh dan telurnya yang kecil dengan cara hidup yang liar dianggap tidak dapat diternakkan, dan kalaupun bisa bakal merepotkan. Akibatnya banyak kalangan yang beranggapan bahwa beternak puyuh tidak akan pernah membawa keuntungan sama sekali. Tetapi setelah pemerintah mencanangkan puyuh sebagai salah satu ternak alternatif penunjang peningkatan penyediaan protein hewani untuk masyarakat, barulah puyuh terangkat namanya (Listiyowati, 1997). Eceng gondok yang memiliki nama ilmiah Eichornia crassipes merupakan tumbuhan air dan lebih sering dianggap sebagai tumbuhan pengganggu perairan. Pada beberapa negara, pemberantasan eceng gondok secara mekanik, kimia dan biologi tidak pernah memberikan hasil yang optimal. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa eceng gondok berpotensi menghilangkan air permukaan sampai 4 kali lipat jika dibandingkan dengan permukaan terbuka. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat sejauh mana pemanfaatan eceng gondok untuk makanan ternak pada khususnya pada ayam petelur dan ayam pedaging hasilnya memberikan pengaruh terhadap performans ayam tersebut. Berdasarkan kandungan nutrisi daun eceng gondok mengandung protein 21,78 %, lemak 2,72 %, serat kasar 16,95 % dan abu 12,13 %. Dari uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian menggunakan ternak unggas lain seperti burung puyuh dengan penggunaan daun eceng gondok.
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Dulomo Kecamatan Kota utara
Kota
Gorontalo. Waktu yang di perlukan 1 bulan, mulai tanggal 31 Desember sampai 30 Januari 2014.
Zulkifli Ali Napu, Universitas Negeri Gorontalo, Ellen J. Saleh dan Syukri I. Gubali
4
Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian Nama alat Kandang bateray
Tempat pakan Tempat minum
Spesifkasi
Kegunaan
Keterangan
- Terbuat dari kayu, bambu dan kawat ram - Ukuran 40 cm x 40 cm x 30 cm - Terbuat dari palstik - Terbuat dari plastik.
Untuk pemeliharaan burung puyuh.
Sebanyak. 20 unit.
Untuk menempatkan pakan Untuk menempatkan air minum. egg tray Untuk menempatkan telur. - Terbuat dari gardus. Timbangan - Merk analiti Untuk menimbang pakan dan telur (kapasitas 2,61 kg). Yolk Colour fan - Terbuat dari plastik Untuk menentukan warna kuning telur berwarna, skala 1 – 15 Micrometer scrup - Terbuat dari besi Untuk mengukur ketebalan kerabang telur Jangka Sorong Untuk mengukur indeks - Terbuat dari besi telur Lampu Untuk penerangan kandang - 15 watt Untuk tempat pengukuran Kaca Datar kualitas telur - Kaca
20 buah. 20 buah. 20 buah. 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 5 buah
Zulkifli Ali Napu, Universitas Negeri Gorontalo, Ellen J. Saleh dan Syukri I. Gubali
5
2. Bahan Penelitian Tabel 2. Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian Nama Bahan Burung puyuh
Ransum
Obat-obatan Air
Spesifikasi Puyuh betina
Kegunaan Untuk penelitian
Jagung kuning, dedak Untuk penelitian halus, bungkil kelapa, kedelai giling, ikan, epung daun eceng gondok, minyak kelapa, suplemen Ca dan P, garam dan premix. Desinfektan (rodalon) Untuk mensterilkan alat dan area kandang Liter Untuk diminum puyuh dan memebrsikan peralatan kandang
Keterangan 100 ekor puyuh betina umur 5 minggu Ransum umur 512 minggu
Yang bisa dikonsumsi manusia
Formulasi ransum dan komposisi nutrisi masing-masing perlakuan disajikan pada Tabel 3.
Zulkifli Ali Napu, Universitas Negeri Gorontalo, Ellen J. Saleh dan Syukri I. Gubali
6
Tabel 3. Formulasi Ransum Penelitian Perlakuan Bahan Pakan P0
P1
P2
P3
P4
Jagung kuning (%)
50
49,0
48,0
47,0
46,0
Dedak halus (%)
4,0
4,0
3,0
3,0
3,0
Bungkil kelapa (%)
4,0
4,0
4,0
4,0
3,0
Kedelai giling (%)
24,0
23,0
23,8
22,4
21,8
ikan (%)
12,8
12,8
12,0
12,4
13,0
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
Suplemen Ca & P (%)
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
Garam (%)
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Premiks (%)
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Jumlah (%)
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Kandungan Nutrient
P0
P1
P2
P3
P4
Bahan kering (%)
84,96
85,05
85,12
85,22
85,29
Protein (%)
22,12
22,05
22,20
22,18
22,07
Energi Metabolisme (Kkal/kg)
2907,04
2903,43
2901,98
2900,49
2900,55
Serat Kasar (%)
5,33
5,52
5,81
5,95
6,12
Lemak (%)
6,70
6,59
6,52
6,38
6,30
Ca (%)
1,68
1,76
1,83
1,94
1,98
P (%)
1,12
1,13
1,11
1,14
1,14
4699,00
4648,00
4571,00
4489,50
Daun Enceng Gondok (%) Minyak kelapa (%)
Harga (Rupiah) 4784,00 Keterangan : EM = Energi metabolisme
Zulkifli Ali Napu, Universitas Negeri Gorontalo, Ellen J. Saleh dan Syukri I. Gubali
7
Metode 1. Pembuatan Daun Eceng gondok
Tanaman eceng gondok Daun tanaman eceng gondok dipisahkan dari bagian batang dan akar Dipotong-potong kecil Dikeringkan dibawah sinar matahari Di giling Diayak daun eceng gondok siap digunakan dalam penelitian Gambar 1. Skema Pembuatan Daun Eceng Gondok Prosedur Pelaksanaan -
Tahap Persiapan
-
Tahap Pemeliharaan
-
Tahap Pengambilan Data
-
Penimbangan Bobot Telur
-
Pengukuran Tebal kerabang Telur
-
Warna Kuning Telur
-
Tinggi Albumen
-
Haugh Unit
-
Nilai Indeks Telur
Rancangan Percobaan 1. Model Matematika Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Model matematika dari rancangan tersebut adalah sebagai berikut : Yij = μ + βi + εij Yij
= Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
μ
= Nilai Rataan umum dari perlakuan
βi
= pengaruh perlakuan ke-i
εij
= Galat pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Zulkifli Ali Napu, Universitas Negeri Gorontalo, Ellen J. Saleh dan Syukri I. Gubali
8
PEMBAHASAN Rataan kualitas telur burung puyuh selama penelitian disajikan pada tabel 4. Tabel 4. Rataan Kualitas telur No
Perlakuan Daun Eceng Gondok (%)
Kualitas telur
0
2
4
6
8
1
Berat Telur (gr)
11.2
11.1
11.4
11.3
11.1
2
Tebal Kerabang Telur (mm)
0.17
0.18
0.18
0.19
0.2*
3
Warna Kuning Telur
7.5
7.67
7.8
7.9
8.02*
4
Tinggi Albumen (mm)
3.182
3.325
3.2
2.925
3.125
5
Indeks Telur
1.122
1.122
1.12
1.122
1.125
6
Nilai Haugh Unit
81.9
82.89
81.77
79.82
81.39
A. Berat Telur Rataan berat telur selama penelitian berkisar antara 11,1 – 11,4 g (Tabel 4). Rerata berat telur 11,1 – 11,4 g termasuk dalam tingkatan bobot telur berat. Menurut Muhamad (2012), tingkatan berat telur dibagi menjadi tiga yaitu 8,5-9,5 g termasuk tingkatan bobot ringan, 9,6-10,5 bobot telur sedang dan 10,6 –11,5 tingkatan bobot telur berat. Hasil analisis variansi berat telur menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P> 0,05). Hal ini berarti bahwa penambahan eceng gondok sampai taraf 8% dalam ransum tidak mempengaruhi berat telur. (Lampiran 1) B. Tebal Kerabang Telur Rata-rata tebal kerabang telur (mm) yang diperoleh selama penelitian untuk penambahan daun eceng gondok dalam ransum dengan kisaran 0%, 2%, 4,% 6% dan 8% yaitu 0,17 mm sampai 0,20 mm (Tabel 4). Hasil analisis variansi tebal kerabang telur puyuh menunjukan hasil yang berbeda sangat nyata (P<0,01). Dari hasil analisis uji BNT bahwa pada level pemberian tepung daun eceng gondok 8% merupakan tebal kerabang telur yang paling tebal di bandingkan penambahan daun eceng gondok dari level 0% 6% disebabkan oleh jumlah kandungan kalsium yang terdapat pada ransum dan daun eceng gondok yang berbeda pada setiap perlakuan dengan kisaran 1,68 – 1,98 Ca. Dengan demikian pengaruh tebal kerabang telur disebabkan oleh kandungan kalsium yang terkandung di dalam bahan pakan maupun eceng gondok (Lampiran 2).
Zulkifli Ali Napu, Universitas Negeri Gorontalo, Ellen J. Saleh dan Syukri I. Gubali
9
C. Warna Kuning Telur Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan warna kuning telur puyuh yang diperoleh selama penelitian dengan penambahan daun eceng gondok sampai level 8 % dalam ransum berkisar antara 7,5 - 8,02. Rataan terendah warna kuning telur terdapat pada perlakuan kontrol dengan dengan level daun eceng gondok 0% (7,5) dan rataan tertinggi terdapat pada perlakuan penambahan daun eceng gondok sebanyak 8% (8,02). Hasil uji lanjut yang menggunakan uji BNT bahwa pada level 8% penggunaan daun eceng gondok terhadap warna kuning telur berbeda sangat nyata diduga pada eceng gondok terdapat kandungan karotennya yang cukup tinggi sekitar 109.000 IU/100 gram ( Suharsono dalam Marlina, 1979). Sehingga semakin tinggi jumlah level yang diberikan maka semakin meningkat pula warna kuning telur. D. Tinggi Albumen Hasil analisis varian tinggi albumen menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa daun eceng gondok dapat digunakan sampai taraf 8% dalam ransum tanpa mempengaruhi tinggi albumen telur (Lampiran 4) E. Indeks Telur Berdasarkan hasil penelitian pada menunjukkan bahwa pemberian daun eceng gondong pakan sampai 8% tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap indeks telur (Lampiran 5). Menurut Sumarni dan Djuarnani (1995), telur yang baik berbentuk oval dan idealnya mempunyai indeks telur antara 0,72-0,76. Telur yang lonjong memiliki indeks telur kurang dari 0,72 dan telur yang bulat memiliki nilai indeks telur lebih dari 0,76. Dengan demikian perolehan hasil penelitian indeks telur lebih dari 0,76 dimana semuanya telur yang dihasilkan berbentuk bulat. F. Nilai Haught Unit (HU) Rerata nilai HU dari keempat macam perlakuan berkisar antara 82,89 – 79,82 (Tabel 8). Hasil analisis variansi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai HU (Lampiran 6). Hal ini berarti penambahan daun eceng gondok sampai 8 % dalam ransum berpengaruh tidak nyata terhadap nilai HU ini disebabkan karena nilai HU merupakan logaritma terhadap tinggi albumen dan kemudian ditransformasikan ke dalam nilai koreksi dari fungsi berat telur, sehingga apabila nilai berat telur yang diperoleh berbeda tidak nyata, maka dapat menyebabkan nilai haugh unit berbeda tidak nyata, seperti pernyataan Stadelman and Cotterill (1995) bahwa faktor yang mempengaruhi nilai HU adalah tinggi putih telur dan berat telur. Pada penelitian ini berat
Zulkifli Ali Napu, Universitas Negeri Gorontalo, Ellen J. Saleh dan Syukri I. Gubali
10
telur dan tinggi putih telur yang dihasilkan berbeda tidak nyata, sehingga nilai HU yang dihasilkan juga menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata.
PENUTUP Kesimpulan Penggunaan daun eceng gondok tidak berpengaruh terhadap berat telur, indeks telur, tinggi albumen dan nilai Haugh Unit, namun penggunaan daun eceng gondok dapat menaikkan angka pigmentasi kuning telur dan tebal kerabang telur. Berdasarkan hasil tersebut, daun eceng gondok dapat digunakan sebagai suplemen pakan puyuh sampai dengan 8%. Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat di kemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan penelitian yang sama dengan menggunakan daun eceng gondok sebagai bahan pengganti serat kasar dalam ransum. Karena daun eceng gondok memiliki kadar serat kasar yang tinggi. 2. Perlu dilakukan penelitian yang serupa dengan meningkatkan jumlah persentase daun eceng gondok. Dan merubah formulasi ransum namun tetap menggunakan daun eceng gondok sebagai pakan puyuh.
DAFTAR PUSTAKA Listiyowati, E dan Roospitasari K. (1992). Puyuh Tata laksana Budidaya Secara Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta
Marlina, N dan Askar, S (2001). Nilai gizi eceng gondok dan pemanfaatan sebagai pakan ternak non ruminansia. Balai penelitian Ternak, Bogor Muhammad, M. 2012. Pengaruh Bentuk Telur Dan Bobot Telur Terhadap Jenis Kelamin , Bobot Tetas Dan Lama Tetas Buru. Bagian Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Sumarni dan Nan Djuarnani . 1995. Diktat Penanganan Pasca Panen Unggas. Departemen Pertanian. Balai Latihan Pertanian, ternak, Ciawi Bogor .
Zulkifli Ali Napu, Universitas Negeri Gorontalo, Ellen J. Saleh dan Syukri I. Gubali
11
Stadelman, W. J. and O. J. Cotteril. 1973. Egg Science and Technology. The AVI Publishing, Inc. Westport. Connecticut. ________. 1977. Egg Science and Technolog. The AVI Publishing Company, Inc., Connecticut
Zulkifli Ali Napu, Universitas Negeri Gorontalo, Ellen J. Saleh dan Syukri I. Gubali