LAPORAN TUGAS AKHIR
PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU (MRP) SEPATU NIKE MELALUI PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Jenjang Sarjana Strata Satu (S-1) Program Studi Teknik Industri
Oleh :
Agus Salam 4160401-006
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Agus Salam
NIM
: 4160401-006
Program Studi : Teknik Industri Fakultas
: Teknologi Industri
Universitas
: Mercu Buana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali pada bagian yang telah saya sebutkan sumbernya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.
Jakarta, Februari 2009
( Agus Salam )
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU (MRP) SEPATU NIKE MELALUI PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN
Nama
: Agus Salam
NIM
: 4160401-006
Program Studi
: Teknik Industri
Fakultas
: Teknologi Industri
Universitas
: Mercu Buana
Telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana Strata Satu (S-1) Program Studi Teknik Industri Universitas Mercu Buana. Jakarta, Februari 2009
Mengetahui : Dosen Pembimbing dan Koordinator Tugas Akhir
( Ir. Muhammad Kholil, MT )
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU (MRP) SEPATU NIKE MELALUI PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN
Nama
: Agus Salam
NIM
: 4160401-006
Program Studi
: Teknik Industri
Fakultas
: Teknologi Industri
Universitas
: Mercu Buana
Telah diperiksa dan disahkan sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana Strata Satu (S-1) Program Studi Teknik Industri Universitas Mercu Buana.
Jakarta, Februari 2009 Mengetahui : Ketua Program Studi Teknik Industri
( Ir. Muhammad Kholil, MT )
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
ABSTRAK PT. Pratama Abadi Industri merupakan suatu perusahaan manufaktur yang kegiatan produksinya menghasilkan produk sepatu olah raga (atletik) yang berjenis running shoes dengan merk NIKE yang merupakan hasil lisensi dari perusahaan yang berpusat di Amerika Serikat. Karena krisis global yang dialami saat ini tentunya perusahaan diharuskan dapat mengurangi biaya produksi agar terus eksis di perindustrian, salah satu cara yang harus dilakukan perusahaan yaitu mengendalikan persediaan bahan baku sehingga biaya persediaan dikeluarkan seekonomis mungkin. Untuk itu perusahaan harus mempunyai solusi untuk merealisasikan minimalisasi biaya persediaan. Solusi yang dapat dilakukan untuk menjawab masalah tersebut yaitu diperlukan suatu perbaikan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang telah ada, adapun perbaikan itu dapat dilakukan dengan mengaplikasikan sistem MRP (Material Requerement Planing) dengan membandingan perhitungan teknik Lotsizing pada MRP agar dapat diketahui teknik apa yang menghasilkan biaya Persediaan seekonomis mungkin, jumlah pesanan yang optimal dan dapat diterapkan di PT. Pratama Abadi Industri. teknik lot sizing yang akan di pakai untuk perbandingan dengan metode perusahaan yaitu Jumlah Pesanan Tetap (Fixed Order Quantity), Jumlah Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity), Jumlah Pesanan Atas Dasar Periode (Period Order Quantity), Lot untuk Lot (Lot For Lot), Kebutuhan dengan periode tetap (Fixed Period Requirement). Dan model sepatu yang akan diambil sebagai sampel yaitu NIKE ROBAIX V (316261-041). Setelah data-data diolah dengan menggunakan teknik-teknik lot sizing tersebut, maka teknik Kebutuhan dengan periode tetap (Fixed Period Requirement) yang menghasilkan biaya total yang terendah.
Kata Kunci : MRP, Lot Sizing, Persediaan, NIKE ROBAIX V (316261-041).
Program Studi Teknik Industri
i
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
ABSTRATK PT. Pratama Abadi Industri a certain manufacture companies, that production activity is to make sport (atletic) shoes which various running shoes with NIKE merk, which licence result from company which centered in USA. Cause global crisis which happen now company must can minimize cost production to can axsist in industrial, the ones of methode which must to company do is controlling material inventory until inventory cost to use be economic. Company must be have solution for realization minimize inventory cost. The solution which can do for answer that problem is needed to repair material system inventory control which companies haved. It so happen that repair can doing with to apply Material Requirement Planning (MRP) system with comparing calculate the lot sizing technique on MRP to can know what technique to make lower inventory cost, optimum total order and can use at PT. Pratama Abadi Industri. Lot sizing technique will be to use for compare with companies methode are Fixed Order Quantity Economic Order Quantity, Period Order Quantity, Lot For Lot, Fixed Period Requirement. And the shoes model to take for sample is NIKE ROBAIX V (316261-041). After calculation with that’s lot sizing techniques, the technical fixed period requirement which make the lowest total cost.
Kata Kunci : MRP, Lot Sizing, Inventory, NIKE ROBAIX V (316261-041).
Program Studi Teknik Industri
ii
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan Alhamdulillah puji serta rasa syukur kepada Allah SWT, yang tak henti memberikan segala rahmat dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan KEBUTUHAN
Laporan
Tugas
BAHAN
Akhir
BAKU
ini
yang
(MRP)
berjudul
SEPATU
PERENCANAAN NIKE
MELALUI
PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN, sebagai suatu persyaratan dalam menempuh jenjang pendidikan strata1 (S-1). Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta. Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Ir. Muhammad Kholil, MT, selaku Kepala Program Studi Teknik Industri dan Dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam menyusun laporan ini.
2.
Dosen-dosen Program Studi Teknik Industri yang telah memberikan ilmu baik teori dan praktek.
3.
Kepada PT. Pratama Abadi Industri yang telah memberikan penulis kesempatan dalam penelitian Tugas Akhir.
4.
Ibu Handayani selaku personalia di PT. Pratama Abadi Industri.
5.
Pak Eko bagian material yang telah memberikan data-data dalam penelitian Tugas Akhir di PT. Pratama Abadi Industri.
Program Studi Teknik Industri
iii
Laporan Tugas Akhir
6.
Fakultas Teknologi Industri
Kedua orang tua yang tercinta, yang tak henti-hentinya memberikan do’a, moril dan materil.
7.
Bowo dan Erwin Teman seperjuangan yang juga memberikan dorongan semangat ketika penyusunan laporan ini.
8.
Teman-teman seperjuangan ( angkatan 2004 ) yang solid sekali, terima kasih banyak yah.
9.
The Smuts (Solihin, Padank, Yogi) semoga kita bisa gapai rencana besar kita dan sukses bersama-sama..
10. Teman-teman dan pembimbing mentoring (A Yayan) atas semangat dan bantuannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap walupun penulisan masih jauh dari sempurna, tetapi dapat bermanfaat serta dipergunakan sebaik-baiknya bagi semua pihak. Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Februari 2009
Penulis
Program Studi Teknik Industri
iv
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ...............................................………………………………………...... i KATA PENGANTAR …………………………………………………………..... iii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..... v DAFTAR TABEL …………………………………………………………………. ix DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ………………………………………………………………
1
1.2
Rumusan Masalah …………………………………………………………… 2
1.3
Pembatasan Masalah .......................................................................................
2
1.4
Tujuan Penelitian ............................................................................................
3
1.5
Metode Penelitian ...........................................................................................
3
1.6
Sistematika Penulisan ....................................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Pengertian MRP ……………………………………………………………... 7
2.2
Kemampuan Sistem MRP …………………………………………………… 8
2.3
Tipe MRP …………………………………………………………………… 9
Program Studi Teknik Industri
v
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
2.4
Input MRP …………………………………………………………………... 10
2.5
Output MRP ………………………………………………………………… 13
2.6
Prinsip Dasar Sistem MRP ………………………………………………….. 15
2.7
2.8
2.6.1
Time Phasing ....................................................................................... 15
2.6.2
Status Persediaan ……………………………………………………. 16
2.6.3
Syarat Pendahuluan ............................................................................. 17
2.6.4
Asumsi – Asumsi ................................................................................. 17
Prosedur Sistem MRP ..................................................................................... 18 2.7.1
Netting ................................................................................................. 18
2.7.2
Lotting ................................................................................................. 19
2.7.3
Offseting ............................................................................................. 20
2.7.4
Explosion ............................................................................................ 20
Permasalahan Sistem MRP .............................................................................. 20 2.8.1
Struktur Produk ................................................................................... 20
2.8.2
Ukuran Lot .......................................................................................... 21 2.8.2.1
Fixed Order Quantity ( FOQ ) ............................................. 22
2.8.2.2
Economic Order Quantity ( EOQ ) ...................................... 23
2.8.2.3
Period Order Quantity ( POQ ) …………………………… 24
2.8.2.4
Lot-For-Lot ( L-4-L ) ……………………………………... 26
2.8.2.5
Fixed Periode Requirement ( FPR ) ..................................... 27
2.8.3
Lead Time Yang Berbeda-beda .......................................................... 28
2.8.4
Kebutuhan Yang Berubah ................................................................... 29
2.8.5
Komponen Umum ............................................................................... 29
Program Studi Teknik Industri
vi
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Studi Pendahuluan ..…………………………………………………………. 30 3.1.1
Studi Lapangan ………………………………………………………. 31
3.1.2
Studi Pustaka ………………………………………………………… 31
3.2
Identifikasi Masalah …………………………………………………………. 32
3.3
Tujuan Penelitian ……………………………………………………………. 32
3.4
Pokok Permasalahan ………………………………………………………… 33
3.5
Pengumpulan Data …………………………………………………………... 34
3.6
Pengolahan Data …………………………………………………………….. 35
3.7
Hasil Dan Analisis …………………………………………………………... 35
3.8
Kesimpulan Dan Saran ……………………………………………………… 36
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1
Pengumpulan Data .......................................................................................... 38 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................................... 38 4.1.2 Sistem Pengadaan Bahan Baku ............................................................. 52
4.2
Pengumpulan Data Bahan Baku Sepatu ......................................................... 53 4.2.1 Jadwal Induk Produksi .........................................................................
54
4.2.2 Struktur Produk ..................................................................................... 56 4.2.3 Struktur Biaya ....................................................................................... 59 4.2.4 Status Inventori .................................................................................... 4.3
60
Pengolahan Data ……………………………………………………………. 61 4.3.1 Perhitungan Menggunakan Metode FOQ ............................................ 61 4.3.2 Perhitungan Menggunakan Metode EOQ ............................................ 63
Program Studi Teknik Industri
vii
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
4.3.3 Perhitungan Menggunakan Metode POQ ............................................ 66 4.3.4 Perhitungan Menggunakan Metode L4L ............................................. 71 4.3.5 Perhitungan Menggunakan Metode FPR ............................................. 73 4.3.6 Perhitungan Menggunakan Metode Perusahaan .................................. 75
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1
Analisa Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Menggunakan Metode Lot sizing FOQ, EOQ, POQ, L4L, FPR …………………………… 77
5.2
Analisa Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Menggunakan Metode PT. Pratama Abadi Industri ………………………………………… 81
5.3
Analisa Perbandingan Biaya Total Persediaan Antara Metode FOQ, EOQ, POQ, L4L, FPR Dengan Metode PT. Pratama Abadi Industri …………….
82
BAB V I KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.
Kesimpulan ………………………………………………………………… 83
6.2
Saran ……………………………………………………………………….. 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
85
LAMPIRAN ...........................................................................................................
86
Program Studi Teknik Industri
viii
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 2.1 Contoh Jadwal Induk Produksi ………………………………………… 11 Tabel 2.2 Contoh Format Tabel MRP ..................................................................... 19 Tabel 2.3 Contoh Data Kebutuhan Bersih .............................................................. 21 Tabel 2.4 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode FOQ .................................. 23 Tabel 2.5 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode EOQ .................................. 24 Tabel 2.6 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode POQ .................................. 26 Tabel 2.7 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode L4L ................................... 27 Tabel 2.8 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode FPR ................................... 28 Tabel 4.1. Time Release 03/09 NIKE ROUBAIX V (316261-041) ……………... 54 Tabel 4.2. Jadwal Induk Produksi Sepatu NIKE ................................................... 55 Tabel 4.3 Bill Of Material ……………………………………………………….. 57 Tabel 4.4 Kebutuhan Material Sepatu NIKE ROUBAIX V (316261-041) ……….. 58 Tabel 4.5 Struktur Biaya Pemesanan dan Biaya Simpan Material Sepatu NIKE ROBAIX V (316261-041) ………………………………. 60 Tabel 4.6 Perhitungan MRP dengan metode Fixed Order Quantity (FOQ) …….. 62 Tabel 4.7 Perhitungan MRP dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) …. 65 Tabel 4.8 Perhitungan MRP dengan metode Period Order Quantity (POQ) ……. 70 Tabel 4.9 Perhitungan MRP Dengan Metode Lot For Lot (L4L) ……………….
72
Tabel 4.10 Perhitungan MRP dengan metode Fixed Periode Requirement (FPR) ..
74
Tabel 4.11 Perhitungan Dengan Metode PT. Pratama Abadi Industri …………… 76 Tabel 5.1 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode FOQ …….
Program Studi Teknik Industri
78
ix
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 5.2 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode EOQ …….
79
Tabel 5.3 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode POQ ……... 79 Tabel 5.4 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode L4L ………
80
Tabel 5.5 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode FPR ……… 80 Tabel 5.6 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode Pratama ….. 81 Tabel 5.7 Perbandingan Total Biaya Keseluruhan ……………………………….. 82
Program Studi Teknik Industri
x
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Struktur Produk Kaleng Kemasan …………………………………… 12 Gambar 2.2 Input dan Output MRP ……………………………………………… 14 Gambar 3.1 Metodologi Penelitian ………………………………………………. 37 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Pratama Abadi Industri ……………………. 43 Gambar 4.2 Struktur Produk Sepatu NIKE ROUBAIX V (316261-041) ………...
Program Studi Teknik Industri
56
xi
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan untuk dapat menghasilkan suatu produk, karena kebanyakan modal usaha perusahaan adalah dari persediaan. Tanpa adanya persediaan maka perusahaan akan dihadapkan oleh resiko berkurang atau bahkan hilangnya konsumen karena perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan produk sejumlah yang diinginkan oleh konsumennya. Dampak yang mungkin terjadi, karena tidak setiap saat produk atau jasa tersebut tersedia, sehingga akan mengakibatkan perusahan kehilangan keuntungan yang dapat diperolehnya. Meskipun demikian, resiko karena kekurangan persediaan akan mengakibatkan terhentinya proses produksi karena habisnya bahan baku untuk diproses. Akan tetapi, jumlah persediaan yang terlalu besarpun akan dapat berakibat memperbesar modal yang tertanam dan terlalu tingginya beban biaya untuk penyimpanan dan pemeliharaan bahan-bahan persediaan tersebut selama di gudang, sehingga biaya biaya produksinya pun menjadi semakin besar.
Program Studi Teknik Industri
1
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Dengan biaya produksi yang besar, secara tidak langsung akan menurunkan kinerja perusahaan, karena persediaan akan mengikat uang yang seharusnya dapat digunakan oleh perusahaan untuk berbagai hal lain dalam bisnis usahanya dan keuntungan yang diterima pun menjadi kurang maksimal akibat biaya-biaya besar yang ditimbulkan oleh sediaan yang berlebih tersebut. Untuk dapat mewujudkan hal diatas, sangatlah diperlukan adanya suatu pengendalian persediaan yang baik. Dengan maksud untuk mengurangi biaya melalui penurunan tingkat persediaan di tangan, serta sebagai usaha untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pemenuhan produk dengan harga yang lebih bersaing. Dengan kata lain, jumlah persediaan bahan akan mempengaruhi kelancara produksi serta efektifitas dan efisiensi perusahaan tersebut.
1.2. Rumusan Masalah Material Requirment Planing ( MRP ) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku sepatu NIKE ROUBAIX V dalam kurun waktu tertentu secara tepat dengan biaya yang minimum, Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan sistem Perencanaan Kebutuhan Material pada teknik lot sizing yang mana dapat memberikan biaya total optimal pada pembuatan Sepatu.
1.3. Pembatasan Masalah Agar pembahasan masalah yang dilakukan dapat lebih terarah dalam arti tidak terjadi penyimpangan ketika penyusunan dan pencapaian sasaran yang
Program Studi Teknik Industri
2
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
diharapkan, maka penulis memberikan batasan-batasan masalah yang akan dianalisis, yaitu sebagai berikut : 1. Jadwal Induk Produksi diperoleh dari daftar pesanan pihak NIKE sehingga tidak melakukan peramalan permintaan. 2. Yang dianalisa dalam penelitian ini adalah Bahan Baku sepatu dengan model NIKE ROUBAIX V (316261-041). 3. Penulis akan membandingkan teknik lot sizing pada MRP dengan membandingkan 5 teknik lot sizing. 4. Biaya total yang akan dihitung adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan 5. Perhitungan setiap material dimulai dari level 0. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian tugas akhir ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Membandingkan teknik lot sizing pada MRP sehingga tercapai perencanaan persediaan bahan baku dengan biaya yang minimum. 2. Dengan
perencanaan
ini
diharapkan
perusahaan
dapat
melihat
dan
membandingkan teknik mana yang menghasilkan biaya total lebih rendah dari pada biaya total yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. 1.5. Metode Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data Primer Digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang didapat secara langsung dari sumber yang seharusnya diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, dimana untuk memperoleh data primer terdapat dua cara yaitu: a.
Survey ( interview)
Program Studi Teknik Industri
3
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung pada pembimbing atau operator. b.
Observasi Yaitu pengambilan data dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung pada objek penelitian dan pengamatan. Observasi lapangan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan itu sendiri dengan segala potensi yang dimilikinya, selain juga untuk memberikan pemahaman yaitu tentang bahanbahan produksi yang digunakan.
2. Metode Pengumpulan Data Sekunder Metode ini digunakan untuk mendapatkan data/informasi secara tidak langsung, antara lain : a.
Laporan Perusahaan
b.
Literatur
c.
Kajian dokumen
d.
Brosur dan buku-buku yang ada di perpustakaan perusahaan
3. Data-data yang diperlukan Penelitian dilakukan di PT. Pratama Abadi Industri untuk mendapatkan data sebagai berikut; a. Jadwal induk produksi (JIP). JIP digunakan untuk melihatkapan produk diperlukan dan berapa banyak. b. Struktur produk dan Bill Of Material (BOM), Struktur produk berisi informasi yang mengidentifikasi semua komponen yang diperlukan untuk membuat salah satu item akhir atau komponen. Struktur
Program Studi Teknik Industri
4
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
produk harus lebih dari sekedar daftar item yang diperlukan, tetapi harus
menunjukkan
langkah-langkah
yang
diperlukan
untuk
menghasilkan produk tersebut dan juga jumlah item yang diperlukan untuk menjadi produk akhir. c. Inventory Status File, Inventory Status File digunakan untuk data penggunaan project dan penerimaan item sehingga mengetahui berapa jumlah inventori yang tersedia. d. Lead-Time, Lead Time adalah waktu yang diperlukan untuk menerima material dari para penyalur sampai pesanan dibuat. e. Profil PT. Pratama Abadi Industri. Data diperlukan untuk mengetahui kapan perusahaan tersebut didirikan, berlokasi dimana, produk apa yang diproduksi dan struktur organisasi perusahaan tersebut dan lain sebagainya. f. Dan data lain yang sekiranya diperlukan.
1.6. Sistematika Penulisan Penyusunan KEBUTUHAN
laporan BAHAN
Tugas BAKU
Akhir (MRP)
dengan
judul
SEPATU
PERENCANAAN NIKE
MELALUI
PERBANDINGAN TEKNIK LOT SIZING GUNA MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN di PT. Pratama Abadi Industri Indonesia adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Program Studi Teknik Industri
5
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Bab ini adalah bagian pendahuluan, mahasiswa akan memuatkan latar belakang, tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, pembatasan masalah, metode pengumpulan data, sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan konsep-konsep, teori-teori, dan rumusan yang menunjang dalam pemecahan masalah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Menjelaskan cara pengambilan data dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini berisi data-data perusahaan yang diperlukan dan pengolahannya untuk menerapkan sistem material requirement planning ( MRP ) pada kebutuhan material sepatu NIKE berdasarkan data yang telah diperoleh dan diolah.
BAB V
ANALISA PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang penganalisaan data-data yang telah diperoleh dan dibuat langkah-langkah penyelesaiannya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah diperoleh pada bab sebelumnya disertai dengan saransaran yang diusulkan peneliti.
Program Studi Teknik Industri
6
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian MRP Sistem MRP sudah dikenal secara luas dan menjadi metode yang paling efektif digunakan dalam pengendalian persediaan. Para manajer operasi telah menemukan pengetahuan yang luas bahwa sistem MRP dapat menjadi cara yang efektif dan kompetitif untuk dapat berhasil dalam ekonomi global sekarang ini. Sistem MRP adalah suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang di rancang untuk menerjemahkan jadwal induk produksi menjadi “kebutuhan bersih” untuk semua item (Teguh Baroto. 2002. Hal, 40). Sistem MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan akan item-item (komponen) yang tergantung pada item-item tingkat (level) yang lebih tinggi secara lebih baik dan efisien. Disamping itu, sistem MRP dirancang untuk membuat pesanan-pesanan produksi dan pembelian untuk mengatur aliran bahan baku dan persedian dalam proses sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir. Hal ini memungkinkan perusahaan memelihara tingkat minimum dari item-item yang kebutuhannya dependent, tetapi tetap dapat menjamin terpenuhinya jadwal
Program Studi Teknik Industri
7
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
produksi untuk produk akhirnya. System MRP juga dikenal sebagai perencanaan kebutuhan berdasarkan tahapan waktu ( timephase requirements planning ). Permintaan dependen berarti permintaan suatu produk berkaitan dengan permintaan untuk produk lainnya. Permintaan untuk produk bersifat dependen terjadi bila hubungan antar produk dapat ditentukan. Misalnya, bagi produsen mobil permintaan ban mobil dan radiator tergantung produksi mobil itu sendiri. Oleh karenanya bila manajemen telah membuat peramalan tentang permintaan barang jadi, maka jumlah yang diperlukan akan setiap komponen dapat dihitung, karena komponen semuanya bersifat dependen. Apabila dalam permintaan independen digunakan model persediaan seperti konsep EOQ (Economic Order Quantity), POQ (Production Order Quantity) dan Quantity Discount, maka dalam permintaan dependen menggunakan teknik yang dikenal dengan MRP (Material Requirement Planning).
2.2
Kemampuan Sistem MRP Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri utama dari sitem MRP yaitu : 1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. Maksudnya adalah menetukan secara tepat “kapan” suatu pekerjaan harus diselesaikan atau “kapan” material harus tersedia untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang sudah direncanakan pada jadwal induk produksi. 2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item. Dengan diketahuinya kebutuhan akan produk jadi, MRP dapat menentukan secara tepat sistem penjadwalan untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap item komponen.
Program Studi Teknik Industri
8
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan. Maksudnya adalah memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan terhadap pesanan harus dilakukan, baik pemesanan yang diperoleh dari luar atau dibuat sendiri. 4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan. Apabila kapasitas yang tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka MRP dapat memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan dengan menentukan prioritas pesanan yang realistis. Apabila kapasitas yang tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka MRP dapat memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang dengan menentukan prioritas pesanan yang realistis. Jika penjadwalan masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan, berarti perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen, sehingga perlu dilakukan pembatalan atas pesanan konsumen tersebut. 2.3
Tipe MRP Berdasarkan cara untuk mengantisipasi perubahan, sistem MRP dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Sistem Regeneratif Sistem ini terjadi bila perencanaan ulang prosedur MRP untuk semua item
dilakukan secara periodik (seminggu atau sebulan sekali). Perencanaan ulang ini didasarkan keadaan jadwal induk produksi terakhir, mulai dari produk akhir sampai bahan mentah yang dibeli, ini semua dilakukan secara periodik. Sistem ini
Program Studi Teknik Industri
9
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
dipakai untuk situasi dimana frekuensi yang tidak terlalu besar dan pabrik bertipe batch. Keuntungan : dapat memaksimalkan pemrosessan data dan baik dipakai untuk suatu lingkungan yang stabil. Kerugian
: tidak terlalu peka jika terjadi ketidak seimbangan antar kebutuhan
dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sistem Net Change Konsep dasar sistem ini adalah proses explosion hanya dilakukan setiap
terjadi perubahan dalam jadual induk produksi atau keadaan persediaan atau perubahan pemesanan. Keuntungan : dapat memberikan catatan-catatan yang selalu up-to-date mampu meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Kerugian
: lebih mahal karena pemrosesan data bias lebih sering sangat (yaitu
setiap terjadi perubahan). Sistem ini menjadi sngat peka sehingga dapat menimbulkan stress pada pekerja. System ini cocok dipakai untuk situasi dimana lingkungan sangat tidak menentu (fluktuasi kebutuhan yang besar).
2.4
Input MRP Ada tiga input yang dibutuhkan dalam sistem MRP yaitu ; 1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) Jadwal induk produksi dibuat berdasarkan permintaan (yang diperoleh dari daftar pesanan atau peramalan) terhadap semua produk jadi yang dibuat. Jadwal induk produksi merupakan perencanaan pendek, yang
Program Studi Teknik Industri
10
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
dapat menentukan jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun jadwal induk produksi adalah menentukan panjang horizon Horizon
perencanaan ( Planning
), banyaknya periode waktu yang ingin diliput dalam
penjadwalan. Tabel 2.1 berikut adalah contoh jadwal induk produksi (Rosani Ginting. 2007. Hal, 169). Tabel 2.1 Jadwal Induk Produksi Produk A B C D
1 50 45 80
2 40 70 60 60
3 75 45 -
Periode 4 5 66 84 35 60 50 90
6 50 65
7 78 30 70 50
8 50 80 65
2. Struktur Produk (Bill Of Material) Struktur produk berisi informasi tentang hubungan antara komponen-komponen dalam suatu perakitan, penentuan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih. Struktur produk juga memberikan informasi tentang item, seperti nomor item, jumlah kebutuhan dalam setiap perakitan, dan berapa jumlah akhir yang harus dibuat. Gambar 2.1 berikut merupakan contoh Struktur produk dari kaleng kemasan (Rosani Ginting. 2007. Hal, 171).
Program Studi Teknik Industri
11
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Kaleng Kemasan (1)
Level 0
Bottom (1)
Body (1)
Seal Ring (1)
Cap (1)
Level 1
Plat Polos (1)
Plat Print (1)
Plat Polos (1)
Plat Polos (1)
Level 2
Gambar 2.1 Struktur Produk Kaleng Kemasan
3. Catatan Keadaan Persediaan Sistem MRP didasarkan atas keakuratan data status persediaan yang dimiliki sehingga keputusan untuk membuat atau memesan barang pada suatu saat dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu tingkat persediaan komponen dan material harus selalu diamati. Jika terjadi perbedaan antara tingkat persediaan aktual dengan data persediaan dalam sistem komputer maka data persediaan dalam sistem komputer tersebut harus segera dimutakhirkan. MRP tidak mungkin dijalankan tanpa adanya catatan persediaan yang akurat. Catatan keadaan persediaan menggambarkan status dimana item yang ada dalam persediaan. Catatan keadaan persediaan berisi data tentang lead time, teknik ukuran lot yang digunakan, persediaan pengaman, dan catatan-catatan penting lainnya.
Program Studi Teknik Industri
12
Laporan Tugas Akhir
2.5
Fakultas Teknologi Industri
Output MRP Output MRP adalah berupa rencana pemesanan atau rencana produksi yang dibuat bedasarkan lead time (Teguh Baroto. 2002. Hal, 145). Output MRP :
Catatan tentang pesanan yang harus dikerjakan atau direncanakan baik dari pabrik sendiri atau supplier.
Indikasi untuk penjadwalan ulang atau pembatalan produksi.
Indikasi pembatalan pesanan.
Informasi keadaan persediaan.
Gambar 2.2 berikut adalah input dan out MRP (Rosani Ginting. 2007. Hal, 174).
Program Studi Teknik Industri
13
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
FORECAST
CUSTOMER ORDERS
MASTER PRODUCTION SCHEDUL (Menunjukan hasil produk yang harus dihasilkan dan kapan dibutuhkan)
BILL OF MATERIAL (Berisi Bill Of Materials dan Menunjukan Bagaimana Produk dihasilkan)
INVENTORY STATUS RECORDS (Berisi On-Hand Balance, Open Order, Lot Size, lead time dan savety Stock)
MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Explodes BOM, Nets Out Inventory Level, Offsets Lead Time, dan Laporan Mengetahui : - Apa yang harus diorder dan berapa banyak - Kapan diorder - Order mana yang Expedite, deexpedite atau batal.
PLAN ORDERS RELEASE
Purchase Order
Work Order
Reschedule Notise
Gambar 2.2 Input dan Output MRP
Program Studi Teknik Industri
14
Laporan Tugas Akhir
2.6
Fakultas Teknologi Industri
Prinsip Dasar Sistem MRP Sistem MRP memiliki suatu prosedur tertentu. Agar prosedur ini dapat diterapkan dengan hasil yang tepat, maka ada beberapa prinsip dan persyaratan yang harus disertakan dalam penerapan system MRP. Berikut ini prinsip dan persyaratan tersebut. 2.6.1 Time Phasing Time phasing adalah fase waktu yang berarti adanya dimensi waktu dalam catatan persediaan. Dimensi waktu berupa penambahan dan perekaman informasi pada tanggal yang spesifik dari periode perancanaan, yang dikaitkan dengan jumlahnya. Dalam sistem MRP terdapat dua jenis persediaan yaitu sediaan yang ada di tangan dan jadwal terima dari pesanan yang telah dilakukan. Jumlah dari keduanya inilah yang dianggap sebagai persediaan yang dimiliki. Praktik dari prinsip time phasing adalah pembuatan suatu hubungan yang relevan antara jumlah kebutuhan dengan waktu/jadwal perencanaan. Ada dua pendekatan yang sering digunakan, yaitu pendekatan tanggal/jumlah dan pendekatan paket waktu. a. Pendekatan tanggal/jumlah Dalam pendekatan ini lebih diperlihatkan jumlah kebutuhan pada suatu periode waktu. Hanya periode waktu yang memiliki kebutuhan yang dituliskan. b. Pendekatan paket waktu Pendekatan ini memperlihatkan periode waktu yang dihubungkan dengan jumlah kebutuhan. Semua periode waktu serta semua kebutuhan dituliskan bersama-sama.
Program Studi Teknik Industri
15
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
2.6.2 Status Persediaan Informasi status persediaan akan mengungkapkan berapa jumlah persediaan dari setiap item. Status ini diperlukan untuk mengetahui : Item yang dimiliki ? Item apa yang diperlukan ? Apa yang harus dilakukan ? Kedua pertanyaan pertama merupakan pertanyaan mendasar untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhan. Pertanyaan ketiga diperlukan untuk evaluasi terhadap semua item yang dimiliki dan dibutuhkan. Logika status persediaan di suatu periode adalah : A+B-C=X Dimana : A = jumlah persediaan yang dimiliki saat ini B = jumlah yang akan diterima ( sedang dipesan ) C = jumlah kebutuhan kotor X = jumlah yang tersedia ( kelebihan atau kekurangan ) Jumlah kebutuhan kotor dapat diperoleh dari daftar pesanan atau dari peramalan untuk beberapa item level diatasnya, maka kebutuhan kotor adalah merupakan penjumlahan dari rencana produksi semua item tersebut. X bernilai negatif adalah berarti bahwa harus dilakukan pemesanan karena terjadi kekurangan persediaan untuk memenuhi kebutuhan. Jika X bernilai positif maka tidak perlu dilakukan pemesanan karena terjadi kelebihan persediaan untuk memenuhi kebutuhan dan akan ada sisa ( yang dapat digunakan untuk periode selanjutnya ).
Program Studi Teknik Industri
16
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Semua pertanyaan mengenai apa, kapan dan berapa jumlah harus dipesan sudah terjawab lewat prinsip time phasing dan prinsip catatan persediaan. Keuntungan sistem persediaan dengan sistem time phasing adalah efektifitas. Namun, sebagai konsekuensinya aplikasi time phasing akan mengakibatkan biaya yang lebih besar terutama dalam penyimpanan pengolahan data. 2.6.3 Syarat Pendahuluan Syarat pendahuluan dari sistem MRP adalah sebagai berikut : Ada dan tersedianya jadwal induk produksi, dimana terdapat jadwal rencana dan pesanan dari item produk. Item persediaan memiliki identifikasi khusus Tersedianya struktur produk pada saat perencanaan Tersedia catatan tentang persediaan untuk semua item, yang menyatakan keadaan persediaan sekarang dan yang akan datang/direncanakan. 2.6.4 Asumsi – Asumsi Asumsi – asumsi dari sistem MRP adalah sebagai berikut : Adanya data file yang terintegrasi Lead time semua item diketahui Setiap persediaan selalu ada dalam pengendalian Semua komponen yang diperlukan dapat disediakan pada saat perakitan akan dilakukan Penghadaan dan pemakaian komponen bersifat diskrit Proses pembutan suatu item tidak tergantung terhadap proses pembuatan item lainnya
Program Studi Teknik Industri
17
Laporan Tugas Akhir
2.7
Fakultas Teknologi Industri
Prosedur Sistem MRP Sistem MRP memiliki empat langkah utama yang selanjutnya keempat langkah ini harus diterapkan satu per satu pada periode perencanaan dan pada setiap item. Prosedur ini dapat dilakukan secara manual bila jumlah item yang terlibat dalam produksi relatif sedikit. Suatu program (software) diperlukan jika jumlah item sangat banyak. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: Netting : perhitungan kebutuhan bersih Lotting : penentuan ukuran lot Offseting : penetapan besarnya lead time Explosion : perhitungan selanjutnya untuk item dibawahnya 2.7.1
Netting Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan
bersih, yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan ( yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan). Data yang diperlukan dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini adalah :
Kebutuhan kotor setiap periode
Persediaan yang dipunyai pada awal perencanaan
Rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan Pengertian kebutuhan kotor adalah jumlah dari produk akhir yang akan
dikonsumsi. Umumnya pengertian diatas dimaksudkan untuk permintaan dependent, kebutuhan kotor dihitung berdasarkan item induk yang berada pada tingkat diatasnya, biasanya juga dikalikan oleh kelipatan-kelipatan tertentu yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Jadi kebutuhan kotor untuk komponen merupakan gabungan dari rencana produksi item pada level diatasnya. Tabel 2.1
Program Studi Teknik Industri
18
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
berikut ini menunjukan contoh format tabel MRP (Zulian Yamit. 2003. Hal, 277). Tabel 2.2 Format MRP Periode GR SR OH NR POP POR
Ket :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
GR → Gross Requirements ( kebutuhan kotor) SR → Scheduled Receipts ( jadwal penerimaan ) OH → On Hand ( persediaan di tangan ) NR → Net Requirement ( kebutuhan bersih ) POP→ Planned Order Receipts ( rencana penerimaan pesanan ) POR →
2.7.2
Planned Order Release ( rencana pemesanan )
Lotting Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan
optimal untuk setiapsecara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Ada banyak alternative metode untuk menentukan ukuran lot. Beberapa teknik diarahkan untuk meminimalkan total ongkos set-up dan ongkos simpan. Teknik-teknik tersebut adalah teknik lot-4lot, economic order quantity, fix order quantity, dan fix periode review, dan lainlain.
Program Studi Teknik Industri
19
Laporan Tugas Akhir
2.7.3
Fakultas Teknologi Industri
Offseting Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk
melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanaan diperoleh dengan cara mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang diinginkan dengan besarnya lead time. 2.7.4
Explosion Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk
tingkat item atau komponen yang lebih bawah. Perhitungan kebutuhan kotor ini didasarkan pada rencana pemesanan item-item produk pada level yang lebih atas. Untuk perhitungan kotor ini, diperlukan struktur produk dan informasi mengenai berapa jumlah kebutuhan tiap item untuk item yang akan dihitung.
2.8
Permasalahan Sistem MRP Dalam Sistem MRP terdapat lima faktor yang menyebabkan kesulitan dalam proses perhitungan. Kelima faktor tersebut adalah : 1.
Struktur produk
2.
Ukuran lot
3.
Lead time yang berubah-ubah
4.
Perubahan kebutuhan terhadap produk akhir dalam horizon perencanaan
5.
Komponen-komponen yang bersifat umum ( commonality )
2.8.1
Struktur Produk Struktur Produk merupakan sesuatu yang mutlak harus ada untuk dapat
diterapkan sistem MRP. Struktur produk yang rumit dan banyak levelnya akan membuat perhitungan semakin kompleks terutama dalam proses explosion.
Program Studi Teknik Industri
20
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Proses explosion merupakan suatu prosedur untuk menghitung jumlah kebutuhan kotor dalam tingkat yang lebih bawah setelah dilakukan proses offseting pada item produknya. Struktur produk dengan jumlah level yang besar akan membuat proses netting, lotting, offseting, dan explosion yang berulang-ulang dilakukan satu per satu dari atas ke bawah level demi level dan periode demi periode. 2.8.2
Ukuran Lot Didalam Sistem MRP dikenal berbagai macam teknik penentuan lot, ada
empat teknik yaitu : 1. Fixed Order Quantity ( FOQ ) 2. Economic Order Quantity ( EOQ ) 3. Period Order Quantity ( POQ ) 4. Lot For Lot ( L4L ) 5. Fixed Periode Requirement ( FPR ) Untuk menjelaskan prosedur dari masing-masing teknik tersebut digunakan contoh data kebutuhan bersih (Rt), data ongkos dan waktu ancangancang yang sama seperti dibawah ini. Selain itu akan dihitung pula ongkos yang ditimbulkan oleh setiap teknik ( Rosani Ginting. 2007. Hal,190). a. Data Kebutuhan Bersih Tabel 2.3 Data Kebutuhan Bersih Periode (t) Keb. Bersih (Rt)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
20
40
30
10
40
30
35
20
40
b. Data Ongkos
Program Studi Teknik Industri
21
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
- Harga per unit (c)
: Rp. 50,-
- Ongkos pengadaan
: Rp. 100,-
- Ongkos Simpan (It)
: 0.24 per tahun atau 24 %
(Ip)
: 0.02 per periode atau 2 %
c. Data Waktu Ancang-ancang Waktu ancang-ancang = 0
2.8.2.1
Jumlah Pesanan Tetap (Fixed Order Quantity) Dalam metode FOQ ukuran lot ditentukan secara subjectif. Berapa
besarnya dapat ditentukan berdasarkan pengalaman produksi atau intuisi. Tidak ada teknik yang dapat dikemukakan untuk menentukan berapa ukuran lot ini. Kapasitas produksi selama lead time produksi dalam hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya lot. sekali ukuran lot ditetapkan, maka lot ini akan digunakan untuk seluruh periode selanjutnya dalam perencanaan. Berapapun kebutuhan bersihnya, rencana pesan akan tetap sebesar lot yang telah ditentukan tersebut. Metode ini dapat ditempuh untuk item-item yang biasa pemesanannya sangat mahal. Besarnya jumlah mencerminkan pertimbangan faktor-faktor luar, seperti peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dihitung dengan teknik-teknik penentuan ukuran lot. Beberapa keterbatasan kapasitas atau proses yang harus dipertimbangkan antra lain batas waktu, rusak, pengepakan, penyimpanan, dan lain sebagainya. Bila teknik ini diterapkan pada sistem MRP, maka besarnya jumlah pesanan dapat menjadi sama atau lebih besar dari kebutuhan bersih, yang kadang-kadang diperlukan bila ada lonjakan permintaan.
Program Studi Teknik Industri
22
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Berikut ini merupakan contoh pemakaian FOQ dengan ukuran lot = 100. Tabel 2.4 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode FOQ Periode (t) Kebutuhan Bersih (Rt) Kwantitas pemesanan (Qt)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Total
20
40
30
10
40
30
35
20
40
265
100
Ongkos Pengadaan
100
100
300
= 3 X Rp. 100,= Rp. 300,-
Ongkos Simpan
= (80+40+10+60+30+95+75+35) Rp. 1,= Rp. 425,-
Ongkos Total
= Rp. 300,- + Rp. 425,= Rp. 725,-
2.8.2.2
Jumlah Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity ) Penetapan ukuran lot dengan teknik ini sangat popular sekali dalam
sistem persediaan tradisional. Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap. Penentuan lot berdasar biaya pesan dan biaya simpan, dengan formula sebagai berikut (Teguh Baroto. 2002. Hal, 157).
EOQ =
2 AD H
Keterangan : A = Order Cost D = Demand H = Holding Cost
Program Studi Teknik Industri
23
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Metode EOQ ini biasa dipakai untuk horizon perencanaan selama satu tahun sebanyak 12 bulan. Metode EOQ baik digunakan bila semua data konstan dan perbandingan biaya pesan dengan biaya simpan sangat besar. Berikut adalah contoh perhitungan EOQ (Rosani Ginting. 2007. Hal,192) A = 100, D = 265, c = 50 H = (It x 9) x c H = (0,02 x 9) x 50 = 9 = 76,7 dibulatkan 77
EOQ =
Tabel 2.5 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode EOQ Periode (t) Kebutuhan Bersih (Rt) Kwantitas pemesanan (Qt)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Total
20
40
30
10
40
30
35
20
40
265
77
368
77
Ongkos Pengadaan
77
77
= 4 X Rp. 100,= Rp. 400,-
Ongkos Simpan
= (57+17+64+54+14+61+26+6+43) Rp. 1,= Rp. 342,-
Ongkos Total
= Rp. 400,- + Rp. 342,= Rp. 742,-
2.8.2.3 Jumlah Pesanan Atas Dasar Periode (Period Order Quantity) Teknik POQ ini, interval pemesanan ditentukan dengan suatu perhitungan yang didasarkan pada perhitungan EOQ klasik yang telah
Program Studi Teknik Industri
24
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
dimodifikasi sehingga dapat digunakan pada permintaan yang berperiode diskrit. Interval pemesanan tersebut ditentukan sebagai berikut :
-
Frekwensi Pemesanan per tahun =
-
Interval Pemesanan =
Kesulitan teknik POQ ini terletak pada kemungkinan bahwa diskontinuitas permintaan kebutuhan bersih (Rt) terdistribusi sedemikian rupa sehingga interval pemesanan yang telah ditentukan sebelumnya jadi tidak berlaku lagi. Kasus ini dapat terjadi jika pada periode-periode yang bertepatan dengan saat pemesanan besarnya kebutuhan bersih adalah nol. Sebagai contoh, berikut ini adalah penerapan teknik POQ pada contoh data yang telah digunakan teknik EOQ sebelumnya. -
Jumlah periode dalam tahun = 12
-
Jumlah pemesanan per tahun = 353,3 Q = 77
-
Frekwensi Pemesanan =
-
Periode Pemesanan =
= 4,6 = 2,6
Interval pemesanan yang diperoleh adalah 2,6 periode yang berarti dapat digunakan 2 atau 3 periode.
Program Studi Teknik Industri
25
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 2.6 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode POQ Periode (t) Kebutuhan Bersih (Rt) Kwantitas pemesanan (Qt)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Total
20
40
30
10
40
30
35
20
40
265
60
Ongkos Pengadaan
40
70
95
265
= 4 X Rp. 100,= Rp. 400,-
Ongkos Simpan
= (40+10+30+60+40) Rp. 1,= Rp.180,-
Ongkos Total
= Rp. 400,- + Rp. 180,= Rp. 580,-
2.8.2.4 Lot Untuk Lot ( Lot For Lot ) Teknik ini merupakan penetapan ukuran lot dilakukan atas dasar pesanan diskrit ( rencana ) teknik ini cara paling sederhana dari semua teknik ukuran lot yang ada. Teknik ini selalu melakukan perhitungan kembali ( bersifat dinamis ) terutama apabila terjadi perubahan pada kebutuhan bersih.penggunaan teknik ini bertujuan untuk meminimumkan ongkos simpan, sehingga dengan teknik ini ongkos simpan menjadi nol. Oleh karena itu, sering sekali digunakan untuk item-item yang mempunyai biaya simpan per unit sangat mahal. Apabila dilihat dari pola kebutuhan yang mempinyai sifat diskontinu atau tidak teratur, maka teknik L-4-L ini memiliki kemampuan yang baik. Disamping itu, teknik ini sering digunakan pada sistem produksi manufaktur yang mempunyai sifat set-up permanent pada proses produksinya.
Program Studi Teknik Industri
26
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Sebagi contoh, berikut ini merupakan penerapan teknik LFL pada data kebutuhan bersih yang telah digunakan sebelumnya. Tabel 2.7 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode L-4-L Periode (t) Kebutuhan Bersih (Rt) Kwantitas pemesanan (Qt)
20
Ongkos Pengadaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Total
20
40
30
10
40
30
35
20
40
265
40
30
10
40
30
35
20
40
265
= 9 X Rp. 100,= Rp. 900,-
Ongkos Simpan
= 0
Ongkos Total
= Rp. 900,-
2.8.2.5 Kebutuhan dengan periode tetap (Fixed Periode Requirement) Dalam metode FPR penentuan ukuran lot didasarkan pada periode waktu tertentu saja. Besarnya jumlah kebutuhan tidak berdasarkan ramalan, tetapi dengan cara menjumlahkan kebutuhan bersih pada periode yang akan datang. Bila dalam metode FOQ besarnya ukuran lot adalah tetap sementara selang waktu antar pemesanan tidak tetap. Dalam metode FPR ini selang waktu antar pemesanan dibuat tetap dengan ukuran lot sesuai pada kebutuhan bersih. Sebagai contoh, Berikut ini merupakan pemakaian teknik FPR dengan interval pemesanan tiga periode.
Program Studi Teknik Industri
27
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 2.8 Contoh Perhitungan MRP Dengan Metode FPR
Periode (t) Kebutuhan Bersih (Rt) Kwantitas pemesanan (Qt)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Total
20
40
30
10
40
30
35
20
40
265
90
Ongkos Pengadaan
80
95
265
= 3 X Rp. 100,= Rp. 300,-
Ongkos Simpan
= (70+30+70+30+60+40) Rp. 1,= Rp.300,-
Ongkos Total
= Rp. 300,- + Rp. 300,= Rp. 600,-
2.8.3
Lead Time Yang Berbeda-beda Salah satu data yang erat kaitannya dengan waktu adalah lead time,
dimana lead time akan mempengaruhi offsetting. Suatu perakitan tidak dapat dilakukan
apabila
komponen-komponen
pembentuknya
belum
tersedia.
Kompleksnya masalah akan dirasakan pada tahap penentuan ukuran lot disetiap tingkat produksi. Dalam kaitannya dengan hal ini, persoalannya bukan hanya menentukan besarnya lot, tetapi juga harus memperhatikan persoalan ketergantungan tersebut. Lead time produksi juga akan tergantung pada berapa banyak jumlah yang akan diproduksi. Pada metode FOQ dan EOQ lead time setiap pesanan sama. Pada metode L-4-L dan FPR lead time setiap pesanan bisa berbeda, misalnya rencana pesan 20 unit akan memiliki lead time lebih singkat dari pada rencana pesan sebesar 200 unit.
Program Studi Teknik Industri
28
Laporan Tugas Akhir
2.8.4
Fakultas Teknologi Industri
Kebutuhan Yang Berubah Sistem MRP dirancang untuk menjadi sistem yang fleksibel terhadap
perubahan-perubahan, baik perubahan dari luar ( permintaan ) maupun dari dalam ( kapasitas ). Perubahan kebutuhan akan produk akhir tidak hanya berpengaruh pada penentuan rencana pemesanan ( timing ) namun mempengaruhi pola penentuan jumlah kebutuhan yang diinginkan.
2.8.5
Komponen Umum Komponen umum berarti komponen tersebut dibutuhkan oleh lebih dari
satu induk itemnya. Komponen umum ini akan menimbulkan kesulitan pada proses netting dan lotting ( khusunya untuk lotting dalam kasus multi level ). Proses lotting untuk komponen ini diperoleh dari semua induknya dengan terlbih dahulu menentukan rencana kebutuhan ( waktu dan jumlah ). Kesulitan pada kmponen umum tidak hanya sampai disitu saja, kesulitan akan bertambah apabila komponen komponen umum tersebut ada pada level yang berbeda, baik dalam satu struktur produk yang sama maupun struktur yang berbeda.
Program Studi Teknik Industri
29
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah berupa tahapan kegiatan dalam suatu penelitian. Metodologi penelitian berfungsi untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang diambil secara sistematis dan logis, dan memberikan arah yang jelas mengenai tahap-tahap penyelesaian masalah. Pendekatan permasalahan dilakukan dengan mempersempit permasalahan yang luas dan difokuskan pada permasalahan utama atau permasalahan yang sebenarnya. Pengoptimalan biaya produksi melalui adanya pengendalian dan perencanaan terhadap perediaan bahan baku sepatu NIKE merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam upaya untuk memaksimalkan frofit. Agar penelitian dapat berjalan secara terarah dan teratur, maka diperlukan tahapan-tahapan yang harus ditempuh untuk mendapatkan usaha ke arah perbaikan.
3.1. Studi Pendahuluan Sebelum melakukan suatu penelitian terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui gambaran umum tentang tema yang akan diangkat dan juga kondisi umum perusahaan. Tema yang diangkat dalam penelitian
Program Studi Teknik Industri
30
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
mengenai usaha membandingkan metode lot sizing pada MRP untuk mengetahui metode mana yang cocok untuk PT. Pratama Abadi Industri sehingga
biaya
persediaan dapat diminimalkan.
3.1.1 Studi Lapangan Dengan melihat langsung keadaan perusahaan serta kegiatan-kegiatan yang ada pada bagian material. Dalam langkah ini pula dicari permasalahan yang sedang dialami oleh perusahaan, khususnya bagian material dan PPIC serta mencari data dan fakta-fakta secara visual tentang akar penyebab dan yang melatarbelakangi kemungkinan timbulnya masalah pada bagian material.
3.1.2 Studi Pustaka Pada tahapan studi pustaka, penelitian diarahkan untuk menemukan teori, referensi dan literatur yang berhubungan serta menunjang kegiatan penelitian. Studi pustaka dilakukan untuk jadi landasan berpikir dalam melakukan
penelitian
untuk
menyelesaikan
permasalahan
yang
telah
diidentifikasi, disertai dengan landasan teori yang kuat yang didukung referensi dan literatur untuk mendapat prioritas penyelesaian yang tepat bagi perusahaan. Pengendalian persediaan bahan baku dalam mengoptimalkan biaya produksi, merupakan suatu usaha yang seharusnya dilakukan perusahaan untuk dapat memaksimalkan profit. Yang pada akhirnya ditujukan sebagai masukan kepada perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya.
Program Studi Teknik Industri
31
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui metode-metode lotsizing yang akan dibandingkan untuk pemecahan masalah yang paling tepat dan merupakan prioritas penyelesaian masalah. Dalam hal ini alat pemecahan masalah yang digunakan yaitu Fixed Order Quantity ( FOQ ), Economic Order Quantity ( EOQ ), Period Order Quantity ( POQ ), Lot-For-Lot ( L-4-L ), Fixed Periode Requirement ( FPR ). untuk meminimalkan biaya penyimpanan bahan baku sepatu NIKE dan produksi tepat waktu.
3.2. Identifikasi Masalah Persaingan industri di saat ini semakin bertambah ketat, untuk dapat bertahan dan berhasil dalam persaingan yang sangat tajam tersebut, perusahaan harus memfokuskan kegiatannya kepada hal yang berorientasi pada tujuan perusahaan. Memaksimalkan profit dengan peningkatan pendapatan atau menurunkan biaya produksi merupakan salah satu tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh PT. Pratama Abadi Industri adalah dengan melakukan manajemen sediaan yang tepat terhadap bahan baku utamanya sehingga biaya Persediaan dapat diminimalisaasi.
3.3. Tujuan Penelitian Penelitian mengenai persediaan bahan baku sepatu NIKE di PT. Pratama Abadi Industri bertujuan untuk :
Program Studi Teknik Industri
32
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
1. Membandingkan teknik lot sizing pada MRP sehingga tercapai perencanaan persediaan bahan baku dengan tepat waktu dan biaya persediaan yang minimum. 2. Dengan
perencanaan
ini
diharapkan
perusahaan
dapat
melihat
dan
membandingkan teknik mana yang sesuai dengan perusahaan tersebut.
3.4. Pokok Permasalahan Pengendalian persediaan bahan baku sepatu NIKE dalam mengurangi biaya produksi merupakan permasalahan yang diangkat pada penelitian tugas akhir ini. Persedian adalah sangat penting artinya bagi suatu perusahaan manufaktur karena berfungsi menghubungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Hal ini berarti, dengan adanya persediaan memungkinkan terlaksananya operasi produksi, karena faktor waktu antara operasi itu dapat diminimumkan atau dihilangkan sama sekali. Sehingga diharapkan agar bahan baku yang dibutuhkan itu hendaknya datang tepat waktu sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi dan meminimalisaasi biaya persediaan. Dengan Sistem MRP manajemen persediaan akan jauh lebih baik dan efisien. Disamping itu, sistem MRP dirancang untuk membuat pesanan-pesanan produksi dan pembelian untuk mengatur aliran bahan baku dan persedian dalam proses sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir. Hal ini memungkinkan perusahaan memelihara tingkat minimum dari item-item yang kebutuhannya dependent, tetapi tetap dapat menjamin terpenuhinya jadwal produksi untuk produk akhirnya. Agar semua tujuan itu
Program Studi Teknik Industri
33
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
tercapai penulis akan membanding metode lotsizing dalam MRP agar dapat mengetahui metode apa yang cocok untuk PT. Pratama Abadi Industri. Dengan metode itu juga perusahaan dapat pula meminimumkan biaya persediaan.
3.5. Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian, data yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. 3. Data Primer Merupakan data dan informasi yang didapat secara langsung dari sumber yang seharusnya diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, dimana untuk memperoleh data primer terdapat dua cara yaitu: a.
Survey ( interview) Yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung pada pembimbing atau operator.
b.
Observasi Yaitu pengambilan data dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung pada objek penelitian dan pengamatan. Observasi lapangan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan itu sendiri dengan segala potensi yang dimilikinya, selain juga untuk memberikan pemahaman yaitu tentang bahanbahan produksi yang digunakan.
4. Data Sekunder Merupakan data dan informasi yang didapat secara tidak langsung, antara lain :
Program Studi Teknik Industri
34
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
a.
Laporan Perusahaan
b.
Literatur
c.
Kajian dokumen
d.
Brosur dan buku-buku yang ada di perpustakaan perusahaan
Data sekunder diperoleh dengan studi pustaka dan studi perusahaan yang merupakan studi dari data, laporan atau dokumen perusahaan yang terdapat diperusahaan.
3.6. Pengolahan Data Pada pengolahan data dilakukan perhitungan terhadap data yang telah diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan 5 metode lotsizing yaitu Fixed Order Quantity ( FOQ ), Economic Order Quantity ( EOQ ), Period Order Quantity ( POQ ), Lot-For-Lot ( L-4-L ), Fixed Periode Requirement (FPR) dan membandingkannya dengan metode perusahaan . Melalui data primer dan Sekunder yang diperoleh, maka sudah dapat dilakukan perhitungan kebutuhan bahan dan waktu pemesanan dengan system MRP dan juga menghitung biaya persediaan. 3.7. Hasil Dan Analisis Setelah data-data yang didapatkan telah melalui proses pengolahan maka dilakukan penganalisaan apa saja kekurangan-kekurangan
yang dimiliki
perusahaan bukan itu saja tetapi juga penganalisaan perhitungan yang penulis lakukan apa cukup baik untuk perusahaan.
Program Studi Teknik Industri
35
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
3.8. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan yang ada dibuat berdasarkan rangkuman dari hasil pengolahan data, sedangkan saran dibuat atas dasar analisa dari rencana perbaikan yang diusulkan.
Program Studi Teknik Industri
36
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Mulai Studi Pendahuluan
Studi Lapangan
Studi Pustaka
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian Pokok Permasalahan
Pengumpulan Data Data Yang Diperlukan ; Jadwal induk produksi (JIP), Struktur produk dan Bill Of Material (BOM), Struktur Biaya, Inventory Status
Pengolahan Data Perhitungan Menggunakan Teknik ; Fixed Order Quantity ( FOQ ), Economic Order Quantity ( EOQ ), Period Order Quantity ( POQ ), Lot-For-Lot ( L-4-L ), Fixed Periode Requirement (FPR)
Hasil Dan Analisis
Kesimpulan Dan Saran
Selesai Gambar 3.1 Metodologi Penelitian
Program Studi Teknik Industri
37
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan A. Sejarah Perusahaan PT. Pratama Abadi Industri merupakan sebuah industri padat karya yang bergerak dibidang industri sepatu olahraga. Perusahaan ini mulai beroperasi pada tahun 1989 tepatnya pada tanggal 12 juni 1989. PT. Pratama Abadi Industri bukanlah pemegang lisensi dari merek sepatu yang diproduksi, karena hubungan keduanya merupakan hubungan penjual dan pembeli. Dengan jumlah karyawan sebanyak 10.610 karyawan, dengan 8.638 karyawan wanita (81,41%) dan 1.972 karyawan pria (18,59%). Status perusahaan ini yaitu sebagai perusahaan penanaman modal asing ( PMA ), dimana sahamnya gabungan antara Korea dan Indonesia. Produk yang dihasilkan berupa sepatu olahraga (atletik) yang berjenis running shoes dengan merk NIKE yang merupakan hasil lisensi dari perusahaan yang berpusat di Amerika Serikat dimana produk yang dihasilkan di PT. Pratama Abadi Industri di ekspor ke luar negeri dan tidak membuat produk untuk dikonsumsi didalam negeri.
Program Studi Teknik Industri
38
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Sampai saat ini telah lebih dari 80 negara tujuan ekspor PT. Pratama Abadi Industri. Untuk masalah pemasaran sepenuhnya merupakan tugas dan wewenang dari Pembeli pemegang lisensi yang mempunyai kantor perwakilan di Indonesia. Nilai ekspor sepatu olahraga PT. Pratama Abadi Industri dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan, hal ini
tentunya merupakan prestasi tersendiri bagi
perusahaan karena secara langsung menunjukan bahwa pihak pemegang merek tetap memberikan kepercayaan pada PT. Pratama Abadi Industri
untuk
memproduksi sepatu olahraga. Untuk menghadapi persaingan dengan pabrik lain baik dalam negeri maupun luar negeri manajemen PT. Pratama Abadi Industri secara terus menerus mengupayakan peningkatan dari berbagai hal. Latar belakang berdirinya perusahaan adalah: a. adanya
era
industrialisasi
yang
dicanangkan
pemerintah
dalam
mewujudkan Indonesia sebagai Negara industri yang maju. b. Adanya izin dan kesempatan yang diberikan pemerintah Indonesia kepada investor asing yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia dengan berbagai fasilitas dan kemudahaan. c. Jumlah tenaga kerja yang semakin lama-semakin besar di Indonesia dan dengan biaya yang relatif murah. d. Kebutuhan sepatu olahraga yang semakin meningkat.
B. Visi dan Misi Perusahaan PT. Pratama Abadi Industri memiliki komitmen terhadap kualitas dan teknologi yang tercermin dalam ;
Program Studi Teknik Industri
39
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Visi perusahaan yaitu : “CREATE VALUE FOR OUR CUSTOMER “ dan Misinya : (Lean Enterprise, Craftmanship, Competitive price, Respected by Community). Dengan strategi pengembangan dari : NOS production system (NIKE Lean System based on Toyota Production System) Enterprise Resource Planning (ERP) System Human Resource Management System Corporate Responsibility (CR) program The other system that will be developed in the next term to deal with competition issues.
C. Jenis Produk Perusahaan ini memproduksi sepatu untuk dua kategori usia yaitu untuk dewasa dan anak-anak, model sepatu untuk : a. Dewasa - Street Max Cat - Kennedy XC - Xcellerator - dan lainya. b. Anak-anak - A Max Iconic - NIKE Impax Turn - NIKE Sharksin - dan lainnya.
Program Studi Teknik Industri
40
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Berdasarkan data pada bulan Agustus tahun 2007 perusahaan ini memiliki kapasitas produksi dan jumlah tenaga kerja sebagai berikut : 1. Produksi Produksi terdiri dari dua Assembling Line yaitu; -
10 Direct Line, yang setiap linenya memproduksi 2500 produk per hari
-
10 NOS Line, yang setiap linenya memproduksi 1200 produk per hari
Total produksi sepatu yaitu 740.000 per bulan 2. Jumlah tenaga kerja di perusahaan ini sebanyak 10703 pekerja.
D. Lokasi Perusahaan Lokasi perusahaan terletak di jalan Raya Serpong Km.7, Pakulonan Serpong, Tangerang-Indonesia. Telp. 021-5396140.
E. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang digunakan PT. Pratama Abadi Industri adalah bentuk fungsional (lini dan staff), dimana struktur dibagi menjadi bagian-bagian berdasarkan fungsinya masing-masing. Struktur Organisasi merupakan suatu bentuk kerangka hubungan pekerjaan antara orang-orang atau kelompok didalam menjalankan tugas sesuai dengan bidang masing-masing. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh pusat-pusat yang terlibat, manajemen seringkali menemukan berbagai kesulitan dalam mengatur hubungan antara orangorang tersebut, karena semakin banyak yang terlibat dan semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka akan semakin kompleks pula hubungan yang terjadi. Untuk mengatasi itu semua maka diperlukan suatu bagan yang mengatur dan
Program Studi Teknik Industri
41
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
menjelaskan hubungan antara berbagai bagian dan juga mengatur pelimpahan tanggung jawab antar masing-masing bagian. Strutur organisasi disusun guna membantu pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi dapat dilihat pada gambar struktur organisasi sebagai berikut :
Program Studi Teknik Industri
42
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Program Studi Teknik Industri
43
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
F. Uraian Jabatan PT. Pratama Abadi Industri 1. Managing Director Bertanggung jawab kepada Director di PT.Pratama Abadi Industri membawahi Administration operational Assistant Departement, Functional leader Departementl, Shoes Category dan Supporting Departement. Managing Director mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: a.
Mengelola sumber daya yaitu man, money, material, machinery, peluang dan informasi.
b.
Bertindak sebagai pimpinan dalam aktivitas PCC.
c.
Memberikan pengarahan umum dan menetapkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab pada setiap personil yang berada dibawah pimpinannya.
d.
Mengawasi, menjaga, dan mengevaluasi kegiatan perusahaan agar sesuai dengan
strategi,
rencana,
dan
kebijakan
untuk
kepentingan
pengembangan perusahaan. 2. General manager Bertanggung
jawab
memimpin
produksi,
perencanaan
produksi,
perawatan peralatan produksi dan engineering, mengadakan negoisasi dengan pihak buyer baik tentang produksi maupun tentang standar operasional produksi. Tugas utamanya adalah: a.
Merumuskan dan merekomendasikan proposal kebijakan produksi, menyediakan fasilitas produksi dan peralatannya.
b.
Merumuskan dan merekomendasikan proposal kebijakan produksi.
Program Studi Teknik Industri
44
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
c.
Mengadakan dan melaksanakan proses kegiatan produksi.
d.
Menyetujui pembelian barang tertentu yang telah dikuasakan dan tidak melebihi dari jumlah yang dibutuhkan.
e.
Menetapkan dan melaksanakan serta mencatat rute produksi dan jadwal operasi perusahaan.
f.
Merekomendasikan
persetujuan
perubahan
struktur
organisasi
perusahaan. g.
Merekomendasikan penempatan posisi karyawan dalam perusahaan dalam batas wewenang yang diberikan kepadanya.
h.
Merekomendasikan
promosi
dan
demosi
jabatan
tertentu
serta
memberhentikan seseorang karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Manager Bertanggung jawab memproduksi hasil yang memenuhi standar yang tepat waktu dengan biaya yang serendah mungkin, memanfaatkan sepenuhnya teknologi mutakhir dalam memproduksi atau melakukan kegiatan produksi, mengatur perawatan dan perlengkapan–perlengkapan produksi agar selalu berfungsi dengan normal, merencanakan, mengkoordinasi, mengerahkan dan mengawasi produksi dan fungsi-fungsi penunjang produksi perusahaan dan menyerahkan produk sepatu dengan biaya serendah mungkin, bertanggung jawab terhadap kesinambungan, peningkatan dan pemeliharaan program untuk mengurangi biaya-biaya operasi, kerja ekstra, lembur, dan bahan-bahan sisa. Tugas utamanya adalah:
Program Studi Teknik Industri
45
Laporan Tugas Akhir
a.
Fakultas Teknologi Industri
Memajukan dan melaksanakan rencana kebijakan dan prosedur yang telah disetujui untuk fasilitas produksi perusahaan dan berhubungan dengan produksi.
b.
Mencapai keuntungan optimal perusahaan melebihi anggaran tahunan dan dalam jangka panjang melalui manajemen yang efisien, perencanaan dan pengawasan serta mengadakan evaluasi terhadap sumber-sumber tenaga kerja.
c.
Menyediakan semua bahan baku yang dibutuhkan dan bahan baku penunjang dengan harga rendah dan mutu terjamin.
d.
Membuat jadwal perawatan dan pelayanan mesin yang baik untuk mempertahankan mesin-mesin agar tetap beroperasi secara baik dalam memperlancar kegiatan operasi perusahaan.
e.
Memajukan metode dan prosedur yang baru untuk mengurangi biaya produksi dan pelayanan.
f.
Mempertahankan hubungan yang efektif dan aktivitas yang saling menunjang antar departemen.
g.
Membuat perencanaan dan pengawasan anggaran biaya yang efektif dalam pencapaian tujuan perusahaan.
h.
Menyeleksi, melatih, mengembangkan, memotivasi dan mengevaluasi perencanaan dan pengawasan terhadap karyawan untuk meyakinkan kesinambungan pengoperasian produksi yang efisien.
i.
Membuat semua laporan dan data-data penting yang dikehendaki manajemen untuk menunjang penilaian dan keputusan yang dibuat.
Program Studi Teknik Industri
46
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
4. Supervisor Bertanggung jawab dalam merencanakan dan mempersiapkan bahanbahan, mesin dan peralatan produksi, mengarahkan dan memimpin bawahannya dalam melakukan kegiatan produksi dan kegiatan penunjang serta menjamin hasil produksi dengan kualitas baik dan tepat waktu. Tugas utamanya adalah: a.
Merencanakan dan mempersiapkan bahan-bahan dan mesin-mesin serta peralatan produksi untuk menjamin kelancaran kegiatan produksi.
b.
Merawat dan mempersiapkan mesin dan peralatan lainnya agar tidak mengalami kemacetan dan selalu siap ketika proses produksi berlangsung.
c.
Memimpin dan mengarahkan karyawan
dalam melakukan kegiatan
produksi sehingga mereka trampil dan profesional dalam melakukan kegiatan produksi. d.
Menerima order untuk proses produksi harian dari bagian PPIC kemudian merealisasikan order tersebut pada produksi.
e.
Menandatangani setiap order untuk proses produksi baik pada waktu penerimaan, pada waktu akan diproses maupun pada waktu akan ditransfer keseksi lain untuk proses lebih lanjut.
f.
Bertanggung jawab atas kelancaran dan ketertiban proses produksi.
g.
Menyetujui dan menandatangani ijin-ijin, surat sakit, cuti, lembur dan lain-lain.
h.
Mengajukan usulan prestasi kerja, upah, insentif.
Program Studi Teknik Industri
47
Laporan Tugas Akhir
i.
Fakultas Teknologi Industri
Menjamin ketertiban dan kelancaran administrasi dan dokumentasi departemennya.
G.
Proses produksi di PT. Pratama Abadi Industri Industry sepatu adalah industry yang padat karya dalam melaksanakan
proses produksinya. Secara garis besar, proses produksi sepatu olahraga yang dilakukan di PT. Pratama Abadi Industri terbagi dalam 7 (tujuh) tahap proses produksi yaitu: Rubber Mill, Hot Press, Trimming dan Skyving, Stock Fit, Cutting, Stitching, dan Assembling. 1. Proses Rubber Mill Rubber Mill merupakan proses pembuatan bahan baku pembuat Bottom sepatu. Bahan baku pembuatan Bottom tersebut dapat berupa karet alam atau karet sintetis sesuai dengan model sepatunya. Pada proses ini setelah karet ditimbang dan ditambahkan dengan bahan kimia yang diperlukan, kemudian diaduk, digiling serta ditipiskan. Keseluruhan proses ini dilakukan dengan bantuan mesin kecuali proses penimbangan bahan baku masih dilakukan dengan cara manual. Untuk pembuatan Spons, karet yang telah diolah tersebut dimasukkan kedalam oven untuk mendapatkan proses kimia yang diinginkan. Untuk pembuatan Bottom karet yang telah diolah tersebut selanjutnya ditambahkan dengan zat pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan, kemudian diaduk dan digiling untuk mendapatkan bahan baku Bottom. Bahan baku Bottom ini kemudian diproses lebih lanjut pada bagian Hot press. 2. Proses Hot Press
Program Studi Teknik Industri
48
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Hot Press adalah proses pencetakan Bottom dengan menggunakan panas dan tekanan. Pada bagian ini bahan baku Bottom berupa adonan karet alam atau karet sintetis yang telah ditambah zat pewarna dan zat lainnya dicetak dengan cara dimasukkan kedalam mold sesuai dengan model dan ukuran sepatu untuk kemudian di press dengan mesin press yang memiliki suhu tertentu. Mold dapat berasal dari vendor atau dari PT. Pratama Abadi Industri. 3. Proses Trimming dan Skyving Triming adalah proses kelanjutan dari Hot Press dan Rubber mill. Hasil dari proses Hot Press dan Rubber Mill yang berupa spons dan sol luar yang kasar, dirapikan atau permukaannya dikasarkan dengan cara digerinda untuk mempermudah proses Stock Fit. 4. Proses Stock Fit Stock Fit adalah proses pembuatan sol sepatu dengan cara menyatukan Bottom dan Insole dengan menggunakan bahan perekat. Bila diperlukan maka pada Stock fit juga dilakukan penjahitan untuk memperkuat proses penyatuan sol. Bila proses penyatuan telah selesai maka selanjutnya menunggu hasil proses cutting dan stitching untuk kemudian dibawa ke bagian assembling guna proses penyatuan bagian atas (upper) dan bawah sepatu (bottom) sehingga menjadi sebuah sepatu. 5. Proses Cutting Sebelum
pekerjaan
cutting
dilakukan
sebelumnya
dilakukan
pembuatan mold yang dikerjakan dengan menggunakan perangkat komputer. Dari gambar mold ini selanjutnya dibuat mold atau disebut
Program Studi Teknik Industri
49
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
dengan cutting dies sebagai alat bantu proses cutting agar saat melakukan proses pemotongan tidak terjadi kekeliruan dan mempunyai nilai akurasi yang tinggi serta dapat menghindari pemborosan penggunaan bahan baku karena kesalahan pemotongan. Untuk pemotongan material kulit maka pemotongan harus dikelompokkan menjadi beberapa bagian seperti bagian pantat sapi, perut sapi dan bagian kepala sapi. Untuk beberapa model tertentu maka dilakukan juga proses pencetakan simbol (embose), proses ini sebagian masih dilakukan oleh pihak luar karena masih terbatasnya tenaga dan mesin yang ada pada PT. Pratama Abadi Industri. 6. Proses Stitching Potongan-potongan bahan hasil dari proses pemotongan, selanjutnya diproses pada bagian stitching dengan cara dijahit. Penjahitan dilakukan sesuai dengan pola yang telah dibuat dan menggunakan benang sesuai dengan model sepatu yang telah direncanakan. Bersamaan dengan proses penjahitan, bila diperlukan maka dilakukan juga proses pelapisan atau penambahan spond sesuai dengan model yang akan dibuat. Proses penjahitan juga dilakukan secara manual, sedangkan proses pelapisan dengan spond untuk bagian dalam dilakukan dengan cara manual juga yaitu dengan cara direkatkan dengan lem khusus serta dikombinasikan dengan dijahit bila hal ini diperlukan. 7. Proses Assembling Assembling menerima pasokan bahan untuk dirakit dari gudang upper dan gudang Bottom untuk dirakit menjadi sebuah sepatu. Pada
Program Studi Teknik Industri
50
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
bagian ini proses perakitan sepatu bagian kiri dan bagian kanan dilakukan pada jalur yang terpisah. Tahap perakitan dimulai dengan proses lasting yaitu proses pemasangan bagian atas sepatu sesuai dengan nomor sepatu pada mold. Lasting dilakukan secara bertahap mulai dari bagian depan, bagian samping, dan bagian belakang, dengan menggunakan mesin tekan (Press Machine). Setelah proses lasting selanjutnya dipanaskan dengan cara dimasukkan kedalam oven dengan temperatur kurang lebih 40 derajat celcius. Proses ini bertujuan agar bagian atas sepatu benar-benar pas dengan ukuran yang diinginkan serta untuk membakukan bentuk sepatu yang diinginkan. Setelah itu dilakukan proses pengkasaran dari bagian upper sepatu yang akan direkatkan dengan bagian bottom. Proses ini dilakukan dengan mesin dan bertujuan agar lem dapat merekat dengan kuat. Selanjutnya adalah proses merekatkan bagian upper dan bagian bottom dengan menggunakan lem tertentu sesuai dengan jenis bahan sepatu yang digunakan. Pekerjaan penggabungan ini dilakukan dengan mesin (Press Machine). Penekanan dilakukan pada bagian bottom secara bergantian diawali dengan bagian samping, kemudian bagian muka dan selanjutnya bagian belakang. Setelah proses penekanan selesai maka sepatu tersebut dimasukkan kedalam oven yang bertujuan untuk mempercepat pengeringan lem. Pada proses selanjutnya yaitu Finishing, dilakukan pembersihan terhadap bagian-bagian sepatu yang kotor terkena sisa lem. Selain itu juga
Program Studi Teknik Industri
51
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
dilakukan pemberian tali sepatu serta insole. Sebelum sepatu dikemas didalam kotak atau yang disebut dengan inner box. Sepatu-sepatu yang telah selesai diproduksi harus dicek terlebih dahulu oleh bagian Quality Control apakah warna yang ada pada sepatu tersebut berubah karena diakibatkan oleh suhu pada oven yang terlalu panas, selain itu juga sepatusepatu yang siap dikemas tersebut juga di cek apakah ada bagian yang kurang rata dalam pengelemen sehingga menyebabkan ada bagian sepatu yang tidak menempel sempurna. Bila semuanya telah selesai maka dilakukan proses pengepakan menggunakan kemasan (inner box) yang telah disiapkan sesuai dengan ukuran sepatu dan modelnya. Kemasan-kemasan tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam outer box dan selanjutnya sepatu-sepatu tersebut siap untuk di distribusikan sesuai dengan jumlah order yang diminta oleh negara-negara pembeli yang merupakan pangsa pasar dari sepatu-sepatu tersebut seperti Amerika, Jepang, Kanada, Jerman, India dan lain-lain.
4.1.2. Sistem Pengadaan Bahan Baku Sistem pengadaan bahan baku di PT. Pratama Abadi Industri biasanya diawali dengan kegiatan melihat persediaan yang ada di bagian material, setelah jenis dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan diketahui, bagian keuangan akan menghitung besarnya alokasi dana yang diperlukan untuk pengadaan bahan baku tersebut dan kemudian membuat production schedule planning sebagai petunjuk dalam melaksanakan proses produksi.
Program Studi Teknik Industri
52
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Pertama-tama bagian material hanya menerima bahan baku yang selanjutnya dikelola oleh bagian material tersebut. Pengadaan bahan baku yang dipakai oleh perusahaan khususnya dibagian material yaitu menerima dan mengelola bahan baku sesuai dengan pesanan. Bahan baku yang dipakai didatangkan dari luar negeri dan dalam negeri, yaitu dalam tiap bulan dalam setiap kali datang sesuai dengan pesanan. Bahan baku ini langsung masuk ke purchase order (PO), kemudian dikirim ke bagian material yaitu sebagai pengelola untuk di chek berapa banyak bahan baku datang setiap kali pesan. Bagian cutting memesan bahan baku dan material untuk dilaksanakannya pemotongan yang selanjutnya dikirim ke bagian produksi bahan baku yaitu membuat suatu lempengan kain untuk bahan baku sepatu NIKE dengan menggunakan mesin lempeng, berupa mesin listrik dan mesin uap yang selanjutnya dikirim ke bagian proses assembly sepatu NIKE (Proses Produksi).
4.2. Pengumpulan Data Bahan Baku Sepatu Dalam perhitungan pengendalian persediaan yang menggunakan MRP membutuhkan beberapa data, adapun data-data tersebut adalah jadwal induk produksi ( MPS ), struktur produk, daftar kebutuhan bahan, dan status inventori. Data diatur berdasarkan RELEASE waktu mingguan, setiap release diberi simbol dengan tanggal dan bulan, di tahun 2009, waktu periode release digambarkan pada tabel 4.1.
Program Studi Teknik Industri
53
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 4.1. Time Release NIKE ROUBAIX V (316261-041)
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Release 10-Jan 17-Jan 24-Jan 31-Jan 7-Feb 14-Feb 21-Feb 28-Feb 7-Mar 14-Mar 21-Mar 28-Mar
Sumber : PT. Pratama Abadi Industri
4.2.1. Jadwal Induk Produksi Karena PT. Pratama Abadi Industri merupakan perusahaan yang “ Make To Order ” oleh karena itu tidak dilakukan peramalan untuk pembuatan jadwal induk produksi. Untuk pembuatan jadwal induk produksi di peroleh dari pesanan yang diterima dari pelanggan. Table 4.2 berikut ini merupakan daftar pesanan produk yang telah dibuat menjadi jadwal induk produksi.
Program Studi Teknik Industri
54
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 4.2. Jadwal Induk Produksi Sepatu NIKE
Factory
Model SPRINT SISTR
SN 311853-005
RELEASE 10-Jan
17-Jan
2040
984
311853-006 SPRINT SISTR LEA
7872
311919-067 SPRINT BRTHR
314261-062
6966 3200
NIKE FIXED SPEED V
14734
3093
324795-011
3510
3942
7-Mar
14-Mar
21-Mar
28-Mar
Total 3504 2160
2160
10032
10002
8374
8342
8406
7280
408
49778
4026
4264
3634
2566
22430
6340
11090
4755
9273 4350
3516
25693 3654
4520
15626
4272
3018
324850-062
4158
8430
8494
8738
3102
2396
4194
2978
3000
4194
49684
4200
4216
4200
4196
3630
4230
3600
3026
4202
38578
1332
3600
3604
4214
4200
1500
316262-021
4208
316261-041
12192
316261-104
432
318053-003
1716
334228-001
Total Release Fct 1
10278
9318
11724
47401
16958
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
80848
8112
8392
8400
8408
8398
8400
6710
7252
5986
4366
74856
8402
7759
4296
2976
5432
5394
4936
3234
8397
33053
3600
3000
53052
25500
32879
545096
3700 1098
61620
7290
3618
3078
318053-102 ALEXANDER
28-Feb
324795-061
325181-002
NIKE ALEXI
21-Feb
2160
4518
314261-142
324850-161
NIKE ROBAIX V
14-Feb
3024
4750
314261-108
1
7-Feb
4740
314261-073
NIKE AMP RUN
31-Jan
3504
311919-001 311919-014
24-Jan
4562 5322
4200
4062
3800
3530
7240
6574
59958
49145
51058
64066
55857
39802
37370
20440
28849
Sumber : PT. Pratama Abadi Industr
Program Studi Teknik Industri
55
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
4.2.2 Struktur Produk Dan Bill Of Material (BOM) Daftar
kebutuhan
bahan
(BOM)
file
menunjukkan
langkah
menyelesaikan material individu. Struktur produk digunakan untuk menghasilkan BOM. Sruktur produk ditunjukan pada gambar 4.1. gambar ini menunjukan pohon struktur produk sepatu NIKE model ROUBAIX V (316261-041).
Sepatu NIKE ROUBAIX (316261-041) Upper (80848 Prs)
Bottom (80848 Prs) Tip (80848 Prs)
Vamp (80848 Prs)
Mudguard (80848Prs)
Strap #1 (80848 Prs)
Strap #2 (80848 Prs)
Quarter (80848 Prs)
Qtr O’lay (80848 Prs)
Back Tab (80848 Prs)
Btb O’lay (80848 Prs)
Insoleboard (80848 Prs))
Sockliner (80848 Prs)
Sumber : PT. Pratama Abadi Industri
Gambar 4.2 Struktur Produk Sepatu NIKE ROUBAIX V (316261-041)
Program Studi Teknik Industri
56
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
BOM menunjukan pemakaian dari tiap material di proses produksi. BOM juga menjelaskan jumlah material diperlukan untuk tiap kelompok barang jadi. Daftar BOM digambarkan pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Bill Of Material Description
MCS Number
Colour
Unit
Yield
Level
Sepatu
-
-
Black (00A), Cobalt Stell (4HJ), Grey
Prs
-
0
# Upper
-
-
Black (00A)
Prs
-
1
* Tip
Hulex Ged De-74
-
Black (00A)
m²
0.038
2
Jati Leader
RE/SN 017
Black (00A)
m²
0.036
2
* Mudguard
Merabon Q2100 Rw
LN/R 013
Black (00A)
m²
0.040
2
* Strap #1
Hulex Ged De-74 AT
BF/PU 001
Black (00A)
m²
0.030
2
* Strap #2
Hulex Ged De-74 AT
BF/PU 003
Black (00A)
m²
0.036
2
* Quarter
Queentex HY100
RE/SN 033
Black (00A)
m²
0.032
2
* Qtr O’lay
Hook And Un-naped Loop
LU/CL 023
Black (00A)
m²
0.028
2
* Back Tab
Embroidery Threads
TR/NBPU 3495
Black (00A)
m²
0.018
2
* Btb O’lay
Embroidery Threads
TH/EMB 001
Black (00A)
m²
0.018
2
Ecosole 80
I/FB 076
Grey
m²
0.040
2
Vios With #43
N/A
Black (00A), Cobalt Stell (4HJ), Grey
m²
0.046
2
Green Rubber
OG/RS 001
Black (00A), Cobalt Stell (4HJ),
Prs
-
1
Componen
* Vamp
* Insoleboard * Sockliner # Bottom
Sumber : PT. Pratama Abadi Industri
Setiap komponen di dalam tabel 4.3 tentunya memiliki kebutuhan material, setiap komponen memiliki jumlah kebutuhan material yang berbeda. Kebutuhan material tersebut akan di gambarkan pada tabel 4.4
Program Studi Teknik Industri
57
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 4.4 Kebutuhan Material Sepatu NIKE ROUBAIX V (316261-041) Release 10-Jan Componen
Release 17-Jan
Release 24-Jan
Release 31-Jan
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
12192
12192
10278
10278
6634
6634
8478
8478
* Tip
12192
463.296
10278
390.564
6634
252.092
8478
322.164
* Vamp
12192
438.912
10278
370.008
6634
238.824
8478
305.208
* Mudguard
12192
487.68
10278
411.12
6634
265.36
8478
339.12
* Strap #1
12192
365.76
10278
308.34
6634
199.02
8478
254.34
* Strap #2
12192
438.912
10278
370.008
6634
238.824
8478
305.208
* Quarter
12192
390.144
10278
328.896
6634
212.288
8478
271.296
* Qtr O’lay
12192
341.376
10278
287.784
6634
185.752
8478
237.384
* Back Tab
12192
219.456
10278
185.004
6634
119.412
8478
152.604
* Btb O’lay
12192
219.456
10278
185.004
6634
119.412
8478
152.604
* Insoleboard
12192
487.68
10278
411.12
6634
265.36
8478
339.12
* Sockliner
12192
560.832
10278
472.788
6634
305.164
8478
389.988
12192
12192
10278
10278
6634
6634
8478
8478
# Upper
# Bottom
Lanjutan Release 07-Feb Componen
Release 14-Feb
Release 21-Feb
Release 28-Feb
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
8480
8480
8406
8406
7750
7750
3618
3618
* Tip
8480
322.24
8406
319.428
7750
294.5
3618
137.484
* Vamp
8480
305.28
8406
302.616
7750
279
3618
130.248
* Mudguard
8480
339.2
8406
336.24
7750
310
3618
144.72
* Strap #1
8480
254.4
8406
252.18
7750
232.5
3618
108.54
* Strap #2
8480
305.28
8406
302.616
7750
279
3618
130.248
* Quarter
8480
271.36
8406
268.992
7750
248
3618
115.776
* Qtr O’lay
8480
237.44
8406
235.368
7750
217
3618
101.304
* Back Tab
8480
152.64
8406
151.308
7750
139.5
3618
65.124
* Btb O’lay
8480
152.64
8406
151.308
7750
139.5
3618
65.124
* Insoleboard
8480
339.2
8406
336.24
7750
310
3618
144.72
* Sockliner
8480
390.08
8406
386.676
7750
356.5
3618
166.428
8480
2535
8406
8406
7750
7750
3618
3618
# Upper
# Bottom
Program Studi Teknik Industri
58
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Lanjutan Release 07-Mar Componen
Release 14-Mar
Release 21-Mar
Release 28-Mar
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
Quantity (Prs)
Total Usage (m²) & (Prs)
4178
4178
3634
3634
3000
3000
4200
4200
* Tip
4178
158.764
3634
138.092
3000
114
4200
159.6
* Vamp
4178
150.408
3634
130.824
3000
108
4200
151.2
* Mudguard
4178
167.12
3634
145.36
3000
120
4200
168
* Strap #1
4178
125.34
3634
109.02
3000
90
4200
126
* Strap #2
4178
150.408
3634
130.824
3000
108
4200
151.2
* Quarter
4178
133.696
3634
116.288
3000
96
4200
134.4
* Qtr O’lay
4178
116.984
3634
101.752
3000
84
4200
117.6
* Back Tab
4178
75.204
3634
65.412
3000
54
4200
75.6
* Btb O’lay
4178
75.204
3634
65.412
3000
54
4200
75.6
* Insoleboard
4178
167.12
3634
145.36
3000
120
4200
168
* Sockliner
4178
192.188
3634
167.164
3000
138
4200
193.2
4178
4178
3634
3634
3000
3000
4200
4200
# Upper
# Bottom
4.2.3. Struktur Biaya Untuk memulai perhitungan MRP tentunya harus diketahui juga biayabiaya yang dikeluarkan dalam pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan adapun struktur biayanya adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, ditunjukan oleh tabel 4.5 sebagai berikut.
Program Studi Teknik Industri
59
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 4.5 Struktur Biaya Pemesanan dan Biaya Simpan Material Sepatu NIKE ROBAIX V (316261-041)
No
Nama Material
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
NIKE ROBAIX V # Upper * Tip * Vamp * Mudguard * Strap #1 * Strap #2 * Quarter * Qtr O’lay * Back Tab * Btb O’lay * Insoleboard * Sockliner # Bottom
Harga Per unit (m²)
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
300,000 69,500 326,310 297,240 221,500 150,000 160,670 203,750 221,430 194,400 222,250 80,500 139,560 30,250
Biaya Pemesanan (Set Up) / pesanan
Rp 172,845 Rp 40,032 Rp 187,955 Rp 171,210 Rp 127,584 Rp 86,400 Rp 94,546 Rp 117,360 Rp 127,543 Rp 111,974 Rp 128,016 Rp 46,368 Rp 80,387 Rp 17,424
Biaya Simpan* / unit(m²) /periode
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
150 35 163 149 111 75 80 102 111 97 112 40 70 15
Keterangan
Produksi Produksi Beli Beli Beli Beli Beli Beli Beli Beli Beli Beli Beli Produksi
Sumber : PT. Pratama Abadi Industri
Keterangan : *) Biaya Simpan Per Periode = (Harga material per unit x 0.05%) 0.05 % di dapatkan dari persentase penyimpanan per bulan dibagi 4 minggu (periode) dalam 1 bulan yaitu (Sumber: PT. Pratama Abadi Industri) .
4.2.4. Status Inventori Status inventori menunjukan informasi detail mengenai level, lead time dan kuantitas dari tiap item dalam persediaan, dalam pemesanan dan merasa terikat dengan penggunaan dalam penggunaan periode waktu. Namun di PT. Pratama Abadi Industri setiap kebutuhan bahan dipesan sesuai dengan kebutuhan produksi sehingga tidak ada bahan baku berlebih yang bisa digunakan untuk produksi berikutnya. Untuk lead time pemesanan bahan baku yaitu 2 minggu dan
Program Studi Teknik Industri
60
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
level bahan baku sepatu NIKE ROUBAIX V (316261-041) yaitu level 2 sebagaimana telah terlihat pada struktur produk (Bill Of Material). 4.3. Pengolahan Data Setelah data yang dikumpulkan telah mencukupi maka proses selanjutnya adalah pengolahan data, pada kesempatan ini penulis memperhitungkan pengolahan data seperti perhitungan tabel berikut ini. 4.3.1 Perhitungan Menggunakan Metode FOQ Dalam metode FOQ ukuran lot ditentukan secara subjectif. Berapa besarnya dapat ditentukan berdasarkan pengalaman produksi atau intuisi. Tidak ada teknik yang dapat dikemukakan untuk menentukan berapa ukuran lot ini. Kapasitas produksi selama lead time produksi dalam hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya lot. sekali ukuran lot ditetapkan, maka lot ini akan digunakan untuk seluruh periode selanjutnya dalam perencanaan. Berapapun kebutuhan bersihnya, rencana pesan akan tetap sebesar lot yang telah ditentukan tersebut. Metode ini dapat ditempuh untuk item-item yang biasa pemesanannya sangat mahal. Biaya Pemesanan = ( Berapa kali Rencana Pemesanan ) x ( Biaya Pemesanan) Biaya Penyimpanan = ( Total Persediaan Bahan Baku yang disimpan ) x ( Biaya Penyimpanan ) Biaya Total = ( Biaya Pemesanan ) + ( Biaya Penyimpanan ) Perhitungan MRP dengan metode FOQ pada level 0 dapat dilihat pada tabel 4.6 sedangkan untuk level 1 dan 2 dapat dilihat di lampiran.
Program Studi Teknik Industri
61
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 4.6 Perhitungan MRP dengan metode Fixed Order Quantity (FOQ) MRP Chart NIKE ROUBAIX V (316261-041) Lot size = 12192 , Lot sizing = FOQ, Level 0, Lead Time = 2 Periode Description
Total 27-Dec
3-Jan
Gross Requirements (Keb. Kotor)
10-Jan
17-Jan
24-Jan
31-Jan
7-Feb
14-Feb
21-Feb
28-Feb
7-Mar
14-Mar
21-Mar
28-Mar
12192
10278
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
80848
0
1914
7472
11186
2706
6492
10934
7316
3138
11696
8696
4496
76046
12192
10278
4720
1006
8480
5700
1258
3618
4178
496
3000
4200
59126
12192
12192
12192
12192
12192
12192
Scheduled Receipts (Jadwal Penerimaan) On Hand ( persediaan di tangan ) Net Requirement ( kebutuhan bersih ) Planned Order Receipts ( rencana penerimaan pesanan ) Planned Order Release ( rencana pemesanan )
Biaya Simpan Biaya Pesan Biaya Total Persediaan
12192
12192
12192
12192
12192
12192
76046
x
150
=
Rp
11,406,900.00
7
x
172845
=
Rp
1,209,915.00
Rp
12,616,815.00
Program Studi Teknik Industri
12192 12192
7
+
62
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
4.3.2 Perhitungan Menggunakan Metode EOQ Perhitungan lot untuk menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis untuk Ukuran kuantitas pemesanannya (Lot size), penentuan lot untuk semua material adalah sebagai berikut :
2 AD H
EOQ =
Sebelumnya Diketahui : -Biaya Pesan (A)
= Rp. 172845,-
-Permintaan (D) = 80848 -Biaya Simpan (H) = Rp. 150,-
Sepatu NIKE
2 AD = H
EOQ =
2 x172845x80848 = 13649,99 150
Dibulatkan → 13650
2 AD = H
2 x 40032x81900 = 13688 35
Upper → EOQ =
Tip → EOQ =
Vamp → EOQ =
Mudguard → EOQ =
Strap #1 → EOQ =
2 AD = H
2 x86400x 2463,8 = 2382 75
Strap #2 → EOQ =
2 AD = H
2 x94546x 2956,6 = 2643 80
2 AD = H
2 x187955x3120,864 = 2683 163
2 AD = H
Program Studi Teknik Industri
2 x171210x 2956,6 = 2606 149
2 AD = H
2 x127584 x3285,1 = 2748 111
63
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
2 AD = H
2 x117360x 2628 = 2459 102
Quarter → EOQ =
Qtr O’lay → EOQ =
2 AD = H
2 x127543x 2299,5 = 2298 111
Back Tab → EOQ =
2 AD = H
2 x111974 x1478,3 = 1847 97
Btb O’lay → EOQ =
2 AD = H
2 x128016 x1478,3 = 1836 112
Insoalboard → EOQ =
Sockliner → EOQ =
Bottom → EOQ =
2 AD = H 2 AD = H
2 AD = H
2 x 46368x3285,1 = 2759 40 2 x80387 x3777,8 = 2945 70
2 x17424 x81900 = 13794 15
Biaya Pemesanan = ( Berapa kali Rencana Pemesanan ) x ( Biaya Pemesanan) Biaya Penyimpanan = ( Total Persediaan Bahan Baku yang disimpan ) x ( Biaya Penyimpanan ) Biaya Total = ( Biaya Pemesanan ) + ( Biaya Penyimpanan ) Perhitungan MRP dengan metode EOQ pada level 0 dapat dilihat pada tabel 4.7 sedangkan untuk level 1 dan 2 dapat dilihat di lampiran.
Program Studi Teknik Industri
64
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 4.7 Perhitungan MRP dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) MRP Chart NIKE ROUBAIX V (316261-041) Lot size = 13650 , Lot sizing = EOQ, Level 0, Lead Time = 2 Periode
Total
Description 27-Dec
3-Jan
10-Jan
17-Jan
24-Jan
31-Jan
7-Feb
14-Feb
21-Feb
28-Feb
7-Mar
14-Mar
21-Mar
28-Mar
12192
10278
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
80848
On Hand ( persediaan di tangan )
1458
4830
11846
3368
8538
132
6032
2414
11886
8252
5252
1052
65060
Net Requirement ( kebutuhan bersih )
12192
8820
1804
8478
5112
8406
7618
3618
1764
3634
3000
4200
70104
13650
13650
13650
13650
13650
13650
13650
13650
Gross Requirements (Keb. Kotor) Scheduled Receipts (Jadwal Penerimaan)
Planned Order Receipts ( rencana penerimaan pesanan ) Planned Order Release ( rencana pemesanan )
Biaya Simpan Biaya Pesan Biaya Total Persediaan
13650
13650
13650
65060
x
150
=
Rp
9,759,000.00
6
x
172845
=
Rp
1,037,070.00
Rp
10,796,070.00
Program Studi Teknik Industri
13650 6
+
65
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
4.3.3 Perhitungan Menggunakan Metode POQ Teknik POQ ini, interval pemesanan ditentukan dengan suatu perhitungan yang didasarkan pada perhitungan EOQ klasik yang telah dimodifikasi sehingga dapat digunakan pada permintaan yang berperiode diskrit. Interval pemesanan tersebut ditentukan sebagai berikut :
-
Frekwensi Pemesanan =
-
Interval Pemesanan =
2 AD H
EOQ = Sebelumnya Diketahui :
-Biaya Pesan (A)
= Rp. 172845,-
-Permintaan (D) = 80848 -Biaya Simpan (H) = Rp. 150,-
Sepatu NIKE
2 AD = H
EOQ =
2 x172845x80848 = 13649,99 150
Dibulatkan → 13650 Frekwensi Pemesanan =
Interval Pemesanan =
Upper → EOQ =
12 = 2,03 Dipakai→ 2 periode 5,9
2 AD = H
Frekwensi Pemesanan =
Program Studi Teknik Industri
80848 = 5,9 13650
2 x 40032x80848 = 13599 35
80848 = 5,9 13599
66
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Interval Pemesanan =
Tip → EOQ =
12 = 2,03 Dipakai→ 2 periode 5,9
2 AD = H
Frekwensi Pemesanan =
Interval Pemesanan =
Vamp → EOQ =
2 AD = H
2 x171210x 2910,5 = 2586 149
2910 ,5 = 1,12 2586
Interval Pemesanan =
12 = 10,6 Dipakai→ 11 periode 1,12
Mudguard → EOQ =
2 AD = H
Frekwensi Pemesanan =
Interval Pemesanan =
3072 ,2 = 1,15 2662
12 = 10,4 Dipakai→ 11 periode 1,15
Frekwensi Pemesanan =
2 x187955x3072,2 = 2662 163
Strap #1 → EOQ =
Program Studi Teknik Industri
3233,9 = 1,18 2727
12 = 10,12 Dipakai→ 11 periode 1,18
2 AD = H
Frekwensi Pemesanan =
Interval Pemesanan =
2 x127584x3233,9 = 2727 111
2 x86400x 2425,4 = 2364 75
2425,4 = 1,02 2364
12 = 11,6 Dipakai→ 12 periode 1,02
67
Laporan Tugas Akhir
Strap #2 → EOQ =
Fakultas Teknologi Industri
2 AD = H
Frekwensi Pemesanan =
Interval Pemesanan =
Quarter → EOQ =
2 AD = H
2 x117360x 2587,1 = 2440 102
2587 ,1 = 1,06 2440
Interval Pemesanan =
12 = 11,3 Dipakai→ 11 periode 1,06
Qtr O’lay → EOQ =
2 AD = H
Frekwensi Pemesanan =
2910 ,5 = 1,11 2623
12 = 10,8 Dipakai→ 11 periode 1,11
Frekwensi Pemesanan =
2 x94546x 2910,5 = 2623 80
2 x127543x 2263,7 = 2281 111
2263,7 = 0,99 2281
Interval Pemesanan =
12 = 12,09 Dipakai→ 12 periode 0,99
Back Tab → EOQ =
2 AD = H
Frekwensi Pemesanan =
Interval Pemesanan =
Program Studi Teknik Industri
2 x111974x1455,2 = 1833 97
1455,2 = 0.8 1833
12 = 13,3 Dipakai→ 12 periode 0,8
68
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
2 AD = H
Btb O’lay → EOQ =
Frekwensi Pemesanan =
Interval Pemesanan =
1455,2 = 0.8 1824
12 = 13,3 Dipakai→ 12 periode 0,8
Insoalboard → EOQ =
2 AD = H
Frekwensi Pemesanan =
3233,9 = 1.18 2738
2 x 46368x3233,9 = 2738 40
Interval Pemesanan =
12 = 10,2 Dipakai→ 11 periode 1,18
Sockliner → EOQ =
2 AD = H
Frekwensi Pemesanan =
Interval Pemesanan =
2 x128016x1455,2 = 1824 112
Bottom → EOQ =
3719 = 1.3 2923
12 = 9,23 Dipakai→ 10 periode 1,3
2 AD = H
Frekwensi Pemesanan =
Interval Pemesanan =
2 x80387 x3719 = 2923 70
2 x17424 x80848 = 13705 15
80848 = 5,9 13705
12 = 2,03 Dipakai→ 2 periode 5,9
Perhitungan MRP dengan metode POQ pada level 0 dapat dilihat pada tabel 4.8 sedangkan untuk level 1 dan 2 dapat dilihat di lampiran.
Program Studi Teknik Industri
69
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 4.8 Perhitungan MRP dengan metode Period Order Quantity (POQ) MRP Chart NIKE ROUBAIX V (316261-041) Lot sizing = POQ, Level 0, Lead Time = 2 Periode Total
Description 27-Dec
3-Jan
Gross Requirements (Keb. Kotor)
10-Jan
17-Jan
24-Jan
31-Jan
7-Feb
14-Feb
21-Feb
28-Feb
7-Mar
14-Mar
21-Mar
28-Mar
12192
10278
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
10278
0
8478
0
8406
0
3618
0
3634
0
4200
0
12192
10278
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
80848
Scheduled Receipts (Jadwal Penerimaan) On Hand ( persediaan di tangan ) Net Requirement ( kebutuhan bersih ) Planned Order Receipts ( rencana penerimaan pesanan ) Planned Order Release ( rencana pemesanan )
Biaya Simpan Biaya Pesan Biaya Total Persediaan
22470
22470
15112
16886
11368
7812
15112
16886
11368
7812
7200
38614
x
150
=
Rp
5,792,100.00
6
x
172845
=
Rp
1,037,070.00
Rp
6,829,170.00
Program Studi Teknik Industri
38614 80848
7200
6
+
70
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
4.3.4 Perhitungan Menggunakan Metode L4L Teknik ini adalah teknik lot sizing yang paling sederhana dan paling mudah dimengerti. Pada teknik ini pemenuhan kebutuhan bersih dilakukan disetiap perioda yang dibutuhkan, sedangkan besar ukuran pemesanan adalah sama dengan kebutuhan bersih yang harus dipenuhi pada perioda yang bersangkutan. Pendekatan ini memperkecil biaya penyimpanan dan biasanya untuk “ purchase item “ yang mahal dan setiap item dengan tingkat permintaan yang tidak berkesinambungan tingggi. Apabila dilihat dari pola kebutuhan yang mempunyai sifat diskontinu atau tidak teratur, maka teknik L-4-L ini memiliki kemampuan yang baik. Disamping itu, teknik ini sering digunakan pada sistem produksi manufaktur yang mempunyai sifat set-up permanent pada proses produksinya. Biaya Pemesanan = ( Berapa kali Rencana Pemesanan ) x ( Biaya Pemesanan ) Biaya Penyimpanan = ( Total Persediaan Bahan Baku yang disimpan ) x ( Biaya Penyimpanan ) Biaya Total = ( Biaya Pemesanan ) + ( Biaya Penyimpanan ) Perhitungan MRP dengan metode L4L pada level 0 dapat dilihat pada tabel 4.9 sedangkan untuk level 1 dan 2 dapat dilihat di lampiran.
Program Studi Teknik Industri
71
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 4.9 Perhitungan MRP Dengan Metode Lot For Lot (L4L) MRP Chart NIKE ROUBAIX V (316261-041) Lot sizing = L-4-L, Level 0, Lead Time = 2 Periode Description
Total 27-Dec
3-Jan
Gross Requirements (Keb. Kotor) Scheduled Receipts (Jadwal Penerimaan) On Hand ( persediaan di tangan ) Net Requirement ( kebutuhan bersih ) Planned Order Receipts ( rencana penerimaan pesanan ) Planned Order Release ( rencana pemesanan )
10-Jan
17-Jan
24-Jan
31-Jan
7-Feb
14-Feb
21-Feb
28-Feb
7-Mar
14-Mar
21-Mar
28-Mar
12192
10278
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
80848
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12192
10278
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
80848
12192
10278
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
12192
10278
6634
8478
Biaya Simpan
0
x
150
=
Rp
Biaya Pesan
12
x
172845
=
Rp
2,074,140.00
Rp
2,074,140.00
Biaya Total Persediaan
12
-
Program Studi Teknik Industri
+
72
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
4.3.5 Perhitungan Menggunakan Metode FPR Dalam metode FPR penentuan ukuran lot didasarkan pada periode waktu tertentu saja. Besarnya jumlah kebutuhan tidak berdasarkan ramalan, tetapi dengan cara menjumlahkan kebutuhan bersih pada periode yang akan datang. Bila dalam metode FOQ besarnya ukuran lot adalah tetap sementara selang waktu antar pemesanan tidak tetap. Dalam metode FPR ini selang waktu antar pemesanan dibuat tetap dengan ukuran lot sesuai pada kebutuhan bersih. Biaya Pemesanan = ( Berapa kali Rencana Pemesanan ) x ( Biaya Pemesanan ) Biaya Penyimpanan = ( Total Persediaan Bahan Baku yang disimpan ) x ( Biaya Penyimpanan ) Biaya Total = ( Biaya Pemesanan ) + ( Biaya Penyimpanan ) Perhitungan MRP dengan metode FPR pada level 0 dapat dilihat pada tabel 4.10 sedangkan untuk level 1 dan 2 dapat dilihat di lampiran.
Program Studi Teknik Industri
73
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 4.10 Perhitungan MRP dengan metode Fixed Periode Requirement (FPR) MRP Chart NIKE ROUBAIX V (316261-041) Lot sizing = FPR, Level 0, Lead Time = 2 Periode
Description
Total 27-Dec
3-Jan
10-Jan
17-Jan
24-Jan
31-Jan
7-Feb
14-Feb
21-Feb
28-Feb
7-Mar
14-Mar
21-Mar
28-Mar
12192
10278
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
80848
On Hand ( persediaan di tangan )
16912
6634
0
16886
8406
0
7796
4178
0
7200
4200
0
72212
Net Requirement ( kebutuhan bersih )
12192
10278
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
80848
Gross Requirements (Keb. Kotor) Scheduled Receipts (Jadwal Penerimaan)
Planned Order Receipts ( rencana penerimaan pesanan ) Planned Order Release ( rencana pemesanan )
Biaya Simpan Biaya Pesan Biaya Total Persediaan
29104 29104
25364 25364
15546 15546
72212
x
150
=
Rp
10,831,800.00
4
x
172845
=
Rp
691,380.00
Rp
11,523,180.00
Program Studi Teknik Industri
10834 10834
4
+
74
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
4.3.6 Perhitungan Menggunakan Metode Perusahaan Pada metode perusahaan penentuan kwantitas pemesanan ( ukuran lot ) berdasarkan penjumlahan periode yang ada dalam satu bulan. Biaya Pemesanan = ( Berapa kali Rencana Pemesanan ) x ( Biaya Pemesanan) Biaya Penyimpanan = ( Total Persediaan Bahan Baku yang disimpan ) x ( Biaya Penyimpanan ) Biaya Total = ( Biaya Pemesanan ) + ( Biaya Penyimpanan )
Perhitungan MRP dengan metode perusahaan pada level 0 dapat dilihat pada tabel 4.11 sedangkan untuk level 1 dan 2 dapat dilihat di lampiran.
Program Studi Teknik Industri
75
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 4.11 Perhitungan Dengan Metode PT. Pratama Abadi Industri
MRP Chart NIKE ROUBAIX V (316261-041) Lot sizing = perusahaan, Level 0, Lead Time = 2 Periode
Description 27-Dec
3-Jan
Total
10-Jan
17-Jan
24-Jan
31-Jan
7-Feb
14-Feb
21-Feb
28-Feb
7-Mar
14-Mar
21-Mar
28-Mar
12192
10278
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
80848
On Hand ( persediaan di tangan )
25390
15112
8478
0
19774
11368
3618
0
10834
7200
4200
0
105974
Net Requirement ( kebutuhan bersih )
12192
10278
6634
8478
8480
8406
7750
3618
4178
3634
3000
4200
Gross Requirements (Keb. Kotor) Scheduled Receipts (Jadwal Penerimaan)
Planned Order Receipts ( rencana penerimaan pesanan ) Planned Order Release ( rencana pemesanan )
Biaya Simpan Biaya Pesan Biaya Total Persediaan
37582
28254
37582
28254
15012 15012
105974
x
150
=
Rp
15,896,100.00
3
x
172845
=
Rp
518,535.00
Rp
16,414,635.00
Program Studi Teknik Industri
3
+
76
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
BAB V ANALISA PEMBAHASAN
Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan.
5.1. Analisa Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Menggunakan Metode Lot sizing FOQ, EOQ, POQ, L4L, FPR. Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) memerlukan inputan yaitu Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), Status Persediaan dan Struktur Produk (Bill of Material). Adapun perhitungan dari Perencanaan dan Kebutuhan Material (lihat pada point 4.3). Model persediaan yang digunakan dalam pengolahan data adalah : 1. FOQ ( Fixed Order Quantity ) 2. EOQ ( Economic Order Quantity ) 3. POQ ( Period Order Quantity ) 4. LFL ( Lot For Lot )
Program Studi Teknik Industri
77
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
5. FPR ( Fixed Periode Requirement ) Dari perhitungan pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan ke lima metode lot sizing tersebut, didapatkan hasil-hasil sebagai berikut :
Tabel 5.1 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode FOQ
Nama Komponen
Fixed Order Quantity Biaya Penyimpanan Biaya Pemesanan (H) (A)
NIKE ROBAIX V
Rp
# Upper
Rp
* Tip
Rp
1,209,915.00
Rp
12,616,815.00
-
Rp
280,224.00
Rp
280,224.00
Rp
-
Rp
1,315,685.00
Rp
1,315,685.00
* Vamp
Rp
-
Rp
1,198,470.00
Rp
1,198,470.00
* Mudguard
Rp
-
Rp
893,088.00
Rp
893,088.00
* Strap #1
Rp
-
Rp
604,800.00
Rp
604,800.00
* Strap #2
Rp
-
Rp
661,822.00
Rp
661,822.00
* Quarter
Rp
-
Rp
821,520.00
Rp
821,520.00
* Qtr O’lay
Rp
-
Rp
892,801.00
Rp
892,801.00
* Back Tab
Rp
-
Rp
783,818.00
Rp
783,818.00
* Btb O’lay
Rp
-
Rp
896,112.00
Rp
896,112.00
* Insoleboard
Rp
-
Rp
324,555.00
Rp
324,555.00
* Sockliner
Rp
-
Rp
562,709.00
Rp
562,709.00
Rp
-
Rp
121,968.00
Rp
121,968.00
# Bottom Total
Rp
11,406,900.00
H+A
11,406,900.00
Program Studi Teknik Industri
Rp
10,567,487.00
Rp 21,974,387.00
78
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 5.2 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode EOQ Economic Order Quantity Nama Komponen
Biaya Penyimpanan (H)
Biaya Pemesanan (A)
H+A
NIKE ROBAIX V
Rp
9,759,000.00
Rp
1,037,070.00
Rp
10,796,070.00
# Upper
Rp
67,830.00
Rp
240,192.00
Rp
308,022.00
* Tip
Rp
2,673,306.93
Rp
375,910.00
Rp
3,049,216.93
* Vamp
Rp
2,468,159.97
Rp
342,420.00
Rp
2,810,579.97
* Mudguard
Rp
1,780,937.28
Rp
255,168.00
Rp
2,036,105.28
* Strap #1
Rp
1,287,702.00
Rp
172,800.00
Rp
1,460,502.00
* Strap #2
Rp
1,372,546.56
Rp
189,092.00
Rp
1,561,638.56
* Quarter
Rp
1,734,528.77
Rp
234,720.00
Rp
1,969,248.77
* Qtr O’lay
Rp
1,911,590.50
Rp
255,086.00
Rp
2,166,676.50
* Back Tab
Rp
931,046.35
Rp
111,974.00
Rp
1,043,020.35
* Btb O’lay
Rp
1,062,926.59
Rp
128,016.00
Rp
1,190,942.59
* Insoleboard
Rp
648,819.20
Rp
92,730.00
Rp
741,549.20
* Sockliner
Rp
1,462,856.64
Rp
160,774.00
Rp
1,623,630.64
Rp
110,160.00
Rp
104,544.00
Rp
214,704.00
Rp
3,700,496.00
Rp
30,971,906.79
# Bottom
Rp
Total
27,271,410.79
Tabel 5.3 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode POQ Period Order Quantity Nama Komponen NIKE ROBAIX V
Biaya Penyimpanan (H) Rp
# Upper
Rp
5,792,100.00
H+A
Rp
1,037,070.00
Rp
6,829,170.00
Rp
240,192.00
Rp
240,192.00
* Tip
Rp
1,861,123.57
Rp
187,955.00
Rp
2,049,078.57
* Vamp
Rp
1,611,731.81
Rp
171,210.00
Rp
1,782,941.81
* Mudguard
Rp
1,334,095.68
Rp
127,584.00
Rp
1,461,679.68
* Strap #1
Rp
676,062.00
Rp
86,400.00
Rp
762,462.00
* Strap #2
Rp
865,359.36
Rp
94,546.00
Rp
959,905.36
* Quarter
Rp
980,740.61
Rp
117,360.00
Rp
1,098,100.61
* Qtr O’lay
Rp
933,866.98
Rp
127,543.00
Rp
1,061,409.98
* Back Tab
Rp
524,624.11
Rp
111,974.00
Rp
636,598.11
* Btb O’lay
Rp
605,751.55
Rp
128,016.00
Rp
733,767.55
* Insoleboard
Rp
480,755.20
Rp
46,368.00
Rp
527,123.20
* Sockliner
Rp
735,679.84
Rp
160,774.00
Rp
896,453.84
Rp
104,544.00
Rp
104,544.00
Rp
2,741,536.00
# Bottom Total
-
Biaya Pemesanan (A)
Rp Rp
16,401,890.71
Program Studi Teknik Industri
Rp 19,143,426.71
79
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Tabel 5.4 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode L4L Lot For Lot Nama Komponen
Biaya Penyimpanan (H)
Biaya Pemesanan (A)
H+A
NIKE ROBAIX V
Rp
-
Rp
2,074,140.00
Rp
2,074,140.00
# Upper
Rp
-
Rp
480,384.00
Rp
480,384.00
* Tip
Rp
-
Rp
2,255,460.00
Rp
2,255,460.00
* Vamp
Rp
-
Rp
2,054,520.00
Rp
2,054,520.00
* Mudguard
Rp
-
Rp
1,531,008.00
Rp
1,531,008.00
* Strap #1
Rp
-
Rp
1,036,800.00
Rp
1,036,800.00
* Strap #2
Rp
-
Rp
1,134,552.00
Rp
1,134,552.00
* Quarter
Rp
-
Rp
1,408,320.00
Rp
1,408,320.00
* Qtr O’lay
Rp
-
Rp
1,530,516.00
Rp
1,530,516.00
* Back Tab
Rp
-
Rp
1,343,688.00
Rp
1,343,688.00
* Btb O’lay
Rp
-
Rp
1,536,192.00
Rp
1,536,192.00
* Insoleboard
Rp
-
Rp
556,416.00
Rp
556,416.00
* Sockliner
Rp
-
Rp
964,644.00
Rp
964,644.00
Rp
-
Rp
209,088.00
Rp
209,088.00
Rp
-
Rp
18,115,728.00
# Bottom Total
Rp 18,115,728.00
Tabel 5.5 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode FPR Fixed Periode Requirement Nama Komponen
Biaya Penyimpanan (H)
NIKE ROBAIX V
Rp
# Upper
Rp
* Tip
H+A
Rp
691,380.00
Rp
11,523,180.00
-
Rp
160,128.00
Rp
160,128.00
Rp
-
Rp
751,820.00
Rp
751,820.00
* Vamp
Rp
-
Rp
684,840.00
Rp
684,840.00
* Mudguard
Rp
-
Rp
510,336.00
Rp
510,336.00
* Strap #1
Rp
-
Rp
345,600.00
Rp
345,600.00
* Strap #2
Rp
-
Rp
378,184.00
Rp
378,184.00
* Quarter
Rp
-
Rp
469,440.00
Rp
469,440.00
* Qtr O’lay
Rp
-
Rp
510,172.00
Rp
510,172.00
* Back Tab
Rp
-
Rp
447,896.00
Rp
447,896.00
* Btb O’lay
Rp
-
Rp
512,064.00
Rp
512,064.00
* Insoleboard
Rp
-
Rp
185,472.00
Rp
185,472.00
* Sockliner
Rp
-
Rp
321,548.00
Rp
321,548.00
Rp
-
Rp
69,696.00
Rp
69,696.00
Rp
6,038,576.00
# Bottom Total
Rp
10,831,800.00
Biaya Pemesanan (A)
10,831,800.00
Program Studi Teknik Industri
Rp 16,870,376.00
80
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Dari kelima metode tersebut didapatkan nilai-nilai total biaya persediaan untuk masing-masing teknik, dan yang memiliki total biaya persediaan terrendah yaitu perhitungan dengan menggunakan teknik lot sizing Fixed Period Requirement (FPR) dengan jumlah biaya persediaannya yaitu Rp. 16,870,376,-. Dan untuk metode yang menghasilkan biaya persediaan tertinggi yaitu Economic Order Quantity (EOQ) sebesar Rp. 30,971,906.79,-.
5.2. Analisa Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Menggunakan Metode PT. Pratama Abadi Industri. Tabel 5.6 Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Dengan Metode Pratama Pratama Nama Komponen
Biaya Penyimpanan (H)
NIKE ROBAIX V
Rp
# Upper
Rp
* Tip
H+A
Rp
691,380.00
Rp
16,587,480.00
-
Rp
120,096.00
Rp
120,096.00
Rp
-
Rp
563,865.00
Rp
563,865.00
* Vamp
Rp
-
Rp
513,630.00
Rp
513,630.00
* Mudguard
Rp
-
Rp
382,752.00
Rp
382,752.00
* Strap #1
Rp
-
Rp
259,200.00
Rp
259,200.00
* Strap #2
Rp
-
Rp
283,638.00
Rp
283,638.00
* Quarter
Rp
-
Rp
352,080.00
Rp
352,080.00
* Qtr O’lay
Rp
-
Rp
382,629.00
Rp
382,629.00
* Back Tab
Rp
-
Rp
335,922.00
Rp
335,922.00
* Btb O’lay
Rp
-
Rp
384,048.00
Rp
384,048.00
* Insoleboard
Rp
-
Rp
139,104.00
Rp
139,104.00
* Sockliner
Rp
-
Rp
241,161.00
Rp
241,161.00
Rp
-
Rp
52,272.00
Rp
52,272.00
Rp
4,528,932.00
# Bottom Total
Rp
15,896,100.00
Biaya Pemesanan (A)
15,896,100.00
Program Studi Teknik Industri
Rp 20,425,032.00
81
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
Dari perhitungan dengan menggunakan metode perusahaan didapatkan total biaya sebesar Rp 20,597,877.00,- dari hasil penjumlahan biaya simpan sebesar Rp. 15,896,100.00,- dengan biaya pemesanan sebesar Rp. 4,701,777.00,-.
5.3. Analisa Perbandingan Biaya Total Persediaan Antara Metode FOQ, EOQ, POQ, L4L, FPR Dengan Metode PT. Pratama Abadi Industri. Tabel 5.7 Perbandingan Total Biaya Keseluruhan Teknik Lot Sizing
Biaya Penyimpanan (H)
Biaya Pemesanan (A)
H+A
FOQ
Rp
11,406,900.00
Rp
10,567,487.00
Rp
21,974,387.00
EOQ
Rp
27,271,410.79
Rp
3,700,496.00
Rp
30,971,906.79
POQ
Rp
16,401,890.71
Rp
2,741,536.00
Rp
19,143,426.71
L4L
Rp
-
Rp
18,115,728.00
Rp
18,115,728.00
FPR
Rp
10,831,800.00
Rp
6,038,576.00
Rp
16,870,376.00
PRATAMA
Rp
15,896,100.00
Rp
4,528,932.00
Rp
20,425,032.00
Dari hasil perhitungan tabel di atas, terdapat tiga metode yang menghasilkan total biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan metode perusahaan ketiga metode tersebut yaitu metode POQ dengan biaya total sebesar Rp. 19,143,426.71,-, metode L4L dengan biaya total Rp. 18,115,728.00,-, metode FPR dengan biaya total Rp. 16,870,376.00,-., dan metode FPR merupakan metode yang menghasilkan total biaya persediaan terkecil.
Program Studi Teknik Industri
82
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada pengolahan data dan analisa, maka penulis mencoba membuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di PT. Pratama Abadi Industri yang mengenai sistem perencanaan kebutuhan material (MRP) pada produk sepatu NIKE ROBAIX V.
6.1.
Kesimpulan Dari analisa mengenai sistem pengadaan bahan baku di PT. Pratama Abadi
Industri dengan mengimplementasikan metode MRP maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil perbandingan antara metode lot sizing FOQ, EOQ, POQ, L4L, FPR dengan metode PT. Pratama Abadi Industri, didapatkan tiga metode yang menghasilkan total biaya persediaan yang lebih rendah dibandingkan dengan metode perusahaan, yaitu metode POQ, L4L, FPR (Lot Size = Jumlah 3 Periode Kebutuhan Kotor). 2. Metode lot sizing yang direkomendasikan untuk digunakan adalah metode FPR (Fixed Period Requirement) karena metode FPR merupakan metode yang menghasilkan biaya persediaan total terendah.
Program Studi Teknik Industri
83
Laporan Tugas Akhir
6.3
Fakultas Teknologi Industri
Saran Berikut ini beberapa saran yang dapat menjadi masukan bagi perusahaan dan
menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki sistem persediaan yang lebih baik lagi di perusahaan dan untuk kelancaran proses produksi : 1. Berdasarkan
analisa
pemecahan
masalah,
perusahaan
diharapkan
bisa
menerapkan metode FPR ( Fixed Period Requirement) untuk meminimasi biaya total persediaan dan dapat melakukan rencana pesan bahan baku secara optimal. 2. Sebaiknya perusahaan memperhatikan sistem yang sedang berjalan selama ini karena dengan berjalannya waktu tentu sebuah sistem memerlukan perbaikan sesuai dengan berkembangnya perindustrian di Indonesia. 3. Untuk pengoptimalan biaya produksi sebaiknya bukan hanya di persediaan saja akan tetapi di bagian-bagian lainya yang memungkinkan untuk di optimalkan.
Program Studi Teknik Industri
84
Laporan Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri
DAFTAR PUSTAKA Baroto, Teguh. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004. Ginting, Rosani. Sistem Produksi, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007 Kholil, Muhammad. Modul Kuliah Planning and Production Control,
Universitas
Mercu Buana, Jakarta, 2007. Kusuma, Hendra. “Manajemen Produksi” Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Kedua, Andi, Yogyakarta, 2001. Schroeder, Roger G. Manajemen Operasi, Edisi Ketiga, Jilid Dua, Erlangga, Jakarta, 1994. Yamit, Zulian. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Ekonisia, Yogyakarta, 2003.
Program Studi Teknik Industri
85