43
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
BAB V MODULUS YOUNG 5.1. MAKSUD DAN TUJUAN Menentukan Modulus Young dari beberapa logam.
5.2. DASAR TEORI Suatu balok dengan panjang L dan tebal a serta lebar b diberi gaya di tengah balok maka dalam kondisi ini deformasi atau perpanjangan benda ke arah x. Tentu saja perpanjangan benda sangat kecil karena batang yang digunakan adalah logam keras. Dalam hal ini batang mengalami tegangan sekaligus regangan sehingga kita dapat menghitung besarnya Modulus Young dari benda dengan rumus E
L3 Mg dengan: 4a 3be
Jarak antara skala dengan kaca
=x
Ketebalan batang tes (rata-rata)
=a
Lebar batang tes (rata-rata)
=b
Jarak antara pendukung batang tes
=L
Jarak tegak lurus antara kaki-kaki tripod kaca
=z
Kemelencengan per massa
=e
Massa
=M
Gravitasi
=g
44
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
cermin Papan skala penumpu Batang uji
beban Gambar 5.1. Susunan alat percobaan Modulus Young
Masalah utama dalam percobaan ini adalah perubahan skala yang sangat kecil. Untuk mengatasinya digunakan alat yang memakai prinsip pantulan dari cermin, dimana perubahan posisi cermin yang sangat kecil ( akibat perpanjangan batang) menyebabkan skala yang dipantulkannya juga berubah.
Untuk
ini
digunakan
teropong
penglihatan.
5.3. ALAT DAN BAHAN 5.3.1 Alat 1. Penyangga batang uji, 2. Mistar, 3. Kaca cermin, 4. Teropong, 5. Mistar berskala , 6. Beban 5 buah masing-masing 200gram, 7. Batang pembantu. 5.3.2 Bahan 1. tembaga, 2. kuningan, 3. besi.
sebagai
alat
pembesar
45
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
5.4. GAMBAR ALAT DAN BAHAN
SATU SET ALAT MODULUS YOUNG
PENGGARIS
Batang tembaga
Batang kuningan
Batang besi
GAMBAR BAHAN Gambar 5.2. Alat dan Bahan
5.5. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Mencatat panjang, lebar dan ketebalan batang uji. 2. Mengukur jarak antara penyangga batang uji dan kaca tripod dengan teropong. 3. Menempatkan
batang
uji
(tembaga)
di
atas
penyangga
dan
meletakkan batang yang lain di belakangnya sebagai batang pembantu. 4. Mengatur teropong sehingga skala yang ditunjukkan oleh mistar terlihat jelas. 5. Meneropong ke arah cermin sehingga skala terlihat jelas, keadaan tanpa beban ini dicatat sebagai keadaan awal. 6. Menggantungkan beban 200 gram di tengah-tengah batang uji.
46
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
7. Mengukur perubahan skala yang ditimbulkan oleh gaya dari beban melalui teropong. 8. Mencatat perubahan skala yang terjadi. 9. Menambah beban yang digantungkan berturut-turut hingga mencapai 1 kg. 10. Setelah penambahan mencapai 1 kg, mengurangi beban yang digantungkan satu-persatu hingga tidak ada beban yang tergantung. 11. Mencatat perubahan skala yang terjadi saat pengurangan beban. 12. Melakukan prosedur percobaan yang sama untuk batang uji kuningan dan besi.
5.6. ALUR KERJA Mulai Mencatat dimensi batang uji Mengukur jarak antar teropong dan kaca tripot dengan kaca penyokong Meletakkan batang uji diatas penyangga Mengatur Teropong
Meneropong kearah cermin Menggantungkan beban
Mengukur perubahan sekala Mencatat perubahan skala Menambah beban X
47
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
X Mencatat perubahan skala Mengurangi beban
Mencatat Perubahan skala Mengulangi percobaan Selesai Gambar 5.1. Diagram alur kerja
5.7. DATA PERCOBAAN 5.7.1 Tembaga Tabel 5.1. Pembacaan Skala Batang Uji Tembaga Beban
Pembaca Skala
Pembaca Skala
Rata-rata
(gram)
(Beban Bertambah)
(Beban Berkurang)
Pembacaan Skala
0
y0
180
y0’
178
O0
179
200
y1
171
y1’
169
O1
170
400
y2
160
y2’
160
O2
160
600
y3
151
y3’
151
O3
151
800
y4
143
y4’
143
O4
143
1000
y5
135
y5’
135
O5
135
48
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
5.7.2 Kuningan Tabel 5.2. Pembacaan Skala Batang Uji Kuningan Beban
Pembaca Skala
Pembaca Skala
Rata-rata
(gram)
(Beban Bertambah)
(Beban Berkurang)
Pembacaan Skala
0
y0
185
y0’
185
O0
185
200
y1
173
y1’
173
O1
173
400
y2
161
y2’
161
O2
161
600
y3
149
y3’
149
O3
149
800
y4
137
y4’
137
O4
137
1000
y5
125
y5’
125
O5
125
5.7.3 Besi Tabel 5.3. Pembacaan Skala Batang Uji Besi Beban
Pembaca Skala
Pembaca Skala
Rata-rata
(gram)
(Beban Bertambah)
(Beban Berkurang)
Pembacaan Skala
0
y0
195
y0’
197
O0
196
200
y1
185
y1’
185
O1
185
400
y2
178
y2’
179
O2
178,5
600
y3
174
y3’
173
O3
173,5
800
y4
166
y4’
166
O4
166
1000
y5
159
y5’
159
O5
159
5.8. ANALISIS DATA I. Tembaga
Jarak antara skala dan kaca :
x = 100,0 cm
Ketebalan batang tes (rata-rata) :
a = 0,5003 cm
Lebar batang tes (rata-rata) :
b = 1,5459 cm
Jarak antara pendukung batang tes :
L = 40,0 cm
Jarak tegak lurus antara kaki-kaki tripod kaca (rata-rata) :
Z =3,092 cm
49
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
Pada beban 600 gram a.Kemelencengan per 600 gram beban yang berbeda : O3 – O0 = 28 mm O4 – O1 = 27 mm O5 – O2 = 25 mm b.Rata-rata kemelencengan per 600 gram beban yang berbeda : 28 27 25 3 26,67mm 2,667cm y
c.Salah penempatan titik tengah per 600 gram Zy 2X 3,092 2,667 2 100,0 0,041cm 0,00041m
e1
d.Modulus young :
E1
L3 Mg 4a 3be
0,43 0,6 9,8 3 4 0,005003 0,015459 0,00041 11,9 x1010 N / m 2 Pada beban 400 gram a.Kemelencengan per 400 gram beban yang berbeda : O2 – O0 = 19mm O3 – O1 = 19 mm O4 – O2 = 17 mm O5 – O3 = 16 mm
50
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
b.Rata-rata kemelencengan per 400 gram beban yang berbeda :
16 17 19 19 4 17,75mm 1,775cm y
c.Salah penempatan titik tengah per 400 gram W : Zy 2X 3,092 1,775 2 100,0 0,027cm 0,00027 m
e2
d.Modulus young
E2
L3 Mg 4a 3be
0,43 0,4 9,8 4 0,0050033 0,015459 0,00027
1,2 1010 N / m 2 Pada beban 200 gram a.Kemelencengan skala per 200 gram beban yang berbeda : O1 – O0 = 9 mm O2 – O1 = 10 mm O3 – O2 = 9 mm O4 – O3 = 8 mm O5 – O4 = 8 mm b.Rata-rata kemelencengan per 200 gram beban yang berbeda :
8 8 9 10 9 5 8,8mm 0,88cm y
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
c.Salah penempatan titik tengah per 200 gram W : Zy 2X 3,092 0,88 2 100,0 0,014cm 0,00014m
e3
d.Modulus young
E3
L3 Mg 4a 3be
0,43 0,2 9,8 4 0,0050033 0,015456 0,00014
11,6 1010 N / m 2 Eratarata
E1 E 2 E3 3
Eratarata
11,9 1010 1,2 1010 11,6 1010 3 11,83 1010 N / m 2
E
E
51
Ei E
2
n(n 1)
(0,07 1010 ) 2 (0,17 1010 ) 2 (0,23 1010 ) 2 3 2
0,294 1010 N / m2
Kesalahan Relatif
E 100% E
0,249 1010 100% 11,83 1010 2,49%
Ketelitian 100% KR 100% 2,49% 97,51%
52
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
II.
Bab V Modulus Young
Besi
Ketebalan batang tes (rata-rata)
: a = 0,5003 cm
Jarak antara skala dan kaca
: x = 100,0 cm
Lebar batang tes (rata-rata)
: b = 1,5459 cm
Jarak antara pendukung batang tes
: L = 40,0 cm
Jarak tegak lurus antara kaki-kaki tripod kaca (rata-rata)
: Z=3,092 cm
Pada beban 600 gram a. Kemelencengan per- 600 beban yang berbeda O3 – O0 = 22,5 mm O4 – O1 = 19 mm O5 – O2 = 19,5 mm b. Rata-rata kemelencengan per600 gram beban yang berbeda :
22,5 19 19,5 3 20,33mm 2,033cm y
c. Salah penempatan titik tengah per600 gram Zy 2X 3,092 2,033 2 100,0 0,031cm 0,00031m
e1
53
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
d. Modulus young :
E1
L3 Mg 4a 3be
0,43 0,6 9,8 4 0,0050033 0,015459 0,00031
15,7 1010 N / m 2
Pada beban 400 gram a. Kemelencengan per400 gram beban yang berbeda : O2 – O0 = 14,5 mm O3 – O1 = 12,5 mm O4 – O2 = 11,5 mm O5 – O3 = 17,5 mm b.
Rata-rata kemelencengan per400 gram beban yang berbeda :
14,5 12,5 11,5 17,5 4 14mm 1,4cm y
c.
Salah penempatan titik tengah per400 gram W : Zy 2X 3,092 1,4 2 100,0 0,022cm 0,00022m
e2
d. Modulus young
E2
L3 Mg 4a 3be
0,43 0,4 9,8 4 0,0050033 0,015459 0,00022
14,8 1010 N / m 2
54
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
Pada beban 200 gram a. Kemelencengan skala per200 gram beban yang berbeda : O1 – O0 = 11 mm O2 – O1 = 6,5 mm O3 – O2 = 5 mm O4 – O3 = 7,5 mm O5 – O4 = 7 mm b. Rata-rata kemelencengan per200 gram beban yang berbeda :
7 7,5 5 6,5 11 5 7,4mm 0,74cm y
c. Salah penempatan titik tengah per200 gram W : Zy 2X 3,092 0,74 2 100,0 0,011cm 0,00011m
e3
d. Modulus young
E3
L3 Mg 4a 3be
0,43 0,2 9,8 4 0,0050033 0,015459 0,00011
14,7 1010 N / m 2
Eratarata
Eratarata
E1 E2 E3 3
15,7 1010 14,8 1010 14,7 1010 3 15,07 1010 N / m 2
55
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
E
E
Bab V Modulus Young
Ei E
2
n(n 1)
(0,63 1010 ) 2 (0,27 1010 ) 2 (0,37 1010 ) 2 3 2
0,32 1010 N / m 2
Kesalahan Relatif
E 100% E
0,32 1010 100% 15,07 1010 2,12% Ketelitian 100% KR 100% 2,12% 97,88%
III. Kuningan Ketebalan batang tes (rata-rata) :
a = 0,5003 cm
Jarak antara skala dan kaca :
x = 100,0 cm
Lebar batang tes (rata-rata) :
b = 1,5459 cm
Jarak antara pendukung batang tes :
L = 40,0 cm
Jarak tegak lurus antara kaki-kaki tripod kaca (rata-rata) :
Z =3,092 cm
Pada beban 600 gram a. Kemelencengan per600 gram beban yang berbeda O3 – O0= 36 mm O4 – O1 = 36 mm O5 – O2 = 36 mm
56
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
b. Rata-rata kemelencengan per600 gram beban yang berbeda :
36 36 36 3 36mm 3,6cm y
c.
Salah penempatan titik tengah per600 gram Zy 2X 3,092 3,6 2 100,0 0,0557cm 0,000557
e1
d. Modulus young
E1
L3 Mg 4a 3be
0,43 0,6 9,8 4 0,0050033 0,015459 0,00056
8,8 1010 N / m 2
Pada beban 400 gram a.
Kemelencengan per400 gram beban yang berbeda : O2 – O0 = 24 mm O3 – O1 = 24 mm O4 – O2 = 24 mm O5 – O3 = 24 mm
b. Rata-rata kemelencengan per400 gram beban yang berbeda :
24 24 24 24 4 24mm 2,4cm y
57
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
c.
Bab V Modulus Young
Salah penempatan titik tengah per400 gram W : Zy 2X 3,092 2,4 2 100,0 0,037cm 0,00037 m
e2
d. Modulus young
L3 Mg E2 3 4a be
0.43 0,4 9,8 4 0,0050033 0,015459 0,00037
10,04 1010 N / m 2 Pada beban 200 gram a. Kemelencengan skala per200 gram beban yang berbeda O1 – O0 = 12 mm O2 – O1 = 12 mm O3 – O2 = 12 mm O4 – O3 = 12 mm O5 – O4 = 12 mm b. Rata-rata kemelencengan per200 gram beban yang berbeda :
12 12 12 12 12 5 12mm 1,2cm y
c.
Salah penempatan titik tengah per200 gram W : Zy 2X 3,092 1,2 2 100,0 0,00185cm 0,000185m
e
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
d. Modulus young
E
L3 Mg 4a 3be
0,43 0,2 9,8 4 0,0050033 0,015459 0,000185 15,31 1010 N / m 2
` Eratarata
Eratarata
E1 E2 E3 3
8,8 1010 10,04 1010 15,311010 3
15,33 1010 N / m 2
E
Ei E
2
n(n 1)
(0,12 1010 ) 2 (0,13 1010 ) 2 (0,02 1010 ) 2 E 3 2 0,0727 1010 N / m 2
Kesalahan Relatif
E 100% E
0,727 1010 100% 15,33 1010 0,4742%
Ketelitian
58
100% KR
100% 0,4742% 99,5258%
59
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008
Pergeseran Skala(mm)
Kelompok I14
Bab V Modulus Young
Grafik pergeseran skala dan beban pada uji batang tembaga 40 1000, 35 800, 31 30 600, 23 20 400, 15 10 200, 8 0 0 500 1000 1500 beban (gram)
Grafik 5.1 Pergeseran skala dan beban pada uji tembaga
Pergeseran Skala (mm)
Grafik Pergeseran Skala Dan Beban pada Uji Besi
30
1000, 26 800, 22.5 600, 16.5 400, 10.5 200, 6.5
20 10 0 0
500 1000 Beban (gram)
1500
Grafik 5.2 Pergeseran skala dan beban pada uji besi
60
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
Pergeseran Skala (mm)
Grafik Hubungan Pergeseran Skala Dan Beban Pada Uji Kuningan 60 50 40 30 20 10 0
1000, 55 800, 44.5 600, 35.5 400, 25.5 200, 11.5 0
500 1000 Beban (gram )
1500
Grafik 5.3 Pergeseran skala dan beban pada uji kuningan
5.9. PEMBAHASAN Hasil perhitungan Modulus Young 1. Modulus Young batang tembaga E 20,46 1010 0,173 1010 N / m 2
2. Modulus Young batang Kuningan E 20,46 1010 0,173 1010 N / m 2
3.Modulus Young Batang Besi E 15,33 1010 0,727 1010 N / m 2
Faktor yang penyebab kesalahan: 1. Faktor dari peralatan yaitu ketepatan fokus teropong. 2. Kesalahan paralaks atau penglihatan yaitu kekurangtelitian dalam melihat skala. 3. Kesalahan dalam pengukuran data awal. 4. Faktor keadaan ruang seperti getaran.
61
Laporan Praktikum Fisika Dasar Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 Kelompok I14
Bab V Modulus Young
5.10. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai maka diperolah kesimpulan: 1. Semakin besar simpangan skala maka besarnya Modulus Young semakin kecil atau dengan kata lain besarnya simpangan berbanding terbalik dengan harga E. 2. Harga Modulus Young berbanding lurus dengan beban. Aplikasi dalam bidang Teknik Sipil: a. Untuk mengetahui kualitas baja dan kayu. b. Untuk mengetahui kekuatan tegangan baja dalam menyangga beban. c. Untuk mengetahui berapa besar beban yang disangga oleh kayu pada kuda-kuda bangunan.