LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT
PENYULUHAN CIKUNGUNYAH
OLEH Nurhafni, SKM., M.Kes
AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI 2015
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................... BAB I
PENDAHULUAN ...................................................... 1.1 Latar Belakang ..................................................... 1.2 Manfaat ................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .............................................. 2.1 Pengertian Cikungunyah ...................................... 2.3 Ciri-ciri Penyakit Cikungunyah ............................. 2.4 Cara Pencegahan....................................................
BAB III
PENUTUP ................................................................... 3.1 Kesimpulan ............................................................ 3.2 Saran ......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Semakin majunya kehidupan semakin banyak pula masalah yang kita hadapi baik dari bidang pendidikan,ekonomi, po4litik, budaya, kesehatan dll. Akan tetapi semua itu memiliki keuntungan dan kerugian. Setiap masalah pasti memiliki jalan keluar walapun semua itu tidak mudah. Salah satu kesehatan yang kita hadapi adalah penyakit chikungunya yang disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. Virus Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun 1952. Virus ini terus menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan Afrika. Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi, tahun 1980. Tahun 1983 merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi Jawa Barat, Purworejo dan Klaten Jawa Tengah tahun 2002. Faktor penular utamanya adalah nyamuk Aedes aegypti. Dalam musim hujan nyamuk ini berkembang sangat cepat sehingga pada musim hujan penderita penyakit chikungunya semakin banyak dan meningkat. Selain itu, lingkungan juga bisa menjadi factor pemicu datangnya nyamuk ini. Lingkungan yang kurang dijaga
kebersihannya dan didukung oleh sikap masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggalnya dapat mengundang nyamuk penyebar penyakit chikungnunya.. Penyakit ini tidak dapat di tularkan secara langsung oleh penderita, seperti berjabat tangan, memakai peralatan yang sama secara bergantian. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk pembawa. Penyakit ini seperti penyakit demam berdarah yang ditularkan oleh faktor pembawa yaitu nyamuk. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik. Tujuan Penulisan -
Untuk mengetahui pengertian dari penyakit chikungunya
-
Untuk mengetahui etiologi dari penyakit chikungunya
-
Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit chikungunya
-
Untuk mengetahui patofisologi dari penyakit chikungunya
-
Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit chikungunya
-
Untuk mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan dari penyakit
chikungunya
BAB II PEMBAHASAN
2. 1. Pengertian Cikungunyah Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti “posisi tubuh meliuk atau melengkung” (that which contorts or bends up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki. Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan „bersaudara‟ dengan demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun albopictus. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik. Wabah penyakit ini pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika pada tahun 1952. Etiologi Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus atau “group A” antropho borne viruses. Virus ini telah berhasil diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Sejarah Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973.
Vektor penular utamanya adalah Aedes aegypti (the yellow fever mosquito), nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Meski masih “bersaudara” dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan, namun virus ini juga dapat diisolasi dari nyamuk Aedes africanus, Culex fatigans dan Culex tritaeniorrhynchus. Aedes albopictus (the Asian tiger mosquito) mungkin juga berperanan dalam penyebaran penyakit ini di kawasan Asia. Dan beberapa jenis spesies nyamuk tertentu di daerah Afrika juga ternyata dapat menyebarkan penyakit Chikungunya. Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya akan kekal terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan virus Chikungunya dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya sebagaimana virus demam berdarah.
Morfologi Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus dari famili Togaviridae. Dengan mikroskop elektron, virus ini menunjukkan gambaran virion yang sferis yang kasar atau berbentuk poligonal dengan diameter 40-45 nm (nanometer) dengan intibidiameter 25-30 nm. Kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian. Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.
Cara Penularan Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada). Selain manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap virus Chikungunya. Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai sepuluh hari. Gejala Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja kalau Chikungunya akan membuat semua persendian terasa ngilu. 1. Demam Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan. Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40 derajat C. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.
2. Sakit persendian Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita “merasa lumpuh” sebelum berobat. Sehingga ada beberapa orang yang menamainya sebagai demem tulang atau flu tulang. Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan , jari kaki dan tangan serta tulang belakang. 3. Nyeri otot Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki. 4. Bercak kemerahan (ruam) pada kulit Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi. 5. Sakit kepala Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival injection dan sedikit fotophobia. 6. Kejang dan penurunan kesadaran Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya. 7. Gejala lain Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler. Selain itu, kadang dijumpai mata
merah yang diikuti dengan gejala flu. Sehingga banyak orang awam yang mengira ini adalah penyakit demam biasa. Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul: Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Pada virus DBD akan ada produksi racun yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan memproduksi virus yang menyerang tulang
Diagnosis Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari. Demam Chikungunya dikenal sebagai flu tulang (break-bone fever) dengan gejala mirip dengan demam dengue, tetapi lebih ringan dan jarang menimbulkan demam berdarah. Artralgia, pembuluh darah konjungtiva tampak nyata, dengan demam mendadak yang hanya berlangsung 2-4 hari. Pemeriksaan serum penderita untuk uji netralisasi menunjukkan adanya antibodi terhadap virus Chikungunya. Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang
menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus chikungunya. Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Gejala lain yang ditimbulkan adalah mual, muntah kadang disertai diare. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian. Nyeri pada persendian tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. Penderita dalam beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala. Meskipun dalam beberapa kasus kadang rasa nyeri masih
tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Biasanya kondisi demikian terjadi pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri tulang dan otot. Pada pendertita demam Chikungunya akut tipikal mengalami gejala klinis dalam beberapa hari hingga 2 minggu. Tetapi seperti infeksi dengue, West Nile fever, o'nyongnyong fever dan demam arbovirus lainnya, beberapa penderita mengalami kelelahan berkepanjangan (prolonged fatigue) dalam beberapa minggu. Dalam beberapa literatur tidak pernah dilaporkan kejadian kematian, kasus neuroinvasive, dan kasus perdarahan dalam penyakit ini. Meskipun ditularkan oleh nyamuk yang sama dengan penyakit demam berdarah, tetapi karakteristik penyakit ini berbeda. Bedanya pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Setelah terjadi infeksi virus ini tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian, dalam jangka panjang penderita relatif kebal terhadap penyakit virus ini. Cara Pengobatan Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Tetapi apabila kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam berdarah dengue, maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera dirujuk apabila terdapat tanda-tanda bahaya. Chikungunya tidak menyebabkan kematian atau kelumpuhan. Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini
biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari. Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam Chikungunya atau flu tulang atau demam tulang sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan. Memang, sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri pada tulang-tulangnya terutama di seputar persendian sehingga tidak berani menggerakkan anggota tubuh. Namun, perlu diperhatikan bahwa hal ini bukan berarti terjadi kelumpuhan. Melainkan lebih dari sekedar keengganan si penderita melakukan gerakan karena rasa ngilu pada persendian. Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah segar). Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk menghadapi penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif. Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang. Pengobatan yang diberikan umumnya untuk menghilangkan atau meringankan gejala klinis yang ada saja (symptomatic therapy), seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun analgetik untuk menghilangkan nyeri sendi.
Cara Pencegahan Satu-satunya cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya, termasuk memusnahkan sarangpembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup dan penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya: Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari Menutup tempat penyimpanan air Mengubur sampah Menaburkan larvasida. Memelihara ikan pemakan jentik Pengasapan Pemakaian anti nyamuk Pemasangan kawat kasa di rumah. Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung. Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara
segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut. Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan obat oles kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk dalam keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.
BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus atau “group A” antropho borne viruses. Virus ini telah berhasil diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Sejarah Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973. 2. Saran Satu-satunya cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya, termasuk memusnahkan sarangpembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup dan penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya: Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari Menutup tempat penyimpanan air Mengubur sampah Menaburkan larvasida. Memelihara ikan pemakan jentik Pengasapan Pemakaian anti nyamuk Pemasangan kawat kasa di rumah
SATUAN ACARA PENYULUHAN (Cikungunyah)
I.
I.
Identitas Pokok bahasan
: Penyakit Cikungunyah
Sub pokok bahasan
: Cara Penularan Penyakit Cikungunyah
Sasaran
: Siswa/I SMA
Waktu
: 30 menit
Hari/Tanggal
:Sabtu, 14 Maret 2015
Tempat
: SMA 3
Pembicara
: Nurhafni, SKM., M.Kes
Tujuan Intruksional Umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan Siswa/i
dapat
memahami Penyakit Cikungunyah II.
Tujuan Intruksional Khusus 1. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit Siswa/i mampu menjelaskan pengertian Cikungunyah dengan benar 2. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit Siswa/iMasyarakat mampu menyebutkan gejala Cikungunyah dengan benar 3. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit Siswa/i mampu menyebutkan cara-cara penularan Cikungunyah dengan benar 4. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit Siswa/i mampu menjelaskan cara pencegahan Cikungunyah dengan benar
III.
Materi Terlampir
IV.
Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab
V.
Media penyuluhan 1. Leaflet, Infocus
VI.
Proses Kegiatan Penyuluhan Kegiatan
No. Tahapan
Waktu Penyuluh
1.
Pembukaan 5 menit
Sasaran
Memberi salam
Menjawab salam
Memperkenalkan diri
Mendengarakan
Menjelaskan tujuan 2.
Penyajian
15 menit
Menjelaskan tentang :
Menyimak
1. Pengertian Cikungunyah
Mendengarkan
2. Gejala-gejala Cikungunyah
Mencatat bila perlu
3. Cara penularan Cikungunyah
Bertanya
4. Cara pencegahan Cikungunyah
yang belum jelas
tentang
hal-hal
5. Dampak Cikungunyah
3.
Penutup
10 menit
Tanya jawab
Bertanya
Menyimpulkan
Menjawab pertanyaan
Memberi salam
Menjawab salam
Evaluasi
I.
Sumber bacaan http://carapedia.com/pengertian_definisi_hiv_info2116.html http://forum.kompas.com/lapak-campur-sari/72184-cara-penularan-virus-hiv-aids.html http://forum.kompas.com/kesehatan/71745-ciri-ciri-gejala-hiv.html
VII. Evaluasi -
Secara lisan
-
Soal 1. Sebutkan pengertian Cikungunyah ? 2. Jelaskan Faktor Penyebab Terjadinya Cikungunyah ? 3. Uraikan Tanda yang sering di temukan pada gejala Terjangkit Penyakit Cikungunyah ? 4. Uraikan Proses Terjadinya Penyebaran Penyakit Cikungunayah ?
YAYASAN KHARISMA HUSADA BINJAI AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA Jl. Padang Sidempuan No.18 Kel. Rambung Barat Kec. Binjai Selatan Kota Binjai Propinsi Sumatera Utara Email :
[email protected]/Fax : (061)8821859 Telp : (061) 8821859/0812-6319654/0813-62087557
No
:
/AKBID-KHB/III/2015
Lamp : 1 (satu) Hal
: Permohonan Bantuan Dana
Kepada Yth : Ketua Yayasan Akbid Kharisma Husada Binjai Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan rencana Penyuluhan saya yang berjudul, Cikungunyah. Untuk sudi kiranya Bapak Yayasan Akbid Kharisma Husada memberikan bantuan dana seperti yang terlampir pada proposal. Adapun nama saya adalah :
Nama
: Nurhafni, SKM., M.Kes
Pekerjaan
: Dosen Tetap Akbid Kharisma Husada Binjai
Demikian surat ini dibuat, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Binjai, Maret 2015
(Nurhafni, SKM. M.Kes)
Dana / pengeluaran untuk kegiatan pengabdian pada masyarakat Tahun 2015 No 1
Jenis pengeluaran
@ 1 Bus, 2x perjalanan
Transportasi untuk survei awal/lokasi Surat pengantar Surat undangan untuk kepala desa Surat undangan untuk kader desa yang bersangkutan dengan materi penyuluhan
2
Jumlah Rp.200.000
1 Bus, 2x perjalanan
RP.200.000
1 tenda x 300.000 50 kursi x 3000 per kursi, 10 meja x5000 per meja
Rp.500.000
_
_
50 gambar x 5000 per gambar
Rp.250.000
Transportasi penyuluhan 3 Peralatan/ perlengkapan Tenda, Kursi, Meja 4
5
LCD, leflet Pantom/ gambar/ poster Kuesioner/ lembar yang disebar konsumsi Snake
Nasi kotak
Minuman
Biaya tak terduga
Rp.200.000 100 kuesioner x 2000 per kuesioner RP.300.000 100 kotak x 3000 per kotak 50 nasi kotak x 10.000 per kotak
Rp.500.000
5 kotak x 10.000 per kotak Rp.50.000
Rp.300.000 Total Rp.2.500.000
YAYASAN KHARISMA HUSADA BINJAI AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA Jl. Padang Sidempuan No.18 Kel. Rambung Barat Kec. Binjai Selatan Kota Binjai Propinsi Sumatera Utara Email :
[email protected]/Fax : (061)8821859 Telp : (061) 8821859/0812-6319654/0813-62087557 No
:
/AKBID-KHB/III/2015
Lamp : 1 (satu) Hal
: Persetujuan Bantuan Dana
Kepada Yth : Dosen Tetap Akbid Kharisma Husada Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan surat permohonan tanggal 7 Maret 2015. Perihal Permohonan Bantuan Dana Penyuluhan. Dengan ini kami dari Yayasan Akbid Kharisma Husada bersedia memberikan bantuan dana kepada :
Nama
: Nurhafni, SKM. M.Kes
Pekerjaan
: Dosen Tetap Akbid Kharisma Husada Binjai
Demikian surat ini dibuat, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Binjai,
(Nurhafni, SKM., M.Kes)
ABSENSI PESERTA PENYULUHAN SMAN 3 BINJAI No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Nama
JK
NIS
Binjai, 13 Maret 2015
(.......................................)