LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)
PENGGUNAAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DESKRIPTIF BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VII 2 SMP NEGERI 1 RANAH BATAHAN
OLEH
RUSTON Penelitian ditulis untuk memenuhi sebahagian persyaratan pengusulan kenaikan pangkat/jabatan guru
SMP NEGERI 1 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT 2007
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi berarti memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan
budaya.
Kemampuan
berkomunikasi
adalah
kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa. Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa yang tercakup dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Keterampilan berbahasa lainnya adalah mendengar, berbicara dan menulis. Keempat keterampilan ini sangat penting untuk dikembangkan agar siswa dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis. Kemampuan memahami/menghasilkan teks bahasa Inggris sangat penting dimiliki oleh mereka yang sedang mempelajari bahasa Inggris terutama siswa yang berada pada jenjang pendidikan dasar. Kemampuan
memahami
teks
lisan/tulis
dikembangkan
melalui
keterampilan mendengarkan (listening) dan keterampilan membaca (reading).
Sedangkan
kemampuan
untuk
mengahasilkan
teks
lisan/tulis dikembangkan melalui keterampilan berbicara (speaking) dan menulis (writing). Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
1
2
Kemampuan memahami teks tulis sangat dibutuhkan untuk mendapatkan informasi baik bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Karena
itu
kemampuan
(kemampuan membaca)
memahami
teks
tulis
ini
sangat perlu dikembangkan. Dengan
kemampuan ini siswa akan dapat mengembangkan dirinya dengan membaca teks-teks yang dicetak dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Dalam
mata
pelajaran
bahasa
Inggris
tingkat
Sekolah
Menengah Pertama (SMP), siswa dituntut untuk dapat memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report. Masing-masing jenis teks ini memiliki langkah-langkah retorika tersendiri. Teks berbentuk descriptive berbeda langkah retorikanya bila dibandingkan dengan teks procedure, recount, narrative, atau report. Dengan demikian, cara memahami teks-teks tersebut akan berbeda pula. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Inggris kelas VII Semester 2 dinyatakan bahwa standar kompetensi membaca adalah memahami makna teks tulis fungsional dan esei pendek sangat sederhana berbentuk descriptive dan procedure yang berkaitan dengan lingkungan terdekat. Teks fungsional dapat berbentuk pengumuman, instruksi, dan daftar belanja.
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
3
Siswa sering menemui kesulitan dalam kegiatan membaca. Hal ini disebabkan berbagai aspek: tidak memiliki strategi membaca yang tepat, minimnya penguasaan kosakata, kurangnya minat membaca, kurang tersedianya bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan
dan
perkembangan
siswa,
metode
mengajar
yang
monoton, media pembelajaran (Ruston, 2006: 3-5). Faktor lain yang menyebabkan siswa sulit dalam memahami teks bahasa Inggris adalah kurangnya pengetahuan tentang langkahlangkah retorika untuk masing-masing jenis teks. Pembekalan pengetahuan kepada siswa tentang langkah-langkah retorika sangat efektif sebelum diberikan kegiatan membaca pemahaman. Di samping itu perlu juga dibekali dengan faktor-faktor pendukung lainnya seperti kosakata, frase, dan struktur kalimat yang lazim digunakan dalam teks tertentu. Penelitian tindakan kelas (action research) terhadap membaca pemahaman terutama memahami berbagai jenis teks berbahasa Inggris untuk siswa Sekolah Menegah Pertama beserta aspek-aspek yang berhubungan dengan membaca pemahaman sangat penting dilakukan. Dengan demikian siswa akan mampu menggali informasi apa yang terkandung dalam bahan bacaan yang dibaca siswa. Hal ini akan membantu untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam proses belajar mengajar.
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
4
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berkaitan dengan kemampuan memahami berbagai jenis teks bahasa Inggris yakni: 1) siswa tidak memiliki strategi membaca yang tepat, 2) minimnya penguasaan kosakata, 3) kurangnya minat membaca, 4) kurang tersedianya bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa, 5) metode mengajar yang monoton,6) media pembelajaran, 7) kurangnya pengetahuan tentang langkah-langkah retorika untuk masing-masing jenis teks. C. Batasan Masalah Mengingat banyaknya faktor yang memiliki pengaruh terhadap kemampuan memahami berbagi jenis teks bahasa Inggris, maka penelitian ini dibatasi pada kemampuan memahami teks descriptive sangat
sederhana
dan
penggunaan
gambar
sebagai
media
pembelajaran. Pembatasan ini dilakukan karena kedua faktor ini dianggap faktor yang dominan yang berhubungan dengan kemampuan memahami teks berbahasa Inggris pada siswa kelas VII SMP. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan gambar sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks descriptive sangat sederhana?” Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
5
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas tujuan penelitian adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks descriptive sangat sederhana dengan menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. F. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Guru bahasa Inggris dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami teks descriptive sangat sederhana. 2. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ranah Batahan dalam rangka meningkatkan kemampuan memahami teks descriptive sangat sederhana dengan menggunakan gambar.
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Agustien (2004:39-40) menyatakan bahwa mengajar bahasa Inggris atau bahasa apapun berarti mengajarkan dua ragam bahasa: lisan dan tulis. Kita tidak dapat berasumsi bahwa jika kita telah mengajar bagaimana membentuk kalimat dan mengenalkan kosakata serta ucapannnya maka otomatis siswa dapat menggunakannya dalam bahasa lisan dan tulis.
Elliott (1996: 384) mendefinisikan membaca pemahaman sebagai:
Reading comprehension, which is the ultimate object in any type of reading instruction, means that a reader not only recognizes words, but understands the concepts that the words represent. Reading a text, comprehending it, and later recalling it involve complex strategies (perceptual, linguistic, and conceptual operations) that take years to develop. Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang kompleks dan aktif yang membutuhkan keaktifan pembaca baik sebelum, ketika dan sedang membaca sehingga hasil yang akan didapat dari kegiatan membaca tersebut dapat maksimal (McWhorter, 1992: 377). Sejalan dengan itu, Grellet (1990:3) mengatakan bahwa membaca atau
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
6
7
memahami teks tertulis berarti mendapatkan informasi dari teks tersebut seefisien mungkin. Ur (2000: 138) mengatakan bahwa: reading means reading and
understanding. Sedangkan Mikulecky (1990: 72) mengatakan bahwa untuk mendapatkan pemahaman yang baik dalam membaca suatu artikel atau esei siswa harus dapat membedakan content words dengan function words. Function word ini adalah aspek yang paling penting dalam pengembangan kosakata yang terdiri dari kata ganti (pronoun), sinonim, hiponim, dan summary words sebagai penanda hubungan antara ide-ide dari suatu teks (seperti however, then, also,
etc.).
McWhorter (1986: 121-122) mengatakan bahwa bila membaca artikel dan esei, yang pertama sekali dilakukan adalah memahami materi bacaan. Membaca akan menjadi lebih mudah bila kita mengenal kerangka dan jenis artikel atau esei yang dibaca. Ada lima bagian utama dari sebuah artikel/esei yaitu 1) judul, 2) pendahuluan, 3) pernyataan utama, 4) informasi pendukung, dan 5) kesimpulan atau ringkasan. Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
8
Selanjutnya McWhorter (1986: 49-50) mengatakan bahwa grafik, tabel, dan gambar memberikan informasi yang sangat penting dari sebuah bahan bacaan. Dengan memperhatikan grafik, tabel, dan gambar tersebut akan memudahkan kita memahami teks. Membuat gambar, mewarnai, menandai peta, membuat daftar kejadian, dan/atau membuat diagram yang mengilustrasikan isi sebuah teks merupakan kegiatan membaca yang sangat mendukung untuk meningkatkan kemampuan memahami bahan bacaan (Ur, 2000: 146). Dengan demikian dalam pembelajaran membaca pemahaman dibutuhkan alat bantu yang dapat mempermudah siswa untuk memahami sebuah teks bahasa Inggris salah satu di antaranya adalah gambar.
B. Kerangka Berfikir Secara skematis kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Penggunaan Gambar (X)
Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Deskriptif (Y)
Gambar 1. Kerangka konseptual hubungan kedua variabel
C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah: “Dengan menggunakan gambar dapat meningkatkan
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
9
kemampuan memahami teks deskriptif sangat sederhana bahasa Inggris siswa kelas VII 2 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.”
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks deskriptif sangat sederhana dengan menggunakan gambar. B. Subjek Penelitian Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ranah Batahan terdiri dari 4 (empat) rombongan belajar yang berjumlah 124 orang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 2 yang berjumlah 32 orang. C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang belajar VII 2 SMP Negeri 1 Ranah Batahan. Sedangkan pelaksanaannya
dilakukan pada awal
semester 2 Tahun Pelajaran 2006/2007 yaitu dari Januari sampai dengan Pebruari 2007 seperti terlihat pada tebel berikut. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian BULAN / MINGGU KE NO
KEGIATAN
JANUARI 2007 1
1
Penyusunan Proposal
2
Persiapan perangkat/ media
3
Pelaksanaan siklus 1 dan refleksi
4
Pelaksanaan siklus 2 dan refleksi
5
Penulisan laporan tiap siklus
6
Penulisan laporan akhir
7
Seminar
8
Perbaikan laporan akhir
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
9
2
3
4
PEBRUARI 2007 5
1
2
3
4
11
D. Prosedur Penelitian Proses penelitian tindakan kelas ini melalui 4 (empat) tahapan pokok yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan refleksi. 1. Perencanaan a. Rencana Tindakan pada Siklus I Dalam tahap rencana tindakan pada siklus I ini kegiatankegiatan yang dilakukan sebagai berikut: 1) Menyusun persiapan mengajar. 2) Menyusun tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. 3) Menyediakan kertas kerja siswa. b. Rencana Tindakan pada Siklus II Rencana tindakan yang dilakukan pada tahap ini ditetapkan setelah refleksi tindakan pada siklus I dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ditemukan. Kekuatan yang ada pada siklus I lebih dioptimalkan dan kelemahan diminimalkan. 2. Pelaksanaan Kegiatan mempersiapkan
yang segala
dilakukan sesuatu
pada yang
tahap
ini
dibutuhkan
adalah untuk
melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu kesiapan guru sebagai peneliti, siswa sebagai subjek penelitian, materi, dan
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
12
media pembelajaran. Secara lebih rinci kegiatan-kegiatan tersebut adalah: a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang matang. b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. c. Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran secara serius tetapi
tidak
terpaksa
dengan
cara
menjelaskan
tujuan
pembelajaran. d. Menyediakan kertas kerja untuk kegiatan pembelajaran. e. Mengelola kelas dengan baik agar siswa tidak merasa dibedabedakan. f. Siswa mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan petunjuk yang diberikan. g. Semua kegiatan dilaksanakan pada saat belajar tatap muka reguler. 3. Pemantauan Pengamatan
dilakukan
oleh
teman
sejawat
sebagai
observer. Jenis instrumen yang digunakan adalah format/lembar observasi yang memuat: a. interaktif guru - siswa, siswa – guru, dan siswa – siswa. b. aktivitas guru selama proses pembelajaran. c. catatan lapangan. 4. Evaluasi dan Refleksi Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
13
Data yang diperoleh pada siklus I dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan pada siklus II. Sedangkan evaluasi pada siklus II dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini.
E. Instrumen Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII 2 SMP Negeri 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat berjumlah 32 orang dengan latar belakang yang beragam. 2. Instumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: -
Lembaran observasi yang diadopsi dari Richards (2002).
-
Tes yang dilakukan setiap pertemuan.
F. Teknik Pengolahan Data Untuk mengukur kemampuan memahami teks deskriptif bahasa Inggris siswa kelas VII 2 digunakan rumus: Skor rata-rata PR =
X 100 Skor maksimum
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
14
Pencapaian
responden
dikategorikan/dikelompokkan
tabel berikut (Sudjana, 1982). Tabel 2. Kelas Ketercapaian No
% Ketercapaian
1 2 3 4 5
90 –100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 0 – 54
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Tidak baik atau gagal
seperti
15
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 2 siklus. Berikut ini disajikan pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan, implementasi tindakan, refleksi dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis. A. Siklus I 1. Perencanaan Penelitian Gambar, tabel dan grafik dapat memberikan informasi penting tentang isi bacaan. Dengan memperhatikan gambar, tabel dan atau grafik sangat membantu dalam memahami sebuah teks. Dengan demikian, materi bacaan berbentuk teks deskriptif pada setiap proses pembelajaran diberikan gambar sebagai alat bantu untuk mempermudah memahami teks. 2. Implementasi Tindakan a. Persiapan Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan sesuai dengan rencana tindakan maka perlu dipersiapkan semua aspek yang meliputi: kesiapan guru, siswa, materi, media dan observer. 14 Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
16
Sebelum pelaksanaan tindakan, guru mempersiapkan perangkat
pembelajaran:
silabus,
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, handout, alat/media pembelajaran, dan alat penilaian pencapaian tujuan. b. Pelaksanaan Alokasi waktu untuk mata pelajaran bahasa Inggris kelas VII per minggu selama 160 menit atau 4 jam tatap muka yang dibagi menjadi 2 tatap muka. Pelaksanaan tindakan dimulai pada minggu kedua Januari 2007 yaitu setiap Kamis dan Sabtu dari jam 07.30 sampai dengan 08.50 WIB di ruang kelas VII 2. c. Pemantauan Penelitian Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang bertindak sebagai kolaborator sekaligus menjadi observer. Observer memiliki latar pendidikan Bahasa Inggris. Observer memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di dalam ruang
belajar
selama
proses
pembelajaran.
Observer
berpedoman kepada lembar observasi yang didiskusikan sehari menjelang tatap muka. Monitoring dilakukan setiap tatap muka. Hasil monotoring langsung diberikan observer kepada peneliti setelah selesai pembelajaran setiap hari.
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
17
d. Refleksi Hasil Penelitian Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran, maka dilakukan tes setiap tatap muka. Deskripsi hasil penilaian pada tes yang diberikan pada siklus I secara umum dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Descriptive Statistics Siklus I N
Range
Min
Max
Mean
Standard Deviation
Variance
Nilai 1. 1
31
50.00
30.00
80.00
59.35
12.09283
146.237
Nilai 1. 2
32
50.00
40.00
90.00
63.75
10.99853
120.968
Nilai 1. 3
31
50.00
40.00
90.00
66.45
11.12007
123.656
Gambaran yang lebih rinci tentang distribusi nilai masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut ini. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 1 Nilai Valid
Missing
Frequency 30.00
1
40.00
3
50.00
5
60.00
13
70.00
6
Percent 3.1
Valid Percent 3.2
3.2
9.4
9.7
12.9
15.6
16.1
29.0
40.6
41.9
71.0
18.8
19.4
90.3 100.0
80.00
3
9.4
9.7
Total
31
96.9
100.0
1 32
3.1 100.0
System Total
Cumulative Percent
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 60,00 sebanyak 41,9%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 30,00 sebanyak 3,2%. Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
18
Berikut ini dapat digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 1 seperti terlihat pada gambar 2 berikut.
14
12
10
8
6
4
Std. Dev = 12.09
2
Mean = 59.4 N = 31.00
0 30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
Nilai 1. 1
Gambar 2. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 1 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 59,4 dan simpangan baku sebesar 12,09 serta tingkat pencapaian skor sebesar 74,25% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
40.00
1
3.1
3.1
3.1
50.00
5
15.6
15.6
18.8
60.00
13
40.6
40.6
59.4
70.00
8
25.0
25.0
84.4
80.00
4
12.5
12.5
96.9
90.00 Total
1 32
3.1 100.0
3.1 100.0
100.0
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
19
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 60,00 sebanyak 40,6%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 40,00 dan 90,00 masing-masing sebanyak 3,1%. Di bawah ini dapat pula digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 2 seperti terlihat pada gambar 3.
14
12
10
8
6
4
Std. Dev = 11.00
2
Mean = 63.8 N = 32.00
0 40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
Nilai 1. 2
Gambar 3. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 2 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 63,8 dan simpangan baku sebesar 11,00 serta tingkat pencapaian skor sebesar 70,89% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup.
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
20
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 3 Frequency Valid
Missing
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
40.00
1
3.1
3.2
3.2
50.00
4
12.5
12.9
16.1
60.00
7
21.9
22.6
38.7
70.00
13
40.6
41.9
80.6
80.00
5
15.6
16.1
96.8
90.00
1
3.1
3.2
100.0
Total
31
96.9
100.0
System
1 32
3.1 100.0
Total
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 70,00 sebanyak 41,9%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 40,00 dan 90,00 masing-masing sebanyak 3,2%. Histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 3 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 4 berikut.
14
12
10
8
6
4
Std. Dev = 11.12
2
Mean = 66.5 N = 31.00
0 40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
Nilai 1. 3
Gambar 4. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 3 Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
21
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 66,5 dan simpangan baku sebesar 11,12 serta tingkat pencapaian skor sebesar 73,89% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup.
B. Siklus II 1. Perencanaan Penelitian Berdasarkan hasil refleksi siklus I yang dilakukan secara berkolaborasi dengan observer rekan sejawat, hal-hal yang perlu disempurnakan dalam tindakan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut: a. Membuat gambar dengan memberikan label pada setiap bagian gambar. b. Mengalokasikan waktu yang lebih banyak untuk mendiskusikan gambar dan bagian-bagiannya.
2. Implementasi Tindakan a. Persiapan Sama halnya dengan rencana tindakan pada siklus I, maka pada siklus II perlu pula dipersiapkan semua aspek yang meliputi: kesiapan guru, siswa, materi, media dan observer. Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
22
Sebelum pelaksanaan tindakan, guru mempersiapkan perangkat
pembelajaran:
silabus,
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, handout, alat/media pembelajaran, dan alat penilaian pencapaian tujuan. b. Pelaksanaan Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan pada ruang kelas dan subjek serta periode (jam pelajaran) yang sama dengan siklus I. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk siklus II sama dengan alokasi waktu siklus I yaitu 2 x 40 menit setiap tatap muka. Namun alokasi waktu yang digunakan untuk mendiskusikan gambar dan bagian-bagiannya lebih banyak bila dibandingkan dengan waktu yang dipakai pada siklus I. c. Pemantauan Penelitian Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang bertindak sebagai kolaborator dan observer pada siklus I. Observer memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di dalam ruang belajar selama proses pembelajaran. Observer berpedoman kepada lembar observasi yang diisi setiap tatap muka. Hasil monotoring langsung diberikan observer kepada peneliti setelah selesai pembelajaran setiap hari. d. Hasil Penelitian
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
23
Deskripsi hasil penilaian pada tes yang diberikan pada siklus II secara umum dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Descriptive Statistics Siklus II N
Range
Min
Max
Mean
Standard Deviation
Variance
Nilai 2. 1
31
50.00
50.00
100.00
70.32
13.28756
176.559
Nilai 2. 2
30
40.00
50.00
90.00
73.66
11.29032
127.471
Nilai 2. 3
32
30.00
60.00
90.00
73.12
8.95779
80.242
Gambaran yang lebih rinci tentang distribusi nilai masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut ini. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 1 Frequency Valid
Valid Percent
Cumulative Percent
50.00
4
12.5
12.9
12.9
60.00
7
21.9
22.6
35.5
70.00
9
28.1
29.0
64.5
80.00
8
25.0
25.8
90.3
90.00
1
3.1
3.2
93.5 100.0
100.00 Missing
Percent
2
6.3
6.5
Total
31
96.9
100.0
System
1 32
3.1 100.0
Total
Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 70,00 sebanyak 38,7%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 90,00 sebanyak 3,2%. Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 1 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 5 di bawah ini.
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
24
10
8
6
4
2 Std. Dev = 13.29 Mean = 70.3 N = 31.00
0 50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Nilai 2. 1
Gambar 5. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 1 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 70,3 dan simpangan baku sebesar 13,29 serta tingkat pencapaian skor sebesar 70,3% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 2 Frequency Valid
Missing
50.00
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
6.3
6.7
6.7
60.00
4
12.5
13.3
20.0
70.00
10
31.3
33.3
53.3
80.00
9
28.1
30.0
83.3
90.00
5
15.6
16.7
100.0
Total
30
93.8
100.0
System
2 32
6.3 100.0
Total
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
25
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 70,00 sebanyak 30%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 100 sebanyak 3,3%. Berikut ini dapat pula digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 2 seperti terlihat di bawah ini.
12
10
8
6
4
2
Std. Dev = 11.29 Mean = 73.7 N = 30.00
0 50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
Nilai 2. 2
Gambar 6. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 2 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 73.7 dan simpangan baku sebesar 11,29 serta tingkat pencapaian skor sebesar 81,9% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik.
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
26
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
60.00
6
18.8
18.8
18.8
70.00
13
40.6
40.6
59.4
80.00
10
31.3
31.3
90.6
90.00 Total
3 32
9.4 100.0
9.4 100.0
100.0
Tabel
10
di atas
menunjukkan
bahwa
frekuensi
terbanyak berada pada nilai 70,00 sebanyak 31,3%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 50, 90 dan 100 masing-masing sebanyak 6,3%. Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 3 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 7 berikut.
14
12
10
8
6
4
Std. Dev = 8.96
2
Mean = 73.1 N = 32.00
0 60.0
70.0
80.0
90.0
Nilai 2. 3
Gambar 7. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 3
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
27
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 73.1 dan simpangan baku sebesar 8,96 serta tingkat pencapaian skor sebesar 81,2% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik. C. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Dengan menggunakan
gambar
dapat
meningkatkan
kemampuan
untuk
memahami teks deskriptif sangat sederhana bahasa Inggris siswa kelas VII 2 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.” Secara umum perolehan setiap siswa pada tes yang dilakukan pada siklus II lebih besar bila dibandingkan dengan perolehan pada siklus I seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Siklus I dan II N
I
L
A
I
No. urut siswa
I
II
III
JLH
RT
I
II
III
JLH
RT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
40 50 70 70 60 50 70 70 60 60 60 60 40 70 80
60 50 70 70 70 40 60 60 60 60 60 60 50 80 90
50 60 80 60 70 . 70 70 80 70 70 60 60 80 80
150 160 220 200 200 90 200 200 200 190 190 180 150 230 250
50.00 53.33 73.33 66.67 66.67 45.00 66.67 66.67 66.67 63.33 63.33 60.00 50.00 76.67 83.33
70 70 80 80 80 50 . 60 60 70 80 70 50 90 100
60 70 90 80 70 80 70 80 80 80 90 70 . 90 90
70 70 80 70 70 60 80 70 70 70 80 80 60 90 80
200 210 250 230 220 190 150 210 210 220 250 220 110 270 270
66.67 70.00 83.33 76.67 73.33 63.33 75.00 70.00 70.00 73.33 83.33 73.33 55.00 90.00 90.00
SIKLUS I
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
RT Sik II – RT Siklus I
SIKLUS II
16.67 16.67 10.00 10.00 6.67 18.33 8.33 3.33 3.33 10.00 20.00 13.33 5.00 13.33 6.67
28
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
60 50 60 60 60 70 60 80 40 60 50 60 . 80 30 50 60
70 60 80 70 60 60 80 70 50 60 50 70 60 80 50 60 70
60 50 70 70 70 70 70 80 60 70 60 70 50 90 40 50 70
190 160 210 200 190 200 210 230 150 190 160 200 110 250 120 160 200
Rata-rata
63.33 53.33 70.00 66.67 63.33 66.67 70.00 76.67 50.00 63.33 53.33 66.67 55.00 83.33 40.00 53.33 66.67
70 60 80 70 60 70 70 100 50 80 60 80 60 80 50 60 70
70 60 80 70 50 80 80 90 50 70 70 70 . 80 60 60 70
80 60 80 70 70 80 80 90 60 70 70 80 70 90 60 60 70
220 180 240 210 180 230 230 280 160 220 200 230 130 250 170 180 210
62,92
73.33 60.00 80.00 70.00 60.00 76.67 76.67 93.33 53.33 73.33 66.67 76.67 65.00 83.33 56.67 60.00 70.00
10.00 6.67 10.00 3.33 -3.33 10.00 6.67 16.67 3.33 10.00 13.33 10.00 10.00 0.00 16.67 6.67 3.33
72.14
9.22
Pada tabel 11 kelihatan bahwa rata-rata pada siklus I adalah 62,92. Sedangkan rata-rata pada siklus II adalah 72,14. Terdapat selisih antara kedua siklus sebesar 9,22 yang berarti bahwa perolehan siswa pada siklus II lebih tinggi dari siklus I. Selanjutnya persentase ketercapaian siswa pada siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan ketercapaian pada siklus I seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 12. Rekapitulasi Skor Perolehan Siswa Siklus
I
II
Pertemuan ke
% Ketercapaian
Kategori
1
74,25
Cukup
2
70,89
Cukup
3
73,89
Cukup
1
70,30
Cukup
2
81,90
Baik
3
81,20
Baik
Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat diterima. Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
29
D. Diskusi Berdasarkan
hasil
penelitian
di
atas
ternyata
bahwa
penggunaan gambar dapat meningkatkan kemampuan memahami teks deskriptif sangat sederhana bahasa Inggris siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat McWhorter (1986: 49-50) mengatakan bahwa grafik, tabel, dan gambar memberikan informasi yang sangat penting dari sebuah bahan bacaan. Dengan memperhatikan grafik, tabel, dan gambar tersebut akan memudahkan kita memahami teks. Membuat gambar, mewarnai, menandai peta, membuat daftar kejadian, dan/atau membuat diagram yang mengilustrasikan isi sebuah teks merupakan kegiatan membaca yang sangat mendukung untuk meningkatkan kemampuan memahami bahan bacaan (Ur, 2000: 146). Jadi pembelajaran dengan menggunakan gambar dapat meningkatkan
kemampuan
memahami
teks
deskriptif
sangat
sederhana bahasa Inggris siswa kelas VII 2 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bedasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami teks deskriptif sangat sederhana dalam mata pelajaran bahasa Inggris. 2. Pemberian label pada bagian-bagian gambar dan didiskusikan sebelum kegiatan membaca pemahan dapat membantu siswa untuk memahami teks deskriptif sangat sederhana. 3. Penguasaan siswa untuk memahami teks deskriptif sangat sederhana dengan menggunakan gambar sebesar 75,5% dan masuk
kategori
cukup.
Sedangkan
penguasaan
dengan
menggunakan gambar dan label bagian-bagian gambar sebesar 80% dan ini masuk kategori baik. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Gambar sebaiknya digunakan sebagai alat bantu untuk memahami teks deskriptif sangat sederhana dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
29
31
2. Gambar sebaiknya diberikan label pada bagian-bagian yang dibutuhkan untuk lebih mudah memahami teks deskriptif sangat sederhana karena siswa kelas VII masih tergolong pemula dalam mempelajari bahasa Inggris khususnya membaca pemahaman. 3. Agar
kemampuan
siswa
memahami
teks
deskriptif
sangat
sederhana menjadi lebih baik, maka guru bahasa Inggris diharapkan
terus
mengembangkan
membelajarkan siswa.
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan
kemampuannya
untuk
32
DAFTAR PUSTAKA
Agustien, Helena I.R. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Inggris. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Elliott, Stephen N. 1996. Educational Psychology: Effective teaching effective learning. Maison: Brown & Benchmark Publishers. Grellet, Francoise. 1990. Developing Reading Skills: A Practical Guide to Reading Comprehension Exercises. Cambridge: Cambridge University Press. McWhorter, Kathleen T. 1986. Guide to College Reading. Boston: Little Brown and Company. _______. 1992. Efficient and Flexible Reading. New York: Harper Collins Publishhers. Mikulecky, Beatrice, S. 1990. A Short Coursed in Teaching Reading Skills. New York: Addison-Wesley Publishing Company. Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Statistik dan Rancangan Percobaan dengan Menggunakan SPSS 12. Jakarta: PT Elexmedia Computindo. Richards, Jack C. 2002. Curriculum Development in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. Ruston. 2006. Kontribusi Strategi Membaca dan Penguasaan Kosakata terhadap Kemampuan Memahami Alinea Bahasa Inggris Siswa Kelas II SMP Negeri 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. Tesis. Padang: PPs Universitas Negeri Padang. Sudjana. 1982. Teknik Analisis Korelasi dan Regresi. Bandung: Transito. Ur, Penny. 2000. A Course in Language Teaching: Practice and Theory. Cambridge: Cambridge University Press.
Drs. Ruston, M. Pd. - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan