i Penelitian Kependidikan Program PJJ - PGSD - Batang
LAPORAN PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR DOMINAN KEMANDIRIAN BELAJAR SEBAGAI FAKTOR KUNCI KESUKSESAN PENCAPAIAN KOMPETENSI HASIL BELAJAR MAHASISWA
Tim Peneliti Dr. Mawardi, M.Pd Dr. Wasitohadi, M.Pd Drs. Suroso, M.Pd
PROGRAM SKGJ/PJJ PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015 i
ii
L E M B A R Judul Kegiatan
P E N G E S A H A N
: ANALISIS FAKTOR DOMINAN KEMANDIRIAN BELAJAR SEBAGAI FAKTOR KUNCI KESUKSESAN PENCAPAIAN KOMPETENSI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM SKGJ PGSD
Ketua Peneliti : Dr.Mawardi, M.Pd Program Studi
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Nomor HP
: 085866344475
Surel (e-mail)
:
[email protected]
Anggota
: Dr.Wasitohadi, M.Pd Drs.Suroso,M.Pd Sulastri, NIM: 292011187 Maria Ni Made Dwi Lestari, NIM: 292011020
Penanggung jawab
: Dr.Yari Dwikurnaningsih, M.Pd selaku dekan FKIP
Waktu Pelaksanaan
: 1 semester (6 bulan)
Biaya Smt berjalan
: Rp. 15.000.000,00
Biaya Keseluruhan
: Rp. 15,000.000,00
Salatiga, 21 September 2015 Ketua Program Studi PGSD
Ketua Peneliti,
Herry Sanoto, S.Si., M.Pd
Dr. Mawardi, M.Pd
Mengetahui/Menyetujui
Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd. Dekan FKIP
Neil S. Rupidara, SE., M.Sc., Ph.D.
Teguh Wahyono, S.Kom, M.Cs.
Pembantu Rektor V
Pembantu Rektor II
ii
iii
ABSTRAK Program peningkatan kualifikasi guru SD yang memungkinkan guru memiliki kesempatan lebih luas dengan tidak mengganggu tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru salah satunya adalah program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Program PJJ ini lebih bersifat distance learning dan self instruction, oleh karena itu secara teoretik kesuksesan pencapaian kompetensi hasil belajar ditentukan oleh kondisi kemandirian belajar mahasiswa tersebut. Pemantauan kondisi kemandirian belajar mahasiswa tersebut menjadi tanggung jawab para pengajar, sehingga penelitian ini dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengenal faktor-faktor dominan kemandirian belajar manakah yang berkontribusi terhadap kesuksesan pencapaian kompetensi hasil belajar mahasiswa program PJJ PGSD dan untuk mengetahui perbedaan kesuksesan mahasiswa perempuan dan laki-laki. Penelitian ini dirancang berdasarkan pendekatan kuantitatif. Ditinjau dari jenis metodenya, termasuk jenis penelitian survey. Dilihat dari tingkat eksplanasinya termasuk penelitian deskriptif. Subyek penelitian para mahasiswa program PJJ PGSD UKSW Salatiga yang berstatus sebagai guru SD. Data primer penelitian dikumpulkan melalui pengukuran tingkat kemandirian belajar mahasiswa dan kompetensi hasil belajar mahasiswa. Instrument penelitian menggunakan instrument skala kemandirian belajar mahasiswa. Sedangkan data hasil belajar diperoleh melalui studi dokumen daftar nilai mahasiswa. Instrumen skala kemandirian belajar mahasiswa terdiri dari 30 item dan telah diuji tingkat reliabilitasnya () = 0,831. Instrumen tes hasil belajar terdiri dari 45 dan hasil uji reliabilitas tes Alpha sebesar 0,954. Teknik dianalisis data menggunakan teknik analisis statistik Chi Square Friedman Test untuk melihat mean rank serta uji ANCOVA untuk menguji peran kemandirian belajar sebagai variabel moderator pencapaian kompetensi hasil belajar mahasiswa berdasarkan jenis kelaminnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua faktor dominan kemandirian belajar mahasiswa program PJJ PGSD Batang yang menentukan kesuksesan belajarnya adalah faktor berbekal pengetahuan awal (mean rank = 3,41) dan faktor belajar aktif (mean rank = 2,74). Faktor-faktor yang lain secara berurutan adalah motivasi diri (mean rank = 2,01), dan berorientasi pada tujuan (mean rank = 1,84). Ada perbedaan kesuksesan belajar mahasiswa program PJJ PGSD Batang perempuan dan laki-laki yang dimoderatori oleh kemandirian belajarnya. Simpulan ini didasarkan pada data rata-rata hasil belajar mahasiswa laki-laki (62,4) lebih rendah dari rata-rata hasil belajar mahasiswa perempuan (78,2). Signifikansi simpulan tersebut didukung dengan hasil uji ANCOVA pada varian jenis kelamin, dimana nilai F hitung sebesar 15,77 dengan signifikansi hitung 0,000. Besaran nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 0,050 berarti nilai F signifikan. Artinya bahwa ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam pencapaian hasil belajar yang dimoderaori oleh kemandirian belajarnya. Kata kunci: kemandirian belajar, hasil belajar, program SKGJ
iii
iv
PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan ketekunan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun laporan akhir penelitian kependidikan program PJJ-PGSD ini. Penelitian kependidikan pada program PJJ-PGSD merupakan salah satu kegiatan yang strategis. Pada satu sisi, hasil penelitian merupakan bukti kinerja aktivitas dosen dalam melaksanakan salah satu dharma dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pada sisi lain, hasil penelitian dapat memberikan masukan kepada program studi PGSD FKIP UKSW untuk mengimplementasikan temuan-temuan. Lebih lanjut pelibatan mahasiswa dalam penelitian ini dapat menjadi sarana knowledge transfer, mahasiswa dapat memperoleh dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih kaya. Penyelesaian laporan akhir penelitian ini tidak lepas dari bantuan dari bebagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang yang telah mengijinkan kegiatan perkuliahan mahasiswa program PJJ – PGSD FKIP UKSW Salatiga.
2.
Pembantu Rektor V Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UKSW Salatiga yang telah memberikan persetujuan untuk melakukan penelitian.
3.
Kepala Biro Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah membantu proses administrasi penelitian.
4.
Dekan FKIP - UKSW Salatiga yang telah memberikan persetujuan untuk melaksanakan penelitian.
5.
Ketua Program Studi PGSD FKIP – UKSW Salatiga yang telah memfasilitasi kegiatan penelitian ini.
6.
Para mahasiswa Program PJJ PGSD FKIP UKSW dari Kabupaten Batang yang telah meluangkan waktu untuk melakukan FGD. Salatiga, 21 September 2015 Ketua Tim Peneliti
Dr. Mawardi, M.Pd
iv
v
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL …………………………..…………………………..…
i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
ii
ABSTRAK ...........................................................................................................
iii
PRAKATA...........................................................................................................,
iv
DAFTAR ISI …………………………..…………………………..…………....
v
DAFTAR TABEL.................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
vii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………….............................
1
A. Latar Belakang ..............……………………………………………........
1
B. Tujuan Khusus .........................................................................................
4
C. Urgensi (keutamaan) Penelitian ..............................................................
5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA………………………….....................................
6
A. Hakikat Program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) PGSD ............................
6
B. Kemandirian Belajar Mahasiswa............................................................
7
C. Hubungan Kemandirian Belajar dan Kompetensi HasilBelajar Maha – siswa ......................................................................................................
10
BAB 3. METODE PENELITIAN………………….......................................
15
A. Jenis Penelitian ......................................................................................
15
B. Subyek Penelitian ..................................................................................
15
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.............................................
16
D. Teknik Analisis Data .............................................................................
19
BAB 4. HASILDAN PEMBEHASAN…………………................................
20
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian............................................................
20
1. Deskripsi Data Tingkat kemandirian dan Hasil Beajar Mahasiswa ....
20
2. Data Hasil Analisis Faktor dominan Kemandirian Belajar ................
22
3. Data Uji perbedaan Hasil Belajar Laki-laki dan Perempuan yang dimoderatori oleh Kemandirian Belajarnya ........................................
24
4. Deskripsi Hasil FGD ..........................................................................
27
B. Pembahasan ...........................................................................................
27
1. Faktor Dominan Kemandirian Belajar Mahasiswa.............................
30
2. Perbedaan Kemandirian dan Hasil Belajar Mahasiswa Laki-laki dan v
vi
Perempuan.............................................................................................
32
BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
34
A. Simpulan ............................................................................................
34
B. Saran ..................................................................................................
34
vi
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Kisi-kisi rubrik skala kemandirian belajar mahasiswa...................
Tabel 2
Deskripsi Statistik Tingkat Kemandirian dan Hasil Belajar Mahasiswa PJJ Batang...................................................................
Tabel 3
20
Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian Belajar Mahasiswa PJJ Batang...................................................................
Tabel 4
16
21
Distribusi Frekuensi Faktor-faktor Kemandirian Belajar Mahasiswa.....................................................................................
23
Tabel 5
Mean Ranks Faktor kemandirian belajar mahasiswa....................
24
Tabel 6
Ringkasan Uji ANCOVA..............................................................
25
Tabel 7
Ringkasan Parameter Estimates Hubungan Linier antara Kemandirian belajar dengan Kompetensi Hasil Belajar ..............
26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Skema Komponen dan Indikator Skala Kemandirian Belajar........ Grafik Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian dan Hasil Belajar............................................................................................. Grafik estimasi dampak Kemandirian belajar terhadap Hasil Belajar Mahasiswa ........................................................................
7 22 27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Skala Kemandirian belajar mahasiswa....................................................
38
Lampiran 2
Data Induk skor kemandirian dan hasil belajar mahasiswa ...................
47
vii
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik S-1/D-4. Bagi guru yang belum memiliki kualifikasi tersebut, diberi waktu sampai dengan tahun 2015. Ketentuan ini disatu sisi sebagai starting point peningkatan SDM pendidikan, namun disisi yang lain menimbulkan kegamangan. Data dari Direktorat Jendral PMPTK (2010), jumlah guru dari berbagai satuan pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB) yang harus ditingkatkan kualifikasi akademiknya mencapai 1.456.491 orang guru, data ini belum termasuk guru di bawah pengelolaan Departemen Agama (RA, MI, MTs, MA, dan MAK). Sementara itu Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) mencatat, hingga akhir 2013 jumlah guru yang belum sarjana atau D-IV mencapai 1.034.080 orang. Artinya selama tiga tahun hanya mampu meluluskan 422,411 guru S1. Sampai dengan tahun 2016, setiap tahun pemerintah harus menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi akademik guru sebanyak 227.733 orang. Sebuah pekerjaan yang sangat berat, oleh karenanya dibutuhkan terobosan model percepatan pendidikan yang memadai. Lebih lanjut Dirjen PMPTK menyebutkan bahwa lebih dari 50% guru yang belum berkualifikasi S1 atau D-IV tersebut merupakan guru SD. Solusi alternatif yang ditawarkan dalam penyelenggaraan pendidikan sarjana (S1) yang memungkinkan guru memiliki kesempatan lebih luas dengan tidak mengganggu tugas dan tanggung jawabnya adalah penyelenggaraan program Sarjana (S-1) Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Program PJJ diharapkan dapat mewujudkan sistem penyelenggaraan pendidikan guru yang efisien, efektif, dan akuntabel serta menawarkan akses layanan pendidikan yang lebih luas tanpa mengabaikan kualitas dan mengganggu tugas tugas profesionalnya sehari-hari. Sehubungan dengan hal tersebut, dikembangkan rambu-rambu penyelenggaraan program PJJ sebagai acuan bagi perguruan tinggi penyelenggara yang telahmendapat ijin penyelenggaraan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Program ini dilaksanakan oleh 1
2
penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang dalam proses perkuliahannya menggunakan pendekatan
dual
mode,
yaitu
melalui
pengintegrasian sistem
pembelajaran konvensional (tatap muka di kampus) dan sistem pembelajaran mandiri, didukung oleh pemanfaatan multimedia secara efektif dan efisien. Kurikulum yang digunakan dalam program PJJ adalah kurikulum yang berlaku dimasing-masing peguruan tinggi penyelenggara. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang menjadi acuan kurikulum mengacu pada Permendiknas Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yang
meliputi
empatkompetensi
utama,
yaitu:
kompetensi
pedagogik,
kompetensikepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dalam implementasinya,
kurikulum
program
PJJ
didesain
dengan
tepatsehingga
memungkinkan adanya kelompok mata kuliah yang dilaksanakanmelalui kegiatan pembelajaran tatap muka di kampus dan kelompok matakuliah yang bisa dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran mandiri (self-instruction), baik dengan tutorial maupun tanpa tutorial. Penetapan kelompok mata kuliah tatap muka di kampus didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut mensyaratkan adanya praktik atau praktikum atau mata kuliah lain yang menurut pertimbangan perguruan tinggi penyelenggara harus dilaksanakan melalui perkuliahan tatap muka. Penetapan kelompok mata kuliah melalui pembelajaran mandiri dengan layanan tutorial adalah mata kuliah yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi dan untuk pengembangan kompetensi pedagogik dan profesional. Penetapan kelompok matakuliah melalui pembelajaran mandiri tanpa tutorial didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Perbedaan esensial antara program PJJ dengan program reguler pada hakikatnya terdapat dalam pelaksanaan atau proses pembelajaran. Proses pembelajaran dalam program PJJ dilaksanakan melalui pengintegrasian kegiatan perkuliahan tatap muka di kampus dan atau perkuliahan termediasi dan kegiatan pembelajaran mandiri. Pembelajaran mandiri dilaksanakan dengan tutorial dan atau tanpa tutorial. Kegiatan pembelajaran program PJJ ini dilaksanakan secara tersendiri, dalam arti tidak boleh dilakukan secara bersama-sama dengan kegiatan pembelajaran kelas reguler.
2
3
Berdasarkan uraian tentang rambu-rambu penyelenggaraan program PJJ PGSD, nampak jelas bahwa penekanan perkuliahan pada program PJJ PGSD adalah pada perkuliahan mandiri dengan menggunakan media pembelajaran jarak jauh. Model perkuliahan menggunakan e-Learning dengan tugas-tugas mandiri merupakan salah satu model teoretis yang dipandang relevan. Dabbagh & Bannan-Ritland (2005: 165) menyatakan bahwa kesuksesan pembelajaran jarak jauh berbasis e-Laerning tergantung sejauhmana dosen yang bersangkutan mengintegrasikan karakteristik kemandirian belajar mahasiswa dan kemampuan ICT sebagai input proses pembelajaran. Kemandian belajar merupakan kondisi
dimana
mahasiswa
merencanakan,
mengelola,
mengontrol
diri
dan
merefleksikan proses belajarnya sendiri untuk mencapai kompetensi tertentu. Pembelajar mandiri mampu menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, menentukan tujuan, mengidentifikasi sumber bahan-bahan belajar, aktif memilih dan melaksanakan strategi belajarnya, dan merefleksikan hasilnya (Dabbagh & Bannan-Ritland, 2005: 223). Sementara itu, Haris Mudjiman (2011: 9) mendefinisikan kemandirian belajar merupakan kondisi kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Berdasarkan uraian tentang hakikat kemandirian belajar dan rambu-rambu pelaksanaan program PJJ yang lebih bersifat distance learning dan self instruction, nampak bahwa secara teoretik kesuksesan pencapaian kompetensi hasil belajar ditentukan oleh kondisi kemandirian belajar mahasiswa tersebut. Oleh karena itu sangat penting untuk memantau kondisi kemandirian belajar para mahasiswa. Berbagai penelitian tentang kontribusi kemandirian belajar terhadap pencapaian kompetensi hasil belajar mahasiswa. Misalnya penelitian Stewart (2007) yang menemukan bahwa ada korelasi positif linier antara Self-directed Learning Readiness (SDLRS) dengan IPK para mahasiswa teknik sipil Griffith University - Gold Coast, Australia ( r = 0,70). Temuan ini berarti bahwa para mahasiswa yang memiliki tingkat kesiapan belajar mandiri yang tinggi akan mencapai IPK yang tinggi pula, demikian sebaliknya. Penelitian Maung, Abas & Abdullah, (2007) menemukan fenomena bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual dan verbal terhadap proses belajar mandiri dan hasil belajarnya. Analisis lanjutan 3
4
terhadap temuan tersebut menunjukan bahwa para wanita ternyata memiliki tingkat kesiapan belajar mandiri lebih tinggi dibandingkan dengan pria (F = .99, p < .05). Temuan penelitian senada dilaporkan oleh Reio & Davis (2005) bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita berkaitan dengan tingkat SDLRS dan pencapaian kompetensi belajar. Demikian juga Hiemstra (2006) melaporkan hasil penelitian bahwa ada perbedaan hubungan antara intensitas penggunaan internet dengan tingkat belajar mandiri pada pria dan wanita. Fenomena menarik berkaitan dengan hubungan antara kemandirian belajar mahasiswa dengan kompetensi hasil belajar adalah faktor gender nampaknya berpengaruh. Pengalaman peneliti dan studi awal yang dilakukan menemukan fenomena bahwa rata-rata tingkat kemandirin belajar mencapai 51%. Angka ini diperoleh dari rata-rata pengiriman tugas tutorial online yang sesuai dengan agihan waktu pengiriman melalui e-mail maupun melalui portal fleksibel learning. Kondisi kemandirian belajar yang masih rendah ini berdampak pada pencapaian kompetensi hasil belajar yang rendah pula. Hasil rekapitulasi kompetensi hasil belajar mahasiswa mendapatkan data bahwa mean skor kompetensi hasil belajar mahasiswa mencapai 58. Mencermati berbagai hasil penelitian tentang kondisi kemandirian belajar dan kaitannya dengan pencapaian kompetensi hasil belajar, serta fenomena faktor gender yang terbukti berpengaruh terhadap kondisi kemandirian belajar itu sendiri maupun kontribusinya terhadap pencapaian hasil beljar, maka menjadi kewajiban bagi dosen untuk memantau kondisi mereka. Pemetaan kondisi kemandirian belajar mahasiswa dapat digunakan untuk pembinaan dan pemberian dorongan eksternal agar kondisi kemandirian belajar tersebut dapat ditingkatkan. B. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui secara empirik dua faktor dominan kemandirian belajar manakah yang berkontribusi terhadap kesuksesan belajar mahasiswa program SKGJ PGSD, 2) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kesuksesan belajar mahasiswa program SKGJ PGSD perempuan dan laki-laki yang dimoderatori oleh kemandirian belajarnya.
4
5
C. Urgensi (Keutamaan) Penelitian Secara konseptual, urgensi penelitian ini mencari justifikasi teoretik konsep kemandirian belajar yang memiliki potensi mensukseskan belajar mahasiswa melalui buktibukti empirik. Konsep kemandirian belajar yang hakikatnya merupakan kondisi psiko-sosial mahasiswa sebagai wujud penerapan model belajar mandiri meliputi komponen kegiatan belajar aktif; adanya motif atau niat belajar, dorongan mencapai kompetensi, dan didasarkan pada paradigma konstruktivisme, yaitu pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh pembelajar dapat digunakan untuk mengolah informasi yang diperoleh dari sumber belajar, sehingga menjadi pengetahuan atau keterampilan baru yang dibutuhkan. Analisis koponenkonponen kemandian belajar mahasiswa berdasarkan data empirik akan memberikan gambaran urutan kontribusi setiap komponen kemandirian belajar mahasiswa dalam mencapai kompetensi belajarnya. Identifikasi kontribusi setiap komponen kemandirian belajar mahasiswa iniakan menjadi rujukan pembinaan mahasiswa agar lebih sukses dalam mencapai kompetensi belajarnya. Secara praktis, penelitian ini penting karena: a) menginspirasi para dosen pengampu matakuliah dalam program SKGJ maupun PJJ untuk mendesain pembelajaran secara kreatif dan inovatif, b) menyediakan data empirik bagi para pengajar untuk mengembangkan komponen-komponen belajar mandiri yang secara potensial dapat meningkatkan pencapaian kompetensi belajarnya, c) memberikan keleluasaan bagi guru SD sebagai mahasiswa dalam mengembangkan kompetensi melalui perkuliahan berbasis belajar mandiri, dan d) mengatasi ketidak-merataan dan ketidak-terjangkauan perkuliahan yang dapat menghambat guru-guru SD untuk meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogiknya.
5
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) PGSD Program PJJ hakikatnya adalah program penyelenggaraan pendidikan yang secara khusus diperuntukkan bagi guru tetap dalam jabatan. Program ini diharapkan dapat mewujudkan sistem penyelenggaraan pendidikan guru yang efisien, efektif,dan akuntabel serta menawarkan akses layanan pendidikan yang lebih luastanpa mengabaikan kualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, dikembangkan rambu-rambu penyelenggaraan program PJJ sebagai acuan bagi perguruan tinggi penyelenggara yang telahmendapat ijin penyelenggaraan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Program ini dilaksanakan oleh penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang dalam proses perkuliahannya menggunakan pendekatan dual mode, yaitu melalui pengintegrasian sistem pembelajaran konvensional (tatap muka di kampus) dan sistem pembelajaran mandiri, didukung oleh pemanfaatan multi media secara efektif dan efisien. Kurikulum yang digunakan dalam program PJJ adalah kurikulum yang berlaku dimasing-masing peguruan tinggi penyelenggara. Standar KompetensiLulusan (SKL) yang menjadi acuan kurikulum mengacu padaPermendiknas Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yang meliputi empat kompetensi utama, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dalam implementasinya, kurikulum Program PJJ didesain dengan tepat sehingga memungkinkan adanya kelompok matakuliah yang dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tatap muka di kampus dan kelompok matakuliah yang bisa dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran mandiri (self-instruction), baik dengan tutorial maupun tanpa tutorial. Penetapan kelompok matakuliah tatap muka di kampus didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut mensyaratkan adanya praktik atau praktikum atau matakuliah lain yang menurut pertimbangan perguruan tinggi penyelenggara harus dilaksanakan melalui perkuliahan tatap muka. Penetapan kelompok mata kuliah melalui pembelajaran mandiri dengan layanan tutorial adalah mata kuliah yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi dan 6
7
untuk pengembangan kompetensi profesional. Penetapan kelompok matakuliah melalui pembelajaran mandiri tanpa tutorial didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Perbedaan yang esensial antara program PJJ dengan program reguler pada hakikatnya terdapat dalam pelaksanaan atau proses pembelajaran. Proses pembelajaran dalam program PJJ dilaksanakan melalui pengintegrasian kegiatan perkuliahan tatap muka di kampus dan atau perkuliahan termediasi dan kegiatan pembelajaran mandiri. Pembelajaran mandiri dilaksanakan dengan tutorial dan atau tanpa tutorial. Kegiatan pembelajaran program PJJ ini dilaksanakan secara tersendiri, dalam arti tidak boleh dilakukan secara bersama-sama dengan kegiatan pembelajaran kelas reguler. B. Kemandirian Belajar Mahasiswa Khusus strategi belajar mandiri, Jarvis (1990) dan O’Shea (2003), Self-directed Learning (belajar mandiri) adalah kemampuan untuk berinisiatif dalam mengelola dan mengontrol proses belajarnya untuk mengatasi berbagai masalah dalam belajar dengan mempergunakan berbagai alternatif atau strategi belajar. Sedangkan Hiemstra (1994) memberikan batasan bahwa Self-Directed Learning adalah perilaku siswa tidak bergantung pada orang lain, dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu melakukan belajar sendiri, dapat menentukan cara belajar yang efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu melakukan aktivitas belajar secara mandiri. Haris Mudjiman (2011: 9), memberikan batasan belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki (Haris Mudjiman. 2011: 9). Dari rumusan konsep belajar mandiri ini, dapat dicermati adanya empat komponen konsep dan juga anatomi dari konsep belajar mandiri. Komponen-komponen konsep belajar mandiri tersebut adalah: a) kegiatan belajar aktif; yaitu merupakan kegiatan belajar yang memiliki ciri keaktifan pembelajar, persistensi, keterarahan, dan kreativitas untuk mencapai tujuan; b) motif atau niat, yaitu kekuatan pendorong kegiatan belajar secara intensif, persisten, terarah dan kreatif untuk mencapai kompetensi yang ingin dicapai; c) kompetensi, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang
dapat
digunakan
untuk
memecahkan
masalah;
d)
paradigma 7
8
konstruktivisme, yaitu pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh pembelajar dapat digunakan untuk mengolah informasi yang diperoleh dari sumber belajar, sehingga menjadi pengetahuan atau keterampilan baru yang dibutuhkan. Sebagai seorang pengajar, bagaimanakah kita bisa mendeteksi seberapa tinggi tingkat kemandirian belajar mahasiswa kita?. Apakah tingkat kemandirian belajar tersebut dapat digunakan untuk memprediksi hasil belajar para mahasiswa?. Jawabnya adalah dengan mengembangkan instrumen rubrik penilaian kemandirian belajar. Instrumen dikembangkan berdasarkan komponen-komponen definisi operasional
Kompetensi
Komponen dan Indikator Skala Kemandirian Belajar Skala
Multi level Objectives
Tujuan Umum Tujuan Antara
Persisten Konsisten
Motivasi Belajar
Berorientasi pd tujuan Behavioral Control
Active Learning
Continuing Evaluation Inovatif Follow-up Clarity
Konstruktivisme Berbekal kompetensi yang telah dimiliki Gambar 1. Skema Komponen dan Indikator Skala Kemandirian Belajar Skor yang diperoleh melalui rubrik penilaian tersebut merupakan kadar tinggi rendahnya kemandirian belajar mahasiswa. Berbagai penelitian dalam jurnal ilmiah internasional menemukan bahwa tingkat kemandirian belajar
berperan dalam
pencapaian kompetensi belajar siswa (Stewart, 2007; Usta, 2011; Hui & Umar, 2011; Weny Hulukati, 2011). Secara skematik, alur pengembangan instrumen kemandirian belajar berdasarkan komponen dan indikator belajar mandiri dapat dicermati melalui 8
Belaja
(konstruk) belajar mandiri.
9
gambar 1. Pada bagian awal kegiatan pembelajaran, atau dapat disisipkan dalam proses pembelajaran, mahasiswa diberi pembekalan berkaitan dengan “ruh” belajar mandiri itu sendiri. Ruh tersebut adalah motivasi belajar. Motivasi belajar inilah yang menjadi sumber energi bagi tumbuhnya niat untuk belajar. Kop & Fornier (2010) menyatakan bahwa pembekalan motivasi belajar sebagai “ruh” belajar mandiri merupakan upaya penataan dimensi konatif. Pernyataan ini dikuatkan dengan hasil penelitian Brackett (2007) yang menemukan bahwa
keefektifan pembelajaran berhubungan dengan
motivasi siswa. Oleh karena itulah maka pembekalan untuk menumbuhkan motivasi belajar menjadi sangat penting. Ada berbagai model yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi belajar, salah satunya adalah model Pengembangan Motivasi Belajar yang dikemukakan oleh Mudjiman (2011: 47-54). Ide dasar model tersebut berangkat dari gagasan bahwa tindakan belajar merupakan perbuatan sadar yang didahului oleh pembuatan keputusan untuk belajar atau tidak belajar tergantung dari tinggi rendahnya motivasi. Apabila motivasinya kuat, seseorang akan memutuskan untuk melakukan tindakan belajar. Sebaliknya, bila motivasinya lemah, seseorang akan memutuskan untuk tidak melakukan tindakan belajar. Berdasarkan ide dasar seperti di atas, maka perlu upaya guru untuk menumbuhkan motivasi belajar pada siswanya. Menurut model Pengembangan Motivasi Belajar, ada empat materi pembekalan untuk membantu siswa membuat keputusan untuk melakukan tindakan belajar (motivasi belajar) seperti berikut: a) perlunya mengetahui kegunaan belajar jika siswa mempelajari materi tertentu. b) Perlu memantapkan bahwa mempelajari materi tersebut dapat memenuhi kebutuhan belajarnya. c) Perlu menumbuhkan kepercayaan diri bahwa mereka memiliki kemampuan. d) Perlu meyakinkan siswa bahwa mempelajari materi tertentu dan menguasainya
akan menyenangkan. Model pengembangan motivasi
belajar ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kirkman, Couglin & Kromrey (2007) yang menyimpulakan bahwa tingkat kepuasan yang dialami oleh siswa yang sukses dalam pembelajaran berbasis web terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar. Penelitian tersebut sejalan dengan temuan Brackett (2007) dalam sebuah laporan kajian teoretik tentang inspiring student self-motivation menjelaskan bahwa keefektifan pembelajaran berhubungan dengan motivasi siswa. Penumbuhan motivasi 9
10
belajar ini dilakukan dengan menata sumber-sumber inspirasi. Sebagai panduan, guru dapat merancang konten pembelajaran yang berisi pengalaman gagal maupun sukses dari orang-orang terkenal sebagai sumber inspirasi. Brackett meyakini bahwa cara seperti ini dapat menumbuhkan motivasi dan mendorong para siswa untuk belajar. C. Hubungan Kemandirian belajar dan Kompetensi Hasil Belajar Mahasiswa Kemandian belajar mahasiswa sebagai kondisi diterapkannya strategi belajar mandiri merupakan dampak dari pembekalan mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa, menurut Haris Mudjiman (2011: 198) mencakup langkahlangkah: 1) menetapkan kompetensi utama (KU) yang akan dikuasi, untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kompetensi utama adalah tujuan utama belajar mandiri yang ditetapkan oleh pembelajar; 2) Menetapkan urgensi permasalahan dan kompetensi yang ingin dicapai; 3) Menyusun rencana untuk menguasai kompetensi. Langkah ini meliputi: a) menetapkan kompetensi-kompetensi antara (KA) yang perlu dimiliki. Kompetensi-kompetensi antara ini adalah tujuan-tujuan antara belajar mandiri yang ditetapkan sendiri oleh pembelajar, b) mengidentifikasi tujuan-tujuan antara (KA) yang telah dimiliki dan tujuan-tujuan antara yang perlu ditetapkan untuk dicapai; 4) Melaksanakan rencana belajar mandiri, dengan target mencapai tujuan-tujuan antara melalui beberapa siklus/usaha; dan 5) Melakukan evaluasi pencapain tujuan antara (KA) dan tujuan utama (KU). Implementasi langkah ke-4, yaitu melaksanakan rencana belajar mandiri nampaknya menjadi faktor utama dalam memberikan kontribusi pencapaian kompetensi belajar mahasiswa. Komponen faktor utama implementasi belajar mandiri meliputi: 1) adanya motivasi atau niat belajar. Motivasi belajar yang tinggi mampu mendorong mahasiswa untuk belajar secara konsisten dan persisten (Haris Mudjiman, 2011). Konsisten berarti belajar secara ajeg sesuai dengan jadwal belajar yang telah disusun. Persisten berarti tahan lama dalam belajar, tidak mudah mengalami kejenuhan. 2) niat untuk menguasai atau memiliki kompetensi tertentu sebagai tujuan belajar. Kompetensi belajar yang ingin dicapai oleh mahasiswa merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Apabila belajar merupakan suatu kebutuhan, maka dorongan belajar akan semakin kuat. 3) Melakukan kegiatan belajar aktif untuk mencapai kompetensi. Haris Mudjiman (2011) menyebutkan bahwa keaktifan belajar ditunjukkan oleh berbagai indikator, yaitu belajar secara terencana, berorientasi pada tujuan, kreatif dan 10
11
inovatif dalam belajar, melakukan tindak lanjut pembelajaran dengan jelas, selalu melakukan pemantauan hasil belajarnya, selalu mengontrol perilaku dirinya agar tidak mengganggu konsentrasi belajar, serta memiliki kesadaran bahwa kompetensi yang dikuasai akan berguna sepanjang kehidupannya. 4) Berbekal kompetensi yang telah dimiliki (konstruktivisme). Mahasiswa mengaitkan pengetahuan ataupun kompetensi baru yang akan dikuasai dengan kompetensi yang telah dimiliki. Berdasarkan analisis kontribusi belajar mandiri seperti di atas itulah yang menyebabkan kompetensi hasil belajar mahasiswa meningkat. Analisis kontribusi kemandirian belajar mahasiswa dalam mencapai kompetensi hasil belajar ini sejalan dengan temuan penelitian Stewart (2007) yang menyatakan bahwa ada korelasi positif linier antara Self-directed Learning Readiness (SDLRS) dengan IPK para mahasiswa teknik sipil Griffith University - Gold Coast, Australia ( r = 0,70). Temuan ini berarti bahwa para mahasiswa yang memiliki tingkat kesiapan belajar mandiri yang tinggi akan mencapai IPK yang tinggi pula, demikian sebaliknya. Temuan penelitian ini senada dengan berbagai temuan penelitian berikut: a) Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Hui & Umar (2011) menemukan hasil berikut: 1) tidak terdapat perbedaan signifikan kemampuan mengingat mahasiswa yang memiliki tingkat Self-regulated Learning tinggi dalam menerima perlakuan a combination of metaphor and pair programming (MPP) dan mahasiswa yang hanya menerima perlakuan dengan metode pair programming (PP) ( X high MPP = 74.17; X highPP = 69.52; Mean diff = 4.65; p = 0.03); 2) Tidak terdapat perbedaan signifikan kemampuan mengingat mahasiswa yang memiliki tingkat Self-regulated Learning rendah dalam menerima perlakuan MPP dan mahasiswa yang hanya menerima perlakuan dengan metode PP (Mean diff = 7.68; p = 0.00), with the MPP group performing significantly better than those of the PP group ( X Low MPP = 62.80; X Low PP = 55.11); 3) Tidak ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat Self-regulated Learning. b) Wenny Hulukati (2011), melaporkan
penelitian tentang pengembangan model
belajar mandiri berbasis andragogi untuk meningkatkan kompetensi pendidik anak usia dini. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa model belajar mandiri berbasis andragogi untuk meningkatkan kompetensi pendidik anak usia dini yang dikembangkan terbukti efektif untuk meningkatkan kompetensi pedagogis guru. 11
12
c) Penelitian eksperimen dengan teknik pengujian ANOVA yang dilakukan oleh MalaMaung, Abas & Abdullah, (2007) menemukan fenomena faktor-faktor yang berpengaruh dalam tumbuhnya kemandirian belajar adalah sebagai berikut: 1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual dan verbal terhadap proses belajar mandiri dan hasil belajarnya (F = 6.65, p < .05). 2) Faktor materi dan media pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap kemandirian belajar dan hasil belajar (F = 2.19, p < .05). 3) Para wanita ternyata memiliki tingkat kesiapan belajar mandiri lebih tinggi dibandingkan dengan pria (F = .99, p < .05). Fenomena menarik berkaitan dengan hubungan antara kemandirian belajar mahasiswa dengan kompetensi hasil belajar adalah faktor gender nampaknya berpengaruh. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Reio & Davis (2005) dilaporkan berikut: 1) mahasiswa dan dosen yang berusia 30 – 50 tahun memiliki tingkat Selfdirected Learning Readiness (SDLRS) lebih tinggi dari siswa SMA; 2) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita berkaitan dengan tingkat SDLRS dan pencapaian kompetensi belajar. Hiemstra (2006) melaporkan hasil penelitian tentang penggunaan internet dan belajar mandiri menemukan bahwa ada hubungan antara intensitas penggunaan internet dengan tingkat belajar mandiri seseorang, serta menemukan perbedaan hubungan antara intensitas penggunaan internet dengan tingkat belajar mandiri pada pria dan wanita. Disamping berbagai penelitian tersebut di atas, beberapa penelitian berikut dapat menguatkan teori tentang peran kemandirian belajar dalam mencapai kesuksesan belajar para mahasiswa. Diantanya penelitian tentang rancangan strategi pembelajaran mandiri berbasis online berdasarkan pandangan konstruktivis objektif yang dilakukan oleh Chen (2007) berhasil mengembangkan rancangan strategi pembelajaran mandiri secara online. Spesifikasi rancangan strategi pembelajaran mandiri tersebut meliputi tugas belajar (learning task), dukungan teknologi (technology support), dukungan belajar (learning support), dan dukungan sosial (social support). Penelitian Karagiorgi
& Symeou (2005) yang melakukan kajian teoretik
tentang potensi dan keterbatasan implementasi teori konstruktivisme sebagai landasan dalam
merancang
pembelajaran.
Simpulan
kajian
ini
adalah
bahwa
teori
konstruktivisme berpotensi untuk diimplementasikan dalam merancang pembelajaran 12
13
dengan memperhatikan dua hal utama berikut: 1) perlu kehati-hatian dalam memilih strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman otentik pada pembelajar. 2) Desainer pembelajaran harus mempertimbangkan teknologi pembelajaran yang mampu menyampaikan pesan tanpa distorsi. f. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Reio & Davis (2005) dilaporkan berikut: 1) mahasiswa dan dosen yang berusia 30 – 50 tahun memiliki tingkat SDLRS lebih tinggi dari siswa SMA; 2) Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita berkaitan dengan tingkat SDLRS. Penelitian Song dan Hill (2007) melaporkan bahwa pengembangan model konseptual tentang belajar mandiri dalam konteks pembelajaran online. Kajian penelitian literatur menunjukkan pola model bahwa pelajar dapat meningkatkan tingkat kemandirian belajarnya dengan mengalami belajar mandiri secara online. Efektivitas dalam belajar mandiri tergantung pada seberapa tingkat pengarahan diri sendiri (atribut pribadi). Tingkat self-direction dapat bervariasi dalam lingkungan belajar yang berbeda. Hiemstra (2006) melaporkan hasil penelitian tentang penggunaan internet dan belajar mandiri menemukan bahwa ada hubungan antara intensitas penggunaan internet dengan tingkat belajar mandiri seseorang, serta tidak menemukan perbedaan hubungan antara intensitas penggunaan internet dengan tingkat belajar mandiri pada orang kota dan orang desa. Jezegou (2012) dalam penelitian dan pengembangan model konseptual tentang pendidikan jarak jauh yang mendukung belajar mandiri, menemukan bahwa model pembelajaran pendidikan jarak jauh akan efektif jika menawarkan berbagai fitur pembelajaran
yang
memungkinkan
mahasiswa
mengekspresikan
kemandirian
belajarnya. Brackett (2007) dalam sebuah laporan kajian teoretik tentang inspiring student self-motivation menjelaskan bahwa keefektifan pembelajaran berhubungan dengan motivasi siswa. Penumbuhan motivasi belajar ini dilakukan dengan menata sumbersumber inspirasi. Sebagai panduan, guru dapat merancang konten pembelajaran yang berisi pengalaman gagal maupun sukses dari orang-orang terkenal sebagai sumber inspirasi. Brackett meyakini bahwa cara seperti ini dapat menumbuhkan motivasi dan mendorong para siswa untuk belajar. Kohen & Kramarski (2012) melakukan penelitian eksperimen tentang 13
14
pengembangan belajar mandiri menggunakan Reflective Support in a Video-Digital Microteaching Environment. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANOVA. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru-guru kelas eksperimen lebih tinggi tingkat belajar mandirinya pada dimensi metakognisi (merencanakan, mengelola informasi, dan mengevaluasi) serta tingkat motivasinya (F = 38, 470; p < 0,0001) dan (F = 21,236; p < 0,0001).
14
15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang berdasarkan pendekatan kuantitatif. Ditinjau dari jenis metodenya, termasuk jenis penelitian survey. Dilihat dari tingkat eksplanasinya termasuk penelitian deskriptif. Subyek penelitiannya adalah para guru SD yang menjadi mahasiswa program PJJ PGSD UKSW Salatiga. B. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program Sarjana Kependidikan Guru dalam Jabatan (SKGJ) PGSD FKIP UKSW Salatiga maupun mahasiswa program pendidikan jarak jauh (PJJ) PGSD yang berasal dari Kabupaten Batang. Mahasiswa SKGJ dan PJJ berasal dari wilayah-wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Batang, Limpung, Subah, dan Bandar. Terdapat beberapa karakteristik mahasiswa program SKGJ dan PJJ PGSD sebagai subjek penelitian, yaitu: 1) para mahasiswa berasal dari daerah-daerah kecamatan yang memiliki karakteristik sosial ekonomi yang relatif sama, 2) para mahasiswa sama-sama guru SD dalam jabatan, 3) memiliki tingkat kemampuan yang heterogen berdasarkan standar pada saat rekrutmen mahasiswa baru. Berdasarkan pertimbangan persamaan karakteristik tersebut, peneliti memandang bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasi kepada seluruh mahasiswa program SKGJ dan PJJ. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposif, dengan pertimbangan: 1) tidak memungkinkan dilakukan teknik random, karena akan mengganggu daftar alir pengambilan matakuliah, 2) teknik random membutuhkan kesukarelaan mahasiswa dan tenaga pengajar khusus, dan hal ini tidak memungkinkan dilakukan oleh peneliti, 3) kemudahan pelaksanaan pembelajaran, karena jarak yang masih relatif dekat dalam rangka koordinasi dan persiapan penelitian. Langkah penentuan sampel, mula-mula ditentukan sampel kelas. Secara keseluruhan jumlah kelas mahasiswa program SKGJ dan PJJ PGSD ada 4 kelas, terdiri: 1) 1 kelas di Bandar, 2) 1 kelas di Subah, 3) 1 kelas PJJ di Batang, 4) 1 kelas di Limpung. Rata-rata jumlah mahasiswa per kelas adalah 37 mahasiswa. Dari 4 kelas tersebut, kelas yang aktif melaksanakan perkuliahan adalah kelas PJJ di Batang. Berdasarkan pertimbangan seperti tersebut di atas, maka ditetapkan mahasiswa PJJ di 15
16
Batang dengan jumlah mahasiswa 34 menjadi sampel penelitian ini. Langkah berikutnya membagi kelas tersebut menjadi dua kelompok, yaitu: 1) kelompok mahasiswa laki-laki, dan 2) kelompok mahasiswa perempuan. C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik non tes. Instrument penelitian yang digunakan adalah instrument skala kemandirian belajar mahasiswa. Instrumen untuk mengukur kemandirian belajar berbentuk rubrik skala kemandirian belajar mahasiswa.
Instrumen disusun berdasarkan konstruk belajar
mandiri. Komponen-komponen konstruk tersebut meliputi: a) adanya motivasi atau niat belajar, b) niat untuk menguasai atau memiliki kompetensi tertentu sebagai tujuan belajar, c) melakukan kegiatan belajar aktif untuk mencapai kompetensi, dan d) berbekal kompetensi yang telah dimiliki (konstruktivisme). Berdasarkan komponenkomponen belajar mandiri ini, kemudian disusun kisi-kisi rubrik skala kemandirian belajar. Instrumen terdiri dari 30 item. Pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan teknik utama skala penilaian diri, dilanjutkan wawancara untuk mengkonfirmasi data serta untuk menjaga objektivitas jawaban mahasiswa. Scoring dilakukan oleh peneliti berdasarkan panduan skor rubrik penilaian untuk masing-masing item. Masing-masing item diberi skor dengan rentang antara 1 sampai 3 sesuai dengan kondisi jawaban mahasiswa. Total skor maksimum adalah 90 (3 X 30) dan skor minimum 30 (1 X 30). Skor hasil pengukuran kemudian dikonversi menjadi skala 1 – 100, agar lebih mudah dalam melakukan analisis. Tabel 1 Kisi-kisi rubrik skala kemandirian belajar mahasiswa No
Komponen
1
Adanya motivasi atau niat belajar
1. 2.
2
Kompetensi sebagai tujuan belajar
1. Memiliki tujuan belajar yang jelas 2. Multi level Objectives 3. Menetapkan kompetensi Utama (KU) sebagai tujuan utama belajar 4. Menetapkan kompetensi antara (KA)
Indikator Persisten dalam belajar Konsisten
No Item 19,20,21 16,17,18,22,23 1 3 2 28
16
17
3
4
Kegiatan belajar aktif
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1.
Bekal pengetahuan 2. yang telah dimiliki (Paradigma Konstruktivisme)
Belajar secara sistematis ( terencana) Goal orientedness Continuing evaluation Learning for life Follow-up Clarity Kreatif dan inovatif dalam belajar Behavioral control Mengaitkan kompetensi yang telah dimiliki dengan pengalaman baru Memiliki keterampilan untuk memperoleh kompetensi baru berdasarkan kompetensi yang telah dimiliki Jumlah
4,5 6,7 8,13 9,10 11,12,14 15, 24, 25,26,27 29
30
30
Instrumen skala kemandirian belajar diujicobakan terlebih dahulu sebelum digunakan. Komputasi data penelitian untuk menghitung tingkat validitas dan reliabilitas instrumen rubrik skala kemandirian belajar mahasiswa menggunakan bantuan program SPSS for Windows ver. 17. Uji coba dilakukan pada 30 mahasiswa program SKGJ Pati (bukan kelas untuk penelitian). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah konstruk rubrik skala kemandirian belajar mahasiswa sahih atau tidak. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur dapat menghasilkan data yang ajeg dan dapat dipercaya. Hasil pengujian terhadap 30 item ditemukan nilai reliabilitas sebesar 0,831. Berdasarkan kriteria umum suatu instrumen dinyatakan reliabel jika nilai uji coba lebih besar dari 0,600, maka instrumen rubrik kemandirian belajar reliabel, karena nilai reliabilitas 0,831 > 0,600. Berdasarkan kriteria uji validitas, sebuah instrumen dinyatakan valid apabila nilai Corrected Item –Total Correlation lebih besar daripada nilai koefisien korelasi product moment minimal sebesar 0,300 pada taraf signifikansi 5% (Azwar, 2011: 158). Berdasarkan kriteria validitas instrumen seperti telah diuraikan di atas, maka 25 item dinyatakan valid karena nilai Corrected Item –Total Correlation untuk semua item skala kemandirian belajar > 0,300. Lima item, yaitu nomor 1, 3, 14, 15 dan 21 tidak valid karena nilai Corrected Item –Total Correlation kurang dari 0,300. Setelah dilakukan perbaikan terhadap konstruk item nomor 1, 3, 14, 15 dan 21, kemudian 17
18
dilakukan uji coba ulang, 5 item tersebut memiliki nilai Corrected Item –Total Correlation berturut-turut menjadi 0,310, 0,320, 0,301, 0,302 dan 0,311. Dengan demikian seluruh item dinyatakan valid. Berkaitan dengan data prestasi belajar mahasiswa, data diperoleh dengan cara studi dokumen daftar nilai mahasiswa PJJ Kabupaten Batang. Oleh karena itu Instrumen untuk mengukur kompetensi hasil belajar mahasiswa tidak diuraikan secara detail dalam laporan ini. Data hasil hasil pengukuran kemandirian balajar mahasiswa dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif persentase dan kategoris untuk menggambarkan tingkat pencapaian kemandirian dan hasil belajarnya. Hasil pengukuruan kemandirian dan hasil belajar mahasiswa dipersentase dengan menggunakan rumus: Skor Aktual AP = --------------- X 100% Skor Ideal Keterangan: AP
: Angka Persentase
Skor Aktual
: Skor yang diberikan oleh validator ahli
Skor Ideal
: Skor maksimal hasil kali antara jumlah item dengan skor maksimal masing-masing item.
Angka persentase tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi lima kategori seperti berikut. Interval
Kategori
81 - 100%
Sangat tinggi
61 - 80%
Tinggi
41 - 60%
Cukup
21 - 40%
Rendah
1
Sangat rendah
- 20%
Dalam rangka memperoleh data yang lebih akurat, maka dilakukan juga pengumpulan data mlalui FGD. FGD dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah data yang telah diperoleh menggunakan instrumen pengukuran kemandirian belajar mahasiswa dan 18
19
hasil belajaranya sesuai dengan kenyataan.
D. Teknik Analisis Data Teknik dianalisis data menggunakan teknik analisis Chi-Square (Friedman Test) untuk melihat mean rank faktor-faktor kemandirian belajar mahasiswa. Melalui data mean rank akan diketahui dua faktor dominan manakah yang berdampak pada kesuksesan belajarnya. Selanjutnya dilakukan uji ANCOVA untuk menguji peran kemandirian belajar sebagai variabel moderator pencapaian hasil belajar mahasiswa berdasarkan jenis kelaminnya. Pengujian dengan teknik ANCOVA ini diawali terlebih dahulu dengan uji prasyarat, yaitu uji normalitas data dan homogenitas data.
19
20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Tingkat Kemandirin dan Hasil Belajar Mahasiswa Seperti telah dibahas di Bab 3,
tingkat kemandirian belajar mahasiswa
program PJJ PGSD dari Kabupaten Batang diukur menggunakan rubrik skala kemandirian belajar. Data sekundertingkat hasil belajar mahasiswa diperoleh dari daftar nilai program PJJ Batang. Komputasi data menggunakan program SPSS for Windows ver.17. Deskripsi statistik hasil pengukuran kemandirian belajar mahasiswa dirangkum dalam Tabel 2. Tabel 2 Deskripsi Statistik Tingkat Kemandirian dan Hasil Belajar Mahasiswa PJJ Batang Statistics
N Mean Median Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum
Valid
Kemandirian 34 75,94 78,00 76 7,290 53,148 56 83
Hasil belajar 34 82,88 86,50 93 11,895 141,501 50 95
Tabel 2 memberikan informasi bahwa data statistik mean, median, mode, std deviation, variance, skor minimal dan maksimal kemandirian belajar mahasiswa berturut-turut mencapai 75,94, 78, 76, std deviation = 7,290 dan variance sebesar 53,148. Skor bergerak antara 56 sampai 83. Angka ukuran tendensi sentral dan variabilitas data menunjukkan bahwa penyebaran tingkat kemandirian belajar mahasiswa relatif homogen. Simpulan ini didasarkan pada data SD (7,290) dan varian data (53,148) lebih kecil dari tendensi sentralnya. Pada variabel hasil belajar nampak bahwa mean = 82,88, median = 86,50, mode = 93, std deviation = 11,895, variance = 141,501, skor minimal = 50 dan maksimal = 95. Agak berbeda dengan skor kemandirian belajar mahasiswa,skor 20
21
hasil belajar bergerak dalam rentang yang lebih lebar, yaitu 50 sampai 95. Dilihat dari ukuran tendensi sentral dan variabilitas data menunjukkan bahwa penyebaran tingkat hasil belajar mahasiswa relatif homogen, meskipun homogenitas variansinya tidak sehomogen penyebaran skor kemandirian belajar. Simpulan ini didasarkan pada varian data (141,501) lebih besar dari tendensi sentralnya. Untuk melihat lebih detail distribusi skor kemandirian belajar dan hasil belajar mahasiswa dapat dicermati dalam Tabel 3. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian Belajar Mahasiswa PJJ Batang
Kategori
Interval skor
1
Sangat Tinggi
2
Tinggi
3
Cukup
4
Rendah
5
Sangat Rendah
≥ 90 80 - 89 70 -79 60 - 69 50 - 59 40 - 49 30 - 39 20 - 29 10 - 19 < 10
No
Total
Variabel Kemandirian Hasil Belajar Belajar f % f % 0 0% 15 44,1% 13 38,2% 9 26,5% 16 47,1% 6 17,6% 3 8,8% 2 5,9% 2 5,9% 2 5,9% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 34
100%
34
100%
Tabel 3 memberikan informasi bahwa variabilitas skor hasil belajar mahasiswa lebih heterogen dibandingkan skor kemandirian belajar mahasiswa. Pada pengukuran kemandirian belajar, ditemukan 2 mahasiswa (5,9%) memperoleh skor antara 50-59,berada pada kategori cukup. Terdapat 3 mahasiswa (8,8%) memperoleh skor antara 60-69 berada pada kategori tinggi. Terdapat 16 orang mahasiswa (47,1%) memperoleh skor 70-79 dalam kategori tinggi, dan 13 mahasiswa (38,2%) memperoleh skor antara 80-89, berada pada kategori sangat tinggi.
21
22
Pada pengukuran hasil belajar ditemukan 4 mahasiswa (11,1%) memperoleh skor antara 60-69, 25 orang mahasiswa (69,4%) memperoleh skor 70-79, dan 7 orang mahasiswa (19,5%) memperoleh skor 80-89. Artinya ada peningkatan 19,5% mahasiswa yang memperoleh skor pada kategori sangat tinggi, yang tidak ditemukan pada pengukuran awal. Visualisasi distribusi kemandirian belajar mahasiswa dapat dicermati pada Gambar 2.
Distribusi Frekuensi Kemandirian dan hasil belajar mahasiswa PJJ Batang Kemandirian belajar
Hasil belajar 6
9 16 15
2
13
2
3 0 0 0 0 0 2 < 10 10 - 19 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 -79 80 - 89
0 ≥ 90
Gambar 2. Grafik Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian dan Hasil Belajar Mahasiswa PJJ Batang
2. Data Hasil Analisis Faktor dominan Kemandirian Belajar Mahasiswa Data tingkat kemandirian belajar mahasiswa secara keseluruhan seperti telah dipaparkan di atas, selanjutnya diperinci berdasarkan data setiap komponen/faktor, yaitu komponen orientasi pada tujuan, belajar aktif, motivasi diri, dan bekal pengetahuan yang dimiliki. Tabel 4 memaparkan deskripsi data faktor-faktor tingkat kemandirian belajar mahasiswa.
22
23
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Faktor-faktor Kemandirian Belajar Mahasiswa Faktor-faktor kemandirian Belajar Mahasiswa Kategori
Motivasi diri
Orientasi pada tujuan
Belajar secara aktif Int.
Int.
f
%
Int.
f
ST
> 20
4
11,8
> 11
0
T
18 -20
14
41,2 10 -11
22
C
15 -17
11
32,4
8 -9
R
12 -14
5
14,7
SR
< 12
0
0
Jumlah
34
100
% 0
> 41
f
% 0
0
64,7 36 - 41
23
8
23,5 30 - 35
6-7
4
11,8 24 - 29
<5
0
0
34
100
< 24
Berbekal pengetahuan awal Int. f % >5
19 55,9
67,6
5
10 29,4
6
17,6
4
3
8,8
4
11,8
3
1
2,9
1
2,9
<3
1
2,9
34
100
34
100
Ket. ST = Sangat Tinggi, T = Tinggi, C = Cukup, R = Rendah, dan SR = Sangat Rendah
Tabel 4 memberikan informasi bahwa pada faktor motivasi diri, ada 18 (4+14) orang mahasiswa (53%) memiliki motivasi diri tinggi dan sangat tinggi dalam mencapai kesuksesan belajar.
Ada 11 mahasiswa (32,4%) memiliki motivasi diri
cukup, dan 5 mahasiswa memiliki motivasi diri rendah dalam mencapai kesuksesan belajar. Pada faktor berorientasi pada tujuan, tidak satupun mahasiswa (0%) yang memiliki orientasi pada pencapaian tujuan mengikuti perkuliahan pada kategori sangat tinggi. Ada 22 orang mahasiswa (64,7%) memiliki orientasi tinggi dalam mencapai tujuan perkuliahan. Ada 8 mahasiswa (23,5%) memiliki orientasi kategori cukup dan 4 mahasiswa (11,8%) memiliki orientasi rendah dalam pencapaian tujuan. Pada faktor belajar aktif, tidak satupun mahasiswa (0%) yang memiliki keaktifan belajar kategori sangat tinggi dalam mengikuti perkuliahan. Ada 23 orang mahasiswa (67,6%) memiliki keaktifan belajar yang tinggi dalam mengikuti perkuliahan. Ada 6 mahasiswa (17,6%) memiliki keaktifan belajar pada kategori cukup, ada 4 mahasiswa (11,8%) memiliki keaktifan belajar pada kategori rendah, bahkan ada 1 orang mahasiswa (2,9%) memiliki keaktifan belajar sangat rendah. Pada faktor berbekal pengetahuan awal, sebagian besar mahasiswa, yaitu 29 (19+10) orang (85,3%) menyatakan memiliki bekal pengetahuan awal pada kategori 23
24
sangat tinggi dan tinggi dalam memecahkan masalah-masalah perkuliahan. Ada 3 orang mahasiswa (8,8%) memiliki keaktifan belajar yang tinggi dalam mengikuti perkuliahan. Ada 6 mahasiswa (17,6%) memiliki bekal pengetahuan awal pada kategori cukup, ada 1 mahasiswa (2,9%) memiliki bekal pengetahuan awal pada kategori rendah, bahkan ada 1 orang mahasiswa (2,9%) memiliki bekal pengetahuan awal pada kategori sangat rendah. Berdasarkan uraian faktor-faktor kemandirian belajar, nampak bahwa berbekal pengetahuan awal (F4) merupakan faktor paling dominan. Kemudian berturut-turut diikuti oleh faktor belajar aktif (F2), faktor motivasi diri dan yang paling rendah faktor berorientasi pada tujuan. Data deskripstif faktor dominan ini sejalan dengan hasil tes Chi-Square (Friedman Test) seperti tertera dalam Tabel 5.
Tabel 5 Mean Ranks Faktor kemandirian belajar mahasiswa Faktor
Mean Rank
Berorientasi pada tujuan (F1)
1,84
Belajar aktif (F2)
2,74
Motivasi diri (F3)
2,01
Berbekal pengetahuan awal (F4)
3,41
Test Statistics
N Chi-Square df Asymp. Sig.
34 33,606 3 ,000
a Friedman Test
3.
Data Uji perbedaan Hasil Belajar Laki-laki dan Perempuan yang dimoderatori oleh Kemandirian Belajarnya Seperti telah dibahas pada bagian teknik analisis data, sebelum melaksanakan uji ANCOVA, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas dilaksanakan dengan bantuan SPSS dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Levene. Berikut dipaparkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas hasil belajar dan tingkat kemandirian belajar mahasiswa. Dari pengujian normalitas One sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai Assymp. Sig 24
25
(2-tailed), dan berdasarkan kriteria pengujian normalitas data Kolmogorov-Smirnov Test, maka seluruh data yang meliputi skor hasil beljar dan skor kemandirian belajar semuanya berdistribusi normal. Keputusan kenormalan distribusi ini karena keseluruhan data Assym. Sig atau nilai signifikansi keseluruhan data > α = 0,05. Hasil uji Levene dapat diketahui bahwa, kedua data nilai yaitu data hasil belajar laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki nilai signifikansi sebesar 0,23 dan 0,22 yang lebih besar dari pada 0,05. Hal ini berarti bahwa kedua data homogen. Ringkasan uji ANCOVA seperti tertera dalam Tabel 6, memberikan informasi besarnya nilai F dan signifikansinya. Pada sumber varian corrected model, nampak bahwa F hitung sebesar 35,503 dengan taraf signifikansi hitung 0,000. Oleh karena 0,000 < α = 0,050, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen signifikan. Maknanya bahwa model perkuliahan program PJJ bersama-sama dengan kemandirian belajar secara simultan memiliki dampak secara signifikan terhadap kompetensi hasil belajar mahasiswa.
Tabel 6 Ringkasan Uji ANCOVA Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: skor_belajar Source Corrected Model
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
3250,429(a)
2
1625,214
35,503
,000
Intercept
269,362
1
269,362
5,884
,021
skor_bm
127,148
1
127,148
2,778
,106
jeniskelamin
722,183
1
722,183
15,776
,000
Error
1419,101
31
45,777
Total
238232,000
34
4669,529
33
Corrected Total
a R Squared = ,696 (Adjusted R Squared = ,676)
Pada varian kemandirian belajar (skor_bm), diperoleh nilai F hitung sebesar 2,778 dengan signifikansi hitung 0,106. Oleh karena nilai 0,106 jauh lebih besar dari α = 0,050, maka nilai F tidak signifikan. Artinya bahwa tidak ada perbedaan pengaruh tinggi rendahnya kemandirian belajar secara parsial dengan hasil belajar mahasiswa. Pada varian jenis kelamin, diperoleh nilai F hitung sebesar 15,77 dengan signifikansi hitung 0,000. Oleh karena nilai 0,000 lebih kecil dari α = 0,050, maka nilai 25
26
F signifikan. Artinya bahwa ada perbedaan signifikan antara jenis kelamin dengan hasil belajar mahasiswa. Hasil analisis kovariat ini disamping menggambarkan perbedaan pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar, juga memberikan informasi tentang hubungan linier antara kemandirian belajar sebagai variabel kovariat dengan hasil belajar mahasiswa sebagai variabel bebas. Gambaran hubungan linier kovariat dengan variabel bebas dapat diamati dari Tabel 7. Berdasarkan parameter estimasi dalam Tabel 6 dan formula umum persamaan regresi sederhana Y = a + bX, dimana a adalah konstanta (α) dan b adalah koefisien regresi (β), maka garis regresinya adalah Y = 54,764 + 0,110*Kemandirian belajar. Persamaan ini dapat digunakan untuk memprediksi kompetensi hasil belajar mahasiswa berdasarkan tingkat kemandirian belajarnya. Tabel 7 Ringkasan Parameter Estimates Hubungan Linier antara Kemandirian belajar dengan Kompetensi Hasil Belajar Parameter Estimates Dependent Variable: skor_belajar
Parameter
B
Std.
t
Error
Sig.
95% Confidence
Partial Eta
Interval
Squared
Intercept
53,764
19,900
2,702
,110
13,178
94,349
,191
skor_bm
,423
,254
1,667
,106
-,095
,941
,082
[jeniskelamin=1]
-20,445
5,147
-3,972
,000
-30,944
-9,947
,337
[jeniskelamin=2]
0(a)
.
.
.
.
.
.
a This parameter is set to zero because it is redundant.
Misalnya, dari persamaan Y = 54,764 + 0,110*Kemandirian belajar, kita dapat memprediksi skor kompetensi hasil belajar mahasiswa (Ŷ) apabila diketahui kemandirian belajar = 70; Maka dapat dihitung Ŷ = 54,764 + 0,110*70 = 62,464. Artinya bahwa skor kemandirian belajar mahasiswa sebesar 70 dapat memprediksi hasil belajar mahasiswa tersebut 62,464. Secara visual, rata-rata hasil belajar yang menjadi parameter prediktor dapat diamati dari Gambar 3.
26
27
Gambar 3. Grafik estimasi dampak Kemandirian belajar terhadap Hasil Belajar Mahasiswa 4. Deskripsi Hasil FGD Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri 15 orang mahasiswa dan 3 orang dosen berhasil mengkonfirmasi permasalahan seperti uraian berikut. Pada permasalahan diskusi “Kalau kita gunakan angka persentase 1 sd 100%, seberapa tinggikah tingkat kemandirian belajar kita dalam mengikuti keseluruhan program perkuliahan PJJ?” Hampir 90% mahasiswa yang hadir dalam FGD mengatakan bahwa mereka merasa memiliki kemandirian belajar yang tinggi. Mereka menambahkan bahwa disela-sela tugas mereka sebagai guru SD, mereka menyiapkan tugas-tugas perkuliahan. Pada topik diskusi “Apakah tingkat kemandirian belajar tersebut dapat digunakan untuk memprediksi hasil belajar kita? Semua peserta diskusi menyatakan bahwa mereka merasakan bahwa jikalau mereka berdaya upaya untuk belajar dan mengerjakan tugas dengan baik, mereka akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Sebaliknya mereka akan memperoleh hasil belajar yang rendah jika kurang berupaya dalam mengikuti perkuliahan. Pada topik diskusi hasil penelitian Reio & Davis (2005) “bahwa orang yang berusia 30 - 54 tahun memiliki tingkat kemandirian belajar lebih tinggi dari siswa SMA”. Mereka menyetujui bahwa justru pada usia mereka sekarang (usia antara 26 sd 27
28
31 tahun) mereka menyadari pentingnya belajar. Bahkan mereka kurang aktif belajar semasa SMA. Pada pertanyaan diskusi “Benarkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita berkaitan dengan kemandirian belajarnya?” Para peserta FGD pria semua menyatakan bahwa teman-teman perempuan memiliki kemandirian belajar lebih tinggi darinya. Semantara para mahasiswa perempuan sebagian besar menyatakan hal yang sama.
B. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian ini difokuskan pada tujuan penelitian untuk mengetahui faktor domian kemandirin belajar mahasiswa program PJJ PGSD Batang yang menentukan kesuksesan belajarnya serta untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kesuksesan belajar mahasiswa PJJ PGSD Batang yang dimoderatori oleh kemandirian belajarnya. Pada bab III telah dipaparkan bahwa hasil pengukuran kemandirian belajar mahasiswa maupun hasil belajarnya dikategorikan menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi (ST), tinggi (T), cukup (C), rendah (R) dan sangat rendah (SR). Berdasarkan data pada Tabel 2 diperoleh informasi bahwa rerata kemandirian belajar mahasiswa berada pada kategori tinggi (75,94), sedangkan rerata tingkat hasil belajar mahasiswa berada pada kategori sangat tinggi (82,88). Rerata kemandirian belajar 76 93. Capaian rerata kemandirian belajar dan hasil belajar yang tinggi dan sangat tinggi ini menggambarkan keberhasilan proses pembelajaran program PJJ. Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa data hasil uji ANCOVA pada bagian R Squared (Tabel 5) menunjukkan bahwa angka kosfisien determinasi Adjusted R Squared mencapai 0,676. Angka tersebut menjelaskan bahwa kontribusi variabel kemandirian belajar dalam menjelaskan varians dari variabel hasil belajar adalah sebesar 67,6%. Berarti terdapat 67,6% hasil belajar merupakan kontribusi dari kemandirian belajarnya, sedangkan 32,4% berasal dari kontribusi variabel yang lain, di luar kemandirian belajar. Kemandirian belajar memberikan dampak terhadap kompetensi hasil belajar mahasiswa merupakan temuan bahwa sinergi dari integrasi model desain pembelajaran PJJ, strategi belajar mandiri dan teknologi penyampaian materi pembelajaran (delivery technology) tepat diterapkan dalam pembelajaran berbasis distance learning. Kontribusi kemandirian belajar mahasiswa terhadap hasil belajarnya oleh karena 28
29
langkah-langkah belajar mandiri efektif dalam membekali mahasiswa untuk mencapai kompetensi belajarnya. Temuan ini sejalan dengan tujuan model desain pembelajaran Dick, Carey & Carey (2009) yang hakikatnya merupakan model untuk perbaikan pembelajaran melalui pengembangan model dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran. Temuan penelitian ini juga sejalan dengan temuan penelitian Stewart (2007) yang menyatakan bahwa ada korelasi positif linier antara Self Directed Learning Readiness Scale dengan IPK para mahasiswa teknik sipil Griffith University - Gold Coast, Australia ( r = 0,70). Temuan ini berarti bahwa para mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi akan mencapai IPK yang tinggi pula, demikian sebaliknya. Meskipun bukan merupakan fokus dari penelitian ini, patut dilaporkan bahwa model perkuliahan berbasis pendidikan jarak jauh yang diterapkan dalam program PJJ PGSD UKSW nampaknya memberikan dampak pengiring tumbuhnya kemandirian belajar mahasiswa. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian Usta (2011), yang menemukan bahwa ada hubungan positif dan signifikan (r = 0,207) antara sikap terhadap pembelajaran PJJ dengan keterampilan belajar mandiri. Temuan Usta ini diperkuat dengan hasil penelitian Hiemstra (2006) yang melaporkan bahwa ada hubungan antara pembelajaran jarak jauh dengan tingkat belajar mandiri. Lebih lanjut penelitian Mala-Maung, Abas & Abdullah, (2007) menemukan fenomena faktor gaya belajar visual dan penggunaan multimedia berpengaruh signifikan terhadap kemandirian belajar dan hasil belajar (F = 2.19, p < .05). Temuan penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Song dan Hill (2007). Song dan Hill melaporkan penelitian pengembangan model konseptual tentang belajar mandiri dalam konteks pembelajaran PJJ dapat meningkatkan tingkat kemandirian belajarnya. Dilihat dari konsep pendidikan jarak jauh, keefektifan model pembelajaran erbasis pendidikan jarak jauh relevan dengan hasil penelitian Jezegou (2012). Penelitian Jezegou menemukan bahwa model pembelajaran pendidikan jarak jauh efektif untuk mengekspresikan kemandirian belajar mahasiswa. Ekspresi kemandirian belajar mahasiswa dalam pembelajaran jarak jauh dijelaskan oleh hasil penelitian Chen (2007) bahwa rancangan strategi pembelajaran berisi tugas belajar (learning task), dukungan teknologi (technology support), dukungan belajar (learning support), dan
29
30
dukungan sosial (social support), yang memungkinkan mahasiswa melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Tumbuhnya kemandirian belajar sebagai dampak dari perlakuan pembelajaran menggunakan model PJJ digambarkan oleh penelitian Kohen & Kramarski (2012) yang menyatakan bahwa model PJJ dapat menumbuhkan kemandirian belajar mahasiswa calon guru pada dimensi metakognisi (merencanakan, mengelola informasi, dan mengevaluasi) serta tingkat motivasinya (F = 38, 470; p < 0,0001) dan (F = 21,236; p < 0,0001). Secara potensial, tumbuhnya kemandirian metakognisi dan tumbuhnya motivasi belajar akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dan berbagai kajian penelitian relevan seperti telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa sinergi desain pembelajaran PJJ, strategi belajar mandiri dan media pembelajaran berhasil menumbuhkan kemandirian belajar pada kategori sangt tinggi. 1. Faktor Dominan Kemandirian Belajar Mahasiswa Data hasil tes Chi-Square (Friedman Test) seperti tertera dalam Tabel 5. menjelaskan bahwa dua faktor dominan kemandirian belajar mahasiswa program PJJ PGSD Batang yang menentukan kesuksesan belajarnya adalah faktor berbekal pengetahuan awal (mean rank = 3,41) dan faktor belajar aktif (mean rank = 2,74). Faktor-faktor yang lain secara berurutan adalah motivasi diri (mean rank = 2,01), dan berorientasi pada tujuan (mean rank = 1,84). Temuan bahwa faktor kemandirian belajar paling dominan adalah faktor berbekal pengetahuan awal sejalan dengan hasil penelitian Hasil penelitian Karagiorgi & Symeou (2005) yang menemukan bahwa teori konstruktivisme berpotensi untuk diimplementasikan dalam pembelajaran berbasis PJJ, namun berbeda dengan pandangan Mudjiman (2011: 198)
yang menyatakan bahwa
penggerak utama kesuksesan dalam belajar adalah faktor motivasi diri. Pandangan Mudjiman tersebut secara lengkap adalah bahwa pembelajaran bagi orang dewasa, kemandirian belajar nampaknya menjadi faktor utama dalam memberikan kontribusi kesuksesan belajarnya. Komponen faktor utama kemandirian belajar meliputiempat faktor.Faktor pertama adalah adanya adanya motivasi diri. Motivasi belajar yang tinggi merupakan faktor utama yang mampu mendorong mahasiswa untuk belajar secara konsisten dan persisten. Konsisten berarti belajar secara ajeg 30
31
sesuai dengan jadwal belajar yang telah disusun. Persisten berarti tahan lama dalam belajar, tidak mudah mengalami kejenuhan. Motivasi untuk belajar ini tumbuh karena belajar melalui portal belajar online terasa menyenangkan. Motivasi juga tumbuh karena adanya bimbingan dan dorongan dari fasilitator untuk menggunakan fitur chatting, message dan link ke URL tertentu untuk mencari sumber bahan maupun informasi berkaitan dengan materi pembelajaran. Kondisi empirik dalam pembelajaran online ini didasarkan pada pandangan Mudjiman (2011:4), bahwa penumbuhan kemampuan belajar mandiri dalam konteks pendidikan, menyangkut segi penumbuhan pada diri siswa niat untuk belajar, dan pengembangan kemampuan teknis belajar. Pendapat ini senada dengan simpulan penelitian Song & Hill (2007), bahwa efektivitas dalam belajar mandiri tergantung pada seberapa tingkat pengarahan diri sendiri (atribut pribadi). Penumbuhan niat belajar dilakukan dengan memberikan kegembiraan belajar. Pengembangan keterampilan teknis belajar dilakukan dengan pelatihan dan bimbingan teknis belajar oleh guru, termasuk bagaimana menemukan sumbersumber belajar yang diperlukan. Tumbuhnya kemandirian belajar ini didorong oleh kesadaran bahwa pengalaman belajar mandiri ini akan menjadi bekal sepanjang perjalanan hidup seseorang (lifelong learning). Pembelajaran sepanjang hidup diperlukan karena masalah akan selalu timbul dalam perjalanan hidup setiap orang. Dalam hal inilah pengalaman pemecahan masalah dalam pendidikan formal akan menjadi bekal dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan seseorang.
Pemecahan
masalah secara efektif dan efisien memerlukan kegiatan belajar yang dilandasi oleh niat atau motivasi belajar dan pengalaman keterampilan belajar yang telah dimiliki (Mudjiman, 2011: 5). Faktor kedua, beroientasi pada tujuan yang ingin dicapai,yaitu kompetensi belajar atau hasil belajar. Kompetensi belajar yang ingin dicapai oleh mahasiswa merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Apabila belajar merupakan suatu kebutuhan, maka dorongan belajar akan semakin kuat. Faktor ketiga adalah kegiatan belajar aktif untuk mencapai kompetensi hasil elajar. Mudjiman (2011) menyebutkan bahwa keaktifan belajar ditunjukkan oleh berbagai indikator, yaitu belajar secara terencana, berorientasi pada tujuan, kreatif 31
32
dan inovatif dalam belajar, melakukan tindak lanjut pembelajaran dengan jelas, selalu melakukan pemantauan hasil belajarnya, selalu mengontrol perilaku dirinya agar tidak mengganggu konsentrasi belajar, serta memiliki kesadaran bahwa kompetensi yang dikuasai akan berguna sepanjang kehidupannya. Faktor keempat adalah berbekal kompetensi yang telah dimiliki (konstruktivisme). Mahasiswa mengaitkan pengetahuan ataupun kompetensi baru yang akan dikuasai dengan kompetensi yang telah dimiliki. Temuan faktor berbekal pengetahuan awal sebagai faktor dominan kesuksesan belajar dalam penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Brackett (2007) yang menemukan bahwa penumbuhan motivasi belajar ini dilakukan dengan menata sumber-sumber inspirasi. Guru dapat merancang konten pembelajaran yang berisi pengalaman gagal maupun sukses dari orang-orang terkenal sebagai sumber inspirasi. Brackett meyakini bahwa cara seperti ini dapat menumbuhkan motivasi dan mendorong para siswa untuk belajar. Oleh karena itu para guru harus merancang pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi untuk belajar sebagai komponen dasar dalam belajar mandiri. 2.
Perbedaan Kemandirian dan Hasil Belajar Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan Ringkasan uji ANCOVA seperti tertera dalam Tabel 6, memberikan informasi besarnya nilai F dan signifikansinya. Pada varian jenis kelamin, diperoleh nilai F hitung sebesar 15,77 dengan signifikansi hitung 0,000. Oleh karena nilai 0,000 lebih kecil dari α = 0,050, maka nilai F signifikan. Artinya bahwa ada perbedaan signifikan antara jenis kelamin dengan hasil belajar mahasiswa. Hasil uji ANCOVA pada varian jenis kelamin ini dikuatkan dengan hasil FGD pada pertanyaan diskusi “Benarkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita berkaitan dengan kemandirian belajarnya?” Para peserta FGD laki-laki semua menyatakan bahwa teman-teman perempuan memiliki kemandirian belajar lebih tinggi darinya. Semantara para mahasiswa perempuan sebagian besar menyatakan hal yang sama. Temuan penelitian ini Penelitian eksperimen
dengan teknik pengujian
ANOVA yang dilakukan oleh Mala-Maung, Abas & Abdullah, (2007) menemukan para wanita ternyata memiliki tingkat kesiapan belajar mandiri lebih tinggi 32
33
sehingga lebih sukses dalam belajarnya dibandingkan dengan pria (F = .99, p < .05). Di sisi yang lain, temuan penelitian ini bertolak-belakang dengan penelitian Reio & Davis (2005), yang menemukan bahwa tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita berkaitan dengan tingkat kemandirian belajarnya. Pernyataan Reio & Davis ini sejalan dengan penelitian R & D yang dilakukan Mawardi, Haris Mudjiman, Sri Anitah dan Asrowi (2014) yang menemukan bahwa model
perencanaan
pembelajaran
berbasis
belajar
mandiri
tidak
perlu
mengelompokkan subjek penelitian berdasarkan gender. Mengingat tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam kaitan dengan tingkat kemandirian belajarnya. Disamping temuan tentang faktor dominan dan perbedaan kesuksesan belajar berdasarkan jenis kelamin yang dimoderatori oleh kemandirian belajarnya, peneliti menandang perlu menyampaikan temuan ikutan tentang peran kemandirian belajar sebagai variabel moderator. Hasil analisis kovariat ini disamping menggambarkan perbedaan pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar, juga memberikan informasi tentang hubungan linier antara kemandirian belajar sebagai variabel kovariat dengan hasil belajar mahasiswa sebagai variabel bebas. Gambaran hubungan linier kovariat dengan variabel bebas dapat diamati dari Tabel 7. Berdasarkan parameter estimasi dalam Tabel 7 dan formula umum persamaan regresi sederhana Y = a + bX, dimana a adalah konstanta ( α) dan b adalah koefisien regresi (β), maka garis regresinya adalah Y = 54,764 + 0,110*Kemandirian belajar. Persamaan ini dapat digunakan untuk memprediksi kompetensi
hasil
belajar
mahasiswa
berdasarkan
tingkat
kemandirian
belajarnya.Misalnya, dari persamaan Y = 54,764 + 0,110*Kemandirian belajar, kita dapat memprediksi skor kompetensi hasil belajar mahasiswa (Ŷ) apabila diketahui kemandirian belajar = 70; Maka dapat dihitung Ŷ = 54,764 + 0,110*70 = 62,464. Artinya bahwa skor kemandirian belajar mahasiswa sebesar 70 dapat memprediksi hasil belajar mahasiswa tersebut 62,464.
33
34
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti dipaparkan pada bagian hasil penelitian, dapat disimpulkan dua hal sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. 1.
Dua faktor dominan kemandirian belajar mahasiswa program PJJ PGSD Batang yang menentukan kesuksesan belajarnya adalah faktor berbekal pengetahuan awal (mean rank = 3,41) dan faktor belajar aktif (mean rank = 2,74). Faktor-faktor yang lain secara berurutan adalah motivasi diri (mean rank = 2,01), dan berorientasi pada tujuan (mean rank = 1,84).
2.
Ada perbedaan kesuksesan belajar mahasiswa program PJJ PGSD Batang perempuan dan laki-laki yang dimoderatori oleh kemandirian belajarnya. Simpulan ini didasarkan pada data rata-rata hasil belajar mahasiswa laki-laki (62,4) lebih rendah dari rata-rata hasil belajar mahasiswa perempuan (78,2). Signifikansi simpulan tersebut didukung dengan hasil uji ANCOVA pada varian jenis kelamin, dimana nilai F hitung sebesar 15,77 dengan signifikansi hitung 0,000. Besaran nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 0,050 berarti nilai F signifikan. Artinya bahwa ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam pencapaian hasil belajar yang dimoderaori oleh kemandirian belajarnya.
B. Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian seperti telah dikemukakan di atas, berikut disampaikan saran-saran kepada pengelola Program Studi PGSD, para dosen, para mahasiswa PGSD dan para peneliti bidang desain pembelajaran. 1. Bagi pengelola Program Studi PGSD, disarankan memfasilitasi para dosen untuk melakukan workshop tentang cara menumbuhkan kemandirian belajar mahasiswa dalam konteks pendidikan, menyangkut segi penumbuhan pada diri siswa niat untuk belajar, dan pengembangan kemampuan teknis belajar. Mengingat bahwa niat atau motivasi utntuk belajar ini merupakan faktor utama yang menjadi penggerak perilaku belajar mahasiswa. 34
35
2. Bagai para dosen, disarankan berupaya menumbuhkan kemandirian belajar mahasiswanya, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa. 3. Bagi para mahasiswa PGSD, perlu menumbuhkan kemandirian belajarnya. Penumbuhan kemandirian belajar dilakukan dengan penumbuhan niat belajar, berkonsultasi dengan pembimbing untuk memperoleh bimbingan teknis dalam belajar serta membangun kesadaran bahwa pengalaman belajar mandiri ini akan menjadi bekal sepanjang perjalanan hidupnya (lifelong learning). Pembelajaran sepanjang hidup diperlukan karena masalah akan selalu timbul dalam perjalanan hidup setiap orang. Dalam hal inilah pengalaman pemecahan masalah dalam pendidikan formal akan menjadi bekal dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan seseorang sehingga kompetensi belajarnya akan meningkat pula. 4. Bagi peneliti yang berminat dalam penelitian tentang kemandirian belajar, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian lanjutan. Terutama temuan tentang tingkat kemandirian belajar antara laki-laki dan perempuan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Brackett,V. (2007). Inspiring Student Self-Motivation. InSight Journal: A Collection of Faculty Scholarship, 2 (1), 26 – 31. Retrieved from http://insightjournal.net. Chen, S., J. (2007). Instructional Design Strategies for Intensive Online Courses: An Objectivist-Constructivist Blended Approach. Journal of Interactive Online Learning, 6 (1), 72 – 86. Dabbagh, Nada & Bannan-Ritland, Brenda. (2005). Online learning, concepts, strategies, and application.Upper Saddle River, N.J: Pearson Education, Inc. Dick, Walter; Carey, Lou & Carey, James .O. (2009). The systematic design of instruction,(seventh edition).Upper Saddle River, N.J : Pearson Education, Inc Haris Mudjiman. (2011). Belajar Mandiri: Pembekalan dan Penerapan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. Hiemstra, R. (1998). Self-advocacy and self-directed learning: A potential confluence for enhanced personal empowerment. Makalah yang dipresentasikan di SUNY Empire State College Conference, Rochester, New York. Diambil tanggal 12 September 2010, dari http://home.twcny.rr.com/hiemstra/advocacy.html. 35
36
Hui, Tie. H., & Umar, Irfan Naufal. (2011). Does A Combination Of Metaphor And Pairing Activity Help Programming Performance Of Students With Different Selfregulated Learning Level?. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology – October 2011, volume 10 Issue 4 Jarvis, P. (1990). Self-directed learning and theory of adult education. Dalam H. B. Long., & Associates. Advances in research and practice in self-directed learning. Oklahoma: Oklahoma Researc Center for Continuing Professional and Higher Education of the University of Oklahoma. Jezegou, A. (2012). Towards a distance learning environment that supports learner selfdirection: The model of presence. International Journal of Self-Directed Learning,189 (1), 11-23. Retrieved from http://sdlglobal.com/journals.php. Karagiorgi, Y. & Symeou, L. (2005). Translating Constructivism into Instructional Design: Potential and Limitations. Journal of Educational Technology & Society, 8 (1), 1727. Kohen, B., & Kramarski, B.(2012). Developing Self-Regulation by Using Reflective Support in a Video-Digital Microteaching Environment. Journal of Education Research International, 2012 (2012), 42 – 51. Mawardi, Haris Mudjiman, Sri Anitah dan Asrowi (2014). The Model of Instructional Design Based on Self-Regulated Learning Using Moodle. Journal of Education and Practice. 5 (22), 131 – 140. Mala-Maung, Abas. Z., & Abdullah, A. (2007). Factors influencing development of selfdirected learning in a higher education environment. International Journal of SelfDirected Learning, 4 (1), 27-38. Retrieved from http://sdlglobal.com/ journals.php. Reio, T., G. & Davis, W. (2005). Age and gender differences in Self-directed Learning Readiness. International Journal of Self-directed Learning, 2 (1), 40-50. Song and Hill. (2007). A Conceptual Model for Under Standing Self-Directed Learning in Online Environments. Journal of Interactive Online Learning,Volume 6, Number 1. University of Georgia. Stewart, Rodney.A. (2007). Evaluating the self-directed learning readiness of engineering undergraduates: a necessary precursor to project-based learning. World Transactions on Engineering and Technology Education Journal © 2007 UICEE. Vol.6, No.1, 2007 Usta, Ertuğrul. (2011). The Examination Of Online Self-Regulated Learning Skills In WebBased Learning Environments In Terms Of Different Variables. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology – July 2011, volume 10 Issue 3.
36
37
Wenny Hulukati. (2011). Pengembangan Model Bahan Belajar Mandiri Berbasis Andragogi Untuk Meningkatkan Kompetensi Pendidik Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, Maret 2011 88 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru. Jakarta:Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Jakarta: Kemendiknas.
37
38
Lampiran 1.
SKALA KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA Nama Mahasiswa
: .............................................
NIM
: ..............................................
No
PERTANYAAN
1
Apa sebenarnya tujuan akhir Anda mengikuti perkuliahan? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Kompetensi apakah yang ingin Anda kuasai dalam mengikuti perkuliahan? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Dalam upaya mencapai kompetensi perkuliahan, apakah Anda berpikir langsung dapat mencapai kompetensi tersebut ataukah Anda memecah-mecah menjadi bagian-bagian sebagai kompetensi antara, sehingga dapat dipilah kompetensi yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Apakah Anda memiliki rencana belajar yang sistematis ? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Dalam melaksanakan rencana belajar yang telah Anda susun, apa orientasi atau arah belajar Anda ? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Apakah Anda melakukan re-orientasi atau mengembalikan arah belajar ketika merasa bahwa arah belajar Anda menyimpang? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Apakah Anda melakukan fefleksi diri untuk menjajagi sejauhmana pencapaian kompetensi belajar Anda ? ...............................................................................................................................................................
2
3
4
5
6
7
38
39
8
9
10
11
12
13
14
15
............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Jika berdasarkan pantauan dari diri Anda sendiri ternyata bahwa hasil belajar belum berkontribusi terhadap pencapaian kompetensi yang ingin dicapai. Apa yang akan Anda lakukan? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Menurut Anda, untuk apakah kompetensi yang Anda kuasai dalam belajar ? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Apakah Anda memiliki keyakinan bahwa kompetensi yang akan dicapai dalam belajar dapat berguna dalam kehidupan Anda ? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Apakah Anda melakukan refleksi diri untuk menemukan kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Langkah tindak lanjut apa yang Anda lakukan jika mengalami kesulitan belajar? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Apakah Anda sudah puas dengan cara belajar yang selama ini Anda lakukan, ataukah berpikir untuk belajar dengan cara yang lebih kreatif/inovatif? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Cara belajar yang bagaimanakah yang selama ini Anda lakukan? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Cara belajar yang lebih kreatif/inovatif seperti apakah yang Anda lakukan untuk meningkatkan 39
40
16
17
18
19
20
21
22
hasil belajar Anda? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Dalam melaksanakan kegiatan belajar, apakah jadwal dan cara yang telah ditentukan, Anda laksanakan dengan konsisten (ajeg)? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Bagaimana caranya Anda menjaga keajegan dalam belajar? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Jika Anda merasa bahwa keajegan belajar mulai menurun, apa yang Anda lakukan untuk menjaga keajegan dalam belajar tersebut? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Apakah Anda memiliki daya tahan yang lama dalam melaksanakan kegiatan belajar? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Apakah Anda mudah jenuh dalam belajar ataukah terus belajar sampai tugas atau materi yang Anda pelajari telah diselesaikan? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Bagaimana caranya Anda mempertahankan daya tahan dalam belajar lebih lama atau tidak mudah jenuh? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Ketika sedang belajar, apakah Anda mudah tergoda mengalihkan perhatian kepada hal-hal lain yang lebih menarik? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... 40
41
23
24
25
26
27
28
29
30
............................................................................................................................................................... Bagaimanakah caranya Anda mempertahankan fokus belajar Anda agar tidak mudah teralihkan perhatiannya? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Menurut Anda, apakah kondisi perasaan Anda pada waktu belajar mempengaruhi konsentrasi dalam belajar? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Kiat-kiat apakah yang Anda lakukan agar perasaan Anda tetap nyaman ketika sedang belajar? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Apakah kondisi fisik Anda pada waktu belajar mempengaruhi konsentrasi dalam belajar? Mohon berikan contohnya! ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... .............................................................................................................................................................. Bagaimana Anda menjaga fisik Anda agar tetap bugar ketika sedang belajar? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Dalam mempelajari suatu topik/materi tertentu, apakah Anda merasa telah menguasai bagianbagian tertentu dari materi tersebut ataukah merupakan hal baru sama-sekali? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Bagaimana caranya Anda mengkaitkan kompetensi penguasaan materi yang telah Anda miliki dengan materi baru yang sedang Anda pelajari? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... Apakah Anda merasa bahwa kompetensi penguasaan materi yang telah Anda miliki membantu penguasaan materi baru yang sedang Anda pelajari? Mengapa demikian? ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... 41
42
RUBRIK KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA No
PERTANYAAN
1
Apa sebenarnya tujuan akhir Anda mengikuti perkuliahan Konsep Dasar PKn? Kompetensi apakah yang ingin Anda kuasai dalam mengikuti perkuliahan Konsep Dasar PKn?
2
SKOR 3 2 1 3
2 1 3
4
Dalam upaya mencapai kompetensi perkuliahan, apakah Anda berpikir langsung dapat mencapai kompetensi tersebut ataukah Anda memecah-mecah menjadi bagian-bagian sebagai kompetensi antara, sehingga dapat dipilah kompetensi yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai? Apakah Anda memiliki rencana belajar yang sistematis ?
3 2 1
3 2 1
5
6
7
Dalam melaksanakan rencana belajar yang telah Anda susun, apa orientasi atau arah belajar Anda ?
3 2
Apakah Anda melakukan reorientasi atau mengembalikan arah belajar ketika merasa bahwa arah belajar Anda menyimpang?
3
Apakah Anda melakukan fefleksi diri untuk menjajagi sejauhmana pencapaian kompetensi belajar Anda ?
3
1
2 1
2 1
RUBRIK PENSEKORAN Jika jawaban mahasiswa mengarah pada kompetensi matakuliah Jika jawaban mahasiswa ingin cepat lulus kuliah Jika mengarah pada keinginan mencapai nilai yang baik Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan sepenuhnya memahami tujuan perkuliahan merupakan kompetensi yang harus dikuasai, yaitu penguasaan konsep-konsep dasar PKn Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan cukup memahami Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kurang memahami tujuan perkuliahan Jika jawaban mahasiswa mengarah pada kegiatan memecah-mecah menjadi kompetensi antara dalam rangka mencapai kompetensi utama Jika jawaban mahasiswa mengarah pada kegiatan menetapkan kompetensi antara,tetapi tidak memahami caranya Jika jawaban mahasiswa langsung berupaya mencapai kompetensi utama
Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan adanya rencana belajar yang sistematis (memiliki agenda belajar yang jelas) Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan adanya rencana belajar hanya pada waktu luang saja. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan bahwa tidak ada perencanaan belajar yang sistematis Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan orientasi kepada tujuan Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan arah belajarnya untuk mempersiapkan tes Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak adanya orientasi yang jelas. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan slallu melakukan reorientasi arah belajar ketika arah belajar dirasakan menyimpang Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kadang-kadang melakukan reorientasi arah belajar ketika arah belajar dirasakan menyimpang Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak pernah melakukan reorientasi arah belajar ketika arah belajar dirasakan menyimpang Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan slalu melakukan refleksi diri untuk memantau pencapaian kompetensi Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kadang-kadang saja melakukan refleksi diri Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak pernah melakukan refleksi diri
42
43
8
9
10
11
Jika berdasarkan pantauan dari diri Anda sendiri ternyata bahwa hasil belajar belum berkontribusi terhadap pencapaian kompetensi yang ingin dicapai. Apa yang akan Anda lakukan? Menurut Anda, untuk apakah kompetensi yang Anda kuasai dalam belajar ? Apakah Anda memiliki keyakinan bahwa kompetensi yang akan dicapai dalam belajar dapat berguna dalam kehidupan Anda ?
Apakah Anda melakukan refleksi diri untuk menemukan kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar?
3 2 1
3 2 1 3 2 1
3 2 1
12
Langkah tindak lanjut apa yang Anda lakukan jika mengalami kesulitan belajar?
3 2
1
13
Apakah Anda sudah puas dengan cara belajar yang selama ini Anda lakukan, ataukah berpikir untuk belajar dengan cara yang lebih kreatif/inovatif?
3
14
Cara belajar yang bagaimanakah yang selama ini Anda lakukan?
3 2 1
15
Cara belajar yang lebih
3
2 1
Jika jawaban mahasiswa mengarah pada upaya mencari penyebab dan lebih kreatif dan aktif dalam belajar Jika jawaban mahasiswa mengarah pada upaya belajar lebih baik dan belajar kelompok Jika jawaban mahasiswa mengarah pada upaya dengan kemampuan sendiri Jika jawaban mahasiswa mengarah pada kompetensi sebagai bekal dalam kehidupan Jika jawaban mahasiswa ingin cepat lulus kuliah Jika mengarah pada keinginan mencapai nilai yang baik Jika jawaban mahasiswa mengarah pada sangat yakin bahwa kompetensi sebagai bekal dalam kehidupan Jika jawaban mahasiswa mengarah pada ragu-ragu bahwa kompetensi sebagai bekal dalam kehidupan Jika jawaban mahasiswa mengarah pada tidak yakin bahwa kompetensi sebagai bekal dalam kehidupan Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan slalu melakukan refleksi diri untuk menemukan kesulitan-kesulitan belajar Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kadang-kadang saja melakukan refleksi diri untuk menemukan kesulitan-kesulitan belajar Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak pernah melakukan refleksi diri untuk menemukan kesulitan-kesulitan belajar Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan selalu berdaya upaya yang jelas untuk mengatasi, misalnya bertanya kepada dosen, teman dan mencari sumber lain Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kadang berdaya upaya yang jelas untuk mengatasi, misalnya bertanya kepada dosen, teman dan mencari sumber lain Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak berdaya upaya yang jelas untuk mengatasi, misalnya bertanya kepada dosen, teman dan mencari sumber lain Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak mudah puas, selalu berupaya terus-menerus untuk belajar secara kreatif. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kadang-kadang mudah puas , dan kadang-kadang berusaha untuk belajar secara kreatif. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan mudah puas dan tidak berusaha untuk belajar secara kreatif. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan cara belajar yang ajeg dan konsisten sesuai jadwal dan target yang telah ditetapkan. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan cara belajar yang kadangkadang ajeg dan konsisten sesuai jadwal dan target yang telah ditetapkan. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan cara belajar yang tidak ajeg dan konsisten sesuai jadwal dan target yang telah ditetapkan. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan adanya upaya belajar secara
43
44
kreatif/inovatif seperti apakah yang Anda lakukan untuk meningkatkan hasil belajar Anda?
16
17
2 1
Dalam melaksanakan kegiatan belajar, apakah jadwal dan cara yang telah ditentukan, Anda laksanakan dengan konsisten (ajeg)?
3
Bagaimana caranya Anda menjaga keajegan dalam belajar?
3
2 1
2
1
18
Jika Anda merasa bahwa keajegan belajar mulai menurun, apa yang Anda lakukan untuk meningkatkan belajar?
3
2
1
19
Apakah Anda memiliki daya tahan yang lama dalam melaksanakan kegiatan belajar?
3 2 1
20
Apakah Anda mudah jenuh dalam belajar ataukah terus belajar sampai tugas atau materi yang Anda pelajari telah diselesaikan?
3 2 1
kreatif. Misalnya membuat rangkuman, akses internet, diskusi dng teman dll. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kadang-kadang berusaha untuk belajar secara kreatif. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak berusaha untuk belajar secara kreatif. Misalnya membuat rangkuman, akses internet, diskusi dng teman dll. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan selalu rutin belajar sesuai cara dan jadwal yang telah ditentukan Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kadang-kadang rutin belajar sesuai cara dan jadwal yang telah ditentukan Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak rutin belajar sesuai cara dan jadwal yang telah ditentukan Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan adanya cara menjaga keajegan beljar, misalnya: membuat target belajar, momotivasi diri untuk mencapai kompetensi dan membayangkan kerugiannya jika mengalami kegagalan Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kadang memiliki cara menjaga keajegan beljar, misalnya: membuat target belajar, momotivasi diri untuk mencapai kompetensi dan membayangkan kerugiannya jika mengalami kegagalan Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak menunjukkan cara menjaga keajegan beljar, misalnya: membuat target belajar, momotivasi diri untuk mencapai kompetensi dan membayangkan kerugiannya jika mengalami kegagalan Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tindakan selalu memonitor capaian target belajar, menandai kapan jadwal belajar tidak dipatuhi dan berusaha menutup kekurangan tersebut dengan waktu lain. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tindakan kadang-kadang memonitor capaian target belajar, menandai kapan jadwal belajar tidak dipatuhi dan berusaha menutup kekurangan tersebut dengan waktu lain. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tindakan tidak pernah memonitor capaian target belajar, menandai kapan jadwal belajar tidak dipatuhi dan berusaha menutup kekurangan tersebut dengan waktu lain. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan memiliki daya tahan yang lama dalam melaksanakan kegiatan belajar. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan cukup memiliki daya tahan yang lama dalam melaksanakan kegiatan belajar. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak memiliki daya tahan yang lama dalam melaksanakan kegiatan belajar. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak mudah jenuh dalam belajar dan terus belajar sampai tugas atau materi yang di pelajari telah diselesaikan. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kadang jenuh dalam belajar dan berhenti belajar , sehingga materi atau tugas belum selesai. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan mudah jenuh dalam belajar
44
45
21
Bagaimana caranya Anda mempertahankan daya tahan dalam belajar lebih lama atau tidak mudah jenuh?
3
2
1
22
Ketika sedang belajar, apakah Anda mudah tergoda mengalihkan perhatian kepada hal-hal lain yang lebih menarik?
3 2 1
23
Bagaimanakah caranya Anda mempertahankan fokus belajar Anda agar tidak mudah teralihkan perhatiannya?
3
2
1
24
Menurut Anda, apakah kondisi perasaan Anda pada waktu belajar mempengaruhi konsentrasi dalam belajar?
3 2 1
25
Kiat-kiat apakah yang Anda lakukan agar perasaan Anda tetap nyaman ketika sedang belajar?
3 2 1
26
Apakah kondisi fisik Anda pada
3
dan berhenti belajar , sehingga materi atau tugas belum selesai. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan adanya cara menjaga daya tahan beljar, misalnya: melakukan ralaksasi, menjaga kesehatan tubuh dan mental, selingi dengan refreshing sesuai kebiasaan masingmasing seperti mendengankan musik, minum minuman penyegar, camilan dll. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kadang-kadang memiliki cara menjaga daya tahan beljar, misalnya: melakukan ralaksasi, menjaga kesehatan tubuh dan mental, selingi dengan refreshing sesuai kebiasaan masing-masing seperti mendengankan musik, minum minuman penyegar, camilan dll. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak punya cara menjaga daya tahan beljar, misalnya: melakukan ralaksasi, menjaga kesehatan tubuh dan mental, selingi dengan refreshing sesuai kebiasaan masingmasing seperti mendengankan musik, minum minuman penyegar, camilan dll. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak mudah tergoda dan mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang menarik Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan mudah tergoda dan mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang menarik Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan sangat mudah tergoda dan mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang menarik Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan adanya cara sesuai dengan kenyamanan dan gaya belajar masing-masing. Misalnya yang bisa belajar dng mendengarkan musik, ada yg perlu ketenangan, waktu di pagi hari dll. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan adanya cara sesuai dengan kenyamanan dan gaya belajar masing-masing. Misalnya yang bisa belajar dng mendengarkan musik, ada yg perlu ketenangan, waktu di pagi hari dll. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak ada cara sesuai dengan kenyamanan dan gaya belajar masing-masing. Misalnya yang bisa belajar dng mendengarkan musik, ada yg perlu ketenangan, waktu di pagi hari dll. Jika jawaban mahasiswa mengarah pada jawaban tidak mempengaruhi Jika jawaban mahasiswa mengarah pada jawaban kadang-kadang mempengaruhi Jika jawaban mahasiswa mengatakan iya mempengaruhi, Misalnya kalau sedang sulit untuk konsentrasi. Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan adanya kiat selalu menjaga keharmonisan komunikasi dengan anggota keluarga, teman dan kolega Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan kadang-kadang menjaga keharmonisan komunikasi dengan anggota keluarga, teman dan kolega Jika jawaban mahasiswa mengindikasikan tidak adanya kiat menjaga keharmonisan komunikasi dengan anggota keluarga, teman dan kolega Jika jawaban mahasiswa mengarah pada jawaban tidak mempengaruhi
45
46
27
28
29
waktu belajar mempengaruhi konsentrasi dalam belajar? Mohon berikan contohnya!
2 1
Bagaimana Anda menjaga fisik Anda agar tetap bugar ketika sedang belajar?
3
Dalam mempelajari suatu topik/materi tertentu, apakah Anda merasa telah menguasai bagian-bagian tertentu dari materi tersebut ataukah merupakan hal baru samasekali? Bagaimana caranya Anda mengkaitkan kompetensi penguasaan materi yang telah Anda miliki dengan materi baru yang sedang Anda pelajari?
3
2 1
2 1
3
2 1
30
Apakah Anda merasa bahwa kompetensi penguasaan materi yang telah Anda miliki membantu penguasaan materi baru yang sedang Anda pelajari? Mengapa demikian?
3 2 1
Jika jawaban mahasiswa mengarah pada jawaban kadang-kadang mempengaruhi Jika jawaban mahasiswa mengatakan iya mempengaruhi, Misalnya kalau sedang tidak sehat sulit untuk konsentrasi. Jika jawaban mahasiswa mengarah pada : selalu berolah raga, belajar dengan teratur/tidak kebut semalam serta cukup gizi Jika jawaban mahasiswa mengarah pada berolah raga dan makan bergizi Jika jawaban mahasiswa mengarah pada minum obat penahan kantuk/kopi dll. Jika jawaban mahasiswa mengarah pada jawaban bahwa selalu yakin bahwa materi tersebut bukan hal yang sama sekali baru. Jika jawaban mahasiswa mengarah pada jawaban bahwa kadangkadang yakin bahwa materi tersebut bukan hal yang sama sekali baru. Jika jawaban mahasiswa mengarah pada tidak merasa telah menguasai bagian-bagian tertentu dari materi baru tersebut. Jika jawaban mahasiswa mengarah pada jawaban: dengan cara mengingat kembali kompetensi yg telah dimiliki dan mencoba menganalisis kaitannya dng materi baru Jika jawaban mahasiswa mengarah pada jawaban: dengan cara menganalisis materi baru tersebut Jika jawaban mahasiswa mengarah pada jawaban tidak mengetahui cara mengkaitkan denga materi baru, Jika jawaban mahasiswa mengarah pada sangat membantu, karena sudah ada bekal awal Jika jawaban mahasiswa mengarah pada ragu-ragu bahwa kompetensi awal membantu penguasaan materi baru, karena kesulitan mengkaitkan Jika jawaban mahasiswa mengarah pada tidak membantu karena tidak yakin meiliki kompetensi awal.
46
Lampiran 2 47
TABEL INDUK RUBRIK DAN SKOR KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PJJ KABUAPATEN BATANG TAHUN 2015 No
1 2 L 3 L 4L 5L 6L 7P 8P 9P 10 P 11 P 12 P 13 P 14 P 15 P 16 P 17 P 18 P 19 P 20 P 21 P 22 P 23 P 24 P 25 P 26 P 27 P 28 P 29 P 30 P 31 P 32 P 33 P 34 P
L/P
1 2 3 k2-tujuan 1,2,3,28, 4 item
4
3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3
3 2 2 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3
2 1 1 1 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 3 3 1 3 2 2
3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 k3-belajar aktif -16 item 4 sd 15, 24 sd 27 k 1 motivasi - 8 item 16 sd 23 k4const 2 it 3 1 1 3 1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3
3 1 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 1 1 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3
3 1 2 1 2 2 3 2 2 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3
2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 1 2 1 3 2
3 1 3 1 1 1 3 2 1 3 2 1 3 1 2 3 3 1 2 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1
3 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 3 3 3 3
3 1 1 3 3 2 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 1 2 1 2 1 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2
3 2 1 1 1 3 1 2 3 2 1 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3
1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2
1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 3 1 1 3 3 1 2 1 1 1 3 2 2 3 2 1 3 3
2 1 1 1 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2
2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 3 1 2 2 1 1 2 1 1 1 3 1
3 3 3 2 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 1 2 2 3 2 1 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 3 1 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3
2 3 2 3 3 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2
2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
TOTAL
SKOR AKHIR
68 50 52 55 56 56 67 67 68 68 68 68 68 69 69 69 70 70 70 71 71 72 72 72 72 72 73 73 74 74 74 74 75 75
76 56 58 61 62 62 74 74 76 76 76 76 76 77 77 77 78 78 78 79 79 80 80 80 80 80 81 81 82 82 82 82 83 83
HASIL BELAJAR
61 50 58 60 70 83 83 85 85 85 90 90 90 75 75 75 78 93 93 93 93 95 95 95 80 80 73 90 93 88 88 47 90 93 93