LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN I
PENGEMBANGAN FORMULASI HERBISIDA BERBASIS ASAM ASETAT UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT
PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
Fokus Bidang Prioritas : Tanaman Pangan Kode Produk Target
: 1.01
Kode Kegiatan
: 1.01.01
Peneliti Utama
: Prof. Dr. Ir.Supriadi, MSc.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111 TELP: 0251 8321879, Fax: 0251 8327010 e-mail:
[email protected] 2012
LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian
:
Fokus Bidang Prioritas
:
Pengembangan Formulasi Herbisida Berbasis Asam Asetat Untuk Pengendalian Gulma Pada Tanaman Kelapa Sawit Ketahanan pangan
Kode Produk Target
:
1.01. Teknologi Pengelolaan lahan-lahan sub optimal
Kode Kegiatan
:
Lokasi Penelitian
:
1.01.01 Rekomendasi teknologi budidaya tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan pada lahan basah sub optimal Bogor dan Sumatera
Penelitian Tahun Ke
:
2
Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian A. Lembaga Pelaksana Penelitian Nama Koordinator/Peneliti Utama Nama Lembaga /Institusi Unit Organisasi
Alamat Telepon/HP/Faksimile/E-mail B. Lembaga lain yang terlibat Nama Koordinator Nama Lembaga Alamat Telepon/Faksimile/e-mail Jangka Waktu Kegiatan Biaya Tahun – 2 Total Biaya Kegiatan (baru/lanjutan)
: : : :
Prof. Dr. Ir. Supriadi, MSc. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111 0251 8321879/0251 8327010/
[email protected] -
2 tahun Rp. 200.000.000,Rp. 350.000.000,Lanjutan
Rekapitulasi Biaya Tahun yang Diusulkan : No.
Uraian
1. 2. 3. 4.
Gaji dan Upah Bahan Habis Pakai Perjalanan Lain-lain Jumlah biaya tahun yang diusulkan
Jumlah (Rp) 120.000.000 28.000.000 42.000.000 10.000.000 200.000.000
Menyetujui
Koordinator/Peneliti Utama
Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Dr. Agus Wahyudi NIP. 19591217 198603 2 003
Prof. Dr. Ir. Supriadi, MSc. NIP19581221 198303 1 005
Menyetujui/Mengetahui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Dr. Ir. M. Syakir, MS NIP. 19581117 198403 1 001 ii
DAFTAR ISI
Halaman PENDAHULUAN
3
Latar Belakang Pokok Permasalahan Metodologi Pelaksanaan
-
Lokus Kegiatan
-
Fokus Kegiatan
-
Bentuk Kegiatan
-
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
7
Pengelolaan Administrasi Manajerial Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Sinergi Koordinasi Kelembagaan – Program Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
RENCANA TINDAK LANJUT
10
Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Rencana Pengembangan Ke Depan
PENUTUP
11
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang merugikan karena dapat berkompetisi terhadap kebutuhan sumberdaya tanaman utama, seperti unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh. Sebagai akibat dari kompetisi tersebut, produksi tanaman menjadi tidak optimal atau ada kehilangan hasil dari potensi hasil yang dimiliki tanaman. Kerugian ekonomis akibat gulma pernah dilaporkan oleh Gray dan Hew (1968) bahwa sembung rambat (Mikania micrantha) menyebabkan kehilangan hasil kelapa sawit sebesar 20% selama lima tahun. Penurunan produksi tanaman jagung pada lahan tanpa pengendalian gulma dilaporkan sekitar 31% (Purba dan Desmarwansyah, 2008). Sebaliknya, pengendalian gulma dapat meningkatkan hasil tanaman utama. Misalnya, pengendalian Ischaemum muticum, spesies gulma tahunan golongan rumput (grasses), mampu meningkatkan berat tandan buah segar sekitar 10 ton/ha dalam kurun waktu tiga tahun (Teo et al. 1990). Pengelolaan gulma menjadi isu utama dalam sistem produksi pertanian, terutama di daerah tropika basah, termasuk Indonesia, dimana pengendalian gulma merupakan pekerjaan yang cukup merepotkan karena laju pertumbuhannya lebih cepat daripada tanaman pokok. Selain itu biji-bji gulma sudah berada di dalam tanah sebelum tanaman budidaya ditanam, sehingga gulma memiliki daya adaptasi jauh lebih baik daripada benih/bibit tanaman budidaya yang ditanam di areal tersebut. Hingga saat ini gulma masih merupakan kendala dalam produksi pertanian di seluruh dunia. Permasalahan gangguan yang diakibatkan oleh gulma relatif konstan; sangat berbeda dengan organisme pengganggu lainnya seperti hama dan penyakit yang seringkali mengalami ledakan (out break) dan serangannya sporadis.. Pengelolaan gulma juga harus dilakukan secara terpadu (PHT) karena pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa satu metode pengendalian saja tidak cukup memuaskan. Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma lebih besar (32%) dibandingkan dengan hama (18%) dan penyakit (15%). Namun, apabila tidak dilakukan pengendalian, baik secara fisik, kimia maupun biologi, maka angka kerugian bisa mencapai 69,8% (Oerke dan Dehne, 2004). Biaya pengendalian OPT termasuk sangat besar, yaitu sekitar $ 160 milyar atau setara dengan 27.6-47,6% dari total produksi (Srinivasan, 2003 dalam Irianto dan Johanis, 2009).
Revolusi hijau yang bertumpu pada teknis budidaya tanaman
secara intensif, mekanisasi dan pemupukan serta pengendalian organisme penggangu tanaman (OPT) yang tepat, tidak terlepas dari pemakaian pestisida secara besar4
besaran termasuk herbisida untuk mengendalikan gulma, sehingga memberikan hasil yang meningkat secara signifikan. Menjaga produktivitas pertanian dengan cara mencegah tanaman dari gangguan OPT juga sangat diperlukan dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan dan pakan secara kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu perlu dikembangkan perlindungan tanaman yang dibangun melalui rekayasa dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dengan tetap memperhatikan kearifan lokal serta meningkatkan nilai tambah dari usaha perlindungan tanaman. Dengan rekayasa dan pemanfataatn teknologi secara tepat baik dalam
input,
proses
dan
kualitas
diharapkan
pengamanan
produksi dengan
pengendalian OPT khususnya gulma akan menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan baik jenis, mutu, jumlah maupun waktu. Penelitian tentang herbisida berbahan aktif asam asetat di Indonesia masih sangat terbatas atau belum ada.
Dengan demikian perlu dilakukan kegiatan yang
sistematik untuk mengetahui keefektifan penggunaan asam asetat, baik tunggal maupun dikombinasikan
dengan
senyawa
lainnnya,
dalam
formulasi
herbisida
untuk
mengendalikan beberapa jenis gulma utama pada pertanian, baik pangan maupun perkebunan. Hasil uji pendahuluan di lahan tanpa tanaman (Supriadi dan Tjokrowardojo, data tidak dipublikasi) menunjukkan bahwa herbisida berbasis asam asetat cukup efektif mengendalikan gulma berdaun lebar, seperti Ageratum conyzoides (babandotan), Synedrella nodiflora (glentengan), Borreria alata (goletrak), Borreria laevis (katumpang lemah), Phyllanthus niruri (meniran), Euphorbia hirta (nanangkaan), Mimosa invisa (puteri malu), Erechtites valerianifolia (sintrong), Sida rhombifolia (sidagori), Amaranthus dubius (bayam duri) pada pengamatan 2 dan 4 minggu setelah aplikasi (MSA).
1.2 Pokok permasalahan Gulma merupakan salah satu OPT yang mengakibatkan kehilangan hasil dan selalu menjadi permasalahan dalam upaya pengendaliannya. Pengendalian gulma rata-rata memerlukan biaya hampir 33% dari biaya produksi dalam budidaya pertanian. Sudah banyak beredar herbisida berbahan aktif glifosat dan paraquat, sehingga timbul issue adanya spesies gulma yang cenderung resisten terhadap bahan aktif tersebut sebagai akibat penggunaan yang terus-menerus di lahan yang sama. Dengan terformulasikannya herbisida berbasis asam asetat ini diharapkan menjadi salah satu solusi alternatif untuk mengurangi volume penggunaan herbisida sintetik sehingga dapat menjadi alternatif bagi petani di Indonesia.
5
1.3
Metodologi Pelaksanaan
1.3.1
Lokus Kegiatan Kegiatan dilaksanakan di laboratorium Penyakit, labotarorium Ekofisiologi dan Instalasi Perkebunan Cibinong Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) Bogor. Penelitian lapang di perkebunan kelapa sawit PTPN7 Rejosari – Lampung, Sumatera Selatan.
1.3.2
Fokus Kegiatan Penelitian difokuskan untuk meningkatkan keefektifan formula herbisida berbasis asam asetat untuk mengendalikan beragam jenis gulma yang ramah lingkungan.
1.3.3
Bentuk Kegiatan -
Pembuatan formula campuran herbisida asam asetat + glifosat dan asam asetat + paraquat di laboratorium Balittro.
-
Aplikasi formula herbisida campuran di IP Cibinong dengan 48 kombinasi perlakuan untuk mendapatkan rasio paling efektif terhadap gulma sasaran.
-
Demplot formula herbisida campuran dengan rasio aling efektif di lahan perkebunan kelapa sawit di PTPN7 Rejosari – Lampung, Sumatera Selatan
1.3.4
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan -
Kegiatan di laboratorium dan rumah kaca Balittro difokuskan untuk mendapatkan rasio paling tepat dalam formula campuran herbisida asam asetat + glifosat atau asam asetat + paraquat yang efektif terhadap gulma sasaran. Semakin besar rasio bahan lainya yang dicampurkan dengan glifosat maka semakin baik formula yang dihasilkan karena akan semakin kecil volume glifosat/paraquat yang diperlukan.
-
Kegiatan di lapangan akan dilakukan di PTPN7 Rejosari – Lampung, Sumatera Selatan. Perlakuan yang diuji adalah 3 jenis formula campuran terbaik hasil pengujian di laboratorium/rumah kaca, konsentrasi formulasi, dan frekuensi aplikasi. Sebagai pembanding digunakan herbisida sintetik glifosat dan paraquat.
6
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1
Pengelolaan Administrasi Manajerial 2.1.1 Perencanaan Anggaran Anggaran Termin I sebesar 30 % dari total anggaran kegiatan PKPP direncanakan untuk : -
Honorarium peneliti, teknisi dan tenaga administrasi serta upah harian lepas. bulan Feb – Maret 2012 sebesar Rp. 11.960.000,-
-
Belanja barang untuk pembelian bahan percobaan
-
Perjalanan dinas dalam rangka eksplorasi bahan baku formula herbisida dan percobaan di IP. Cibinong.
2.2.2 Pengelolaan Anggaran - Honorarium peneliti, teknisi dan tenaga administrasi bulan Feb – Maret 2012 sebesar Rp. 24.000.000,-. - Upah harian lepas untuk percobaan di laboratorium, rumah kaca, dan IP Cibinong sebesar Rp. 8.000.000,-. -
Perjalanan dinas dalam rangka eksplorasi bahan baku formula herbisida dan pecobaan di IP Cibinong sebesar Rp. 12.000.000,-
-
Belanja barang untuk pembelian bahan percobaan sebesar Rp. 13.000.000,-
-
Lain-lain sebesar Rp. 3.000.000,-
2.2.3 Rancangan Pengelolaan Aset Herbisida asam asetat sudah didaftarkan di Ditjen HAKI untuk dipatenkan
2.2 Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja
2.2.1 Kerangka Metode - Proses Pencapaian Target Kinerja
7
-
Bulan Februari 2012 eksplorasi bahan baku herbisida asam asetat untuk pembuatan formula campuran herbisida asam asetat dan glifosat di laboratorium Balittro.
-
Bulan Maret 2012 dilakukan aplikasi formula herbisida campuran di IP Cibinong untuk mendapatkan rasio paling efektif terhadap gulma sasaran.
-
Bulan Mei 2012, konsultasi dengan PTPN7 Rejosari – Lampung, Sumatera
Selatan
untuk
pelaksanaan
demplot
formula
herbisida
campuran dengan rasio paling efektif di lahan perkebunan kelapa sawit. 2.2.2 Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja Kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan yang dijadwalkan
2.2.3 Perkembangan Pencapaian Target Kinerja - Telah dibuat 48 kombinasi formula herbisida campuran dengan berbagai rasio perbandingan herbisida asam asetat dan glifosat, serta asam asetat dan paraquat untuk diuji keefektifannya pada gulma di hasil percobaan di IP Cibinong, Jawa Barat. - Hasil pengamatan sementara menunjukkan bahwa daya berantas herbisida campuran asam asetat+glifosat atau asam asetat+paraquat diperoleh 3 rasio perbandingan yang sama efektifnya, yaitu 5:5; 6:4 dan 7:3 herbisida asam asetat : glifosat atau asam asetat : paraquat.
2.3 Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program
2.3.1
Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program - Melakukan koordinasi dengan BPTP Lampung, sebagai wakil/instansi yang ditugaskan Badan Litbang Pertanian untuk mengkoordinasikan kegiatan PKPP berdasarkan koridor MP3EI. - Mengajukan permohonan kegiatan kerjasama dengan PTPN7 di Bandar Lampung, Sumatera Selatan, selaku pemilik perkebunan kelapa sawit dimana lokasi penelitian akan dilaksanakan
8
2.3.2
Indikator Sinergi Koordinasi Kelembagaan – Program -
Terjalin koordinasi dengan BPTP Lampung, sebagai wakil/instansi yang ditugaskan Badan Litbang Pertanian untuk mengkoordinasikan kegiatan PKPP berdasarkan koridor MP3EI.
- Terjalin kerjasama dengan PTPN7 Rejosari – Lampung, Sumatera Selatan, selaku pemilik perkebunan kelapa sawit dimana lokasi penelitian akan dilaksanakan dengan disediakan lahan untuk percobaan 2.3.3
Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan – Program Mengirim surat pemberitahuan kepada kepala BPTP dalam rangka koordinasi pelaksanaan penelitian di wilayah BPTP Lampung -
Mengirim surat permohonan kerjasama penelitian dengan pihak PTPN7 di Bandar Lampung
2.4
Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 2.4.1 Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Demplot pengujian efektifitas herbisida campuran asam asetat + glifosat atau asam asetat + paraquat terhadap gulma sasaran di lahan perkebunan kelapa sawit. 2.4.2 Indikator Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Formula campuran herbisida berbasis asam asetat + glifosat atau asam asetat + paraquat yang efektif terhadap beragam gulma, baik berdaun lebar maupun berdaun sempit. 2.4.3 Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
Pada pengujian pendahuluan, campuran formula herbisida berbasis asam asetat + glifosat (1:1) dan asam asetat + paraquat efektif terhadap beragam gulma, baik berdaun lebar maupun berdaun sempit.
9
BAB III RENCANA TINDAK LANJUT 3.1
Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja Penelitian skala lapang terhadap gulma umum (golongan rumput, berdaun lebar dan teki) dilakukan pada budidaya tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) di PTPN7 Rejosari - Lampung. Perlakuan terdiri dari: 3 jenis formula campuran terbaik dari hasil pengujian di IP Cibinong dengan 2 jenis konsentrasi penyemprotan, 2 herbisida pembanding, penyiangan dan kontrol. Perlakuan dirancang secara acak kelompok dengan 4 ulangan. Ukuran petak perlakuan 12 m X 65 m (populasi 32 pohon kelapa sawit). Aplikasi herbisida dilakukan satu kali pada saat gulma mencapai penutupan di atas 80%, dengan cara disemprotkan menggunakan alat semprot knapsack sprayer pada kondisi cuaca cerah/tidak berawan. Penyemprotan dilakukan hati-hati agar tidak mengenai daun kelapa sawit.
3.2
Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program Sebagai tindak lanjut dari koordinasi yang telah dilakukan melalui surat menyurat ke BPTP dan PTPN7 Lampung, selanjutnya dilakukan koordinasi langsung di lokasi untuk pelaksanaan kegiatan penelitian di lapang.
3.3
Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Penggunaan herbisida berbasis asam asetat yang dikombinasikan dengan herbisida sintetik diharapkan akan memberikan alternatif pengendalian gulma sekaligus dapat mengurangi tekanan terhadap timbulnya resistensi gulma terhadap jenis herbisida tertentu.
3.4
Rencana Pengembangan ke Depan Herbisida berbasis asam asetat didaftarkan untuk dipatenkan
10
BAB IV PENUTUP Kemajuan penelitian pada tahap pertama, diperoleh 44 kombinasi formula campuran herbisida berbasis asam asetat + glifosat dan asam asetat + paraquat. Formula herbisida campuran dengan rasio 5:5; 6:4 dan 7:3 sama keefektifannya sebanding dengan perlakuan pembanding glifosat dan paraquat efektif terhadap gulma sasaran.
11