LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENYULUHAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF BERKELANJUTAN MELALUI PEMANFAATAN BUAH MANGROVE
Oleh: T.Said Raza’i, S.Pi, M.P 1002108203 (Ketua) Ir. Hj. Khodijah, M.Si. 10230469003 (Anggota)
Dana BOPTN Universitas Maritim Raja Ali Haji Tahun Anggaran 2013
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2013
2
HALAMAN PENGESAHAN
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan hidayah dan rahmatNya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berjudul ”Penyuluhan Mata Pencaharian Alternatif Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Buah Mangrove di Desa Malangrapat Kabupaten Bintan Kepulauan Riau, dapat dilaksanakan dan terlaksana dengan baik. Kemudian shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapat safa’at dari beliau di akhirat kelak. Pelaksanaan peyuluhan ini kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik Universitas Riau, instansi pemerintah dan masyarakat Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada : 1.
Bapak Ketua Lembaga Pengabdian, Penelitian dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang yang memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat.
2.
Bapak Kepala Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan yang telah memberikan bantuan penggerakan peserta penyuluhan serta memfasilitasi tempat penyelenggaraan, sehingga peyuluhan ini terlaksana dengan baik.
3.
Masyarakat dan peserta peyuluhan yang telah ikut dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
4.
Semua pihak yang telah membantu di dalam penyelenggaraan penyuluhan ini. Semoga bantuan yang diberikan tesebut akan mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT, Amin.
Pekanbaru, Desember 2013 Ketua Pelaksana,
T. Said Raza’i, S.Pi., MP NIDN. 1002108203
4
RINGKASAN
Judul
:
Penyuluhan Mata Pencaharian Alternatif Berkelanjutan Melalui
Pemanfaatan
Buah
Mangrove
di
Desa
Malangrapat Kabupaten Bintan Kepulauan Riau
Ketua Pelaksana
:
T. Said Raza’i, S.Pi., MP
Bidang Ilmu
:
Ilmu Kelautan dan Perikanan
Waktu Pelaksanaan
:
3 (Tiga) Bulan
Tujuan
:
Untuk memberikan penyuluhan mengenai pemanfaatan buah mangrove sebagai mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan bagi rumah tangga nelayan di kawasan pesisir.
Untuk
pemahaman mangrove
meningkatkan
masyarakat dan
pengetahuan
mengenai
manfaatnya
bagi
fungsi
dan hutan
peningkatan
kesejahteraan. Bentuk Kegiatan
:
Penyuluhan
Sasaran
:
Rumah
Tangga
Nelayan
(Nelayan
dan
Wanita
Nelayan) di Desa Malangrapat Kabupaten Bintan
5
DAFTAR ISI LEMBARAN PENGESAHAN ................................................................
I
KATA PENGANTAR ..............................................................................
II
RINGKASAN ...........................................................................................
III
DAFTAR ISI .............................................................................................
IV
I. ANALISIS SITUASI .............................................................................
1
II. PERMASALAHAN .............................................................................
5
III. TUJUAN .............................................................................................
6
IV. SASARAN ..........................................................................................
6
V. PESERTA.............................................................................................. 7 VI. TEMPAT DAN WAKTU..................................................................... 7 VII. JADWAL PELAKSANAAN ............................................................. 7 VIII. HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ..................... 8 IX. ANALISIS ........................................................................................... 9
6
BAB I PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI Kabupaten Bintan memiliki luas keseluruhan wilayahnya (daratan dan lautan) 88.038,5 km2 dengan luas daratan hanya 1.946,13 km2 yang terdiri dari 10 kecamatan dan 51 desa. Kecamatan Gunung Kijang adalah salah satu kecamatan yang terdapat di kabupaten Bintan dan memiliki wilayah daratan yang terluas dibanding dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Bintan yakni 503,1 km². Kecamatan Gunung Kijang meliputi 3 desa dan 1 kelurahan, yaitu Desa Gunung Kijang, Teluk Bakau, Malang Rapat dan Kelurahan Kawal. Desa Malang Rapat berada di wilayah paling ujung sebelah utara Kecamatan Gunung Kijang. Luas wilayah desa Malang Rapat yaitu 771.225 Ha. Dari ujung ke ujung desa berjarak 17 km yang terdiri dari 8 RT dan 3 RW, dimana jarak ke ibu kota kecamatan yaitu 15 km, ke ibukota kabupaten 39 km, sedangkan jarak ke ibukota provinsi yaitu 48 km dengan kondisi jalan aspal dan lancar dengan pemandangan laut yang indah di sepanjang jalan desa (Monografi Desa Malangrapat, 2012). Berdasarkan data tahun 2012 Jumlah penduduk Desa Malangrapat terdapat 563 KK dengan rincian penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 972 jiwa dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 838 jiwa, Berdasarkan status perkawinan penduduk Desa Malangrapat
lebih banyak yang berstatus sudah
menikah yaitu 947 jiwa atau 52,4%, sedangkan yang belum kawin yaitu 802 jiwa atau 44,4%. Tingginya jumlah penduduk pada usia produktif merupakan suatu potensi sumberdaya manusia yang bisa mendukung kemajuan dan keberlanjutan
7
pembangunan desa apabila diberdayakan secara maksimal. Namun disisi lain diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Malangrapat tergolong sangat rendah karena termasuk tingginya jumlah penduduk yang tidak tamat SD yaitu 46%, sedangkan yang tamat SD hanya 17%, bahkan terdapat penduduk yang masih buta huruf (1%). Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah setempat terutama dalam rangka menciptakan penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat di Desa Malangrapat, karena tingkat pendidikan tersebut ikut berpengaruh terhadap pekerjaan penduduk dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Ini terlihat dari pekerjaan utama sebagian besar rumah tangga yang terdapat di desa malangrapat yakni sebagai nelayan. Kehidupan sosial ekonomi rumah tangga nelayan Desa malangrapat tidak jauh berbeda dengan karakteristik rumah tangga nelayan di kawasan pesisir pada umumnya dimana sebagian besar mereka masih tergolong dalam struktur sosial ekonomi berskala kecil, berorientasi subsisten serta berteknologi sederhana serta . memiliki keterbatasan pendapatan, pendidikan dan keterampilan sehingga mereka terjerat dengan kemiskinan. Keuntungan-keuntungan ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya-sumberdaya pesisir (kelautan dan perikanan) yang terdapat disekitar mereka lebih dinikmati oleh kelompok masyarakat tertentu yang memiliki modal seperti pemilik-pemilik kapal dan pengusaha-pengusahan perikanan berskala menengah keatas. Aktifitas sosial ekonomi kelas menengah ini dikhawatirkan akan menimbulkan degradasi sumberdaya terutama bagi keberlanjutan mata pencaharian rumah tangga miskin berskala kecil.
8
Karena itu untuk keberlanjutan mata pencaharian rumah tangga miskin di kawasan pesisir perlu dicari peluang-peluang mata pencaharian alternatif yang berkelanjutan tanpa merusak sumberdaya alam di sekitarnya. Konsep mata pencaharian berkelanjutan diawali dari keinginan pemberdayaan kapasitas orangorang yang membutuhkan penghasilan saat sekarang dan kebutuhan sosial ekonomi masa yang akan datang dan memperkecil kerentanan mereka terhadap tekanan dan goncangan (Ashley & Carney, 1999). Sesuai dengan konsep tersebut maka sumberdaya alam yang terdapat di kawasan pesisir apabila bisa dimanfaatkan dan dikelola menggunakan prinsip-prinsip keberlanjutan maka diharapkan akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan rumah tangga miskin di sekitarnya selain juga memiliki mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan. Salah satu kekayaan sumberdaya alam yang terdapat di kawasan pesisir adalah hutan mangrove. Indonesia memiliki potensi sumber daya bakau seluas 9,36 juta ha, dimana 3,7 juta ha tersebar di dalam kawasan hutan dan 5,66 juta ha di luar kawasan hutan. Akan tetapi sebagian besar telah rusak, kerusakan ini sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia, baik berupa konversi hutan bakau menjadi pemanfaatan lain, misalnya menjadi pemukiman, industri, rekreasi, atau kepentingan lainnya maupun pemanfaatan ekosistem hutan bakau sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat sekitarnya. Hutan bakau memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung maupun secara langsung kepada kehidupan manusia. Pemanfaatan hutan bakau yang dinilai bisa berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan adalah dengan pemanfaatan buah mangrove, karena ternyata dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa buah mangrove
9
memiliki potensi untuk diolah menjadi makanan dan minuman seperti dodol, kerupuk, sirup dan lain-lain. Kabupaten Bintan memiliki potensi besar untuk pengembangan pemanfaatan buah mangrove tersebut, hal ini seiring dengan dukungan pemerintah setempat untuk menjaga dan mengembangkan penanaman mangrove melalui perda kabupaten Bintan no 2 tahun 2012 mengenai rencana tata ruang wilayah kabupaten Bintan Tahun 2011-2031 – bahkan Jepang tertarik menjadikan Bintan sebagai model pelestarian hutan mangrove yakni dengan menanam bakau di salah satu tambak udang milik kelompok tani di daerah ini1. Potensi mangrove di Kabupaten Bintan cenderung meningkat, hal ini dikarenakan adanya program Kebun Bibit Rakyat yang dialokasikan oleh Kementerian Kehutanan melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Kepri, sejak tahun 2010 hingga sekarang, berupa pembibitan dan penanaman mangrove. Hutan mangrove di Kabupaten Bintan lebih kurang seluas 7.956 Ha yang berada di 10 kecamatan. Potensi mangrove yang cukup besar ini apabila diolah dengan baik, tidak mustahil akan dapat menjadi sumber pangan alternatif yang menjanjikan2. Dengan demikian maka pemanfaatan buah mangrove merupakan salah satu mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan bagi rumah tangga nelayan yang hidup di kawasan pesisir. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan terutama kepada wanita nelayan untuk menambah pengetahuan mengenai manfaat mangrove dan buahnya serta meningkatkan keterampilan dan membantu keluarga dalam upaya peningkatan kesejahteraan rumah tangga. 1 2
http://www.tribunnews.com/2013/02/03/jepang-jadikan-bintan-model-pelestarian-hutan-mangrove http://kesemat.blogspot.com/2012/05. Dodownload tgl 10 Juli 2013
10
B. PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Kabupaten Bintan memiliki potensi hutan mangrove yang cukup baik dan bisa mendukung mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan bagi rumah tangga nelayan yang hidup di kawasan pesisir. 2. Aktifitas sosial ekonomi yang selama ini dilakukan masyarakat di sekitar ekosistem mangrove selama ini sering terkesan merusak dibandingkan melestarikan. 3. Karena itu pemanfaaatan sumberdaya mangrove hendaknya memperhatikan prinsip keberlanjutan untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya tanpa merusak lingkungan alam. 4. Untuk itu masyarakat pesisir perlu mengetahui lebih mendalam mengenai fungsi dan manfaat hutan mangrove selain untuk kelestarian alam juga bisa dijadikan
mata
pencaharian
alternatif
dan
berkelanjutan
melalui
pemanfaatan buah mangrove. C. TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah: 1. Untuk memberikan penyuluhan mengenai pemanfaatan buah mangrove sebagai mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan bagi rumah tangga nelayan di kawasan pesisir
11
2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai fungsi hutan mangrove dan manfaatnya bagi peningkatan kesejahteraan. D. SASARAN Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah rumah tangga nelayan yang terdiri dari nelayan dan wanita nelayan di Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan yang berjumlah 60 (enam puluh) orang . E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah: 1. Nelayan dan Wanita nelayan bisa mengetahui fungsi dan manfaat hutan mangrove bagi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. 2. Nelayan dan Wanita nelayan dapat memahami manfaat buah mangrove dan cara pemanfaatannya sebagai mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan. F. TEMPAT DAN TAHAPAN PELAKSANAAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan dilaksanakan di wilayah Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan yang terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut: 1.
Mempersiapkan bahan atau materi yang diperlukan pada penyuluhan pemanfaatan buah mangrove sebagai mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan bagi rumah tangga nelayan Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan.
12
2.
Mengadakan pertemuan sesama tim penyuluhan untuk mendiskusikan materi kegiatan yang akan dilaksanakan dan pembagian tugas antar tim pelaksana.
3.
Mengadakan
pertemuan
dengan
Kepala
Desa
Malangrapat
guna
mendapatkan izin pelaksanaan dan penetapan jadwal kegiatan. 4.
Mengadakan penyuluhan mengenai pemanfaatan buah mangrove sebagai mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan bagi rumah tangga nelayan Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan.
G. JADWAL PELAKSANAAN Kegiatan direncanakan akan dilaksanakan selama tiga
bulan yaitu dari
bulan Agustus hingga Oktober 2012. Adapun tahapan kegiatan pengabdian secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan
No 1 2 3 4 5
Jadwal Pelaksanaan Persiapan Rancangan Pengabdian Pertemuan tim dengan Kepala Desa Pelaksanaan Penyuluhan dan Evaluasi Penulisan Pelaporan dan pengetikan laporan Penggandaan Laporan Pengabdian
Bulan Oktober
Nopember
Desember
X X X X X
13
H. HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan terhadap para nelayan dan wanita nelayan di Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang kabupaten Bintan Propinsi Kepulauan Riau diketahui bahwa banyak dari mereka yang belum menyadari tentang manfaat buah mangrove sebagai produk makanan dan minuman. Kegiatan penyuluhan tentang
“Penyuluhan Mata Pencaharian Alternatif
Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Buah Mangrove di Desa Malangrapat Kabupaten Bintan Kepulauan Riau” mendapat sambutan yang sangat baik dari peserta penyuluhan. Para nelayan dan wanita nelayan pada umumnya belum memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai buah mangrove dan pemanfaatannya serta dapat menjadi mata pencaharian alternatif berkelanjutan bagi kesejahteraan rumah tangga mereka. Materi yang diberikan dalam penyuluhan ini memberikan wawasan dan pengetahuan yang baru bagi para nelayan dan wanita tentang buah mangrove termasuk pengenalan jenis-jenis buah mangrove, fungsi mangrove, pemanfaatan buah mangrove menjadi
usaha
alternatif
untuk
menambah
penghasilan
dan
meningkatkan
kesejahteraan. Berdasarkan pengakuan peserta penyuluhan mereka merasa penyuluhan ini sangat penting dan bermanfaat untuk menambah pengetahuan mereka. Hasil dari serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat terhadap nelayan dan wanita nelayan di Desa Malangrapat Kabupaten Bintan Kepulauan Riau ternyata cukup memuaskan baik bagi peserta penyuluhan maupun bagi tim penyuluhan dengan penyajian materi penyuluhan yang cukup menarik dan mudah dipahami. Pemahaman peserta penyuluhan terlihat pada saat diskusi dan tanya jawab peserta
14
dengan tim penyuluh. Ternyata para peserta mampu menyerap dan memahami materi yamg disampaikan, terutama diskusi tentang pengolahan buah mangrove menjadi produk makanan dan minuman. Tim penyuluhan mengevaluasi pemahaman peserta penyuluhan melalui pengajuan beberapa pertanyaan terkait materi yang sudah disampaikan. Dari hasil pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta mulai mengetahui dan memahami pentingnya peranan mangrove selain untuk kelestarian dan keindahan lingkungan, ternyata juga memiliki peranan penting yang selama ini belum diketahui sama sekali yakni pemanfaatan buah mangrove menjadi produk makanan dan minuman yang lezat dan unik. I. ANALISIS a. Faktor Penghambat 1) Keterbatasan waktu dan dana mengakibatkan tim pelaksana tidak dapat melaksanakan kegiatan ini secara lebih intensif sehingga masih ada pemintaan masyarakat agar mereka bisa mempraktekkan langsung kegiatan pengolahan buah mangrove menjadi produk makanan dan minuman. 2) Relatif rendahnya tingkat pendidikan masyarakat bahkan ada yang tidak bisa tulis baca sehingga penyampaian penyuluhan harus diberikan dengan metode yang sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga kegiatan penyuluhan ini lebih memberi manfaat nyata apabila dilakukan secara berkelanjutan sebagai penguatan pendidikan informal mereka. 3) Masih adanya masyarakat yang belum mengenal dengan baik buah mangrove serta fungsi bagi peningkatan kesejahteraan rumah tangga.
15
b. Faktor Pendorong 1) Penyuluhan yang diberikan ini merupakan salah satu upaya untuk membantu pemahaman dan meningkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan mangrove, memanfaatkan buahnya sehingga dapat menjadi usaha alternatif berkelanjutan. 2) Kegiatan penyuluhan yang diberikan merupakan pengetahuan yang sangat penting bagi rumah tangga nelayan di kawasan pesisir terutama bagi mereka dengan pendidikan yang sangat rendah. 3) Materi yang diberikan sangat menarik untuk diikuti serta mudah dipahami (selain berbentuk ceramah, pemutaran film serta kegiatan praktek yang sederhana) sehingga peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut cukup antusias yang ditunjukkan dari sikap dan
rasa ingin tahu yang sangat tinggi dari peserta
penyuluhan. 4) Dukungan dan partisipasi dari kepala desa serta perangkatnya menjadi pendorong
bahwa
kegiatan
penyuluhan
ini
baik
dan
lancar
dalam
pelaksanaannya, bahkan di lain kesempatan mereka akan mengundang kembali pemateri untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat lainnya.
16
c. Evaluasi Hasil evaluasi menunjukkan dari kegiatan tanya jawab yang dilakukan terhadap para peserta penyuluhan, ternyata materi yang disampaikan memberikan manfaat yang sangat besar dan dibutuhkan oleh peserta penyuluhan tersebut, sehingga materi yang disampaikan memberikan manfaat yang sangat besar serta dibutuhkan oleh peserta penyuluhan tersebut. Bahkan mereka mengharapkan kegiatan ini dapat berkelanjutan melalui kegiatan pendampingan dan bentuk bimbingan lainnya sehingga usaha tersebut dapat mereka wujudkan sehingga diharapkan dapat membantu peningkatan kesejahteraan rumah tangga mereka.
Penyuluhan adalah bentuk
pendidikan informal yang memiliki peranan penting terutama bagi masyarakat dengan pendidikan formal yang relatif masih rendah serta keberadaannya sulit menjangkau berbagai informasi seperti desa pesisir Malangrapat Kabupaten Bintan. Semakin baiknya akses masyarakat untuk memperoleh penyuluhan diharapkan dapat mengurangi keterbatasan pengetahuan rumah tangga nelayan dari pendidikan formal yang dimiliki. Penyuluhan mengenai pemanfaatan buah mangrove ini adalah salah satu bentuk pendidikan informal yang sangat penting dan bermanfaat bagi rumah tangga nelayan yang berbasis sumberdaya lokal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan seperti ini perlu dilakukan secara berkelanjutan.
17
J. SUSUNAN PELAKSANA KEGIATAN 1. Ketua Pelaksana
a.
Nama Lengkap
:
T. Said Raza’i, S.Pi., M.P
b.
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
c.
NIDN
:
1002108203
d.
Disiplin Ilmu
:
Bioteknologi Perairan
e.
Fakultas/Jurusan
:
FIKP/Manajemen Sumberdaya Perairan
f.
Perguruan Tinggi
:
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2. Anggota Pelaksana a.
Nama Lengkap
:
Ir. Hj. Khodijah, M.Si
b.
Jenis Kelamin
:
Perempuan
c.
NIDN
:
1023046903
d.
Disiplin Ilmu
:
Sosial Ekonomi Perikanan
e.
Fakultas/Jurusan
:
FIKP/Manajemen Sumberdaya Perairan
f.
Perguruan Tinggi
:
Universitas Maritim Raja Ali Haji
18
K. ANGGARAN Rencana Penerimaaan Dana
Rp. 5.350.000,-
Rencana Pengeluaran Dana 1. Pembuatan Modul Pelatihan @ 10.000,- X 60 bh Rp. 600.000,2. Pembuatan Proposal dan Laporan
Rp. 1000.000,-
3. Konsumsi @ 32.000 X 60 orang
Rp. 1920.000,-
4. Spanduk
Rp. 500.000,-
5. Dokumentasi
Rp. 480.000,-
6. Transportasi @ 400000 X 2 hari
Rp. 800.000,-
Tanjungpinang, 6 Desember 2013 Ketua Pelaksana Kegiatan,
T. Said Raza’i, S.Pi., M.P
19
DAFTAR PUSTAKA Ashley, C. & Carney, D. (1999) Sustainable Livelihoods:Lessons from early experience[Internet].Availablefrom:http://www.eldis.org/vfile/upload/1/docu ment/0902/DOC7388.pdf [Accessed 28 Dec 2012]. http://www.tribunnews.com/2013/02/03/jepang-jadikan-bintan-model-pelestarianhutan-mangrove http://kesemat.blogspot.com/2012/05. Dodownload tgl 10 Juli 2013 Kantor Desa Malangrapat, 2012. Monografi Desa Malangrapat.