LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL
K A R A K T E R K O TA D A L A M P E R S E P S I M A S YA R A K AT ( S T U D I K AS U S K OTA PA NTA I P R O B O L I N G G O )
OLEH:
Ir. Chairil Budiarto Amiuza, MSA Dr. Ir. Jenny Ernawati. MSP
Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, melalui DIPA Universitas Brawijaya Nomor: 0174.0/023-04.2/XV/2009, tanggal 31 Desember 2008 dan berdasarkan SK.Rektor Nomor: 147/SK/2009, tanggai 30 April 2009.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOPEMBER 2009
RINGKASAN Sebagian besar kota-kota secara bertahap kehilangan jati dirinya, kehilangan karakternya, sehingga lambat laun wajah kota menjadi tidak berbeda antara yang satu dengan yang lain. Karakter lingkungan lokal mereka telah hilang karena adanya pembangunan yang tidak sesuai dan adanya perubahan-perubahan lingkungan yang menyertai pembangunan tersebut. Pembangunan yang pesat mengancam hilangnya karakter lingkungan setempat. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengakomodasikan pertumbuhan dan perkembangan kota atau kawasan tanpa kehilangan karakter yang dimiliki. Salah satu kenyataan perubahan akibat pertumbuhan dan perkembangan kota dengan segala konsekwensinya dialami oleh kota Probolinggo, sebagai sebuah kota pesisir di jawa timur yang memiliki nilai historis, budaya dan estetis berkembang kearah kota industri, pantai. Masalah yang ada ialah mengenai apa saja ciri-ciri lingkungan fisik yang dapat mendukung karakter kota dan sebaliknya, apa saja ciri-ciri yang tidak sesuai dengan karakter kota. Tujuannya, mengetahui ciri-ciri khusus lingkungan fisik yang dapat mendukung karakter kota dan ciri-ciri khusus lingkungan fisik yang tidak sesuai dengan karakter kota berdasarkan sudut pandang penghuni kota. Mengkaji hubungan antara persepsi masyarakat dengan ciri-ciri khusus lingkungan yang merupakan penekanan penelitian ini dirasa sangat penting karena dalam perencanaan dan perancangan lingkungan cara yang paling efektif untuk mengendalikan karakter kota adalah melalui pengaturan dan pengelolaan elemen-elemen lingkungan kota. Metoda Penelitian ini memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali obyek-obyek visual dalam kawasan studi yang menurut pandangan masyarakat penduduk kota memiliki makna tertentu untuk mendukung karakter kota (baik built environment maupun natural environment) dan obyek-obyek visual yang tidak sesuai atau merusak karakter kota. Hasil yang diperoleh dalam tahap ini digunakan sebagai stimuli untuk menggali penilaian masyarakat terhadap kesesuaian obyek-obyek visual tersebut terhadap karakter kota, yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, dan menggali kriteria evaluatif yang digunakan masyarakat dalam penilaian tersebut atau makna yang dilekatkan masyarakat terhadap obyek-obyek visual tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut persepsi masyarakat ada 24 ciri lingkungan fisik kota yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan karakter kota. Lingkungan buatan yang mendukung karakter kota dalam penelitian ini didominasi oleh bangunan-bangunan bersejarah. Sedangkan setting perilaku atau aktivitas seperti kumpulan PKL, pengemis, ruko, permukiman kumuh dinilai secara negatif oleh masyarakat dalam kaitannya dengan karakter kota. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa masyarakat menggunakan multi kriteria untuk mengevaluasi kesesuaian ciri-ciri lingkungan dalam konteks karakter kota mereka. Dengan mengetahui keunikan kesatuan ciri-ciri lingkungan yang secara bersamasama atau secara kolektif menguatkan karakter dalam suatu setting, dan dengan menentukan hubungan antara ciri-ciri lingkungan tersebut dengan maknanya menurut masyarakat, maka dapat dipahami konsepsi karakter kota, sense of place, genius loci, dan sebaliknya, ciri-ciri lingkungan yang dirasa ‘out of character’.
SUMMARY Nowadays most of the city begun decreasing their own characteristic. The Local wisdom that they have started to disappeared day by day cause of the improper development. All of those thing makes their “city face” have no difference with another city. What will it be if the entire cities on this province have no characteristic? That’s why we need to looking for the best way to return the town character in this developmental season. Probolinggo is one of the outcomes from this modern development season which happened .Probolinggo is the marine city, but their identity almost couldn’t be seen by now. The problem in case is what kind of object or mark that could affect or support on the city identity and what kind of object or mark that could decrease the city identity. The aim of this research is try to formulate the special marking that could support or hamper the extender of the town character. The analize process is compare and related the citizen perception with the special mark on which city they stay. The most effective way to control the extender of town character is by made a role of the city element development. This research methods is comparison the two kind methods. The methods are used is qualitative and quantitative. Qualitative methods is using to digging any information and people suggestion about any built environment or nature environment which were have any support or being hammer of the town character. The object that they choose being a stimuli to looking for the citizen point a view or the meaning that they attachment, this next step is using the quantitative method. The result is showing that there are 24 built and nature environment being special marking whether support or hammer the town character. The building object that still able to support the town character is kind of historical building. On the other side the setting that hammer the town character are the modern building, busk , slummy resident. This research is showing that the citizen given any mark or perspective by a multi level and many kind of factor to choose which one the setting that able to support the town character and which one that hammer the town character. By this research we could assign the relation between town character and the citizen point of view. This could known as sense of place, genius loci and town character.
DAFTAR PUSTAKA Akhihary. Huib. (1988) Architectuur & Stdeebouw in Indonesie 1870/1970, Walburg Pers. Altman, I. & Low,S.M. (1992). Place Attachement. New york: Plenum press. Canter,D. (1977). The Psychology of place. London: The Architectural Press ltd. Dave (2006). Saving our town’s character. http: //www.helensville.co.nz/blog/ 2006/07/saving-our-town-character.html retrieved 30 July 2007. Handinoto(1997), Bentuk dan Struktur Kota probolinggo, Tipologi sebuah Kota Administrasi Belanda. Jurnal Demensi 27/ Arsitek juli 1997. Gill,Ronald Gilbert (1995), De Indische Stad op Java en Madura, een Mophologische Studie van haar Ontowiklleng (disertasi Doctor) Green. R (1995). Community perception of town character: A case study in byron bay, , New South Wales. People and Phsycal Environment Research Green, R. (1999). Meaning and form in community perception of town character. Journal of Environmental Psychology, 19. 311-329. Habe, R.(1989).Public design controls in American communities. Town Planning Review,60, 195-219. Kennie, C. D. (2006). The growing town of Wells seeks input on preserving town character and natural assets. The Wells Gateway Community Design Workshop. Moore. T. Gary,s (1985) Environmental Design Research Directions . Printed in United State of America. by Praeger Pbublisher. Ricklefs. M. C. A History of Modern Indonesia.(1981), Bloomington Indiana University Press. The Macquarie Dictionary (1982). The Concise Macquarie Dictionary. Sydney, Australia: Doubleday. The Oxford Dictionary (1994). Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford: Oxford University Press. Tjipto Atmodjo Sutjipto. (1983). Kota-kota pantai di sekitar Selat madura ( Abad XVII sampai Medio abad XIX ) .Yokyakarta. Universitas Gajah Mada.