LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KALAM (Kulkas Alam) Inovasi Kulkas Alami Tanpa Freon dan Listrik Dalam Bentuk Meja Fungsional BIDANG KEGIATAN : PKM - KARSA CIPTA
Diusulkan oleh: Theo Walid Fersa Dunia 121910101043 Ahmad Rosid 121910101060 Arif Jainuri 120110401037 Adita Cahya Islamianti 121810101022
UNIVERSITAS JEMBER JEMBER 2015
Angkatan 2012 Angkatan 2012 Angkatan 2012 Angkatan 2012
PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKM-KARSA CIPTA 1. Judul Kegiatan
: KALAM (Kulkas Alam) Inovasi Kulkas Alami Tanpa Freon dan Listrik dalam bentuk Meja Fungsional
2. Bidang Kegiatan 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a.Nama Lengkap b.NIM c.Jurusan d.Universitas/Institut/Politeknik e.Alamat Rumah dan No Tel./HP
: PKM-KC
f. Alamat email 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIDN c. Alamat Rumah dan No Tel./HP 6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti b. Sumber 7. Jangka Waktu Pelaksanaan
: Theo Walid Fersa Dunia : 121910101043 : Teknik Mesin : Universitas Jember : Desa Sambikarep Kec. Rejoso, Kab. Nganjuk RT. 06 RW. 03/ 081515203609 :
[email protected] : 3 orang : Dr. Nasrul Ilminnafik S.T., M.T : 0014117104 : jl. Gunung Agung III C no.8 Sumber Sari Jember/085732451427 : Rp.10.890.000,00 : Rp : 4 bulan Jember, 29 Juni 2015
Menyetujui Pembantu Dekan III
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Sumarji S.T.,M.T) NIP 19680202 199702 1 001
(Theo Walid Fersa Dunia) NIM 121910101043
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(Prof. Dr. Moh. Saleh M.sc) NIP. 19560831 198403 1 002
(Dr. Nasrul Ilminnafik S.T., M.T) NIDN. 0014117104
ii
KALAM (Kulkas Alam) Inovasi Kulkas Alami Tanpa Freon dan Listrik Dalam Bentuk Meja Fungsional Theo Walid Fersa Dunia1), Ahmad Rosid2), Arif Jainuri3), Adita Cahya Islamianti4) 1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember Email:
[email protected] 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember Email:
[email protected] 3) Program Study Televisi dan Film, Sastra, Universitas Jember Email:
[email protected] 4) Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember Email:
[email protected]
Abstrak Teknologi kulkas yang banyak beredar di masyarakat menggunakan freon dan listrik. Mohammed Bah Abba dari Nigeria membuat teknologi pendingin makanan tanpa listrik dan freon bernama teknologi pendingin pot in pot. Prinsip kerja dari teknologi pot in pot, adalah Evaporative Cooling dengan suhu 19,4° C dalam waktu 13 jam. Bahkan di Indonesia mampu mencapai 150C. KALAM adalah kulkas alami tanpa freon dan listrik berbentuk meja multifungsi dengan metode pot in pot. Tujuan pembuatan KALAM adalah diperoleh kulkas alami tanpa listrik dan freon berbentuk meja multifungsi. Kegunaan KALAM yaitu pengembangan teknologi berbasis sumber daya alam lokal yang hemat energi kedepannya, memberikan nilai fungsi tambah dalam aplikasi kulkas sebagai meja multifungsi, dan membantu masyarakat khususnya Jember dalam menyimpan bahan makanan. Metodologi pelaksanaan meliputi: study literature, pengumpulan alat dan bahan, perencanaan dan pembuatan system, tahapan uji coba alat, pengujian laboratorium, perbaikan system yang belum sesuai, menganalisa indikator keberhasilan jangka pendek, dan membuat laporan. Hasil dari pembuatan KALAM meliputi rangka,ruang pendingin, daun meja, dan vas bunga. Potensi hasil pembuatan meliputi : aplikasi pada masyarakat luas, potensi pada gaya hidup sehat, potensi meja fungsional dan staylist. Dari uaraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa KALAM merupakan solusi inovatif pegembangan teknologi pendingin alami dan pembuatan meja multy fungsi. Kata kunci : fungsional, KALAM, kulkas, meja, pot in pot.
iii
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii ABSTRAK ............................................................................................................ iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv BAB 1. PENDAHULUAN .....................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................1 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................2 1.3 Tujuan .......................................................................................................2 1.4 Luaran yang Diharapkan...........................................................................2 1.5 Kegunaan .................................................................................................2 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................2 BAB 3. METODE PELAKSANAAN ....................................................................3 BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS ...............................5 BAB 5. PENUTUP..... .............................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10 LAMPIRAN ............................................................................................................v Lampiran 1. Penggunaan Dana .......................................................................v Lampiran 2. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan ........................................... vii DAFTAR TABEL Tabel 3.1.Indikator Keberhasilan Jangka Pendek (IKJP) ................................... 5 Tabel 4.1. Pengujian Suhu Kalam ....................................................................... 7 Tabel 4.2. Perbandingan Suhu KALAM dengan Pot In Pot ............................... 7 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Bagan KALAM .............................................................................. Gambar 4.1. Gambar Gerabah (a) Bagian Luar Ruang Pendingin KALAM (b) Bagian Dalam Ruang Pendingin KALAM ......................................................... Gambar 4.2. Pembuatan Rangka KALAM ......................................................... Gambar 4.3. (a) Pembuatan KALAM (b) Hasil Perakitan ................................ Gambar 4.4. Uji Suhu KALAM .......................................................................... Gambar 6.1. Desain Ergonomi ............................................................................
4 6 6 6 7 9
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulkas dipakai setiap hari untuk mendinginkan minuman ataupun makanan agar tidak mudah rusak. Kulkas yang banyak beredar di masyarakat menggunakan freon sebagai bahan pendinginnya dan listrik sebagai sumber energi utamanya yang bersumber dari PLN dimana sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui. Penggunaan listrik di Jawa Timur mencapai 24 juta KWH dengan konsumsi rumah tangga yang mencapai lebih dari 7 juta pelanggan dengan energi terjual mencapai 9 juta KWH (Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2012). Freon pada kulkas memiliki harga indeks Global Warming Potential (GWP) 510 kali lebih besar daripada Karbondioksida (𝐶𝑂2 ), yakni sebesar 4.800 yang artinya bilamana 1 Kg Freon (R-22) terlepas ke udara maka akan menimbulkan efek pemanasan global setara dengan terbuangnya 4.800 kg gas 𝐶𝑂2 di udara (Maulana, 2010). Fakta tersebut melatar belakangi inovasi teknologi yang mampu menghemat penggunaan listrik dan mengurangi penggunaan freon untuk keselamatan bumi. Mohammed Bah Abba dari Nigeria membuat teknologi pendingin makanan tanpa listrik dan freon dari dua pot tanah liat berbeda ukuran, pasir, dan air sehingga berhasil memenangkan kompetisi Rolex dalam menciptakan inovasi pendingin alami yang bernama teknologi pot in pot (Vemale, 2014). Prinsip kerja dari teknologi pot in pot, adalah Evaporative Cooling (pendinginan melalui penguapan) dimana dalam pasir mengalami evaporasi, sehingga efeknya akan mendinginkan ruangan di dalam pot mencapai suhu 19,4° C dalam waktu 13 jam (Bapemas, 2014). Teknologi ini sangat sederhana dan ramah lingkungan tetapi faktanya teknologi pot in pot belum dikembangkan oleh masyarakat khususnya daerah Jember yang mayoritas penduduknya bertani hortikultura. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang mendapatkan banyak inovasi dari kemajuan jaman memperlihatkan bahwa konsumen memerlukan suatu kenyamanan dan kemudahan dalam penggunaan teknologi tersebut. Mengembangkan teknologi pot in pot menjadi kulkas alami dan mengintegrasikan fungsi lainnya dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat. KALAM adalah kulkas alami tanpa listrik dan freon yang menggunakan prinsip pot in pot yang didesain menjadi meja multifungsi, yaitu sebagai meja makan, meja belajar, meja tamu ataupun meja pada bangku-bangku taman yang dapat dipergunakan ditempat umum untuk bersantai. Sebuah Meja dengan desain estetika yang elegan karena bagian dasarnya dari tanah liat yang berkesan eksotis, dibalut dengan kerangka stainless steel yang kuat serta elegan, dan diperindah oleh desain daun meja serta vas bunga dipermukaan meja yang berfungsi sebagai pintu kulkas alami KALAM. Masyarakat sebagai konsumen, akan memiliki nilai lebih terhadap meja ini karena dua fungsi utama perabot rumah tangga yang cukup vital dapat dimiliki oleh satu alat yang ramah lingkungan.
2
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah caranya mengaplikasikan desain kulkas alami tanpa freon dan listrik berbentuk meja multifungsi dengan metode pot in pot ? 2. Bagaimanakah proses pembuatan KALAM ? 3. Bagaimanakah usaha untuk mendapatkan suhu dingin dalam KALAM ? 1.3 Tujuan Tujuan pokok yang hendak dicapai dalam pembuatan KALAM ini adalah diperoleh kulkas alami tanpa listrik dan freon berbentuk meja multifungsi. 1.4 Luaran Yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari program kreativitas ini adalah sebagai berikut: 1. Terciptanya alat KALAM sebagai alternative pengganti kulkas modern yang saat ini masih menggunakan listrik dan Freon. 2. Makanan yang ada pada KALAM tidak ada perbedaan kualitas yang signifikan bila di bandingkan dengan makanan yang ada pada kulkas modern. 3. Publikasi ilmiah Internasional pada jurnal-jurnal yang bertemakan “teknologi”, “desain produk”, dan “lingkungan”. 4. Mendapatkan hak cipta atau paten atas kulkas alami tanpa freon dan listrik berbentuk meja multifungsi menggunakan metode pot in pot. 1.5 Kegunaan Ada beberapa kegunaan yang diharapkan dari program kreatifitas ini, yaitu : 1. alat yang dihasilkan sangat bermanfaat dalam pengembangan teknologi berbasis sumber daya alam lokal yang hemat energi kedepannya, terutama untuk pengembangan kulkas tanpa listrik dan freon. 2. dapat membantu mengurangi ketergantungan akan penggunaan sumber energi fosil sebagai pembangkit listrik yang semakin langka dari waktu kewaktu. 3. dapat membantu mengurangi dampak negatif freon pada atmosfer yang mengancam pemanasan global. 4. dapat memberikan nilai fungsi tambah dalam aplikasi kulkas sebagai meja baik di dapur, ruang belajar, ruang tamu, bahkan ditempat umum baik itu taman ataupun tempat umum lainnya. 5. dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat Jember dalam menyimpan bahan makanan ataupun hasil pertanian tanpa mengeluarkan biaya listrik dalam penggunaan teknologi KALAM. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Listrik dihasilkan dari pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTN, PLTU, pembangkit listrk tenaga batubara, dan minyak fosil. Peran listrik dalam hidup manusia saat ini telah menyentuh segala aspek, hampir semua peralatan elektronika membutuhkan listrik sebagai energi utamanya, salah satunya adalah kulkas (Azwar, 2012).
3
CFC pada kulkas dapat melepaskan atom Chlorine dan dapat merusak lapisan ozon. Penggunaan Freon pada lemari es turut andil dalam pengrusakan lapisan ozon, karena alat ini menggunakan CFC-11, CFC-12, CFC 114 dan HCFC-22 dalam proses kerjanya (Masithah, 2013). Mohammed Bah Abba membuat teknologi pot in pot sehingga terong tetap segar selama 27 hari. Tomat dan paprika bertahan sampai 3 minggu. Sistem Potin-Pot bekerja dengan menempatkan pot tanah liat kecil dalam satu lebih besar. Keduanya dipisahkan oleh pasir lembab. Penguapan menyebabkan pendinginan mempengaruhi dalam pot kecil di bagian dalam (Seed, 2006). dalam era modern saat ini, di lakukan pengembangan terhadap meja agar efisien dapat tercapai dalam berbagai aktifitas (Darmayanto, 2014). Meja multifungsi juga bisa di gunakan sebagai jalan keluar dari ruangan yang terbatas untuk di tempati perabotan rumah tangga, sehingga dapat di jadikan meja makan, meja kerja, dan meja tamu. (Reinhard, 2014). Baja tahan karat dapat dijadikan kerangka meja. Baja tahan karat merupakan kelompok baja paduan tinggi yang berdasarkan pada sistem Fe-Cr, Fe-Cr-C, dan Fe-Cr-Ni dengan unsur paduan utama minimal 10,5% Krom (Cr) dan Nikel (Ni) dengan sedikit unsur paduan lain seperti Molibdenum (Mo), Tembaga (Cu) dan Mangan (Mn) (Indraswari, 2010) Tanah liat merupakan bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan gerabah, dimana kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaiannya yang sangat luas. Kira-kira 70 % atau 80 % dari kulit bumi terdiri dari batuan yang merupakan sumber tanah liat. Dilihat dari sudut ilmu kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni mempunyai rumus Al2O3 2SiO2 H2O (Simanjutak, 2011). Kota Jember memiliki kesuburan berkisar di atas 90 cm dengan temperatur berkisar antara 23ºC - 31ºC. Sampai dengan tahun 1990 sektor kegiatan perdagangan industri, dan buruh tani merupakan kegiatan yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kota Jember yakni sebanyak 49.382 orang atau 20,2% dari total tenaga kerja. Sisanya berada pada sektor pertanian tanaman pangan maupun holtikultura (Jember, 2012). Sehingga adanya kulkas alami dapat membantu masyarakat jember untuk menyimpan hasil pertaniannya. BAB 3. METODE PELAKSANAAN 3.1 Studi Literature Untuk memperkuat ide yang sudah ada maka kami melakukan study literature. Literatur yang kami gunakan berupa buku-buku, artikel-artikel baik dari internet maupun jurnal serta data-data penelitian dan percobaan yang telah dilakukan sebelumnya. 3.2 Pengumpulan Alat Dan Bahan Yang Akan Di Gunakan Untuk Proses Pembuatan Kalam
4
Alat dan bahan untuk pembuatan KALAM dikumpulkan untuk mempermudah kinerja pembuatan alat. 3.3 Perencanaan Dan Pembuatan System Perancangan arsitektural KALAM membutuhkan bagan sebagai awal panduan dalam merancang KALAM agar terstruktur. Pada kenyataannya suatu bagan harus aktif untuk melanjutkan ke bagan lainnya, untuk itu bagan harus disertakan untuk mengetahui proses kerja perancangan KALAM. KALAM
DAUN MEJA
PENUTUP RUANG PENDINGIN BERUPA VAS BUNGA
RUANG PENDINGIN
RANGKA MEJA
Gambar 3.1 Bagan KALAM
3.3.1 Membuat Rangka meja multifungsi Rangka meja multifungsi terbuat dari besi stainlees berpenampang silinder dengan dimensi tinggi rangka 75 cm jumlah kaki rangka meja ada 4 buah disertai dengan roda untuk memudahkan proses pemindahan meja. 3.3.2 Membuat Wadah tempat pendingin Wadah tempat pendingin terbuat dari bahan tanah liat yang sudah di bakar menjadi gerabah, terdapat dua buah gerabah berbentuk tabung dengan dimensi tabung 1 diameter dalam 35 cm dan dimensi tabung 2 tinggi 50 cm diameter luar 50 cm dan tinggi 50 cm. Terdiri dari dua lapisan di mana antar lapisan tersebut di beri pasir dan air. 3.3.3 Membuat Penutup tempat pendingin Penutup tempat pendingin terbuat dari bahan tanah liat yang sudah di bakar menjadi gerabah. Berbentuk lingkaran diameter 35 cm yang menempel dengan vas bunga yang ada di atasnya sehingga memudahkan dalam proses pengambilan. Beberapa keuntungan dalam menggunakan KALAM adalah sebagai berikut: 1. Biaya penggunaan lebih murah karena tanpa listrik 2. Ramah terhadap lingkungan karena tanpa freon 3. Suhu yang dihasilkan dapat mencapai 190C pada suhu luar 250C bahkan di Indonesia dapat mencapai 150C 4. Bentuk desainnya multifungsi yang dapat diaplikasikan sebagai pendingin dan meja secara bersamaan. 3.4 Membuat Daun Meja KALAM Pada proposal yang diajukan, daun meja didesain dari kaca namun karena mengalami kesulitan pada proses pelubangan dan karena alasan estetika yang hasilnya lebih eksotis jika menggunakan kayu maka prototipe daun meja KALAM dibuat menggunakan kayu dengan diameter alas 120 cm dan memiliki diameter lubang 35 cm.
5
3.5 Merakitan KALAM Proses perakitan KALAM antara lain : 1. pemasangan gerabah besar pada rangka 2. pemasangan gerabah kecil di dalam gerabah besar 3. pemberian pasir dan air di sela-sela antara gerabah kecil dan besar 4. pemasangan alas meja dan penutup gerabah kecil. 3.6 Menguji coba alat KALAM Pada tahap ini alat diuji coba, apakah mekanisme berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Apakah hasil dari suhu yang tercapai pada alat sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Pengujian lab perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas hasil kehigienisan alat. Juga perbaikan pada sistem yang belum sesuai dilakukan pembenahan pada tahap ini. 3.7 Indikator Keberhasilan Jangka Pendek (IKJP) Proses pendinginan makanan di dalam KALAM ini di katakan berhasil jika suhu yang ada di dalam sistem sesuai dengan spesifikasi yang di perlukan. Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Jangka Pendek (IKJP) Waktu Suhu KALAM Suhu udara luar Waktu o o pot ( C) ( C) pendinginan pendinginan 15 menit 23,7 23,8 15 menit 20 menit 23,6 24 20 menit 30 menit 23,2 23,8 30 menit 45 menit 21,7 24,7 45 menit 1 jam 21 24,8 1 jam 1 jam 15 menit 20,4 25 1 jam 15 menit 1 jam 30 menit 20,1 24,7 1 jam 30 menit 1 jam 40 menit 19,9 24,7 1 jam 40 menit 2 jam 30 menit 19,5 24 2 jam 30 menit 2 jam 40 menit 19,4 24.4 2 jam 40 menit 13 jam 19,4 25 13 jam Bahkan di Indonesia menurut Fatra bahwa penurunan suhu dalam pot in pot dapat mencapai suhu 15 derajat (Anonim, 2013). BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 Survey Lokasi Pembuatan Gerabah Survey lokasi di lakukan dengan cara mencari tempat produksi gerabah di daerah Besuki yang meliputi Jember, Lumajang, Bondowoso, Banyuwangi dan Probolinggo. Daerah industry gerabah yang ada di Besuki berada di desa Sumber Kemuning kecamatan Tamanan kabupaten Lumajang. Pemesanan gerabah berjumlah dua unit besar dan kecil di lakukan sesuai dengan desain yang telah di tentukan. Pemesanan gerabah dimulai pada bulan Februari 2015.
6
(a)
(b)
Gambar 4.1 Gambar Gerabah (a) Bagian Luar Ruang Pendingin KALAM (b) Bagian Dalam Ruang Pendingin KALAM
4.2 Perancangan Dan Perencanaan Kalam Perencanaan dan perancangan alat dilakukan untuk mendapatkan kerangka yang sesuai dalam pembuatan KALAM. Kegiatan ini meliputi pembuatan desain rancang bangun kerangka KALAM yang dilaksanakan pada bulan maret 2014.
Ganbar 4.3 Pembuatan Rangka KALAM 4.3 Pembuatan KALAM Pembuatan KALAM meliputi pembelian alat dan bahan hingga pengerjaan. Penggunaan air dan pasir dalam pembuatan KALAM yaitu 40 kg pasir ditambahkan 10 liter air.
(a) (b) Gambar 4.3 (a) Pembuatan KALAM (b) Hasil Perakitan 4.4 Pengujian Suhu Pada KALAM Proses pengujian suhu di lakukan dengan memasang thermometer di dinding dalam gerabah kecil. Pengujian di lakukan berdasarkan table 3.1 indikator keberhasilan jangka pendek. Pengujian di lakukan mulai pukul 09.00 sampai 22.00 di dalam ruangan Maka hasil yang di dapat sebagai berikut : Tabel 4.1 Pengujian Suhu KALAM
7
Waktu Suhu KALAM Suhu udara luar pot (oC) (oC) pendinginan 15 menit 24 25 20 menit 23 24 30 menit 23 25 45 menit 21 24 1 jam 21 25 1 jam 15 menit 20 25 1 jam 30 menit 20 26 1 jam 40 menit 19 25 2 jam 30 menit 19 24 2 jam 40 menit 18 26 13 jam 15 24 Berikut ini adalah dokumentasi riset suhu yang dilakukan pada KALAM.
Gambar 4.4 Uji Suhu KALAM
Alat ini mampu menyimpan buah dan bahan makanan lainnya sampai 1 minggu. Dan berikut ini adalah perbandingan suhu yang dicapai oleh KALAM dengan penelitian sebelumnya : Tabel 4.2 Perbandingan Suhu KALAM dan Pot In Pot No Suhu KALAM Suhu Pot In Pot Suhu Pot In Pot di Afrika Indonesia 0 0 1. 15.9 C 19.4 C 150C
Potensi khusus dari hasil pembuatan KALAM diantaranya meliputi : a. Sasaran Aplikasi Alat pada Masyarakat Berdasarkan Tingkat Ekonomi
Harga jual KALAM dengan kualitas standar, kurang lebih sebesar Rp. 1.500.000,. Berdasarkan tingkat ekonomi masyarakat sebagai konsumen, nilai jual KALAM dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu menengah kebawah dan menengah keatas. Harga tersebut disesuaikan dari aplikasi nilai estetika (desain) dan komponen pembangun KALAM yang dipakai. Semakin rumit dan unik desain menyebabkan rumit pula pembuatan KALAM yang akan berdampak pada biaya pembuatan yang tinggi. Begitu juga komponen pembangun KALAM, seperti pemilihan rangka, daun meja, gerabah, dan rak dibagian dalam ruang pendingin, apabila bahan yang dipilih adalah bahan-bahan yang memiliki harga yang tinggi maka akan menghasilkan harga KALAM yang tinggi pula. Sifat pembangunan KALAM yang fleksibel mengakibatkan aplikasi KALAM dapat
8
dinikmati oleh semua elemen masyarakat. Masyarakat dengan daya beli yang rendah dapat memilih KALAM yang sederhana sedangkan masyarakat dengan daya beli tinggi dapat memilih KALAM dengan desain yang lebih baik lagi. Dengan jumlah harga yang sama dalam pembelian kulkas elektrik, maka disini konsumen KALAM lebih diuntungkan karena mendapatkan dua peralatan sekaligus dalam satu alat. b. Potensi KALAM pada Gaya Hidup Sehat di Masyarakat Indikasi sehat dari meja fungsional ini karena bahan yang dipilih relatif konvensional khususnya pada komponen ruang pendinginnya sehingga tidak menyebabkan perpindahan partikel berbahaya dari KALAM kedalam makanan yang disimpan. Tidak diperlukannya aliran listrik dan freon dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan kedua bahan tersebut. KALAM adalah kulkas alami portable yang berfungsi juga sebagai meja sehingga dapat menghemat luas ruangan dalam hal pemakaian tempat. Apabila KALAM diaplikasikan di meja taman di pusat kota atau tempat umum maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan kemudahan pemakaian pendingin alami ditempat umum. Tentu hal ini memiliki 2 nilai guna yang baik yaitu pendingin dan estetika. c. Potensi Meja Fungsional dan Staylist Gaya hidup masyarakat yang berorientasi materi terkadang berujung pada sisi negatif diantaranya adalah sikap berlebih-lebihan baik itu terhadap energi ataupun uang. Tentu ini meresahkan pihak-pihak terkait, semisal para peneliti, komunitas peduli sosial dan lingkungan, pemerintah, dan juga dunia pendidikan. KALAM yang berteknologi sederhana mengajarkan bahwa pemenuhan kebutuhan hidup manusia dapat ditempuh dengan cara sederhana meskipun menginginkan nilai keindahan yang tinggi. Nilai keindahan ini dapat diperoleh dari kreativitas ide desain KALAM yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Staylist tidak harus berujung pada sesuatu yang dianggap berlebihan dan membahayakan, namun juga dapat diperoleh dengan cara arif dan mampu menyelamatkan bumi dari dampak negatif pencemaran lingkungan. BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Perancangan arsitektural KALAM dipergunakan untuk menentukan prosedur kerja pembuatan KALAM agar efektif yang meliputi : study literasi metode pot in pot dan evaporati cooling untuk menghasilkan suhu dingin, serta desain meja multyfungsi agar dapat memadukan 2 komponen alat dengan tepat sehingga diperoleh meja mulyfungsi yang memiliki kemampuan mendinginkan bahan makanan, membuat prosedur kerja pembuatan KALAM, melaksanakan
9
prosedur kerja yang sudah ditetapkan, melakukan pembenahan pada sistem yang error, dan diperoleh KALAM yang sudah siap dipakai. 2. Proses Pembuatan KALAM sesuai prosedur kerja yang sudah ditetapkan selama 4 bulan diantaranya melakukan survei pembuatan, membuat masingmasing komponen sistem, uji coba alat, perbaikan alat, dan pelaporan pembuatan KALAM. 3. Suhu dingin dapat dicapai dengan menentukan perbandingan yang tepat pada ruang berisi pasir yang berfungsi sebagai isolator panas, dan menambahkan handuk basah pada KALAM . 5.2 Saran 1. Desain Ergonomi berupa rancangan sistem rak di ruang pendingin untuk
mempermudah konsumen dalam pengambilannya. Desain ergonomi yang baik diharapkan mampu menyempurnakan sistem kerja KALAM.
Gambar 5.1 Desain Ergonomi
2. Estetika lanjutan dilakukan dengan pemilihan bahan pembangun KALAM, aplikasi seni rupa pada kalam baik itu seni pahat, lukis atau tempel. Hal ini akan meningkatkan nilai jual KALAM. Selain itu desain KALAM dapat disesuaikan dengan kebutuhan terbesar pemakaiannya, misalnya KALAM yang diaplikasikan didapur tentu lebih baik didesain dengan memperhatikan nilai kekuatan terhadap resiko terkena benda dapur lainya, kemudian KALAM yang akan diaplikasikan di bangku taman akan lebih memperhatikan ketahanan KALAM terhadap suhu yang fluktuatif, KALAM sebagai meja tamu akan didesain elegan, KALAM sebagai meja rapat dan meja belajar kelompok dibuat luas, KALAM untuk rumah susun didesain minimalis serta desaindesain lainnya disesuaikan kebutuhan konsumen. 3. Uji Kelayakan Pemakaian KALAM Terhadap Bahan Medis Dan Pangan Skala Industri Uji kelayakan pemakaian KALAM untuk alat pendingin pada bahanbahan medis dan bahan makanan yang memerlukan penyimpanan suhu rendah diperlukan untuk aplikasi KALAM skala industri. Kelayakan aplikasi KALAM untuk menyimpan bahan makanan atau medis tertentu akan mampu mengurangi biaya operasional sistem pendingin pada lembaga tertentu yang membutuhkannya. 4. Reduksi Berat disebabkan sistem kerja KALAM yang menerapkan prinsip evaporative cooling mengharuskan KALAM mengaplikasikan pasir dan tanah
10
liat sebagai komponen penyusun ruang pendingin KALAM. Hal ini membuat berat KALAM mencapai 70 kg sehingga memerlukan aplikasi roda untuk pemindahan KALAM. Berat KALAM yang tidak terlalu besar akan mempermudah konsumen dalam pemanfaatan alat ini. DAFTAR PUSTAKA Azwar. 2012. Listrik Prabayar Dilihat Dari Perilaku Konsumen Di Depok. Jurnal penelitian, dan pengembangan humaniora, Vol 9(2) : 83-90. Bapemas. 2014. Pendingin dari Pot. http://bapemas.jatimprov.go.id/index.php/component/content/article/90berita/540-ttg-pendingin-dari-pot [Kamis, 18 September 2014]. .2012. Kota Jember. http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/jember. [Sabtu, 20 September 2014] Darmayanto, budi, dkk. 2014. Perancangan Meja Mini Multifungsi Berdasarkan Aspek Ergonomi. http://www.ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=JFTI&page=article&op =viewFile&path%5B%5D=2740&path%5B%5D=2366 [Kamis, 18 September 2014] Indraswari, Reni. 2010. Pengaruh Pengelasan. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/135527-T%2027966Pengaruh%20pengelasan-Tinjauan%20literatur.pdf [Rabu, 24 September 2014] Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2012. Tinjauan Ekonomi Dan Keuangan Daerah Prov. Jawa Timur. Jakarta : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Masithah , Itha. 2013. Menipisnya Lapisan Ozon. Jurnal Menipisnya Lapisan Ozon. Juni 2013: 1-11. Maulana, A. 2010. Penggunaan BPO (Bahan Perusak Ozon) di Provinsi Jakarta dari Sektor Refrigerator. Jakarta: APRAL. Reinhard, dkk. 2014. Desain Furnitur Meja Dan Kursi Multifungsi Untuk Apartemen Tipe Studio. Jurnal Sains Dan Seni Pomits Vol. 3 (1) : 33-35. Seed. 2006. Pot-in-Pot Refrigerator. http://www.seed.slb.com/ [Kamis, 18 September 2014]. Simanjutak, R. 2011. Chapter II. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24572/4/Chapter%20II.pdf [Rabu, 24 September 2014] UMY. 2013. Kulkas Padang Pasir. http://www.umy.ac.id/kulkas-padang-pasirmahasiswa-umy.html [Minggu, 21 September 2014] Vemale. 2014. Pot-in-Pot, Mendinginkan Bahan Makanan Dengan Mudah Dan Tanpa Listrik. http://www.vemale.com/kuliner/tips-dapur/63424-pot-in-potmendinginkan-bahan-makanan-dengan-mudah-dan-tanpa-listrik.html [Kamis, 18 September 2014
LAMPIRAN Lampiran 1. Penggunaan Dana 1. Peralatan penunjang Justifikasi Material Kuantitas pemakaian Sarung tangan karet Sarung tangan tahan panas Termo kopel Masker Box barang Gerinda tangan Tool box Bor tangan
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Pelindung tangan
4 pasang
Rp. 11.000,00
Rp.
Pelindung tangan
4 pasang
Rp. 25.000,00
Rp. 100.000,00
1 unit
Rp. 350.000,00
Rp. 350.000,00
1 pack
Rp. 85.000,00
Rp. 85.000,00
1 unit
Rp. 50.000,00
Rp. 50.000,00
1 unit
Rp. 350.000,00
Rp. 350.000,00
1 set
Rp. 500.000,00
Rp. 500.000,00
1 unit
Rp. 350.000,00
Rp. 350.000,00
Untuk mengukur suhu kulkas Melindungi dari asap Tempat barang Memotong plat besi Peralatan perkakas Melubangi alumunium
44.000,00
Sewa ruangan selama 3 bulan
Tempat pembuatan
1 ruangan
Rp. 1.500.000,00
Rp. 1.500.000,00
Rantang Makanan
Tempat makanan pada KALAM
1 Set
Rp. 250.000,00
Rp. 250.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp.3.579.000,00 2. Bahan habis pakai Justifikasi Material pemakaian Baja stainless stell Plat baja stainless
Kuantitas Harga satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Rangka meja
10 m
Rp. 70.000,00
Rp. 700.000,00
Rangka meja
1 m2
Rp 300.000,00
Rp. 300.000,00
v
steel 10 mm Pasir Putih Pelapis kulkas Lem besi Perekat alat Tempat Terpal pembentukan tanah liat
1 m3 5 unit
Rp. 300.000,00 Rp. 10.000,00
Rp. 300.000,00 Rp. 50.000,00
25 m2
Rp. 120.000,00
Rp. 120.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp. 1.470.000,00 3. Honorium Material Biaya Pembentuk Gerabah Sewa Semprot Cat Biaya Pembentukan Meja Bulat Biaya Las aluminium Biaya pemotongan kaca
Justifikasi kegiatan
Kuantitas
Harga satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Membentuk Gerabah
1
Rp. 2.000.000,00
Rp. 2.000.000,00
Alat pengecatan kulkas Membentuk Meja Bulat
1 unit
Rp. 200.000,00
Rp. 200.000,00
1 unit
Rp. 750.000,00
Rp. 750.000,00
Untuk menyambung alumunium Membentuk kaca
1 unit
Rp. 500.000,00
Rp. 500.000,00
1 unit
Rp. 200.000,00
Rp. 200.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp. 3.650.000,00 4. Lain-lain Material Percetakan dan Penggandaan Scan, Materai, Jilid Pembayaran Internet dan Listrik Bulan Maret
Justifikasi kegiatan Penelitian
Kuantitas
Harga satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
10 eksemplar
Rp. 20.000,00
Rp. 200.000,00
Penelitian
Rp. 140.000,00 Rp. 140.000,00
Penelitian
Rp. 272.000,00 Rp. 272.000,00
vi
Pembayaran Internet dan Listrik Bulan April Buah-Buahan Sewa pick up pengangkutan daun meja dan pasir Sewa kamera
Penelitian
Rp. 347.000,00 Rp. 347.000,00
Penelitian
-
Penelitian
Rp. 50.000,00 Rp. 300.000,00
dokumentasi
Rp. 400.000,00 SUB TOTAL (Rp) Rp. 1.709.000,00 Rp. TOTAL KESELURUHAN (Rp) 10.408.000,00
Lampiran 2. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan
(Bimbingan Dengan Dosen Pembimbing)
vii
(Transaksi Sewa Tempat Pembuatan KALAM)
(Pembuatan Rangka KALAM)
viii
(Pemesanan Gerabah)
(Pembuatan Gerabah)
ix
(Perakitan KALAM)
(Diskusi Terkait Pengujian Suhu KALAM)
x
(Foto Rantang Makanan)
xi
(Riset Lanjut)
(Pengujian Suhu KALAM)
xii
(Undangan Sosialisasi Kepada Ketua Tim PKM terdanai)
(Undangan Monev Internal Tahap 1)
xiii
(Undangan Monev Internal Tahap 2)
(Scan Kwitansi Pembayaran) xiv
(Scan Kwitansi Pembayaran)
(Scan Bukti Pembayaran)
xv
(Scan Bukti Pembayaran)
(Scan Kwitansi Pembayaran)
(Scan Kwitansi Sewa Kamera)
xvi
(Bukti Pembayaran Buah)
(Scan Kwitansi Pembayaran) xvii
(Scan Kwitansi Pembayaran)
xviii